Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH PATOLOGI KLINIK

“ELEKTROLIT CAIRAN TUBUH”

Dosen Pengampu : Fenny Restuni, S.Si., Apt

DISUSUN OLEH :

1. Diana Lisdayani 16010096


2. Mariana Nurcahaya Silaban 16010124
3. Sinta Dwi Karisma 16010150
4. Desri 15010022

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI

BOGOR

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat
tertentu(zat terlarut). Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan
keseimbangan asam basa didalam tubuh. Keseimbangan ini dipertahankan
oleh asupan, distribusi dansaluran air dan elektrolit, serta pengaturan
komponen – komponen tersebut oleh ginjal dan paru. Cairan dan elektrolit
masuk kedalam tubuh melalui makanan,minuman, dan cairan intravena
(IV) dan distribusi keseluruh tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya. Jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan cairan dan elektrolit,salah
satunya adalah penyakit. Orang dewasa yang sehat, aktif bergerak
dan memiliki orientasi yang baik biasanya dapat mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolitdan asam basa yang normal karena
mekanismeadaftaif tubuhnya.Namun bayi, bayi, orang dewasayang mende
ritapenyakit berat, klien dengan gangguan orientasi atau klien yang
imobilitasi, serta lansia sering kali tidak mampu merespon secara mandri
dan seiring dengan waktu kemampuan adaptif tubuh mereka tidak lagi
dapat mempertahankan keseimbangan cairan serta elektrolit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud elektrolit dan cairan tubuh?
2. Apa komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia?
3. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi keseimbangan elektrolit
dan cairan tubuh?
4. Apa saja gangguan elektrolit dan cairan tubuh?
5. Apa saja pemeriksaan elektrolit ?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan keseimbangan elektrolit dan cairan tubuh
2. Untuk mengetahui komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh
manusia
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keseimbangan elektrolit
dan cairan tubuh
4. Untuk mengetahui gangguan elektrolit dan cairan tubuh
5. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan elektrolit
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat
terlarut (Price,2006). Kemudian elektrolit itu sendiri adalah zat
kimia myang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan (Price, Silvia, 2006).
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga
kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit
didalamtubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi
homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan dan
elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan ,minuman, dan
cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.

B. Fungsi Cairan Tubuh


1. Memberi bentuk pada tubuh
2. Sebagai pelarut dan tranportasi berbagai unsur nutrisi dan
elektrolit
3. Media untuk terjadinya berbagai reaksi kimia dalam tubuh
4. Untuk performa kerja fisik

C. Komposisi Cairan dan Elektrolit Tubuh


1. Total Air Dalam Tubuh
Air menyusun ± 50 – 60% dari total berat badan. Hubungan antara
berat badan total dan total air dalam tubuh relatif konstan pada tiap
individu dan merupakan refleksi dari lemak tubuh. Jaringan yang
tidak berlemak seperti otot dan organ – organ yang padat
mempunyai kadar air yang tinggi dibandingkan dengan lemak dan
tulang. Sebagai contoh, laki – laki muda yang kurus mempunyai
kadar air dalam tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan
orangtua atau orang yang gemuk. Rata – rata 60% dari berat badan
laki – laki dewasa muda terdiri atas air, sedangkan pada pada
wanita muda rata – rata 50%. Persentasi total air dalam tubuh yang
lebih rendah pada wanita berhubungan dengan persentase yang
tinggi dari jaringan adiposa dan persentase yang rendah dari massa
otot yang dimiliki oleh wanita. Total cairan tubuh diperkirakan
menurun kira – kira 10 – 20 % pada individu yang gemuk dan
meningkat 10 % pada individu yang malnutrisi. Persentase total air
dalam tubuh yang paling tinggi terdapat pada bayi yang baru lahir,
dengan rata – rata 80% dari berat badan totalnya terdiri dari air.
Kandungan air ini akan menurun kira – kira menjadi 65% pada
tahun pertama dan kemudian relatif konstan pada tahun – tahun
berikutnya.
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi
terlarut (zat terlarut)elektrolit dan non-elektrolit.

a. Elektrolit : Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam


larutan dan akan menghantarkan arus listrik. Elektrolit
berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan
kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain
(miliekuivalen/liter). Jumlah kation dan anion, yang diukur
dalam miliekuivalen, dalam larutan selalu sama. mol/L ) atau
dengan berat molekuldalam garam ( milimol/liter mEq/L)
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan.
Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na˖), sedangkan
kation intraselular utama adalah kalium (K˖). Sistem pompa
terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar
dan kalium ke dalam.Anion : ion-ion yang membentuk muatan
negatif dalam larutan. Anion ekstraselular utama adalah klorida
( Clˉ ), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat
(PO4ɜ).
b. Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak
Berdisosiasi dalam larutan dan diukur berdasarkan berat
(miligram per 100 ml-mg/dl).
Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup
kreatinin dan bilirubin.

2. Pembagian Cairan Tubuh


a. Cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia
Agar dapat mempertahankan kesehatan dan
kehidupannya, manusiamembutuhkan cairan dan elektrolit
dalam jumlah dan proporsi yang tepat
di berbagai jaringan tubuh. Hal tersebut dapat dicapai
dengan serangkaian manuver fisika-kimia yang kompleks.
Air menempati proporsi yang besar dalam tubuh.Seseorang
dengan berat 70 kg bisa memiliki sekitar 50 liter air dalam
tubuhnya.Air menyusun 75% berat badan bayi, 70% berat
badan pria dewasa, dan 55%. tubuh pria lanjut usia. Karena
wanita memiliki simpanan lemak yang relative banyak
(relative bebas-air), kandunganair dalam tubuh wanita 10%
lebih sedikit dibandingkan pria. Air tersimpan dalam dua
kompartemen utama dalam tubuh,yaitu :
 Cairan intraselular (CIS).
CIS adalah cairan yang berada dalam sel diseluruh
tubuh. Cairan ini berfungsi sebagai media penting
dalam proses kimia.Jumlahnya sekitar 2/3 dari
jumlah cairan tubuh atau 40% dari berat
badan.Elektrolit kation terbanyak adalah K +, Mg+,
sedikit Na+. Elektolit anion terbanyakadalah
HPO42-, protein-protein, sedikit HCO3-, SO42-,
Cl-
 Cairan ekstraselular (CES).
CES merupakan cairan yang terdapat di luar seldan
menyusun sekitar 30% dari total cairan tubuh. CES
meliputi cairanintravascular, cairan interstisial, dan
cairan transeluler. Cairan interstisial terdapatdalam
ruang antar-sel, plasma darah, cairan serebrospinal,
limfe, serta cairanrongga serosa dan sendi. Akan
tetapi, jumlahnya terlalu sedikit untuk
berperandalam keseimbangan cairan. Guna
mempertahankan keseimbangan kimia danelektrolit
tubuh serta mempertahankan pH yang normal,
tubuh melakukanmekanisme pertukaran dua arah
antara CIS dan CES. Elektrolit yang berperanadalah
: kation dan anion
b. Elektrolit Pada Tubuh Manusia

Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari


elektrolit dan nonelektrolit.Non elektrolit adalah zat
terlarut yang tidak terurai dalam larutan dantidak
bermuatan listrik,seperti:protein,urea,glukosa,oksigen,
karbondioksida dan asam-asam organik. Sedangkan
elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+),kalium(K+),
Kalsium (Ca++),magnesium (Mg++), Klorida (Cl-),
bikarbonat(HCO3-),fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-)
Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh
bervariasi pada satu bagiandenganbagian yang
lainnya,tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap
bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa
jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah
muatan-muatan positif. Komposisi dari elektrolit-elektrolit
tubuh baik pada intarseluler maupun padaplasma terinci
dalamtabel di bawah ini :
D. Sistem Tubuh Yang Berperan Pada Kebutuhan Cairan dan
Elektrolit
1. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar
dalam pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini
terlihat pada fungsi ginjal yakni sebagai pengatur air, pengatur
konsentrasi garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam
basa darah, dan pengaturan ekskresi bahan buangan atau
kelebihan garam. Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan
air diawali oleh kemampuan bagian ginjal seperti glomerulus
sebagai penyaringan cairan. Rata-rata setiap 1 liter darah
mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus,
20% nya disaring ke luar. Cairan yang tersaring, kemudian
mengalir melalui renalis yang sel-selnya menyerap semua
bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal
dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosterone dengan rata-rata
1 ml/kg/jam.
2. Kulit
Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang
terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh
pusat pengatur panas yang disarafi oleh yasamotorik dengan
kemampuan mengendalikan arteriola kutan dengan cara
vasodilatasi dan vasokonstriksi. Banyaknya darah yang
mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit mempengaruhi
jumlah keringat yang dikeluarkan. Proses pelepasan panas
kemudian dapat dilakukan dengan cara penguapan. Proses
pelepasan panas lainnya dilakukan melalui cara pemancaran,
yaitu dengan melepaskan panas ke udara sekitarnya. Cara
tersebut berupa cara konduksi dan konveksi. Cara konduksi
yaitu pengalihan panas ke benda yang disentuh, sedangkan cara
konveksi yaitu mengalirkan udara yang panas ke permukaan
yang lebih dingin.
3. Paru-paru
Organ paru-paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan
menghasilkan insensible water loss ± 400 ml/hari. Proses
pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan
frekuensi dan kedalaman pernafasan (kemampuan bernafas),
misalnya orang yang melakukan olah raga berat.
4. Gastrointestinal
Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang
berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses
penyerapan dan pengeluaranair. Dalam kondisi normal, cairan
yang hilang dalam system ini sekitar 100-200 ml/hari. Selain
itu, pengaturan kesimbangan cairan dapat melalui mekanisme
rasa haus yang dikontrol oleh system endokrin (hormonal),
yakni anti diuretic hormone (ADH), system aldosterone,
prostaglandin, dan glukokortikoid.
E. Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Elektrolit Cairan
Tubuh
 Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia.
Dalamhalini,usia berpengaruh terhadap proporsi
tubuh, luas permukaan tubuh, kebutuhan metabolik,
serta berat badan. Bayi dan anak di masa
pertumbuhan memiliki proporsi cairan tubuh yang
lebih besar dibandingkan orang dewasa.Karenanya,
jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan
yang hilang juga lebih besar dibandingkan orang
dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan
anak-anak juga dipengaruhi oleh laju metabolik
yang tinggi serta kondisi ginjal mereka yang belum
atur dibandingkan ginjal orang dewasa. Kehilangan
cairan dapat terjadiakibat pengeluaran cairan yang
besar dari kulit dan pernapasan. Pada
individulansia, ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit sering disebabkan oleh masalah jantung
atau gangguan ginjal
 Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh
terhadap kebutuhan cairan danelektrolit. Aktivitas
menyebabkan peningkatan proses metabolisme
dalam tubuh.Hal ini mengakibatkan penigkatan
haluaran cairan melalui keringat. Dengandemikian,
jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat.
Selain itu, kehilangancairan yang tidak disadari
(insensible water loss) juga mengalami peningkatan
laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.
 Iklim
Normalnya, individu yang tinggal di lingkungan
yang iklimnya tidak terlalu panas tidak akan
mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem
melalui kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini,
cairan yang keluar umumnya tidak dapat disadari
(insensible water loss, IWL). Besarnya IWL pada
tiap individu bervariasi,dipengaruhi oleh suhu
lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia. Individu
yangtinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi atau
di dearah deangankelembapanyang rendah akan
lebih sering mengalami kehilangan cairan dan
elektrolit.Demikian pula pada orang yang bekerja
berat di lingkungan yang bersuhutinggi,mereka
dapat kehilangan cairan sebanyak lima liter sehari
melalui keringat.Umumnya, orang yang biasa
berada di lingkungan panas akan kehilangan
cairansebanyak 700 ml per jam saat berada ditempat
yang panas, sedangkan orang yangtidak
biasa berada di lingkungan panas dapat kehilangan
cairan hingga dua liter per jam
 Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan
cairan dan elektrolit. Jikaasupan makanan tidak
seimbang, tubuh berusaha memcah simpanan
proteindengan terlebih dahulu memecah simpanan
lemak dan glikogen. Kondisi inimenyebabkan
penurunan kadar albumin.
 Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan
dan elektrolit tubuh.Saat stress, tubuh mengalami
peningkatan metabolism seluler, peningkatan
konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot.
Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan
natrium.Disamping itu, stress juga menyebabkan
peningkatan produksi hormone anti deuritik yang
dapat mengurangi produksi urine
 Penyakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi
keseimbangan cairandan elektrolit tubuh Misalnya :
Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan
kehilangan air melalui IWL,penyakit ginjal dan
kardiovaskuler sangatmempengaruhi proses
regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
 Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek
sekunder terhadap kebutuhancairan dan elektrolit
tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung
dapatmenyebabkan penurunan kadar kalsium dan
kalium
 Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun
laksatif secara berlebihan dapat menyebabkan
peningkatan kehilangan cairan dalamtubuh.Akibatn
ya, terjadi defist cairan tubuh. Selain itu, penggunan
diureticmenyebabkan kehilangan natrium sehingga
kadar kalium akan meningkat.Penggunaan
kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi
natrium dan air dalam tubuh
 Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi
mengalamiketidakseimbangan cairan. Beberapa
klien dapat kehilangan banyak darah selama
perode operasi, sedangkan beberapa klien lainya
justru mengalami kelebihan beban cairan akibat
asupan cairan berlebih melalui intravena selama
pembedahan atau sekresi hormon ADH selama
masa stress akibat obat- obat anastesia.

F. Gangguan Kesimbangan Elektrolit dan Cairan Tubuh


a. Gangguan keseimbangan cairan
Defisit volume cairan ( fluid volume deficit [FVD]).
Defisit volume cairan adalah suatu kondisi
ketidakseimbangan yang ditandai dengan defisiensi
cairandan elektrolit di ruang ekstrasel, namun proporsi
antara keduanya (cairan danelektrolit) mendekati normal.
 Dehidrasi isotonik.
Ini terjadi apabila jumlah cairan yang hilang
sebanding dengan jumlah elektrolit yang hilang.
Kadar Na+ dalam plasma 130-145 mEq/l.6.
 Dehidrasi hipertonik.
Ini terjadi jika jumlah cairan yang hilang
sebandingdengan jumlah elektrolit yang hilang.
Kadar Na+ dalam plasma 130-150 mEq/l.7.
 Dehidrasi hipotonik
Ini terjadi apabila jumlah cairan yang hilang
lebihsedikit daripada jumlah elektrolit yang hilang.
Kadar Na+ dalam plasma darahadalah 130 mEq/l

kondisi dehidrasi dapatdigolongkan menurut derajat


keparahan menjadi :

 Dehidrasi ringan.
Pada kondisi ini, kehilangan cairan mencapai 5%
dari berattubuh atau sekitar 1,5-2 liter. Kehilangan
cairan sebesar 5% pada anak yanglebih besar dan
individu dewasa sudah dikategorikan sebagai
dehidrasi berat.Kehilangan cairan yang berlebih
dapat berlangsung melalui kulit, saluranpencernaan,
perkemihan, paru-paru, atau pembuluh darah.
 Dehidrasi sedang.
Kondisi ini terjadi apabila kehilangn cairan
mencapai 5-10% dari berat tubuh atau sekitar 2-4
liter. Kaddar natrium serum berkisar 152-158
mEq/l. Salah satu gejalanya adalah mata cekung.
 Dehidrasi berat.
Kondisi ini terjadi apabila kehilangan cairan
mencapai 4-6liter. Kadar natrium serum berkisar
159-166 mEq/l. Pada kondisi ini penderitadapat
mengalami hipotensi
b. Gangguan keseimbangan elektrolit

 Hiponatremia dan hipernatremia


Hiponatremia adalah kekurangan kadar natrium di
cairan ekstrasel yang menyebabkan perubahan
tekanan osmotic. Hipernatremia adalah kelabihan
kadar natrium di cairan ekstrasel yang menyebabkan
peningkatan tekanan osmotic ekstrasel.

 Hipokalemia dan hiperkalemia.


Hipokalemia adalah kekurangan kadarkalium di
cairan ekstrasel yang menyebabkan pindahnya
kalium keluar sel. Hiperkalemia adalah kelebihan
kadar kalium di cairan ekstrasel.

 Hipokalsemia dan hiperkalsemia


Hipokalsemia adalah kekurangan kada kalsium di
cairan ekstrasel. Hiperkalsemia adalah kelebihan
kadar kalsium pada cairan ekstrasel.
 Hipomagnesemia dan hipermagnesemia.
Hipomagnesemia terjadi apabila kadar magnesium
serum kurang dari 1,5 mEq/l. Hipermagnesemia
adalah kondisi meningkatnya kadarmagnesium di
dalam serum
 Hipokloremia dan hiperkloremia.
Hipokloremia adalah penurunan kadar ionklorida
dalam serum. Hiperkloremia adalah peningkatan
kadar ion klorida serum.
 Hipofosfatemia dan hiperfosfatemia.
Hipofosfatemia adalah penurunankadar fosfat di
dalam serum. Hiperfosfatemia adalah peningkatan
kadar ion fosfat dalam serum

G. Pemeriksaan Elektrolit
a. Natrium (Na+)
Nilai normal : 135 – 144 mEq/L
SI unit : 135 – 144 mmol/L
 Deskripsi :
Natrium merupakan kation yang banyak terdapat di
dalam cairan ekstraseluler.Berperan dalam
memelihara tekanan osmotik, keseimbangan asam-
basa danmembantu rangkaian transmisi impuls
saraf. Konsentrasi serum natrium diaturoleh ginjal,
sistem saraf pusat (SSP) dan sistem endokrin.
 Implikasi klinik :
- Hiponatremia dapat terjadi pada kondisi
hipovolemia (kekurangan cairan tubuh),
euvolemia atau hipervolemia (kelebihan cairan
tubuh). Hipovolemia terjadi pada penggunaan
diuretik, defisiensi mineralokortikoid,
hipoaldosteronism, luka bakar, muntah, diare,
pankreatitis. Euvolemia terjadi pada defisiensi
glukokortikoid, SIADH, hipotirodism, dan
penggunaan manitol. Sedangkan hypervolemia
merupakan kondisi yang sering terjadi pada
gagal jantung, penurunan fungsi ginjal, sirosis,
sindromnefrotik.
- SIADH (Syndrome of Inappropriate
Antidiuretik Hormon) menunjukanp eningkatan
cairan tubuh dan hyponatremia. Pasien
denganSIADH biasanya memiliki konsentrasi
natrium urin yang tinggi danosmolaritas urin
yang tidak sebanding dengan osmolaritas serum.
- Pasien cystic fibrosis dapat menjadi
hiponatremia akibat peningkatan kehilangan
natrium melalui keringat.
- Tanda klinik yang akut dari penurunan kadar
elektrolit dalam tubuh adalah mual, lelah, kram,
gejala psikosis, seizures, dan koma
 Faktor pengganggu
Banyak obat yang mempengaruhi kadar natrium
darah :
- Steroid anabolik, kortikosteroid, laksatif, litium,
dan antiinflamasi nonsteroid dapat
meningkatkan kadar natrium
- Karbamazepin, diuretik, sulfonilurea, dan
morfin dapat menurunkan kadar natrium
- Trigliserida tinggi atau protein rendah dapat
secara artifisial menurunkankadar natrium.
 Hal yang harus diwaspadai
Nilai kritis untuk Natrium:
<120 mEq/L lemah, dehidrasi
90-105 mEq/L gejala neurologi parah, penyebab
vaskular
> 155 mEq/L gejala kardiovaskular dan ginjal
> 160 mEg/L gagal jantung

b. Kalium (K+)
Nilai normal:
0 - 17 tahun : 3,6 - 5,2 mEq/L SI unit : 3,6 - 5,2 mmol/L :
≥18 tahun : 3,6 – 4,8 mEq/L SI unit :3,6 – 4,8 mmol/L
 Deskripsi
Kalium merupakan kation utama yang terdapat di
dalam cairan intraseluler,(bersama bikarbonat)
berfungsi sebagai buffer utama. Lebih kurang 80% -
90%kalium dikeluarkan dalam urin melalui ginjal.
Aktivitas mineralokortikoid dari
adrenokortikosteroid juga mengatur konsentrasi
kalium dalam tubuh. Hanyas ekitar 10% dari total
konsentrasi kalium di dalam tubuh berada di
ekstraseluler dan 50 mmoL berada dalam cairan
intraseluler, karena konsentrasi kaliumdalam serum
darah sangat kecil maka tidak memadai untuk
mengukur kaliumserum. Konsentrasi kalium dalam
serum berkolerasi langsung dengan kondisi fisiologi
pada konduksi saraf, fungsi otot, keseimbangan
asam-basa dankontraksi otot jantung.
 Implikasi klinik
- Hiperkalemia : Faktor yang mempengaruhi
penurunan ekskresi kaliumyaitu: gagal ginjal,
kerusakan sel (luka bakar, operasi), asidosis,
penyakit Addison, diabetes yang tidak terkontrol
dan transfusi sel darah merah.
- Hipokalemia : adalah konsentrasi kalium dalam
serum darah kurangdari 3,5 mmol/L.
- Hipokalemia dan hiperkalemia dapat meningkat
kan efek digitalis dandapat menyebabkan
toksisitas digitalis, sehingga perlu memeriksa
nilai K sebelum pemberian digoksin
 Faktor penggangu
- Penggunaan obat; pemberian penisilin
kalium secara IV mungkin menjadi
penyebab hiperkalemia; penisilin natrium
dapat menyebabkan peningkatan ekskresi
kalium
- Beberapa obat dapat menyebabkan
peningkatan kadar kalium sepertipenisilin
natrium, diuretik hemat kalium
(spironolakton), ACEI, NSAID
- Hiperkalemia juga sering dijumpai pada
gangguan ginjal
- Hiponatremia dapat terjadi pada pasien
dengan penyakit jantung

c. Klorida (Cl-)
Nilai normal : 97 - 106 mEq/L SI unit : 97 - 106 mmol/L
 Deskripsi
Anion klorida terutama terdapat di dalam cairan
ekstraseluler. Klorida berperanpenting dalam
memelihara keseimbangan asam basa tubuh dan
cairan melaluipengaturan tekanan osmotis.
Perubahan konsentasi klorida dalam serum
jarangmenimbulkan masalah klinis, tetapi tetap
perlu dimonitor untuk mendiagnosapenyakit atau
gangguan keseimbangan asam-basa.
 Implikasi klinik
- Penurunan konsentrasi klorida dalam serum
dapat disebabkan oleh muntah, gastritis,
diuresis yang agresif, luka bakar, kelelahan,
diabetikasidosis, infeksi akut. Penurunan
konsentrasi klorida sering terjadibersamaan
dengan alkalosis metabolik.
- Peningkatan konsentrasi klorida dalam
serum dapat terjadi karenadehidrasi,
hiperventilasi, asidosis metabolik dan
penyakit ginjal.
 Faktor penggangu
- Konsentrasi klorida plasma pada bayi biasan
ya lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak
dan dewasa.
- Beberapa obat tertentu dapat mengubah
kadar klorida
- Peningkatan klorida terkait dengan infus
garam IV berlebih
 Hal yang harus diwaspadai
Nilai kritis klorida: <70 atau > 120 mEq/L
atau mmol/L

d. Calsium (Ca++)
Nilai normal : 8,8 – 10,4 mg/dL SI unit : 2,2 – 2,6 mmol/L
 Deskripsi
 Kation kalsium terlibat dalam kontraksi otot, fungsi
jantung, transmisi impulssaraf dan pembekuan
darah. Lebih kurang 98-99% dari kalsium dalam
tubuhterdapat dalam rangka dan gigi. Sejumlah 50%
dari kalsium dalam darahterdapat dalam bentuk ion
bebas dan sisanya terikat dengan protein.
Hanyakalsium dalam bentuk ion bebas yang dapat
digunakan dalam proses fungsional.Penurunan
konsentrasi serum albumin 1 g/dL menurunkan
konsentrasi totalserum kalsium lebih kurang 0,8
mEq/dL
 Implikasi klinik

- Hiperkalsemia terutama terjadi akibat hiperp


aratiroidisme atau neoplasma(kanker).
- Hipokalsemia dapat diakibatkan oleh hiperfo
sfatemia, alkalosis,osteomalasia,
penggantian kalsium yang tidak mencukupi,
penggunaanlaksatif, furosemide, dan
pemberian kalsitonin
- Faktor penggangu
- Jika seorang pasien diketahui memiliki atau didu
ga memiliki abnormalitas pH,pemeriksaan pH
dengan kadar kalsium dilakukan secara
bersamaan
- Banyak obat menyebabkan peningkatan atau pe
nurunan kadar kalsium.Suplemen kalsium yang
dikonsumsi segera sebelum pengumpulan
spesimen akan menyebabkan nilai kalsium
tinggi yang false
- Bagi pasien dengan insufisiensi ginjal menjalani
dialisis, resin penukarion kalsium terkadang
digunakan untuk hiperkalemia. Resin ini
dapatmeningkatkan kadar kalsium

- Hal yang harus diwaspadai


- Nilai kritis total kalsium:
- < 6 mg/dL (1,5 mmol/L) dapat menyebabkan
tetanus dan kejang
- 13 mg/dL (3,25 mmol/L) dapat menyebabkan ka
rdiotoksisitas, aritmia, dankoma)
- Terapi cepat pada hiperkalsemia adalah
kalsitonin

e. Magnesium (Mg2+)
Nilai normal: 1,7 - 2,3 mg/dL SI unit : 0,85 – 1,15 mmol/L
 Deskripsi
Magnesium dibutuhkan bagi ATP sebagai sumber
energi. Magnesium jugaberperan dalam metabolisme
karbohidrat, sintesa protein, sintesa asam nukleat,dan
kontraksi otot. Defisiensi magnesium dalam diet normal
jarang terjadi, tetapidiet fosfat yang tinggi dapat
menurunkan absorpsi magnesium.Magnesium juga
mengatur iritabilitas neuromuskular, mekanisme
penggumpalan darah dan absorbsi kalsium.
 Implikasi klinis
- Hipermagnesemia dapat terjadi pada gagal
ginjal, diabetik asidosis,pemberiandosis
magnesium (antasida) yang besar, insufisiensi
ginjal,hipotiroidisme dan dehidrasi
- Hipomagnesemia dapat terjadi pada diare,
hemodialisis, sindrom malabsorbsi obat (kondisi
tersebut mengganggu absorbsi tiazid,
amfoterisinB, cisplatin), laktasi, pankreatitis
akut, menyusui, alkoholik kronik
- Peningkatan magnesium dapat memberikan efek
sedatif, menekanaktivitas jantung dan
neuromuskular
 Faktor penggangu
- Terapi salisilat, litium dan produk magnesium
jangka panjang (misalnya:antasida, laksatif)
dapat menyebabkan peningkatan kadar
magnesium false, khususnya jika terjadi
kerusakan ginjal
- Kalsium glukonat, seperti juga sejumlah obat
lain, dapat mengganggu metode pemeriksaan
dan menyebabkan penurunan hasil
- Hemolisis akan memberikan hasil invalid,
karena sekitar tiga per empatmagnesium dalam
darah ditemukan pada intrasel darah merah
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat
tertentu (zatterlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatanlistrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan tubuh dibagi dalam duakelompok besar yaitu : cairan
intraseluler dan cairan ekstraseluler. Total jumlah volumecairan tubuh
(total body water-TBW) kira-kira 60 % dari berat badan pria dan 50 %
dariberat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada kandungan
lemak badan dan usia.

Mekanisme kerja cairan dan elektrolit dalam tubuh melalui tiga


proses yaitudifusi, osmosis, dan transportasi. Cairan tubuh didistribusikan
di antara dua kompartemen yaitu pada intraseluler dan ekstraseluler.
Cairan intraseluler kira-kira 2/3atau 40 % dari BB, sedangkan cairan
ekstraseluler 20 % dari BB. Pengeluaran cairan terjadi melalui organ tubuh
yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan gastrointestinal

Keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit normal adalah akibat


dari keseimbangan dinamis antara makanan dan minuman yang masuk
dengankeseimbangan yang melibatkan sejumlah besar sistem
organ. Cairan tubuh dan elektrolit yang dikonsumsi lebih banyak maka
cairan yang dikeluarkan juga lebih banyak.

Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit dalam


tubuh adasembilan faktor yaitu usia, aktivitas, iklim, diet, stress, penyakit,
tindakan medis,pengobatan, dan pembedahan. Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit dalamtubuh dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
kelebihan dan kekurangan cairan danelektrolit.
Daftar pustaka

https://www.academia.edu/5565653/Intepretasi_Pemeriksaan_Lab
oratorium

http://gumilar69.blogspot.com/2013/11/cairan-elektrolit.html

Jurnal Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium


dan Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium Rismawati Yaswir,
Ira Ferawati

https://www.academia.edu/36023612/MAKALAH_ELEKTROLIT
_CAIRAN_TUBUH

Anda mungkin juga menyukai