Elektrolit Cairan Tubuh
Elektrolit Cairan Tubuh
DISUSUN OLEH :
BOGOR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat
tertentu(zat terlarut). Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan
keseimbangan asam basa didalam tubuh. Keseimbangan ini dipertahankan
oleh asupan, distribusi dansaluran air dan elektrolit, serta pengaturan
komponen – komponen tersebut oleh ginjal dan paru. Cairan dan elektrolit
masuk kedalam tubuh melalui makanan,minuman, dan cairan intravena
(IV) dan distribusi keseluruh tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya. Jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan cairan dan elektrolit,salah
satunya adalah penyakit. Orang dewasa yang sehat, aktif bergerak
dan memiliki orientasi yang baik biasanya dapat mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolitdan asam basa yang normal karena
mekanismeadaftaif tubuhnya.Namun bayi, bayi, orang dewasayang mende
ritapenyakit berat, klien dengan gangguan orientasi atau klien yang
imobilitasi, serta lansia sering kali tidak mampu merespon secara mandri
dan seiring dengan waktu kemampuan adaptif tubuh mereka tidak lagi
dapat mempertahankan keseimbangan cairan serta elektrolit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud elektrolit dan cairan tubuh?
2. Apa komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia?
3. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi keseimbangan elektrolit
dan cairan tubuh?
4. Apa saja gangguan elektrolit dan cairan tubuh?
5. Apa saja pemeriksaan elektrolit ?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan keseimbangan elektrolit dan cairan tubuh
2. Untuk mengetahui komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh
manusia
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keseimbangan elektrolit
dan cairan tubuh
4. Untuk mengetahui gangguan elektrolit dan cairan tubuh
5. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan elektrolit
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat
terlarut (Price,2006). Kemudian elektrolit itu sendiri adalah zat
kimia myang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan (Price, Silvia, 2006).
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga
kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit
didalamtubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi
homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan dan
elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan ,minuman, dan
cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.
Dehidrasi ringan.
Pada kondisi ini, kehilangan cairan mencapai 5%
dari berattubuh atau sekitar 1,5-2 liter. Kehilangan
cairan sebesar 5% pada anak yanglebih besar dan
individu dewasa sudah dikategorikan sebagai
dehidrasi berat.Kehilangan cairan yang berlebih
dapat berlangsung melalui kulit, saluranpencernaan,
perkemihan, paru-paru, atau pembuluh darah.
Dehidrasi sedang.
Kondisi ini terjadi apabila kehilangn cairan
mencapai 5-10% dari berat tubuh atau sekitar 2-4
liter. Kaddar natrium serum berkisar 152-158
mEq/l. Salah satu gejalanya adalah mata cekung.
Dehidrasi berat.
Kondisi ini terjadi apabila kehilangan cairan
mencapai 4-6liter. Kadar natrium serum berkisar
159-166 mEq/l. Pada kondisi ini penderitadapat
mengalami hipotensi
b. Gangguan keseimbangan elektrolit
G. Pemeriksaan Elektrolit
a. Natrium (Na+)
Nilai normal : 135 – 144 mEq/L
SI unit : 135 – 144 mmol/L
Deskripsi :
Natrium merupakan kation yang banyak terdapat di
dalam cairan ekstraseluler.Berperan dalam
memelihara tekanan osmotik, keseimbangan asam-
basa danmembantu rangkaian transmisi impuls
saraf. Konsentrasi serum natrium diaturoleh ginjal,
sistem saraf pusat (SSP) dan sistem endokrin.
Implikasi klinik :
- Hiponatremia dapat terjadi pada kondisi
hipovolemia (kekurangan cairan tubuh),
euvolemia atau hipervolemia (kelebihan cairan
tubuh). Hipovolemia terjadi pada penggunaan
diuretik, defisiensi mineralokortikoid,
hipoaldosteronism, luka bakar, muntah, diare,
pankreatitis. Euvolemia terjadi pada defisiensi
glukokortikoid, SIADH, hipotirodism, dan
penggunaan manitol. Sedangkan hypervolemia
merupakan kondisi yang sering terjadi pada
gagal jantung, penurunan fungsi ginjal, sirosis,
sindromnefrotik.
- SIADH (Syndrome of Inappropriate
Antidiuretik Hormon) menunjukanp eningkatan
cairan tubuh dan hyponatremia. Pasien
denganSIADH biasanya memiliki konsentrasi
natrium urin yang tinggi danosmolaritas urin
yang tidak sebanding dengan osmolaritas serum.
- Pasien cystic fibrosis dapat menjadi
hiponatremia akibat peningkatan kehilangan
natrium melalui keringat.
- Tanda klinik yang akut dari penurunan kadar
elektrolit dalam tubuh adalah mual, lelah, kram,
gejala psikosis, seizures, dan koma
Faktor pengganggu
Banyak obat yang mempengaruhi kadar natrium
darah :
- Steroid anabolik, kortikosteroid, laksatif, litium,
dan antiinflamasi nonsteroid dapat
meningkatkan kadar natrium
- Karbamazepin, diuretik, sulfonilurea, dan
morfin dapat menurunkan kadar natrium
- Trigliserida tinggi atau protein rendah dapat
secara artifisial menurunkankadar natrium.
Hal yang harus diwaspadai
Nilai kritis untuk Natrium:
<120 mEq/L lemah, dehidrasi
90-105 mEq/L gejala neurologi parah, penyebab
vaskular
> 155 mEq/L gejala kardiovaskular dan ginjal
> 160 mEg/L gagal jantung
b. Kalium (K+)
Nilai normal:
0 - 17 tahun : 3,6 - 5,2 mEq/L SI unit : 3,6 - 5,2 mmol/L :
≥18 tahun : 3,6 – 4,8 mEq/L SI unit :3,6 – 4,8 mmol/L
Deskripsi
Kalium merupakan kation utama yang terdapat di
dalam cairan intraseluler,(bersama bikarbonat)
berfungsi sebagai buffer utama. Lebih kurang 80% -
90%kalium dikeluarkan dalam urin melalui ginjal.
Aktivitas mineralokortikoid dari
adrenokortikosteroid juga mengatur konsentrasi
kalium dalam tubuh. Hanyas ekitar 10% dari total
konsentrasi kalium di dalam tubuh berada di
ekstraseluler dan 50 mmoL berada dalam cairan
intraseluler, karena konsentrasi kaliumdalam serum
darah sangat kecil maka tidak memadai untuk
mengukur kaliumserum. Konsentrasi kalium dalam
serum berkolerasi langsung dengan kondisi fisiologi
pada konduksi saraf, fungsi otot, keseimbangan
asam-basa dankontraksi otot jantung.
Implikasi klinik
- Hiperkalemia : Faktor yang mempengaruhi
penurunan ekskresi kaliumyaitu: gagal ginjal,
kerusakan sel (luka bakar, operasi), asidosis,
penyakit Addison, diabetes yang tidak terkontrol
dan transfusi sel darah merah.
- Hipokalemia : adalah konsentrasi kalium dalam
serum darah kurangdari 3,5 mmol/L.
- Hipokalemia dan hiperkalemia dapat meningkat
kan efek digitalis dandapat menyebabkan
toksisitas digitalis, sehingga perlu memeriksa
nilai K sebelum pemberian digoksin
Faktor penggangu
- Penggunaan obat; pemberian penisilin
kalium secara IV mungkin menjadi
penyebab hiperkalemia; penisilin natrium
dapat menyebabkan peningkatan ekskresi
kalium
- Beberapa obat dapat menyebabkan
peningkatan kadar kalium sepertipenisilin
natrium, diuretik hemat kalium
(spironolakton), ACEI, NSAID
- Hiperkalemia juga sering dijumpai pada
gangguan ginjal
- Hiponatremia dapat terjadi pada pasien
dengan penyakit jantung
c. Klorida (Cl-)
Nilai normal : 97 - 106 mEq/L SI unit : 97 - 106 mmol/L
Deskripsi
Anion klorida terutama terdapat di dalam cairan
ekstraseluler. Klorida berperanpenting dalam
memelihara keseimbangan asam basa tubuh dan
cairan melaluipengaturan tekanan osmotis.
Perubahan konsentasi klorida dalam serum
jarangmenimbulkan masalah klinis, tetapi tetap
perlu dimonitor untuk mendiagnosapenyakit atau
gangguan keseimbangan asam-basa.
Implikasi klinik
- Penurunan konsentrasi klorida dalam serum
dapat disebabkan oleh muntah, gastritis,
diuresis yang agresif, luka bakar, kelelahan,
diabetikasidosis, infeksi akut. Penurunan
konsentrasi klorida sering terjadibersamaan
dengan alkalosis metabolik.
- Peningkatan konsentrasi klorida dalam
serum dapat terjadi karenadehidrasi,
hiperventilasi, asidosis metabolik dan
penyakit ginjal.
Faktor penggangu
- Konsentrasi klorida plasma pada bayi biasan
ya lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak
dan dewasa.
- Beberapa obat tertentu dapat mengubah
kadar klorida
- Peningkatan klorida terkait dengan infus
garam IV berlebih
Hal yang harus diwaspadai
Nilai kritis klorida: <70 atau > 120 mEq/L
atau mmol/L
d. Calsium (Ca++)
Nilai normal : 8,8 – 10,4 mg/dL SI unit : 2,2 – 2,6 mmol/L
Deskripsi
Kation kalsium terlibat dalam kontraksi otot, fungsi
jantung, transmisi impulssaraf dan pembekuan
darah. Lebih kurang 98-99% dari kalsium dalam
tubuhterdapat dalam rangka dan gigi. Sejumlah 50%
dari kalsium dalam darahterdapat dalam bentuk ion
bebas dan sisanya terikat dengan protein.
Hanyakalsium dalam bentuk ion bebas yang dapat
digunakan dalam proses fungsional.Penurunan
konsentrasi serum albumin 1 g/dL menurunkan
konsentrasi totalserum kalsium lebih kurang 0,8
mEq/dL
Implikasi klinik
e. Magnesium (Mg2+)
Nilai normal: 1,7 - 2,3 mg/dL SI unit : 0,85 – 1,15 mmol/L
Deskripsi
Magnesium dibutuhkan bagi ATP sebagai sumber
energi. Magnesium jugaberperan dalam metabolisme
karbohidrat, sintesa protein, sintesa asam nukleat,dan
kontraksi otot. Defisiensi magnesium dalam diet normal
jarang terjadi, tetapidiet fosfat yang tinggi dapat
menurunkan absorpsi magnesium.Magnesium juga
mengatur iritabilitas neuromuskular, mekanisme
penggumpalan darah dan absorbsi kalsium.
Implikasi klinis
- Hipermagnesemia dapat terjadi pada gagal
ginjal, diabetik asidosis,pemberiandosis
magnesium (antasida) yang besar, insufisiensi
ginjal,hipotiroidisme dan dehidrasi
- Hipomagnesemia dapat terjadi pada diare,
hemodialisis, sindrom malabsorbsi obat (kondisi
tersebut mengganggu absorbsi tiazid,
amfoterisinB, cisplatin), laktasi, pankreatitis
akut, menyusui, alkoholik kronik
- Peningkatan magnesium dapat memberikan efek
sedatif, menekanaktivitas jantung dan
neuromuskular
Faktor penggangu
- Terapi salisilat, litium dan produk magnesium
jangka panjang (misalnya:antasida, laksatif)
dapat menyebabkan peningkatan kadar
magnesium false, khususnya jika terjadi
kerusakan ginjal
- Kalsium glukonat, seperti juga sejumlah obat
lain, dapat mengganggu metode pemeriksaan
dan menyebabkan penurunan hasil
- Hemolisis akan memberikan hasil invalid,
karena sekitar tiga per empatmagnesium dalam
darah ditemukan pada intrasel darah merah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat
tertentu (zatterlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatanlistrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan tubuh dibagi dalam duakelompok besar yaitu : cairan
intraseluler dan cairan ekstraseluler. Total jumlah volumecairan tubuh
(total body water-TBW) kira-kira 60 % dari berat badan pria dan 50 %
dariberat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada kandungan
lemak badan dan usia.
https://www.academia.edu/5565653/Intepretasi_Pemeriksaan_Lab
oratorium
http://gumilar69.blogspot.com/2013/11/cairan-elektrolit.html
https://www.academia.edu/36023612/MAKALAH_ELEKTROLIT
_CAIRAN_TUBUH