Anda di halaman 1dari 24

A.

Tinjaun Teori Medis Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai

fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender

internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, dimana trimester satu berlangsung

dalam 12 minggu, trimester kedua berlangsung 15 minggu (minggu ke 13 sampai minggu ke

27), dan trimester ketiga selama 13 minggu (minggu ke 28 sampai minggu ke 40)

(Saifuddin,2008 ; h. 213).

2. Tanda pasti kehamilan

a. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian – bagian janin

b. Denyut jantung janin

1) Didengar dengan stetoskop, monoaural Lennec

2) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler

3) Dicatat dengan feto-elektrokardiogram

4) Dilihat pada ultrasonografi

c. Terlihat tulang – tulang janin dalam foto rontgen

(Sofian, 2012 ; h. 35 – 37)

3. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III

a. Uterus

Berat menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan, ukurannya untuk pertumbuhan janin

rahim menjadi besar, endometrium menjadi desidua, ukuran kehamilan 30x25x20


kapasitas lebih dari 4000 cc. Pada kehamilan 40 minggu TFU turun kembali dan terletak

3 jari dibawah prosessus xyfoideus (Rukiyah, 2010;h.39).

b. Serviks Uteri

Menjelang akhir kehamilan kadar hormon relaksin memberikan pengaruh perlunakan

kandungan kolagen pada serviks menyebabkan vaskularisasi ke serviks meningkat

selama kehamilan, sehingga serviks menjadi lebih lunak dan warnanya lebih biru

(Rukiyah dkk, 2010;h10).

c. Mammae

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin, estrogen,

dan progesteron akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Papilla mammae membesar,

lebih tegang dan tampak lebih hitam seperti seluruh areola mammae karena

hiperpigmentasi (Rukiyah dkk, 2010;h.42).

d. Sistem Kardiovaskuler

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan

aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena kava inferior ini akan

mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya terjadi penurunan preload dari

cardiac output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal

dengan sindrome hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat akan

mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran. Penekanan pada aorta ini juga akan

mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi

terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun dibandingkan posisi miring. Karena

alasan inilah ibu hamil tidak dianjurkan dalam posisi terlentang pada akhir kehamilan

(Saifuddin, 2008; h. 183).


e. Sistem Pencernaan

Karena kehamilannya berkembang terus, lambung dan usus digeser oleh uterus yang

membesar. Pada 15% sampai 20% wanita hamil, herniasi bagian lambung (hiatus hernia)

terjadi setelah bulan ke tujuh atau ke delapan kehamilan. Keadaan ini disebabkan

pergeseran lambung ke atas, yang menyebabkan hiatus diafragma melebar. Kondisi ini

lebih sering terjadi pada wanita multipara, wanita yang gemuk atau wanita yang lebih tua

(Rukiyah dkk, 2010; h. 48)

f. Sistem Respirasi

Frekuensi bernapas hanya mengalami sedikit perubahan selama kehamilan, tetapi

volume tidal, volume ventilasi permenit dan pengambilan oksigen per menit akan

mengalami penambahan secara signifikan pada kehamilan lanjut. Perubahan ini akan

mencapai puncaknya pada minggu ke 37 dan akan kembali hampir seperti sedia kala

dalam 24 minggu setelah persalinan. (Saifuddin, 2008; h. 185)

g. Metabolik

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan

isinya. Kemudian payudara, volume darah dan cairan ekstraseluler. Diperkirakan selama

kehamilan berat badan bertambah 12,5 kg. Konsentrasi lemak, lipoprotein dan

polipoprotein dalam plasma akan meningkat selama kehamilan. Lemak sebagian besar

disimpan di sentral yang kemudian akan digunakan janin sebagai nutrisi sehingga

cadangan lemak itu akan berkurang. LDL akan mencapai puncaknya pada minggu ke-36,

sementara HDL akan mencapai puncaknya pada minggu ke-25 berkurang sampai minggu

ke-32 dan kemudian menetap. Hal ini dipengaruhi oleh hormon progesteron dan estrogen

(Saifuddin, 2008; h. 180-181)


h. Sistem Integument

Pigmentasi timbul akibat peningkatan hormon hipofise anterior yaitu melenophore

stimulating hormon (MSH) yang meningkat. Melase diwajah disebut kloasma atau

topeng kehamilan adalah bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada kulit di daerah tonjolan

maksila khususnya pada wanita yang berkulit hitam. Kloasma dialami 50-70% wanita

hamil, dimulai setelah minggu ke-16 dan meningkat secara bertahap sampai bayi lahir.

Kloasma yang timbul karena kehamilan normal biasanya akan hilang setelah melahirkan.

Pada waktu yang sama warna areola, puting susu, aksila, dan vulva menjadi lebih gelap

dan warna ini menghilang setelah wanita melahirkan (Rukiyah, dkk, 2010; h. 54)

4. Perubahan Psikologi Ibu Hamil Trimester III

Wanita akan mengalami ketidaknyamanan fisik. Ia akan merasa canggung, jelek,

berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya.

Pada pertengahan trimester ke tiga, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada trimester

sebelumnya akan semakin menghilang karena perutnya yang semakin membesar menjadi

halangan. Alternatif dalam berhubungan seksual agar mencapai kepuasan sebaiknya

didiskusikan dengan pasangan (Varney dkk, 2007; h. 503-504)

Rasa cemas dan takut akan proses persalinan dan kelahiran meningkat yang menjadi

perhatian : rasa sakit, luka saat melahirkan, kesehatan bayinya, kemampuan menjadi ibu

yang bertanggung jawab, dan bagaimana perubahan hubungan dengan suami, ada gangguan

tidur, harus dijelaskan tentang proses persalinan dan kelahiran sejelas-jelasnya agar timbul

kepercayaan pada ibu bahwa dia dapat melalui proses persalinan dengan baik. Informed

consent, komunikasi yang baik dengan ibu (Rukiyah, dkk, 2010; h. 72-73)
B. Tinjauan Teori Askeb

1. IDENTITAS PASIEN
Maksud pertanyaan ini adalah untuk identifikasi (mengenal) penderita dan menetukan status
sosial ekonominya yang harus diketahui, misalnya untuk menetukan anjuran apa atau
pengobatan apa yang akan diberikan.(Hani dkk,2010:87)
a. Nama
Dikaji untuk mengenal klien dan memanggil pasien agar tidak keliru dengan pasien lain.
(Ibrahim, 1996). Memanggil ibu sesuai dengan namanya, menghargai dan menjaga
martabatnya merupakan salah satu asuhan sayang ibu dalam proses persalinan ( Depkes
RI, 2008 : 14).
b. Umur
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi atau tidak. Usia di bawah 16 tahun
atau di atas 35 tahun mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di
bawah 16 tahun meningkatkan insiden preeklamsia. Usia di atas 35 tahun meningkatkan
insiden diabetes, hipertensi kronis, persalinan lama, dan kematian janin. (Varney,2008:
691)
c. Agama
Dikaji untuk mempermudah dalam melakukan pendekatan keagamaan dalam melakukan
asuhan kebidanan juga mengetahui pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan lain.
Dalam keadaan gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui dengan
siapa harus berhubungan misalnya pada agama islam memanggil ustad, pada agama
khatolik memanggil pastur atau pendeta. (Ibrahim.1996:82)
d. Pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya (Ambarwati, 2009 : 130).
e. Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan ibu, gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut (Ambarwati, 2009
: 130).
f. Suku Bangsa
Ini perlu ditanyakan untuk mengadakan statistik kelahiran. Mungkin juga untuk
menentukan prognosa persalinan dengan melihat keadaan panggul. Wanita Asia dan
Afrika biasannya mempunyai panggul bundar dan normal bagi persalinan dan biasanya
wanita-wanita dari barat panggulnya ukuran melintang lebih panjang tetapi ukuran muka
belakang lebih kecil. (Ibrahim,1996 : 82)
g. Alamat
Untuk mengetahui keadaan lingkungan perumahan serta keadaan tempat tinggal ibu.
Dengan mengetahui tempat tinggal ibu, bidan bisa memberikan pilihan kepada ibu akan
di mana ibu tersebut bersalin. Dengan telah meninjau rumah ibu hamil yang bersalin tentu
akan mempengaruhi bagaimana psikologis ibu. Lingkungan yang aman dan bersih akan
membuat ibu bersemangat untuk menyambut bayinya sehingga diharapkan mampu
mempengaruhi power ibu saat mengejan. Mengetahui ibu tinggal di mana, juga menjaga
kemungkinan bila ada ibu yang namanya sama dan memastikan ibu mana yang hendak
ditolong, juga diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada penderita. (Ibrahim,1996 :
81)
h. Data mengenai suami/ penanggung jawab
Hal ini akan memberikan jaminan jika saat persalinan ibu mengalami kegawatdaruratan
maka bidan sudah tahu harus dengan siapa bidan berunding. Dan saat ibu mendapat
pendampingan saat persalinan akan membuat psikologis ibu membaik dan membuat
motivasi dalam mengejan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu
diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui
dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka
akan mendapatan rasa aman dan hasil yang lebih baik. Disebutkan pula bahwa hal
tersebut diatas dapat mengurangi terjadinya persalinan dengan vaakum, cunam, dan
secsio sesar, dan persaalinan berlangsung lebih cepat merupakan asuhan sayang ibu
dalam proses persalinan. (Depkes RI, 2008 :12)

2. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik, yang diungkapkan dengan kata-katanya
sendiri. (Hani dkk,2010:87)
2. Keluhan Utama
Dalam buku obstetri fisiologi keluhan utama perlu di kaji untuk mengetahui apakah

penderita datang untuk memeriksakan kehamilanya ataukah ada pengaduan-pengaduan

lain yang penting. (UNPAD, 1983: 154).

3. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit Kardiovaskular

1) Penyakit Jantung

Gejala dari penyakit jantung pada kehamilan antara lain frekuensi jantung

sangat cepat, sesak napas ketika beraktivitas, dispnea, dan nyeri dada. Penyakit

jantung memberi pengaruh tidak baik pada kehamilan dan janin dalam

kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil konsepsi dapat

menderita pula dan mati, yang kemudian disusul oleh abortus. Apabila konseptus

dapat hidup terus, anak dapat lahir premature dan BBLR. Selain itu janin dapat

menderita hipoksia dan gawat janin dalam persalinan (Saifuddin,2007;h.431).

2) Hipertensi

Hipertensi apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan diastolik > 90

mmHg.. Pada ibu menyebabkan solusio plasenta, koagulasi intravascular

diseminata, gagal hati, perdarahan otak, gagal ginjal akut. Pada janin dapat

menyebabkan terjadi IUGR, prematuritas, kematian janin dalam rahim (Gegor

dan Kriebs, 2010; h. 313). Selain itu, wanita dengan hipertensi yang sudah ada

sebelumnya mengalami peningkatan risiko terjadinya preeklampsia selama

kehamilan (Varney, dkk,2007;h.31).

b. Penyakit sistem pernafasan

1) Tuber kulosis paru


Keluhan yang sering ditemukan adalah batuk-batuk yang lama, badan terasa

lemah, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, kadang-kadang ada batuk

darah, dan sakit di dada (Saifuddin, 2007;h.491).

Pada kehamilan dengan infeksi TBC resiko prematuritas, IUGR, dan berat

badan lahir rendah meningkat, serta risiko kematian perinatal meningkat 6 kali

lipat (Saifuddin, 2010;h.807).

2) Asma

Menurut Saifuddin (2007;h.490) biasanya penderita selama kehamilan

mengeluh napas pendek, berbunyi, sesak dan batuk-batuk. Pengaruh asma pada

ibu dan janin yaitu ibu dapat kekurangan oksigen atau hipoksia. Keadaan

hipoksia bila tidak segera diatasi tentu akan berpengaruh pada janin, dan sering

terjadi keguguran, persalinan premature atau berat janin tidak sesuai dengan usia

kehamilan (gangguan pertumbuhan janin).

c. Penyakit sistem endokrin

1) Diabetes mellitus gestasional

Kriteria skrining dini diabetes mellitus gestasional antara lain obesitas,

riwayat diabetes mellitus gestasional pada kehamilan sebelumnya, riwayat

diabetes kuat keluarga, bayi sebelumnya ≥ 4000 gram, riwayat lahir mati tidak

jelas penyebabnya, glikosuria kambuhan (tes positif 2 kali), dan riwayat

obstetrik buruk (abortus spontan, anomali kongenital) (Kriebs dan Gegor, 2010;

h. 301).

Pada ibu meningkatkan resiko preeklampsi, seksio sesarea, diabetes melitus

tipe II di kemudian hari, sedangkan pada janin meningkatkan risiko makrosomia,


hipoglikemi, sindroma distres respirasi, hiperbilirubinemia, hiopokalsemia, serta

meningkatkan mortalitas dan kematian janin (Saifuddin, 2010; h. 851).

2) Hipertiroid

Gejala klinik dari hipertiroid seperti eksoftalmus, tremor, hiperkinesis,

takikardia, metabolismus basal yang meningkat sampai lebih dari 27%, dan

kadar hormone tiroksin dalam darah tinggi (Saifuddin,2007;h.526). Pada

perempuan yang tidak mendapat pengobatan, atau pada mereka yang tetap

hipertiroid meskipun terapi telah diberikan, akan meningkatkan risiko terjadinya

preeclampsia, kegagalan jantung, dan keadaan perinatal yang buruk. (Saifuddin,

2010;h.848)

3) Hipotiroid

Gejala-gejala klinik: pembengkakan kulit disekitar mata, kulit kering, lekas

letih, suara serak dan lidah besar serta hasil pemeriksaan laboraturium seperti

metabolismus basal dan kadar tiroksin darah yang rendah (Saifuddin,

2007;h.526).

Pada hipotiroid subklinis bisa meningkatkan terjadinya persalinan premture,

solusio plasenta, dan perawatan bayi di NICU (Saifuddin, 2010;h.850)

d. Penyakit sistem urogenital

1) Infeksi saluran kemih (ISK)

Gejala infeksi saluran kemih adalah urgensi kemih, sering berkemih, disuria,

nokturia, hematuria, nyeri abdomen bawah (suprapubik). Pada ibu dapat

menyebabkan terjadinya persalinan kurang bulan, berat badan lahir rendah,

hipertensi, preeklamsi, anemia maternal (Gegor dan Kriebs, 2010; h. 271).


2) Gagal ginjal akut

Gejala klinis gagal ginjal adalah sepsis, oliguria mendadak, azotemia, dan

pembekuan darah intravaskular (DIC). Gagal ginjal akut merupakan komplikasi

menimbulkan koagulopati, gangguan asam-basa, prematuritas, kelebihan cairan,

dan dehidrasi neonatus (Saifuddin, 2010; h. 840)

e. Penyakit sistem saraf

1) Epilepsi

Pada umumnya epilepsi tidak dipengaruhi oleh kehamilan. Namun wanita

hamil dengan epilepsi mempunyai risiko terhadap hipertensi karena kehamilan,

persalinan prematur, bayi berat badan lahir rendah, bayi dengan kelainan bawaan

dan kematian perinatal (Saifuddin, 2010;h.M-46).

f. Penyakit menular

1) HIV

Gejala klinik HIV tidak spesifik mulai dari infeksi tanpa gejala pada

stadium awal sampai gejala berat akibat penurunan imunitas. Kelainan yang

dapat terjadi adalah berat badan lahir rendah, bayi lahir mati, partus preterm,

dan abortus spontan (Saifuddin, 2010;h.933).

2) Sifilis

Menurut Saifuddin (2007;h.551) gejala-gejala sifilis kongenita, di antaranya

pemfigus sifilitikus, deskwamasi pada telapak kaki dan tangan, serta rhagade

di kanan-kiri mulut.
Transmisi treponema dari ibu ke janin umumnya terjadi setelah plasenta

terbentuk utuh, kira-kira umur 16 minggu, kemungkinan untuk timbulnya sifilis

kongenital lebih memungkinkan (Saifuddin, 2010;h.929).

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Riwayat kesehatan keluarga dikaji untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh

penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes, ginjal,

kelainan bawaan, riwayat kembar, dll (Estiwidani dkk, 2008; h.143).

Riwayat keluarga dikaji untuk mengidentifikasi pasangan yang berisiko memiliki bayi

cacat Riwayat keluarga juga memberi informasi tentang penyakit kejiwaan pada kedua

orang tua maupun saudara kandung, dan faktor yang meningkatkan risiko pengabaian

atau penyiksaan anak oleh klien (atau pasangannya). (Wheeler, 2004;h.3).

5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid

Menurut Sulistyowati dan Nugraheny (2010; h. 221-222) riwayat haid tidak

langsung berhubungan dengan persalinan tetapi untuk mengetahui keadaan dasar

organ reproduksi meliputi :

a) Menarche

Menarche adalah usia pertama kali ibu mengalami menstruasi. Untuk wanita

Indonesia menarche mulai pada usia 12-16 tahun. Menurut Varney dkk (2007; h.

144) menarche dini ataupun menopause terlambat akan meningkatkan resiko

kanker payudara akibat jumlah siklus ovulasi lebih lama.

b) Siklus
Siklus menstruasi dikaji teratur atau tidak setiap bulan. Siklus menstruasi

teratur berlangsung 28 hari. Menstruasi teratur penting untuk perhitungan masa

subur (Manuaba, 2007; h.160).

c) Lama

Lama menstruasi ideal terjadi 4-7 hari. Pendarahan kurang jika pendarahan

sekitar 2-3 hari dan banyak jika menstruasi di atas 7 hari, apalagi disertai

gumpalan darah (Manuaba, 2007; h.160).

d) Volume

Data ini menjelaskan seberapa banyak menstruasi dikeluarkan yang

kriterianya banyak, sedang, sedikit dengan mengkaji berapa kali ibu ganti

pembalut dalam sehari (Manuaba, 2007; h.160). Normalnya perdarahan ±100 cc

(Handajani, 2010; h.12)

e) Disminore

Disminore dapat bersifat primer yang disebabkan faktor hormonal. Kadar

prostaglandin yang terlalu tinggi, menimbulkan spasme otot dan terjadi

dismenore (Manuaba, 2007; h.160).

f) Sifat darah

Sifat darah menstruasi adalah encer karena tidak mengandung fibrinogen, dan

berwarna hitam karena berasal dari deskuamasi endometrium (Manuaba, 2007;

h.160).

6. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Gravida dan para

Jumlah gravida dan para dikaji untuk mengidentifikasi masalah potensial

persalinan dan pascapartum. Semakin tinggi paritas (gravida >5) maka insiden
abrupsio plasenta, plasenta previa, perdarahan, serta mortalitas ibu dan bayi

meningkat (Varney dkk, 2008; h. 691).

b. Taksiran usia kehamilan dan perkiraan lahir

Taksiran usia dan perkiraan lahir untuk mengevaluasi ukuran kandungan apakah

cukup bulan atau prematur, dan kemungkinan komplikasi yang muncul (Varney dkk,

2008; h. 692). Penentuan perkiraan lahir dengan rumus Neagle yaitu HPHT hari + 7,

bulan - 3, tahun + 1 (Sofian, 2012; h.35).

c. Pertama kali merasakan gerakan janin

Pertama kali merasakan gerakan janin apabila sudah ≥ 16 minggu (Manuaba,

2007; h.159).

d. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Pemberian imunisasi tetanus toksoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali

saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua

diberikan 4 minggu kemudian (Rukiyah dkk, 2009;h.7).

e. Tablet Fe

Pemberian tablet Fe pada ibu hamil sebanyak 90 tablet semasa kehamilan

tujuannya untuk mencegah defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikkan

kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari

(Rukiyah dkk, 2009;h.7). Menurut Rukiyah (2009;h.7) tablet Fe sebaiknya tidak

diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu penyerapan akan tetapi

sebaiknya tablet Fe diminum bersama air putih.

f. Masalah prenatal
Masalah pranatal penting untuk melakukan penapisan pada ibu terhadap berbagai

kemungkinan komplikasi pada antepartum yang memengaruhi periode intrapartum

misalnya preeklamsia dan anemia atau muncul tanda persalinan misal infeksi saluran

kemih (Varney dkk, 2008; h. 692).

7. Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang Lalu


Pengkajian riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu menurut Varney dkk (2008;

h. 692) :

a. Usia kehamilan yang lalu

Usia kehamilan dikaji untuk mengetahui usia kelahiran bayi termasuk lewat bulan

(≥ 42 minggu) cukup bulan (38-42 minggu), atau kurang bulan (≤ 38 minggu) (Varney

dkk, 2008; h. 919).

b. Komplikasi kehamilan sebelumnya

Komplikasi kehamilan sebelumnya dikaji untuk mengetahui ada masalah

kehamilan sebelumnya seperti diabetes gestasional, hipertensi gestasional,

polihidramnion, presentasi atau posisi abnormal, dll (Varney dkk, 2008; h. 917).

Sehingga dapat menjadi pertimbangan jika masalah tersebut bisa berulang pada

kehamilan saat ini.

c. Metode pelahiran sebelumnya

Metode pelahiran sebelumnya dikaji untuk mengidentifikasi pelahiran melalui

seksio cesarea atau pelahiran pervaginam. Untuk ibu yang mempunyai riwayat seksio

cesarea tidak diperbolehkan untuk pervaginam.

d. Komplikasi persalinan sebelumnya

Komplikasi dikaji untuk mengidentifikasi masalah pelahiran sebelumnya. Menurut

Varney dkk (2008; h. 917) komplikasi persalinan sebelumnya antara lain persalinan
kurang bulan atau lewat bulan, perdarahan, persalinan memanjang, dll. Komplikasi

tersebut akan mempengaruhi persalinan saat ini dan kemungkinan bisa berulang.

e. Riwayat nifas yang sebelumnya

Riwayat nifas sebelumnya dikaji untuk identifikasi lama masa nifas yang

normalnya 6 minggu dan ada komplikasi seperti infeksi, perdarahan, dll (Saifuddin

dkk, 2010; h. 357-358).

8. Riwayat Perkawinan
Data ini penting untuk kita kaji karna dari data ini kita akan mendapatkan gambaran

mengenai suasana rumah tangga pasangan serta kepastian mengenai siapa yang akan

bertanggung jawab dan yang akan mendampingi saat ibu dalam proses kehamilan

maupun saat persalinan (Sulistyawati dan Nugraheny,2010; h. 223)

9. Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga ditanyakan rencana KB

setelah melahirkan. (Hani dkk, 2010; h.90)

10. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari


a. Pola Nutrisi

Dikaji untuk mengetahui bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya.

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010; h. 223). Nafsu makan dengan menu gizi

seimbang misalnya sayur berkuah 3-4 kali /hari. Minum air putih sehari 8 gelas/hari.

(Handajani, 2010; h.14). Peningkatan kalori selama hamil hanya 300 kkal, ibu harus

menambah 2 porsi susu dan 1 porsi daging. (Ladewig, 2008; h. 21-22)

b. Pola Eliminasi
Berkemih lancar, tidak merasa sakit/ nyeri, warna urine jernih, sehari 5-6 kali/

hari. Defekasi 1x/ hari, lancar, tidak merasa sakit, konsistensi lembek. (Handajani,

2010; h. 14)

c. Pola Aktivitas

Melakukan gerak tubuh ringan, misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi hari.

Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dan menghindari kerja fisik

yang dapat menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Saifuddin, 2008 ; h. 287 ).

d. Pola Istirahat dan Tidur

Beristirahat cukup untuk menjaga agar tidak kelelahan, minimal 8 jam pada

malam hari dan 2 jam di siang hari. ( Saifuddin, 2008 ; h. 287 ).

e. Pola Sexual

Pada trimester ke III, hubungan seks kurang lebih dilakukan 1x dalam 2 minggu

(Handajani, 2010; h. 16)

f. Pola Hygiene

Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan anatomik pada

perut, area genetalia/lipat paha, dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit

menjadi lebih lembab dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme (Saifuddin, 2008

; h. 287). Mandi sehari 2x dan sikat gigi, ganti baju dan celana dalam 1-2 x/hari.

(Handajani, 2010; h. 15)

g. Pola Hidup Sehat

Wanita yang merokok selama masa hamil berisiko janinnya mengalami

penurunan perfusi uteroplasenta dan penurunan oksigenasi. Mengonsumsi alkohol

berlebihan selama masa hamil dapat mengakibatkan sindrom alkohol janin ( fetal
alcohol syndrome ), suatu sindrom gambaran wajah yang abnormal, pertumbuhan

kerdil, masalah perilaku, dan kecacatan intelektual dengan berbagai tingkat

keparahan dan retardasi mental kongenital.( Wheeler, 2004 ; h. 12 )

11. Data Psikososial Dan Spiritual


Pengambil keputusan keluarga biasanya suami dan istri. Ibu, suami dan keluarga

sangat mengharapkan kehadiran bayi dengan selamat dan ibu juga sehat. Ibu yang

beragama muslim melakukan sholat 5x / hari dan selalu berdoa untuk keselamatan ibu

dan bayinya (Handajani, 2010; h. 34).

12. Data Pengetahuan


Tingkat pendidikan ibu hamil sangat berperan dalam kualitas perawatan bayinya.

Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang ( Jannah,

2012; h. 143 ). Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil trimester III yaitu

ketidaknyamanan ibu hamil trimester III, tanda-tanda persalinan dan persiapan persalinan

(Jannah, 2012; h. 143 dan Bobak dkk 2005; h. 190).

3. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum

Baik : Jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan dan

orang lain, serta secara fisik pasien tidak mengalami ketergantungan dalam

berjalan (Sulistyawati dan Nugraheny:2010;h.226).

Lemah : Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidak memberikan

respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain dan pasien sudah

tidak mampu berjalan sendiri (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010;h.226).

2) Kesadaran
Menurut Priharjo (2012; h. 23) komposmentis adalah kesadaan sadar sepenuhnya,

dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan dan sekeliling.

3) BB

Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan normal sekitar 9 kg-13,5 kg

(Baety,2012;h.3).

4) TB

Pengukuran tinggi badan dilakukan untuk menapis faktor resiko pada ibu hamil

karena tinggi badan ≤ 145 cm meningkatkan resiko terjadinya CPD (Cepalo Pelvic

Disproportion) (Depkes RI, 2013; h.8).

5) IMT

Berat badan ditimbang untuk memperoleh kenaikan berat badan total selama

kehamilan (Varney dkk, 2008; h. 693).

Tabel 2.2 Rekomendasi Penambahan Berat Badan Selama Hamil

Kategori IMT Rekomendasi (kg)

Rendah < 19,8 12,5-18

Normal 19,8-26 11,5-16

Tinggi 26-29 7-11,5

Obesitas >29 ≥7

Sumber : Saifuddin dkk (2010; h.180)


6) LILA

Standar minimal ukuran LILA pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah

23,5 cm. Jika LILA < 23,5 cm maka interprestasinya adalah Kurang Energi Kronis (

KEK ) ( Jannah, 2012 ; h. 136 ).

7) Tanda Vital
a) Tekanan darah

Nilai normal tekanan sistolik 100-140 mmHg sedang nilai normal tekanan

diastolik 60-90 mmHg (Priharjo, 2012; h. 107).

b) Nadi

Nadi normal usia ≥ 14 tahun adalah 60-100 kali/menit (Priharjo, 2012; h.107).

Frekuensi denyut nadi di antara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama

periode menjelang persalinan (Varney, dkk, 2008;h.687).

c) Suhu

Suhu normal adalah 36-37 0C (Chapman, 2006; h. 40)

d) RR

Frekuensi pernapasan normal 16-24 kali/menit (Priharjo, 2012: 88)

b. Status present

Kepala : rambut bersih, warna hitam, tidak ada

ketombe, tidak rontok, tidak bau, pada kulit kepala tidak ada lesi.

Muka : tidak oedema, tidak ada cloasma

gravidarum, pada dahi tidak ada bekas finger print.

Mata : konjungtifa tidak anemis, sklera tidak

ikterik, palpebra tidak odema.

Telinga : simetris, tidak nampak serumen, fungsi

pendengaran baik.

Hidung : bersih, tidak ada sekret, tidak polip, fungsi penciuman baik.

Mulut : tidak ada stomatitis, tidak bau, tidak ada apthae, fungsi pengecapan

baik.
Gigi : bersih, rapi, tidak ada karang gigi, tidak ada caries, tidak ada sisa

makanan.

Leher: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran

kelenjar gondok, tidak ada tumor.

Dada : payudara membesar, tidak ada tumor, simetris, bunyi jantung regular, tidak

ada mur-mur, tidak ada bunyi wheezing, ronchi. (Rukiyah,

dkk,2009:hal.201)

Abdomen : tidak ada bekas operasi, perut membesar ke arah membujur, tidak ada

nyeri tekan.

Vulva: bersih, tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada kondiloma. (Hani,

dkk,2011:hal.134)

Anus: pada ibu hamil dapat muncul hemoroid pada bulan-bulan terakhir, dan

disebabkan karenaprogesteron serta adanya hambatan arus balik vena.

(Rukiyah, dkk,2009:hal.118)

Ekstremitas: atas : simetris, tidak oedema, tidak ada varices, tidak ada kelainan lain.

Bawah : simetris, tidak oedema, tidak ada varixes, tidak ada

kelainan lain. (Rukiyah, dkk,2009:hal.201-202)

Reflek Patela:Refleks dievaluasi dengan skala 0 sampai 4+ sebagai berikut :

0 : absen, tidak ada respon

1+ : menurun, menghilang, lambat

2+ : normal, rata-rata

3+ : cepat

4+ : sangat cepat, hiperaktif


(Varney,2008;h.1070).

c. Status Obstetri

1) Inspeksi

Muka : tidak ada closma gravidarum, tidak ditemukan oedema dan

pucat

Mammae : simetris, membesar, putting susu menonjol, hiperpigmentasi

areola, kolostrum sudah keluar, tidak teraba benjolan,

konsistensi kenyal (Handajani, 2010; h. 18)

Abdomen : perubahan kulit misalnya linea nigra, striae gravidarum

(Johnson & Taylor, 2005; h. 3)

Vulva : Menurut Bobak dkk (2005; h. 308) pada kala I fase

laten rabas berwarna kecoklatan, sumbatan lendir atau

lendir pucat, bahkan merah muda yang jumlahnya sedikit.

2) Palpasi

a) Abdomen

Leopold I : menentukan bagian janin yang ada di fundus.

Kepala teraba bulat, keras, mudah digerakkan, dapat

diraba karena adanya ballottement, bentuk bokong

teraba tidak beraturan dan lebih lunak.

Leopold II : menggunakan salah satu telapak tangan untuk

mencari dan meraba kontur cembung rata punggung

janin dan bagian yang tidak rata, yang menunjukkan


bagian-bagian kecil (kaki, tangan, siku). Tindakan

ini membantu presentasi janin.

Leopold III : dengan tangan kanan, menentukan bagian janin

yang telah memasuki pintu atas ke panggul sejati.

Dengan hati-hati, pegang bagian bawah uterus di

antara ibu jari dan jari-jari dan tekan sedikit.

Apabila kepala masuk lebih dahulu dan belum

engaged, menentukan sikap kepala.

Leopold IV : dengan menghadap kearah kaki

wanita, dengan menggunakan kedua tangan,

mengenali batas luar kepala janin dengan telapak

tangan dan ujung-ujung jari (Bobak, dkk,

2005;h.309). Jari-jari tangan penolong masih dapat

bertemu berarti konvergen, bila tidak dapat bertemu

maka divergen. ( Handajani, 2010; h. 18)

d. TFU : Pada umur kehamilan > 36 minggu normalnya TFU 36 cm (±2 cm) atau 1

jari dibawah processus xifoideus (Saifuddin,2009;h.93).

TBJ : Menurut Jannah (2012;h.178) perhitungan berat

janin dapat menggunakan rumus :

Jika belum masuk panggul = (TFU-12)x155

Jika sudah masuk panggul = (TFU-11)x155

TBJ untuk kehamilan aterm normalnya adalah 2500

gr sampai 4000 gr (Rukiyah,2009;h.2).


b) Auskultasi

Auskultasi denyut jantung janin dikaji untuk mengetahui frekuensi jantung

bayi ≤ 120 kali/menit atau ≥ 160 kali/menit menunjukkan gawat janin (Varney

dkk, 2008; h. 693). Punctum maksimum, tempat dimana DJJ paling keras

terdengar biasanya di punggung janin. Pada presentasi verteks, DJJ terdengar di

bawah umbilikus ibu, baik pada kuadran bawah kiri atau kanan abdomen (Bobak,

2005; h.309).

e. Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan penunjang pada kehamilan adalah:

1) Pemeriksaan Haemoglobin

Hasil pemeriksaan hemoglobin dikatakan normal apabila 10,5-14 gr % (Hani

dkk, 2011; h.96). Hemoglobin yang dilakukan 2 kali selama kehamilan, yaitu

kunjungan awal dan kehamilan lebih dari 28 minggu atau lebih sering apabila ada

tanda anemia. (Rukiyah dkk, 2010; h. 9).

2) Pemeriksaaan Urine Protein

Pemeriksaan urine protein bertujuan untuk mengetahui komplikasi adanya

preeklampsia pada ibu hamil. Pre eklampsi ini menyebabkan morbiditas dan

mortalitas ibu juga bayi apabila tidak ditangani segera. Hasil ptotein urine

diantaranya adalah (-) urin jernih, (+) ada kekeruhan, (++) kekeruhan mudah dilihat

dan ada endapan, (+++) urine lebih keruh dan endapan yang lebih jelas, (++++) urine

sangat keruh dan disertai endapan menggumpal. (Rukiyah, 2009;h. 151).

3) Pemeriksaan Urine Reduksi


Pemeriksaan urine reduksi bertujuan untuk mengetahui adanya glukosa dalam urine.

Urine normal biasanya tidak mengandung glukosa. Pada ibu yang memiliki riwayat

penyakit diabetes melitus biasanya dalam urine terkandung glukosa. Hasil pemeriksaan

urine reduksi adalah (-) biru atau hijau, (+) hijau atau kuning hijau, (++) kuning

kehijauan, (+++) jingga, (++++) merah bata. (Rukiyah, 2009;h. 152)

Anda mungkin juga menyukai