Oleh
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
HALAMAN KONSULTASI
MUHAMMAD REZKY
L1A1 17 063
I. PENDAHULUAN
berkaki dua, memiliki paruh dan berkembangbiak dengan cara bertelur. Unggas
tergolong hewan ternak yang berlambung tunggal (monogastrik) atau hewan non
ruminansia. Unggas terdiri dari berbagai jenis antar lain ayam, angsa, bebek,
Ayam adalah sejenis unggas yang sering dijadikan sebagai hewan ternak
beradatasi sangat baik. Dengan syarat tempat itu mempunyai sumber makanan
bagi ayam, ayam juga termasuk golongan hewan pemakan segala. Perkawinan
silang antara ayam telah menghasilkan berbagai jenis ayam seperti ayam kampong
Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah
sebutan di Indonesia bagi ayam peliharaan yang tidak ditangani dengan cara
budidaya massal komersial serta tidak berasal-usul dari galur atau ras yang
Ayam ras petelur adalah salah satu jenis ternak unggas yang sangat
Tujuan dari praktikum sifat kuantitatif dan kualitatif ayam kampung dan
1.3. Manfaat
Manfaat dari praktikum sifat kuantitatif dan kualitatif ayam kampung dan
gen asli sebanyak lebih 50 %. Adanya variasi genetik yang tinggi dari ayam
genetik. Oleh karena itu diperlukan data dasar mengenai sifatsifat kualitatif
2011).
Ayam lokal Indonesia selain dipelihara sebagai ayam pedaging dan petelur
aduan, keperluan ritual atau sebagai pemberi kepuasan melalui suara kokok yang
merdu. Informasi dasar yang meliputi ciri spesifik, asal usul, performa dan
produktivitas diperlukan sebagai sumber daya genetik ternak ayam lokal lebih
Ayam petelur adalah salah satu ternak unggas yang cukup potensial di
komersial. Saat ini terdapat dua kelompok ayam petelur yaitu tipe ayam medium
dan tipe ringan. Tipe medium umumnya bertelur dengan kerabang coklat
sedangkan tipe ringan bertelur dengan kerabang putih. Populasi ayam ras petelur
dengan genus Gallus (Tri, 2004). Taksonomi ayam yaitu filum Chordata, subfilum
Vertebrata, kelas Aves, ordo Galliformes, keluarga Phasianidae, genus Gallus dan
Ayam petelur yang sekarang kita kenal adalah strain ayam yang mampu
bertelur sebanyak 300 butir lebih per tahunnya. Ayam-ayam itu pada dasarnya
ayam ras yang merupakan ayam hasil perkawinan silang (silang dalam maupun
silang luar) antara bangsa berbagai bangsa ayam hutan. Ayam hutan merah
(Galus-galus bankiva), ayam hutan ceton (Galus lafayetti), ayam hutan abuabu
(Galus soneratti), dan ayam hutan hijau (Galus varius) (Abidin, 2003).
dipengaruhi oleh banyak pasangan gen dan sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Sifat kuantitatif umumnya dipengaruhi oleh faktor genetik dan factor
digunakan untuk menentukan kebutuhan pakan ternak dan kebutuhan jual beli
ternak. Bobot badan ternak akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur
Bobot badan pada ayam jantan lebih berat bila dibandingkan ayam betina,
demikian pula dengan perubahan lain yang diamati, ukuran tubuh ayam jantan
lebih berat dibandingkan dengan betina. Pada ayam lokal Papua, yaitu bobot
badan ayam jantan lebih berat dibandingkan ayam betina. Hal ini disebabkan
karena dimorfisme seksual pada ayam dan perbedaan pertumbuhan antara ayam
Panjang paruh (PP) di mulai dari pangkal sampai ujung paruh bagian atas
di ukur menggunakan pita ukur. Panjang paruh (PP) ayam kampong rataan pada
jantan 2,47 ± 0,573 cm dan pada betina 2,24 ± 0,479 cm (Rangkuti, 2011).
Tulang sayap ayam terdiri atas dua tulang yaitu radius dan ulna merupakan
bagian dari proximal dari hewan. Radius adalah tulang yang terkecil dari sayap
ulna; sedangkan tulang ulna memiliki ukuran yang lebih besar daripada radius,
bentuknya melengkung dan menghadap ke radius serta kedua jaraknya cukup luas
sayap juga berperan dalam pengeraman telur. Sayap yang panjang akan
cm. Ayam Wareng memiliki panjang rentang sayap sebesar 17,1cm pada ayam
Panjang sayap (PS) diukur mulai dari pangkal sayap hingga ujung bagian
sampai tulang metacarpus dan ujung tulang jari terpanjang pada sayap panjang
sayap. Pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 218.41 ± 14.47 mm dan
188.65 ± 4.84. Keragaman ukuran tubuh hewan disebabkan oleh factor genetic
dan lingkungan. Variasi yang terdapat pada suatu individu disebabkan oleh variasi
Panjang badan (PB) dimulai dari bagian pangkal leher hingga bagian
belakang ayam (tulang pubis) yang dapat di ukur menggunakan pita ukur, dari
Kabupaten Labuhan batu Selatan panjangbadan (PB) rataan pada jantan sebesar
23,66 ± 4,628 cm dan pada betina sebesar 21,44 ± 2,890 cm (Rangkuti, 2011).
jantan adalah 41,51±1,88 dan padat ernak betina 37,47±1,04. Variasi ukuran
tubuh ayam dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan asal bibit yang berbeda,
sedangkan ayam Merawang jantan sebesar 30,60±4,15 cm. Rata-rata lingkar dada
ayam Wareng jantan dan betina masing-masing sebesar 25,1±2,2 dan 23,5±1,9
cm, rata-rata lingkar dada pada ayam ketawa sebesar 24,89±0,94 cm (Andrianto
dkk., 2015).
Sifat kualitatif merupakan sifat yang dikontrol oleh beberapa gen yang
memiliki perbedaan yang jelas antar fenotipnya, biasanya bersifat tidak aditif dan
variasinya tidak . Sifat kualitatif adalah suatu sifat yang dapat mengklasifikasikan
individu-individu ke dalam satu dari dua kelompok atau lebih dan pengelompokan
itu berbeda jelas satu sama lain. Sifat kualitatif sering dipertimbangkan dalam
program pemuliaan karena secara tidak langsung sifat ini berpengaruh terhadap
sifat produksi. Sifat kualitatif dikendalikan oleh satu atau beberapa gen dan sedikit
atau tidak sama sekali dipengaruhi oleh lingkungan, sehingga variasi genetik juga
Warna dasar bulu ayam kampung jantan adalah hitam, sedangkan pada
bulu bagian leher dan punggung berwarna keemasan. Bulu sayap dan ekor
berwarna hitam diselingi satu atau dua lembar bulu berwarna putih. Dimana warna
bulu ayam jantan yang banyak ditemukan adalah hitam dan sangat jarang yang
berwarna polos. Sedangkan ayam Kampung betina umumnya berwarna hitam
bulu putih (I-) yang menurun dari frekuensi fenotipe 28,57% menjadi 21,33%,
warna bulu hitam (E) naik dari frekuensi fenotipe 35,71% menjadi 41,33%,
sedangkan frekuensi fenotipe berwarna yaitu warna coklat kemerahan dan warna
putih kecoklatan (ii) naik dari 23,80% menjadi 25,33% dan pola warna bulu lurik
(B-) naik dari 11,90% menjadi 12%. Secara umum warna bulu putih polos (I-)
adalah warna bulu yang dominan pada minggu kedua dengan frekuensi fenotipe
49%, minggu kelima warna bulu yang dominan yaitu hitam (E-) dengan frekuensi
fenotipe 35,71% sedangkan pada minggu kesepuluh warna bulu yang dominan
yaitu warna bulu hitam (E-) dengan frekuensi fenotipenya 41,33% (Ashar dkk.,
2016).
Warna bulu tipe ayam liar adalah warna bulu yang dominan untuk ayam
kampung jantan yaitu 38% dan warna bulu hitam adalah warna bulu yang
dominan pada ayam kampung betina yaitu 50%. Tingginya presentase warna bulu
tipe bulu liar pada jantan dan bulu hitam pada betina hal ini disebabkan karena
ayam kampung masih mempunyai jarak genetik yang dekat dengan ayam hutan
merah sumatera, dimana ciri-ciri warna bulunya yang khas untuk jantan adalah
tipe liar dan utuk betina coklat bergaris hitam (Pratama, 2006).
putih/kuning (idid) dan hitam/abu-abu (Id-). Pada ayam jantan, frekuensi warna
atau ayam jenis lain akibat perkawinan silang (Ashar dkk, 2016).
kuning/putih pada jantan 74% dan pada betina 66% sedangkan hitam pada
Warna shank dipengaruhi dari kombinasi pigmen lapis atas dan bawah
kulit dengan adanya pigmen karatenoid pada epidermis. Kemudian warna shank
hitam adanya pigmen melanin pada epidermis dan kemudian kedua pigmen
tersebut tidak ada maka shank akan berwarna putih beberapa warna shank
berbeda ditemukan pada ayam dari kombinasi pigmen yang berbeda dilapisan
atas dan bawah kulit. Warna shank kuning dipengaruhi oleh adanya pigmen
karotenoid pada epidermis dan tidak adanya pigmen melanin. Warna shank
hitam dipengaruhi oleh adanya pigmen melanin pada epidermis. Bila kedua
pigmen tersebut tidak ada maka shank berwarna putih (Scanes dkk., 2003),
Bentuk jengger ayam kampung terdiri atas bentuk pea 29%, single
21%, walnut 12% dan rose 38% (Afriani dkk., 2003) . Demikian pula yang
keragaman yang lebih tinggi dibandingkan ayam lokal lainnya. Ayam lokal
adalah ayam Pelung, Kedu Hitam dan Kedu putih. Bentuk jengger ayam
kampung super yang cukup beragam yakni terdiri dari jengger, mawar (rose)
(R_pp), kapri (pea) (rrP), dan tunggal (singel) (rrPP). Dari ketiga macam bentuk
jengger ini, jengger tunggal (rrPP) yang lebih banyak ditemukan, yaitu dengan
frekuensi fenotipe 87,5% pada betina dan 80 % pada jantan. Sementara jengger
kapri (rrP) hanya di temukan pada ayam kampung super betina frekuensi fenotipe
6,25% dan sisianya adalah jengger mawar (rose) (R_pp) frekuensi fenotipe 20 %
Bentuk jengger ayam Kampung betina dengan ciri khas ayam hutan
merah (Gallus gallus) yang merupakan moyang sebagian ayam piara yang ada
pada ayam Kampung betina dengan ayam hutan merah yang menjadi moyang
ayam kampung diduga disebabkan karena pengaruh gen pea kuat terhadap gen
tunggal, dimana ayam Kampung telah menerima aliran gen yang berasal dari
bangsa ayam unggul yaitu ayam Brahma yang memiliki bentuk jengger pea
(Nishida, 2010).
pada jantan maupun pada ternak betina. Perbedaan warna paruh pada ayam
disebabkan gen yang dimilikinya. Penampilan dari suatu sifat tergantung pada
(Amlia, 2016).
2.4.5. Corak Bulu
Distribusi melanin pada bulu sekunder akan menimbulkan pola bulu yang
disebut pola bulu sekunder atau istilah lainnya adalah corak bulu. Corak bulu pada
ayam ada dua jenis corak, yaitu lurik/burik (barred) dilambangkan oleh gen B dan
tidak lurik (non barred) dilambangkan oleh gen b. Gen pembawa sifat corak bulu
ini terpaut kelamin. Kerja gen B ini adalah menghambat deposisi melanin dan
akan menimbulkan garis-garis pada warna dasar hitam sehingga bulu terlihat
hitam bergaris-garis putih. Corak bulu dengan frekuensi tertinggi baik jantan
maupun betina adalah corak lurik pada ternak jantan 0,58 dan betina 0,54. Kerlip
bulu dengan frekuensi tertinggi baik jantan maupun betina adalah kerlip bulu
emas yaitu 0,66 untuk ternak jantan dan 0,62 untuk ternak betina (Ashar, 2016).
III. METODE PRAKTIKUM
Praktikum Sifat Kuantitatif dan Kualitatif Ayam Kampung dan Ayam Ras
Oleo, Kendari.
Alat yang digunakan dalam praktikum sifat kuantitatif dan kualitatif ayam
ayam kampung dan ayam ras petelur dapat dilihat pada Tabel 2.
Prosedur atau cara kerja pada praktikum sifat kuantitatif dan kualitatif
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum sifat
2. Mengukur panjang badan, panjang sayap, panjang paruh dan lingkar dada.
4. Memperhatikan bentuk shank, warna corak bulu, pada ayam kampung dan
ayam petelur.
pengamatan
Membuat laporan sementara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat kualitatif ayam kampung dan ayam ras petelur dapat dilihat pada
tabel 3.
ayam petelur dengan parameter warna bulu ayam diperoleh data yaitu warna bulu
pada ayam kampung adalah hitam. Warna bulu pada ayam kampung dipengaruhi
oleh faktor genetic seperti warna bulu yang diturunkan oleh induk ke anaknya
serta dipengaruhi oleh jenis spsies ayamnya atau bangsanya. Hal ini di tunjang
dengan pernyataan Subekti dan Firda (2011) Warna dasar bulu ayam kampung
jantan adalah hitam, sedangkan pada bulu bagian leher dan punggung berwarna
keemasan. Bulu sayap dan ekor berwarna hitam diselingi satu atau dua lembar
bulu berwarna putih. Dimana warna bulu ayam jantan yang banyak ditemukan
adalah hitam dan sangat jarang yang berwarna polos. Sedangkan ayam Kampung
Warna shank pada ayam kampung berwarna hitam, warna shank pada
ayam dipengaruhi oleh kandungan melanin pada kulit ayam sehingga terjadi
perbedaan warna pada setiap ayam . Hal ini di tunjang dengan pernyataan Tarigan
(2010) yang menyatakan bahwa warna shank dibedakan menjadi warna shank
kuning atau putih dan hitam atau abu-abu. Menurut Amlia (2016) umumnya
warna shank ayam kampong jantan dan betina di Kecamatan Lasalimu berwarna
shank yang dominan baik pada ternak jantan maupun pada ternak betina. Warna
dipengaruhi oleh faktor genetik pada ayam sehingga bentuk jengger setiap ayam
berbeda-beda dan spesies dan bangsa dari ayam juga sangat mempengaruhi
bentuk jengger. Hal ini di tunjang dengan pernyataan Afriani dkk (2003) bahwa
bentuk jengger ayam kampung terdiri atas bentuk pea 29%, single 21%,
Warna paruh ayam kampung adalah hitam putih, warna paruh dipengaruhi
oleh faktor gen dari unggas tersebut. Hal ini di tunjang dengan pernyataan Amlia
paruh yang dominan baik pada jantan maupun pada ternak betina. Perbedaan
warna paruh pada ayam disebabkan gen yang dimilikinya. Penampilan dari suatu
sifat tergantung pada gen-gen yang dimiliki ternak, tetapi keadaan lingkungan
Corak bulu pada ayam kampung dari hasil pengamatan yang di peroleh
yaitu polos. Corak bulu dipengaruhi oleh gen yang diturunkan oleh induk ke
anaknya serta spesies dari unggas tersebut. Hal ini di tunjang oleh pernyaan Ashar
(2016) yang menyatakan bahwa distribusi melanin pada bulu sekunder akan
menimbulkan pola bulu yang disebut pola bulu sekunder atau istilah lainnya
adalah corak bulu. Corak bulu pada ayam ada dua jenis corak, yaitu lurik/burik
(barred) dilambangkan oleh gen B dan tidak lurik (non barred) dilambangkan oleh
Warna bulu ayam diperoleh data yaitu warna bulu pada ayam ras petelur
adalah coklat kemerahan. Warna bulu pada ayam ras dipengaruhi oleh faktor
genetic serta jenis spsies ayamnya atau bangsanya. Hal ini di tunjang dengan
pernyataan Rasyad (2001) yang menyatakan bahwa tipe ayam ras petelur pada
umumnya dibagi menjadi dua macam yaitu tipe ringan dan tipe medium yang
memiliki ukuran yang berbeda, tipe medium memiliki warna bulu berwarna putih
Warna shank pada ayam ras petelur berwarna putih, warna shank pada
ayam dipengaruhi oleh kandungan melanin pada kulit ayam sehingga terjadi
perbedaan warna shank pada setiap ayam . Hal ini di tunjang dengan pernyataan
Tarigan (2010) yang menyatakan bahwa warna shank dibedakan menjadi warna
shank kuning atau putih dan hitam atau abu-abu. Perbedaan warna shank
dermis.
Bentuk jengger ayam ras petelur yaitu berbentuk tunggal, bentuk jengger
dipengaruhi oleh faktor genetik pada ayam sehingga bentuk jengger setiap ayam
berbeda-beda dan spesies dan bangsa dari ayam juga sangat mempengaruhi
bentuk jengger. Hal ini di tunjang dengan pernyataan Ashar (2016) bahwa bentuk
jengger cukup beragam yakni terdiri dari jengger, mawar (rose) (R_pp), kapri
(pea) (rrP), dan tunggal (singel) (rrPP). Dari ketiga macam bentuk jengger ini,
jengger tunggal (rrPP) yang lebih banyak ditemukan, yaitu dengan frekuensi
fenotipe 87,5% pada betina dan 80 % pada jantan. Sementara jengger kapri (rrP)
hanya di temukan pada ayam kampung super betina frekuensi fenotipe 6,25% dan
sisianya adalah jengger mawar (rose) (R_pp) frekuensi fenotipe 20 % pada jantan
dan 6,25%.
Warna paruh ayam ras petelur adalah coklat putih, warna paruh
dipengaruhi oleh faktor gen dari unggas tersebut. Hal ini di tunjang dengan
merupakan warna paruh yang dominan baik pada jantan maupun pada ternak
betina. Perbedaan warna paruh pada ayam disebabkan gen yang dimilikinya.
Penampilan dari suatu sifat tergantung pada gen-gen yang dimiliki ternak, tetapi
Corak bulu pada ayam ras petelur dari hasil pengamatan yang di peroleh
yaitu polos. Corak bulu dipengaruhi oleh gen yang dimiliki yang diturukan oleh
induknya. Hal ini di tunjang oleh pernyaan Ashar (2016) yang menyatakan bahwa
distribusi melanin pada bulu sekunder akan menimbulkan pola bulu yang disebut
pola bulu sekunder atau istilah lainnya adalah corak bulu. Corak bulu pada ayam
ada dua jenis corak, yaitu lurik/burik (barred) dilambangkan oleh gen B dan tidak
lurik (polos) dilambangkan oleh gen b. Gen pembawa sifat corak bulu ini terpaut
kelamin.
Sifat Kuantitatif Pada Ayam Petelur dan Ayam Kampung dapat dilihat pada
tabel 3.
parameter bobot badan yaitu bobot badan kampung sebesar 1.319. Ini disebabkan
oleh faktor gen, nutrisi dan lingkungan yang ada. Hal ini di tunjang oleh
pernyataan Putri (2012) yang menyatakan bahwa bobot badan merupakan salah
satu sifat kegenetikan ternak yang memiliki nilai ekonomis tinggi, dan merupakan
indikator untuk menduga poduksi daging ternak. Ayam Kampung memiliki rataan
Panjang paruh ayam kampung yaitu 2 cm, ini dikarenakan oleh faktor
lingkungan dari ternak tersebut dan jenis yang berbeda dari ayam tersebut. Hal ini
di tunjang dengan pernyataan Rangkuti (2011) bahwa panjang paruh (PP) di mulai
dari pangkal sampai ujung paruh bagian atas di ukur menggunakan pita ukur.
Panjang paruh (PP) ayam kampong rataan pada jantan 2,47 ± 0,573 cm dan pada
Panjang sayap ayam kampung adalah 26,5 cm, hal ini disebabkan oleh
faktor genetic dari ternak tersebut. Hal ini di tunjang dengan pernyataan Subekti
(2011) bahwa panjang sayap (PS) diukur mulai dari pangkal sayap hingga ujung
bagian sampai tulang metacarpus dan ujung tulang jari terpanjang pada sayap
panjang sayap. Pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 218.41 ± 14.47 mm
dan 188.65 ± 4.84. Keragaman ukuran tubuh hewan disebabkan oleh factor
genetic dan lingkungan. Variasi yang terdapat pada suatu individu disebabkan
badan (PB) dimulai dari bagian pangkal leher hingga bagian belakang ayam
(tulang pubis) yang dapat di ukur menggunakan pita ukur, dari rataan setiap
Labuhan batu Selatan panjangbadan (PB) rataan pada jantan sebesar 23,66 ±
Lingkar dada ayam kampung adalah 28,5 cm., ini disebabkan oleh kondisi
lingkungan serta faktor genetic dan bangsa dari ternak tersebut. Hal ini di tunjang
dengan pernyataan Amalia (2016) bahwa rata-rata lingkar dada ayam kampung di
Kecamatan Lasalimu pada ternak jantan adalah 41,51±1,88 dan padat ernak betina
37,47±1,04. Variasi ukuran tubuh ayam kampong dapat disebabkan oleh kondisi
parameter bobot badan yaitu bobot badan ayam ras petelur sebesar 1.545 gram,
bobit badan dipengaruhi oleh faktor genetic dan nutrisi dalam pakan yang
diberikan. Hal ini di tunjang oleh pernyataan Putri (2012) yang menyatakan
bahwa bobot badan merupakan salah satu sifat kegenetikan ternak yang memiliki
nilai ekonomis tinggi, dan merupakan indikator untuk menduga poduksi daging
ternak.
Panjang paruh ayam ras petelur yaitu 3 cm, panjang paruh dipengaruhi
oleh faktor lingkungan dari ternak serta jenis yang berbeda dari ayam tersebut.
Hal ini di tunjang dengan pernyataan Rangkuti (2011) bahwa panjang paruh (PP)
di mulai dari pangkal sampai ujung paruh bagian atas di ukur menggunakan pita
ukur. Panjang paruh pada ayam petelur berkisar antara 2,5 sampai dengan 3,4 cm.
Panjang sayap ayam ras petelur adalah 29 cm, ini disebabkan oleh faktor
genetic dari ternak tersebut. Hal ini di tunjang dengan pernyataan Subekti (2011)
bahwa panjang sayap (PS) diukur mulai dari pangkal sayap hingga ujung bagian
sampai tulang metacarpus dan ujung tulang jari terpanjang pada sayap panjang
sayap. Keragaman ukuran tubuh hewan disebabkan oleh factor genetic dan
lingkungan. Variasi yang terdapat pada suatu individu disebabkan oleh variasi
kuantitatif ayam ras petelur adalah 22 cm. Menurut Rangkuti (2011) panjang
badan (PB) dimulai dari bagian pangkal leher hingga bagian belakang ayam
(tulang pubis) yang dapat di ukur menggunakan pita ukur, dari rataan setiap
ukuran tubuh.
Lingkar dada ayam ras petelur adalah 28,5 cm., lingkar dada ayam ras
petelur dipengaruhi oleh kondisi lingkungan serta faktor genetic dan bangsa dari
ternak tersebut. Hal ini di tunjang dengan pernyataan Amalia (2016 Variasi
ukuran tubuh ayam dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan asal bibit yang
5.1. Kesimpulan
1. Sifat kuantitatif ayam kamung yaitu bobot badan 1.319 gram, panjang paruh 2
cm, panjang sayap 26,5 cm, panjang badan 17 cm dan lingkar dada 28,5 cm.
Sifat kualitatif ayam kampung yaitu warna bulu hitam, warna shank hitam,
warna paruh hitam keputihan, bentuk jengger pea dan corak bulu lurik.
2. Sifat kuantitatif ayam petelur yaitu bobot badan 1.545 gram, panjang paruh 3
cm, panjang sayap 29 cm, panjang badan 22 cm dan lingkar dada 30 cm. Sifat
kualitatif ayam kampung yaitu warna bulu coklat kemerahan, warna shank
putih, warna paruh coklat putih, bentuk jengger tunggal dan corak bulu polos.
5.2. Saran
1. Saran saya untuk laboratorium adalah sebaiknya sebaiknya unggas yang ada di
2. Saran saya untuk asisten untuk memperhatikan praktikan pada saat pratikum
sedang berlangsung karna banyak dari praktikan yang bercerita dan tidak
memperhatikan penjelasan
3. Saran saya untuk pratikan sebaiknya datang tepat waktu dan menggunakan