Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Infeksi Saluran Kemih

Dosen MK : F.A.Metekohy, S,SiT.,M.Kes

Disusun oleh :

Tingkat IIB ( Kelompok VI) :

Gusmawati

P07120317042

Wa Mulyani

P07120317063

Wulan Mardianti Gani

P07120317065

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLTEKES KEMENKES MALUKU

PRODI KEPERAWATAN MASOHI

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat serta
Rahmat dan Karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan pada ISK (Infeksi Saluran Kemih) ” ini.

Dari penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa tiada gading yang tak retak.
Begitupulah kami, manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Untuk itu, saran dan kritik
daripada semua pihak sangatlah kami perlukan agar penyusunan makalah selanjutnya dapat
lebih baik daripada makalah yang sekarang ini.

Masohi, September 2018

Penyusun

Kelompok VI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................


DAFTAR ISI ............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................


A. Latar Belakang ............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................
C. Tujuan .........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................


A. Konsep Medis Infeksi Saluran Kemih ..........................................................................
1. Pengertian Infeksi Saluran Kemih ..........................................................................
2. Penyebab Infeksi Saluran Kemih ...........................................................................
3. Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih ........................................................................
4. Tanda dan Gejala Infeksi Saluran Kemih ...............................................................
5. Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih ................................................................
6. Komplikasi Infeksi Saluran Kemih ..........................................................................
7. Prosedur Penunjang Infeksi Saluran Kemih ...........................................................
B. Asuhan Keperawatan pada klien dengan Infeksi Saluran Kemih .................................
1. Pengkajian
2. Diagnose
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................

A. Kesimpulan .................................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi saluran kencing atau ISK merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi
jutaan orang di setiap tahun.Infeksi Saluran Kemih merupakan penyakit infeksi nomor 2 yang
paling banyak menyerang manusia di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum
wanita tapi sering juga ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih (Milagros.
2012).
Sakit sewaktu buang air kecil merupakan keluhan yang sesekali terjadi dalam hidup
kita.Sebagian besar tidak berbahaya karena hanya disebabkan menahan kencing atau minum
air terlalu sedikit, sehingga kencing berwarna pekat dan merangsang.Namun, bila sakit terjadi
karena infeksi oleh kuman, maka harus diobati karena dapat menimbulkan komplikasi seperti
pendarahan.Selain itu, infeksi juga dapat menjalar ke ginjal atau organ lainnya (Valentina L.
2008
Infeksi ini umumnya memang terjadi pada wanita.Namun bukan berarti pria tidak pernah
terjadi gejala penyakit ini.Hal ini dikarenakan, berdasarkan fakta infeksi saluran kemih terjadi
pada pria.Gejala awal Infeksi Saluran Kemih adalah urin yang dikeluarkan tampak lebih keruh
dan berbau, ingin selalu buang air kecil namun hanya sedikit urin yang keluar dan
menyebabkan rasa terbakar atau sakit pada saluran urin saat buang air kecil (Valentina L.
2008).
Gejala infeksi saluran kemih akut dan gejala infeksi saluran kemih kronis memiliki
persamaan pada proses timbul yang lambat dan radang yang ringan. Pada umumnya gejala
infeksi saluran kemih kronis akan terjadi dalam kurun waktu jangka panjang dan juga akan
terjadi penanahan berulang kali pada urine atau eritrosit. Pada pasien-pasien ini umumnya
memiliki catatan riwayat infeksi saluran kemih akut, batu ginjal serta pertumbuhan yang
abnormal atau faktor lainnya. Oleh karena itu,harus dilakukan pemeriksaan yang lebih lanjut
(Depkes RI, 2014).

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan infeksi saluran kemih?


2. Apa saja penyebab infeksi saluran kemih?
3. Bagaimana patofisiologi infeksi saluran kemih?
4. Apa saja tanda dan gejala infeksi saluran kemih?
5. Bagaimana penatalaksanaan infeksi saluran kemih?
6. Apa saja komplikasi infeksi saluran kemih?
7. Bagaimana prosedur penunjang infeksi saluran kemih?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan infeksi saluran kemih?

Tujuan :

1. Dapat mengetahui pengertian infeksi saluran kemih?


2. Dapat Mengetahui penyebab infeksi saluran kemih?
3. Dapat mengetahui patofisiologi infeksi saluran kemih?
4. Dapat mengetahui tanda dan gejala infeksi saluran kemih?
5. Dapat mengetahui penatalaksanaan infeksi saluran kemih?
6. Dapat mengetahui komplikasi infeksi saluran kemih?
7. Dapat mengetahui prosedur penunjang infeksi saluran kemih?
8. Dapat mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan infeksi saluran kemih?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Medis ISK (Infeksi Saluran Kemih)

1. Pengertian

Infeksi saluran kemih adalah suatu keadaan


adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. (Enggram,
Barbara, 1998).

Infeksi saluran kemih atau Urinaria Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi
mikroorganisme pada saluran kemih (Agus Tessy,2001)

Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme di dalam
saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus, atau
mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadi baik di pria maupun wanita dari semua
umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita infeksi dari pada pria.
(Sudoyo Aru, dkk 2009)

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan dimana kuman atau mikroba tumbuh dan
berkembang biak dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna (IDAI, 2011).

Istilah ISK umum digunakan untuk menandakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran
kemih (Haryono, 2012). ISK merupakan penyakit dengan kondisi dimana terdapat
mikroorganisme dalam urin yang jumlahnya sangat banyak dan mampu menimbulkan infeksi
pada saluran kemih (Dipiro dkk, 2015).

Infeksi saluran kemih pada usia lanjut, dibedakan menjadi :

1. ISK uncomplicated (simple) merupakan ISK sederhana yang teerjadi pada penderita dengan
saluran kencing tak baik, anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usia lanjut terutama
mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.

2. ISK complicated, sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab
sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering
terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagai
berikut :

 Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral obstruksi, atoni
kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan prostatis
 Kelainan faal ginjal : GGA maupun GGK
 Gangguan daya tahan tubuh
 Infeksi yang disebabkan Karen organisme virulen seperti prosteus spp yang
memproduksi urease
2. Etiologi

Infeksi saluran kemih sebagian besar disebabkan oleh bakteri,virus dan jamur tetapi
bakteri yang sering menjadi penyebabnya.

1. Jenis- jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:

1) Escherichia Coli : 90% penyebab ISK uncomplicated (simple)

2) Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated

3) Enterobacter, staphylococcus epididymis, enterococci, dan lain-lain.

2. Pravalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:


 sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
kandung kemih yang kurang efektif
 mobilitas menurun
 nutrisi yang sering kurang baik
 sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
 adanya hambatan pada aliran urin
 hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
3. Patofisiologi

Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri (kuman) masuk ke dalam saluran kemih dan
berkembang biak. Saluran kemih terdiri dari kandung kemih, uretra dan dua ureter dan ginjal
(Purnomo, 2014). Kuman ini biasanya memasuki saluran kemih melalui uretra, kateter,
perjalanan sampai ke kandung kemih dan dapat bergerak naik ke ginjal dan menyebabkan
infeksi yang disebut pielonefritis (National Kidney 10 Foundation, 2012). ISK terjadi karena
gangguan keseimbangan antara mikroorganisme penyebab infeksi (uropatogen) sebagai agent
dan epitel saluran kemih sebagai host.

Mikroorganisme penyebab ISK umumnya berasal dari flora usus dan hidup secara komensal
dalam introitus vagina, preposium, penis, kulit perinium, dan sekitar anus. Kuman yang berasal
dari feses atau dubur, masuk ke dalam saluran kemih bagian bawah atau uretra, kemudian naik
ke kandung kemih dan dapat sampai ke ginjal (Fitriani, 2013).

Menurut Rudi. 2012 infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik
dalam traktus urinarius.Mikroorganisme ini masuk melalui kontak langsung dari tempat infeksi
terdekat, hematogen, limfogen.Ada dua jalur utama terjadi isk, yaitu ansending dan hematogen.
1. Secara asending:
Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain faktor anatomi dimana wanita
memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki-laki sehingga insiden terjadinya isk lebih tinggi,
faktor tekanan urin saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius
(pemeriksaan sitoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
2. Secara hematogen:
Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran
infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal yang memengaruhi struktur dan fungsi ginjal
sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya bendungan total urin yang
mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dll.
4. Tanda dan Gejala

Infeksi saluran kemih dapat diketahui dengan beberapa gejala seperti :

1) Anyang-anyangan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah dicoba untuk
berkemih namun tidak ada air kemih yang keluar
2) Sering kencing dan kesakitan saat kencing, air kencingnya bisa berwarna putih, cokelat,
atau kemerahan dan baunya sangat menyengat.
3) Warna air seni kental/pekat aeperti air the, kadang kemerahan bila ada darah.
4) Nyeri pada pinggang
5) Demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai ginjal (diiringi
rasa nyeri di sisi bawah belkang rusuk, mual, atau muntah)
6) Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh-sembuh
dapat menjadi pemicu terjadinya kanker kandung kemih
7) Pada neonatus usia 2 bulan, gejalanya dapat menyerupai infeksi atau sepsis berupa
demam, apatis, berat badan tidak naik, muntah, mencret, anoreksia, problem minum
dan sianosis (kebiruan)
8) Pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik atau anoreksia
9) Pada anak besar gejalanya lebh khasseperti sakit pada waktu kencing, frekuensi
kencing meningkat, nyeri perut atau pinggang, mengompol, anyang-anyangan
(polakisura) dan bau kencing yang menyengat.
5. Penatalaksanaan
1. Non farmakologi
 Isirahat
 Diet; perbanyak vitamin A dan C untuk mempertahankan epitel saluran kemih
2. Farmakologi
 Antibiotik sesuai kultur, bila hasl kultur belum ada dapat diberikan antibiotic
antara lain cefotaxime, ceftriaxone, kotrimoxsazol, trimetoprim,
fluoroquinolon, amoksisiklin, doksisiklin, aminoglikosid
 Untuk ibu hamil dpat diberikan amoksisiklin, nitrofurantoin, atau sefalosporin
6. Komplikasi
- Gagal ginjal akut
- Ensefalopati hipertensif
- Gagal jantung, edema paru, retinopati hipertensif
7. Pemeriksaan Penunjang

Tatalaksana umum : atasi demam, muntah, dehidrasi dan lain-lain. Pasien dilanjutkan banyak
minum dan jangan membiasakan menahan kencing untuk mengatasi disuria dapat diberikan
fenazopiridin (pyriduin) 7-10 mg/kg BB hari. Faktor predisposisi dicari dan dihilangkan.
Tatalaksana khusus ditujukan terhadap 3 hal, yaitu pengobatan infeksi akut, pengobatan dan
pencegahan infeksi berulang serta deteksi dan koreksi bedah terhadap kelamin anatamis
saluran kemih.
1. Pengobatan infeksi akut : pada keadaan berat/demam tinggi dan keadaan umum lemah
segera berikan antibiotik tanpa menunggu hasil biakan urin dan uji resistensi kuman.
Obat pilihan pertama adalah ampisilin, katrimoksazol, sulfisoksazol asam nalidiksat,
nitrofurantoin dan sefaleksin. Sebagai pilihan kedua adalah aminoshikosida (gentamisin,
amikasin, dan lain-lain), sefatoksin, karbenisilin, doksisiklin dan lain-lain, Tx diberikan
selama 7 hari.
2. Pengobatan dan penegahan infeksi berulang : 30-50% akan mengalami infeksi berulang
dan sekitar 50% diantaranya tanpa gejala. Maka, perlu dilakukan biakan ulang pada
minggu pertama sesudah selesai pengobatan fase akut, kemudian 1 bulan, 3 bulan dan
seterusnya setiap 3 bulan selama 2 tahun. Setiap infeksi berulang harus diobati seperti
pengobatan ada fase akut. Bila relaps/infeksi terjadi lebih dari 2 kali, pengobatan
dilanjutkan dengan terapi profiloksis menggunakan obat antiseptis saluran kemih yaitu
nitrofurantorin, kotrimoksazol, sefaleksi atau asam mandelamin. Umumnya diberikan ¼
dosis normal, satu kali sehari pada malam hari selama 3 bulan. Bisa ISK disertai dengan
kalainan anatomis, pemberian obat disesuaikan dengan hasil uji resistensi dan Tx
profilaksis dilanjutkan selama 6 bulan, bila perlu sampai 2 tahun.
3. Koreksi bedah : bila pada pemeriksaan radiologis ditemukan obstruksi, perlu dilakukan
koreksi bedah. Penanganan terhadap refluks tergantung dari stadium. Refluks stadium I
sampai III bisanya akan menghilang dengan pengobatan terhadap infeksi pada stadium
IV dan V perlu dilakukan koreksi bedah dengan reimplantasi ureter pada kandung kemih
(ureteruneosistostomi). Pada pionefrosis atau pielonefritis atsopik kronik, nefrektami
kadang-kadang perlu dilakukan.
B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INFEKSI SALURAN KEMIH

I. Pengkajian

Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat,
anggal MRS, diagnosa medis.

I. RIWAYAT KESEHATAN
A. Keluhan utama : - Disuria
 Polakisria
 Nyeri
 Terdesak kencing yang berwarna terjadi bersamaan.
B. Riwayat penyakit sekarang
Penyebab dari disuria disebabkan karena masuknya organisme eschericea coli kedalam
kolon.
C. Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pernah sakit ISK.
D. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama
E. Riwayat psikososial dan spiritual
Biasanya klien cemas, bagaimana koping mekanisme yang digunakan gangguan dalam
beribadat karena klien lemah.
F. Pola-pola fungsi kesehatan
1) Pola nutrisi dan metabolisme
Klien mengalami penurunan nafsu makan karena mual, muntah saat makan sehingga
makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali.
2) Pola eliminasi
Eliminasi alvi klien tidak dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama.
Sedangkan eliminasi urine mengalami gangguan karena ada organisme yang masuk
sehingga urine tidak lancar.
3) Pola aktifitas dan latihan
Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total agar tidak terjadi
komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.
4) Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan dengan imobilisasi yang lama.
5) Pola persepsi dan konsepsi diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan penyakitnya dan ketakutan merupakan
dampak psikologi klien.
6) Pola hubungan dan peran
Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan dengan klien dirawat di rumah
sakit dan klien harus bedrest total.
7) Pola penanggulangan stress
Biasanya klien sering melamun dan merasa sedih karena keadaan sakitnya.
8) Pola tata nilai dan kepercayaan
Dalam hal beribadah biasanya terganggu karena bedrest total dan tidak boleh
melakukan aktivitasi karena penyakitnya.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Didapatkan klien tampak lemah, nadi 100x/menit, T = 119/60
2. Tingkat Kesadaran
Normal GCS 4-5-6
3. Sistem Respirasi
Pernafasan normal yaitu 20x/menit, nafsu normal
4. Sistem Kardiovaskuler
Terjadi penurunan tekanan darah
5. Sistem Integumen
Kulit kering, turgor kulit menurun, rambut agak kusam.
6. Sistem Gastrantestinal
Bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor.
7. Sistem Muskuloskeletal.
Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan.
8. Sistem Abdomen
Pada palpasi didapatkan adanya nyeri tekan pada ginjal akibat adanya peradangan akut
maupun kronis dari ginjal atau saluran kemih yang mengenai pelvis ginjal, pielonefritis,
cystitis, uretra.

II. DIAGNOSA
1. Nyeri berhubungan dengan koliks ginjal, pelvis, parenkim, invasi bakteri pada mukosa
kandung kemih (systitis) mengakibatkan nyeri panggul atau nyeri supra pubik
2. Hipertermia berhubungan dengan infeksi diginjal mengakibatkan potensial infeksi dan
ketidakseimbangan cairan.
3. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan trauma mekanik dari infeksi
mengakibatkan disuria, frekwensi dan urgency

III. Perencanaan
1. Diagnosa : Nyeri berhubungan dengan koliks ginjal, pelvis, parenkim, invasi bakteri pada
mukosa kandang kemih mengakibatkan nyeri panggul atau nyeri supropubik.
Tujuan : - nyeri berkurang
- Penurunan kebutuhan terhadap analogetik
Kriteria Hasil : - Nyeri berkurang saat istirahat, aktifitas atau berkemih
Intervensi :
 Nyeri supropubik dan disuria
R/ menandakan terjadinya infeksi pada kandung kemih.
 Kultur urine, urinalisis RBC, WBC, peningkatan pH (infeksi kandung kemih)
R/ Jumlah bakteri 100.000/ml menandakan adanya infeksi yang menyebabkan nyeri.
 Istirahatkan pasien selama perawatan
R/ mencegah timbulnya nyeri.
 Kolaboratif dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik
R/ untuk mengontrol nyeri dan menanggulangi nyeri.

2. Diagnosa : Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi ginjal mengakibatkan


potensial infeksi dan ketidakseimbangan cairan.
Tujuan : Hipertermia dapat ditanggulangi dengan tanda vital dan suhu kembali normal
Kriteria Hasil :- Tidak terjadi demam dan dioporesis
- Tidak ada tanda dan segala dehidrasi
Intervensi :
 Suhu yang meningkat secara persisten
R/ indikasi infeksi renal
 Kulit : suhu, warna, turgar, kering atau lembab.
R/ perubahan penandaan adanya dehidrasi
 Tanda vital : Peningkatan denyut nadi, pernafasan dan suhu
R/ mengtahui perubahan tanda vital
 Kolaboratif dalam pemberian (aspirin, aminahen)
R/ menurunkan panas dengan mengintibisi pusat pengaturan panas suhu.
 Kolaboratif dengan tim medis dalam pemberian antibiotik
R/ membunuh bakteri dengan mengintibisi sistesis dinding sel/mengubah metabolisme
protein sel bakteri.
3. Diagnose : Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan trauma mekanik dan
infeksi mengakibatkan disuria, frekwensi dan urgency.
Tujuan : Pola eliminasi kembali normal tanpa disertai disuria, frekwensi dan urgency
Kriteria Hasil :- Disuria berkurang
- Frekwensi dan urgensi kembali normal
Intervensi :
 Kaji rasa panas, frekwensi, urgency, bau busuk urine, urine bercampur darah, nanah
dan lendir.
R/ menandakan adanya bakteri yang mengakibatkan iritasi kandung kemih
 Ulangi pmx urine : peningkatan RBC, WBC, Urine cultue: bakteri 100.000/ml
R/ menentukan penanganan jika hasil lab kurang dari batas normal.
 Kolaboratif dengan tim medis dalam pemberian antibiotik/sulfanamide (amoxicllin,
sulfiscoxazole)
R/ pengobatan infeksi akan mengurangi gejala dengan menghambat sintetis bakteri
 Kosongkan kandung kemih setiap 4 jam, gunakan tampan/popok dan ganti setiap 3-
4 jam, gunakan pakaian dalam yang terbuat dari katun, hindari celana ketat.
R/ mencegah statis urine dan media pertumbuhan bakteri : kartominasi dan iritasi
genital.
II. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan perwujudan dan rencana tindakan meliputi
beberapa bagian yaitu validasi, secara keperawatan memberikan asuhan keperawatan dan
pengumpulan data (Lumidar 1990)

III. EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang matematis dari rencana tindakan dari masalah
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan kesehatan lainnya (Ependi, 1995).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Infeksi saluran kemih adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih.
Infeksi saluran kemih sebagian besar disebabkan oleh bakteri,virus dan jamur tetapi bakteri
yang sering menjadi penyebabnya. Penyebab ISK adalah Escherichia coli, Proteus sp,
Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas, Proteus, staphylococcus epididymis, enterococci dll.

Saran
Untuk perawat atau teman sejawat agar dapat memprioritaskan masalah sesuai
kebutuhan dasar manusia dan masalah utama klien tersebut, dan rencana tindakan dapat
dilakukan dengan baik. Untuk perawat agar dapat mendokumentasikan semua data pada klien
baik subjektif maupun obyektif dengan benar sehingga dapat membuat evaluasi dengan baik.
Untuk menunjang pendokumentasian pihak rumah sakit harus menyediakan lembaran renpra
untuk perawat ruangan.
Dan saran untuk penderita penyakit ISK agar lebih menjaga kebersihan alat genital
supaya tidak terjadi atau menderita penyakit yang sama, dan juga seperti memperhatikan
kelembaban daerah kelamin ketika cebok atau membersihkan alat kelamin harus benar-benar
bersih dan dikeringkan dengan handuk.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif, Hadi Kusuma.2016. ASUHAN KEPERAWATAN PRAKTIS Berdasarkan
Nanda, NIC,NOC dalam Berbagai Kasus. Yogyakarta: KDT
Harrison.1999.Prinsip-prinsip Penyakit Dalam.Jakarta : ECG
Brashers, Valentina L. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi. Jakarta : ECG
Hariyono, Rudi. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Perkemihan. Yogyakrta: KDT
WasdapaInfeksisaluranKemih.http://www.depkes.go.id/index.php?wasada+infeksi+saluran+kem
ih&act/. Diakses tanggal 200ktober 2016.

Anda mungkin juga menyukai