Anda di halaman 1dari 3

Nama : ilmi kartika ulfa

Nim : N1A11918

Kelas : 1A

Mata kuliah : sosiologi dan antropologi

Nyonya A tinggal di Desa Melati yang berjarak 7 jam perjalanan darat dari pusat kota.
Infrastruktur jalan sangat tidak mendukung sehingga membuat desa ini tergolong ke
dalam desa yang terisolasi. Fasilitas kesehatan yang ada di desa tersebut hanya 1 klinik
Bidan Desa. Puskesmas terletak di ibukota kecamatan yang berjarak 3 jam dari desa
tersebut. Nyonya A memiliki 8 orang anak, dan saat ini sedang mengandung anak ke-9.
Suami Nyonya A bekerja sebagai buruh pabrik kelapa sawit dan memiliki kebiasaan
merokok. Nyonya A bekerja sebagai ibu rumah tangga. Nyonya A memiliki prinsip
bahwa pemenuhan gizi untuk keluarga sangat penting, hal ini terlihat dari ke-8 anaknya
tumbuh dengan sehat. Termasuk dalam masa kehamilannya saat ini, Nyonya A sangat
memperhatikan kondisi kesehatannya secara mandiri walaupun jauh dari pelayanan
kesehatan. Akan tetapi, suami Nyonya A kurang mendukung untuk melakukan
persalinan di fasilitas kesehatan dengan alasan masih ada keluarga yang bisa membantu
proses persalinan secara tradisional.

1. Pembelajaran apa yang bisa Saudara peroleh dari narasi di atas?

Jawaban :

Dari narasi singkat yang telah dipaparkan di atas dapat kita ketahui bahwa
dimanapun dan kapapun kita berada pemahaman mengenai kesehatan sangat lah
penting. Apalagi mengenai kehamilan, seperti nyonya A yang memiliki prinsip bahwa
pemenuhan gizi untuk keluarga sangat penting. Namun di sisi lain suami si nyonya A
yang merupakan perokok dan kurang nya pemahaman mengenai kesehatan tanpa di
sadari bahwa yang di lakukan suami nyonya A ini dapat berisiko pada kandungan
nyonya ibu A seperti Keguguran, kelahiran mati, hamil anggur, kelahiran prematur berat
bayi lahir rendah. Ditambah lagi daerah tempat tinggal yang terisolasi dan kurangnya
fasilitas kesehatan sehingga tidak menutup kemungkinan masyarakat di daerah sana
atau di desa melati lebih memilih untuk melakukan pengobatan atau persalinan secara
tradisional dan mengingat kembali kondisi ekonomi keluarga nyonya A yamg dimana
suami nya hanya seorang buruh pabrik kelapa sawit.
Mengenai fasilitas pelayanan disini lah peran pemerintah untuk mngambil handil
dengan peningkatan akses dan tenaga kerja kesehatan di daerah tersebut.

2. Bagaimana budaya mempengaruhi keluarga tersebut?


Jawaban :

Budaya yang susah untuk dihilangkan dari kebiasaan ternyata cukup


mempengaruhi keluarga nyonya A terutama mengenai kesehatan kandungan dan untuk
proses kehamilan nyonya A itu sendiri dimana sang suami tidak mendukung nyonya A
untuk melakukan fasilitas kesehatan dengan alasan ada keluarga yang dapat membantu
proses kelahiran secara tradisional. Tanpa di ketahui bahwa melakukan proses kelahiran
secara tradisional yang tidak terjamin akan kebersihan nya dan ke sterilan alat yang
digunakan yang nanti nya juga berdampak pada kesehatan dan keselamatan baik bayi
maupun sang ibu.

2 contoh tradisi yang dapat merugikan dan meningkatkan kesehatan.

1. Tradisi asal mentawai mengenai Pantangan Makanan pada Masa


Kehamilan.

Untuk makanan pada dasarnya semua ibu hamil dan yang pernah hamil di Etnik
Mentawai boleh memakan apa saja sesuai selera, hanya beberapa jenis buah dan
minuman di pantangkan karena memang variasi jenis pangan dan jumlah ketersediannya
terbatas di desa Madobag ini. Beberapa jenis makanan Yang menjadi pantangan dan
tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil dalam Etnik Mentawai antara lain : Dilarang
makan buah nanas, karena dipercaya akan menyebabkan bayi yang dilahirkan kepalanya
bersisik atau berkudis; Dilarang makan buah jambak (jambu air) karena bayi yang
dilahirkan akan berlubang dikepala seperti buah jambu air; Dilarang terlalu sering
minum susu atau yang manis-manis karena bisa sebabkan kepala anak yang didalam
kandungan besar sehingga susah waktu melahirkan; Dilarang makan buah pepaya
karena dipercaya bayi yang lahir kepalanya akan berbentuk lonjong seperti pepaya;
Etnik Mentawai, Kabupaten Kep. Mentawai, Prov. Sumatera Barat 134 Dilarang makan
tebu karena bisa sebabkan bayi yang lahir suka meleleh air liurnya; Dilarang minum
minuman beralkohol karena bisa sebabkan bayi lahir tidak normal atau keguguran.
Sebagian ibu yang pernah hamil dan sedang hamil menjalani pantangan ini,
namun ada juga yang sudah tidak menjalani pantangan ini dan hanya menjalani
beberapa pantangan makanan saja. Tidak ada sanksi khusus secara adat apabila
melanggar pantangan seperti diatas, namun masyarakat percaya bahwa jika ibu hamil
mengkonsumsi makanan-makanan yang telah disebutkan diatas akan berakibat langsung
kepada ibu dan juga anak berupa konsekuensi seperti yang disebutkan diatas.
Jika dilihat pantangan yang di berikan sebenarnya bagus untuk sang bayi dan ibu
nya, seperti dilarang makan tebu karena bisa menyebabkan bayi yang lahir suka meleleh
air liurnya, tanpa disadari bahwa sebenarnya tebu kaya akan protien yang sangat penting
bagi bayi dan ibu selama kehamilan, Mengatasi sembelit. Konstipasi adalah salah satu
hal yang paling umum dialami oleh sebagian besar wanita hamil, Membantu
menyeimbangkan kadar bilirubin, Meningkatkan kekebalan tubuh. Jus tebu juga
mengandung anti oksidan yang bermanfaat untuk mencegah infeksi yang tidak
diinginkan, sehingga memperkuat sistem kekebalan tubuh ibu.
2. Pemberian ASI di madabog, mentawai. (meningkatkan kesehatan).

Bayi baru lahir akan langsung diberi air susu ibu, bagi ibu yang ASI nya belum
keluar akan mengurut buah dadanya dengan tangan agar ASI cepat keluar. Dengan
seringnya ASI diminum oleh bayi akan merangsang banyaknya ASI yang keluar. Untuk
memperlancar ASI, pada umumnya ibu-ibu di Mentawai tidak mengkonsumsi makanan
khusus, cukup hanya dengan banyak makan dan minum air putih dipercaya dapat
melancarkan ASI, seperti yang dituturkan informan ibu, MIS, “ Air putih sering minum
biar lancar (ASI), tiap jam harus makan supaya ASI itu selalu banyak, Cuma itu”
Informan ibu yang memiliki anak berumur 4 bulan, dan dalam masa menyusui, RS, juga
menuturkan hal yang sama, “Makan apa daun ubi, sering makan, supaya lancar ASInya,
lancar makan, lancar minum”
Pemberian ASI eksklusif masih jarang dilakukan oleh ibu didesa Madobag.
Namun semua informan ibu telah menyadari pentingnya ASI bagi bayi mereka. Oleh
karena itu pada saat masa menyusui kebiasaan para ibu didesa ini tidak akan pergi
bekerja ke ladang (kamone) saat masa menyusui. Dia akan selalu dirumah untuk
menyusui dan menjaga serta merawat bayinya. Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun
2014 167 Saat masa menyusuipun ibu akan berpantangan makan makanan yang asam
ataupun yang rasanya pedas seperti pisang dan cabe rawit. Karena menurut informan
ibu, ERS, hal tersebut akan berpengaruh pada bayi yang menyusui dapat merasakan hal
yang sama dan membuat sakit perut bayi atau bisa sakit diare. “ Kalo kita makan asam
atau pedas itu kalo menyusui tidak boleh karena bisa nyambung ke bayi…bisa sakit
perutnya…diare ntar ” Beberapa informan tidak memberikan ASI selama 2 tahun atau
24 bulan. Mereka hanya memberikan ASI sampai bayi berumur 1,5 tahun atau 18 bulan.
Setelah itu anak hanya akan diberi keladi dan makan lain seperti makanan orang
dewasa. Alasan tidak memberikan ASI sampai anak berumur 2 tahun adalah karena si
ibu harus segera bekerja diladang dan anak sudah bisa ditinggalkan dan diasuhkan
kepada teteunya atau saudara tertua mereka.

Adapun manfaat memakan daun ubi bagi kesehatan selain dapat meningkatkat produksi
ASI. "Ubi jalar itu daunnya bisa meningkatkan gizi bayi, karena daunnya ini dapat
meningkatkan produksi ASI," ujar Prof dr Ahmad Sulaeman, ahli pangan dari IPB
dalam acara Jelajah Gizi Sarihusada di Gunung Kidul, Yogyakarta, Jumat (2/11/2012).
Yaitu :
1. Mengatasi rasa sakit saat menstruasi.
2. Membantu mengobati peradangan.
3. Kesehatan otak.
4. Membantu menjaga kesehatan mata.
5. Menjaga kesehatan jantung.
6. Mengobati sakit tenggorokan.
7. Atasi cacingan pada anak.

Anda mungkin juga menyukai