Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam
Kegiatan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Kami selaku mahasiswa mengucapkan
terimakasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila, Ir. Heru Santosa,
M.Hum yang telah membimbing kami dalam pembelajaran ini. Kami menyadari
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk kebaikan kami
selanjutnya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Bab I: PENDAHULUAN
A. Sejarah Pancasila.....................................................................................7
B. Butir-butir Pancasila................................................................................10
C. Etika.........................................................................................................14
D. Masalah Yang Diangkat...........................................................................17
E. Implementasi nilai-nilai Pancasila Dalam Kegiatan Eksploitasi
Minyak dan Gas Bumi..............................................................................19
A. Kesimpulan …………………………………………………………..23
B. Saran …………………………………………………………………..23
C. Daftar Pustaka………....………………………………………………..24
D. Lampiran..................................................................................................25
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
mengganggu kehidupan masyarakat sekitar, pelanggaran hak asasi manusia dan
kerugian fisik maupun non fisik lainnya. Oleh karena itu, kegiatan eksploitasi
harus dilandasi oleh etika yang baik serta sesuai dengan nilai-nilai pancasila dan
undang-undang yang berlaku. Nilai-nilai tersebut harus diimplementasikan
dalam setiap aspek kegiatan eksploitasi. Jika etika yang baik, serta nilai-nilai
Pancasila diterapkan maka kegiatan eksploitasi minyak dan gas bumi akan
berjalan lancar sesuai undang-undang yang berlaku, menghasilkan manfaat yang
besar bagi negara dan masyarakat dan meminimalisir bahkan menghilangkan
berbagai dampak negatif yang ditimbulkan.
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
4
BAB II
ISI
A. SEJARAH PANCASILA
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat
usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
5
Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam
yang kemudian dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila". Sukarno
mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut:
Tetapi jika anggota sidang tidak menghendaki yang lima, maka kelima dasar itu
dapat pula di peras menjadi tiga (Trisila), yaitu :
1. Sosio-nasionalisme
2. Sosio-demokrasi
3. Ketuhanan
Dapat pula diperas lagi menjadi satu saja ( Ekasila), yaitu gotong royong.
Sebelum sidang pertama itu berakhir, dibentuk suatu Panitia Kecil untuk:
6
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksan dalam
permusaywaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dalam sejarah Pancasila, sidang PPKI yang dilakukan sehari setelah Indonesia
merdeka masih saja terjadi perubahan pada sila pertama yang diusulkan oleh
Muhammad Hatta. Sila pertama yang semula berbunyi ”Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, kemudian
diubah menjadi lebih ringkas, yaitu”Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sehingga
Pancasila menjadi:
7
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Penghapusan sembilan kata dari sila pertama tersebut sering menjadi isu yang
kontroversial pada saat itu, bahkan hingga kini. Namun yang harus kita
tanamkan dan catat untuk diri masing-masing dari materi sejarah Pancasila ini,
sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa berlaku untuk semua rakyat
Indonesia.
8
Itulah sejarah singkat lahirnya pancasila yang kini menjadi pandangan hidup
untuk berbangsa dan bernegara. Sudah sepatutnya kita menghargai para tokoh
pembela terdahulu yang telah mencetuskan dan menyusun Pancasila ini.
Pancasila merupakan jati diri bangsa yang harus kita amalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Karena Pancasila ini merupakan ideologi bangsa Indonesia yang
paling ideal dan tidak dapat digantikan lagi oleh ideologi lain.
Dimana dalam 45 butir butir pancasila ini adalah penjabaran dari kelima sila
pada Pancasila.
9
Butir Butir Pancasila Dalam Tap MPR No. I/MPR/2003
10
7. Senang melakukan suatu kegiatan bersifat kemanusiaan.
8. Menjunjung sangat tinggi nilai-nilai kemanusiaan tersebut.
9. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama terhadap
bangsa lain.
10. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari semua umat manusia.
11
5. Musyawarah dilaksanakan secara akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhurnya.
6. Memberikan kepercayaan terhadap wakil-wakil yang dipercayai didalam
melaksanakan pemusyawaratan.
7. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil dari musyawarah.
8. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi maupun golongan.
9. Dengan iktikad yang baik serta rasa tanggung jawab menerima dan
menjalankan hasil keputusan musyawarah.
10. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat serta martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran serta keadilan didalam mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi mencapai kepentingan bersama.
12
10. Suka melakukan kegiatan pada rangka mewujudkan kemajuan yang merata
serta berkeadilan sosial.
11. Gemar menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat demi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.
C. ETIKA
Etika berasal dari bahasa yunani yang ethos yang berarti watak kesusilaan
atau adat. Etika identik dengan kata moral yang berasal dari kata latin mos, yang
dalam bentuk jamaknya mores yang juga berarti adat atau cara hidup. Etika
termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika
umum dan etika khusus. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar
tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu
yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral
tertentu, atau bagaiman kita harus mengambil sikap bertanggung jawab berhadapan
dengan pelbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika umum mempertanyakan
prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan etika khusus
membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan pelbagai aspek
kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individual) maupun mahluk sosial
(etika sosial) (Suseno, 1987).
Etika Pancasila tidak memposisikan secara berbeda atau bertentangan
dengan aliran-aliran besar etika yang mendasarkan pada kewajiban, tujuan tindakan
dan pengembangan karakter moral, namun justru merangkum dari aliran-aliran
besar tersebut. Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan
buruk pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan dan Keadilan.Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila
tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut, namun juga sesuai dan mempertinggi
nilai-nilai Pancasila tersebut. Nilai-nilai Pancasila meskipun merupakan kristalisasi
nilai yang hidup dalam realitas sosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa
Indonesia, namun sebenarnya nilai-nilai Pancasila juga bersifat universal dapat
diterima oleh siapapun dan kapanpun. Etika Pancasila berbicara tentang nilai-nilai
yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia.
13
Nilai yang pertama adalah Ketuhanan. Secara hirarkis nilai
ini bisa dikatakan sebagai nilai yang tertinggi karena menyangkut nilai yang
bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai ini. Suatu perbuatan
dikatakan baik apabila tidak bertentangan dengan nilai, kaedah dan hukum
Tuhan.Pandangan demikian secara empiris bisa dibuktikan bahwa setiap perbuatan
yang melanggar nilai, kaedah dan hukum Tuhan, baik itu kaitannya dengan
hubungan antara manusia maupun alam pasti akan berdampak buruk.Misalnya
pelanggaran akan kaedah Tuhan tentang menjalin hubungan kasih sayang
antar sesama akan menghasilkan konflik dan permusuhan. Pelanggaran kaedah
Tuhan untuk melestarikan alam akan menghasilkan bencana alam, dan lain-lain
Nilai yang ketiga adalah Persatuan. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila
dapat memperkuat persatuan dan kesatuan. Sikap egois dan menang sendiri
merupakan perbuatan buruk, demikian pula sikap yang memecah belah persatuan.
Sangat mungkin seseorang seakan-akan mendasarkan perbuatannya atas nama
agama (sila ke-1), namun apabila perbuatan tersebut dapat memecah persatuan dan
kesatuan maka menurut pandangan etika Pancasila bukan merupakan perbuatan
baik.
Nilai yang keempat adalah Kerakyatan. Dalam kaitan dengan kerakyatan ini
terkandung nilai lain yang sangat penting yaitu nilai hikmat/kebijaksanaan dan
permusyawaratan. Kata hikmat/kebijaksanaan berorientasi pada tindakan yang
mengandung nilai kebaikan tertinggi.
Atas nama mencari kebaikan, pandangan minoritas belum tentu kalah dibanding
14
mayoritas. Pelajaran yang sangat baik misalnya peristiwa penghapusan tujuh kata
dalam sila pertama Piagam Jakarta. Sebagian besar anggota PPKI menyetujui tujuh
kata tersebut, namun memperhatikan kelompok yang sedikit (dari wilayah Timur)
yang secara argumentatif dan realistis bisa diterima, maka pandangan minoritas
“dimenangkan” atas pandangan mayoritas. Dengan demikian, perbuatan belum
tentu baik apabila disetujui/bermanfaat untuk orang banyak, namun perbuatan itu
baik jika atas dasar musyawarah yang didasarkan pada konsep
hikmah/kebijaksanaan.
Nilai yang kelima adalah Keadilan. Apabila dalam sila kedua disebutkan
kata adil, maka kata tersebut lebih dilihat dalam konteks manusia selaku individu.
Adapun nilai keadilan pada sila kelima lebih diarahkan pada konteks sosial. Suatu
perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat
banyak.
15
D. Masalah Yang Diangkat
1. Pencemaran Air
Proses pembentukan minyak bumi sering terjadi di daerah sekitar pantai.
Kemudian pendistribusiannya dilakukan dengan ditampung dengan kapal
khusus untuk menampung minyak bumi atau pun dengan pipa-pipa dibawah
laut. Pada beberapa kasus minyak yang didistribusikan tersebut tumpah ke
laut atau terjadi kebocoran pipa sehingga mencemari laut dan mengganggu
ekosistem air laut.. Masyarakat sekitar kesulitan mencari nafkah dari hasil
laut karena banyaknya polutan. Tidak hanya itu, selain mengganggu
ekosistem air laut juga mencemari perairan disekitarnya seperti sumur-umur
disekitar pantai yang berubah warna dan beraroma minyak. Kasus seperti
ini terakhir terjadi pada bulan Juli 2019 di pesisir Karawang karena
kebocoran pipa pertamina dan berakibat pada pencemaran lingakungan
serta berdampak pada kesehatan masyarakat karena minyak yang
mencemari tersebut mengandung bahan berbahaya dan beracun(B3).
2. Lahan Tanah Menipis
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa dalam bidang pertambangan pasti
akan memerlukan lahan luas. Batu bara yang diolah menjadi bahan bakar
biasanya didapatkan dari tanah yang subur. Sehingga hal ini menyebabkan
tanah yang dipergunakan dalam bidang pertambangan tersebut nantinya
tidak akan bisa lagi dimanfaatkan dalam bidang pertanian ataupun
penanaman pohon-pohon dalam jangka waktu yang tertentu. Hal ini
disebabkan karena tanah yang dijadikan sebagai pertambangan tersebut
sudah kehilangan kesuburannya dan untuk menjadikan tanah tersebut
menjadi subur lagi tentunya membutuhkan waktu yang lama.
3. Hujan Asam
Pada proses pembakaran minyak bumi tentunya akan melepaskan gas yang
berupa CO2, NO2 dan SO2 (sulfur) yang dari ketiga gas tersebut nantinya
akan menyebabkan terjadinya hujan asam. Nitrogen oksida yang
melepaskan gas nitrogen nantinya di udara akan menggumpal kemudian
16
menjadi asam nitrat yang menyebabkan terjadinya hujan asam. Sedangkan
gas sulfur oksida yang melepaskan sulfur ke udara bebas nantinya akan
membentuk asam sulfat yang juga dapat menyebabkan terjadinya hujan
asam. Apabila nitrogen oksida dan sulfur oksida bercampur dalam udara
dan membentuk awan yang memiliki asam kuat maka beberapa jam
kedepan akan terjadi hujan asam. Hujan asam ini memiliki tingkat keasaman
yang tinggi sehingga dapat menyebabkan besi menjadi mudah berkarat,
bangunan menjadi cepat rusak dan apabila terkena kulit akan menimbulkan
iritasi.
4. Pelanggaran HAM kepada pekerja
Kasus pelanggaran HAM seringkali terjadi pada kegiatan ekploitasi minyak
dan gas bumi seperti layanan kesehatan yang tidak diperhatikan, jam kerja
yang berlebihan, upah yang tidak sesuai dan kasus-kasus lainnya. Contoh
konkretnya seperti diketahui bahwa para pekerja migas di Chevron yakni
Bachtiar Abdul Fatah, Kukuh Kertasafari, Endah Rumbiyanti, Widodo,
Ricksy Prematuri dan Herland bin Ompo terganjal harus mendekam di
penjara atas kasus bioremediasi, yang menurut para ahli hukum migas pun
tidak sepatutnya mereka dihukum atas tuduhan kesalahan yang tidak pernah
mereka buat. “Kami mencatat bahwa pekerja migas dalam kasus
bioremediasi telah dilanggar hak-haknya, yaitu hak untuk mendapatkan
kepastian hukum yang sama, hak untuk tidak ditangkap dan ditahan dengan
sewenang-wenang, hak untuk mendapat proses hukum yang adil dan hak
untuk tidak dipidana atas perjanjian perdata,” kata Ketua Serikat Pekerja
Chevron Indonesia Zunaidi Wazir di Jakarta.
5. Eksploitasi Ilegal
Kegiatan eksploitasi tidak hanya bisa dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan besar. Namun, eksploitasi minyak dan gas bumi dapat juga
dilakukan oleh masyarakat secara ilegal menggunakan peralatan seadanya.
Hal ini tentu sangat berbahaya karena para penambang tidak dibekali
dengan peralatan yang aman, pengetahuan tentang keselamatan yang yang
baik dan benar, tidak bertanggung jawab terhadap pencemaran yang
ditimbulkan, meresahkan masyarakat karena biasanya dekat dengan
pemukiman penduduk dan tentunya merugikan negara dan juga melanggar
undang-undang yang berlaku.
17
E. Implementasi nilai-nilai Pancasila Dalam Kegiatan Eksploitasi
Minyak dan Gas Bumi
Pancasila adalah Dasar negara Republik Indosesia. Konsep dasar Pancasila ini
terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (UUD 1945). Kata Pancasila diambil dari bahasa Sansekerta, panca
atinya lima dan sila artinya dasar. Jadi Pancasila artinya lima dasar. Dalam hal ini
yang dimaksud adalah lima dasar negara. Dasar-dasar tersebut harus
diiplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
18
upacara-upacara keagamaan tertentu yang dianut oleh pimpinan
perusahaan, tidak diperbolehkan memaksakan pekerjanya untuk
mengikutinya.
5. Dalam kegiatan ekspoitasi minyak bumi harus mengakui dan
memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Tidak boleh terjadi kesewenang-
wenagngan sehingga menyebabkan masyarakat disekitar perusahaan
tertindas dan dirugikan ataupun mempekerjakan pekerja dengan upah yang
tidak sepadan.
6. Dimanapun tempat dilakukan kegiatan eksploitasi harus mengakui
persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi, tanpa membeda-
bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya. Dengan begitu manyarakat maupun
pekerja tidak merasa didiskriminasi.
7. Setiap kegiatan eksploitasi memerlukan rasa kekeluargaan dan
kekompakan. Sikap saling mencintai sesama manusia, saling tenggang rasa,
hormat menghormati, tepa selira, tidak semena-mena terhadap orang lain,
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, berani membela kebenaran dan
keadilan serta merasa dirinya sebagai bagian dari keluarga sangat
diperlukan agar kegiatan eksploitasi berjalan dengan lancar.
8. Sering terjadi diberbagai daerah yang memiliki potensi minyak bumi
didaerahnya melimpah terjadi gerakan ingin melepaskan diri dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sikap untuk mampu menempatkan
persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan
sangat diperlukan agar tidak terjadi hal-hal seperti itu.
9. Saat terjadi kebocoran gas ataupun kerusakan fasilitas eksploitasi minyak
bumi yang dapat membahayakan jika tidak segera ditangani setiap pekerja
yang ditugaskan harus sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan
bersama. Karena jika tidak maka akan terjadi kerusakan yang lebih besar.
10. Kegiatan eksploitasi pastinya menghasilkan keuntungan yang besar secara
materi. Setiap kegiatan didalamnya harus didasari rasa cinta kepada tanah
19
air dan bangsa. Jika rasa cinta kepada tanah air dan bangsa dikembangkan
maka tidak akan ada penyelewengan-penyelewengan hasil eksploitasi yang
dapat merugikan negara seperti korupsi.
11. Setiap perusahaan yang bergerak di bidang ekploitasi minyak bumi wajib
mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia. Para pekerja seharusnya lebih diutamakan dari dalam negeri dan
mengesampingkan pekerja dari luar.
12. Aturan-aturan yang dipakai dalam perusahaan harus sesusai dengan hukum
internasional dan hukum nasional yang berlaku. Selain mempengaruhi
keselamatan pekerja hal itu juga dapat membantu memelihara ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
13. Perusahaan wajib memberikan kompensasi kepada masyarakat di sekitar
tempat ekploitasi karena sebagai warga negara dan warga masyarakat,
setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang
sama.
14. Pemerintah maupun perusahaan didak boleh memaksakan kehendak
kepada masyarakat dalam melakukan ekploitasi minyak bumi. Perlu
dilakukan pendekatan dengan musyawarah oleh wakil-wakil yang
dipercaya dalam mengambil keputusan untuk mencapai mufakat diliputi
oleh semangat kekeluargaan, menghormati dan menjunjung tinggi setiap
keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah dan dengan i’tikad baik
dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah. Selain itu keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.
15. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
16. Setiap kegiatan ekploitasi harus menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban. Tidak boleh menggencarkan kewajiban kepada masyarakat
sekitar dan para pekerja tanpa memberikan hak-haknya.
20
17. Pemerintah dan perusahaan tidak boleh melakukan usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain seperti masyarakat dan pekerja.
Sehingga tidak merugikan kepentingan umum.
18. Kegiatan eksploitasi sangat diperlukan kerja keras untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Perusahaan juga perlu menghargai hasil usaha pekerjanya
misalnya dengan memberikan suatu penghargaan tertentu bagi yang banyak
berkontribusi.
19. Hasil dari eksploitasi harus benar benar dimanfaatkan dalam rangka
mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Hasil bumi dan
tambang merupakan milik negara.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
24
25
26