Anda di halaman 1dari 3

CPNS (Bukan) Juru Selamat Pengangguran

Oleh: Zaimah, M.Pd.


Dosen STAI Miftahul Ulum Tanjungpinang, Sekretaris GPII Jateng tahun 2016/2018
email: zaimahkandru@gmail.com

Dibukanya lowongan CPNS bagai sumber air di padang pasir bagi para pencari kerja.
Meskipun jumlah formasi yang dibutuhkan tahun ini jauh lebih sedikit dibandingkan tahun
lalu. Pada tahun 2018, instansi pusat dan daerah membuka 238.015 formasi. Tahun ini, 2019,
jumlah instansi pemerintah pusat yang melaksanakan CPNS yaitu 37.425 formasi, sedangkan
instansi daerah yaitu 114.861 formasi. Maka, jumlah total sebanyak 152.286 formasi.

Dari jumlah formasi tersebut, masih dibagi menjadi beberapa formasi diantaranya
adalah formasi khusus disabilitas, formasi umum yaitu tenaga guru, tenaga kesehatan, tenaga
teknis, dan formasi putra/putri papua. Jika jumlah total dibagi sesuai dengan formasi masing-
masing, maka setiap daerah hanya dibutuhkan sekitar 100-200 formasi. Hal ini jauh
berbanding terbalik dengan jumlah pelamar.

Berdasarkan rekapitulasi jumlah data pelamar CPNS tahun 2018 yaitu 3.627.981
bahkan mencapat 4. 2 juta pelamar. Dengan demikian, kuota yang tersedia belum mampu
menampung seluruh pelamar. Akibatnya, kemungkinan akan terjadi lonjakan jumlah pelamar
CPNS pada tahun 2019.

Hiruk pikuk penerimaan CPNS tahun 2018 akan kembali terulang di tahun 2019.
Bahkan, semakin kencang setelah adanya pengumuman penerimaan CPNS pada Senin, 11
November 2019. Hal ini tidak terlepas dari berbagai sudut pandang mengenai profesi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Negara (ASN). Sehingga, setiap adanya
pembukaan CPNS selalu ramai peminat.

Diantara sudut pandang yang melatarbelakangi ramainya peminat PNS adalah pertama,
tingkat pengangguran yang masih sangat tinggi. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS)
jumlah pengangguran per Februari 2019 mengalami peningkatan pada lulusan Diploma dan
Universitas. Pada lulusan Diploma naik sekitar 8,5 % dan Universitas naik 25 % dari jumlah
awal.

Kedua, adanya perspektif bahwa PNS dapat hidup sejahtera karena adanya gaji tetap
dan tunjangan-tunjangan lain, serta adanya dana pensiun. Perspektif ini dipengaruhi oleh
adanya sistem kerja kontrak dan outsourcing yang ada pada pasar kerja nasional. Jika masa
kontrak telah habis, maka akan mengganggur lagi.

Hal tersebut tentu akan menjadi pertimbangan bagi pelamar untuk memilih pekerjaan
yang bersifat tetap dan tentunya mendapat tunjangan dan dana pensiun sebagaimana prosfesi
PNS. Tidak heran jika PNS masih menjadi idola para pengangguran. Bahkan, menyihir para
pekerja honorer yang notabene sudah bekerja atau setengah menganggur.
Kegagalan mengikuti tes CPNS tahun lalu tidak menyurutkan semangat para pelamar,
baik yang sudah bekerja atau pun lulusan terbaru, untuk tetap mengikuti seleksi CPNS tahun
2019. Mulai dari mempersiapkan akademik hingga fisik. Akademik berkaitan dengan tes CAT
yang diperuntukkan untuk pelamar yang telah lulus administrasi. Diantaranya ada Tes
Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi
(TKP). Persiapan ini dilakukan agar nilainya dapat melampaui pasing grade yang telah
ditentukan oleh setiap instansi. Sedangkan, fisik dipersiapkan agar tetap bugar dan fresh
ketika melaksanakan tes.

Penyelamat Perekonomian Negara

Tingginya minat terhadap CPNS menunjukkan bahwa pendidikan akan kewirausahaan


masih sangat kurang. Pendidikan kita belum mampu menyiapkan anak didik yang siap
membuka lowongan pekerjaan atau pembuat kerja mandiri. Mereka masih bergantung pada
pada lowongan CPNS yang jumlah formasi yang dibutuhkan dan penimat sangat jauh dari
kata seimbang.

Mayoritas masyarakat Indonesia lebih memilih menjadi pegawai dibandingkan


pengusaha atau entrepreneur karena adanya anggapan bahwa berwirausaha membutuhkan
dana dan waktu yang sangat banyak serta cukup menguras tenaga. Padahal, Indonesia
mempunyai Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat memadai. Seharusnya, potensi ini dapat
dijadikan sebagai batu loncatan masyarakat Indonesia untuk lebih maju dan berkembang
dibandingkan harus bersaing dengan beribu-ribu pelamar CPNS yang belum tentu diterima.

Tidak seperti era konvensional, membuka bisnis atau berwirausaha harus mempunyai
toko dan stok barang terlebih dahulu. Akan tetapi, di era digital seperti sekarang ini, bisnis
semudah membuka lapak di marketplace, dengan melalui akun media sosial, website, dan
lainnya. Bahkan, digital buyer di Indonesia diprediksikan akan terus mengalami peningkatan
hingga tahun 2020.

Adanya fenomena ini menjadi pelajaran yang sangat penting bagi pemerintah dan
masyarakat pada umumnya. Tidak hanya terpaku pada sistem dulu, tetapi kemampuan
tersebut harus di upgrade agar dapat beradaptasi di era abad ke-21, revolusi 4.0 dan society
5.0. Diperlukan kebijakan khusus dari pemerintah untuk mempersiapkan anak didik menjadi
pengusaha salah satunya yaitu dengan mengadakan pelatihan khusus bagi lulusan
SMK/SMA/MA, Diploma, dan Universitas, sesuai dengan konsentrasi yang diambil.

Selain itu, adanya sarana dan prasarana yang memadai juga dapat mendukung
terciptanya anak didik yang kompeten di bidangnya. Kemajuan teknologi dapat dijadikan
bekal positif untuk kemajuan anak didik agar dapat maju dan berkembang mengikuti
perkembangan abad ke-21. Dengan demikian, para lulusan tidak menambah jumlah
pengguran justru menjadi penyelamat perekonomian negara.

Lowongan CPNS ini tidak menjadi satu-satunya penyelamat pengagguran, tetapi ada
banyak jalan menuju kemajuan dan kesejahteraan salah satunya adalah dengan berwirausaha
dan menciptakan lapangan pekerjaan. Kesejahteraan dan ketentraman dapat kita peroleh
dengan cara menciptakan peluang.

Anda mungkin juga menyukai