Anda di halaman 1dari 13

PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI

SEPTEMBER 26, 2008 BY SIWITAUFIQRACHMAN


144
MEMBANGUN KOPERASI
KOPERASI MEMBANGUN
(PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI)

Suatu koperasi hanya dapat didirikan bila memenuhi persyaratan dalam mendirikan
koperasi. Syarat-syarat pembentukan koperasi berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi
Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 104.1/Kep/M.Kukm/X/2002
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian Dan Perubahan
Anggaran Dasar Koperasi, adalah sebagai berikut :
a. Koperasi primer dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya dua puluh orang yang
mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama;
b. Pendiri koperasi primer sebagaimana tersebut pada huruf a adalah Warga Negara Indonesia,
cakap secara hukum dan maupun melakukan perbuatan hukum;
c. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi, dikelola secara
efisien dan mampu memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi anggota
d. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan
oleh koperasi;
e. Memiliki tenaga terampil dan mampu untuk mengelola koperasi.

Selain persyaratan diatas, perlu juga diperhatikan beberapa hal-hal penting yang harus
diperhatikan dalam pembentukan koperasi yang dikemukakan oleh Suarny
Amran et.al (2000:62) antara lain sebagai berikut :
a. Orang-orang yang akan mendirikan koperasi dan yang nantinya akan menjadi anggota
koperasi hendaknya mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Artinya tidak
setiap orang dapat mendirikan dan atau menjadi anggota koperasi tanpa didasarkan pada
adanya keje-lasan mengenai kegiatan atau kepentingan ekonomi yang akan dijalankan.
Kegiatan ekonomi yang sama diartikan, memiliki profesi atau usaha yang sama, sedangkan
kepentingan ekonomi yang sama diartikan memiliki kebutuhan ekonomi yang sama.
b. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi. Layak secara
ekonomi diartikan bahwa usaha tersebut akan dikelola secara efisien dan mampu
menghasilkan keuntungan usaha dengan mem-perhatikan faktor-faktor tenaga kerja, modal
dan teknologi.
c. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan
oleh koperasi. Hal tersebut dimaksudkan agar kegiatan usaha koperasi dapat segera
dilaksanakan tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan, fasilitas dan pinjaman dari
pihak luar.
d. Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan agar tercapai efektivitas dan efisiensi dalam pe-ngelolaan koperasi. Perlu
diperhatikan mereka yang nantinya ditunjuk/ dipilih menjadi pengurus haruslah orang yang
memiliki kejujuran, kemampuan dan kepemimpinan, agar koperasi yangdidirikan tersebut
sejak dini telah memiliki kepengurusan

Setelah persyaratan terpenuhi para pendiri kemudian mempersiapkan hal-hal yang


dibutuhkan untuk mengadakan rapat pembentukan koperasi, setelah memiliki bekal yang cukup
dan telah siap para pendiri melakukan rapat pembentukan koperasi yang dihadiri dinas koperasi
dan pejabat lainnya, pendirian koperasi tidak sampai disana karena lembaga koperasi yang telah
didirikan perlu disahkan badan hukumnya. Penjelasan lebih lanjut mengenai tahapan-tahapan
tersebut diuraikan di bawah ini :
A. Tahap Persiapan Pendirian Koperasi
Sekelompok orang bertekad untuk mendirikan sebuah koperasi terlebih dahulu perlu
memahami maksud dan tujuan pendirian koperasi, untuk itu perwakilan dari pendiri dapat
meminta bantuan kepada Dinas Koperasi dan UKM ataupun lembaga pendidikan koperasi
lainnya untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan serta pelatihan mengenai pengertian,
maksud, tujuan, struktur organisasi, manajemen, prinsip-prinsip koperasi, dan prospek
pengembangan koperasi bagi pendiri. Setelah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan
perkoperasian, para pendiri sebaiknya membentuk panitia persiapan pembentukan koperasi, yang
bertugas :
a. Menyiapkan dan menyampaikan undangan kepada calon anggota, pejabat pemerintahan dan
pejabat koperasi.
b. Mempersiapakan acara rapat.
c. Mempersiapkan tempat acara.
d. Hal-hal lain yang berhubungan dengan pembentukan koperasi.

B. Tahap rapat pembentukan koperasi


Setelah tahap persiapan selesai dan para pendiri pembentukan koperasi telah memiliki bekal
yang cukup dan telah siap melakukan rapat pembentukan koperasi. Rapat pembentukan koperasi
harus dihadiri oleh 20 orang calon anggota sebagai syarat sahnya pembentukan koperasi primer.
Selain itu, pejabat desa dan pejabat Dinas Koperasi dan UKM dapat diminta hadir untuk
membantu kelancaran jalannya rapat dan memberikan petunjuk-petunjuk seperlunya.
Hal-hal yang dibahas pada saat rapat pembentukan koperasi , dapat dirinci sebagai berikut :
Pembuatan dan pengesahan akta pendirian koperasi , yaitu surat keterangan tentang
pendirian koperasi yang berisi pernyataan dari para kuasa pendiri yang ditunjuk dan diberi kuasa
dalam suatu rapat pembentukan koperasi untuk menandatangani Anggaran Dasar pada saat
pembentukan koperasi.
Pembuatan Anggaran Dasar koperasi, yaitu pembuatan aturan dasar tertulis yang memuat tata
kehidupan koperasi yang disusun dan disepakati oleh para pendiri koperasi pada saat rapat
pembentukan. Konsep Anggaran Dasar koperasi sebelumnya disusun oleh panitia pendiri,
kemudian panitia pendiri itu mengajukan rancangan Anggaran Dasarnya pada saat rapat
pembentukan untuk disepakati dan disahkan. Anggaran Dasar biasanya mengemukakan :
Nama dan tempat kedudukan, maksudnya dalam Anggaran Dasar tersebut dicantumkan nama
koperasi yang akan dibentuk dan lokasi atau wilayah kerja koperasi tersebut berada.
Landasan, asas dan prinsip koperasi, di dalam Anggaran Dasar dikemukakan landasan, asas
dan prinsip koperasi yang akan dianut oleh koperasi.
Maksud dan tujuan, yaitu pernyataan misi, visi serta sasaran pembentukan koperasi.
Kegiatan usaha, merupakan pernyataan jenis koperasi dan usaha yang akan dilaksanakan
koperasi. Dasar penentuan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan
ekonomi para anggotanya. Misalnya, koperasi simpan pinjam, koperasi konsumen, koperasi
produsen, koperasi pemasaran dan koperasi jasa atau koperasi serba usaha.
Keanggotaan, yaitu aturan-aturan yang menyangkut urusan keanggotaan koperasi. Urusan
keanggotaan ini dapat ditentukan sesuai dengan kegiatan usaha koperasi yang akan dibentuknya.
Biasanya ketentuan mengenai keanggotaan membahas persyaratan dan prosedur menjadi anggota
koperasi , kewajiban dan hak-hak dari anggota serta ketentuan-ketentuan dalam mengakhiri
status keanggotaan pada koperasi.
Perangkat koperasi, yaitu unsur-unsur yang terdapat pada organisasi koperasi. Perangkat
koperasi tersebut, sebagai berikut :
 Rapat Anggota. Dalam Anggaran Dasar dibahas mengenai kedudukan rapat anggota di dalam
koperasi, penetapan waktu pelaksanaan rapat anggota, hal-hal yang dapat dibahas dalam rapat
anggota, agenda acara rapat anggota tahunan, dan syarat sahnya pelaksanaan rapat anggota
koperasi.
 Pengurus. Dalam Anggaran Dasar dijabarkan tentang kedudukan pengurus dalam koperasi,
persyaratan dan masa jabatan pengurus, tugas, kewajiban serta wewenang dari pengurus
koperasi.
 Pengawas. Dalam Anggaran Dasar dijabarkan tentang kedudukan pengawas dalam koperasi,
persyaratan dan masa jabatan pengawas, tugas serta wewenang dari pengawas koperasi.
 Selain dari ketiga perangkat tersebut dapat ditambahkan pula pembina atau badan penasehat.
Ketentuan mengenai permodalan perusahaan koperasi, yaitu pembahasan mengenai jenis
modal yang dimiliki (modal sendiri dan modal pinjaman), ketentuan mengenai jumlah simpanan
pokok dan simpanan wajib yang harus dibayar oleh anggota.
Ketentuan mengenai pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU), yaitu ketentuan yang membahas
penjelasan mengenai SHU serta peruntukan SHU koperasi yang didapat.
Pembubaran dan penyelesaian, membahas tata-cara pembubaran koperasi dan penyelesaian
masalah koperasi setelah dilakukan pembubaran. Biasanya penjelasan yang lebih rinci mengenai
hal ini dikemukakan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga atau aturan lainnya.
Sanksi-sanksi, merupakan ketentuan mengenai sanksi yang diberikan kepada anggota, pengurus
dan pengawas koperasi, karena terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap Anggaran Dasar
atau aturan lain-nya yang telah ditetapkan.
Anggaran rumah tangga dan peraturan khusus, yaitu ketentuan-ketentuan pelaksana dalam
Anggaran Dasar yang sebelumnya dimuat dalam Anggaran Dasar.
Penutup
c. Pembentukan pengurus, pengawas, yaitu memilih anggota orang-orang yang akan dibebani
tugas dan tanggungjawab atas pengelolaan, pengawasan di koperasi
d. Neraca awal koperasi, merupakan perincian posisi aktiva dan pasiva diawal pembentukan
koperasi
e. Rencana kegiatan usaha, dapat berisikan latar belakang dan dasar pembentukan serta rencana
kerja koperasi pada masa akan datang.
C. Pengesahan badan hukum
Setelah terbentuk pengurus dalam rapat pendirian koperasi, maka untuk mendapatkan
badan hukum koperasi, pengurus/pendiri/kuasa pendiri harus mengajukan permohonan badan
hukum kepada pejabat terkait, sebagai berikut :
a. Para pendiri atau kuasa pendiri koperasi terlebih dulu mengajukan permohonan pengesahan
akta pendirian secara
tertulis kepada diajukan kepada Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,
dengan melampirkan :
1. Anggaran Dasar Koperasi yang sudah ditandatangani pengurus rangkap dua, aslinya
bermaterai)
2. Berita acara rapat pendirian koperasi.
3. Surat undangan rapat pembentukan koperasi
4. Daftar hadir rapat.
5. Daftar alamat lengkap pendiri koperasi.
6. Daftar susunan pengurus, dilengkapi photo copy KTP (untuk KSP/USP dilengkapi riwayat
hidup).
7. Rencana awal kegiatan usaha koperasi.
8. Neraca permulaan dan tanda setor modal minimal Rp.5.000.000 (lima juta rupiah) bagi
koperasi primer dan Rp.15.000.000 (lima belas juta rupiah) bagi koperasi sekunder yang
berasal dari simpanan pokok, wajib, hibah.
9. Khusus untuk KSP/USP disertai lampiran surat bukti penyetoran modal sendiri minimal
Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah) bagi koperasi primer dan Rp.50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) bagi koperasi sekunder yang berupa deposito pada bank pemerintah.
10. Mengisi formulir isian data koperasi.
11. Surat keterangan dari desa yang diketahui oleh camat.
b. Membayar tarif pendaftaran pengesahan akta pendirian koperasi sebesar Rp. 100.000 (seratus
ribu rupiah).
c. Apabila permintaan pengesahaan akta pendirian koperasi telah dilakukan sesuai dengan
ketentuan di atas kepada pendiri atau kuasa pendiri diberikan bukti penerimaan.
d. Pejabat koperasi, yaitu Kepala Dinas Koperasi dan UKM akan memberikan pengesahaan
terhadap akta koperasi apabila ternyata setelah diadakan penelitian Anggaran dasar koperasi.
– tidak bertentangan dengan Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian,
dan
– tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.
e. Pejabat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung sejak penerimaan permohonan
pengesahan badan hukum dari koperasi yang bersangkutan harus telah memberikan jawaban
pengesahannya. Tetapi biasanya proses pengesahan di dinas koperasi dapat selesai hanya
dalam waktu 3 (tiga) minggu.
f. Bila Pejabat berpendapat bahwa Akte Pendirian/Anggaran Dasar tersebut tidak bertentangan
dengan ketentuan Undang-undang koperasi dan peraturan pelaksananya serta kegiatannya
sesuai dengan tujuan, maka akte pendirian di daftar dengan nomor urut dalam Buku Daftar
Umum. Kedua buah Akte Pendirian/Anggaran Dasar tersebut dibubuhi tanggal, nomor
pendaftaran tentang tanda pengesahan oleh Pejabat a.n Menteri.
g. Tanggal pendaftaran akte Pendirian berlaku sebagai tanggal sesuai berdirinya koperasi yang
mempunyai badan hukum, kemudian Pejabat mengumumkan pengesahan akta pendirian di
dalam Berita Negara Republik Indonesia
h. Buku Daftar Umum serta Akte-Akte salinan/petikan ART/AD Koperasi dapat diperoleh oleh
pengurus koperasi dengan mengganti biaya fotocopy dan harus dilegalisir oleh Pejabat
Koperasi yang bersangkutan. Biaya yang dikenakan untuk hal di atas adalah Rp. 25.000
i. Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan penolakan diberitahukan oleh
pejabat kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
diterimanya permintaan.
j. Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri dapat mengajukan permintaan
ulang dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya penolakan.
k. Keputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam jangka waktu paling lama 1
(satu) bulan sejak diterimanya pengajuan permintaan ulang.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Koperasi dan UKM
Republik Indonesia dengan Ikatan Notaris Indonesia pada tanggal 4 Mei 2004 dan Keputusan
Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor : 98/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang Notaris Sebagai
Pembuat Akta Koperasi membuat perubahan dalam prosedur pendirian koperasi yaitu proses
pembuatan akta pendirian, perubahan anggaran dasar, dan akta-akta lain berkaitan dengan
koperasi sebagai badan hukum maka hal tersebut dilakukan dihadapan notaris. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pelayanan hukum kepada masyarakat.
Berdasarkan Kepmen No.98 tahun 2004, prosedur pendirian koperasi yang melibatkan
notaris di dalamnya, masih mengikuti prosedur yang ada, tetapi ada beberapa tahapan yang
melibatkan notaris yaitu :
Rapat pembentukan koperasi selain mengundang minimal 20 orang calon anggota, pejabat
desa, pejabat dinas koperasi hendaknya mengundang pula notaris yang telah ditunjuk pendiri
koperasi, yaitu notaris yang telah berwenang menjalankan jabatan sesuai dengan jabatan notaris,
berkedudukan di wilayah koperasi itu berada (dalam hal ini berkedudukan di Kabupaten
Bandung), serta memiliki sertifikat tanda bukti telah mengikuti pembekalan di bidang
perkoperasian yang ditandatangani oleh menteri koperasi dan UKM RI.
Notaris yang telah membuat akta pendirian koperasi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku kemudian membacakan dan menjelaskan isinya kepada para pendiri,
anggota atau kuasanya sebelum menanda-tangani akta tersebut.
Kemudian akta pendirian koperasi yang telah dibuat notaris pembuat akta koperasi
disampaikan kepada pejabat dinas koperasi untuk dimintakan pengesahannya, sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Materi Pokok Pengelolaan Koperasi:
Indikator:
· Mendeskripsikan Koperasi dan Koperasi sekolah
· Menjelaskan Perangkat Organisasi Koperasi dan Koperasi Sekolah

A. Prosedur Pendirian dan Usaha Pengembangan Koperasi


1. Prosedur Pendirian Koperasi
Proses pendirian koperasi dimulai dengan pelaksanaan rapat pembentukan koperasi dimana
untuk koperasi primer didirikan oleh paling sedikit 20 orang perseorangan dengan memisahkan
sebagian kekayaan pendiri atau anggota sebagai modal awal koperasi. Sementara itu, untuk
koperasi sekunder didirikan oleh paling sedikit tiga koperasi primer.
Rapat pembentukan koperasi tersebut dihadiri oleh pejabat setempat yang berwenang sesuai
domisili anggota. Kehadiran pejabat tersebut bertujuan, antara lain untuk memberi pengarahan
berkenaan dengan pembentukan koperasi, melihat proses pelaksanaan rapat pembentukan,
sebagai narasumber jika ada pertanyaan berkaiatn dengan perkoperasian, dan meniliti isi konsep
anggaran dasar yang dibuat oleh para pendiri sebelum anggaran dasar tersebut diaktaka oleh
notaris pembuat akta koperasi. Jika memungkinan, rapat pembentukan koperasi juga dapat
dihadiri oleh notaris pembuat akta koperasi, yaitu notaris yang ditetapkan melalui Keputusan
Menteri Negara Koperasi dan UKM untuk membantu membuat/menyusun akta pendirian,
perubahan anggaran dasar, dan pembubaran koperasi.
Koperasi mempunya tempat kedudukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang ditentukan dalam anggaran dasar. Tempat kedudukan tersebut sekaligus merupakan kantor
pusat koperasi. Dalam semua surat menyurat, pengumuman yan diterbitkan oleh koperasi, barang
cetakan, dan akta dalam koperasi menjadi pihak, harus disebutkan nama dan alamat lengkap
koperasi.
Pendirian koperasi dilakukan dengan akta pendirian koperasi yang dibuat oleh notaris. Jika
di suatu kecamatan tidak terdapat notaris, maka akta pendirian koperasi dapat dibuat oleh camat
yang telah disahkan sebagai pejabat pembuat akta koperasi oleh menteri.
Akta pendirian koperasi memuat anggaran dasar dan keterangan yang berkaitan dengan
pendirian koperasi. Keterangan tersebut memuat sekurang-kurangnya:
a. nama lengkap, tempat dan tangal lahir, tempat tinggal, dan pekerjaan pendiri perseorangan
atau nama, tempat kedudukan, dan alamat lengkap, serta nomor dan tanggal pengesahan badan
hukum koperasi pendiri bagi koperasi sekunder; dan
b. susunan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, tempat tinggal, dan pekerjaan pengawas dan
pengurus yang pertamakali diangkat.
Dalam pembuatan akta pendirian koperasi, seorang pendiri dapat diwakili oleh pendiri lain
berdasarkan surat kuasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Permohonan
akta pendirian koperasi diajukan secara tertulis oleh para pendiri secara bersama-sama atau
kuasanya kepada menteri untuk mendapatkan pengesahan sebagai badan hukum. Jika
permohonan tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, maka dalam jangka
waktu paling lama 30 harisejak diterimanya permohonan, menteri harus menolak permohonan
secara tertulis disertai alasannya.
Koperasi memperoleh pengesahan sebagai badan hukum setelah akta pendirian koperasi
disahkan oleh menteri. Pengesahan koperasi sebagai badan hukum diberikan dalam jangka waktu
paling lambat 30 hari sejak tanggal permohonan diterima. Jika menteri tidak melakukan
pengesahan dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal permohonan diterima, maka akta pendirian
koperasi dianggap sah.

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kehidupan Koperasi


a. Kesadaran berkoperasi
Banyak anggota masyarakat yang belum menyadari bahwa koperasi dapat meningkatkan
kesejahteraan mereka. Padahal dengan sas kekeluargaan, musyawarah mufakat, dan gotong-
royong, koperasi merupakan wahana yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, kesadaran anggota masyarakat untuk berpartisipasi dalam organisasi koperasi
akan memengaruhi kehidupan koperasi di Indonesia.
b. Pengetahuan dan keterampilan pengurus
Banyak pengurus koperasi yang tidak memiliki pengetahuan dan kerampilan yang dibutuhkan
untuk mengembangkan koperasi, sehingga banyak koperasi yang salah urus. Hal ini bisa
berakibat pada berkurangnya minat masyarakat untuk bergabung dengan koperasi.
c. Modal
Sebagai sebuah badan usaha, modal merupakan sangat penting bagi koperasi untuk melakukan
akspansi ekonomi. Namun, kekurangan modal merupakan kendala yang sering dihadapi dalam
pengembangan usaha koperasi di Indonesia.
d. Peran pemerintah
Peran pemerintah dalam mengembagkan kehidupan berkoperasi sangat penting. Peran
pemerintah tersebut menyangkut hal-hal berikut.
1) Menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan koperasi.
2) Menjamin ketersediaan pasar dan kelayakan harga bagi produk koperasi.
3) Menciptakan organisasi dan manajemen koperasi yang profesional.
4) Menyediakan modal.
5) Memberikan penyuluhan tentang kesadaran berkoperasi di masyarakat.
3. Usaha Pengembangan Koperasi
Koperasi telah mengalami perkembangan pesat di Indonesia, namun masih memerlukan
langkah-langkah lanjutan untuk mengembangkan koperasi. Di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Memberikan penyuluhan tentang koperasi
Memberi penyuluhan kepada masyarakat sangat diperlukan agar koperasi semakin berpean
dalam meningkatkan kesejahteraan. Kesadaran berkoperasi sebagai anggota masyarakat masih
rendah karena pengalaman traumatis masa lalu, antara lain sebagai berikut.
1) Korupsi, perselisihan dan pemborosan yang dilakukan pengurus koperasi, sehingga koperasi
sering mengalami kerugian.
2) Koperasi digunakan sebagai alat politik oleh Pki untukmemperkokoh partaimya.
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengurus
Pengurus koperasi merupakan penggerak usaha koperasi. Untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan, pengurus perlu memiliki pengetahuan yang memadai. Pada masa lalu, tidak banyak
usaha yang dilakukan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan pengurus. Oleh karena
itu, usaha menambah pengetahuan dan keterampilan pengurus koperasi perlu terus dilakukan.
c. Meningkatkan permodalan koperasi
Masih banyak koperasi yang sulit mempertahankan kelangsungan kegiatannya karena
kekurangan modal. Banyak anggota koperasi yang terjerat rentenir karena koperasi tidak punya
cukup dana untuk di pinjamkan ke masyarakat. Koperasi dapat meminjam dari bank, tetapi
sering kali persyaratan yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi koperasi. Namun dengan
semakin berkembangnya bank koperasi masalah permodalan koperasi sudah mulai teratasi.
4. Peran pemerintah
Peran pemerintah sangat diperlukan dalam usaha pengembangan koperasi, terutama pada
hal-hal berikut.
1) Membina dan mengembangkan koperasi secara terpadu melalui kerja sama antar instansi.
2) Memberi kesempatan pada koperasi untuk berperan lebih besar dalam pelaksanaan
pembangunan ekonomi.
3) Membentuk koperasi-koperasi pemerintah sebagai patokan bagi koperasi-koperasi lainya.
B. Prosedur Pendirian Koperasi Sekolah
1. Dasar Pendiriam Koperasi Sekolah
Pada dasarnya, pendirian koperasi sekolah adalah salah satu usaha untuk
menumbuhkembangkan budaya koperasi pada siswa yang kelak akan menjadi penerus
pembangunan bangsa dan negara. Koperasi sekolah menjadi sarana bagi siswa untuk
menerapkan pengetahuan koperasi dan ekonomi di dalam kehidupan sehari-hari. Koperasi
sekolah juga menjadi sarana untuk belajar berorganisasi, menuhbuhkan toleransi, dan
mengembangkan rasa kekeluargaan.
Koperasi sekolah dibentuk berdasarkan surat keputusan antara beberapa departemen,
yaitu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan), serta Departemen Transmigrasi dan Koperasi, yang dituangkan dalam surat
keputusan pada tanggal 18 Juli 1972 No. 275/KPTS/Mentranskop/72. Dalam surat keputusan
tersebut ditegaskan bahwa koperasi dapat didirikan di sekolah-sekolah, baik sekolah negeri
maupun sekolah swasta, dan lembaga-lembaga pendidikan lainya.
Surat keputusan tersebut diikuti oleh terbitnya Surat Edaran Direktur Jendral Koperasi
pada tanggal 31 Mei 1974 No. 717/DK/A/VI/1974 yang membuat ketentuan-ketentuan koperasi
sekolah, yaitu koperasi sekolah dibentuk oleh siswa-siswa, baik Sekolah Dasar, Sekolah Lanjut
Tingkat Pertama, Sekolah Lanjut Tingkat Atas, maupun lembaga-lembaga pendidikan lainya,
seperti pondok pesantren, dan sekolah-sekolah kejuruan.
Surat Edaran tersebut dipertegas lagi oleh Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Mentri
Perindustrian dan Perdagangan, Mentri Transmigrasi dan Koperasi, Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan, Serta Mentri Dalam Negeri, No. 331/M/SK/10/1984 (oleh Menperindag), No.
126/M/KPTS/X/SK/10/1984 (oleh Mentranskop), No. 0477/M/1984 (oleh Mendikbud), dan No.
72/1984 (oleh Mendagri).
Pada pasal 1 SKB tersebut dijelaskan bahwa koperasi sekolah adalah koperasi yang
beranggotakan murid-murid Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (sekarang
Sekolah Menengah Pertama), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (sekarang Sekolah Menengah
Atas), dan lembaga-lembaga pendidikan lainya, baik negeri maupun swasta.
Koperasi sekolah juga tunduk pada Undang-Undang Perkoperasian No. 25 Tahun 1992
yang merupakan pembaruan dari Undang-Undang Koperasi Nomor 12 Tahun 1967.
2. Tujuan dan Ciri Khas Koperasi Sekolah
Tujuan dan cirri khas koperasi sekolah pada dasarnya tetap menace pada Undang-Undang
Perkoperasian No. 17 Tahun 2012. Tetapi perlu diingat bahwa koperasi sekolah ditujukan untuk
lingkungan sekolah.
a. Tujuan Koperasi Sekolah
Tujuan koperasi sekolah secara umum adalah sebagai berikut.
1) Mendidik dan memelihara kesadaran hidup bergotong-royong dan rasa setia kawan di antara
siswa.
2) Memupuk rasa cinta terhadap sekolah.
3) Mengembangkan mutu pengetahuan serta keterampilan berusaha dalam bentuk koperasi.
4) Menanamkan dan memupuk rasa tanggung jawab serta disiplin dalam hidup bergotomg-
royong di masyarakat.
5) Memelihara hubungan baik dan saling pengertian diantara sesama siswa sebagai anggota
koperasi.
6) Menanamkan dan menumbuhkan rasa harga diri, jiwa demokrasi, keberanian berpendapat, dan
persamaan derajat.
7) Sebagai sarana untuk belajar dan berkarya, serta sarana untuk mendapatkan perlengkapan
sekolah.
b. Ciri Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah mempunyai cirri khas sebagai berikut.
1) Berbeda dengan koperasi lain yang harus berbadan hukum, koperasi sekolah diakuai dan
didirikan oleh pemerintah melalui surat keputusan dari beberapa menteri.
2) Masa keanggotaan siswa akan berakhir jika siswa sudah lulus atau keluar dari sekolah.
3) Penyelenggaraan koperasi sekolah disesuaikan dengan jam pelajaran sehingga tidak
mengganggu proses belajar.
4) Koperasi sekolah merupakan sarana untuk mendidik siswa mengembangkan dirinya sebagai
mahkluk intelektual dan mahkluk social.
5) Jika memungkinkan, anggota dan pengurus koperasi sekolah adalah siswa itu sendiri.
Pendirian koperasi sekolah membutuhkan perencanaan dan penelaahan yang serius serta
melewati beberapa tahap hingga mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang. Koperasi
sekolah harus mendapat pengakuan dari beberapa instansi pemerintah seperti Direktorat
Koperasi setempat dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Simulasi Pendirian Koperasi Sekolah
Ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam mendirikan koperasi sekolah.
a. Tahap I
Setelah pihak yang terdiri dari guru, siswa, dan pejabat koperasi setempat sepakat untuk
mendirikan koperasi; siswa, guru dan kepala sekolah membentuk panitia pembentukan koperasi
sekolah. Panitia yang terdiri dari beberapa siswa dan guru, kemudian mempersiapkan beberapa
rencana dasar sebagai berikut.
1) Anggaran dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).
2) Rencana dan program kerja.
3) Undangan untuk pembentukan koperasi.
4) Berbagai fasilitas untuk penyelenggaraan rapat pembentukan koperasi. Sebelum panitia
mengadakan rapat, rencana dasar perlu dimatangkan terlebih dahulu, hingga rapat dapat berjalan
lancer.
b. Tahap II
Setelah rencana disiapkan, panitia harus mengundang beberapa pihak unyuk mengadakan
rapat.
Peserta rapat yang diundang adalah sebagai berikut.
1) Beberapa orang siswa untuk mewakili calon anggota koperasi.
2) Kepala sekolah dan guru-guru.
3) Perwakilam orang tua siswa.
4) Pejabat dari direktorat koperasi setempat.
5) Pejabat dari kantor Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Di dalam rapat, dibicarakan hal-hal sebagai berikut.
1) Penjelasan dan uraian Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang telah disiapkan
oleh panitia sebelumnya.
2) Pembuatan akta pendirian koperasi sekolah.
3) Pembuatan susunan pengurus dan pengawas.
4) Penentuan bidang usaha dan permodalan
c. Tahap III
Tahap terakhir adalah pengajuan surat permohonan pengakuan atau badan hukum pendirian
koperasi sekolah oleh pengurus. Surat tersebut ditujukan kepada dinas koperasi tingkat
kabupaten atau kotamadya dengan melampirkan:
1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
2) Berita acara rapat pembentukan koperasi sekolah.
3) Neraca awal yang berisikan jumlah mnodal dan kekayaan pada awal pendirian koperasi
sekolah.
Setelah berkas surat permohonan tersebut disampaikan kepada dinas koperasi, pihak dinas
koperasi akan mengirim surat yang berisikan tanda terima berkas/dokumen tersebut palimg
lambat dalam dua bulan. Pihak dinas koperasi kemudian akan mengutus beberapa orang
petugasnya untuk meninjau keberadaan koperasi sekolah tersebut. Jika memenuhi syarat, maka
dua atau tiga bulan berikutnya dinas koperasi akan memberikan pengesahan atau pengakuan bagi
koperasi sekolah yang bersangkutan dengan beberapa tembusan ke instansi terkait, seperti
Direktorat Jendral Bina Lembaga Koperasi di Jakarta, Kantor Dinas Koperasi Provinsi, dan
Kantor Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan setempat.
Akta pendirian dan anggaran dasar serta anggaran rumah tangga koperasi sekolah yang telah
resmi berdiri disahkan dan dicatat pada buku daftar khusus.
Pengesahan tersebut dilengkapi dengan nomor registrasi, tanggal, dan tanda pengakuan dari
dinas koperasi kabupaten atau kotamadya atas nama Dinas Koperasi Provinsi. Perlu anda
ketahui, dinas koperasi di tipa daerah terkadang berada di bawah atau bersama dinas lain.
4. Jenis Barang dan Jasa yang Diusahakan oleh Koperasi Sekolah
Pada umumnya, koperasi sekolah mengusahakan barang dan jasa yang berhubungan
dengan kegiatan siswa di sekolah, antara lain sebagai berikut.
a. Perlengkapan Sekolah
Pengadaan barang-barang kebutuhan siswa harus berhubungan dengan jenis sekolah. Misalnya,
siswa Sekolah Menengah Atas dan Mdrasah Aliyah membutuhkan alat tulis dan perlengkapan
penunjang belajar seperti penghapus, gunting, jangka, dan penggaris. Sedangkan siswa Sekolah
Menengah Kejuruan membutuhkan alat-alat penunjang praktik kerja.
b. Makanan dan minuman ringan
Harga makanan dan minuman yang dijual oleh koperasi sekolah bisa lebih murah dibandingkan
harga di took yang tidak dikelola oleh koperasi. Jika dikelola dengan baik, usaha tersebut bisa
berkembang menjadi took swalayan yang modern dan professional.
c. Jasa simpan pinjam
Koperasi sekolah juga dapat melayani usaha jasa simpan pinjam. Dengan usaha ini, siswa dididik
untuk lebih hemat dan disiplin dalam mengatur keuangan. Sisa uang saku yang diberikan oleh
orang tua dapat dikumpulkan di koperasi dan sewaktu-waktu dapat digunakan untuk berbagai
kebutuhan lain. Jika siswa harus meminjam dari koperasi, mereka dididik untuk melunasi
pinjaman tepat waktu, di samping belajar menghemat pengeluaran sehari-hari.

http://niniksarofah.blogspot.co.id/2015/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_11.html

Prosedur Pendirian Koperasi


Prosedur Pendirian
Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992
Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Koperasi Primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang.
Koperasi Sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi.
Prinsip Koperasi Indonesia :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa masing-masing anggota.
4. Pembagian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5. Kemandirian.
6. Pendidikan perkoperasian.
7. Kerjasama antar koperasi.
Kegiatan usaha Koperasi :
· Kegiatan usaha utama yang dijalankan oleh koperasi adalah kegiatan usaha yang memiliki
keterkaitan dengan kepentingan ekonomi anggota.
· Kegiatan usaha koperasi berfungsi menyokong kegiatan usaha atau kepentingan ekonomi
anggotanya.
· Perkembangan kegiatan usaha koperasi seharusnya berimbas pada perkembangan usaha
anggota atau peningkatan pemenuhan ekonomi anggotanya.
Struktur Organisasi Koperasi :
1. Unsur Perangkat Organisasi Koperasi (Rapat Anggota, Pengurus, Pengawas)
2. Unsur Dewan Penasihat atau Penasihat
3. Unsur Pelaksana yaitu manajer dan karyawan
Rapat Anggota :
1. Rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota koperasi.
2. Merupakan kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi.
3. Rapat Anggota merupakan perwujudan dari karakteristik koperasi, yaitu anggota sebagai
pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
4. Segala keputusan penting yang menyangkut kehidupan koperasi harus dimintakan persetujuan
kepada anggota dan diputuskan melalui rapat anggota.
Selain persyaratan diatas, perlu juga diperhatikan beberapa hal-hal penting yang harus
diperhatikan dalam pembentukan koperasi yang dikemukakan oleh Suarny Amran et.al
(2000:62) antara lain sebagai berikut :
a. Orang-orang yang akan mendirikan koperasi dan yang nantinya akan menjadi anggota koperasi
hendaknya mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Artinya tidak setiap orang
dapat mendirikan dan atau menjadi anggota koperasi tanpa didasarkan pada adanya keje-lasan
mengenai kegiatan atau kepentingan ekonomi yang akan dijalankan. Kegiatan ekonomi yang
sama diartikan, memiliki profesi atau usaha yang sama, sedangkan kepentingan ekonomi yang
sama diartikan memiliki kebutuhan ekonomi yang sama.

b. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi. Layak secara ekonomi
diartikan bahwa usaha tersebut akan dikelola secara efisien dan mampu menghasilkan
keuntungan usaha dengan mem-perhatikan faktor-faktor tenaga kerja, modal dan teknologi.

c. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan
oleh koperasi. Hal tersebut dimaksudkan agar kegiatan usaha koperasi dapat segera dilaksanakan
tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan, fasilitas dan pinjaman dari pihak luar.

d. Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan agar tercapai efektivitas dan efisiensi dalam pe-ngelolaan koperasi. Perlu
diperhatikan mereka yang nantinya ditunjuk/ dipilih menjadi pengurus haruslah orang yang
memiliki kejujuran, kemampuan dan kepemimpinan, agar koperasi yangdidirikan tersebut sejak
dini telah memiliki kepengurusan

Setelah persyaratan terpenuhi para pendiri kemudian mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan
untuk mengadakan rapat pembentukan koperasi, setelah memiliki bekal yang cukup dan telah
siap para pendiri melakukan rapat pembentukan koperasi yang dihadiri dinas koperasi dan
pejabat lainnya, pendirian koperasi tidak sampai disana karena lembaga koperasi yang telah
didirikan perlu disahkan badan hukumnya

PERSIAPAN PEMBENTUKAN
Orang-orang yang akan mendirikan koperasi terlebih dahulu mendapatkan penerangan dan
penyuluhan agar memperoleh pengertian dan kejelasan mengenai maksud dan tujuan mendirikan
koperasi termasuk struktur organisasi manajemen serta kegiatan usaha koperasi.
HAL - HAL YANG DIBICARAKAN DALAM RAPAT
* Tujuan mendirikan koperasi
* Kegiatan usaha yang hendak dijalankan
* Persyaratan menjadi anggota
* Menetapkan modal yang akan disetor kepada koperasi diantaranya dari simpanan pokok dan
simpanan wajib
* Memilih nama-nama pendiri koperasi
* Memilih nama-nama pengurus dan pengawas koperasi
* Menyusun anggaran dasar
TEKNIS PENYUSUNAN ANGGARAN DASAR
Apabila penyusunan anggaran dasar tidak mungkin disusun bersama-sama seluruh peserta rapat,
dapat ditempuh:
1. Membentuk tim perumus penyusun anggaran dasar dengan tugas menyusun draf anggaran
dasar yang bersifat umum dan hasilnya dilaporkan kepada pendirian koperasi untuk dimintakan
pengesahan kepada kepada seluruh anggota

2. Hal-hal khusus yang perlu dibahas oleh seluruh peserta (tidak diserahkan kepada tim perumus)
diantaranya :
a. Nama dan tempat kedudukan koperasi
b. Persyaratan menjadi anggota
c. Besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib
d. Nama-nama pendiri, pengurus dan pengawas
e. Kegiatan usaha
f. Ketentuan mengenai penggunaan sisa hasil usaha
g. Ketentuan mengenai sanksi

3. Isi Anggaran Dasar minimal memuat tentang :


a. Daftar nama pendiri
b. Nama dan tempat kedudukan koperasi
c. Ketentuan mengenai keanggotaan
d. Maksud dan tujuan serta bidang usaha
e. Ketentuan mengenai rapat anggota
f. Ketentuan mengenai pengelolaan
g. Ketentuan mengenai permodalan
h. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya koperasi
i. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
j. Ketentuan mengenai sangsi.

Sumber:
http://dinkop-umkm.jatengprov.go.id/?page_id=473
http://rikerusliawati.blogspot.com/2012/10/tata-cara-pendirian-koperasi.html

Anda mungkin juga menyukai