Oleh :
A. Latar Belakang
Indonesia dikategorikan berada pada peringkat ke dua di dunia sebagai
negara dengan kondisi sanitasi terburuk setelah India. Buruknya akses terhadap
Diare. Penyakit ini adalah penyakit endemis potensial kejadian luar biasa (KLB)
yang sering disertai dengan kematian. Diare adalah pengeluaran feses yang
tiga kali atau lebih dalam sehari. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2018, Provinsi Bali adalah salah satu provinsi yang tidak lepas dari pada kejadian
nakes di Provinsi Bali mengalami peningkatan dari tahun 2013 ke tahun 2018.
dengan jumlah 2.106 kasus. Kasus diare yang dilayani menurut jenis kelamin,
puskesmas dengan kasus tertinggi yaitu 1.428 kasus diare yang dilayani (Dinkes
Gianyar, 2018). Hal ini mengalami peningkatan dari tahun 2017 dimana kasus yang
Diare sangat rentan terjadi pada Anak usia sekolah terutama pada sekolah
dasar karena siswa sekolah dasar termasuk kedalam kelompok umur yang rawan
Organization (WTO) pada tahun 2013, 1000 anak meninggal setiap harinya karena
diare yang disebabkan oleh buruknya sanitasi, belum adanya akses toilet bersih dan
aman serta kebiasaan siswa setelah menggunakan toilet seperti tidak mencuci
Fasilitas penting yang harus ada disekolah adalah fasilitas sanitasi. Sekolah
yang sehat harus memiliki kriteria sarana dan prasarana sanitasi yang terdiri dari
sekolah harus memenuhi akses sarana air bersih yang aman dari pencemaran, sarana
sanitasi (jamban) yang berfungsi dan terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan
serta fasilitas cuci tangan pakai sabun. Sanitasi sekolah adalah langkah awal untuk
mewujudkan lingkungan belajar yang sehat. Sebagai tempat umum sekolah juga
dilengkapi dengan sarana sanitasi toilet. Peran toilet sangat penting karena
Toilet yang baik harus memenuhi syarat kesehatan seperti toilet harus
dalam keadaan bersih dan tidak berbau, terdapat slogan untuk menjaga kebersihan,
pengurasan bak penampungan air paling sedikit dilakukan satu minggu sekali, bak
air harus dalam keadaan bersih dan dikosongkan pada saat libur panjang,
menggunakan desinfektan untuk membersihkan lantai dan closet serta urinoir dan
kenyataanya banyak elemen yang tidak diketahui oleh para pengguna yang dapat
digunakan oleh para pengguna dengan berbagai latar belakang kesehatan, sehingga
bagian toilet menjadi resiko penularan penyakit. Salah satu bagian toilet yang sering
kontak langsung dengan tanggan pengguna adalah handle pintu pada toilet.
anak sekolah yang praktik sanitasinya masih kurang. Praktik sanitasi tersebut
meliputi perilaku anak yang jarang mencuci tangan setelah menggunakan toilet.
Pengguna toilet dalam hal ini adalah anak sekolah akan membuka pintu, setelah
mengandung bakteri atau kuman yang dapat berpindah ke pengguna lain melalui
proses sentuhan.
dipengaruhi oleh aktifitas manusia. Toilet yang digunakan oleh pengguna terutama
anak-anak yang memiliki hygiene yang buruk seperti tidak mencuci tangan setelah
buang air besar dan buang air kecil sehingga dimungkinkan terdapat jenis bakteri
coliform fecal pada handle pintu. Toilet sebagai sarana yang digunakan untuk
cairan tubuh dan sentuhan terhadap peralatan di toilet khususnya pada handle pintu.
bakteri yang ditemukan di toilet adalah jenis bakteri Bacillus sp, Escherichia coli,
Klebsiella sp, S. aureus, dan Pseudomonas aeruginosa. Bacillus sp adalah bakteri
Klebsiella sp. menjadi pathogen jika berada di jaringan luar usus dan dapat
menyebabkan infeksi pada usus. Penyebab diare terbanyak kedua setelah rotavirus
Escherichia coli berada pada saluran pencernaan manusia sebagai flora normal,
namun ada yang bersifat pathogen yang dapat menyebabkan diare pada manusia
(Battelhiem, 2000).
Sekolah Dasar Negeri 1 Lodtunduh adalah salah satu sekolah yang berada
di wilayah kerja Puskesmas Ubud I, berdasarkan hasil inspeksi sanitasi oleh petugas
puskesmas didapatkan kondisi sanitasi di sekolah dasar ini masih tergolong kurang
baik terutama sanitasi toilet. Berdasarkan hasil inspeksi, toilet sekolah terlihat
kurang bersih di bagian lantai serta tidak adanya sabun cuci tangan di toilet maupun
pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga kebersihan toilet. Sabun cuci tangan
yang tidak disediakan di toilet membuat perilaku siswa dalam mencuci tangan
toilet sangat penting, karena jika pengetahuan siswa baik tentang kebersihan maka
akan meningkatkan perilakunya dalam menjaga kebersihan toilet dan perilakunya
dalam hal ini pengetahuan dan perilaku siswa tentang kebersihan toilet dan perilaku
mencuci tangan masih kurang. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui
Keberadaan Bakteri Escherichia coli Pada Handle Pintu Toilet Sekolah Dasar
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
bakteri Escherichia coli yang terdapat pada handle pintu toilet Sekolah
C. Manfaat
1. Manfaat Praktis
kurang pada toilet, sehingga toilet yang tersedia aman bagi siswa jika
digunakan.
sekolah terutama perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air
mengalir.
2. Manfaat Teoritis
umum
selanjutnya