Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU TERHADAP

KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA HANDLE


PINTU TOILET SEKOLAH DASAR NEGERI 1 LODTUNDUH
KECAMATAN UBUD KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2020

Oleh :

I GUSTI AGUNG ARI SUCI


18120706094

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN, SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS DHYANA PURA
BADUNG
2020
BAB I

A. Latar Belakang
Indonesia dikategorikan berada pada peringkat ke dua di dunia sebagai

negara dengan kondisi sanitasi terburuk setelah India. Buruknya akses terhadap

fasilitas sanitasi, menimbulkan berbagai macam penyakit salah satunya adalah

Diare. Penyakit ini adalah penyakit endemis potensial kejadian luar biasa (KLB)

yang sering disertai dengan kematian. Diare adalah pengeluaran feses yang

konsistensinya lembek sampai cair dengan frekwensi pengeluaran feses sebanyak

tiga kali atau lebih dalam sehari. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia Tahun

2018, Provinsi Bali adalah salah satu provinsi yang tidak lepas dari pada kejadian

diare. Cakupan penderita diare khususnya balita yaitu sebanyak 29,63 %.

Berdasarkan hasil riskesdas tahun 2018, Prevalensi diare berdasarkan diagnosis

nakes di Provinsi Bali mengalami peningkatan dari tahun 2013 ke tahun 2018.

Diare termasuk kedalam 10 besar penyakit tertinggi di kabupaten Gianyar

dengan jumlah 2.106 kasus. Kasus diare yang dilayani menurut jenis kelamin,

kecamatan dan puskesmas di kabupaten Gianyar, Puskesmas Ubud I adalah

puskesmas dengan kasus tertinggi yaitu 1.428 kasus diare yang dilayani (Dinkes

Gianyar, 2018). Hal ini mengalami peningkatan dari tahun 2017 dimana kasus yang

ditangani di Puskesmas Ubud I berjumlah 1.102 kasus (Dinkes Gianyar 2017).

Diare sangat rentan terjadi pada Anak usia sekolah terutama pada sekolah

dasar karena siswa sekolah dasar termasuk kedalam kelompok umur yang rawan

terserang penyakit dan infeksi seperti diare. Penyebaran penyakit berbasis


lingkungan di kalangan anak sekolah masih tinggi. Berdasarkan data World Toilet

Organization (WTO) pada tahun 2013, 1000 anak meninggal setiap harinya karena

diare yang disebabkan oleh buruknya sanitasi, belum adanya akses toilet bersih dan

aman serta kebiasaan siswa setelah menggunakan toilet seperti tidak mencuci

tangan setelah buang air kecil dan buang air besar.

Fasilitas penting yang harus ada disekolah adalah fasilitas sanitasi. Sekolah

yang sehat harus memiliki kriteria sarana dan prasarana sanitasi yang terdiri dari

sekolah harus memenuhi akses sarana air bersih yang aman dari pencemaran, sarana

sanitasi (jamban) yang berfungsi dan terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan

serta fasilitas cuci tangan pakai sabun. Sanitasi sekolah adalah langkah awal untuk

mewujudkan lingkungan belajar yang sehat. Sebagai tempat umum sekolah juga

dilengkapi dengan sarana sanitasi toilet. Peran toilet sangat penting karena

menyangkut pemenuhan kebutuhan fisik, sosial dan psikologis.

Toilet yang baik harus memenuhi syarat kesehatan seperti toilet harus

dalam keadaan bersih dan tidak berbau, terdapat slogan untuk menjaga kebersihan,

pengurasan bak penampungan air paling sedikit dilakukan satu minggu sekali, bak

air harus dalam keadaan bersih dan dikosongkan pada saat libur panjang,

menggunakan desinfektan untuk membersihkan lantai dan closet serta urinoir dan

menyediakan sabun untuk mencuci tangan ( (Menkes, 2006). Namun pada

kenyataanya banyak elemen yang tidak diketahui oleh para pengguna yang dapat

mempengaruhi kesehatan mereka. Elemen-elemen tersebut adalah bergantian

digunakan oleh para pengguna dengan berbagai latar belakang kesehatan, sehingga
bagian toilet menjadi resiko penularan penyakit. Salah satu bagian toilet yang sering

kontak langsung dengan tanggan pengguna adalah handle pintu pada toilet.

Handle pintu toilet sekolah sangat berpotensi sebagai tempat penularan

bakteri penyebab penyakit diare, karena sebagian besar penggunanya merupakan

anak sekolah yang praktik sanitasinya masih kurang. Praktik sanitasi tersebut

meliputi perilaku anak yang jarang mencuci tangan setelah menggunakan toilet.

Pengguna toilet dalam hal ini adalah anak sekolah akan membuka pintu, setelah

melakukan proses ekskresi dan dipastikan handle pintu tersebut berpotensi

mengandung bakteri atau kuman yang dapat berpindah ke pengguna lain melalui

proses sentuhan.

Bedasarkan penelitian (Purwita Sari, 2015) Tentang Keberadaan Coliform

Fecal pada Handle Pintu Toilet di Tempat-Tempat Umum di Kota Semarang

didapatkan 84 % toilet mengandung coliform fecal. Penelitian ini juga sejalan

dengan penelitian (Tururaja T, 2010) bahwa jumlah coliform fecal dapat

dipengaruhi oleh aktifitas manusia. Toilet yang digunakan oleh pengguna terutama

anak-anak yang memiliki hygiene yang buruk seperti tidak mencuci tangan setelah

buang air besar dan buang air kecil sehingga dimungkinkan terdapat jenis bakteri

coliform fecal pada handle pintu. Toilet sebagai sarana yang digunakan untuk

membuang kotoran akan menyebabkan tingginya resiko terkontaminasi kuman dari

cairan tubuh dan sentuhan terhadap peralatan di toilet khususnya pada handle pintu.

Berdasarkan penelitian (Ria Maryanti, 2018), berdasarkan uji biokimia

bakteri yang ditemukan di toilet adalah jenis bakteri Bacillus sp, Escherichia coli,
Klebsiella sp, S. aureus, dan Pseudomonas aeruginosa. Bacillus sp adalah bakteri

famili Bacilliacae dan S aureus adalah famili Staphilococcaceae yang

menyebabkan penyakit infeksi kulit seperti jerawat, pioderma dan impetigo.

Escherichia coli dan Klebsiella sp. merupakan bakteri Enterobacteriae, sedangkan

P. aeruginosa merupakan bakteri famili Pseudomonadaceace. Escherichia coli dan

Klebsiella sp. menjadi pathogen jika berada di jaringan luar usus dan dapat

menyebabkan infeksi pada usus. Penyebab diare terbanyak kedua setelah rotavirus

adalah Escherichia coli (Monem et all). Escherichia coli merupakan bakteri

komensal, pathogen intestinal, dan pathogen ekstraintestinal. Sebagian besar

Escherichia coli berada pada saluran pencernaan manusia sebagai flora normal,

namun ada yang bersifat pathogen yang dapat menyebabkan diare pada manusia

(Battelhiem, 2000).

Sekolah Dasar Negeri 1 Lodtunduh adalah salah satu sekolah yang berada

di wilayah kerja Puskesmas Ubud I, berdasarkan hasil inspeksi sanitasi oleh petugas

puskesmas didapatkan kondisi sanitasi di sekolah dasar ini masih tergolong kurang

baik terutama sanitasi toilet. Berdasarkan hasil inspeksi, toilet sekolah terlihat

kurang bersih di bagian lantai serta tidak adanya sabun cuci tangan di toilet maupun

washtafel. Kebersihan toilet yang kurang menggambarkan kurangnya tingkat

pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga kebersihan toilet. Sabun cuci tangan

yang tidak disediakan di toilet membuat perilaku siswa dalam mencuci tangan

setelah menggunakan toilet masih kurang. Pengetahuan siswa tentang kebersihan

toilet sangat penting, karena jika pengetahuan siswa baik tentang kebersihan maka
akan meningkatkan perilakunya dalam menjaga kebersihan toilet dan perilakunya

dalam melakukan praktik kebersihan tangan setelah menggunakan toilet. Namun

dalam hal ini pengetahuan dan perilaku siswa tentang kebersihan toilet dan perilaku

mencuci tangan masih kurang. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui

Keberadaan Bakteri Escherichia coli Pada Handle Pintu Toilet Sekolah Dasar

Negeri 1 Lodtunduh Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar Tahun 2020.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Keberadaan Bakteri Escherichia coli Pada Handle

Pintu Toilet Sekolah Dasar Negeri 1 Lodtunduh Kecamatan Ubud

Kabupaten Gianyar Tahun 2020

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui jumlah handle toilet yang positif mengandung bakteri

Escherichia coli Sekolah Dasar Negeri 1 Lodtunduh

b. Mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan keberadaan

bakteri Escherichia coli yang terdapat pada handle pintu toilet Sekolah

Dasar Negeri 1 Lodtunduh

c. Mengetahui Perilaku dengan keberadaan bakteri Escherichia coli yang

terdapat pada handle pintu toilet Sekolah Dasar Negeri 1 Lodtunduh


d. Mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku dengan

keberadaan bakteri Escherichia coli yang terdapat pada handle pintu

toilet Sekolah Dasar Negeri 1 Lodtunduh

C. Manfaat

1. Manfaat Praktis

a. Dapat berkontribusi dalam kegiatan puskesmas terutama ikut serta

melakukan pemantauan tempat-tempat umum dan melakukan

pengambilan sampel dan pemeriksaan bakteriologis.

b. Dapat mengetahui keberadaan bakteri Escherecia Coli sehingga dapat

dijadikan pedoman oleh sekolah dalam memperbaiki fasilitas yang

kurang pada toilet, sehingga toilet yang tersedia aman bagi siswa jika

digunakan.

c. Gambaran bagi puskesmas dalam memberikan penyuluhan PHBS di

sekolah terutama perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air

mengalir.

2. Manfaat Teoritis

a. Menambah pengetahuan peneliti terkait pengawasan tempat-tempat

umum

b. Menambah pengetahuan tentang teknik pengambilan sampel dan

pemeriksaan laboratorium yang dilakukan.


c. Memberikan sumbangan pengetahuan berupa hasil penelitian yang

nantinya dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penelitian

selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai