Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH METALURGI FISIK

KELOMPOK 7
KARAKTERISTIK DISLOKASI
DAN
REGANGAN KISI (LATTICE STRAIN)

Oleh :
Syarif Kurrahman
NIM 19.01.511.001

PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
2019
Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. IRAWAN ARI WIBOWO (2414100007)

2. SARWENDAH KUSUMA (2414100041)

3. KIKI PUTRI SISVIANA (2414100078)

4. DYAH RAHMANIA P (2414100120)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA

JURUSAN TEKNIK FISIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

SURABAYA

2016
KATA PENGANTAR
2.1 Dilokasi

2.1. Konsep Dislokasi

Pada dasarnya terdapat 2 type dislokasi yang mendasari yaitu, dislokasi tepi dan dislokasi
ulir. Dalam dislokasi sisi, kisi distorsi berada di sepanjang setengah-bidang dari atom tambahan,
yang juga mendefinisikan garisdislokasi. Dislokasi ulir dapat diakibatkan dari distorsi geser;
garis dislokasi yang melewati pusat dari spiral, jalur bidang atom. Dislokasi adalah suatu
pergeseran atau pegerakan atom-atom di dalam sistem kristal logam akibat tegangan mekanik
yang dapat menyebabkan deformasi plastis (perubahan dimensi secara permanen). Pada saat
terjadinya deformasi plastis,akan melibatkan pergerakan dislokasi dengan nilai yang besar,
sebuah dislokasi sisi bergerak sebagai respons terhadap tegangan geser yang diberikan hingga
menimbulkan deformasi plastis seperti ditunjukan pada gabar 2.1. Dimana sebuah dislokasi
berada dibidang A, dan pada saat tegangan geser diberikan, yang ditunjukkan pada ga,bar 2.1A,
bidang A dipaksa kekanan kearah bidang B, C, dan D dan seterusnya pada arah yang sama. Jika
tegangan geser yang diberikanpada nilai yang tepat, ikatan interatomik bidang B akan terputus
sepanjang bidang geser, dan bagian atas bidang B menjadi bertambahan setengah bidang seperti
pada bidang A dengan bagian bawah bidang B kosong, seperti yang ditunjukkan pada gambar
2.1B.Proses yang sama akan terus berlanjut pada bidang lainnya. Sehingga pada setiap bidang
terdapat tambahan setengah bidang dan akan bergerak dari kiri ke kanan, rusaknya ikatan
interatomic dan perubahan dari jarak bagian atas bidang interatomic. Sebelum dan sesudah
pergerakan dislokasi melalui beberapa bagian tertentu dari kristal, hanya sajapada saat terjasi
pertambahan setengah bidang pada struktur kisi yang bersifat mengganggu. Pada akhirnya
tambaha setengah bidang tersebut akan berada pada posisi yang tepat di Kristal, yang
membentuk suatu tepi satu atom yang dapat terlihat pada gambar 2.1C.
Gambar 2.1. Dislokasi diatas merupakan dislokasi sisi. Yang bergerak akibat adanya
energi mekanik yang diberikan oleh tegangan. Arahnya sesuai dengan arah
tegangan tersebut. Sehingga dislokasi bergerak seperti pada gambar A
sampai dengan gambar C yang membentuk kirstal yang sempurna dan
tidak memiliki dislokasi.

Proses di mana deformasi plastis dihasilkan oleh gerakan dislokasi disebut Slip; bidang
kristalografi sepanjang yang melintasi dislokasi garis adalah bidang slip, seperti ditunjukkan
pada Gambar 2.2. Respon sederhana pada deformasi plastis ke deformasi permanen yang
hasilnya berasal dari slip, deformasi yang dapat terlihat pada gambar 2.2A. Gerakan dislokasi
dapat dianalogikan dengn gerakan pada ulat, dapat dilihat pada gambar 2.3. ketika ulat

membentuk punuk pada setiap badannya, itu menggambarkan gerakan dislokasi pada suatu atom.
Pada gambar 2.3A ulat membentuk punuk pada bagain belakang yang megambarkan dislokasi
terjadi pada bagian awal suatu atom dan begitu selanjutnya. Gerakan unuk ulat tersebut sesuai
dengan respon tambahan setengah bidang pada model dislokasi dari deformasi plastis.

Gambar 2.2 Formasi dari bagian permukaan Kristal dengan arah gerakan (a) dislokasi
tepi (b) dislokasi ulir
Gerakan dislokasi ulir dalam menanggapi tegangan geser dapat ditunjukkan pada Gambar
2.2b; arah gerakannya tegak lurus terhadap arah stress. Untuk gerakan pada dislokasi tepi, arah

geraknya sejajar dengan tegangan geser.

Gambar 2,3 Representasi dari analogi antara gerak dislokasi dan gerak ulat

Semua logam dan paduan mengandung beberapa dislokasi yang baru dimulai pada saat
pemadatan, selama deformasi plastik, dan sebagai akibat dari tekanan termal yang berasal dari
hasil pendinginan cepat. Jumlah dislokasi, atau kerapatan dislokasi pada suatu material,
dinyatakan sebagai total panjang dislokasi per satuan volume atau sama dengan jumlah dislokasi
yang bersinggungan satuan luas dari unit section. Satuan dari kerapatan dislokasi adalah
millimeter dari dilokasi per millimeter kubik.

Dislokasi bisa mudah bergerak dan juga bisa sulit bergerak. Misalya pada proses
pengerjaan dingin (cold work) terjadi peningkatan dislokasi di dalam kristal logam sehingga
kekuatan logam meningkat, namun keuletan menurun.Pada dasarnya dislokasi itu ada dua, yaitu
dislokasi sisi dan dislokasi ulir namun ada juga dislokasi campuran yaitu kombinasi antara
dislokasi sisi dan dislokasi ulir.

1. Karakteristik Dislokasi

Beberapa karakteristik dislokasi akan berpengaruh pada sifat mekanik material . Termasuk
medan regangan yang berada disekitar dislokasi yang akanmenentukan mobilitas dislokasi dan
kemampuan untuk bertambahnya dislokasi.Jika logam mengalami deformasi (kira-kira 5%)
energi deformasi tetap berada padamaterial , sisanya menjadi panas. Sebagian besar energi yang
disimpan tersebut berupa energi regangan dan berada disekitar dislokasi . Energi regangan
berupa:tekan , tarik dan geser.Misalnya, atom berada langsung di atas dan berdekatan dengan
garis dislokasi dipaksakan bersama-sama. Akibatnya, atom-atom ini terlihat mengalami tekan
regangan relatif terhadap posisi atom dalam kristal sesungguhnya dan tidak mengalami dislokasi;
dapat terlihat pada gambar 2.4. Jika Langsung berada bawah setegah bidang, akan
mengakibatkan kebalikan; atom kisi mempertahankan regangan tarik yang dikenakan, seperti
yang ada pada gambar. Tegangan akan bergeser disekitar dislokasi tepi. Untuk dislokasi ulir,
tegangan kisi hanya bergeser saja. distorsi kisi ini dapat dianggapmenjadi bidang tegangan yang
berasal dari garis dislokasi. Tegangan akan meluas ke sekitarnya atom, dan besarnya mereka
menurun dengan jarak radial dari dislokasi.

Gambar 2.4 Daerah tekan (hijau) dan daerah tegangan (kuning) berada disekitar dislokasi tepi.
.

Gambar 2.5 (Penjelasan ada dibawah)


(a) Dua dislokasi dengan tanda yang sama pada sebuah bidang slip saling mendesak dan
akhirnya terjadi gaya tolak-menolak. C menunjukan tegangan tekan dan T menyatakan
tegangan tarik
(b) Sebuah dislokasi sisi dengan tanda yang berlawanan pada bidang slip saling mendesak
dan terjadi gaya tarik-menarik, dan keduanya bertemu dan memusnahkan dislokasi
hingga akhirnya membentuk kristal yang sempurna

Selama deformasi plastik, jumlah dislokasi meningkat secara drastis.Kita tahu


bahwa kerapatan dislokasi dalam logam yang telah sangat cacat mungkin sangat tinggi.
Salah satu penyebabnya munculnya dislokasi baru (terdapat dislokasi yang telah
berkembang biak). Selanjutnya, batas butir, cacat dalam dan penyimpangan permukaan
seperti goresan dan torehan, yang sebagai konsentrasi tegangan,dapat berfungsi sebagai
sumber pembentukan dislokasi baru selama deformasi.

2. Sistem Slip
Gerakan dislokasi pada suatu bahan tidak sama kesetiap arah , ada bidang yang disukai
(prefer plane) untuk terjadi gerakan dislokasi . Bidang ini disebut bidang slip Sedangkan arah
gerakan disebut arah slip. Gabungan dari keduanya disebut sistem slip. Slip biasanya terjadi
pada bidang terpadat dan slip juga tergantung pada struktur Kristal logam

Gambar 2.6 (a) system slip yang ditunjukkan pada bentuk Kristal FCC (b) Bidang (111) dari
a dan (110) arah slip dalam bidang terdiri atas system slip
3. Slip dalam Kristal tunggal

Walaupun tegangan yang diberikan ke bahan murni tegangan tarik (atau tekan ),
komponen geser tetap timbul tetapi tegak lurus terhadap arah tegangan. Hal ini disebut tegangan
geser putus (resolved shear stress). Tegangan geser ini bergantung pada tegangan yang diberikan,
dan orientasi bidang slip serta arah slip.
Pada logam kristal tunggal mempunyai sejumlah sistem slip yang berbeda.Tegangan
geser putus besarnya akan berbeda pada setiap sistem slip karenabesar f dan l juga berbeda. Tapi
ada satu bidang yang lebih disukai untukterjadinya slip, biasanya pada bidang yang t r paling
besar atau disebut juga tr(max)
Gambar 2.7 hubungan geometrical antara sumbu regangan, slip bidang, dan arah slip dan
dikalkulasi untuk Kristal tunggal

Karena tegangan tarik atau tekan maka slip pada kristal tunggal dimulai pada bidang
yang mempunyai tr ( max ) .Tegangan geser putus kritis, tCRSS adalah minimum tegangan geser
yang diperlukan untuk mulai terjadinya slip.Pada sifat mekanik material titik dimana luluh mulai
terjadi.

Titik luluh terjadi bila tR( max) =tCRSS

Minimum tegangan untuk terjadinya luluh adalah jika l = f = 45° sehingga, tY =2 tCRSS
Gambar 2. 9 Slip yang dapat terlihat makroskopik di Kristal tunggal
2.1.6 Deformasi Plastis dari Bahan Policristalin
Deformasi dan slip pada bahan polikristalin terlihat lebih kompleks. Karena orientasi
kristalografi yang acak dari berbagai butir, yangarah slipnya bervariasi dari butir satu ke butir
lainnya. Untuk masing-masing, gerak dislokasi terjadisepanjang sistem slip yang memiliki
orientasi yang paling terbaik.
Selama deformasi, ketangguhan mekanik dan koherensi dipertahankan sepanjang batas
butir, agar batas butir terbuka. Sebagai konsekuensi,setiap butir dibatasi, untuk beberapa derajat,
dalam bentuk yang mungkin dianggap olehbutir lainnya. Seperti pada gambar 2.9

Gambar 2.9 perubahan pada strukur butir dari logam polikristalin sebagai hasil dari
deformasi plastis.
Logam polikristalin lebih kuat dari pada yang sebanding dengan Kristal tunggal mereka, yang
berarti bahwa tekanan yang lebih besar diperlukan untuk memulai slip dan tempat untuk slip. Hal
ini, untuk tingkat yang besar, juga akibat dari kendala geometris yang dipaksakanpada butir
selama deformasi.

2.1.7 Deformation by Twinning


Selain slip, deformasi plastik di beberapa bahan logam dapat terjadi akibat pembentukan
mekanik yang sama, atau twinning. Konsep dari twinning yaitu, gaya geser dapat menghasilkan
perpindahan atom sehingga pada satusisi bidang (batas kembar), atom terletak di posisi cermin-
gambar atom di sisi lain. Dapat ditunjukkan pada gambar 2.10

Gambar 2.10 skema dari diagram bagaimana hasil dari twinning

2.2 Mekanisme Penguatan

2.1.1 Strengthening by Grain Size Reduction

Ukuran dari butir-butir atau diameter butir rata-rata, akan mempengaruhi sifat mekanik
pada polikristalin logam. Butir-butir yang berdekatan, biasanya memiliki kristalografi yang
orientasinya berbeda dan batas butir yang sama, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.1.
Pada saat deformasi plastik, slip atau gerak dislokasi harus berlangsung dibatas yang sama, dari
butir A ke butir B pada gambar 2.2. Batas butir tersebut bertindak sebagai penghalang untuk
gerakan dislokasi. Pengecilan butir adalah salah satu cara yang efektif bagi penguatan yang
dihasilkan dengan menghalangi pergerakan dislokasi di sekitar batas butir.Dengan
mengecilnyaukuran dari butir akan meningkatkan batas butir per unit volume dan mengurangi
garis edar bebas dari slip yang berkelanjutan.

Gambar 2.1 Dislokasi Butir

Sudut yang kecil dari lapisan butir tidak efektif dalam menahan dislokasi. Sudut yang
besar dari lapisan butir mampu menahan block slip dan meningkatkan kekuatan pada material.
Konsentrasi tegangan di ujung slip plane kemungkinan akan memicu dislokasi baru dalam
pertambahan butir. Material dengan butir yang halus akan lebih keras dan kuat dibanding butiran
yang kasar, karena butir yang halus mempunyai jumlah permukaan lebih besar pada total area
lapisan butir yang akan menghambat pergerakan dislokasi. Penurunan ukuran butir biasanya
lebih baik dalam meningkatkan ketangguhan. Dalam banyak hal, variasi yield strength dengan
ukuran butir mengacu pada persamaan Hall-Petch:

……………………………………………………………………………………….(2.1)

Dimana:

d = diameter butir rata-rata

σo dan ky = konstanta bahan tertentu

Pengaruh ukuran butir terhadap sifat mekanis memiliki batasan dimana butir yang terlalu halus
(<10nm) akan menurunkan sifat mekanis akibat grain boundary sliding.
Diameter ukuran butir d dapat di kontrol melalui :

Ø laju pembekuan (solidification),

Ø deformasi plastis, dan

Ø Perlakuan panas (heat treatment) yang sesuai

Gambar 2.2 menunjukkan hasil yield strengthpada ukuran butir untuk paduan kuningan.
Ukuran butir dapat diatur oleh solidificasi dari fase liquid, dan juga deformasi plastik diikuti oleh
perlakuan panas yang tepat. Hal ini menunjukkan bahwa pengurangan ukuran butir
meningkatkan tidak hanya kekuatan, tetapi juga toughness dari beberapa paduan.

Gambar 2.2 Grafik perubahan Grain size terhadap yield strength dan diameter butir pada
paduan kuningan 70Cu–30 Zn.

2.1.2 Solid-Solution Strengthening

Metode lain yang digunakan untuk penguatan dan pengerasan logam adalah paduan
imputiras logam dengan interstitial larutan padat yang biasa disebut dengan Solid solution
strengthening.

Pada umumnya logam campuran akan lebih kuat dibandingkan dengan logam murni,
karena impuritas atom yang masuk ke dalam larutan padat memaksakan tegangan kisi di
sekeliling atom induknya. Semakin tinggi tingkat kemurnian logam maka semakin lembut dan
lemah logam tersebut. Interstisial atau impuritas substitusi dalam sebuah larutan akan
mengakibatkan regangan kisi. Hasilnya impuritas ini akan berinteraksi dengan bidang dislokasi
regangan dan menghambat pergerakan dislokasi.

Impuritas cenderung menyebar dan memisah di sekitar inti (core) dislokasi untuk
menemukan atom yang sesuai dengan radiusnya. Hal ini akan menurunkan tegangan energi
keseluruhan dan “jangkar” dislokasi.

Gambar 2.3 Variasi dengan kandungan nikel dari (a) Kekuatan Tarik (b) Yield strenght, dan (c)
ductility (% EL) untuk paduan tembaga-nikel, menunjukkan penguatan.
Gambar 2.4 Mewakili strain kisi tarik dikenakan pada atom utama yang lebih kecil
daripada atom impuritas substitusi. (B) lokasi Kemungkinan kecil atom impritas
relatif terhadap dislokasi seperti yang ada adalah pembatalan parsial kisi impuritas-
dislokasi strain.

2.2.3 Strain Hardening

Pengerasan regangan adalah fenomena dimana keuletan logam menjadi lebih keras dan
kuat seperti deformasi plasti. Kebanyakan logam regangan mengeras pada suhu kamar. Biasanya
presentase Cold Work (%CW) digunakan untuk menyatakan tingkat deformasi plastis.

Dimana:

Ao = Luas penampang awal

Ad =Luas penampang setelah deformasi


Gambar 2.11
Gambar 2.12 Untuk 1040 steel, brass, dan copper

Gambar 2.12 Efek dari Cold Work di stress-strain dari besi dengan karbon yang rendah
Yield strength selanjutnya (σy0) lebih tinggi dibandingkan inisial yield strength (σyi). Ini
adalah alasan untuk pengaruh terhadap strain hardening. Yield strength dan hardness akan
meningkat sebagai akibat strain hardening tetapi ductility (keuletan) akan menurun (material
menjadi lebih brittle (getas). Efek Strain Hardening dapat dihilangkan dengan perlakuan panas
annealing.Fenomena regangan-pengerasan dijelaskan atas dasar dislocation-interaksi dislokasi
medan regangan. kerapatan dislokasi dalam logam meningkat dengan deformasi atau pekerjaan
dingin, karena, banyaknya dislokasiatau pembentukan dislokasi baru, seperti dicatat sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai