Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

F.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA

Oleh:
dr. M. Arief Syaifuddin

Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Cepu


Kabupaten Blora - Jawa Tengah
Periode 2 Juni - 30 September 2014
LATAR BELAKANG Program penanggulangan Vitamin A di Indonesia telah
dilaksanakan sejak tahun 1995 dengan suplementasi kapsul
Vitamin A dosis tinggi. Program ini dijalankan untuk
mencegah masalah kebutaan karena kurang Vitamin A, dan
untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Saat ini kekurangan vitamin A menjadi masalah
kesehatan dunia. Masyarakat yang hidup di bawah
kemiskinan diperkirakan mengalami kekurangan vitamin A
dengan resiko yang sangat mengkhawatirkan (Depkes, 2007).
Perkiraan World Health Organization (WHO), jumlah
orang buta di seluruh dunia saat ini 45 juta penderita.
Diperkirakan terdapat 6-7 juta kasus baru xeroftalmia pada
anak-anak prasekolah tiap tahunnya. Sepertiga berada di Asia
Tenggara. WHO juga memperkirakan 12 orang menjadi buta
setiap menit di dunia, dan empat orang diantaranya berasal
dari Asia Tenggara (Siswanto, 2007).
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan
tubuh pada manusia dan hewan, vitamin A dibutuhkan untuk
perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email
dalam pertumbuhan gigi, kekurangan vitamin A terutama pada
anak–anak balita akan berakibat pada kebutaan.
Berdasarkan insiden kurang Vitamin A pada balita di
daerah miskin, perkotaan meningkat selama krisis ekonomi
melanda Indonesia. Beberapa data menunjukkan hampir 10
juta balita menderita kekurangan vitamin A, 60 ribu
diantaranya disertai dengan bercak bitot yang terancam buta.
PERMASALAHAN Angka kebutaan di negara-negara regional Asia
Tenggara, angka kebutaan di Indonesia (1,5%) merupakan
yang tertinggi setelah Bangladesh (1%), India (0,7%), dan
Thailand (0,3%). Sebagian besar masyarakat Indonesia yang
mengalami kebutaan berasal dari status ekonomi kurang
mampu dan belum akses langsung dengan pelayanan
kesehatan. Kekurangan vitamin A banyak terjadi pada anak
balita (1-5 tahun).
PERENCANAAN Prinsip dasar menanggulangi masalah kekurangan
DAN PEMILIHAN vitamin A (KVA) di Indonesia yakni dengan menyediakan
INTERVENSI vitamin A yang cukup untuk tubuh. Pemerintah sendiri telah
memberi kebijakan dalam meningkatkan asupan vitamin A,
yakni:
a. Peningkatan konsumsi sumber vitamin A alami
b. Fortifikasi vitamin A pada bahan makanan
c. Distribusi vitamin A dosis tinggi secara berkala
Hal ini dilakukan dengan cara:
a. Memberi edukasi terhadap setiap keluarga terutama
ibu untuk selalu menyediakan makanan dengan
cukup gizi terutama vitamin A.
b. Memberi tambahan vitamin A dengan cara:
- Langsung melalui distribusi kapsul vitamin A
dosis tinggi (200.000 IU dan 100.000 IU)
- Tak langsung melalui fortifikasi vitamin A
dalam bahan makanan
Intervensi diberikan saat posyandu balita diadakan.
PELAKSANAAN Distribusi vitamin A dilaksanakan pada hari Rabu, 13
Agustus 2014. Vitamin A dibagikan kepada sekitar 22 balita.
Pemberian ini dilakukan bersamaan dengan posyandu di
dukuh Jeruk desa Cabean Kecamatan Cepu. Posyandu
dimulai sekitar 09.30 dan berakhir pukul 11.00. Kegiatan
diawali dengan penimbangan dan pengukuran tinggi badan,
imunisasi, pemberian vitamin A, dan pemeriksaan balita.
Kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan kepada balita
tiap enam bulan sekali pada bulan Februari dan Agustus.
Terdapat dua macam kapsul: kapsul biru dosis 100.000 IU
untuk anak umur 6 – 11 bulan dan kapsul merah dosis
200.000 untuk umur 1 – 5 tahun.
MONITORING DAN Secara keseluruhan, acara berlangsung tertib dan lancar.
EVALUASI Semua balita datang di saat pembagian vitamin A tepat pada
waktunya, walaupun beberapa datang terlambat. Beberapa
balita kurang kooperatif saat pengukuran antropometri dan
pemberian vitamin A.

Komentar/Umpan balik:

Cepu, Agustus 2014


Peserta, Pendamping,

dr. M. Arief Syaifuddin dr. Bowo Luhur S.

Anda mungkin juga menyukai