PENDAHULUAN
Terdapat salah satu jenis pengukuran yang ada pada metode geomagnetik yaitu
base rover. Prinsip kerja dari metode ini yaitu menggunakan alat yang diposisikan
di satu tempat yang mencatat nilai variasi harian yaitu base, dan alat yang lain
1
dibawa dalam pengambilan data yaitu rover. Hal ini penting untuk dibahas karena
metode ini merupakan metode geomagnetik yang sering digunakan.
2
BAB II
DASAR TEORI
3
Geomagnetics Reference Field ) harga medan magnetik utama bumi dari IGRF di
perbaharui tiap 5 tahun sekali.
Intensitas komponen horisontal medan magnetik bumi dapat dinyatakan
dengan
𝐻 = √𝑋 2 + 𝑌 2 (2.1)
Sedang intensitas medan magnetik utama bumi dinyatakan dengan:
𝐹 = √𝑋 2 + 𝑌 2 + 𝑍 2 (2.2)
Selain itu medan magnet bumi juga mempunyai parameter fisis, lainnya yaitu
sudut inkliasi dan sudut deklinasi. Sudut inklinasi dinyatakan dengan:
𝑍
𝐼 = 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛 √𝑋 2 (2.3)
+𝑌 2
Sudut inkliasi positif di bawah bidang horizontal dan negatif di atas bidang
horizontal. Sedangkan sudut deklinasi positif ke arah timur geografis dan negatif
ke arah barat geografis. Sudut deklinasi deklinasi dinyatakan dengan:
𝑌
𝐷 = 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛 √𝑋 2 (2.4)
+𝑌 2
4
Pengaruh medan luar berasal dari pengaruh luar bumi (aktivitas
matahari,badai magnetik) yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang
ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini
berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di
atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat. Beberapa
sumber medan luar antara lain:
1. Perubahan konduktivitas listrik lapisan atmosfer dengan siklus 11
tahun.
2. Variasi harian dengan periode 24 jam yang berhubungan dengan
pasang surut matahari dan mempuyai jangkau 30 nT.
3. Variasi harian dengan periode 25 jam yang berhubungan dengan
pasang surut bulan dan mempunyai jangkau 2 nT.
4. Badai Magnetik yang bersifat acak dan mempuyai jangkau sampai
dengan 1000 nT.
3. Medan Magnet Lokal/ Pengaruh Anomali
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal
field). Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral
bermagnet seperti magnetite, titanomagnetite dan lain-lain yang berada di kerak
bumi.
5
Variasi harian adalah variasi medan magnetik bumi yang sebagian besar
bersumber dari medan magnet luar. Medan magnet luar berasal dari perputaran
arus listrik di dalam lapisan ionosfer yang bersumber dari partikel-partikel
terionisasi oleh radiasi matahari sehingga menghasilkan fluktuasi arus yang dapat
menjadi sumber medan magnet. Jangkauan variasi ini hingga mencapai 30 gamma
dengan periode 24 jam. Selain itu juga terdapat variasi yang amplitudonya
berkisar 2 gamma dengan periode 25 jam. Variasi ini diasosiasikan dengan
interaksi ionosfer bulan yang dikenal dengan variasi harian bulan. (Telford, 1976)
3. Badai Magnetik
Badai magnetik adalah gangguan yang bersifat sementara dalam medan
magnetik bumi dengan magnetik sekitar 1000 gamma. Faktor penyebabnya
diasosiasikan dengan aurora. Meskipun periodenya acak tetapi kejadian ini sering
muncul dalam interval sekitar 27 hari, yaitu suatu periode yang berhubungan
dengan aktivitas sunspot (Telford, 1976). Badai magnetik secara langsung dapat
mengacaukan hasil pengamatan.
Variasi medan magnetik yang terukur di permukaan merupakan target dari
survei magnetik (anomali magnetik). Besarnya anomali magnetik berkisar
ratusaan sampai dengan ribuan nano-tesla, tetapi ada juga yang yang lebih besar
dari 100.000 nT yang berupa endapan magnetik. Secara garis besar anomali ini
disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan magnet induksi. Medan
magnet remanen mempunyai peranan yang besar pada magnetisasi batuan yaitu
pada besar dan arah medan magnetnya serta sangat rumit diamati karena berkaitan
dengan peristiwa kemagnetan yang dialami sebelumnya. Sisa kemagnetan ini
disebut dengan Normal Residual Magnetismyang merupakan akibat dari
magnetisasi medan utama.
Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan dari
keduanya, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet
induksi maka anomalinya bertambah besar, demikian pula sebaliknya. Dalam
survei geomagnet, efek medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan
magnet kurang dari 25% medan magnet utama bumi. (Telfrod, 1979).
6
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga
elemen medan magnet bumi, mempunyai tiga arah utama yaitu komponen arah
utara, komponen arah timur dan komponen ke arah bawah. Pada koordinat
kartesian ketiga komponen tersebut dinyatakan X, Y, Z. Elemen-elemen isinya
adalah :
1. Deklinasi (D) adalah sudut utara magnet bumi dengan komponen
horisontal yang dihitung dari utara menuju timur (sudut antara utara
geomagnet dan utara geografis).
2. Inklinasi (I) adalah sudut antara medan magnet total dengan bidang
horisontal yang dihitung dari horisontal menuju ke bidang vertikal ke
bawah (sudut antara bidang horizontal dan vektor medan total).
3. Intensitas horisontal (H) adalah magnitudo dari medan magnet total pada
arah horizontal.
4. Medan magnet total adalah magnitudo dari medan vektor magnet total.
Di beberapa literatur deklinasi disebut juga variasi harian kompas dan
inklinasi disebut dip. Bidang vertikal yang berimpit dengan arah dari medan
magnet
disebut meridian magnet.
7
Untuk mendapatkan anomali medan magnetik yang menjadi target survei,
maka data magnetik yang telah diperoleh harus dibersihkan atau dikoreksi dari
pengaruh beberapa medan magnet yang lain. Secara umum beberapa koreksi yang
dilakukan dalam survei magnetik meliputi:
1. Koreksi harian
Koreksi harian adalah koreksi yang dilakukan terhadap data magnetik terukur
untuk menghilangkan pengaruh medan magnet luar atau variasi harian.
2. Koreksi IGRF
Koreksi IGRF adalah koreksi yang dilakukan terhadap data medan magnet
terukur untuk menghilangkan pengaruh medan utama magnet bumi.
Dengan demikian nilai anomali magnetik dalam intensitas medan magnet
suatu batuan dapat dituliskan
H = Ho + ΔH + Hvar ( 2.5 )
Dimana H merupakan medan magnetik bumi, Ho merupakan medan magnetik
utama bumi dan ΔH merupakan medan anomaly magnetik, atau dalam
menentukan anomali magnetiknya dapat dituliskan
ΔH = H – Ho - Hvar ( 2.6 )
Dengan H merupakan medan magnetik bumi atau medan magnet total yang
terukur, Ho merupakan medan magnetik utama bumi berdasarkan IGRF dan Hvar
merupakan koreksi medan magnet variasi harian ( Grant & West, 1965).
8
dan molekul organik seperti benzena. Contoh lainnya : grafit, gipsum,
marmer, kwartz, garam, dll.
Gambar 2.2. Kurva M vs H dan posisi momen magnet dari bahan diamagnetik
2. Paramagnetik
Paramagnetik adalah kecenderungan dari dipole magnet atomic untuk
bersekutu dengan medan magnet luar. Hal ini terjadi dari efek spin mekanika
kuantum boleh dikatakan momentum angular orbital elektron. Paramagnetik
materials ditarik ketika diberi medan magnet dari luar. Penjajaran dipole
magnet dengan medan magnet cenderung untuk memperkuat medan magnet
dan di gambarkan dengan permeabilitas magnet relatif lebih besar daripada
satuannya. Contohnya: olivine, pyroxene, amphibole dan biotit.
Gambar 2.3. Kurva M vs H dan posisi momen magnet dari bahan paramagnetik
3. Ferromagnetik
9
Bahan ferromagnetik, menahan gaya magnet ketika medan magnet
eksternal dihilangkan atau dikurangi. Efek ini adalah hasil dari interaksi kuat
antara momen magnet atom-atomnyaatau elektron dalam substansi magnetik
yang menghasilkan momen magnet sejajar satu terhadap yang lain.
Biasanya material ferromagnetik dibagi ke dalam daerah-daerah di sebut
domain, dalam setiap domain, momen atomiknya memiliki arah yang sejajar
satu dengan yang lain. Jika diberi medan dari luar kemudian medan dikurangi
hingga menjadi nol maka bahan ferromagnetik akan menunjukkan kurva
histerisis. Contoh materialnya : pyrit, magnetit, hematit, dll.
Gambar 2.4. Kurva M vs H dan posisi momen magnet dari bahan ferromagnetik
4. Ferrimagnetik
Bahan-bahan yang termasuk dalam kelompok ferite merupakan isolator
yang mempunyai sifat magnetik mirip dengan bahan feromagnetik, tetapi
lebih lemah magnetisme bahan ini disebut ferimagnetisme. Spin dalam bahan
ferimagnetik ini digambarkan demikian .
Bahan ferimagnetik ini mempunyai temperatur Curie, di bawah temperatur
Curie, hubungan M dan H menghasilkan lengkungan histeresis, di atas
temperatur Curie bersifat paramagnetik. Contohnya : ferrite.
10
Gambar 2.5. Kurva M vs H dan posisi momen magnet dari bahan ferrimagnetik
5. Anti Feromagnetik
Suatu bahan batuan akan mempunyai sifat-sifat yang ditunjukkan oleh
antiferromanetik pada saat benda ferromagnetik naik sesuai dengankenaikan
temperature yang kemudian hilang setelah temperature mencapaititik curie
(4000C – 700 0C). Harga momen magnetic kecil hingga sampai nol karna
momen magnetik saling tolak menolak. Nilai suseptibiltasnya kecil yang
sama seperti bahan paramagnetik umumnya contohnya: hematite dan
chromium.
Gambar 2.6. Kurva M vs H dan posisi momen magnet dari bahan anti-ferromagnetik
11
Pengukuran yang dimulai dari base dan diakhiri di base lagi. Pengukuran
satu alat ini hanya menggunakan satu alat PPM seri G-856 yang menjadi base dan
rover. Dimana sekaligus pengukuran looping ini mencatat nilai variasi harian dan
intensitas medan magnet total. Ilustrasi pengukuran satu alat ditunjukkan pada
gambar 3.x.
2. Base – Rover
Pengukuran yang menggunakan minimal dua buah alat PPM seri G-856
atau lebih, dimana satu buah untuk pengambilan data base yang penempatan alat
PPM tersebut dipasang pada tempat yang bebas dari noise guna mencatat nilai
variasi harian dan tetap sedangkan satunya untuk pengambilan data di lapangan
guna
mencatat intensitas medan total dari tiap lintasan.
3. Gradien Vertikal
Untuk pengukuran Gradien vertikal secara pengukurannya sama dapat
dilakukan secara Satu Alat atau Base Rover, hanya saja perbedaannya pada
12
pemakaian sensor. Jumlah sensor yang digunakan 2 buah sensor. Biasanya untuk
pemetaan medan magnet total dan variasi gradien vertikal medan magnet.
Untuk Pengukuran Geomagnetik itu sendiri yang secara valid, umum,
standar dalam pengukurannya yaitu menggunakan Base Rover. Sedangkan untuk
satu alat dan gradien vertikal jarang digunakan dalam pengukuran secara umum.
Gradien vertikal juga hanya digunakan pengukuran untuk mengetahui batas
litologi suatu lapangan saja.
Keterangan :
I = inklinasi geomagnetik
D = deklinasi geomagnetik
L(Ꝋ) = tujuan vektor gelombang dengan derajat azimutnya
Ia = inklinasi yang digunakan untuk koreksi magnetik
RTP ( Reduce to Pole ) merupakan salah satu dari beberapa filter yang
digunakan untuk membantu proses interpretasi. Filter RTP pada dasarnya
mentransformasikan anomali magnetik disuatu lokasi berada pada kutub utara
magnetik bumi. Sehingga, anomali medan magnet terletak tepat diatas tubuh
benda penyebab anomali dan anomali magnet bersifat monopol/satu kutub.
Reduksi kekutub diakukan dengan dengan cara mengubah sudut inklinasi menjadi
90o dan deklinasi menjadi 0o.
Filter RTP mengasumsikan bahwa pada seluruh lokasi pengambilan data nilai
medan magnet bumi (terutama I dan D) memiliki nilai dan arah yang konstan
(Arkani-Hamed, 1988). Asumsi ini dapat diterima apabila lokasi tersebut
memiliki luas area yang relatif sempit. Namun hal ini tidak dapat diterima apabila
luas daerah pengambilan data sangat luas karena melibatkan nilai lintang dan
bujur yang bervariasi, dimana harga medan magnet bumi berubah secara bertahap.
13
Gambar 2.9. (a)Sebelum direduksi (b)Setelah direduksi (http://static-
content.springer.com)
14
beberapa permukaan yang lebih tinggi dari permukaan ketika melakukan
pengukuran hingga beberapa meter. Untuk penentuan ketinggiannya tergantung
pada keinginan dalam melihat target yang prospek sehingga dapat terlihat lebih
jelas tanpa tergabung dengan noise – noise yang ada atau pengaruh dari benda –
benda dekat permukaan yang bersifat magnet sehinggaakan membuat data lebih
agak sulit untuk dilihat prospeknya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar
2.11.
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Tinjauan
pustaka
Data Sintetik
Picking Data
Nilai Ha
Peta Ha
Peta Peta
Upward Downward
Continuation Continuation
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
16
3.2. Pembahasan Diagram Alir
Proses pengolahan data base rover agar menjadi peta TMI maka dibutuhkan
langkah langkah sebagai berikut :
1. Pertama memulai dengan data sintetik yang telah diberikan oleh asisten
laboratorium berupa data base dan rover.
2. Data base dan rover diolah dengan menentukan data datum pada
pengukuran awal yang dilihat dari waktu paling kecil. Kemudian
dilakukan seleksi nilai tengah pembacaan alat pada data rover dan
memasukkan hasil seleksi ke data pengolahan. Setelah itu, mencari waktu
dari data base yang digunakan untuk mendapatkan data Bln.
3. Setelah didapatkan data Bln digunakan untuk mencari data Hvar dengan
cara mengurangi data Bln dengan data datum,
4. kemudian mencari data Ha yang didapatkan melalui pengurangan data
hasil seleksi rover dengan IGRF dan Hvar, yang dimana nilai IGRF
ditetapkan 45.000 didapatkan dari mengakses NOAA.
5. Dari data pengolahan tersebut setelah didapatkan nilai data Hvar dan Ha
kemudian dibuat grafik Hvar terhadap waktu dan Ha terhadap posisi.
6. Kemudian untuk membuat peta digunakan software surfer dengan
membutuhkan nilai Ha dan koordinat x dan y dari data semua lintasan.
Peta yang dihasilkan yaitu Peta TMI dengan menggunakan grid minimum
curvature.
7. Kemudian dilakukan filtering low pass menggunakan peta TMI dan grid
math mengunakan peta TMI dan Low Pass Filter untuk menghasilkan Peta
Low Pass Filter dan Peta Residual.
8. Setelah itu dilakukan pembahasan dari hasil pengolahan data, Grafik Hvar
vs waktu, Ha vs posisi, Peta TMI, Low Pass Filter, dan Peta Residual yang
dimana menggunakan tinjauan pustaka untuk mendukung pembahasan
yang dilakukan.
9. Terakhir ditarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dibuat.
10. Pengolahan data Base Rover selesai.
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
18
4.2. Grafik Hvar Vs Waktu
Hvar vs Waktu
1800
1600
1400
1200
1000
800
Hvar
600
400 Hvar vs Waktu
200
0
-200
-400
12:57:36 13:26:24 13:55:12 14:24:00 14:52:48 15:21:36
Waktu
19
4.3. Grafik Ha Vs Posisi
Ha vs Posisi
3000
2000
1000
0
Ha
-1000
-2000 Ha vs Posisi
-3000
-4000
-5000
9143800 9144200 9144600 9145000
Posisi
20
4.4. Peta TMI
21
4.5. Peta Low Pass Filter
22
pengukuran medan potensial yang telah dikoreksi dari satu permukaan ke
permukaan yang lebih tinggi dari permukaan ketika melakukan pengukuran
hingga beberapa meter. Untuk menentukan interval atau ketinggian ketika ingin
melakukan filter low pass tergantung kebutuhan ditujukan untuk mencari apa.
Pada Peta Low Pass Filter ini menggunakan interval dimulai dari 30 hingga 120
dengan kelipatan 30, sehingga dapat dibandingkan pada Peta TMI dan Peta Low
Pass Filter dengan interval 30 sampai 120 didapatkan perbedaan bahwa semakin
bertambahnya interval maka semakin dapat dilihat persebaran anomalinya secara
regional dan menghilangnya closure-closure seiring bertambahnya interval saat
melakukan filter. Dapat dilihat pada skala warna bahwa pada warna merah
menandakan pada daerah tersebut memiliki nilai medan magnet yang tinggi, skala
warna hijau menadakan nilai medan magnet yang sedang-rendah dan pada warna
skala biru menandakan tidak ada nilai medan magnet. Maka dapat diasumsikan
pada daerah tersebut litologi batuan bawah permukaannya terdapa mineral yang
bersifat ferromagnetik, paramagneti,, dan diamagnetik.
23
4.6. Peta Residual
24
peta TMI dan residual dapat dilihat bahwa persebaran anomali secara lokal
didominasi oleh rentang warna hijau sampai hijau muda serta munculnya closure-
closure yang semakin banyak. Dapat dilihat pada skala warna bahwa pada warna
merah menandakan pada daerah tersebut memiliki nilai medan magnet yang
tinggi, skala warna hijau menadakan nilai medan magnet yang sedang-rendah dan
pada warna skala biru menandakan tidak ada nilai medan magnet. Maka dapat
diasumsikan pada daerah tersebut litologi batuan bawah permukaannya terdapa
mineral yang bersifat ferromagnetik, paramagneti,, dan diamagnetik.
25
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengolahan data, pembuatan grafik dan pembuatan peta
Metode Magnetik Base Rover, maka pada penelitian ini dapat disimpulkan:
Pada Grafik Hvar vs Waktu dapat diketahui pada waktu siang hari nilai
Hvar didapatkan nilai Hvar tinggi dan semakin menuju waktu ke sore hari
semakin menurun dan stabil nilai Hvar tersebut, namun pada grafik
kemungkinan terdapat noise atau gangguan yang dialami ketika proses
pengambilan data.
Pada Grafik Ha vs Koordinat, dapat diketahui bahwa pada lintasa 8
terdapat 21 stasiun pengamatan, dan jarak antar stasiun sebesar 50 meter.
Pada grafik saat nilai Ha tertinggi pada stasiun ke-7 dengan nilai Ha
sebesar 2575,2 nT serta stabil nilai Ha pada stasiun 1 sampai 11.
Peta TMI merupakan peta total magnetic intensity yang didapatkan dari
milai Ha dan Koordinat x, y yang menunjukkan persebaran anomali
magnetik.
Peta Low Pass Filter merupakan peta yang dihasilkan dari peta TMI yang
telah di filter menggunakan software surfer sehinggan dapat menghasilkan
peta yang menunjukkan persebaran anomali magnetik secara regional.
Peta Residual menunjukkan persebaran anomali magnetik secara lokal
dengan ditunjukkan dengan kenaikan tiap interval munculnya closure-
closure dan persebaran anomalinya dominan pada rentang warna hijau
dinilai -500nT sampai 0 nT dapat diasumsikan bahwa pada anomali
magnetik dilihat secara lokal litologi batuan tersebut bersifat
paramagnetik.
5.2. Saran
Saat mengolah data melakukan dengan teliti dan harus memahami betul
langkah-langkahnya saat membuat peta, serta perbanyak membaca refrensi. Serta
saat melakukan akuisisi memperhatikan SOP agar tidak terjadi atau
meminimalisir noise yang dapat mempengaruhi kualitas data.
26