Oleh:
( Ajirna / 150402107 )
A. Pendahuluan
Keluarga adalah unit satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok
kecil dalam masyarakat. Peranan keluarga, sangat strategis dalam menentukan masa depan
masyarakat, bangsa, negara, dan agama. Namun, sering terjadi keluarga kehilangan peran dan
fungsinya. Karena itulah, diperlukan adanya bimbingan dan konseling perkawinan dan keluarga. Oleh
karena itu perlu adanya bimbingan konseling pernikahan dan keluarga yang diharapkan dapat
memberi bantuan dan kemudahan para anggota keluarga yang bermasalah untuk keluar dari
masalah yang mereka hadapi.
B. Latar Belakang Kehidupan Keluarga
1. Degradasi Nilai-nilai. Kehidupan masyarakat khususnya keluarga tidak terlepas dari sistem nilai
yang ada di masyarakat tersebut. Sistem nilai sangatlah menentukan perilaku sebuah
masyarakat. Berbagai sistem tersebut adalah; nilai-nilai agama, adat-istiadat, nilai-nilai sosial,
dan nilai-nilai kesakralan keluarga.
2. Kondisi Keluarga Modern, Keluarga Modern memiliki ciri utama yaitu ditandai dengan adanya
kemajuan dan perkembangan di berbagai bidang, minsalnya bidang pendidikan yang
berdampak pada kemampuan berbahasa seseorang dan keterampilan-keterampilan lainnya
yang diperoleh dari pendidikan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) minsalnya. begitu pula
halnya dari segi ekonomi dan pergaulan.
3. Krisis Keluarga, Krisis keluarga artinya kehidupan keluarga dalam keadaan kacau, tidak
terarah, orang tua kehilangan kewibawaan untuk mengendalikan kehidupan anak-anaknya,
yang pada akhirny krisis keluarga ini dapat berujung pada perceraian dikarenakan kondisi
keluarga yang sangat labil. Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab krisis keluarga:
a. Kurang atau putus komunikasi di antara anggota keluarga terutama ayah dan ibu,
b. Sikap egosentrisme (sifat buruk yang saling mementingkan kepentingan diri sendiri),
c. Masalah ekonomi (kemiskinan minsalnya, sangat berdampak dalam kehidupan keluarga),
d. Masalah kesibukan (suatu yang sudah biasa bagi masyarakat modern terutama di kota-kota),
e. Masalah pendidikan (Pengetahuan dapat berdampak pada pemahaman dalam keluarga),
f. Masalah perselingkuhan (dapat mengakibatkan tidak harmonis dan pada akhirnya bercerai),
g. Jauh dari agama (segala sesuatu keburukan datang dikala kita jauh dari ajaran agama).
4. Upaya Mengatasi Krisis Keluarga.
Menurut saya, adanya kekacauan dalam keluarga terutama oleh seorang siswa karena
adanya respon-respon tertentu yang tidak sesuai atau bertentangan dengan siswa tersebut.
sejarah perkembangan konseling keluarga di dunia berasal dari daratan Eropa dan Amerika
Serikat. Awal permulaan abad ke-20 berasal dari Eropa, namun perkembangan yang lebih semarak
adalah pada tahun 60-an dan seterusnya di Amerika Serikat. Perbedaan yang mencolok adalah
bahwa aliran Amerika Serikat telah berorientasi teoritis (academic setting), sedangkan Eropa hanya
berawal dari praktisi (para dokter terutama dokter kandungan) tanpa memikirkan aspek teoritisnya.
Pada tahun 1919 yakni setelah perang dunia I, Magnus Hirschfeld mendirikan klinik
pertama untuk pemberian informasi dan nasehat tentang masalah seks di Berlin Institute for Sexual
Science. Pusat informasi dan advis yang sama didirikan pula di Vienna pada tahun 1922 oleh Karl
Kautsky dan kemudian pusat lain didiriakan lagi di Berlin pada tahun 1924. Usaha lain segera
diorganisir yaitu di negeri-negeri Eropa Utara terutama di Denmark dan Swedia.
Sekiar tahun 1932 terdapat beberapa ratus pusat-pusat konseling pernikahan dan keluarga
(marriage and family counseling) di Jerman dan di Austria (Stone, 1950). Pusat-pusat ini memberikan
informasi mengenai keluarga berencana, perkawinan, dan konseling keluarga. Pada saat itu
masyarakat telah menerima anggapan bahwa maslah-masalah perkawinan dan keluarga hendaknya
dibantu oleh tenaga-tenaga profesional yang telah dilatih menangani masalah-maslah tersebut.
Sedangkan Di AS ada dua penentu yang masing-masing berkaitan dalam perkembangan gerakannya,
yaitu adanya perkembangan pendidikan keluarga dan munculnya konseling perkawinan dan
keluarga.
Pada tahun 1957 dalam sidang tahunan American Orthopsychiatric Association (AOA) oleh
Bowen dicatat sebagai munculnya family therapy tingkat nasional. Dimana pada bulan mei 1957
terjadi rapat seksi tentang keluarga pada bidang AOA itu. Dalam sidang itu dapat dicatat dua hal,
yaitu munculnya kesadaran di antara para pelopor untuk gerakan itu, dan munculnya karir praktik
keluarga pada terapis-terapis yang kurang berpengalaman.
Dekade 60-an adalah dekade anak dan remaja dalam gerakan family therapy (Olso et. A
1980). Jelasnya pada dekade ini muncul pengujian ide-ide dalam literatur dan perkembangan family
therapy secara nasional di AS. Muncullah para psikiatris Donald Jackson, dan kemudian Bateson
Project sampai tahun 1962.
Dalam proses perkembangan konseling keluarga terdapat dua dimensi orientasi, yaitu:
a. Orientasi praktis pada tahun 60-an, yaitu orientasi yang lebih menekankan bahwa kebenaran
tentang perilaku tertentu diperoleh dari pelaksanaan proses konseling di lapangan.
b. Orientasi teoritis, adalah upaya untuk menemukan landasan teori yang cocok dari praktisi.
3. Kematangan adalah keadaan individu yang menunjukkan berkembang sepenuhnya, yang
ditandai oleh kemampuan aktualnya dalam membuat pertimbangan secara dewasa.
4. Menurut hukum perundang-undangan kekeluargaan karena perkawinan adalah pertalian
keluarga yang terdapat karena perkawinan antara seorang laki-laki dengan keluarga sedarah
dari istrinya.
5. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat saya pahami bahwa sejarah konseling keluarga
itu bermula dari daratan Eropa, dan kemudian berkembang di Amerika.
Perubahan paradigma konseling keluarga telah terjadi, yaitu sejak pandangan bahwa klien
bermasalah bersumber dari gejala intrapsikik pribadinya, kemudian muncul pandangan bahwa
masalah klien bukan maslah pribadi dan intrapsikik, tetapi merupakan masalah sistem keluarga.
Paradigma baru dalam teori sistem dipengaruhi oleh teori biologi dan kedokteran dengan
tokohnya Bertalanffly (1929). Menurut teori sistem itu bahwa bagian-bagian membentuk
keseluruhan. Teori sistem ini, dapat diambil empat konsep penting, yaitu; keseluruhan (wholeness),
umpan balik (feed back), homeostatis, dan equifinality.
Pengaruh berpikir sistem telah mengubah cara-cara konselor memandang perilaku klien
yang terganggu. Dalam suatu studi tentang schizophrenia, Bateston menyimpulkan bahwa perilaku
yang terganggu itu bukanlah “negatif” akan tetapi disebabkan adanya fungsi schizophrenia pada
semua anggota keluarga.
Secara umum ada tiga isu yang selalu berkembang tentang kontradiksi kedua pendekatan
konseling keluarga tersebut, diantaranya:
Keluarga dapat dikatakan mengalami tekanan dan kecemasan karena hebatnya pengaruh
dari luar yaitu masalah pekerjaan, ingin berkuasa, persaingan kekayaan dan sebagainya.
Sementara pada konseling keluarga dan sekolah, banyak kasus siswa yang bersumber
dari iklim kehidupan keluarga yang tidak sehat, demikian juga betapa berpengaruhnya kondisi
psikologis guru terhadap siswa.
Family Counseling atau konseling keluarga melalui sistem keluarga adalah upaya bantuan
yang diberikan kepada individu anggota keluarga melalui sistem keluarga (pembenahan komunikasi
keluarga) agar potensinya berkembang seoptimal mungkin dan masalahnya dapat diatasi dasar
kemauan membantu dari anggota keluarga berdasarkan kerelaan dan kecintaan terhadap keluarga.
Pendekatan konseling merupakan teori yang mendasari sesuatu kegiatan dan praktik
konseling. Teori dalam pendekatan konseling tersebut dapat digunakan apabila kita memahaminya.
2. Pendekatan Psikoanalisis
Aliran psikoanalisis dipelopori oleh seorang dokter psikiatri yaitu Sigmund Feud pada tahun
1896. Ia mengemukakan pandangannya bahwa struktur kejiwaan manusia sebagian besar terdiri dari
alam ketidaksadaran. Sedangkan alam kesadarannya dapat diumpamakan seperti puncak gunung es.
a. Dinamika Kepribadian
1) Insting, adalah suatu pernyataan psikologis dari suatu sumber perangsang somatik yang
dibawa sejak lahir. Freud membagi insting menjadi dua, yaitu inting hidup dan insting mati.
2) Kecemasan. Freud mengemukakan tiga macam kecemasan, yaitu; kecemasan realistis,
neurotis, dan kecemasan moral yang bersumber pada super ego atau kecemasan hati.
b. Proses Konseling. Sesuai dengan alirannya, maka setiap kegiatan konseling diwarnai oleh
fisafat dan teori. Adapun tujuan konseling psikoanalisis adalah untuk membentuk kembali
struktur kepribadian klien dengan jalan mengembalikan hal-hal yang tidak disadari menjadi
sadar kembali, dimana proses konselingnya dititikberatkan pada usaha konselor.
3. Terapi Terpusat pada Klien (Client Centered Therapy)
Adalah suatu metode perawatan psikis yang dilakukan dengan cara berdialog antara
konselor dan klien, agar tercipta gambaran yang serasi dengan kenyataan klien yang sebenarnya.
a. Tujuan Konseling, yaitu untuk membina kepribadian klien secara integral, berdiri sendiri
(mandiri) dan berkemampuan untuk memecahkan masalahnya sendiri.
b. Proses Konseling, dari kedatangan klien secara suka rela dan pada akhirnya menentukan
pilihan yang akan ia ambil sebagai suatu perencanaan yang akan direalisasikan oleh klien.
c. Teknik Konseling, dalam teknik yang diutamakan adalah sifat-sifat konselor, diantaranya;
(Acceptance) menerima klien apa adanya, Congruence, Understanding, Nonjudgemental.
4. Terapi Gestalt. Terapi Gestalt dikembangkan oleh Frederick S. Pearl (1894-1970). Menurut
Pearls individu itu selalu aktif sebagai keseluruhan. Individu bukanlah jumlah dari bagian-
bagian semata.
a. Tujuan Konseling, adalah membantu klien menjadi individu yang merdeka, berdiri sendiri.
b. Landasan Bagi Proses Konseling, proses konseling mengikuti lima hal yang penting, yaitu;
Pemolaan (patterning), pengawasan (control), potensi, kemanusiaan, dan kepercayaan.
c. Proses Perubahan Perilaku
1) Transisi, yaitu keadaan klien dari selalu ingin dibantu oleh lingkungan kepada mandiri.
2) Avoidance dan unfinished business, adalah usaha klien lari dari emosi, peristiwa-peristiwa,
pemikiran-pemikiran (unfinished business) yang terlambat dikemukakan oleh klien.
3) Impasse, yaitu individu atau konselor yang bingung, kecewa, terhambat
4) Here and Now, yaitu penangan kasus adalah di sini dan di masa kini.
5. Terapi Behavioral, Terapi behavioral berasal dari dua arah konsep yakni Pavlovian dan
Skinnerian. Mula-mula terapi ini dikembangkan oleh Wolpe (1958) untuk menanggulangi
(treatment) neurosis.
a. Tujuan Konseling, adalah membantu klien membuang respons-respons yang lama yang
merusak diri, dan mempelajari respons-respons yang baru yang lebih sehat.
b. Hubungan Klien dan Konselor, konselor memegang peranan aktif dan langsung .
c. Teknik-teknik Konseling, diantaranya; desensitisasi sistematik, assertive training, aversion
therapy (pemberian hukuman dan penguatan), dan home work (latihan rumah bagi klien)
6. Logotherapy Frankl, Terapi logo dikemukakan oleh Frankl pada tahun 1938. Menurut Frankl
makna hidup itu harus dicari oleh manusia. Di dalam makna tersebut tersimpan nilai kreatif,
pengalaman dan sikap.
a. Tujuan Konseling, agar dalam maasalah yang dihadapi klien dapat menemukan maknanya.
b. Teknik Konseling, kemampuan dalam menggali hal-hal yang bermakna dari diri klien.
7. Rational Emotive Therapy (RET), RET dikembangkan oleh seorang eksistensialis Albert Ellis
pada tahun 1962. Pendekatan ini menyatakan bahwa manusia adalah objek yang sadar akan
objek-objek yang dihadapinya.
a. Tujuan Terapi, adalah untuk memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir,
keyakinan serta pandangan klien yang irrasional menjadi rasional dan seoptimal mungkin.
b. Proses Terapi, konselor berusaha menunjukkan kepada klien kesulitan yang dihadapi
sangant berhubungan dengan keyakinan irrasional dan membuat klien meninggalkan
pikirannya yang irrasional tadi diganti dengan pemikiran baru yang rasional, memberi
tantangan kepada klien.
c. Teknik-teknik Konseling, yaitu teknik yang berusaha menghilangkan gangguan emosional
yang merusak diri (berdasarkan emotive experiential).
Behaviorisme, adalah teori yang bertitik tolek dari anggapan yang mengetengahkan
tingkah laku sebagai bidang kajian psikologi tanpa mengacu kepada kesadaran atau gagasan
mentalitas.
Menurut saya, dalam teori konseling di atas memiliki tujuan yang sama, yaitu mengubah
tingkah laku.
Clien centered counseling adalah suatu sistem psikoterapi yang berdasarkan asumsi bahwa
klien atau subjek adalah dalam posisi terbaik mengatasi problem-problemnya yang dihadapinya.
Menurut pendapat saya, ada beberapa teori yang dikemukakan di atas yang juga kurang
efektif dilakukan dalam konseling keluarga, seperti halnya teori psikoanalisis.
Istilah bimbingan dan konseling mulai digunakan sebagai pengganti istilah bimbingan
penyuluhan yang sebenarnya digunakan dalam keputusan Menpan No. 26/1989.
Menurut saya, untuk proses konseling semestinya harus dengan seorang ahli profesional.
Pendekatan sistem yang dikemukakan oleh Perez (1979) mengembangkan sepuluh teknik
konseling keluarga, yaitu; Sculpting (mematung), role playing (bermain peran), silence (diam),
confrontation (konfrontasi), teaching via questioning, listening (mendengarkan), recapitulating
(mengikhtisarkan), summary (menyimpulkan), clarification (menjernihkan), dan reflektion (refleksi).
Kreativitas konselor adalah kemampuan untuk menghasilkan ide atau menciptakan bentuk-
bentuk baru dalam seni dalam memimpin jalannya proses konseling.
J. Ketahanan Keluarga
1. Latar Belakang, Gejala perpecahan dan gejolak keluarga akhir-akhir ini makin terasa.
Berbagai indikator mudah dilihat, minsalnya perceraian, pertengkaran suami istri, kenakalan
anak (menentang orang tua, mencuri, berjudi, dan yang paling membingungkan makin
banyaknya kasus kehamilan diluar nikah. Gejala tersebut bersumber dari berbagai faktor,
diantaranya; ketidakberfungsian sistem keluarga, keluarga materialistik, istri berkuasa, serta
ketidakharmonisan hubungan seksual.
2. Kekacauan Keluarga, Kehidupan keluarga di zaman kemajuan industri dan teknologi rentan
mengalami berbagai cobaan. Banyak sekali kesibukan keluarga yang berorientasi ekonomi,
ibu-ibu bekerja untuk menambah biaya keluarga yang makin membengkak, hingga sering
urusan anak-anak diserahkan pada pembantu. Selain itu, keluarga juga sering dipengaruhi
oleh dunia global terutama bidaya orang barat.
K. Penutup
1. Kesimpulan
L. Daftar Rujukan
KH. Ahmad Mudjab Mahalli dan H. Ahmad Rodli Hasbullah, Hadis-hadis Muttafaq ‘Alaih,
Jakarta: Kencana, 2004.
Thantawy R., M.A, Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Grasindo, 2005.