Anda di halaman 1dari 30

SKENARIO 2

Seorang perempuan 30 tahun masuk rumah sakit dibawah ke UGD


dengan keluhan sesak nafas dicetuskan dengan aktvitas jalan 200 meter
sejak 2 bulan terakhir disertai dengan dada berdebar-debar dan sesak
dirasakan memberat. OP (-), PND (+), riwayat panas badan disertai
menggigil dan batuk-batuk. Tensi : 100/60 mmHg HR : 132x/menit SB :
amfebris Saturasi O2 = 100% kepala kunjungtiva anemis (+), sklera
iterik (-) leher JVP tidak meningkat, toraks dada simetris S1 dan S2
ireguler, murmur (+), galop (-), pulmo : fesikular kiri kanan ronkhi (+),
weezing (-), abdomen : hepar teraba 3 jari, tepi tumpul, rata-rata, lien
tidak teraba membesar, DU (+) normal. Ekstermitas : hangat, edema (+),
terjadi piting edema. EKG APQRS aksis normal . rontgen :
kardiomegali, laboratorium : Hb : 9,2 leukosit 10.400, GDS : 124.

1. Kata kunci
 Perempuan umur 30 tahun
 Sesak nafas
 Dada berdebar-debar
 Menggigil dan batuk-batuk
 Tekanan darah 100/60 mmHg
 Heart reat 132x/menit
 Suhu tubuh afebris
 Saturasi O2 = 100%

2. Klarifikasi istilah penting


 OP : Ortopnea adalah dispnea yang terjadi saat posisi berbaring, biasanya
merupakan manifestasi dari gagal jantung.

 HR : Heart Rate adalah jumlah detak jantung per satuan waktu biasanya
dinyatakan dalamdenyut permenit atau beats perminute. Heart rate normal
orang dewasa 60-100 bpm.
 PND: Paroxymal Nocturnal Dyspnea adalah sesak napas yang terjadi tiba-tiba
pada saat tengah malam setelah penderita tidur selama beberapa jam, biasanya
terjadi pada penderita penyakit jantung.
 Afebris:Suhu tubuh mengalami penurunan dibandingkan keadaan sebelumnya,
disertai beberapa gejala klinis yang semakin memburuk. Suhu tubuh febris
370C-380C.
 Saturasi oksigen: adalah presentasi hemoglobin yang berikatan dengan
oksigen dalam arteri, saturasi oksigen normal adalah antara 95 – 100 %.
Saturasi oksigen adalah presentasi hemoglobin yang berikatan dengan oksigen
dalam arteri, saturasi oksigen normal adalah antara 95 –100 %. Dalam
kedokteran ,oksigen saturasi (SO2), sering disebut sebagai "SATS", untuk
mengukur persentase oksigen yang diikat oleh hemoglobin di dalam aliran
darah. Pada tekanan parsial oksigen yang rendah, sebagian besar hemoglobin
terdeoksigenasi, maksudnya adalah proses pendistribusian darah beroksigen
dari arteri ke jaringan tubuh Pada sekitar 90% (nilai bervariasi sesuai dengan
konteks klinis) saturasi oksigen meningkat menurut kurva disosiasi
hemoglobin-oksigen dan pendekatan 100% pada tekanan parsial oksigen> 10
kPa. Saturasi oksigen atau oksigen terlarut (DO) adalah ukuran relatif dari
jumlah oksigen yang terlarut atau dibawa dalam media tertentu. Hal ini dapat
diukur dengan probe oksigen terlarut seperti sensor oksigen atau optode dalam
media cair.( Hidayat, 2007).
 Konjungtiva anemis:Kondisi selaput lendir yang melapisi permukaan dalam
kelopak mata dan permukaan luar berwarna putih atau pucat.Sclera Iterik :
suatu kondisi yang di tandai dengan menguningnya kulit dan bagian putih
pada bola mata. Konjungtiva merupakan membran mukosa tipis dan
transparan yang membungkus permukaan posterior kelopak mata
(konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sclera (konjungtiva
bulbaris). Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior
kelopak mata dan melekat erat ke tarsus (Vaughan, 2010). Di tepi
superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pasa
formiks superior dan inferior) dan membungkus jaringan episkera
menjadi konjungtiva bulbaris. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke
septum orbital di formiks dan melipat berkali-kali. Adanya lipatan-
lipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar
permukaan konjungtiva sekretorik ( Vaughan, 2010).
 JVP :Jugular venous pressure (JVP) atau tekanan vena jugularis adalah
tekanan sistem vena yang dapat diamati secara tidak langsung. Jugular vena
pressure (JVP) atau tekanan system vena yang dapat diamatisecara tidak
langsung. Pengukuran system sirkulasi vena sendiri dapatdilakukan dengan
metode invasive memasukkan kateter yang dihubungkandengan
sphygmomanometer melalui vena subclavia dextra yang diteruskanhingga ke
vena centralis (vena cava superior ). Distensibilitas vena-vena di leher dapat
memperlihatkan adanya perubahanvolume dan tekanan di dalam atrium kanan.
Terdapat 2 buah vena jugularispada leher yaitu vena jugularis interna dan vena
jugularis eksterna.Pemeriksaan JVP menunjukkan keadaan ‗input‘ jantung.
Vena jugularis yangbiasa digunakan yakni vena jugluaris interna karena
berhubungan langsungdengan vena cava superior dan atrium kanan. (Waskito,
2008)Tekanan normal pada atrium kanan ekuivalen dengan tekanan
kolomdarah setinggi 10-12 cm. Jadi, apabila pasien berdiri atau duduk tegak,
vena jugularis interna akan kolaps dan bila pasien berbaring, vena terisi penuh.
Bilapasien berbaring sekitar 45°, maka pulsasi vena jugularis akan tampak
tepat diatas klavikula; maka posisi ini digunakan untuk pemeriksaan denyut
vena jugularis (JVP). Kepala pasien diletakkan pada bantal, denganleher fleksi
dan pandangan lurus ke depan. Sebaiknya tidak menegangkanmuskulus
sternomastoid, karena vena jugularis interna tepat berada dibawahnya.
(Waskito, 2008)
 Mur-mur : Suara jantung abnormal yang dapat didengar dengan stetoskop.
Murmur adalah bunyi yang terdengar terus-menerus selama periode sistolic,
diastolic atau keduanya. Penyebab umum murmur adalah regurgitasi balik
(kebocoran katup, defek septum
Atrium atau ventrikel, atau hubungan arteriovenosa); aliran ke depan melalui
katup yang Sempit atau cacat; aliran darah berkecepatan tinggi yang melalui
katup normal atau katup abnormal; vibrasi struktur longgar didalam jantung
(chordate tendineae). Murmur jantung dapat digambarkan sebagai nada
rendah atau gemuruh dengan jangkauan frekuensi 60-100 Hz. Murmur dapat
bernada menengah, kasar atau keras dengan jangkauan frekuensi 100-150 Hz,
dan juga dapat bernada tinggi dengan frekuensi lebih besar dari 300 Hz.
Murmur yang sering timbul pada penderita kelainan jantung di Indonesia
dapat digolongkan menjadi sistolik, diastolik dan kontinu. Murmur jantung
sistolik dapat menggunakan prisip kalkulasi kompetensi untuk menyatakan
criteria keberhasilan pengelompokkan masukannya
Sumber: Jurnal Ecotipe, Vol.1, No.1, April 2014

 Gallop : Gangguan irama jantung. stilah irama derap digunakan untuk bunyi
jantung rangkap tiga yang menyerupai derap lari seekor kuda. Irama derap
disebabkan adanya satu atau lebih bunyi ekstra. Penting untuk membedakan
apakah bunyi ekstra terjadi pada saat sistole atau diastole. Irama derap
protodiastolik terdiri atas bunyi jantung I, II, III. Irama derap presistolik terdiri
atas bunyi jantung IV, I, II. Bila terdiri atas bunyi jantung III dan IV disebut
irama derap sumasi. Irama derap pada neonatus menunjukkan adanya gagal
jantung, juga ditemukan pada miokarditis mitral.
 RH :(Ronkhi) yaitu bunyi pernapasan abnormal. Adalah bunyi gaduh yang
dalam. Terdengar selama : ekspirasi.Penyebab : gerakan udara melewati jalan
napas yang menyempit akibat obstruksi napas. Obstruksi : sumbatan akibat
sekresi, odema. Ronchi kering : suatu bunyi tambahan yang terdengar
kontinyu terutama waktu ekspirasi disertai adanya mucus/secret pada bronkus.
Ada yang high pitch (menciut) misalnya pada asma dan low pitch oleh karena
secret yang meningkat pada bronkus yang besar yang dapat juga terdengar
waktu inspirasi. Ronchi basah (krepitasi) : bunyi tambahan yang terdengar
tidak kontinyu pada waktu inspirasi seperti bunyi ranting kering yang terbakar,
disebabkan oleh secret di dalam alveoli atau bronkiolus. Ronki basah dapat
halus, sedang, dan kasar. Ronki halus dan sedang dapat disebabkan cairan di
alveoli misalnya pada pneum
 Aksis normal : Aksis jantung normal (positif) adalah antara -30° sampai
dengan 120° (ada yang mendefinisikan sampai 100° saja). Sebenarnya ini
adalah proyeksi dari arah jantung sebenarnya (jika normal dong :)). Pada
kertas EKG, kita bisa melihat gelombang potensial listrik pada masing-masing
lead. Gelombang disebut positif jika arah resultan QRS itu ke atas, dan negatif
jika ia kebawah. Berikut ini arti dari masing-masing Lead:
 Lead I = merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan
tangan kiri (LA), dimana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri
bermuatan positif (+).
 Lead II = merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan
kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negatif (-), dan kaki
kiri bermuatan positif (+)
 Lead III = merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan
kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negatif (-) dan tangan
kiri bermuatan positif (+)
 Lead aVL = merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA), dimana
tangan kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan kaki kiri
membentuk elektroda indiferen (potensial nol)
 Lead aVF = merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), dimana kaki
kiri bermuatan positif (+), tangan kiri dan tangan kanan nol.
 Lead aVR = merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA),
dimana tangan kanan positif (+), tangan kiri dan kaki kiri nol.
 INR: International Normalized Ratio merupakan suatu ratio untuk menilai
mudah atau tidaknya sesorang terjadi clot/bekuan darah.
 Pitting Oedema :edema yang akan tetap cekung bahkan setelah penekanan
ringan pada ujung jari.Pitting edema adalah edema yang akan tetap cekung
bahkan setelah penekanan ringan pada ujung jari , baru jelas terlihat setelah
terjadinya retensi cairan paling tidak sebanyak 4,5 kg dari berat badan normal
selama mengalami edema (Brunner and Suddarth, 2002).
 BU : (Bunyi Usus) adalah bentuk dan gerak perut yang timbul. Bising usu
adalah bunyi gemerincing pada usus yang dapat didengar melalui stetoskop,
bising orang sehat akan terdengar pada orang sehat, sendangkan bising usus
tak normal biasanya mendakan tidak sehatnya seseorang. Kebisingan adalah
bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang bersifat mengganggu
pendengaran dan dapat menurunkan daya dengar seseorang
yang terpapar (Babba 2007)
 ASTO : adalah antibody yang paling dikenal dan paling sering digunakan
untuk indikator terdapatnya infeksi trepetococcus. ASTO (Anti-Streptolysin
Titer O) adalah suatu tes untuk mengukur titer antibodi sebagai penanda
apakah pernah terinfeksi dengan bakteri Streptococcus beta hemolyticus.
ASTO dinilai bermakna bila titernya > 200. Memang biasanya bakteri tersebut
dapat menyebabkan infeksi amandel atau farings. Yang dikhawatirkan dengan
peningkatan ASTO adalah dapat menimbulkan komplikasi ke jantung dan
ginjal. Kami menyarankan Anda untuk berkonsultasi mengenai hal ini lebih
lanjut ke dokter spesialis penyakit dalam. Kemungkinan dokter Anda
mencurigai penyakit jantung rematik. Untuk melakukan pemeriksaan ini, Anda
akan diminta untuk tidak makan maupun minum selama 6 jamASTO ( anti-
streptolisin O) merupakan antibodi yang paling dikenal dan paling sering
digunakan untuk indikator terdapatnya infeksi streptococcus. Lebih kurang 80
% penderita demam reumatik / penyakit jantung reumatik akut menunjukkan
kenaikkan titer ASTO ini; bila dilakukan pemeriksaan atas 3 antibodi terhadap
streptococcus, maka pada 95 % kasus demam reumatik / penyakit jantung
reumatik didapatkan peninggian atau lebih antibodi terhadap streptococcus
 GDS : (Gula Darah Sewaktu) adalah hasil pengukuran yang dilakukan
seketika waktu itu tanpa ada puasa.
 CRV : (C-Reactive Ptotein) adalah suatu protein yang dihasilkan terutama saat
terjadi infeksi atau inflamasi di dalam tubuh.

CORONER HEARD FILE LURE (CHF)

a. Pegertian : keadaan patofisiologis


berupa kelainan fungsi jantung tidak
mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan atau kemampuannya hanya ada
kalau disertai peninggian volume
diastolik secara abnormal.
b. Tanda dan gejala :

c. Dipsneu on effort (DOE) yaitu


sesak bila melakukan aktifitas
d. Paroxymal noctural dipsneu (PND)
yaitu sesak nafas tiba-tiba pada
3. Maind
malammaphari disertai batuk
e. Berdebar-debar
f. Lekas lelah SESAK NAPAS
g. Batuk-batuk
h. Peningkatan desakan vena
pulmonal (edema pulmonal)
ditandai oleh batuk dan sesak
nafas.
i. Peningkatan desakan vena sistemik
seperti yang terlihat pada edema
perifer umum dan penambahan
ARITMIA JANTUNG

a. Pengertian : gangguan irama


jantung yang merujuk pada setiap
gangguan frekuensi regularitas,
lokasi asal atau konduksi implus
listrik jantung.
b. Tanda dan gejala :
- Nyeri
- Dispnoe (sesak nafas)
- Palpitasi
- Syok
- Gagal jantung
- Takikardi

PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) INFARK MIOCARD AKUT

c. Pengertian : penyakit jantung koroner a. Pengertian : kematian sel


dikenal dengan jantung arteriosklerosi, miokardium akibat terlepasnya plak
yang juga termasuk jenis penyakit aterosklerotik dari salah satu arteri
jantung yang menyumbang kematian koroner yang mencetuskan
tertinggi. terjadinya agregasi trombosit,
d. Tanda dan gejala : pembentukan trombus, dan spasme
- Sesak napasi
koroner.
- Mudah lelah
b. Tanda dan gejala :
- Nyeri dada
- Nyeri
- Dispnoe (sesak nafas)
- Palpitasi (pusing)
- Nadi yang cepat
- Wajah pucat
ANGINA PECTORIS

a. Pengertian : Angina pektoris ialah suatu


sindrom klinis di mana pasien
mendapat serangan sakit dada yang
khas, yaitu seperti ditekan atau terasa
berat di dada yangseringkali menjalar
ke lengan kiri.
b. Tanda dan gejala :
- Nyeri dada
- Nyeri terasa terhimpit,terjepit, ditekan dan
rasa terbakar di lengan bagian bawah,
leher, serta bahu
- Nyeri dirasakan di uluh hati
- Nyeri dapat disertai dengan berkeringat
dingin, mual, dan muntah.
Lembar Ceklis

Penyakit dan ANGINA INFARK PENYAKIT CORONER ARITMIA


Tanda gejala PECTORIS MIOCARD JANTUNG HEARD JANTUNG
AKUT KORONER FILE LURE
(PJK) (CHF)

Sesak nafas     
Dada  
berdebar-
debar
Ada riwayat
demam
Batuk  

TD : 
100/60mmH
g

Nadi 
132x/menit
OP (-)   

PND (+)

SB :
AFEBRIS
Konjungtiva
anemis (+)
S1 & S2
IREGULER
MUR-MUR 
(+)

GALOP (-) 
PULMO
RONCHI 
(+)
WHEEZING
(+)
ABDOMEN 
: Hepar
teraba 3 jari,
tepi tumpul,
rata lien
tidak teraba
membesar
Leukosit 
10.400

4. Pertanyaan – pertanyaan penting


1. Apa hubungan klien mengeluh sesak napas dengan aktivitas Jalan 200 meter?
2. Apakah riwayat penyakit klien seperti riwayat panas badan di sertai menggigil
dan batuk-batukdapat mempengaruhi penyakit yang diderita?
3. Apakah usia dapat mempengaruhi penyakit gagal jantung?
4. Apa yang menyebabkan klien mengalami edema perifer?
5. Mengapa klien penyakit gagal jantung mengalami penurunan tekanan darah?
5. Jawaban Pertanyaan
1. Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernafas ditandai dengan
napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dyspnea dapat
ditemukan pada penyakit kardiovaskuler, emboli paru, penyakit paru
interstisial atau alveolar, gangguan dindingg darah, penyakit obstruktif
paru (emfisema, bronchitis, asma), kecemasan (price dan Wilson, 2006)
Klien mengalami sesak nafas karena terjadi retensi cairan di paru. Cardiac
output pada saat istirahat masih bisa baik tapi, peningkatan tekanan
diastolik yang berlangsung lama/ kronik akan dijalarkan pada kedua
atrium dan sirkulasi pulmoner dan sirkulasi sistemik. Akhirnya tekanan
kapiler akan meningkat yang akan menyebabkan transudasi cairan dan
timbul edema paru atau edema sistemik. Penurunan cardiac output,
terutama jika berkaitan dengan peningkatan arterial atau penurunan perfusi
ginjal, akan mengaktifasi beberapa sistem saraf dan humoral. Peningkatan
aktifitas sistem saraf simpatis akan memacu kontraksi miokardium,
frekuensi denyut jantung dan vena; perubahan yang terakhir ini akan
meningkatkan volume darah sentral. Yang selanjutnya meningkatkan
preload. Meskipun adaptasi – adaptasi ini dirancang untuk meningkatkan
cardiac output, adaptasi itu sendiri dapat mengganggu tubuh. Oleh karena
itu, takikardi dan peningkatan kontraktilitas miokardium dapat memacu
terjadinya iskemia pada pasien-pasien dengan penyakit arteri koroner
sebelumnya dan peningkatan preload dapat memperburuk kongesti
pulmoner.
2. Ya berpengaruh, karena gejala umum yang seringkali dialami oleh
penderita sesak napas adalah nyeri dada, yang membuat penderita tidak
dapat melakukan pekerjaan yang cukup berat. Klien juga cepat merasa
lelah. Klien sering mengalami batuk karena batuk diperlukan oleh
penderita sesak napas sebagai salah satu cara untuk melegakan aliran udara
yang tersedak di dalam tenggorokan dan mengeluarkan lendir yang
menyumbatpenyebab sulitnya aliran udara dan oksigen untuk masuk ke
paru-paru. Sesak napas juga merupakan gejala dari beberapa penyakit dan
dapat bersifat akut atau kronis. Kejadian sesak nafas tergantung dari
tingkat keparahan dan sebabnya. Perasaan itu sendiri merupakan hasil dari
kombinasi impuls (rangsangan) ke otak dari saraf yang berakhir di paru-
paru, tulang iga, otot dada, atau diafragma, ditambah dengan persepsi dan
interpretasi pasien.
3. Ya. Karena pada saat usia lanjut, fungsi organ dalam tubuh menurun.
Otomatis otot jantung tidak dapat berkontraksi secara normal. Apabila otot
jantung tidak bekerja secara normal maka akan besar kemungkinan klien
mengalami msalah jantung seperti, gagal jantung kongestif,aritmia,infark
miokard, dan akan menimbulkan penyakit-penyakit lain dan menimbulkan
komplikasi.
Dengan bertambahnya usia maka bertambah tua pula organ-organ dalam
tubuh yang digunakannya.
Perubahan ini mencakup 2 hal:
 Organ tesebut masih normal tetapi kerjanya tidak sebaik masa
muda
 Organ itu sendiri yang mengalami perubahan, seperti terjadinya
penyempitan pada pembuluh darah darah sehingga berkurangnya
fungsi jantung manusia
4. Karena dari gejala CHF sendiri dapat menyebabkan edema. Dimana
pembuluh darah mengalami penyempitan yang dapat menyebabkan aliran
darah tidak berjalan secara normal. Aliran darah yang seharusnya masuk
ke atrium kiri melalui vena pulmonalis mengalami tahanan yang
menyebabkan cairan tertumpuk di paru-paru sehingga menyebabkan
edema perifer.
Edema/pembengkakan dari akumulasi cairan dalam jaringan tubuh. Edema
yang paling sering terjadi pada kaki dan kaki, di mana ia disebut sebagai
edema perifer. Pembengkakan adalah akibat dari akumulasi kelebihan
cairan di bawah kulit di ruang dalam jaringan. Semua jaringan tubuh yang
terdiri dari sel-sel dan jaringan ikat yang memegang sel bersama-sama. Ini
jaringan ikat di sekitar sel-sel dan pembuluh darah dikenal sebagai
interstitium. Sebagian besar cairan tubuh yang ditemukan di luar sel
biasanya disimpan dalam dua ruang, pembuluh darah (sebagai cair atau
serum bagian dari darah) dan ruang-ruang interstitial (tidak dalam sel).
Dalam berbagai penyakit, cairan yang berlebihan dapat berakumulasi
dalam satu atau kedua kompartemen.
5. Pada umumya klien penyakit gagal jantung dapat mengalami aritmia. Pada
awalnya tekanan darah klien meningkat dan terjadi dekompensasi,sehingga
terjadi pembesaran otot-otot jantung yang akhirnya akan kelelahan. Karena
jantung kelelahan, maka terjadi penurunan tekanan darah karena jantung
tidak berkontraksi secara sempurna. Pasien CHF yang mempunyai
tekanan darah rendah itu biasanya dipengaruhi oleh aritmia tersebut.
Gagal jantung merupakan sindrom, walupun penyebabnya berbeda-beda,
namun bila terjadi memiliki tanda, gejala dan patofisiologi yang sama.
Curah jantung yang tidak adekuat menstimulasi mekanisme kompensasi
yang mirip dengan respons terhadap hipovolemia. Walaupun awalnya
bermanfaat, pada akhirnya mekanisme ini menjadi maladaptive.

6. Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui lebih lanjut tentang penyakit-penyakit yang menyebabkan sesak nafas.
2. Mengetahui pemeriksaan penunjang apa saja yang diperlukan untuk menegakkan
diagnosis seperti EKG.
7. Informasi tambahan
1. Penyakit yang dapat menyebabkan sesak nafas :
 CORONER HEARD FILE LURE (CHF)
Gagal jantung kongnitiv adalah keadaan patofisiologi berupa kelainan
fungsi jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai
peninggian volume diastolik secara abnormal (mansjoer,2003).
 ARITMIA JANTUNG
Pengertian : gangguan irama jantung yang merujuk pada setiap
gangguan frekuensi regularitas, lokasi asal atau konduksi implus listrik
jantung.
Etiologi : peradangan jantung, gangguan sirkulasi koroner, gangguan
keseimbangan elektrolit, gangguan pada pengaturan susunan saraf otonom
yang mempengaruhi kerja dan irama jantung.
 PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
Pengertian : penyakit jantung koroner dikenal dengan jantung
arteriosklerosi, yang juga termasuk jenis penyakit jantung yang menyumbang
kematian tertinggi. Penyakit jantung coroner adalah suatu keadaan dimana
erjadi penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh darah coroner.
Sumber rasa sakit berasal dari pembuluh coroner yang menyempit atau
tersumbat. Rasa sakit tidak enak seperti ini ditindih beban berat di dada bagian
tengah adalah keluhan klasik penderita penyempitah pembuluh darah coroner.
Kondisi yang perlu diwaspadai adalah jika rasa sakit di dada muncul
mendadak dengan keluarnya keringat dingin yang berlangsung lebih dari 20
menit serta tidak berkurang dengan istirahat. Serangan jantung terjadi apabila
pembuluh darah coroner tiba-tiba menyempit parah atau tersumbat otal.
Sebagian penderita PJK mengeluh rasa tidak nyaman di ulu hati, sesak nafas,
dan mengeluh rasa lemas bahkan pingsan (Yahya, 2010).
Etiologi : disaat darah menuju jantung terhambat yang disebabkan oleh lemak,
penimbunan lemak yang akan menyebabkan pembuluh semakin sempit dan
darah sulit untuk mengalir dengan lancar sehingga menyebabkan penyakit
jantung koroner.
 INFARK MIOCARD AKUT
Infark miocard akut adalah kematian sel miokardium akibat
terlepasnya plak aterosklerotik dari salah satu arteri koroner yang
mencetuskan terjadinya agregasi trombosit, pembentukan trombus, dan
spasme koroner. Diagnosa IMA dapat dilakukan dengan cara: anamnesis,
abnormalis Elektrokardiogram (EKG), peningkatan Creatinin Kinase
Myocardial Band (CKMB), dan cardiac specific troponin (cTn)T. Infark
miokard akut merupakan salah satu bagian dari sindrom coroner akut (SKA)
yang merupakan kondisi yang sangat mengancam jiwa, yaitu terjadi nekrosis
yang ireversibel dari otot jantung (Samad Ghaffari, dkk. 2010. European
society of cardiology, 2012).
 ANGINA PECTORIS

Angina pektoris ialah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan
sakit dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang
seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada
waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila pasien
menghentikan aktivitasnya. Nyeri dada pada angina pektoris disebabkan
karena timbulnya iskemia miokard.
2. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis
contohnya EKG.
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal fisiologis yang
dihasilkan oleh aktivitas listrik jantung. Salah satu informasi penting yang
dapat diambil dari sinyal EKG adalah aktivitas kelistrikan jantung yang
membentuk gelombang PQRST, Parameter ini biasanya digunakan untuk
melihat keadaan jantung normal dan tidak normal.
Elektrokardiogram yang normal menunjukkan defleksi / pembelokkan
yang dihasilkan dari aktivitas atrial dan ventricular sebagai perubahan
kecenderungan tegangan/voltage dan polaritas (positif dan negatif) terhadap
waktu. Defleksi pertama atau P wave adalah hasil eksitasi atria; Defleksi
kompleks QRS adalah hasil eksitasi (depolarisasi) ventrikel dan T wave
sebagai hasil recovery ventrikel (repolarisasi).
Elektrokardiogram merupakan sinyal fisiologi yang dihasilkan oleh
aktivitas kelistrikan jantung. Sinyal ini direkam dengan perangkat
elektrokardiograf, merupakan perangkat keras yang berfungsi mencatat
aktifitas listrik dari sebuah jantung. Prinsip kerja elektrokardiograf bekerja
dengan mengukur perbedaan potensial listrik pada tubuh manusia. Jantung
memiliki parameter fisiologi dengan tegangan 0.1-5.0 (mV) dan frekuensi
maksimal pengamatan 300 Hz [3]. Dalam standar monitoring, pengamatan
bandwidth yang digunakan lebih kecil yaitu 0.03-15.92 Hz.
8. Klarifikasi informasi

Aktivitas jantung listrik yang normal artinya jantung berfungsi secara


fisiologis, menjalankan fungsinya sebagai pemompa "darah bersih" ke seluruh
tubuh, dan memompa "darah kotor" ke paru-paru untuk dibersihkan. Artinya juga,
aktivitas jantung listrik yang normal adalah pola yang sama yang didapatkan hampir
lebih dari 90% hasil EKG pasien yang sehat, tanpa keluhan penyakit jantung.

Beberapa catatan yang paling dasar yang mesti dipahami dahulu sebelum membaca
EKG yaitu:
 Grafik EKG dibentuk oleh gelombang listrik yang mengalir melalui serabut
syaraf khusus yang ada pada jantung.
 Listrik tersebut dibentuk oleh Nodus Sinuatria sebagai sumber primer dan
nodus atrioventrikular sebagai cadangan listrik sekunder. tetapi listrik jantung
ini dapat pula dibentuk oleh bagian lain dari jantung.
 Gelombang P dibentuk oleh aliran listrik yang berasal dari nodus SA di atrium
sedangkan kompleks QRS terbentuk oleh aliran listrik di ventrikel sedangkan
PR interval terbentuk ketika aliran listrik tersebut melewati bundle His.
gelombang T terbentuk ketika terjadi repolarisasi jantung.
 Arah aliran listrik ini mengarah ke apex jantung dan sejajar sumbu jantung
(lihat gambar dibawah).
 Setiap lead memandang aliran listrik jantung dari sudut pandang yang
berbeda. Maka untuk mengatahui letak kelainan, perlu diperhatikan lead mana
yang mengalami kelainan dan dari sudut pandang mana lead tersebut melihat
jantung. lead dada melihat jantung dari sudut pandang horizontal.

Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina sering masih
normal. Normal, 70% abnormal pada episode nyeri dada atau aktifitas berupa depresi
segmen. EKG pada Aritmia, EKG ini dapat menunjukan pola cedera iskemik dan
gangguan konduksi dimana menyatakan tipe atau sumber distrimia dan efek tidak
ketidaksimbangan elektrolit.

9. Sintesa kasus
Seorang perempuan 30 tahun, masuk rumah sakit dibawah ke UGD dengan
keluhan sesak nafas, dicetuskan dengan aktivitas jalan 200 meter sejak 2 bulan
terakhir dengan dada berdebar debar dan sesak dirasakan memberat OP (-), PND (+),
riwayat panas badan disertai mengigil dan batuk-batuk TD : 100/60 mmHg, HR : 130
x /menit SB : 0 febris, SP2O : 100%.

Kepala konjungtiva anemis (+), sklera iterik (-), leher JVP tidak meningkat,
thorax dada simetris, S1 dan S2 ireguler. Murmur (+), galop(-),pulmo: ventrikular kiri
kanan, ronch (+), weizing (-) abdomen: hepar teraba 3 jari, tepi tumpul,rata,lien tidak
teraba membesar,DBU (+) normal eksternitas: hangat, oedem (+), terjadi pitik oedem,
EKG :AVQRS aksis normal rontgen : kardiomegali. Laboratorium : Hb : 9,2 leukosit
10.400. GDS 124
Informasi yanng tertera pada modul diatas merupakan informasi umum, gejala-
gejala yang muncul merupakan gejala yang terdapat pada penyakit kardiovaskuler
sehingga pengambilan diagnosa yang pasti merupakan hal yang kurang tepat. Oleh
karena itu dengan berdasarkan gejala-gejala tersebut, dapat dimunculkan beberapa
diagnosa banding yang yang masih memerlukan tahap-tahap tertentu seperti
pemeriksaan penunjang lainnya yang memungkinkan munculnya kausa penyakit dan
penegakan diagnosa yang tepat. Diagnosa banding adalah :

 Coroner heard filelure (CHF)


 Aritmia jantung
 Penyakit jantung coroner (PJK)
 Infark miocard akut
 Angina pectoris

10. Laporan diskusi

ASUHAN KEPERAWATAN
PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN CORONER HEARD FILE LURE (CHF)

KONSEP MEDIS
A. Definisi
Gagal jantung kongestif adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi
jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai
peninggian volume diastolik secara abnormal (Mansjoer, 2003).

B. Etiologi
a. Secara Umum
1. Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
karena menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab
kelainan fungsi otot jantung mencakup ateroslerosis koroner, hipertensi arterial
dan penyakit degeneratif atau inflamasi.
2. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis
(akibatpenumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung)
biasanya mendahului terjadinya gagal j antung.
3. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload) meningkatkan beban
kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
Efek tersebut dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan
meningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan yang tidak jelas,
hipertrofil otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan akibatnya
akan terjadi gagal jantung.
4. Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif, berhubungan dengan gagal
jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan
kontraktilitas menurun.
5. Faktor sistemik, terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam
perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme,
hipoksia dan anemia memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi
kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan suplai
oksigen ke jantung. Asidosis dan abnormalitas elektrolit dapat menurunkan
kontraktilitas jantung (Brunner dan Suddart, 2000).
a. Faktor resiko
1. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah:
a. Usia
Laki-laki yang berusia lebih dari 45 tahun dan wanita yang berusia lebih dari 55
tahun, mempunyai risiko lebih besar terkena penyakit jantung.
b. Genetik atau keturunan
Adanya riwayat dalam keluarga yang menderita penyakit jantung, meningkatkan
risiko terkena penyakit jantung. Riwayat dalam keluarga juga tidak dapat dirubah.
Namun informasi tersebut sangat penting bagi dokter. Jadi informasikan kepada
dokter apabila orang tua anda, kakek atau nenek, paman / bibi, atau saudara ada
yang menderita penyakit jantung.
c. Penyakit Lain
Penyakit lain seperti diabetes, meningkatkan resiko penyakit jantung. Diskusikan
dengan dokter mengenai penanganan diabetes dan penyakit lainnya. Gula darah
yang terkontrol baik dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
2. Faktor resiko yang dapat dirubah
a. Kolesterol
Kolesterol terdiri dari kolesterol baik dan kolesterol jahat. HDL adalah kolesterol
baik sedangkan LDL adalah kolesterol jahat. Kolesterol total yang tinggi, LDL
tinggi, atau HDL rendah meningkatkan risiko penyakit jantung.
b. Hipertensi
Hipertensi meningkatkan resiko penyakit jantung. Jika tekanan darah anda tinggi,
berolahragalah secara teratur, berhenti merokok, berhenti minum alkohol, dan jaga
pola makan sehat. Apabila tekanan darah tidak terkontrol dengan perubahan pola
hidup tersebut, dokter akan meresepkan obat anti hipertensi (obat penurun tekanan
darah).
c. Merokok dan Minum Alkohol
Merokok dan minum alkohol terbukti mempunyai efek yang sangat buruk.
Berhentilah minum alkohol merokok. Dan jangan merokok di dekat atau samping
orang yang tidak merokok.
d. Gemuk (overweight atau obesitas)
Kegemukan membuat jantung dan pembuluh darah kita bekerja ekstra berat. Diet
tinggi serat (sayuran, buah-buahan), diet rendah lemak, dan olah raga teratur dapat
menurunkan berat badan secara bertahap dan aman. Diskusikan dengan dokter
untuk menurunkan berat badan secara aman.
e. Kurang Aktifitas Fisik
Kurang aktivitas fisik juga berdampak tidak baik bagi kesehatan. Olahragalah
secara teratur untuk mencegah penyakit jantung (Brunner dan Suddarth, 2000).
Grade gagal jantung menurut New York Heart Association terbagi dalam 4
kelainan fungsional :
 Derajat I : timbul sesak pada aktifitas fisik berat, aktivitas fisik sehari-hari
tidak menimbulkan keluhan.
 Derajat II : timbul sesak pada aktifitas fisik sedang ditandai dengan adanya
ronchi basah halus dibasal paru, S3 galop dan peningkatan tekanan vena
pulmonalis.
 Derajat III : timbul sesak pada aktifitas fisik ringan ditandai dengan edema
pulmo.
 Derajat IV : timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan atau istirahat
ditandai dengan oliguria, sianosis, dan diaphoresis.

C. Patofisiologi

Kelainann fungsi otot jantung disebabkan oleh karena coronary arteri disease /
embulsi, kelainan congenital, G3 Hematologi dan ketidakseimbangan suplay
oksigen. Akibatnya terjadi obstruksi arteri koroner, sehingganya suplay darah ke
arteri koroner berkurang. Berkurangnya suplai darah mengakibatkan 3 masalah
terjadi yakni menurunnya kontraktilitas jantung, iskemi jaringan miokard dan
iskemi yang berlangsung lama.
Menurunya kontraktilitas jantung mengakibatkan penurunan CO2 dan O2
menurun ke perifersehingga kerja dari metabolisme sel menurun yang
mengakibatkan individu merasakan kelemahan dan mengakibatkan intoleransi
aktivitas.
Akibat dari terjadinya iskemi jaringan miokard mengakibatkan perubahan
pada metabolisme an-aerob. Dari perubahan ini memicu peningkatan produksi
asam laktat. Sehingganya merangsang sekresi mediator kimia (histamine &
bradikinin) yang kemudian menstimulus pada pusat nyeri. Akibanya nyeri
dirasakan dan terjadi gangguan rasa nyaman.
Akibat pengaruh dari lamanya iskemi berlangsung, menyebabkan infark
miokard sehingganya kerja system pompa jantung mengalami disfungsi yang
mengakibatkan dekompensasi kordis. Terjadinya dekompensasi kordis
mengakibatkan aliran balik sirkulasi darah mengalami gangguan. Maka terjadi
penumpukan cairan pada bagian ekstremitas bawah. sehingga individu mengalami
penumpukan cairan yang berlebihan.
D. Manifestasi Klinis
a. Ortopnue yaitu sesak saat berbaring
b. Dipsneu on effort (DOE) yaitu sesak bila melakukan aktifitas
c. Paroxymal noctural dipsneu (PND) yaitu sesak nafas tiba-tiba pada malam hari
disertai batuk
d. Berdebar-debar
e. Lekas lelah
f. Batuk-batuk
g. Peningkatan desakan vena pulmonal (edema pulmonal) ditandai oleh batuk dan
sesak nafas.
h. Peningkatan desakan vena sistemik seperti yang terlihat pada edema perifer umum
dan penambahan berat badan.

E. Penatalaksanaan
Gagal jantung ditangani dengan tindakan umum untuk mengurangi beban
kerja jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama dari fungsi
miokardium, baik secara sendiri-sendiri maupun gabungan dari : beban awal,
kontraktilitas dan beban akhir. Penanganan biasanya dimulai ketika gejala-gejala
timbul pada saat beraktivitas biasa. Regimen penanganan secara progresif
ditingkatkan sampai mencapai respon klinik yang diinginkan. Eksaserbasi akut
dari gagal jantung atau perkembangan menuju gagal jantung yang berat dapat
menjadi alasan untuk dirawat dirumah sakit atau mendapat penanganan yang lebih
agresif . Pembatasan aktivitas fisik yang ketat merupakan tindakan awal
yangsederhana namun sangat tepat dalam penanganan gagal jantung. Tetapi harus
diperhatikan jangan sampai memaksakan larangan yang tak perlu untuk
menghindari kelemahan otot-otot rangka. Kini telah diketahui bahwa kelemahan
otot rangka dapat meningkatkan intoleransi terhadap latihan fisik. Tirah baring
dan aktifitas yang terbatas juga dapat menyebabkanflebotrombosis. Pemberian
antikoagulan mungkin diperlukan pada pembatasan aktifitas yang ketat untuk
mengendalikan gejala.
Penatalaksanaan:
a. Istirahat
b. Diit, diit jantung, makanan lunak, rendah garam
c. Pemberian digitalis, membantu kontraksi jantung dan
memperlambat frekuensi jantung. Hasil yang diharapkan
peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume
darah dan peningkatan dieresis akan mengurangi edema. Pada saat
pemberian ini pasien harus dipantau terhadap hilangnya dispnea,
ortopnea, berkurangnya krekel, dan edema perifer. Apabila terjadi
keracunan ditandai dengan anoreksia, mual dan muntah namun itu
gejala awal selanjutnya akan terjadi perubahan irama, bradikardi
kontrak ventrikel premature, bigemini (denyut normal dan
premature saling berganti ), dan takikardia atria proksimal
d. Pemberian Diuretic, yaitu unutuk memacu eksresi natrium dan air
melalui ginjal. Bila sudah diresepkan harus diberikan pada siang
hari agar tidak mengganggu istirahat pasien pada malam hari,
intake dan output pasien harus dicatat mungkin pasien dapat
mengalami kehilangan cairan setelah pemberian diuretik, pasien
juga harus menimbang badannya setiap hari turgor kulit untuk
menghindari terjadinya tanda- tanda dehidrasi.
e. Morfin, diberikan untuk mengurangi sesak napas pada asma
cardial, hati- hati depresi pernapasan
f. Pemberian oksigen
g. Terapi vasodilator dan natrium nitropurisida, obat-obatan vasoaktif
merupakan pengobatan utama pada penatalaksanaan gagal jantung
untuk mengurangi impedansi (tekanan) terhadap penyemburan
darah oleh ventrikel.

F. Pemeriksaan Diagnostik
a. Foto torax
mengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema atau efusi pleura yang
menegaskan diagnosa Congestive Hearth Failure.
b. EKG
mengungkapkan adanya takiardi, hipertrofi bilik jantung dan iskemi (jika
disebabkan Akut Miokard Infark).
c. Pemeriksaan Lab
Meliputi : Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium yang rendah
sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air, Kalium,
Natruin, Calsium, Ureum, gula darah.
d. Analisa Gas Darah
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan atau
hipoksemia dengan peningkatan tekanan karbondioksida.
e. Elektrolit
Mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, dan
terapi diuterik.
f. Skan jantung
Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding.
g. Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin
Peningkatan BUN menunjukkan penurunan fungsi ginjal. Kenaikan baik BUN
dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.
h. Pemeriksaan tiroid
Peningkatan tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid sebagai pencetus gagal
jantung kongestif(Dongoes, 2002).
G. Prognosis
Mortalitas I tahun pada pasien dengan gagal jantung cukup tinggi (20-60%)
dan berkaitan dengan derajat keparahannya. Data Frimingham yang dikumpulkan
sebelum penggunaan vasodilatasi untuk gagal jantung menunjukkan mortalitas I
tahun rerata sebesar 30% bila semua pasien dengan gagal jantung dikelompokkan
bersama, dan lebih dari 60% pada NYHA kelas IV.Maka kondisi ini memiliki
prognosis yang lebih buruk daripada sebagian besar kanker. Kematian terjadi
karena gagal jantung progresif atau secara mendadak (diduga karena aritmia)
dengan frekuensi yang kurang lebih sama. Sejumlah faktor yang berkaitan dengan
prognosis gagal jantung, yaitu :
a. Klinis : semakin buruk gejala pasien, kapasitas aktivitas, dan gambaran klinis,
semakin buruk prognosis.
b. Hemodinamik : Semakin rendah indeks jantung, isi sekuncup, dan fraksi
ejeksi, semakin buruk prognosis.
c. Biokimia : Terdapat hubungan terbalik yang kuat antara norepinefrin, renin,
vasopresin, dan peptida natriuretik plasma. Hiponatremia dikaitkan dengan
prognosis yang lebih buruk
d. Aritmia : Fokus Ektopik ventrikel yang sering atau takikardia ventrikel pada
pengawasan EKG ambulatori menandakan prognosis yang buruk. Belum jelas
apakah aritmia ventrikel hanya merupakan penanda prognosis yang buruk atau
apakah aritmia merupakan penyebab kematian.
Insidensi keseluruhan tahunan stroke atau tromboemboli pada gagal jantung
sebesar 2%. Faktor predisposisi antara lain adalah imobilitas, curah jantung
rendah, dilatasi ventrikel atau aneurisma. Resiko tahunan stroke pada penelitian
gagal jantung sekitar 1,5% pada gagal jantung ringan/sedang dan 4% pada yang
berat, dibandingkan dengan 0,5% pada kontrol.

KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Data Demografi
Biodata

1) Nama : Nn.X
2) Umur : 30 tahun
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Agama :-
5) Alamat :-
6) Suku/Bangsa :-
7) Pekerjaan :-
8) Pendidikan :-
9) Status kawin :-
10) Diagnosa Medis : CHF
11) Penanggung jawab :-
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Alasan Masuk Rumah Sakit : Klien mengeluh sesak nafas akibat berjalan 200
meter sejak 2 bulan terakhir..
2) Keluhan Utama : sesak nafas dan disertai dengan dada berdebar-
debar
3) Riwayat Keluhan Utama : P : sesak nafas
Q:-
R : di dada
S:-
T:-
4) Riwayat Kesehatan Yang Lalu: -
B. Riwayat Kesehatan Keluarga :-
C. Pola Kehidupan Sehari-hari :-
D. Keadaan Umum
1) Tanda-tanda vital
 TD : 100/60 mmHg
 SB : Afebris (37,5-40 0C)
 N : 132x/menit
 BB :-
 TB :-
 Saturasi : 100%
2) Kesadaran : -
3) GCS
 Eye :-
 Motorik : -
 Verbal : -
4) Pemeriksaan Fisik :
E. Pemerisaan Penunjang :
 EKG : APQRS, Aksis normal, rontgen kardiomegali.
 Laboratorium : -

Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengeluh sesak nafas TD : 100/60 mmHg
2. Klien mengatakan sesak
HR : 132x/menit
dirasakan memberat
S : afebris
3. Sesak napas dirasakan saat
Sat : 100%
beraktifitas dengan berjalan 200
meter

Pathway

Coronary arteri Kelainan Ketidakseimbangan


G3 Hematologi
disease / embulsi congenital suplay oksigen

Obstruksi arteri
koroner

Suplay darah ke arteri


koroner berkurang

Menurunnya Iskemi jaringan Iskemi


kontraktilitas miokard berangsung lama
jantung

Perubahan Infark miokard


CO2 menurun metabolisme an-aerob

O2 menurun ke Meningkatkan Disfungsi system


perifer produksi asam laktat pompa jantung

Penurunan Merangsang sekresi Dekompensasi


metabolisme sel histamine & bradikinin cordis cairan
Penumpukan
Intoleransi Gangguan
Stimulus pada
rasa Gangguan
Kelebihan
pada aliran
ekstremitas
kelemahan
aktivitas Nyeri
pusat
nyaman
nyeri balik
volume
sirkulasi
cairan
darah
bawah
2. Daftar DiagnosaKeperawatan
a. Intoleran aktivitas
b. Kelebihan volume cairan
c. Gangguan rasa nyaman

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Rencana Asuhan Keperawatan


N
Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria
o Intervensi Rasional
Hasil
1 Intoleran aktivitas NOC NIC
(00092)  Toleransi Terapi aktivitas
terhadap aktivitas  Observasi
Domain 4: aktivitas dan : - Identifikasi strategi Memastikan
istirahat Respon fisiologis untuk pasien
terhadap meningkatkan mengikuti
Kelas 4: respon pergerakan yang partisipasi terkait strategi
kardiovaskular/pumonal memerlukan energi dengan aktivitas aktivitas yang
dalam aktivitas yang diinginkan. di inginkan
Definisi : sehari-hari.
Ketidakcukupan energi  Daya Memastikan
psikologis atau fisiologis tahan : - monitor respon pasien tetap
untuk mempertahankan Kemampuan untuk emosi, fisik, social merasa
atau menyelesaikan mempertahankan dan spiritual nyaman dalam
aktivitas kehidupan aktivitas. terhadap aktivitas. melakukan
sehari-hari yang harus  Tingkat aktivitas
atau yang ingin kelelahan :
dilakukan. Keparahan
kelelahan secara Memastikan
Batasan Karakteristik : umum berdasarkan  Mandiri klien
- Dispnea setelah pengamatan atau  Bantu klien untuk menjalani
beraktivitas. laporan. mengidentifikasi aktivitas yang
- Keletihan di inginkan
- Ketidaknyamanan Setelah dilakukan aktivitas yang
setelah beraktivitas. tindakan diinginkan. Agar pasien
keperawatan dalam tetap optimis
Faktor yang waktu ... x24 jam dalam
berhubungan : diharapkan menjalani
- Gaya hidup kurang ketidakefektifan  bantu klien untuk kehidupan
gerak. inteloran aktivitas tetap focus pada
- Imobilitas teratasi dengan kekuatan (yang
- Ketidakseimbangan kriteria hasil: dimilikinya)
antara suplai dan - Tidak dibandingkan
kebutuhan oksigen adanyadispnea dengan kelemahan Memastikan
- Tirah baring setelah (yang dimilikinya) pasien
beraktivitas. mendapatkan
- Tidak adanya terapi fisik,
keletihan,  Kolaborasi okupasi, dan
- Adanya  berkolaborasi terapis
kenyamanan dengan (ahli) rekreasional
setelah terapis fisik,
beraktivitas. okupasi dan terapis
rekreasional dalam
perencanaan dan
pemantauan
program aktivitas, Memastikan
jika memang pasien dan
diperlukan. keluarga
melakukan
 Healt education : aktivitas yang
 instruksikan pasien diinginkan
dan keluarga untuk
melaksanakan
aktivitas yang Memastikan
diinginkan maupun keluarga
yang (telah) memberikan
diresepkan. pujian positif
agar tetap
 instruksikan aktif dalam
keluarga untuk kelompok
memberikan pujian
positif karena
ketersediaannya
untuk terlibat Memastikan
dalam kelompok. pasien tidak
melakukan
Manajemen Energi : ativitas
berlebih
 Observasi
 Kaji status
fisiologis pasien
yang menyebabkan
kelelahan sesuai
Mengetahui
dengan konteks asupan
usia dan nutrisi .yang
perkembangan. di konsumsi
pasien cukup
 monitor
intake/asupan
nutrisi untuk
mengetahui
sumber energy
yang adekuat Memastikan
nyeri yang
 monitor lokasi dan dirasa pasien
sumber selama
ketidaknyamanan/ aktivitas tidak
nyeri yang dialami dirasakan lagi
pasien selama
aktivitas.

Mengetahui
 Mandiri aktivitas
 Bantu pasien secara teratur
dalam aktivitas kepada pasien
sehari-hari yang tercukupi
teratur sesuai
kebutuhan
(ambulasi,
berpindah,
bergerak dan
perawatan diri). Mengetahui
pasien istrahat
 Bantu pasien untuk secara teratur
menjadwalkan
periode istirahat.
- Memastikan
asupan gizi
 Kolaborasi : pasien
 konsulkan dengan tercukupi
ahli gizi mengenai
cara meningkatkan
asupan energy dari
makanan. - Memastikan
pasien tidak
 Healt education : memendam
perasaan
 anjurkan pasien
mengungkapkan
perasaan secara
verbal mengenai
keterbatasan yang - Memastikan
pasien
dialami. mengenali
aktivitas yang
 instruksikan memicu gejala.
pasien/SO untuk
mengenali tanda
dan gejala
kelelahan yang
memerlukan
pengurangan
aktivitas. .
Kelebihan Volume cairan NOC NIC
(00026)  Status Monitor cairan :
nutrisi  Observasi
Domain 2 : Nutrisi :asupanmakanan Monitor
dancairan. asupandanpengelua  Memastikan
Kelas 5 : Hidrasi Masukkedalamtub ran asupan dan
uhlebihdarisuatupe pengeluaran
Definisi : riode 24 jam. secara teratur
Peningkatan Retensi  Perilakupat Monitor beratbadan
Cairan Isotonik uh :  Memastikan
Diet yang BB pasien
disarankan. tidak
Batasan Karakteristik : Tindakanpribadiun meningkat
- Dispnu tukmenigikutifeko  Mandiri secara drastic
- Dispnu nocturnal mendasimakanand Berikan cairan
- Edema an intake dengan tepat  Memastikan
- Ortopnea cairanolehseorang cairan dapat
- Penambahan professional terpenuhi
beratbadandalamwaktusa kesahatan,  Kolaborasi
ngatsingkat untukkondisikeseh Konsultasikankedo
- Asupanmelebihih atantertentu kterjikapengeluaran  Memastikan
aluaran urinkurangdari 0,5 asupan cairan
- Ansietas Setelah dilakukan mil/kg/jam pasien
tindakan atauasupancairan terpenuhi
Faktor yang keperawatan dalam orang
berhubungan : waktu ... x24 jam dewasakurangdari
- Gangguanmekani diharapkan 2000 dalaam 24
smeregulasi kelebihan volume jam
- Kelebihanasupan cairanteratasi
cairan dengan kriteria
- Kelebihanasupan hasil: Monitor tanda-
natruim Dispnuterata tandavital :
si
Tidakadanya  Observasi
dispnunoktural - Identifikasikemung
Edema kinanpenyebabperu
teratasi bahantanda-tanda  Memastikan
Tidakadanya vital TTV tetap
ortopnea - Monitor dalam keadaan
Penambahan tekanandarah, nadi, normal
beratbadansecara suhu, dan status  Memastikan
normal pernapasandenganc TD, Nadi,
Asupantidakl epat Suhu, dan
agimelebihihaluara status
n pernapasan
Ansietasterat dalam keadaan
asi normal

 Mandiri
- Auskultasitekanan
darah di
kedualengandanba  Memastikan
ndingkan TD kedua
lengan dalam
keadaan
- Ambilnadi apical normal
dan radial
secaraasimultandan  Memastikan
perhatkanperbedaa perbedaan
nnyadengantepat antara nadi
apical dan
radial

3 Gangguan rasa NOC NIC


nyaman(00214)  Tingkat TerapiRelaksasi
kecemasan:  Observasi
Domain12:kenyamanan keparahandaritan Tentukanapakahada  Memastikanin
da- intervensirelaksasid tervensirelaks
Kelas 1: tandaketakutan, imasalalu yang asi di masa
kenyamananfisik ketegangan, sudahmemberikan lalu
ataukegelisahan manfaat
Definisi yang
:Merasakurangnyaman, berasaldarisumb
lega, er yang
dansempurnadalamdime tidakdapatdiident  Mandiri
nsifisik, psikospiritual, ifikasi Pertimbangkankein
lingkungan, budaya, ginanklienuntukber Mengetahuipe
dan/atausosial  Status partisipasi, ngalamanklie
Batasan Karakteristik : kenyamanan : kemampuanberparti ndankontrain
- Ansietas Keseluruhan rasa sipasi, pilihan, dikasidalamm
- Gelisah nyamandankeam pengalaman masa emberikanrela
- Merasatidaknyam ananindividuseca laludankontraindika ksasitertentu.
an rafisk, sisebelummemilihst
Faktoryangberhubungan psikospritual, rategirelaksasiterte
: social budaya, ntu
- Gejalaterkaitpeny danlingkungan.
akit  Healt Education
- Stimuli  Nyeri : Efek Tunjukkandanprakti
lingkungan yang yang kanteknikrelaksasip
terganggu mengganggu adaklien Agar
- Sumberdayatidak Keparahandarida Berikaninformasiter pasiendapatm
adekuat (mis., finansial, mpaknyerikronik tulismengenaipersia elakukantekni
pengetahuan, dan social) yang pandanketerlibatand krelaksasiseca
dapatdiamatiatau idalamteknikrelaksa ramandiri.
dilaporkanpadafu si Memastikankl
ngsisehari-hari ienuntukdapat
berpartisipasid
Monitor Tanda- alamteknikrel
Setelah dilakukan tanda Vital aksasi.
tindakan  Observasi
keperawatan dalam - Monitor TD, Nadi,
waktu ... x24 jam RR, Suhu.
diharapkan Tingkat - Monitor nada
Kecemasan teratasi jantung
dengan kriteria hasil: - Identifiklasi
Kecemasanberku kemungkinan
rang penyebab perubahan - Mengetahui
Tidakadanya tanda-tanda vital. perkembangant
rasa anda-tanda vital
Kegelisahandana dari keadaan
tauketegangan klien.
Adanya rasa - Mengetahui
nyaman faktor lain yang
mungkin
menjadi
penyebab
terjadinya
perubahan pada
tanda-tanda
vital klien.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.sabda.org/c3i/book/export/html/4830

http://perawatemergensi.blogspot.co.id/2009/08/sesak-nafas-pada-orang-tua.html

http://www.sabda.org/c3i/book/export/html/4830

http://perawatemergensi.blogspot.co.id/2009/08/sesak-nafas-pada-orang-tua.html

jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/171

Anda mungkin juga menyukai