Anda di halaman 1dari 5

PR Referat MPASI

Pembimbing : dr. Novi Handayani Sp.A


Nama Koas : Stepvani
NIM : 11.2019.083

1. Syarat pemberian MPASI :

Adapun beberapa hal penting yang harus dilihat oleh orang tua dan tenaga medis bahwa
sebelum pemerian MPASI

Kesiapan Fisik

Bayi akan menunjukkan tanda-tanda siap untuk menerima makanan selain ASI yaitu
makannya.

1. Reflex ekstrusi (menjulurkan lidah) telah sangat berkurang atau sudah menghilang.
2. Mampu menahan kepala tetap tegak.
3. Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga keseimbangan badan
ketika tangannya meraih benda di dekatnya.

Kesiapan Psikologis

Bayi akan memperlihatkan perilaku makan lanjutan.

1. Dari reflektif ke imitatif .


2. Lebih mandiri dan eksploratif.
3. Pada usia enam bulan, bayi mampu menunjukkan:
4. Keinginan makan dengan cara mambuka mulutnya;
5. Rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan/ke arah makanan;
6. Tidak beminat atau kenyang dengan menarik tubuh ke belakang/menjauh.

Sumber : Nasar,Sri.2015.Makanan pendamping. Jakarta: IDAI . dari


http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/makanan-pendamping-asi-mpasi. Diakes 12
Desember 2019
Syarat pemberian ASI sesuai Bulan dan Jenis MPASI yang dapat diberikan
Sumber IDAI.2018. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu ( MPASI).
http://www.idai.or.id/newsletter/booklet-pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-
mpasi.diakses 12 Desember 2019.

2. Cara pemberian MPASI


Dalam pemberian makanan pendamping asi harus diperhatikan dalam cara
pemberiannya meliputi:
 Membantu dan mengawasi bayi saat makan dan mengerti kapan bayi lapar
 Makan dengan pelan pelan dan semangati bayi untuk makan bukan dengan
cara dipaksa.
 Jika bayi memilih milih makanan. Lakukan pencampuran makanan dengan
makanan lainnya dan melakukan metode metode lainnya.
 Jauhi dari distraksi jika bayi mudah kehilangan nafsu makan
 Harus diingat bahwa memberi makan bayi untuk lebih mendekatkan diri
dengan berbicara mata ke mata saat makan.
Sumber : Kathryn D. Guiding Principles for Complementary Feeding of the Breastfed
Child.WHO.2001.dari
https://www.who.int/nutrition/publications/guiding_principles_compfeeding_breastfed.
pdf , Diakses tanggal 12 Desember 2019
3. Cara membuat MPASi yang Sehat dan aman :
a. MPASI higienis untuk bayi yang sehat
i. Pastikan kebersihan tangan dan peralatan makan yang digunakan untuk
menyiapkan serta menyajikan MPASI ibu
ii. Cuci tangan ibu dan bayi sebelum makan. Selalu cuci tangan ibu
dengan sabun setelah ketoilet dan membersihkan kotoran bayi
iii. Simpan makanan yang akan diberikan kepada bayi di tempat yang
bersih dan aman.
iv. Pisahkan talenan yang digunakan untuk memotong bahan makanan
mentah dan bahan makanan matang.

b. Menyimpan MPASI dengan aman :


i. Bakteri penyebab kontaminasi dapat tumbuh di makanan – makanan
seperti daging, ikan, telur, susu , kedelai, nasi, pasta dan sayuran.
ii. Makanan – makanan tersebut harus disimpan dalam lemari pendingin
dengan suhu kurang dari 5 derajat celcius.
iii. Simpan daging dan ikan dalam wadah plastik, dan letakkan terpisah
dengan makanan yang telah dimasak dan bahan – bahan siap masak.
iv. Seluruh makanan harus disimpan sesuai dengan petunjuk penyimpanan
yang tertulis pada kemasan, dantidak boleh digunakan setelah
melewati tanggal kadaluwarsa.
v. Makanan yang seharusnya disimpan dilemari pendingin tidak boleh
digunakan kembali setelah berada di luar lemari pendingin selama dua
jam atau lebih.
vi. Cairkan makanan beku ( frozen foods) yang ada dilemari pendingin
menggunakan microwave. Makanan beku yang telah dimasak tidak
baik untuk dibekukan kembali.

Sumber Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu ( MPASI). Jakarta :


IDAI. 2018. Dari http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-
pendamping-air-susu-ibu-mpasi . diakses 12 Desember 2019.
4. Pemberian madu Pada bayi?
Pemberian madu pada bayi dibawah 1 tahun tidak rekomendasikan karena
madu mengandung spora Clostridium botulinum yang dapat menyebabkan botulisme
pada infant.1 Madu terbukti sebagai reservoir utama spora C. Botulinum baik secara
microbiologi maupun epidemiologi. 2
Bayi yang menelan spora C.botulinum beresiko mengalami infant botulism
karena masih belum lengkapnya flora normal pada usus bayi sehingga belun dapat
berkompetisi dengan spora yang masuk ke saluran cerna. Perbedaan pH pada saluran
cerna memungkinkan pertumbuhan spora C. Botulinum yang masuk ke saluran cerna.
Spora akan bergerminasi atau bertunas dan berkolonisasi di usus besar dan akan mulai
memproduksi tokin botulinum yang menyebabkan penyakit. Pada anak besar atau
dewasa, madu jarang menyebabkan masalah kesehatan karena flora normal usus dapat
bersaing dengan spora yang masuk kesaluran cerna sehingga tidak timbul penyakit. 4
Toksin botulinum yang masuk ke saluran cerna bayi akan menyerang sistem
saraf bayi, dan menyebabkan kelemahan otot atau hipotonia. 4Ini terjadi karena toksin
botulinum akan berikatan dengan reseptor sehingga menghambat pelepasan
asetilkolin (zat kimia penghantar rangsang saraf) yang berakibat terhambatnya
hantaran saraf, tidak hanya di saluran cerna, namun juga diseluruh tubuh. Gejala yang
tampak pada bayi yang mengalami infant botulism antara lain lesu, lemas, sesak
napas, malas menyusu, sulit menelan, sembelit, sulit membuka mata, dan mulut
kering. Infant botulism dapat menyebabkan kematian karena kelemahan otot napas.
Untuk meminimalkan risiko infant botulism, tidak disarankan memberikan
madu pada bayi berusia kurang dari 12 bulan. Sebagai alternatif pemanis alamiah bagi
bayi yang sudah mendapat makanan pendamping ASI (usia 6 bulan ke atas) dapat
diberikan sari buah. 4

Sumber :
1. Korioth , T. 2018. Remind families : honey can cause infant botulism.
https://www.aappublications.org/news/2018/11/19/honey111918 . diakses
14 Desember 2019
2. Abdulla C, Ayubi A,dkk. 2012. Infant botulism followng honey ingestion.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3448763/ diakses 14
desember 2019
3. Wikstrom S, Holst W. 2017. Infant botulism-why honey should be avoided
for childern up to one year.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28742188. diakses 14 desember
2019
4. Devina,Angela. 2016. Tepatkah madu diberikan pada bayi?.
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tepatkah-madu-
diberikan-pada-bayi . diakses 14 Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai