Anda di halaman 1dari 3

Sepanjang 2019 langit akan 'menyajikan' sejumlah fenomena yang sayang bila dilewatkan.

Fenomena langit pada 2019 tak kalah menarik dengan yang terjadi pada 2018.
Pada 2018, kita disuguhi dengan fenomena super blood moon dan beberapa kali gerhana.
Pada 2019, gerhana kembali terjadi dan bisa dilihat di wilayah Indonesia.
Dilansir dari akun Instagram resmi BMKG, Kamis (27/12/2018), berikut daftar fenomena
langit yang akan terjadi pada 2019:

1. Januari
Pada 12 atau 13 Januari 2019 pukul 06.30 WIT, Matahari akan tepat berada di
antipoda/'balik' Ka'bah.
Hal ini mengakibatkan bayangan Matahari pada waktu tersebut juga mengarah ke Ka'bah.

2. Februari
fenomena Supermoon kembali hadir pada 19 Februari 2019.
Supermoon terjadi ketika Bulan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi.
Dengan adanya fenomena ini, bulan akan terlihat 30 persen lebih terang, serta 14 persen lebih
besar dari bulan purnama biasa.
Saat itu, jarak bumi dan bulan lebih kurang 356.000 km.
Fenomena ini akan mencapai puncaknya pada pukul 22.53 WIB.

3. Maret
Pada bulan ketiga, akan ada fenomena Ekuinoks vernal di Bumi belahan utara dan autumnal
equinox di Bumi bagian selatan.
Ekuinoks vernal atau titik Musim Semi Matahari menandai dimulainya musim semi
astronomis.
Sebaliknya, autumnal equinox atau titik Musim Gugur Matahari merupakan kebalikannya
dari titik Musim Semi Matahari masing-masing.
Titik ini tejadi pada 21 Maret 2019 pukul 05.00 WIB.

4. Mei
Bila pada Januari lalu, Matahari berada di 'balik' Ka'bah, maka pada 27/28 Maret, Matahari
akan berada tepat di atas Ka'bah.
Fenomena ini akan terjadi pukul 16.18 WIB.
Dikutip dari laman nu.or.id, fenomena tersebut merupakan kesempatan bagi umat Islam di
berbagai belahan dunia untuk meluruskan arah kiblat melalui bayang-bayang matahari.

5. Juni

Pada 21 Juni 2019, akan terjadi fenomena Summer Solstice di Bumi bagian utara dan Winter
Solstice di Bumi bagian selatan.
Fenomena ini mencapai puncaknya pada pukul 22.55 WIB.
Dikutip dari laman langitselatan.com, Summer Solstice sekaligus menandai dimulainya
musim panas di belahan Bumi utara dan dimulainya musim dingin di belahan Bumi Selatan.

Istilah Summer Solstice lebih dikenal lantaran keberadaan Matahari di titik paling utara
menandai berlangsungnya siang yang panjang di belahan utara atau malam terpendek
sepanjang tahun.
Pada saat itu, Matahari tidak akan terbit tepat di timur tapi agak lebih ke utara dari arah timur
dan akan terbenam juga lebih ke utara dari arah barat.
6. Juli
Pada Juli 2019, setidaknya ada dua fenomena yang akan menghiasi langit.
Pertama, padad 15/16 Juli 2019, Matahari kembali akan berada tepat di atas Ka'bah, pukul
16.26 WIB.
Kedua, pada 17 Juli 2019, akan terjadi fenomena Gerhana Bulan Parsial.
Melansir dari Infoastronomy.org, gerhana bulan parsial akan berlangsung selama 5 jam 34
menit, dengan fase parsial selama 2 jam 58 menit.
Proses gerhana bisa diamati mulai pukul 01.34 WIB.
Fase parsial akan dimulai pukul 03.01 WIB dan puncaknya akan terjadi pada pukul 04.30
WIB.
Gerhana akan berakhir pada 05.59 WIB.

7. September
Fenomena Ekuinoks vernal dan autumnal equinox akan kembali terjadi pada 23 September
2018, pukul 14.51 WIB.
Fenomena Ekuinoks vernal akan menjadi spesial karena akan momen Hari Tanpa Bayangan.
Saat fenomena tersebut terjadi bayangan kita dan benda-benda sekitar seolah terlihat
menghilang.
Faktanya, bayangan kita atau benda di sekitar tidaklah hilang, melainkan bertumpuk dengan
tubuh atau benda itu sendiri.

8. November
Fenomena Matahari tepat berada di 'balik' Ka'bah akan kembali terjadi pada November.
Tepatnya pada 28 November 2019 pukul 06.08 WIT.

9. Desember
Pada akhir tahun, kita akan kembali menyaksikan dua fenomena spesial.
Pada 22 Desember 2019, fenomena Summer Solstice (Selatan) dan Winter Solstice (Utara)
kembali terjadi.
Empat hari kemudian, akan ada fenomena Gerhana Matahari Cincin atau tepatnya pada 26
Desember 2019.
Lama fase Gerhana Matahari Cincin sekitar 3 menit 40 detik dengan durasi global 5 jam 35
menit 58 detik.
Korona matahari tidak terlihat selama gerhana cincin terjadi.
Jalur gerhana akan dimulai di Arab Saudi dan bergerak ke timur melalui India selatan, Sri
Lanka utara, Samudra Hindia, dan Indonesia sebelum berakhir di Samudera Pasifik.

Anda mungkin juga menyukai