Anda di halaman 1dari 10

A.

Judul :
Destilasi Zat Cair
B. Tujuan :
Agar mahasiswa dapat memahami cara penggunaan dan prinsip
kerja destilasi
C. Dasar Teori

Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang
jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk
memperoleh senyawa murninya. Senyawa–senyawa yang terdapat dalam
campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing–masing. Destilasi
sederhana juga merupakan salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh
zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat
pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk
memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang
digunakan dalam proses destilasi ini antara lain, labu destilasi, penangas,
termometer, pendingin/kondensor leibig, konektor/klem, statif, adaptor,
penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa (Nurma, 2012).

Pemisahan dengan destilasi berbeda dengan pemisahan cara penguapan.


Pada destilasi semua komponen yang terdapat di dalam campuran bersifat mudah
menguap (volatile). Tingkat penguapan (volatilitas) masing-masing komponen
berbeda-beda pada suhu yang sama. Hal ini akan berakibat bahwa pada suhu
tertentu uap yang dihasilkan dari suatu campuran cairan akan selalu mengandung
lebih banyak komponen yang lebih volatile. Sifat yang demikian ini akan terjadi
sebaliknya, yakni pada suhu tertentu fasa cairan akan lebih banyak mengandung
komponen yang kurang volatile. Jadi cairan yang setimbang dengan uapnya pada
suhu tertentu memiliki komposisi yang berbeda. Pada pemisahan dengan cara
penguapan, komponen volatile dipisahkan dari komponen yang non volatile,
karena proses pemanasan. Contoh pemisahan penguapan adalah memisahkan air
dari larutan NaCl berair, sedang pemisahan dengan caradestilasi digunakan untuk
memisahkan campuran alkohol dengan air (Lukum, 2006).

1
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan
atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik
didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap
ini kemudian didinginkan kembali kedalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit
operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori
bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik
didihnya. Model ideal destilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum
Dalton (Bresnick, 2003).
Pemisahan dengan destilasi berbeda dengan pemisahan dengan cara
penguapan. Pada pemisahan dengan cara destilasi semua komponen yang terdapat
di dalam campuran bersifat mudah menguap(volatil). Sifat demikian ini akan
terjadi sebaliknya, yakni pada suhu tertentu fasa cairan akan lebih banyak
mengandung komponen yang kurang volatil. Jadi, cairan yang setimbang dengan
uapnya pada suhu tertentu memiliki komposisi yang berbeda. Pada pemisahan
dengan cara penguapan, komponen volatil dipisahkan dari komponen non volatil,
karena proses pemanasan. Sebagai contoh: pemisahan dengan metode penguapan
dapat digunakan untuk memisahkan air dari larutan NaCl berair, sedang
pemisahan dengan cara destilasi digunakan untuk memisahkan campuran alcohol
dari air (Soebagio, dkk. 2005).
Pada destilasi sederhana melibatkan penguapan yang diferensial dari suatu
campuran cairandi ikuti dengan penampungan material yang menguap dengan
cara pendinginan dan pengembunan. Uap selalu lebih banyak mengandung
komponen yang lebih volatile demikian juga terjadi sebaliknya. Pada suhu
berbeda komposisi uap cairannya berbeda. Dengan demikian maka komposisi uap
yang setimbang dengan cairannya akan berubah sejalan dengan perubahan suhu
Bila terdapat perbedaan besar antar titik didih (Permana, 2013).

D. Alat dan bahan


1. Alat

No Nama Alat Kategori Gambar Fungsi

2
1. Erlenmeyer 1 Digunakan untuk
menampung destilat

2. Gelas ukur 1 Sebagai alat untuk


mengukur volume
aquades dan petroleum
eter

3. Thermometer 1 Sebagai alat untuk


mengukur suhu destilat

4. Corong 1 Digunakan untuk


memasukkan atau
memindahkan larutan

5. Pipet tetes 1 Sebagai alat untuk


mengambil larutan
sampel dalam jumlah
yang sedikit

6. Statif dan klem 1 Digunakan sebagai alat


penunjanng pada
rangkaian alat
destilaasi, berfungsi
untuk menjepit
kondesor dan
penghubung
7. Selang 1 Sebagai alat untuk
masuk dan keluarnya
air pada saat proses
destilasi berlangsung.
8. Pendingin 1 Sebagai alat pendingin
liebing larutan pada saat
terjadi proses destilasi

9. Labu destilasi 1 Sebagai wadah untuk


larutan sampel

3
10. Penangas 2 Sebagai alat yang
digunakan untuk
memanaskan larutan
sampel yang berada
dalam labu destilasi
2. Bahan

No Nama bahan Kategori Sifat fisik Sifat kimia


1. Aquadest Umum - Merupakan cairan tak- Pelarut yang
berwarna bersifat polar
- Cairan tak berasa - Larutan elektrolisis
- Cairan tak berbau lemah
- Titik didih : 100oC - Terionisasi menjadi
- Titik beku : 0oC H+ dan OH-
2. Batu didih Umum - Berwarna putih - Terbuat dari bahan
- Berwujud padatan silica, kalsium
- Tidak rata dan karbonat, porselen
memiliki pori maupun karbon

3. Sikloheksana Khusus - Berwujud cair - Mudah menyala


- Tidak berwarna - Tidak larut dalam air
3.
- Berbau khas - Larut dalam eter
- Titik didih 80,74oC Alkohol, dan
- Titik leleh 4,4oC aseton.
E. Prosedur Kerja

Sampel 1
Merangkai alat destilasi
Mengukur sampel 1 sebanyak 20 mL
Mengukur sempel 2 sebanyak 20 mL
Memasukkan larutan sampel 1 dan 2
kedalam labu destilasi
Memasukkan 3 buah batu didih
Memanaskan labu destilasi dan mengamati
suhu saat terjadi perubahan pada sampel
Menentukan larutan sampel

4
Sampel 1 (Larutan Diklorometana) dengan suhu
40-51 oC dan sampel 2 (metanol) dengan suhu 52-
65 oC

F. Hasil Pengamatan

N Perlakuan Hasil Pengamatan


o
1. Merangkai alat destilasi Alat siap digunakan
2. Memasukkan sampel (terdiri dari Larutan sampel bercampur
2 campuran) masing- masing berwarna bening
sebanyak 20 mL kedalam labu
destilasi
3. Menambahkan 3 butir batu didih batu didih berada dalam labu
dan menyiapkan Erlenmeyer destilasi bercampur dengan larutan
tepat dibawah mulut kondensor sampel
5. Memasukan sampel sampai sampel menguap dan uapnya dalam
mendidih bentuk titik-titik cairan lalu
menetes menuju labu destilasi

5
6. mencatat suhu -Suhu sampel 1 : 40-51oC
-Suhu sampel 2 : 52-65oC

7. mengidentifikasi larutan sampel - larutan pertama yang menguap


yang belum diketahui adalah diklorometana
- larutan kedua yang menguap adalah
metanol

G. Pembahasan
Destilasi sederhana juga merupakan salah satu cara pemurnian zat cair yang
tercemar oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar,
sehingga zat pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini
digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-alkohol, air-
aseton, dll. Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini antara lain, labu
destilasi, penangas, termometer, pendingin/kondensor leibig, konektor/klem,
statif, adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa.
Pada percobaan ini jenis destilasi yang digunakan adalah destilasi sederhana
yang pemisahannya hanya dilakukan sekali dengan menggunakan alat destilasi
sederhana. Langkah pertama yang dilakukan adalah merangkai alat destilasi
sesuai prosedur yang ada di modul.. Labu destilasi diletakkan di atas pemanas.
kemudian dihubungkan dengan Kondensor. Kondensor ini memiliki 2 lubang
tempat masuk dan keluarnya air, yang satu menghadap ke bawah dan yang lainnya
menghadap ke atas. Dengan bantuan statif dan klem, kondensor ini dipasang
dengan posisi miring, lubang masuk air berada di bawah dan lubang keluarnya air
berada di atas (dekat persimpangan penghubung). Hal ini dilakukan karena
apabila lubang masuknya air berada di tempat yang lebih tinggi, maka air akan
mengalir terus tanpa terlebih dahulu memenuhi kondensor, selain itu jika air

6
masuk (bersuhu rendah) dan uap larutan yang dipanaskan langsung bertemu di
persimpangan penghubung, maka di bagian tersebut akan terjadi keretakan,
bahkan kondensor akan pecah (karena suhu tinggi bertemu dengan suhu rendah).
Karenanya, posisi air masuk berada di tempat yang lebih rendah agar air masuk
akan naik secara perlahan dan memenuhi kondensor terlebih dahulu. Perhatikan
gambar berikut ini:

Gambar 1. Rangkaian alat destilasi sederhana

Selanjutnya memasukkan sampel ke dalam labu destilasi, sampel tersebut


adalah senyawa organik yang belum diketuhui dan akan di identifikasi setelah
dipisahkan dengan air melalui proses pemanasan. Kemudian ditambahkan sedikit
batu didih 3 butir, batu didih adalah benda yang kecil, bentuknya tidak rata, dan
berpori, yang biasanya dimasukkan ke dalam cairan yang sedang dipanaskan.
Fungsi penambahan batu didih yaitu: Untuk meratakan panas sehingga panas
menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat
didih. Setelah itu, labu destilasi ditutup dengan rapat dan termometer dimasukkan
lewat celah (sesuai ukuran termometer) pada penutup labu destilasi tersebut.
Termometer ini digunakan untuk mengamati suhu ketika larutan sampel mendidih.
Penutupan labu destilasi ini dilakukan karena jika labu destilasi dalam keadaan
terbuka, maka uap larutan yang dipanaskan akan langsung keluar dari labu
destilasi. Jika hal ini terjadi, maka destilasi tidak bisa dilakukan, karena tidak ada
uap yang akan diembunkan dan ditampung sebagai destilat.
Selanjutnya adalah mengalirkan air ke kondensor. kemudian larutan
dipanaskan. Karena jika larutan dipanaskan sebelum air dialirkan, dikhawatirkan
labu destilasi dan kondensor akan pecah karena telah lebih dulu menerima panas.
Untuk mengalirkan air yang masuk dan keluar, digunakan alat penyedot air, yakni

7
pompa aquarium. Kemudian menyalakan pemanas yakni heater mentle untuk
memanaskan sampel dalam labu destilasi.
Larutan sampel ini mulai menguap, uap ini perlahan-lahan mulai naik ke
bagian atas labu destilasi, melewati penghubung, dan masuk ke kondensor. Di
dalam kondensor, uap larutan ini mengalami proses kondensasi (pengembunan).
kemudian uap yang mengalami proses dari kondensor akan mengalir dan
tertampung pada erlenmeyer Hal ini terjadi karena di dalam kondensor ada air
dingin yang dialirkan. kemudian ditutup dengan aluminium foil erlenmeyer dan
dicatat suhu pertama pada titik jatuhnya titik air pada proses destilasi tersebut.
sehingga uap yang bersuhu tinggi ini berubah menjadi titik-titik air (mengembun).
suhu yang diperoleh pada sampel 1 adalah 400C - 51oC, pada suhu ini terjadi
beberapa kali tetesan. Setelah dilakukan percobaan ini, larutan sampel dapat
diidentifikasi berdasarkan suhu penguapan yang konstan yaitu suhu 400C - 51oC
Sampel larutan tersebut beraroma bau yang tajam atau menyengat serta
berwarna bening ternyata senyawa tersebut adalah diklorometana berdasarkan
titik didihnya. kemudian sampel kedua suhu yang diperoleh adalah 520C - 65oC
larutan kedua ini mengalami penguapan setelah dilakukan percobaan sampel yang
diidentifikasi dengan mencium aroma yang sedikit berbau tajam, berwarna
bening, serta senyawa yang didapatkan adalah methanol.

gambar: sampel 1 dan 2

8
H. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
destilasi merupakan salah satu metode pemisahan yang digunakan untuk
memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih larutan senyawa-
senyawa yang mudah menguap. Pada destilasi sederhana sampel 1 yang kita
identifikasi yaitu diklorometana. Karena, pada suhu 40ºC - 51oC. Dimana larutan
diklorometana berbahan khusus berwujud cair, bersifat pelarut polar aporik tidak
larut sempurna dengan air tetapi larut dalam pelarut organik, berbau khas serta tak
berwarna. kemudian sampel 2 yang didapat yaitu methanol pada suhu 52ºC -
65oC. larutan metanol merupakan bentuk alcohol paling sederhana, mudah
menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, berbau khas, bersifat pelarut polar
protik, tidak larut dalam air.

9
Daftar Pustaka

Bresnick, Stephen. 2003. Intisari Kimia Organik. Hipokrates: Jakarta

Lukum, Astin. 2006. Bahan Ajar Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. Jurusan

Pendidikan Kimia: FMIPA UNG

Nurma. 2012. (online). Destilasi uap. Tersedia http :/ /nurmand .blogspot.


com/2012/05/ destilasi-uap.html. diakses tanggal 14 Maret 2018. Pukul 13.52
WITA
Permana, Tiya. 2013. (online). Destilasi uap. Tersedia :
http://permanatiya.blogspot.com/2013/03/ destilasi-uap. html. diakses tanggal 28
Maret 2014. Pukul 13.30 WITA
Soebagio, dkk. 2005). Kimia analitik 11 UM Press: Malang

10

Anda mungkin juga menyukai