Dokumen - Tips - Sap Terapi Insulin Kelompok 3
Dokumen - Tips - Sap Terapi Insulin Kelompok 3
SISTEM ENDOKRIN
Oleh :
KELOMPOK 3 (K3LN)
Siti Nurafifah
Sanda Prima Dewi
Dinni Nurul K.I
Lu’luil Maknun
Hesty Dwi N.
Desy Karmia Pitalupi
Rizky Oktavia Prima Sari
I Gusti Ngurah Putu Ari
Alif Dewi Safitri
Febrina Ardianti
A. Tujuan lnstruksional
a. Umum :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, klien & pendamping mengerti
dan memahami tentang terapi insulin, baik terkait alat, area, cara penyuntikan,
dan hal-hal yang perlu diperhatikan.
b. Khusus :
1. Klien dan Pendamping memahami tentang anatomi kulit ( dapat
menyebutkan letak penyuntikan insulin )
2. Klien dan Pendamping mengerti tentang jenis pen insulin ( dapat
menyebutkan setidaknya 1 jenis dan mengerti cara penggunaannya )
3. Klien dan Pendamping mengerti tentang area penyuntikkan insulin ( dapat
menyebutkan setidaknya 2 area penyuntikan )
4. Klien dan Pendamping mengerti tentang cara penyuntikkan insulin ( dapat
melakukan penyuntikan dengan dosis yang tepat dan pra penyuntikan
dengan insulin pen )
B. Sub Pokok Bahasan
1. Anatomi kulit
2. Jenis pen insulin
3. Area penyuntikan insulin
4. Cara penyuntikan insulin
C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Waktu Kegiatan perawat Kegiatan perserta Metode Media & alat
kegiatan
2. Evaluasi hasil :
a. Perserta mampu memahami garis besar tentang anatomi kulit
b. Perserta mampu memahami jenis-jenis pen insulin
c. Peserta mampu menyebutkan area yang digunakan sebagai tempat
penyuntikkan insulin
d. Peserta dapat melakukan penyuntikkan insulin secara mandiri
Terapi Insulin
I. Anatomi kulit
Kulit manusia mempunyai ketebalan yang bervariasi, mulai dari
0,5 mm sampai 5 mm, dengan luas permukaan sekitar 2 m2 dan berat sekitar
4 kg. Kulit dalam bahasa latin disebut cutis dan dibagian bawahnya terdapat
lapisan bernama subcutis. Jika kulit dicubit dan diangkat, kulit itu terasa
longgar terhadap lapisan subcutisdi bawahnya. Lapisan subcutis ini sering
menjadi tempat untuk suntikan obat tertentu, termasuk insulin. Secara garis
besar, lapisan pada kulit dapat dibagi menjadi 2 yaitu kulit bagian luar
(epidermis) dan kulit bagian dalam (dermis), penjelasannya yaitu sebagai
berikut :
a. Epidermis (kulit bagian luar)
Lapisan paling luar pada epidermis dibentuk oleh zat tanduk (keratin)
pada lapisan cornium yang dibentuk oleh sel kulit yang sudah tua.
Pada orang tertentu bagian kulit ini memebri gambaran seperti sisik
tipis. Lapisan ini akan terlepas pada saat digosok waktu mandi dan
lapisan di bawahnya akan mengisi lapisan yang lepas. Lapisan paling
dalam dari epidermis dinamakan lapisan basal atau stratum
germinativum. Disini ditemukan sel-sel yang membelah diri dan
membentuk dan memebentuk sel kulit baru yang selanjutnya bergeser
ke lapisan lebih atas sehingga suatu saat menjadi lapisan cornium.
Pada lapisan ini pula terdapat pigmen melanin yang memeberikan
warna pada kulit. Untuk mencapai lapisan paling atas, sel-sel ini
membutuhkan waktu sekitar 5-6 minggu. Dengan demikian, setiap 4-5
minggu manusia sebenarnya mengalami pergantian kulit.
b. Dermis (kulit bagian dalam)
Pada lapisan dermis dibawah lapisan basal terdapat ujung saraf
peraba, dan pembuluh darah kapiler. Disini juga dapat ditemukan
kelenjar keringat dan kelenjar minyak kulit. Pada lapisan subcutis
dapat ditemkan banyak pembuluh darah, saraf, dan folikel atau akar
rambut beserta m.erector pilli. Pada orang gemuk, dilapisan ini juga
dapat ditemukan banyak jaringan lemak. Pengukuran kegemukan
seseorang dapat dilakukan dengan memanfaatkan pengukuran tebal
lapisan ini disekitar tulang belikat dan bagian belakang lengan atas.
Pada wanita hamil, bagian ini juga sering menampung cairan.
( Wibowo, Daniel S. 2005)
II. Jenis pen Insulin
Beberapa jenis atau cara yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan terapi
insulin dapat dilakukan menggunakan berbagai cara, yaitu sebagai berikut
:
1. Injectors
Untuk injeksi jenis multipel, dapat digunakan insulfon atau I-port.
Suntikan diberikan melalui lokasi khusus yang terhubung melalui
tabung yang dimasukkan dengan jarum dan diganti sekitar seminggu
sekali, namun sampai saat ini injector belum begitu populer di Amerika
Serikat namun sudah populer di Eropa.
2. Insulin pen
Insulin pen digunakan untuk insulin dengan beberapa formula.
Keuntungan dari penggunaan insulin pen ini adalah keakuratan dan
kekonsistensian dosis yang baik jika menggunakan insulin pen. Berikut
beberapa jenis insulin pen yang dapat digunakan :
3. Automatic injectors
Automatic injector bekerja dengan menekan tombol pelepas
(keluarnya) jarum secara otomatis yang memeberikan suntuikan
dengan sedikit partisipasi pasien. Orang-orang yang menggunakan
injector dikarenakan mereka tidak bisa belajar untuk melakukan
suntikan terhadap dirinya sendiri. Sebagian besar, namun tidak semua,
orang memiliki ketakutan atau penyesuaian emosi lainnya pada
diabetisi dalam melakukan suntikan pada dirinya sendiri samapai
mereka nyaman melakukan penyuntikan terhadap dirinya sendiri.
Injector otomatis ini dianjurkan digunakan pada penderita diabetes
yang juga mengidap cacat fisik, seperti serebral palsy.
Ketoasidosis diabetik
Sangat haus, poliuria. Bau napas seperti
[ reaksi hiperglikemik
buah, pernapasan kusmaul [ dalam, cepat,
]
melelahkan, terasa menekan , sesak ],
denyut nadi cepat dan lemah, selaput lendir
kering dan turgor kulit buruk, kadar gula
darah > 250 mg/dl.
Guthrie, Diana W. dan Richard A. Guthrie. 2009. A Guide To The Pattern Approach:
Management of Diabetes Mellitus For Nurses and Health Care
Professionals Sixth Edition. New York: Springer
Tandra, Hans. 2007. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes:
Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi Diabetes Dengan Cepat dan
Mudah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama