Anda di halaman 1dari 114

SI-3112 STRUKTUR BETON

TUGAS BESAR SI-3112 STRUKTUR BETON


SEMESTER I 2016/2017

DESAIN STRUKTUR KANTOR DUA LANTAI

Berdasarkan:
SNI 2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
SNI 1727-2013 tentang Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain

Dosen :
Prof. Ir. Iswandi Imran, MASc., Ph.D.

Asisten :
Ahmad Fitrah Nainggolan (15013074)
Diah Puspita Rahmi (15013141)

Disusun Oleh :
Terra Pradana 15015124
David Lukas Andre 15015155

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017
SI-3112 STRUKTUR BETON

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk membangun suatu struktur perlu diperhatikan komponen struktural dan non
struktural penyusunnya. Namun, untuk membangun suatu struktur yang stabil, kokoh dan
kaku diperlukan komponen-komponen struktural, antara lain balok, kolom dan pelat,
yang dapat bekerja sama dengan baik.
Agar komponen struktural tersebut dapat bekerja dengan baik, perlu diperhitungkan
dimensi dan ukuran tiap komponen. Dimensi dan ukuran komponen-komponen tersebut
dapat ditentukan berdasarkan standar SNI serta faktor beban, seperti faktor beban mati,
faktor beban mati tambahan, faktor beban hidup, faktor beban atap, faktor beban hujan,
dan faktor beban-beban lainnya.
Selain itu dilakukan juga berbagai analisis desain, seperti analisis momen lentur, analisis
geser, dan analisis torsi untuk mendapatkan ukuran dan dimensi yang aman dan
optimum. Serta untuk memperkuat beton sebagai material pada komponen struktural,
diperlukan tulangan baja yang memerlukan desain ukuran tulangan.
Dalam tugas besar ini, akan dirancang sebuah struktur bangunan gedung kantor 2 lantai.
Dalam laporan ini pula akan dipaparkan penentuan dimensi dan ukuran setiap elemen
dan komponennya beserta analisis terhadap beban-beban dan gaya-gaya dalamnya
sehingga gedung kantor yang penulis rancang adalah sebuah struktur yang aman dan
sesuai dengan kriteria desain dan standar yang berlaku

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan laporan tugas besar adalah sebagai berikut

1. Mengetahui ukuran penampang balok, pelat, dan kolom yang dibutuhkan pada
setiap komponen struktur gedung kantor.
2. Mengetahui luas dan jumlah tulangan lentur, geser, dan torsi yang dibutuhkan
pada setiap komponen struktur gedung kantor.
3. Mengetahui gaya-gaya dalam yang terjadi pada setiap komponen struktur gedung
kantor
SI-3112 STRUKTUR BETON

1.3 Gambaran Umum

Dalam Tugas Besar SI3112 – Struktur Beton kali ini, akan didesain sebuah bangunan
kantor dua lantai. Bangunan kantor dua lantai ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:

a. Fungsi bangunan adalah sebagai gedung perkantoran.


b. Lantai 1 akan digunakan sebagai lobi, ruang direksi, ruang arsip, dan kantor
administrasi.
c. Lantai 1 bersifat elevated (tidak menyentuh tanah langsung) karena beban akan
diteruskan ke pondasi. Dalam hal ini, pondasi tidak didesain.
d. Lantai 2 akan digunakan sebagai ruang perkantoran, balkon, dan ruang rapat.
e. Bentang kolom arah X yaitu 6 m dan bentang arah Y yaitu 8 m untuk rangka struktur
utama.
f. Ukuran pelat kanopi adalah 6 m untuk arah X dan 1 m untuk arah Y dan dipasang
dibagian depan dan belakang bangunan.
g. Tinggi lantai 1 dan lantai 2 masing-masing 4 m dan 3,5 m
h. Pada lantai 1, digunakan balok sloof yang dimensinya disamakan dengan balok
induk dan balok anak.
i. Akses yang digunakan untuk turun naik antar lantai adalah tangga dan hanya
terletak di ujung kiri bangunan depan.
j. Atap yang digunakan adalah atap datar yang berasal dari dak beton.
k. Dinding yang digunakan akan dibuat dengan dinding ½ bata. Bagian yang dibangun
dinding dalam hal ini hanya bagian perimeternya. Untuk bagian dalam bangunan,
diasumsikan hanya digunakan pembatas dari bahan ringan (partisi) sehingga
beratnya diabaikan.
l. Tangga yang digunakan memiliki bentuk huruf L apabila dilihat dari atas dan
terbuat dari beton dengan tebal 15 cm.
SI-3112 STRUKTUR BETON

1.4 Denah Bangunan

Gambar 1 Denah Lantai 1

Gambar 2 Denah Lantai 2


SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 3 Denah Lantai Atap

1.5 Spesifikasi Material Struktural

Material structural yang akan digunakan untuk merancang struktur geung perkantoran ini
terdiri dari beton dan baja tulangan dengan spesifikasi sebagai berikut.

1. Beton
 Kuat tekan (f’c) : 28 MPa (balok dan pelat)

35 MPa (kolom)

 Berat jenis : 24 kN/m3


 Modulus elastisitas (Ec) : 4700√𝑓𝑐 ′ MPa

2. Baja tulangan
 Tegangan leleh (fy) : 420 MPa (tulangan longitudinal)

420 MPa (tulangan sengkang)

 Massa jenis : 7850 kg/m3


SI-3112 STRUKTUR BETON

 Modulus Elastisitas (Es) : 200000 MPa

1.6 Lingkup Desain

Ruang lingkup dalam pembuatan tugas besar ini adalah sebagai berikut.

1. Desain Balok
Balok yang didesain terbagi atas tiga jenis, yaitu balok induk, balok sloof, dan balok
anak. Dimensi balok sloof dalam hal ini disamakan dengan balok induk dan balok
anak. Balok anak membagi bentang balok induk arah Y menjadi tiga bagian. Baik
balok induk, balok sloof, maupun balok anak, akan didesain dengan spesifikasi
dimensi dan tulangan yang sedemikian rupa agar dapat menahan beban-beban yang
terjadi.
2. Desain Pelat
Pelat yang didesain dalam tugas besar kali ini merupakan pelat yang bersifat satu
arah.
3. Desain Kolom
Perhitungan preliminary design untuk kolom menggunakan metode Tributary Area.
Ukuran kolom yang terdapat pada lantai yang sama dapat disamakan dimensinya
untuk mempermudah dalam mendesain. Jika dimensi kolom lebih kecil daripada lebar
balok, maka dimensi kolom diganti menjadi sama dengan lebar balok. Kolom yang
didesain dalam tugas besar ini adalah kolom pendek (bukan kolom langsing).
4. Kemampuan Layan (Servicability)
Kemampuan layan yang dihitung dalam hal ini meliputi pengecekan keretakan
balok saat menerima beban layan dan pengecekan lendutan struktur. Hal ini
dicek untuk meminimalisasi kerusakan yang terjadi pada elemen non-struktural.
5. Detailing Tulangan
Detailing tulangan yang harus diperhatikan dalam hal ini meliputi pengangkuran
dan pemutusan tulangan. Pengangkuran bertujuan agar tulangan terkunci pada
beton sehingga tulangan dapat mencapai titik lelehnya. Pemutusan tulangan bertujuan
untuk menghemat jumlah tulangan yang digunakan.
SI-3112 STRUKTUR BETON

1.7 Acuan Peraturan dan Software

 ETABS 2016
 AUTOCAD 2016
 SNI-03-2847-2013 (Beton)
 SNI 1727-2013
SI-3112 STRUKTUR BETON

BAB II
KRITERIA DESAIN

2.1 Kriteria Pembebanan

Dalam mendesain struktur gedung kantor dua lantai ini diawali dengan tahan preliminary
desaign dengan data awal yang telah ditentukan dan penentuan dengan SNI 1727-2013.
Data awal yang digunakan ditampilkan pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2. 1 Data Awal

1. DATA AWAL UNTUK LAPORAN


Komponen Nilai Satuan Nilai Satuan
2
Hujan 30 kg/m 0.3 kN/m2
2
LL Atap 100 kg/m 1 kN/m2
2
LL Kantor 480 kg/m 4.8 kN/m2
SIDL Atap 100 kg/m2 1 kN/m2
2
SIDL Lantai 150 kg/m 1.5 kN/m2
2
Dinding 1/2 Bata 250 kg/m 2.5 kN/m2
2
LL Ruang Rapat 480 kg/m 4.8 kN/m2
LL Ruang Arsip 480 kg/m2 4.8 kN/m2
2
LL Balkon 480 kg/m 4.8 kN/m2
2 2
LL Lobi 480 kg/m 4.8 kN/m
2
Tangga 104.832 kN/m
A. BETON
fc' Kolom 35 MPa
fc' Balok & Pelat 28 MPa
Berat Jenis Beton 24 kN/m3
Ec Kolom 27805.57 MPa
Ec Balok & Pelat 24870.06 MPa
B. BAJA
fy Baja 420 MPa
fyv Baja 420 MPa
y Baja 7850 kg/m3 78.5 kN/m3
Es 200000 MPa
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 2. 1 Live Load Ruang Rapat berdasarkan SNI 1727-2013

Gambar 2. 2 Live Load Ruang Kantor berdasarkan SNI 1727-2013

Gambar 2. 3 Live Load Ruang Arsip berdasarkan SNI 1727-2013

Gambar 2. 4 Live Load Atap berdasarkan SNI 1727-2013

Gambar 2. 5 Live Load Ruang Lobi berdasarkan SNI 1727-2013

Gambar 2. 6 Live Load Balkon berdasarkan SNI 1727-2013


SI-3112 STRUKTUR BETON

2.2 Kriteria Perancangan Awal (Preliminary Design)

2.2.1 Balok dan Pelat

Berdasarkan data awal yang telah ditentukan pada subbab sebelumnya, fc’ beton
untuk balok dan pelat yang digunakan adalah 28 MPa. Tinggi minimum balok
dapat ditentukan berdasarkan panjang bentangnya yang mengacu pada syarat
perhitungan balok non prategang yang terdapat pada SNI tertera pada tabel 2.2
berikut.

Tabel 2. 2 Tebal Minimum Balok non-Prategang atau Pelat Satu Arah bila Lendutan
tidak Dihitung

Untuk perhitungan tebal balok digunakan rumus L/18.5 untuk balok induk
dengan panjang yang terbesar (8 meter) karena kondisi balok pada struktur
memiliki nilai maksimum. Untuk perhitungan b (lebar balok) digunakan rentang
nilai antara 1/2h sampai 2/3h.

Perhitungan Balok induk sumbu X 6 meter:


𝐿 8000
ℎ 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑘 = = = 666.67 𝑚𝑚 → 750 𝑚𝑚
12 12

1 2 1 2
𝑏 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑘 = ℎ ≤ 𝑏 ≤ ℎ = 𝑥 750 ≤ 𝑏 ≤ 𝑥 750
2 3 2 3
= 375 ≤ 𝑏 ≤ 500 → 450 𝑚𝑚
SI-3112 STRUKTUR BETON

Perhitungan tebal pelat


𝐿 6000
ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = = = 250 𝑚𝑚 → 300 𝑚𝑚
24 24

Hasil perhitungan terdapat pada tabel 2.3 sebagai berikut.

Tabel 2. 3 Perhitungan Dimensi Balok Induk dan Pelat

Perhitungan Dimensi Balok Induk dan Pelat


Komponen Nilai Satuan KomponenNilai Satuan
Balok Induk Balok Anak
hmin 666.666667 mm hmin 375 mm
h pakai 750 mm h pakai 450 mm
bmax 500 mm bmax 300 mm
bmin 375 mm bmin 225 mm
b pakai 450 mm b pakai 250 mm
Pelat
hmin 250 mm
h pakai 300 mm
b pakai 2666.667 mm

2.2.2 Kolom

Kuat tekan beton (fc’) yang digunakan untuk kolom yaitu 35 MPa. Untuk
penentuan dimensi kolom digunakan persamaan berikut.
𝑃
𝐴𝑔 ≥
0,375 𝑥 𝑓𝑐 ′
Keterangan:
Ag = Luas penampang keseluruhan
P = Total beban yang bekerja pada kolom
fc’ = Kuat tekan beton pada kolom

Nilai P yang digunakan pada persamaan diatas menggunakan metode Tributary


Area dengan asumsi luas daerah pengaruh sebagai berikut.
SI-3112 STRUKTUR BETON

1 1 1 1
𝐴 𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑎𝑟𝑦 = ( 𝐿𝑥 + 𝐿𝑥) 𝑥 ( 𝐿𝑦 + 𝐿𝑦)
2 2 2 2
Dengan,
Lx = Jarak antar kolom pada bentang X
Ly = Jarak antar kolom pada bentang Y

Maka didapatkan tributary area sebesar 48 m2

Untuk menentukan nilai beban total P, akan ditentukan nilai-nilai beban yang
terdapat pada daerah Tributary Area. Beban-beban yang bekerja pada Tributary
Area antara lain adalah Dead Load, SIDL (Super Imposed Dead Load), Live
Load, Roof, dan Rain. Kemudian dipilih daerah Tributary Area yang memiliki
beban paling besar (P ultimate).

1. Dead Load (DL)


a. Lantai 2
Akibat balok induk lantai 2 pada arah y:
𝑄𝑢 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛
𝑄𝑢 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘 = 8 ∗ 0.75 ∗ 0.45 ∗ 24
𝑄𝑢 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 2 = 64.8 𝑘𝑁

Perhitungan yang sama dilakukan untuk balok induk arah x dengan panjang
6 meter sehingga didapat hasil 48.6 kN. Sehingga didapatkan Qu akibat
balok induk lantai tiga ialah 113.4 kN.

Perhitungan beban akibat pelat lantai 3 dengan metode tributary area ialah
sebagai berikut:
𝑄𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡 = 𝐿. 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟𝑢ℎ 𝑥 𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑥 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛
𝑄𝑢𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡 = 8 ∗ 6 ∗ 0.3 ∗ 24
𝑄𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡 = 345.6 𝑘𝑁
Akibat balok Anak lantai 2 pada arah x (6 meter):
𝑄𝑢 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 𝐴𝑛𝑎𝑘 = 2 𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛
𝑄𝑢 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 𝐴𝑛𝑎𝑘 = 2 ∗ 6 ∗ 0.25 ∗ 0.45 ∗ 24
𝑄𝑢 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 𝐴𝑛𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 2 = 32.4 𝑘𝑁
SI-3112 STRUKTUR BETON

b. Lantai 1
Untuk lantai 1 beban yang diterima akibat balok induk dan pelat dua kali
lebih besar dari beban yang diterima oleh kolom lantai 2.
Akibat balok induk lantai 1 pada arah y:
𝑄𝑢 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘 = 2𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛
𝑄𝑢 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘 = 2 ∗ 8 ∗ 0.45 ∗ 0.75 ∗ 24
𝑄𝑢 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 2 𝑥 2 = 129.6 𝑘𝑁

Perhitungan yang sama dilakukan untuk balok induk arah x dengan panjang
6 meter sehingga didapat hasil 97.2 kN. Sehingga didapatkan Qu akibat
balok induk lantai satu ialah 226.8 kN.

Perhitungan beban akibat pelat lantai 2 dengan metode tributary area ialah
sebagai berikut:
𝑄𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡 = 𝐿. 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟𝑢ℎ 𝑥 𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑥 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛
𝑄𝑢𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡 = 2 ∗ 8 ∗ 6 ∗ 0.3 ∗ 24
𝑄𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡 = 691.2 𝑘𝑁

c. Akibat berat sendiri kolom lantai 2


Pada perhitungan kolom lantai 1 juga diperhitungkan beban sendiri kolom
pada lantai 2 sebagai berikut.

𝐷𝐿 𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 𝐿𝑡. 2 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛

𝐷𝐿 𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 𝐿𝑡. 2 = 0.45 𝑥 0.45 𝑥 3,5 x 24 = 17.01 𝑘𝑁

C. Balok Anak
Pada lantai 1 balok anak memberikan beban sebesar 2 kali pemberian beban di
lantai 2 yaitu 64.8 kN

2. SIDL (Super Imposed Dead Load)


Super Imposed Dead Load yang bekerja pada struktur bangunan ini yaitu 0,4
beban mati, sehingga perhitungannya sebagai berikut.
SI-3112 STRUKTUR BETON

a. Lantai 2
Akibat SIDL atap berdasarkan SNI 1727-2013 pada gedung perkantoran
SIDL Atap ialah 1 kN/m atau 48 kN per Tributary Area
b. Lantai 1
Perhitungan SIDL pada lantai 1 dipengaruhi oleh atap, dinding, dan lantai.
Berdasarkan SNI 1727-2013 pada gedung perkantoran SIDL Atap,
dinding, dan lantai berturut turut ialah 1 kN/m, 2.5 kN/m, 1.5 kN/m atau
48 kN, 96.25 kN, dan 72 kN per Tributary Area dengan catatan dinding
mengelilingi Tributary Area. Sehingga total SIDL Lantai 1 ialah 216.25
kN

3. Live Load
a. Lantai 2
Live Load pada lantai 2 tidak ada

b. Lantai 1
Pada kolom lantai 1 terdapat beban hidup dari lantai 2 yang digunakan
sebagai kantor dan ruang rapat. Berdasarkan data yang diberikan ruang
rapat memiliki beban paling besar yaitu sebesar 4.8 kN/m2 sehingga beban
hidup pada kolom lantai 1 akibat Perkantoran yaitu:

𝐿𝐿 = 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑎𝑟𝑦


𝐿𝐿 = 4.8 𝑥 8𝑥 6 = 230.4 𝑘𝑁

4. Beban Atap dan Hujan


Berdasarkan SNI, beban atap ditentukan sebesar 0,96 kN/m² dan beban hujan
ditentukan sebesar 30 kg/m², sehingga perhitungan beban atap dan hujan
adalah sebagai berikut.
a. Lantai 2
i. Beban Atap
𝐿𝑟 (𝐴𝑡𝑎𝑝) = 1 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑎𝑟𝑦
𝐿𝑟 (𝐴𝑡𝑎𝑝) = 8 𝑥 6 𝑥 1 = 48 𝑘𝑁

ii. Beban Hujan


SI-3112 STRUKTUR BETON

𝑅 (𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛) = 0,3 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑎𝑟𝑦


𝑅 (𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛) = 0,3 𝑥 8 𝑥 6 = 14.4 𝑘𝑁

b. Lantai 1
Beban atap dan hujan pada lantai 1 sama dengan beban atap dan hujan
pada lantai 2

Dari perhitungan-perhtiungan yang dilakukan seperti diatas didapatkan hasil


perhitungan beban kolom dengan tributary area sebagai berikut.

Tabel 2. 4 Tributary Area Kolom Lantai 2

Beban Tributary Area Kolom Lt 2


Jenis Beban Nilai Beban Elemen Qu Satuan
DL Balok Induk Lt 3 113.4 kN
Pelat lt 3 345.6 kN
Balok Anak Lt 3 32.4 kN
SIDL Atap 48 kN
LR LL Atap 48 kN
R Hujan 14.4 kN

Tabel 2. 5 Tributary Area Kolom Lantai 1

Beban Tributary Area Kolom Lt 1


Jenis Beban Nilai Beban Elemen Qu Satuan
DL Balok Induk Lt 2 113.4 kN
Pelat lt 2 345.6 kN
Balok Induk Lt 3 113.4 kN
Pelat lt 3 345.6 kN
Kolom lt 2 17.01 kN
Balok Anak Lt 3 32.4 kN
Balok Anak Lt 2 32.4 kN
SIDL Dinding 96.25 kN
Lantai 72 kN
Atap 48 kN
LL Kantor 230.4 kN
LR LL Atap 48 kN
R Hujan 14.4 kN
SI-3112 STRUKTUR BETON

Setelah didapatkan hasil perhitungan beban yang bekerja pada Tributary Area
pada masing-masing kolom, dapat dilakukan perhitungan kombinasi beban total
yang bekerja pada kolom yang terdapat pada tabel 2.6

Tabel 2. 6 Kombinasi Beban

Kombinasi Beban
Beban (kN) Kombinasi (kN)
Lantai Ag (m2) B min (m) B Pakai (mm)
DL SIDL LL R Lr 1 2 3 4 5
2 491.4 48 0 14.4 48 755.16 671.28 654.48 724.08 670.32 0.057536 0.2398666 450
1 999.8 216 230 14.4 48 1702.484 1851.912 1835.112 1766.472 1712.712 0.162141333 0.4026678 500

Dari hasil perhitungan beban total yang bekerja pada masing-masing kolom,
dapat ditentukan dimensi kolom sebagai berikut
Kolom lantai 2:
𝑃𝑢 𝑚𝑎𝑥 916.44
𝐴𝑔 = ′
= = 0.069 𝑚2
0,2 𝑥 𝑓𝑐 0,375 𝑥 35𝑥1000
𝑏 min = √𝐴𝑔 = √0.069 = 0.264 𝑚 → 300 𝑚𝑚
Pada perencanaan kolom ini akan digunakan kolom pendek, maka harus diperiksa
kriteria dari kolom pendek tersebut. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan
pemeriksaan kelangsingan kolom dengan cara berikut.
𝑘 𝑥 𝐿𝑢
𝜆= ≤ 22
𝑟
Dengan,
k = Kondisi perletakan (0,5)
Lu = Bentang bersih kolom (Tinggi lantai – tinggi balok induk)
I = Inersia penampang kolom (1/12 x b x h³)
A = Area penampang kolom
𝐼
r = Jari-jari girasi (𝑟 = √𝐴)

Pemeriksaan untuk kolom lantai 1:


0.6 𝑥 3250
𝜆= = 13.51 ≤ 22
144.337
Jadi kolom memenuhi kriteria sebagai kolom pendek sehingga efek tekuk dapat
dicegah. Berikut hasil perhitungannya pada tabel 2.7
SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 2. 7 Kelangsingan Kolom

Perhitungan Kelangsingan Kolom


Elemen Kolom Lantai 2 Kolom Lantai 1 Satuan
k 0.6 0.6
Lu 2750 3250 mm
I 3417187500 5208333333 mm
A 202500 250000 mm2
R 129.9038106 144.3375673 mm

α 12.70170592 13.5099963

2.3 Kriteria Desain Penulangan Balok


2.3.1 Kriteria Desain Tulangan Lentur pada Balok
Dengan adanya pembebanan pada balok, maka dapat hampir selalu dipastikan bahwa
balok akan mengalami gaya tarik pada serat atas ataupun serat bawahnya, yang kemudian
lebih dikenal sebagai lentur pada balok. Hal ini merupakan hal yang sangat penting
mengingat salah satu kelemahan terbesar beton ada pada kekuatan tariknya yang relatif kecil.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu elemen struktur pada beton untuk menutupi kelemahan ini.
Pada dunia teknik sipil yang modern, insinyur teknik sipil menggunakan tulangan baja pada
beton karena kuat tariknya yang tinggi.
Pada perencanaan terhadap desain tulangan lentur, harus selalu dipenuhi
∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢
dimana :
ΦMn = kuat lentur rencana
Mu = momen ultimate
Mn = kuat lentur nominal
Φ = faktor reduksi kuat lentur (bernilai 0,8 sampai 0,9)

Nilai Mu dapat dicari dengan menganalisis struktur desain, sedangkan Mn dapat


dihitung dengan rumus berikut:
𝑀𝑛 = 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 𝑗𝑑
dimana :
SI-3112 STRUKTUR BETON

As = luas tulangan longitudinal baja


fy = tegangan leleh baja (400 MPa)
jd = lengan momen baja terhadap sumbu pusat penampang (biasanya bernilai
0,85d)

Maka luas yang harus dimiliki penampang baja adalah,


Ø 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 𝑗𝑑 = 𝑀𝑢
𝑀𝑢
𝐴𝑠 =
Ø 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 𝑗𝑑
Nilai As yang didapatkan harus dibandingkan juga dengan kedua persamaan Asmin
berikut. Nilai As yang digunakan adalah nilai As terbesar dari ketiga hasil persamaan
tersebut.
1 √𝑓𝑐 ′
𝐴𝑠𝑚𝑖𝑛 = 𝑥 𝑏𝑤 𝑥 𝑑
4 𝑓𝑦
1,4
𝐴𝑠𝑚𝑖𝑛 = 𝑥 𝑏𝑤 𝑥 𝑑
𝑓𝑦
Setelah mendapatkan nilai As yang digunakan, tentukan ukuran dan jumlah tulangan
baja yang ingin digunakan dengan persamaan berikut:
1
𝐴𝑠 = 𝑥 𝑛 𝑥 𝜋 𝑥 𝐷2
4
Dengan,
n = Jumlah tulangan yang digunakan
D = Diameter tulangan yang digunakan

Untuk proses desain ini, tulangan baja dianggap leleh sehingga dapat menciptakan
kondisi daktil pada struktur. Agar terjadi kondisi daktil, maka regangan pada baja harus
mencapai 0,002 sebelum beton beton mencapai regangan ultimitnya sebesar 0,003. Tulangan
baja dapat diperiksa kondisi lelehnya dengan persamaan berikut:
𝐴𝑠
𝜌=
𝑏𝑥𝑑
0,75 𝑥 0,85 𝑥 𝛽1 𝑥 𝑓𝑐 ′ 600
𝜌 𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 = 𝑥 ( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
Dengan,
As = Luas tulangan pada penampang yang mengalami tarik
b = Lebar penampang
SI-3112 STRUKTUR BETON

d = Tinggi efektif penampang

Jika nilai ρ > ρ balance maka penampang tersebut bersifat under-reinfored.


2.3.2 Kriteria Desain Tulangan Geser pada Balok
Desain penulangan geser untuk balok dan kolom harus menggunakan prinsip zonasi
geser. Prinsip ini merupakan pembagian zona Vu yang terjadi pada balok yang telah dibagi
dengan faktor reduksi. Nilai faktor reduksi untuk balok ada 0.75. Tujuan utama dalam
mendesain tulangan geser adalah untuk memenuhi persyaratan berikut:
∅𝑉𝑛 ≥ 𝑉𝑢
dimana :
ΦVn = kuat geser rencana
Vu = gaya geser ultimate
Vn = kuat geser nominal

Kuat geser nominal ditentukan dengan memperhitungkan baik kontribusi beton dan
tulangan sengkang, sehingga:
𝑉𝑛 = 𝑉𝑐 + 𝑉𝑠
dimana :
Vc = gaya geser yang dipikul oleh beton
Vs = gaya geser yang dipikul oleh tulangan sengkang

Vc dapat dicari dengan persamaan berikut:


1
𝑉𝑐 = √𝑓′𝑐. 𝑏𝑤 . 𝑑
6

Nilai Vs dapat ditentukan berdasarkan prinsip zonasi geser. Detail desain dengan cara zonasi
dapat dilihat sesuai gambar di bawah ini:
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 2. 7 Zona Penulangan Geser

Dengan mengetahui jarak antar sengkang pengikat (s), maka gaya geser yang dipikul
oleh sengkang adalah:
𝑑
𝑉𝑠 = 𝐴𝑣 𝑓𝑦
𝑠

Hasil dari desain penulangan geser adalah tulangan sengkang dengan diameter tulangan
dan spasi antar tulangan sengkang yang penulis dapatkan dari prinsip zonasi geser.

2.3.3 Kriteria Desain Tulangan Torsi pada Balok


Momen torsi merupakan momen yang memutar dan terjadi pada sumbu pusat yang
sejajar dengan penampang. Momen torsi akan menyebabkan penampang balok menjadi
terpuntir. Bila elemen struktur beton tidak mampu menahan momen torsi yang terjadi, maka
akan terjadi failure pada balok akibat tegangan tarik yang diakibatkan oleh momen torsi. Oleh
karena itu, tulangan torsi pun menjadi salah satu elemen penting pada beton.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Beban torsi dapat dipisahkan atas 2 kategori, yaitu:


 Torsi keseimbangan, dimana momen torsi dibutuhkan untuk keseimbangan struktur
 Torsi kompatibilitas, dimana momen torsi timbul karena kompatibilitas deformasi antara
elemen-elemen struktur yang bertemu pada sambungan/join

Tujuan utama pada proses desain tulangan torsi adalah untuk memenuhi syarat berikut:
∅𝑇𝑛 ≥ 𝑇𝑢

dimana
Vu = momen torsi ultimate
Tn = kapasitas torsi penampang
Φ = faktor reduksi (bernilai 0,75)

Proses desain penulangan torsi dapat dilihat pada flowchart berikut:


SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 2. 8 Algoritma Perhitungan Puntir


SI-3112 STRUKTUR BETON

2.4 Kriteria Desain Penulangan Pelat


Jenis pelat dibagi menjadi dua, yaitu pelat satu arah dan pelat dua arah. Pelat satu arah
adalah pelat yang arah momen lenturnya hanya satu arah saja, yaitu ke batang terpendek,
sementara untuk pelat 2 arah adalah pelat yang arah momen lenturnya 2, baik ke bentang
pendek maupun ke bentang yang lebih panjang. Suatu pelat dikatakan pelat satu arah apabila
memenuhi kondisi berikut:
𝐿𝑝𝑗
≥2
𝐿𝑝𝑒
Untuk penulangan pelat, konsepnya tidak jauh berbeda dengan konsep desain
tulangan lentur pada balok, hanya saja, nilai jumlah tulangan yang didapat adalah per satuan
panjang, yaitu per meter. Asumsi nilai jd adalah 0,925d dan perhitungan As minimum pelat,
yaitu:
𝐴𝑠𝑚𝑖𝑛 = 0,0018 . 1000 𝑚𝑚 . 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 (𝑚𝑚)

Jumlah tulangan pelat per meter dapat dihitung dengan


𝐴𝑠 𝑥 4
𝑛=
𝜋 𝐷2
dan jarak antar tulangan dapat dihitung dengan:

1000 𝑚𝑚
𝑆=
𝑛

2.5 Kriteria Desain Penulangan Kolom


Berdasarkan SNI Beton Pasal 10.9.1, rasio tulangan (ρg) pada kolom dibatasi oleh
syarat sebagai berikut.
0,01 ≤ 𝜌𝑔 ≤ 0,08
Walaupun ρg max memiliki nilai maksimum sebesar 0,08, tetapi pemasangan dan
penyambungan dengan rasio ini sangatlah sulit untuk diterapkan di lapangan. Berdasarkan
pengalaman pekerjaan yang dilakukan di lapangan, rasio tulangan yang paling ekonomis
untuk perencanaan kolom berkisar antara 1% - 2,5%.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Berdasarkan SNI Beton Pasal 10.9.2:


 Jumlah tulangan minimum untuk kolom persegi adalah 4
 Jumlah tulangan minimum untuk kolom lingkaran adalah 6

Untuk perhitungan jumlah tulangan yang dibutuhkan oleh kolom dapat dihitung dengan
software PCA Column, yang akan secara otomati menghitung rasio As berbanding dengan
Ag. Sementara untuk spasi tulangan sengkang kolom terdapat 3 parameter penentuan spasi
tulangan sengkang yang harus penulis asumsikan terlebih dahulu diameter tulangan
sengkangnya sebagai berikut.
 16 db (diameter tulangan lentur)
 48 d stirrup (diameter tulangan sengkang)
 Dimensi penampang kolom terkecil

Lalu ambil spasi sengkang terkecil dari penampang diatas dan lakukan pembulatan
terhadap spasi tulangan sengkang yang didapat untuk mempermudah pemasangan di
lapangan.

2.6 Kriteria Kemampuan Layan


Serviceability adalah kemampuan layan yang dimiliki oleh struktur yang didesain.
Tujuannya adalah meninjau kemampuan layan adalah untuk membatasi lendutan yang terjadi
dengan alasan sebagai berikut.
 Penampakan visual yang akan membuat pengguna Ruko tersebut takut untuk
menggunakan Ruko tersebut. Commented [T1]: Kantor bukan ruko

 Agar tidak memicu kerusakan pada elemen lain.


 Mengurang kerusakan pada elemen non-structural
 Bila lendutan yang terjadi besar, dapat mengganggu kinerja mesin yang sensitif.

Kondisi service berbeda dengan kondisi ultimit dalam perhitungan kekuatan struktur.
Sebab dalam perhitungan kondisi service, beban sebenarnya yang digunakan, bukan beban
terfaktor. Sehingga, kombinasi beban yang digunakan adalah sebagai berikut.
a. 𝑃𝑢 = 1.4 × (𝐷𝐿 + 𝑆𝐷𝐿)
b. 𝑃𝑢 = 1.2 × (𝐷𝐿 + 𝑆𝐷𝐿) + 1.6 × 𝐿 + 0.5 × 𝐿𝑟
c. 𝑃𝑢 = 1.2 × (𝐷𝐿 + 𝑆𝐷𝐿) + 1.6 × 𝐿 + 0.5 × 𝑅
SI-3112 STRUKTUR BETON

d. 𝑃𝑢 = 1.2 × (𝐷𝐿 + 𝑆𝐷𝐿) + 1.6 × 𝐿𝑟 + 𝐿


e. 𝑃𝑢 = 1.2 × (𝐷𝐿 + 𝑆𝐷𝐿) + 1.6 × 𝑅 + 𝐿

EI pada elemen struktur harus disesuaikan juga dengan kondisi service. Berdasarkan
SNI Pasal 10.10.4.1 rasio inersia efektif pada balok adalah 0,35 Ig sementara rasio inersia
efektif pada kolom adalah 0,7 Ig.
Kemudian hasil perhitungan lendutan yang dilakukan dengan software ETABS harus
dikalikan dengan λ yang merupakan faktor waktu atau usia dari struktur yang didesain. Nilai
λ dapat dihitung dengan dengan rumus sebagai berikut.
ξ
𝜆=
1 + 50 𝑥 𝜌′
𝐴𝑠 ′
𝜌′ =
𝑏𝑤 𝑥 𝑑
Dengan,
ξ = Faktor jangka panjang untuk beban tetap
 5 Tahun = 2
 12 Bulan = 1,4
 6 Bulan = 1,2
 3 Bulan = 1
As’ = Luas tulangan tekan
b = Lebar badan
d = Tinggi efektif

Setelah itu bandingkan lendutan yang didapatkan dari perhitungan dengan lendutan izin
yang terdapat pada SNI Pasal 9.5.3.1 yang tertera pada tabel berikut.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 2. 8 Lendutan Izin sesuai Komponen Struktur

2.7 Kriteria Detailing Tulangan


Kriteria pengangkuran pada balok-kolom dan balok-pelat dibagi menjadi dua yaitu
pengangkuran tulangan tekan dan pengangkuran tulangan tarik. Untuk pengangkuran
tulangan tekan digunakan pengangkuran lurus dan untuk pengangkuran tulangan tarik penulis
menggunakan penganggkuran dengan sudut 90⁰. Detail yang terkait dengan pengangkuran
90⁰ terdapat pada SNI Pasal 12.5.3 dengan detail seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2. 9 Detail Pengangkuran

Db adalah diameter tulangan yang digunakan dalam desain penulangan balok maupun
pelat. Penentuan panjang penyaluran (ldh) harus melalui perhitungan terlebih dahulu. Panjang
SI-3112 STRUKTUR BETON

penyaluran dapat dihitung berdasarkan persamaan pada SNI Pasal 12.2 yang disajikan pada
tabel berikut.

Gambar 2. 10 Panjang Penyaluran

Dengan,

Ψt = Faktor lokasi tulangan (bila dibawah tulangan terdapat beton ≥ 300 mm,
maka nilainya 1,3)

Ψe = Faktor pelapis

λ = Faktor beton ringan, untuk beton normal nilainya adalah 1

fy = Tegangan leleh baja

db = Diameter tulangan

Untuk pengangkuran, persamaan untuk menghitung panjang penyaluran adalah


sebagai berikut.

𝑓𝑦
𝑙𝑑𝑐 = (0,24 𝑥 ) 𝑥 𝑑𝑏 ≥ 0,043 𝑥 𝑑𝑏 𝑥 𝑓𝑦
𝜆 𝑥 √𝑓𝑐 ′

Untuk menghitung panjang penyaluran tulangan tekan adalah sebagai berikut.

𝑑𝑏 𝑥 𝑓𝑦
𝑙𝑑𝑐 =
4 𝑥 √𝑓𝑐 ′

Nilai panjang penyaluran tulangan tarik yang terdapat pada gambar diatas dapat
digunakan untuk menghitung panjang penyaluran pada pemutusan tulangan dan sambungan
lewatan. Panjang penyaluran digunakan untuk menambah panjang tulangan sejauh ldh setelah
titik dimana tulangan tersebut tidak dibutuhkan lagi. Untuk sambungan lewatan, nilai panjang
SI-3112 STRUKTUR BETON

penyaluran harus dikalikan dengan faktor pengali sesuai dengan klasifikasi sambingan yang
terdapat pada tabel berikut.

Gambar 2. 11 Klasifikasi Sambungan


SI-3112 STRUKTUR BETON

BAB III

PEMODELAN STRUKTUR
3.1 Prosedur ETABS

Dalam mengerjakan tugas besar Struktur Beton ini, software yang digunakan untuk
pemodelan struktur beserta analisis beban yang dibebankan pada struktur adalah ETABS
2016. Berikut adalah langkah-langkah pengerjaannya.

1. Buka software ETABS 2016, dan akan muncul tampilan seperti ini.

Gambar 3. 1 Tampilan Awal ETABS 2016

2. Klik File > New Model, dan akan muncul dialog box “Model Initialization”. Pilih
Use Built-In Setting With, dan pada bagian Display Units, pilih “Metric SI”, kemudian
klik OK

Gambar 3. 2 Model Initialization


SI-3112 STRUKTUR BETON

3. Akan muncul dialog box New Model Quick Templates. Pilih Custom Grid Spacing
dan Custom Story Data, pilih Grid Only pada Add Structural Objects, kemudian klik
Edit Grid Data dan atur sesuai dengan desain gambar gedung. Pada Custom Grid
Spacing, pilih Display Grid Data as Ordinates, dan atur sesuai dengan ketentuan
gambar gedung. Klik OK.

Gambar 3. 3 New Model Quick Templates

Gambar 3. 4 Custom Grid Spacing


SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 3. 5 Custom Story Data

4. Setelah mengatur semuanya, maka akan muncul tampilan sebagai berikut.

Gambar 3. 6 Tampilan Kerangka Desain Gedung 2 Lantai

5. Mendefinisikan material yang dipakai dalam pendesainan gedung ini, yaitu beton fc’
28 MPa dan 35 MPa, serta baja fy 420 MPa. Klik Define > Material Properties, lalu
muncul kotak dialog Define Materials, lalu pilih Add New Material.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 3. 7 Define Materials

Kemudian pada Region pilih User, dan pada Material Type pilih Concrete

Gambar 3. 8 Add New Material Property

Kemudian pada spesifikasi bahan, isi dengan nama Beton28, kemudian isi kolom
Specify Weight Density > Weight per Unit Volume dengan angka 24 kN/m3
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 3. 9 Material Property Data

Klik Modify / Show Material Property Design Data. Pada dialog box yang muncul, isi
kolom Specified Concrete Compressive Strength, fc’ dengan angka 28 MPa, dan klik
OK. Lakukan hal yang sama untuk mendefinisikan material Beton35 dengan fc’ yaitu
35 MPa.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 3. 10 Mendefinisikan Kuat Tekan Beton

6. Memasukkan ukuran-ukuran penampang balok dan kolom yang telah dihitung


sebelumnya pada tahap preliminary design. Klik Define > Section Properties >
Frame Sections. Kemudian setelah muncul kotak dialog seperti gambar dibawah ini,
pilih Add New Property.

Gambar 3. 11 Frame Properties


SI-3112 STRUKTUR BETON

Kemudian pada Section Shape pilih Concrete Rectangular, kemudian klik OK.

Gambar 3. 12 Frame Property Shape Type

Beri nama “Balok Induk” pada kolom Property Name, pilih “Beton 28” di Material.
Isi angka ukuran penampang balok induk berdasarkan perhitungan pada preliminary
design di bagian Section Dimensions dengan panjang 750 mm dan lebar 450 mm,
kemudian klik Modify / Show Modifiers, dan ganti angka pada Moment of Inertia
about 2 axis dan Moment of Inertia about 3 axis dengan 0.35, kemudian klik OK.

Gambar 3. 13 Frame Section Property Data


SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 3. 14 Property / Stiffness Modification Factors

Lakukan hal yang sama untuk memasukkan ukuran penampang balok anak hasil
preliminary design.

7. Memasukkan dimensi penampang kolom pada software ETABS 2016, dengan cara
yang sama seperti cara memasukkan dimensi penampang balok anak dan balok induk,
perbedaannya untuk kolom, gunakan jenis material “Beton35”, dan angka Moment of
Inertia about 2 axis dan Moment of Inertia about 3 axis dengan angka 0.7. Perhatikan
bahwa dimensi penampang kolom untuk lantai 1 dan 2 berbeda.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 3. 15 Dimensi Penampang Kolom

Gambar 3. 16 Property / Stiffness Modification Factors Kolom

8. Untuk penampang pelat, klik Define > Section Properties > Slab Sections, kemudian
muncul kotak dialog Slab Properties, klik Add New Property.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 3. 17 Slab Properties

Kemudian pada Property Name beri nama “Pelat”, pilih “Beton28” pada Slab
Material, kemudian pada Modelling Type pilih Membrane. Isi Thickness sesuai hasil
perhitungan preliminary design yaitu 2666.67 mm, kemudian klik OK.

Gambar 3. 18 Slab Property Data

9. Menggambarkan kolom pada masing-masing lantai. Tinjauan diubah ke “Story 1”,


kemudian klik di sebelah kiri window ETABS 2016 Quick Draw Columns, lalu
SI-3112 STRUKTUR BETON

muncul Property of Object di kotak kecil sebelah kiri bawah, pilih “Kolom Lt 1”.
Lakukan hal yang sama untuk menggambar kolom di lantai 2.

Gambar 3. 19 Properties of Object Penggambaran Kolom

Gambar 3. 20 Hasil Penggambaran Kolom

10. Setelah menggambarkan kolom, langkah selanjutnya adalah menggambarkan balok


pada setip lantai. Klik pada sebelah kiri Quick Draw Beams / Columns, akan muncul
kotak kecil Properties of Object, dan isi dengan “Balok Induk”. Lalu gambarkan
balok untuk setiap lantainya seperti yang diperintahkan.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 3. 21 Properties of Object Penggambaran Balok

Gambar 3. 22 Hasil Penggambaran Balok Induk untuk Lantai 1

11. Membuat daerah untuk tangga. Untuk membuat daerah tangga, pada lantai 1, ubah
jadi tinjauan “Story 1”. Klik tool Quick Draw Floor/Wall, dan pada Properties of
Object, pilih “Opening”, lalu gambarkan ke tangga sesuai dengan kriteria
pendesainan.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 3. 23 Penggambaran Opening untuk Tangga

12. Menggambarkan pelat pada gedung. Klik Quick Draw Floor / Wall, pada bagian
Property pilih “Pelat”. Lalu gambarkan pelat untuk setiap lantai kecuali lantai dasar.

Gambar 3. 24 Properties of Object Penggambaran Pelat


SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 3. 25 Hasil Penggambaran Pelat Lantai 2

13. Klik Define > Load Pattern. Lalu masukkan beban-beban yang bekerja pada
gedung. Beban yang ada yaitu deadload, liveload, SIDL, dan hujan. Seperti pada
tampilan berikut.

Gambar 3. 26 Input Beban yang Bekerja Pada Gedung


14. Klik Define > Load Combinatin > Add New Combination. Input semua
kombinasi yang akan dilakukan. Load combination yang digunakan pada perancangan
gedung ini yaitu :
1. 1,4 (DL + SIDL + dinding + tangga)
2. 1,2 (DL + SIDL + dinding + tangga) + 1,6 (LL) + 0,5 (Lr)
3. 1,2 (DL + SIDL + dinding + tangga) + 1,6 (LL) + 0,5 (R)
4. 1,2 (DL + SIDL + dinding + tangga) + 1,6 (Lr) + 1 (LL)
5. 1,2 (DL + SIDL + dinding + tangga) + 1,6 (R) + 1 (LL)
6. 1,2 (DL + SIDL + dinding + tangga) + 1 (LL) + 0,5 (Lr)
7. 1,2 (DL + SIDL + dinding + tangga) + 1 (LL) + 0,5 (R)
8. 1,2 (DL + SIDL + dinding + tangga) + 1 (LL)
SI-3112 STRUKTUR BETON

9. 0,9 (DL + SIDL + dinding + tangga)


10. ENV (Kombinasi seluruh combo dengan faktor 1)

Gambar 3. 27 Input Load Combination

15. Memberikan perletakan pada lantai dasar. Klik Assign > Joint > Restraints.
Lalu pilih pada vdf

Gambar 3. 28 Input Joint Assignment

16. Lalu memberikan pembebanan area untuk setiap lantai.pembebanan


disesuaikan dengan LL dan SIDL dari setiap lantai yang sudah ditentukan. Klik
Assign > Shell Load > Uniform.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 3. 29 Input Pembebanan Area


17. Pembebanan garis untuk tangga

Gambar 3. 30 Desain Tangga

𝛾𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 𝑥 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎


𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 =
2

24 𝑥 0.15 𝑥 √142 + 42
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 =
2

𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 = 26,21 𝑘𝑁

gcdhj

18. Klik Select > Select > Object Type. Lalu pilih Floors dan klik select.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 3. 31 Select by Object Type

19. Klik Assign > Shell > Diaphragms. Lalu klik D1 dan klik OK.
20. Klik Define > Mass Source > Modify Mass Source. Lalu input load patterns
seperti pada tampilan berikut.

Gambar 3. 32 Input Mass Source Data


21. Klik Analyze > Run Analysis. Tunggu beberapa saat dan muncul seperti
tampilan di bawah.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 3. 33 Tampilan Setelah Run Analysis

3.2 Gaya Dalam Elemen Kolom


Dalam hal ini, tipe pelat didefinisikan sebagai membrane. Langkah pengerjaannya
adalah :
a. Klik Display > Show Tables. Lalu muncul dialog box Choose Tables. Klik Analysis
> Results > Frame Results. Centang Column Force.
b. Pencarian nilai maksimum digunakan fungsi filter dan sort pada excel.
Pengolahan data dibedakan menjadi kolom interior dan eksterior per lantai (meskipun
dimensi kolom lantai 1 dan lantai 2 sama). Dalam hal ini, data yang diambil adalah P,
M2, M3, V2, dan V3. Dalam satu tipe kolom akan terdapat tiga data dengan kondisi
sebagai berikut.
1. Ketika P maksimum (absolut), nilai M2, M3, V2, dan V3 berapa saat kondisi itu.
2. Ketika M2 maksimum (absolut), nilai P, M3, V2, dan V3 berapa saat kondisi itu.
3. Ketika M3 maksimum (absolut), nilai P, M2, V2, dan V3 berapa saat kondisi itu.
Selengkapnya, dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3. 1 Gaya Dalam Elemen Kolom


SI-3112 STRUKTUR BETON

Lantai Dimensi MAX P (Kgf) M2 (kgf-m) M3 (kgf-m) V2 (kgf) V3 (kgf)


P -91074.8 7271.8621 -137.29766 -52.30408 5752.74902
M2 -88988.3 -11424.6 32.69061 -52.30408 5752.74902
Dasar 500 x 500 E M3 -71655.8 5708.48121 2129.08329 -1067.2039 -3106.1107
V2 -84502.4 -487.70644 1212.18855 877.05668 -234.26638
V3 -88988.3 -11424.6 32.69061 -52.30408 5752.74902
P -63664.1 -7888.12241 2.35521 4.3738 -2432.72943
M2 -63490.3 -8018.22517 284.93491 108.95875 -2516.59873
Dasar 500 x 500 I M3 -59368.5 -703.83295 383.61041 139.96618 -439.8804
V2 -137779 588.46766 -427.70137 229.97463 -446.9963
V3 -108618 9855.17886 -336.14712 205.06363 -5229.40359
P -37710.4 19007.4586 -32.0043 -33.78938 11168.7375
M2 -37710.4 19007.4586 -32.0043 -33.78938 11168.7375
Lantai 1 450 x 450 E M3 -36154.3 -4333.83028 -3170.5481 -1759.407 -1238.15997
V2 -36154.3 -4333.83028 -3170.5481 -1759.407 -1238.15997
V3 -37710.4 19007.4586 -32.0043 -33.78938 11168.7375
P -146617 -1280.23328 -83.95645 -44.64127 -763.96071
M2 -108618 9855.17886 -336.14712 205.06363 -5229.40359
Lantai 1 450 x 450 I M3 -137779 588.46766 -427.70137 229.97463 -446.9963
V2 -59368.5 -703.83295 383.61041 139.96618 -439.8804
V3 -63490.3 -8018.22517 284.93491 108.95875 -2516.59873

3.3 Gaya Dalam Elemen Balok


Dalam hal ini, tipe pelat didefinisikan sebagai membrane. Langkah pengerjaannya
adalah :
a. Klik Display > Show Tables. Lalu muncul dialog box Choose Tables. Klik Analysis
> Results > Frame Results. Centang Beam Force.
b. Pencarian nilai maksimum digunakan fungsi filter dan sort pada excel.
Pengolahan data dibedakan menjadi balok anak, balok induk, dan balok kanopi per
lantai (balok sloof, lantai 1, dan lantai 2). Dalam hal ini, data yang diambil adalah M3maks,
M3min, Tmaks, dan V2maks absolut. Pencarian nilai maksimum digunakan fungsi filter dan
sort pada excel. Selengkapnya, dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3. 2 Gaya Dalam Elemen Balok


SI-3112 STRUKTUR BETON

Balok Induk
M3 Max M3 Min V max T Max
Story
(kgf-m) (kgf-m) (kgf) (kgf)
Base 16139.73 -32081.7 -23683.7 1178.3
1 16055.05 -25676 -20764.2 2215.07
2 13656.05 -20176.7 15920.35 2117.17

Balok Anak
M3 Max M3 Min V max T Max
Story
(kgf-m) (kgf-m) (kgf) (kgf)
Base 255.7523 -537.022 -422.216 122.245
1 280.6262 -454.228 -370.191 -126.458
2 242.9821 -351.96 280.1597 -126.719

Balok Kanopi
M3 Max M3 Min V max T Max
Story
(kgf-m) (kgf-m) (kgf) (kgf)
1 0 -2113.51 -5636.03 0
2 0 -1902.15 -4908.77 0

3. 4 Gaya Dalam Elemen Pelat


Dalam hal ini, tipe pelat didefinisikan sebagai shell thin. Langkah pengerjaannya
adalah :
a. Klik Display > Show Tables. Lalu muncul dialog box Choose Tables. Klik Analysis
> Results > Frame Results. Centang Column Force.
b. Pencarian nilai maksimum digunakan fungsi filter dan sort pada excel.
Pengolahan data dibedakan menjadi pelat kanopi dan pelat gedung per lantai (lantai
1, lantai 2, dan dasar). Dalam hal ini, data yang diambil adalah M maks, Mmin, dan Vmaks.
Pencarian nilai maksimum digunakan fungsi filter dan sort pada excel. Selengkapnya,
dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3. 3 Gaya Dalam Elemen Pelat


SI-3112 STRUKTUR BETON

Pelat Kanopi
M max M min V max
Story
kgf - m kgf-m kgf
1 980.7251 -1855.98 1698.867
2 771.0487 -1388.72 1255.253

Pelat Lantai
M max M min V max
Story
kgf - m kgf-m kgf
Base 1302.542 -2904.48 2912.084
1 2213.553 -4890.64 4742.226
2 1867.384 -3675.77 3579.36
SI-3112 STRUKTUR BETON

BAB IV
DESAIN PENULANGAN DAN PEMERIKSAAN KEMAMPUAN LAYAN

4.1 Penulangan Lentur

Dalam pendesainan gedung bertingkat dua ini, diperlukan penggunaan baja tulangan
untuk membantu beton dalam menahan tegangan tarik, karena beton tidak kuat menahan gaya
tarik (brittle). Langkah awal adalah mengasumsikan tulangan yang akan digunakan sebagai
berikut.

 Diameter tulangan = 25 mm
 Selimut beton = 60 mm
 Diameter tulangan sengkang = 10 mm
Contoh perhitungan adalah sebagai berikut.
1. Setelah mendefinisikan semua material yang akan dipakai beserta dimensi tulangan
yang akan digunakan, kemudian dicari nilai momen ultimit (Mu) pada tumpuan dan
Mu pada lapangan. Di bawah ini akan dihitung pada bagian tumpuan balok induk
pada lantai dasar (Base).
𝑀𝑢 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 𝑀3 𝑀𝑖𝑛 (𝑘𝑔𝑓 − 𝑚) × 10000 𝑁𝑚𝑚
𝑀𝑢 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 32081.7 × 10000 = 320817000 𝑁𝑚𝑚
Langkah yang sama dilakukan untuk mencari nilai Mu pada lapangan, dengan
mengganti data M3 Min menjadi data M3 Max.
2. Langkah ke dua adalah mengasumsikan nilai a terlebih dahulu, sebelum nantinya akan
berubah dengan otomatis saat dicari dengan nilai goalseek. Pada awalnya nilai a
diasumsikan bernilai 200 mm.
3. Menghitung nilai d dengan rumus:
𝑑 =ℎ−𝑠
𝑑 = 750 − 60 = 690 𝑚𝑚
4. Menentukan nilai β1, karena fc’ beton yang digunakan = 28 MPa, maka sesuai dengan
standar, nilai β1 yang digunakan adalah 0.85.
5. Mencari nilai εs tumpuan dengan rumus:
SI-3112 STRUKTUR BETON

𝑎
𝑑−
𝛽1
𝜀𝑠 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 0.003 × 𝑎
𝛽1
200
690 −
𝜀𝑠 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 0.003 × 0.85 = 1.9325
200
0.85
Rumus yang sama dilakukan juga untuk mencari nilai εs lapangan dengan
menggunakan nilai a lapangan.
6. Menentukan nilai φ tumpuan dan lapangan, dengan memenuhi kondisi sebagai
berikut:
 Jika nilai εs < 0.002, maka nilai φ = 0.65
 Jika nilai εs > 0.005, maka nilai φ = 0.9
 Jika tidak memenuhi kedua kondisi sebelumnya, maka:
250
𝜑 = 0.65 + (𝜀𝑠 − 0.002) ×
3
Jika melihat nilai εs yang didapat (sebelum proses goalseek), maka nilai φ = 0.9.
7. Menghitung nilai Cc tumpuan dengan menggunakan rumus:
𝐶𝑐 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 0.85 × 𝑓𝑐′ × 𝑎 × 𝑏
𝐶𝑐 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 0.85 × 28 × 200 × 450 = 2.142.000 𝑁
Berlaku juga untuk mencari nilai Cc lapangan dengan menggunakan data a lapangan.
8. Menghitung nilai Mn (momen nominal) akibat Cc tumpuan dengan rumus:
𝑎
𝑀𝑛 = 𝐶𝑐 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 × (𝑑 − )
2
200
𝑀𝑛 = 2142000 × (690 − ) = 1263780000 𝑁𝑚𝑚
2
Rumus ini juga berlaku untuk mencari nilai Mn akibat Cc lapangan dengan
menggunakan data Cc lapangan dan a lapangan
9. Menghitung nilai Mn tumpuan dengan rumus:
𝑀𝑢 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 320817000
𝑀𝑛 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = = = 356463333.3 𝑁𝑚𝑚
𝜑 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 0.9
Berlaku juga untuk mencari nilai Mn lapangan dengan nilai Mu dan φ lapangan.
10. Mencari nilai f (a) tumpuan dengan menggunakan rumus:
𝑓(𝑎) 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 𝑀𝑛 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 − 𝑀𝑛 𝑎𝑘𝑖𝑏𝑎𝑡 𝐶𝑐 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
Pada tugas besar ini, nilai f (a) = 0, sehingga dengan menggunakan fitur goalseek di
Microsoft Excel, maka nilai f (a) akan menjadi 0, akan tetapi hasil perhitungan dari
SI-3112 STRUKTUR BETON

atas akan berubah semua. Misalnya nilai a pada lantai dasar berubah nilai dari 200
mm menjadi 50.05 mm, begitu juga dengan angka-angka yang berkaitan dengan nilai
a hari ini.
11. Menghitung luas baja perlu tumpuan dengan menggunakan rumus:
𝐶𝑐 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 =
𝑓𝑦
536056.012
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = = 1276.323 𝑚𝑚2
420
Cara ini dilakukan juga untuk menghitung nilai luas baja perlu lapangan dengan nilai
Cc lapangan.
12. Menghitung ρ balance dengan menggunakan rumus:
0.85 × 𝛽1 × 𝑓𝑐′ × 600
𝜌 𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 =
𝑓𝑦 × (600 + 𝑓𝑦)
0.85 × 0.85 × 28 × 600
𝜌 𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 = = 0.028333
420 × (600 + 420)
13. Menghitung nilai As max, dengan menggunakan rumus:
𝐴𝑠 max = 0.75 × 𝜌𝑏𝑎𝑙 × 𝑏 × 𝑑
𝐴𝑠 max = 0.75 × 0.028333 × 450 × 690 = 6598.125 𝑚𝑚^2
14. Menghitung nilai As min 1 dan As min 2, dengan rumus:
√𝑓𝑐′ × 𝑏 × 𝑑
𝐴𝑠 min 1 =
4 × 𝑓𝑦
√28 × 450 × 690
𝐴𝑠 min 1 = = 977.983 𝑚𝑚2
4 × 420
1.4 × 𝑏 × 𝑑
𝐴𝑠 min 2 =
𝑓𝑦
1.4 × 450 × 690
𝐴𝑠 min 2 = = 1035 𝑚𝑚2
420
15. Menentukan As pakai untuk tumpuan dengan membandingkan nilai As perlu
tumpuan, As min 1, dan As min 2, As yang dipakai adalah nilai As terbesar. Pada kali
ini nilai yang terbesar adalah nilai As perlu tumpuan, yaitu 1276.323 mm2, begitu juga
dengan nilai As pakai lapangan.
16. Menghitung nilai As/tulangan dengan rumus:
𝐴𝑠 1
= × 𝜋 × 𝐷 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙 2
𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 4
𝐴𝑠 1
= × 𝜋 × 252 = 490.873 𝑚𝑚2
𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 4
SI-3112 STRUKTUR BETON

17. Menghitung nilai jumlah tulangan yang dibutuhkan dengan rumus:


𝐴𝑠 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
1276.323
𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = ≈ 3 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
490.873
18. Menghitung nilai spasi antar tulangan dengan menggunakan rumus:
𝑏 − 2𝑠 − (𝑛 − 1)𝑑
𝑆𝑝𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 =
𝑛−1
450 − 2(60) − (3 − 1)25
𝑆𝑝𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = = 140 𝑚𝑚
3−1
Begitu juga dengan perhitungan spasi antar tulangan untuk lapangan.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 4. 1 Perhitungan Desain Lentur Balok Induk

Desain Lentur
Balok Induk Base Story 1 Story 2
fc' (Mpa) 28 28 28
fy (Mpa) 420 420 420
Es (Mpa) 200000 200000 200000
h (mm) 750 750 750
b (mm) 450 450 450
D tul Long. (mm) 25 25 25
D tul sengkang (mm) 10 10 10
Mu tump. (Nmm) 320817000 256760000 201767000
Mu lap. (Nmm) 161397266.5 160550453.7 136560521.2
a tump. (mm) 50.05191523 39.75022954 31.034687
a lap (mm) 24.70937475 24.57733615 20.84754925
β1 0.85 0.85 0.85
Selimut Beton (mm) 60 60 60
d (mm) 690 690 690
ɛs tumpuan 0.0321535 0.041263895 0.053694627
ɛs lapangan 0.068207791 0.068590346 0.08139841
Øtumpuan 0.9 0.9 0.9
Ølapangan 0.9 0.9 0.9
Cc tumpuan (N) 536056.0121 425724.9584 332381.4977
Cc lapangan (N) 264637.4036 263223.2701 223277.2525
Mn akibat Cc Tump. (Nmm) 356463333.3 285288888.9 224185555.6
Mn akibat Cc Lap. (Nmm) 179330296.1 178389393 151733912.4
Mn tumpuan (Nmm) 356463333.3 285288888.9 224185555.6
Mn Lapangan (Nmm) 179330296.1 178389393 151733912.4
f(a) tumpuan 3.3617E-05 0 0
f(a) lapangan 0 0 0
As perlu tum. (mm^2) 1276.323838 1013.630853 791.3845184
As perlu lap. (mm^2) 630.0890563 626.7220718 531.6125059
ρbal 0.028333333 0.028333333 0.028333333
As max (mm^2) 6598.125 6598.125 6598.125
As min 1 (mm^2) 977.9830739 977.9830739 977.9830739
As min 2 (mm^2) 1035 1035 1035
As pakai tum. (mm^2) 1276.323838 1035 1035
As pakai lap. (mm^2) 1035 1035 1035
As/tulangan (mm^2) 490.8738521 490.8738521 490.8738521
n tum. 3 3 3
n lapangan 3 3 3
Jarak bersih antar tulangan tump. 140 140 140
Jarak bersih antar tulangan lap. 140 140 140
SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 4. 2 Perhitungan Desain Lentur untuk Balok Anak

Desain Lentur
Balok Anak Base Story 1 Story 2
fc' (Mpa) 28 28 28
fy (Mpa) 420 420 420
Es (Mpa) 200000 200000 200000
h (mm) 450 450 450
b (mm) 250 250 250
D tul Long. (mm) 25 25 25
D tul sengkang (mm) 10 10 10
Mu tump. (Nmm) 5370220 4542280 3519600
Mu lap. (Nmm) 2557522.978 2806261.551 2429821.427
a tump. (mm) 2.579923606 2.181051415 1.688925994
a lap (mm) 1.226532097 1.346028214 1.165197457
β1 0.85 0.85 0.85
Selimut Beton (mm) 60 60 60
d (mm) 390 390 390
ɛs tumpuan 0.38247653 0.452972745 0.585835748
ɛs lapangan 0.807822646 0.735840382 0.850503408
Øtumpuan 0.9 0.9 0.9
Ølapangan 0.9 0.9 0.9
Cc tumpuan (N) 15350.54546 12977.25592 10049.10966
Cc lapangan (N) 7297.865977 8008.867875 6932.924869
Mn akibat Cc Tump. (Nmm) 5966911.111 5046977.778 3910666.667
Mn akibat Cc Lap. (Nmm) 2841692.198 3118068.39 2699801.586
Mn tumpuan (Nmm) 5966911.111 5046977.778 3910666.667
Mn Lapangan (Nmm) 2841692.198 3118068.39 2699801.586
f(a) tumpuan -5.7742E-08 -2.8871E-08 -1.11759E-08
f(a) lapangan -4.19095E-09 -4.19095E-09 -3.72529E-09
As perlu tum. (mm^2) 36.54891776 30.89822838 23.92645157
As perlu lap. (mm^2) 17.37587137 19.06873303 16.50696397
ρbal 0.028333333 0.028333333 0.028333333
As max (mm^2) 2071.875 2071.875 2071.875
As min 1 (mm^2) 307.0961343 307.0961343 307.0961343
As min 2 (mm^2) 325 325 325
As pakai tum. (mm^2) 325 325 325
As pakai lap. (mm^2) 325 325 325
As/tulangan (mm^2) 490.8738521 490.8738521 490.8738521
n tum. 2 2 2
n lapangan 2 2 2
Jarak bersih antar tulangan tump. 105 105 105
Jarak bersih antar tulangan lap. 105 105 105
SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 4. 3 Perhitungan Desain Lentur untuk Balok Kanopi

Desain Lentur
Balok Kanopi Base Story 1 Story 2
fc' (Mpa) 28 28 28
fy (Mpa) 420 420 420
Es (Mpa) 200000 200000 200000
h (mm) 750 750 750
b (mm) 450 450 450
D tul Long. (mm) 25 25 25
D tul sengkang (mm) 10 10 10
Mu tump. (Nmm) 21135093.7 19021493.4
Mu lap. (Nmm) 0 0
a tump. (mm) 3.185126196 2.865935455
a lap (mm) 3.20803E-13 3.20803E-13
β1 0.85 0.85
Selimut Beton (mm) 60 60
d (mm) 690 690
ɛs tumpuan 0.549411393 0.610935669
ɛs lapangan 5.48467E+12 5.48467E+12
Øtumpuan 0.9 0.9
Ølapangan 0.9 0.9
Cc tumpuan (N) 34112.70156 30694.16872
Cc lapangan (N) 3.4358E-09 3.4358E-09
Mn akibat Cc Tump. (Nmm) 23483437.44 21134992.67
Mn akibat Cc Lap. (Nmm) 2.3707E-06 2.3707E-06
Mn tumpuan (Nmm) 23483437.44 21134992.67
Mn Lapangan (Nmm) 0 0
f(a) tumpuan -2.98023E-08 0
f(a) lapangan -2.3707E-06 -2.3707E-06
As perlu tum. (mm^2) 81.22071799 73.08135411
As perlu lap. (mm^2) 8.18048E-12 8.18048E-12
ρbal 0.028333333 0.028333333
As max (mm^2) 6598.125 6598.125
As min 1 (mm^2) 977.9830739 977.9830739
As min 2 (mm^2) 1035 1035
As pakai tum. (mm^2) 1035 1035
As pakai lap. (mm^2) 1035 1035
As/tulangan (mm^2) 490.8738521 490.8738521
n tum. 3 3
n lapangan 3 3
Jarak bersih antar tulangan tump. 140 140
Jarak bersih antar tulangan lap. 140 140
SI-3112 STRUKTUR BETON

4.2 Penulangan Geser

Tulangan geser diperlukan untuk membuat beton dapat menahan gaya geser
yang bekerja pada beton, dalam hal ini digunakan tulangan sengkang yang
akan dipasang berdasarkan diameter dan jarak sesuai dengan yang telah
didesain sebelumnya. Dalam perancangan tulangan geser, digunakan nilai
Momen Ultimate Positif (Mu+) sebagai acuan untuk perancangan.
Diasumsikan diameter tulangan sengkang yaitu 10 mm.
Tabel 5.3, 5.4 dan 5.5 merupakan hasil perhitungan penulangan geser pada
balok
SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 4. 1 Perhitungan Desain Tulangan Geser Balok Induk 8m dan 6m

Desain Geser
Balok Induk 8 m Base Story 1 Story 2
fc' (Mpa) 28 28 28
fy (Mpa) 420 420 420
Es (Mpa) 200000 200000 200000
h (mm) 750 750 750
b (mm) 450 450 450
φ sengkang (mm) 10 10 10
Selimut beton 60 60 60
d (mm) 690 690 690
Vu (N) 236837 207642 159203.451
Vc (N) 273835.2607 273835.2607 273835.261
Ø 0.75 0.75 0.75
Batas Zona 1 (N) 136917.6303 136917.6303 136917.63
Batas Zona 2a (N) 377335.2607 377335.2607 377335.261
Batas Zona 2b (N) 376523.4835 376523.4835 376523.483
Zona 2 pilih (N) 376523.4835 376523.4835 376523.483
Batas Zona 3 (N) 821505.7821 821505.7821 821505.782
Batas Zona 4 (N) 1369176.303 1369176.303 1369176.3
Batas Zona 1 (mm) 2312.436492 2637.571018 3440.06689
Batas Zona 2 (mm) 6359.200352 7253.3203 9460.18394
Batas Zona 3 (mm) 13874.61895 15825.42611 20640.4013
Batas Zona 4 (mm) 23124.36492 26375.71018 34400.6689
ZONA 2 ZONA 2 ZONA 2
V pakai (N) 376523.4835 376523.4835 376523.483
Ø 0.75 0.75 0.75
Vn (N) 502031.3113 502031.3113 502031.311
Zonasi ZONA 2 ZONA 2 ZONA 2
As pakai (mm^2) 78.53981634 78.53981634 78.5398163
Av pakai (mm^2) 157.0796327 157.0796327 157.079633
Spasi Tul. Min 1 439.8229715 439.8229715 439.822972
Spasi Tul. Min 2 443.299887 443.299887 443.299887
Spasi Tul. Min 3 345 345 345
Spasi Tul. Min 4 600 600 600
Spasi Tul Max. izin (mm) 345 345 345
Spasi Tul. Pakai (mm) 300 300 300
SI-3112 STRUKTUR BETON

Desain Geser
Balok Induk 6 m Base Story 1 Story 2
fc' (Mpa) 28 28 28
fy (Mpa) 420 420 420
Es (Mpa) 200000 200000 200000
h (mm) 750 750 750
b (mm) 450 450 450
φ sengkang (mm) 10 10 10
Selimut beton 60 60 60
d (mm) 690 690 690
Vu (N) 236837 207642 159203.451
Vc (N) 273835.2607 273835.2607 273835.261
Ø 0.75 0.75 0.75
Batas Zona 1 (N) 136917.6303 136917.6303 136917.63
Batas Zona 2a (N) 377335.2607 377335.2607 377335.261
Batas Zona 2b (N) 376523.4835 376523.4835 376523.483
Zona 2 pilih (N) 376523.4835 376523.4835 376523.483
Batas Zona 3 (N) 821505.7821 821505.7821 821505.782
Batas Zona 4 (N) 1369176.303 1369176.303 1369176.3
Batas Zona 1 (mm) 1734.327369 1978.178264 2580.05017
Batas Zona 2 (mm) 4769.400264 5439.990225 7095.13796
Batas Zona 3 (mm) 10405.96421 11869.06958 15480.301
Batas Zona 4 (mm) 17343.27369 19781.78264 25800.5017
ZONA 2 ZONA 2 ZONA 2
V pakai (N) 376523.4835 376523.4835 376523.483
Ø 0.75 0.75 0.75
Vn (N) 502031.3113 502031.3113 502031.311
Zonasi ZONA 2 ZONA 2 ZONA 2
As pakai (mm^2) 78.53981634 78.53981634 78.5398163
Av pakai (mm^2) 157.0796327 157.0796327 157.079633
Spasi Tul. Min 1 439.8229715 439.8229715 439.822972
Spasi Tul. Min 2 443.299887 443.299887 443.299887
Spasi Tul. Min 3 345 345 345
Spasi Tul. Min 4 600 600 600
Spasi Tul Max. izin (mm) 345 345 345
Spasi Tul. Pakai (mm) 300 300 300
SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 4. 2 Perhitungan Desain Tulangan Geser Balok Anak

Desain Geser
Balok Anak Base Story 1 Story 2
fc' (Mpa) 28 28 28
fy (Mpa) 420 420 420
Es (Mpa) 200000 200000 200000
h (mm) 450 450 450
b (mm) 250 250 250
φ seng (mm) 10 10 10
Selimut beton 60 60 60
d (mm) 390 390 390
Vu (N) 4222.16 3701.91 2801.596764
Vc (N) 85986.91761 85986.91761 85986.91761
Ø 0.75 0.75 0.75
Batas Zona 1 (N) 42993.4588 42993.4588 42993.4588
Batas Zona 2a (N) 118486.9176 118486.9176 118486.9176
Batas Zona 2b (N) 118232.0117 118232.0117 118232.0117
Zona 2 pilih 118232.0117 118232.0117 118232.0117
Batas Zona 3 257960.7528 257960.7528 257960.7528
Batas Zona 4 429934.588 429934.588 429934.588
Batas Zona 1 (mm) 30548.43408 34841.57541 46038.16583
Batas Zona 2 (mm) 84008.19371 95814.33237 126604.956
Batas Zona 3 (mm) 183290.6045 209049.4524 276228.995
Batas Zona 4 (mm) 305484.3408 348415.7541 460381.6583
ZONA 2 ZONA 2 ZONA 2
V pakai (N) 3947.7196 3461.28585 2619.492974
Ø 0.75 0.75 0.75
Vn (N) 5263.626133 4615.0478 3492.657299
Zonasi ZONA 2 ZONA 2 ZONA 2
As pakai (mm^2) 78.53981634 78.53981634 78.53981634
Av pakai (mm^2) 157.0796327 157.0796327 157.0796327
Spasi Tul. Min 1 791.6813487 791.6813487 791.6813487
Spasi Tul. Min 2 797.9397967 797.9397967 797.9397967
Spasi Tul. Min 3 195 195 195
Spasi Tul. Min 4 600 600 600
Spasi Tul Max. izin (mm) 195 195 195
Spasi Tul. Pakai (mm) 200 200 200
SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 4. 3 Perhitungan Desain Tulangan Geser Balok Kanopi

Desain Geser
Balok Kanopi Base Story 1 Story 2
fc' (Mpa) 28 28
fy (Mpa) 420 420
Es (Mpa) 200000 200000
h (mm) 750 750
b (mm) 450 450
φ seng (mm) 10 10
Selimut beton 60 60
d (mm) 690 690
Vu (N) 56360.25 49087.725
Vc (N) 273835.2607 273835.261
Ø 0.75 0.75
Batas Zona 1 (N) 136917.6303 136917.63
Batas Zona 2a (N) 377335.2607 377335.261
Batas Zona 2b (N) 376523.4835 376523.483
Zona 2 pilih 376523.4835 376523.483
Batas Zona 3 821505.7821 821505.782
Batas Zona 4 1369176.303 1369176.3
Batas Zona 1 (mm) 9717.31888 11156.975
Batas Zona 2 (mm) 26722.62692 30681.6813
Batas Zona 3 (mm) 58303.91328 66941.8501
Batas Zona 4 (mm) 7937253.933 7937253.93
ZONA 2 ZONA 2
V pakai (N) 56360.25 49087.725
Ø 0.75 0.75
Vn (N) 75147 65450.3
Zonasi ZONA 2 ZONA 2
As pakai (mm^2) 78.53981634 78.5398163
Av pakai (mm^2) 157.0796327 157.079633
Spasi Tul. Min 1 439.8229715 439.822972
Spasi Tul. Min 2 443.299887 443.299887
Spasi Tul. Min 3 345 345
Spasi Tul. Min 4 600 600
Spasi Tul Max. izin (mm) 345 345
Spasi Tul. Pakai (mm) 300 300

Contoh perhitungan tulangan geser untuk balok induk story2 akan ditunjukan
pada langkah-langkah berikut ini.
SI-3112 STRUKTUR BETON

 Vc

1
𝑉𝑐 = 𝑥 √𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑 = 273.835 𝑘𝑁
6

 Penentuan zona

Tabel 4. 4 Penentuan Zonasi

 Vu/Ø
𝑉𝑢/Ø = 502.031 𝑘𝑁

Nilai tersebut lebih besar dari pada syarat batas zonasi 1 sehingga balok induk
lantai 2 membutuhkan tulangan geser.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, balok induk story 2 termasuk dalam


zonasi 2. Sehingga, pemilihan jarak antar tulangan sengkang akan mengikuti pada
SI-3112 STRUKTUR BETON

syarat-syarat batas yang terdapat pada zona 2. Syarat-syarat tersebut adalah


sebagai berikut.
𝑠 ≤ 600 𝑚𝑚
𝑠 ≤ 0.5 𝑥 𝑑 ≤ 194,5 𝑚𝑚
𝑓𝑦
𝑠 ≤ 3 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 ≤ 471,238 𝑚𝑚
𝑏
1200 𝑓𝑦𝑣
𝑠≤ 𝑥 𝐴𝑣 𝑥 ≤ 474,964 𝑚𝑚
75 √𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏

Dari ke-empat hasil yang didapat, dipilih jarak yang paling kecil agar
mendapatkan hasil yang paling aman. Dalam hal ini jarak yang dipilih adalah
345 mm yang kemudian diambil spasi 300 mm. Dengan cara yang sama, akan
dilakukan perhitungan tersebut untuk mendapatkan tulangan geser pada balok
induk lainnya, balok anak, dan balok kanopi untuk setiap lantai

4.3 Penulangan Torsi

Perhitungan tulangan geser lapangan ini menggunakan momen ultimate positif


(Mu+) dan gaya geser ultimate pada lapangan. Berikut perhitungan untuk story
1.

a. Menentukan besar nilai-nilai berikut ini.

Acp = bw × h = 450 × 750 = 337500 mm2

Pcp = 2 × (bw + h) = 2 × (450 + 750) = 2400 mm

𝑑𝑙 𝑑𝑠
Xo = bw − 2 (s − − ) = 365 mm
2 2
𝑑𝑙 𝑑𝑠
Yo = Hw − 2 (s − − ) = 665 mm
2 2

A0h = xo x yo = 242725 mm2

A0 = 0.86 ∗ Aoh = 206316 mm2

Ph = 2 × (Xo + Yo) = 2060 mm


SI-3112 STRUKTUR BETON

b. Berdasarkan hasil permodelan ETABS, diperoleh Gaya Torsi Ultimate


(Tu).

Tu = 11.56 kN. mm

c. Menentukan Tcr

ɸ √fc′ Acp 2
Tcr = ×( )
12 Pcp

Tcr = 83713.225 kN. mm

Karena Tu > Tcr , maka balok induk atap ini tidak membutuhkan tulangan torsi.
Begitu juga dengan balok – balok lainnya

Tabel 4. 5 Perhitungan Desain Tulangan Torsi Balok Induk

Desain Torsi
Balok Induk Base Story 1 Story 2
Tinggi Balok (mm) 750 750 750
Lebar Balok (mm) 450 450 450
Acp (mm2) 337500 337500 337500
Pcp (mm) 2400 2400 2400
φ sengkang (mm) 10 10 10
Selimut beton (mm) 60 60 60
D tul Long. (mm) 25 25 25
xo (mm) 365 365 365
yo (mm) 665 665 665
Aoh (mm2) 242725 242725 242725
Ao (mm2) 206316.3 206316.25 206316.25
Ph (mm) 2060 2060 2060
fc' (Mpa) 28 28 28
Tcr (N) 83713225 83713225.08 83713225.08
Tu (N) 11559.16 21729.84994 20769.40072
Tu<0.75Tcr/4 TerpenuhiTerpenuhi Terpenuhi
Perlukah Tulangan Torsi Tidak Tidak Tidak

Dengan cara yang sama dihitung pula unutk balok anak dan balok kanopi. Berikut
adalah tabel hasil pemeriksaan dan perhitungan dari desain tulangan torsi untuk
setiap balok yang ada pada gedung kantor yang didesain.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 4. 6 Perhitungan Desain Tulangan Torsi Balok Anak

Desain Torsi
Balok Anak Base Story 1 Story 2
Tinggi Balok (mm) 450 450 450
Lebar Balok (mm) 250 250 250
Acp (mm2) 112500 112500 112500
Pcp (mm) 1400 1400 1400
φ sengkang (mm) 10 10 10
Selimut beton (mm) 60 60 60
D tul Long. (mm) 25 25 25
xo (mm) 165 165 165
yo (mm) 365 365 365
Aoh (mm2) 60225 60225 60225
Ao (mm2) 51191.25 51191.25 51191.25
Ph (mm) 1060 1060 1060
fc' (Mpa) 28 28 28
Tcr (N) 15945376.21 15945376.21 15945376.21
Tu (N) 1199.220909 1240.554834 1243.11753
Tu<0.75Tcr/4 Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi
Perlukah Tulangan Torsi Tidak Tidak Tidak

Tabel 4. 7 Perhitungan Desain Tulangan Torsi Balok Kanopi

Desain Torsi
Balok Kanopi Base Story 1 Story 2
Tinggi Balok (mm) 750 750 750
Lebar Balok (mm) 450 450 450
Acp (mm2) 337500 337500 337500
Pcp (mm) 2400 2400 2400
φ sengkang (mm) 10 10 10
Selimut beton (mm) 60 60 60
D tul Long. (mm) 25 25 25
xo (mm) 365 365 365
yo (mm) 665 665 665
Aoh (mm2) 242725 242725 242725
Ao (mm2) 206316.25 206316.25 206316.25
Ph (mm) 2060 2060 2060
fc' (Mpa) 28 28 28
Tcr (N) 83713225.08 83713225.08 83713225.08
Tu (N) 0 0 0
Tu<0.75Tcr/4 Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi
Perlukah Tulangan Torsi Tidak Tidak Tidak
SI-3112 STRUKTUR BETON

Berikut adalah hasil rangkuman penulangan dari desain gedung kantor


Tabel 4.11 Rangkuman Detail Pennuangan
Penulangan Lentur
Jenis Balok
Base Story 1 Story 2
Balok Induk 8 m Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
750 x 450 mm 3D25 - 3D25 3D25 - 3D25 3D25 - 3D25
Balok Induk 6 m Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
750 x 450 mm 3D25 - 3D25 3D25 - 3D25 3D25 - 3D25
Balok Anak Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
450 x 250 mm 2D25 - 2D25 2D25 - 2D25 2D25 - 2D25
Balok Kanopi Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
750 x 450 mm - - - 3D25 - 3D25 3D25 - 3D25

Penulangan Geser
Jenis Balok
Base Story 1 Story 2
Balok Induk 8 m Diameter Zonasi Spasi (mm) Diameter Zonasi Spasi (mm) Diameter Zonasi Spasi (mm)
750 x 450 mm D10 Zona 2 300 D10 Zona 2 300 D10 Zona 2 300
Balok Induk 6 m Diameter Zonasi Spasi (mm) Diameter Zonasi Spasi (mm) Diameter Zonasi Spasi (mm)
750 x 450 mm D10 Zona 2 300 D10 Zona 2 300 D10 Zona 2 300
Balok Anak Diameter Zonasi Spasi (mm) Diameter Zonasi Spasi (mm) Diameter Zonasi Spasi (mm)
450 x 250 mm D10 Zona 2 200 D10 Zona 2 200 D10 Zona 2 200
Balok Kanopi Diameter Zonasi Spasi (mm) Diameter Zonasi Spasi (mm) Diameter Zonasi Spasi (mm)
750 x 450 mm - - D10 Zona 2 300 D10 Zona 2 300

Penulangan Torsi
Jenis Balok
Base Story 1 Story 2
Balok Induk 8 m Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
750 x 450 mm - - - - - - - - -
Balok Induk 6 m Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
750 x 450 mm - - - - - - - - -
Balok Anak Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
450 x 250 mm - - - - - - - - -
Balok Kanopi Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
750 x 450 mm - - - - - - - - -
SI-3112 STRUKTUR BETON

BAB V

DESAIN PENULANGAN PELAT

5.1 Desain Penulangan Pelat Lentur

Dalam desain penulangan pelat pada tugas besar ini yaitu penulangan satu arah.
Tulangan pada pelat berfungsi untuk memikul momen lentur positif dan negatif yang terjadi.
Penulangan pelat ini dilakukan untuk dua jenis pelat, yaitu pelat dan pelat kanopi.

Berikut adalah langkah-langkah perhitungan untuk mendesain pelat dan pelat kanopi
dengan ukuran 1000 mm x 300 mm. Diambil contoh perhitungan untuk pelat lantai yang
digunakan pada atap / Story 2.

1. Data parameter yang sudah diketahui adalah sebagai berikut:


 fc’ = 28 MPa
 fy = 420 MPa
 Tebal selimut = 20 mm
 Tebal pelat = 300 mm
 D tulangan = 10 mm
 Massa jenis beton = 2400 kg/m3
 Nilai β1 = 0.85
2. Pertama akan dihitung penulangan untuk menahan beban momen positif. Data yang
didapat sebelumnya yaitu M max = 1867.384 kgf (untuk pelat lantai di atap/story 2).
Maka perlu di konversikan terlebih dahulu ke satuan Nmm:
𝑀 𝑚𝑎𝑥 = 1867.38 × 9806.65 𝑁𝑚𝑚 = 18.312.780.32 𝑁𝑚𝑚
3. Mengasumsikan nilai a terlebih dahulu, sebelum nantinya akan berubah pada tahap
goal seek. Diasumsikan nilai a = 150 mm.
4. Menghitung nilai d menggunakan persamaan:
𝐷 10
𝑑 = ℎ − (𝑠 + ) = 300 − (20 + ) = 275 𝑚𝑚
2 2
5. Menghitung nilai regangan (εs) menggunakan persamaan:
𝑎
𝑑−
𝛽1
𝜀𝑠 = 0.003 × 𝑎
𝛽1
SI-3112 STRUKTUR BETON

150
275 −
𝜀𝑠 = 0.003 × 0.85 = 1.675 × 10−3
150
0.85
6. Menentukan nilai Φ dari nilai εs. Karena nilai εs < 0.005, maka:
250
Φ = 0.65 + (𝜀𝑠 − 0.002) × = 0.62083
3
7. Menghitung nilai Mn positif 1 dengan persamaan:
𝑀𝑚𝑎𝑥 18.312.780,32
𝑀𝑛 (+) = = = 29.497.254,19 𝑁 𝑚𝑚
Φ 0.62083
Menghitung nilai Mn positif 2 dengan persamaan:
𝑎
𝑀𝑛 (+) = 0.85𝑓𝑐 ′ 𝑎𝑏 (𝑑 − )
2
150
𝑀𝑛 (+) = 0.85 × 28 × 150 × 300 (275 − ) = 214.200.000 𝑁𝑚𝑚
2
8. Dengan menggunakan goal seek, akan diubah selisih antara Mn(+)1 dan Mn(+)2
menjadi 0, sehingga nilai a yang awalnya sudah dihitung akan berubah seluruhnya,
begitu juga dengan nilai Φ, εs, Mn(+)1 dan Mn(+)2.
9. Menghitung nilai As perlu dengan persamaan:
𝑏
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0.85 × 𝑓𝑐′ × 𝑎 ×
𝑓𝑦
1000
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0.85 × 28 × 3.127 × = 177.176 𝑚𝑚2
420
10. Menghitung nilai As min-1 dengan persamaan:
√𝑓𝑐′ × 𝑏 × 𝑑
𝐴𝑠 min 1 =
4 × 𝑓𝑦
√28 × 300 × 275
𝐴𝑠 min 1 = = 866.169 𝑚𝑚2
4 × 420
11. Menghitung nilai As-min 2 dengan persamaan:
1.4 × 𝑏 × 𝑑
𝐴𝑠 min 2 =
𝑓𝑦
1.4 × 1000 × 275
𝐴𝑠 min 2 = = 916.667 𝑚𝑚2
420
12. Menghitung nilai As-min 3 dengn persamaan:
𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛3 = 0.0018 × 𝑏 × ℎ = 0.0018 × 1000 × 300 = 540 𝑚𝑚2
13. Menentukan As pakai dengan melihat nilai maksimum dari ketiga As min yang telah
dihitung sebelumnya. As pakai adalah 916.67 mm2.
14. Menghitung nilai ρb dengan persamaan:
SI-3112 STRUKTUR BETON

0.85 × 𝛽1 × 𝑓𝑐′ × 600


𝜌 𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 =
𝑓𝑦 × (600 + 𝑓𝑦)
0.85 × 0.85 × 28 × 600
𝜌 𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 = = 0.028333
420 × (600 + 420)
15. Menghitung nilai As max dengan persamaan:
𝐴𝑠 max = 0.75 × 𝜌𝑏𝑎𝑙 × 𝑏 × 𝑑
𝐴𝑠 max = 0.75 × 0.028333 × 1000 × 275 = 5843.75 𝑚𝑚2
16. Menghitung jumlah tulangan perlu lapangan dengan persamaan:
𝐴𝑠 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 917
𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = = = 11.671
1 2 1 2
4 𝜋𝐷 4 × 𝜋 × 10

Maka jumlah tulangan yang dipakai untuk pelat lantai adalah 12 tulangan.
17. Menghitung nilai jarak antar tulangan dengan persamaan:
𝑏 − 2𝑠 − (𝑛 − 1)𝐷
𝑠𝑝𝑎𝑠𝑖 =
𝑛−1
1000 − 2(20) − (12 − 1)10
𝑠𝑝𝑎𝑠𝑖 = = 77.27 𝑚𝑚
12 − 1
18. Melakukan pengecekan apakah spasi yang didapat memenuhi syarat. Syarat nya
adalah spasi harus lebih besar dari 25 mm dan lebih kecil dari 320 mm. Dengan nilai
spasi = 77.27 mm, maka desain spasi dapat diterima
19. Melakukan perhitungan yang sama untuk mendesain penulangan pelat yang akan
menahan beban momen negatif. Perbedaannya adalah hanya di langkah 2, dimana
data yang dipakai adalah data M min dari pengolahan gaya dalam.
Berikut adalah tabel perhitungan untuk pendesainan tulangan lentur pada pelat lantai
dan pelat kanopi.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 5. 1 Perhitungan Penulangan Lentur untuk Menahan Momen Positif

s bersih Mn(+) 1 Mn(+) 2 As-perlu As-min1 As-min2 As-min3 As-pakai As-max n perlu
JENIS PELAT LANTAI Mmax (Nmm) fc' (Mpa) b1 a (mm) b (mm) h (mm) D (mm) d (mm) es F Error(+) fy (Mpa) rb n pakai Spasi (mm) Cek Spasi
(mm) (Nmm) (Nmm) (mm2) (mm2) (mm2) (mm2) (mm2) (mm2) lapangan
Atap 18312780.32 28 0.85 3.127 1000 300 20 10 275 0.221282 0.9 20347533.692 20347533.692 0 420 177.176 866.169 916.6667 540 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
PELAT Lantai 2 21707540.51 28 0.85 3.710 1000 300 20 10 275 0.186006 0.9 24119489.453 24119489.453 -1.8E-06 420 210.245 866.169 916.6667 540 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
Lantai 1 12773576.45 28 0.85 2.177 1000 300 20 10 275 0.319099 0.9 14192862.718 14192862.718 -1.2E-07 420 123.370 866.169 916.6667 540 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
PELAT Atap 7561404.734 28 0.85 1.287 1000 300 20 10 275 0.542011 0.9 8401560.815 8401560.815 0 420 72.911 866.169 916.6667 540 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
KANOPI Lantai 2 9617627.802 28 0.85 1.638 1000 300 20 10 275 0.425215 0.9 10686253.113 10686253.113 -2.8E-08 420 92.798 866.169 916.6667 540 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK

Tabel 5. 2 Perhitungan Penulangan Lentur untuk Menahan Momen Negatif

s bersih Mn(+) 1 Mn(+) 2 As-perlu As-min1 As-min2 As-min3 As-pakai As-max n perlu
JENIS PELAT LANTAI Mmax (Nmm) fc' (Mpa) b1 a (mm) b (mm) h (mm) D (mm) d (mm) es F Error(+) fy (Mpa) rb n pakai Spasi (mm) Cek Spasi
(mm) (Nmm) (Nmm) (mm2) (mm2) (mm2) (mm2) (mm2) (mm2) lapangan
Atap -36046996.74 28 0.85 6.189 1000 300 20 10 275 0.110303 0.9 40052218.595 40052218.595 -2.7E-05 420 350.719 866.169 916.6667 0 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
PELAT Lantai 2 -47960812.41 28 0.85 8.266 1000 300 20 10 275 0.081832 0.9 53289791.564 53289791.565 -0.00013 420 468.424 866.169 916.6667 450 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
Lantai 1 -28483248.21 28 0.85 4.879 1000 300 20 10 275 0.140736 0.9 31648053.569 31648053.569 -7.8E-06 420 276.461 866.169 916.6667 450 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
PELAT Atap -13618660.59 28 0.85 2.322 1000 300 20 10 275 0.299032 0.9 15131845.097 15131845.097 -1.6E-07 420 131.567 866.169 916.6667 450 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
KANOPI Lantai 2 -18200988.44 28 0.85 3.107 1000 300 20 10 275 0.222668 0.9 20223320.484 20223320.484 -7.4E-07 420 176.089 866.169 916.6667 450 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
SI-3112 STRUKTUR BETON

5.2 Desain Penulangan Pelat Geser

Berikut adalah langkah-langkah perhitungan penulangan pelat geser, dengan contoh


perhitungan pada pelat lantai di atap/Story 2:

1. Data yang telah diketahui sebelumnya adalah:


 fc’ = 28 MPa
 b = 1000 mm
 h = 300 mm
 selimut beton = 20 mm
 Diameter tulangan = 10 mm
 Φ = 0.75
2. Dari data pengolahan gaya dalam yang telah dilakukan pada subbab sebelumnya,
didapatkan nilai V max pada atap sebesar 3579.36 kgf, perlu dikonversi terlebih
dahulu ke satuan Nmm:
𝑉 𝑚𝑎𝑥 = 3579.36 × 9.80665 𝑁𝑚𝑚 = 35101.53172 𝑁𝑚𝑚
3. Menghitung nilai d dengan persamaan:
𝐷 10
𝑑 = ℎ − (𝑠 + ) = 300 − (20 + ) = 275 𝑚𝑚
2 2
4. Menghitung nilai Vc dengan persamaan:
1 1
𝑉𝑐 = × √𝑓𝑐′ × 𝑏 × 𝑑 = × 28 × 1000 × 275 = 242.527,2 𝑁
6 6
5. Melakukan pengecekan apakah diperlukan tulangan geser atau tidak dengan
persamaan:
ΦVc ≥ Vu
Setelah melakukan perhitungan, maka nilai ΦVc lebih besar dari Vu, oleh sebab itu
tidak dibutuhkan tulangan geser.
Berikut adalah tabel perhitungan desain tulangan geser untuk pelat lantai dan pelat
kanopi.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 5. 3 Perhitungan Kebutuhan Tulangan Geser pada Pelat

s bersih
JENIS PELAT LANTAI Vmax (Nmm) fc' (Mpa) b (mm) h (mm) D (mm) d (mm) Vc (N) F CEK KEBUTUHAN TULANGAN GESER
(mm)
Atap 35101.53172 28 1000 300 20 10 275 242527.2 0.75 TIDAK PERLU
PELAT Lantai 2 46505.35158 28 1000 300 20 10 275 242527.2 0.75 TIDAK PERLU
Lantai 1 28557.7866 28 1000 300 20 10 275 242527.2 0.75 TIDAK PERLU
Atap 12309.82879 28 1000 300 20 10 275 242527.2 0.75 TIDAK PERLU
PELAT KANOPI
Lantai 2 16660.19603 28 1000 300 20 10 275 242527.2 0.75 TIDAK PERLU
SI-3112 STRUKTUR BETON

BAB VI

DESAIN PENULANGAN KOLOM

6.1 Desain Penulangan Lentur

6.1.1 Penggunaan PCA Column

Untuk menentukan dimensi tulangan longitudinal pada kolom menggunakan software


PCA Col. Berikut adalah langkah-langkah perancangan menggunakan software PCA Col.
serta contoh untuk lantai 1 eksterior:

1. Memasukkan data-data umum yang digunakan. Klik Input > General Information.
Input data seperti gambar di bawah ini.

Gambar 6. 1 Input General Information

2. Memasukkan data-data material. Klik Input > Material Properties.


SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 6. 2 Input Material Properties

3. Memasukkan data dimensi kolom yang akan di rancang. Klik Input > Section >
Rectangular.

Gambar 6. 3 Input Dimensi Kolom

4. Memasukkan kombinasi gaya-gaya dalam yang bekerja sesuai data hasil pemodelan
ETABS. Klik Input > Loads > Factored.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 6. 4 Input Kombinasi Beban

5. Memasukkan konfigurasi tulangan longitudinal untuk masing-masing kolom. Klik


Input > Reinforcement > All Sides Equal.

Gambar 6. 5 Input Konfigurasi Tulangan

6. Setelah data-data di input klik Solve > Execute. Kemudian akan muncul diagram
interaksi seperti berikut:
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 6. 6 Diagram Interaksi

7. Kemudian dilanjutkan dengan Menu > View > P-M Diagram. Pilih kombinasi gaya
dalam yang sudah dimasukkan sebelumnya, maka akan muncul diagram interaksi
beserta koordinat gaya dalamnya. Apabila seluruh kombinasi gaya dalam memiliki
koordinat berada di dalam diagram interaksi, maka konfigurasi tulangannya dapat
digunakan. Apabila terdapat yang berada di luar diagram interaksi, maka lakukan
konfigurai tulangan longitudinal yang baru dengan menambah jumlah tulangan,
mengubah diameter tulangan, mengubah lebar selimut tabung atau dengan merubah
dimensi kolom tersebut. Lakukan lagi konfigurasinya hingga koordinat berada di
dalam diagram interaksi.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 6. 7 Contoh Diagram Interaksi yang Telah Dimasukkan Beban

8. Pada PCA Col akan terdapat data luas tulangan (As) yang digunakan serta persentase
terhadap luas penampang (Ag). Persentase tersebut harus berada pada batas 1%
sampai 6%.

Gambar 6. 8 Tampilan Konfigurasi Tulangan

Berikut adalah gambar-gambar diagram interaksi untuk masing-masing kolom dengan


menggunakan salah satu kombinasi gaya:
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 6. 9 Diagram Interaksi Kolom 500 mm x 500 mm Exterior Lantai 1 Kombinasi


Gaya Pertama

Gambar 6. 10 Diagram Interaksi Kolom 500 mm x 500 mm Exterior Lantai 1 Kombinasi


Gaya Kedua
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 6. 11 Diagram Interaksi Kolom 500 mm x 500 mm Exterior Lantai 1 Kombinasi


Gaya Ketiga

Gambar 6. 12 Diagram Interaksi Kolom 500 mm x 500 mm Exterior Lantai 1 Kombinasi


Gaya Keempat
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 6. 13 Diagram Interaksi Kolom 500 mm x 500 mm Interior Lantai 1 Kombinasi


Gaya Pertama

Gambar 6. 14 Diagram Interaksi Kolom 500 mm x 500 mm Interior Lantai 1 Kombinasi


Gaya Kedua
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 6. 15 Diagram Interaksi Kolom 500 mm x 500 mm Interior Lantai 1 Kombinasi


Gaya Ketiga

Gambar 6. 16 Diagram Interaksi Kolom 500 mm x 500 mm Interior Lantai 1 Kombinasi


Gaya Keempat
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 6. 17 Diagram Interaksi Kolom 450 mm x 450 mm Exterior Lantai 2 Kombinasi


Gaya Pertama

Gambar 6. 18 Diagram Interaksi Kolom 450 mm x 450 mm Exterior Lantai 2 Kombinasi


Gaya Kedua
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 6. 19 Diagram Interaksi Kolom 450 mm x 450 mm Exterior Lantai 2 Kombinasi


Gaya Ketiga

Gambar 6. 20 Diagram Interaksi Kolom 450 mm x 450 mm Exterior Lantai 2 Kombinasi


Gaya Keempat
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 6. 21 Diagram Interaksi Kolom 450 mm x 450 mm Interior Lantai 2 Kombinasi


Gaya Pertama

Gambar 6. 22 Diagram Interaksi Kolom 450 mm x 450 mm Interior Lantai 2 Kombinasi


Gaya Kedua
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 6. 23 Diagram Interaksi Kolom 450 mm x 450 mm Interior Lantai 2 Kombinasi


Gaya Ketiga

Gambar 6. 24 Diagram Interaksi Kolom 450 mm x 450 mm Interior Lantai 2 Kombinasi


Gaya Keempat

6.1.2 Pengecekan Manual dengan Diagram Interaksi

Sebagai contoh, pengecekan manual dilakukan dengan langkah – langkah berikut ini:

Diketahui: 𝐴𝑔 = 𝑏 𝑥 ℎ = 500 𝑥 500 = 250000 𝑚𝑚2


SI-3112 STRUKTUR BETON

22 22
𝐴𝑠 = 𝑥 𝑑. 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 𝑑. 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑥 28.7 𝑥 28.7 = 647.185 𝑚𝑚2
7𝑥4 7𝑥4

12
𝜌 = 𝐴𝑠 𝑥 𝑥 100 = 3.106 , 𝜌 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 1 𝑑𝑎𝑛 4 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑂𝐾
𝐴𝑔

𝑓 ′ 𝑐 = 35 𝑀𝑃𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑓𝑦 = 420 𝑀𝑃𝑎

Perhitungan di titik Po

Pada titik Po, nilai Mn = 0 dan seluruh bagian kolom mengalami tekan. Untuk
mencari nilai Po, digunakan rumus sebagai berikut

𝑃𝑜 = 0.85 𝑓𝑐 ′ 𝐴𝑔 + ∑ 𝐴𝑠𝑓𝑦

𝑃𝑜 = 0.85 (35)(250000) + 16 (647.185)(420)

𝑃𝑜 = 11786583

Perhitungan Titik 1

Pada titik 1, nilai Mn = 0. Pada titik 1, nilai Pn merupakan reduksi sebesar 0.8 dari
nilai Po di titik Po sehingga diperoleh

𝑃𝑛 = (0.8)(11786583)

𝑃𝑛 = 9429267 𝑁

Perhitungan Titik 2

Pada titik 2, nilai e < eb sehingga menimbulkan keadaan brittle. Pada titik 2, ada
momen pada kolom yang bekerja, namun masih kurang besar untuk menghasilkan sifat tarik
(nilai es < ey, baja mengalami tekan). Dalam hal ini, c = h = 500 karena seluruh penampang
mengalami tekan. Dengan demikian, nilai es dan es’ harus ditentukan terlebih dahulu
sebelum mencari nilai Pn. Dalam tugas ini dibagi menjadi 5 tulangan atas, 5 tulangan bawah,
dan bagian tengah dianggap bahwa tulangan sejajar di tengah penampang karena memiliki
letak yang simetris sehingga menjadi 6 tulangan tengah, sehingga diperoleh

35 − 28
𝛽1 = 0.85 − (0.05 𝑥 ) = 0.8
7

𝑐 = ℎ = 500 𝑚𝑚
SI-3112 STRUKTUR BETON

500 − 60
𝑒𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 0.003 𝑥 = 0.00264 (𝐿𝑒𝑙𝑒ℎ)
500

500 − 250
𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 0.003 𝑥 = 0.0015 (𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝐿𝑒𝑙𝑒ℎ)
500

500 − 440
𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 0.003 𝑥 = 0.00036 (𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝐿𝑒𝑙𝑒ℎ)
500

𝑃𝑛 = 0.85 𝑥 𝛽1 𝑥 ℎ 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏 + 420 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 5 + 𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑥 𝐸𝑠 𝑥 6 𝑥 𝐴𝑠


+ 𝑒𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑥 𝐸𝑠 𝑥 5 𝑥 𝐴𝑠

𝑃𝑛 = 0.85 𝑥 0.8 𝑥 500 𝑥 35 𝑥 500 + 420 𝑥 647.185 𝑥 5


+ 0.0015 𝑥200000 𝑥 6 𝑥 647.185 + 0.00036 𝑥 200000 𝑥 5 𝑥 647.185

𝑃𝑛 = 8707008.1 𝑁


𝑀𝑛 = 0.85 𝑥 𝛽1 𝑥 𝑏 𝑥 ℎ 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 (250 − 𝑥 𝛽1) + 𝑓𝑦 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 5 𝑥 (250 − 60)
2
500
− 𝑒𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑥 𝐸𝑠 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 5 𝑥 (440 − ) = 511459361 𝑁𝑚𝑚
2

𝑀𝑛
𝑒= = 58.74 𝑚𝑚
𝑃𝑛

Perhitungan Titik 4

Pada titik 4 nilai es bawah tepat akan lentur dan bisa dikatakan telah lentur (Balanced)
sehingga nilai P dn Mn dapat dicapai dengan perhitungan berikut:

𝑒𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 0.002 (𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)

3
𝑐= 𝑥 440 = 264
5

264 − 250
𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝑥 0.003 = 0.0001591 (𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
264

264 − 60
𝑒𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 0.003 = 0.002318 ( 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
264

𝑃𝑛 = 0.85 𝑥 𝑐 𝑥 𝛽1 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏 + 420 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 5 + 𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑥 𝐸𝑠 𝑥 6 𝑥 𝐴𝑠 − 420 𝑥 5 𝑥 𝐴𝑠

𝑃𝑛 = 0.85 𝑥 264 𝑥 0.8 𝑥 35𝑥 500 + 420 𝑥 647.185 𝑥 5


+ 0.0001591 𝑥 200000 𝑥 6 𝑥 647.185 − 420 𝑥 5 𝑥 647.185
SI-3112 STRUKTUR BETON

𝑃𝑛 = 3265153.5 𝑁

264 𝑥 0.8
𝑀𝑛 = 0.85 𝑥 264 𝑥 0.8 𝑥 35𝑥 500𝑥 (250 − )
2
+ 420 𝑥 647.185 𝑥 5𝑥 (250 − 60) − 420 𝑥 5 𝑥 647.185𝑥 (440 − 250)

𝑀𝑛 = 970100670 𝑁𝑚𝑚

𝑀𝑛
𝑒= = 297
𝑃

Perhitungan Titik 3

C diasumsikan terlebih dahulu, pada kasus ini C ialah 282

282 − 250
𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝑥 0.003 = 0.00034 (𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
282

282 − 60
𝑒𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 0.003 = 0.002361 ( 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
282

440 − 282
𝑒𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 𝑥 0.003 = 0.0016 ( 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
282

𝐶𝐶 = 0.85 𝑥 𝐶 𝑥 𝛽1 𝑥 𝑏 𝑥 𝑓𝑐 ′ = 3356321.61

𝐶𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 420 𝑥 5 𝑥 𝐶 = 1359088.5

𝐶𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑥 𝐸𝑠 𝑥 6 𝑥 𝐶 = 264702.96

𝑇𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ = 𝑒𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑥 𝐸𝑠 𝑥 5 𝑥 𝐶 = 1087350.78

𝑃𝑛 = 𝐶𝐶 + 𝐶𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 + 𝐶𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ − 𝑇𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ = 3892762.292

𝑐 𝑥 𝛽1
𝑀𝑛 = 𝐶𝐶(250 − + 𝐶𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 (250 − 60) − 𝑇𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ (440 − 250) = 925251943.2
2

𝑀𝑛
𝑒= = 237.68
𝑃𝑛

𝑒 = 0.8 𝑥 297.107 = 237.68

∆𝑒 = 0 𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑐 = 282 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

Perhitungan Titik 5

C diasumsikan terlebih dahulu, pada kasus ini C ialah 211


SI-3112 STRUKTUR BETON

250 − 211
𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝑥 0.003 = 0.000546 (𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
211

211 − 60
𝑒𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 0.003 = 0.002149 ( 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
211

440 − 211
𝑒𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 𝑥 0.003 = 0.0032409 ( 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
211

𝐶𝐶 = 0.85 𝑥 𝐶 𝑥 𝛽1 𝑥 𝑏 𝑥 𝑓𝑐 ′ = 2516955.1

𝐶𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 420 𝑥 5 𝑥 𝐶 = 1359088.5

𝑇𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑥 𝐸𝑠 𝑥 6 𝑥 𝐶 = 423997.73

𝑇𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ = 420 𝑥 5 𝑥 𝐶 = 1359008.5

𝑃𝑛 = 𝐶𝐶 + 𝐶𝑠 𝑎𝑡𝑎 − 𝑇𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ − 𝑇𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ = 2092957.4

𝑐 𝑥 𝛽1
𝑀𝑛 = 𝐶𝐶(250 − + 𝐶𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 (250 − 60) − 𝑇𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ (440 − 250) = 932749112
2

𝑀𝑛
𝑒= = 445.6
𝑃𝑛

𝑒 = 1.5 𝑥 297.107 = 445.6

∆𝑒 = 0 , 𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑐 = 211 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

Perhitungan titik 6

C diasumsikan terlebih dahulu, pada kasus ini C ialah 150

250 − 150
𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝑥 0.003 = 0.002 ( 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
150

150 − 60
𝑒𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 0.003 = 0.0018(𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
150

440 − 150
𝑒𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 𝑥 0.003 = 0.0058 ( 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
150

𝐶𝐶 = 0.85 𝑥 𝐶 𝑥 𝛽1 𝑥 𝑏 𝑥 𝑓𝑐 ′ = 1785000

𝐶𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 420 𝑥 5 𝑥 𝐶 = 1164933

𝑇𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑥 𝐸𝑠 𝑥 6 𝑥 𝐶 = 1553244


SI-3112 STRUKTUR BETON

𝑇𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ = 420 𝑥 5 𝑥 𝐶 = 1359088.5

𝐻 = 𝐶𝐶 + 𝐶𝑠 𝑎𝑡𝑎 − 𝑇𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ − 𝑇𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ = 37600.5

𝐶𝐶 + 𝐶𝑠 𝑎𝑡𝑎 − 𝑇𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ − 𝑇𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ


𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝑥 100% = 1.29%
(𝑇𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ + 𝑇𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ)

𝑐 𝑥 𝛽1
𝑀𝑛 = 𝐶𝐶(250 − + 𝐶𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 (250 − 60) − 𝑇𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ (440 − 250) = 818714085
2

𝑃𝑛 = 0

Perhitungan Titik 7

𝐶=0
𝑃𝑛 = −(420 𝑥 16 𝑥 𝐴𝑠) = −4349083

𝑀𝑛 = 0

Dalam perhitungan terdapat tiga jenis kolom yaitu pertama kolom dengan dimensi
500 x 500 dengan diameter tulangan yang digunakan ialah 28.7, kedua kolom dengan
dimensi 500 x 500 dengan diameter tulangan yang digunakan ialah 25.4, ketiga kolom
dengan dimensi 450500 x 450 dengan diameter tulangan yang digunakan ialah 25.4. sehingga
didapatkan tiga hasil perhitungan seperti pada data dibawah ini
SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 6. 1 Perhitungan manual Kolom interior lantai 1

Jenis D tul. Long (mm) n pakai b (mm) h (mm) Ag As ρ (%) ρmin (%) ρmax (%) Cek
Story 1 Interior 28.7 16 500 500 250000 647.185 3.106488 1 4 OK
Titik P0 Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7
fc' 35 Pn 9429266.6 ẞ1 0.8 c 282.0438335 es bawah 0.002 c 211.50883 c 150 c 0
a 500 Mn 0 c 500 es atas 0.002361801 c 264 es atas 0.002149 es atas 0.0018 p -4349083
P0 11786583.2 es atas 0.00264 es tengah 0.000340839 es tengah 0.0001591 es tengah 0.000546 es tengah 0.002 Mn 0
Mn 0 es tengah 0.0015 es bawah 0.001680124 es atas 0.0023182 es bawah 0.0032409 es bawah 0.0058
AS 647.185 es bawah 0.00036 Cc 3356321.619 P 3265153.5 Cc 2516955.1 Cc 1785000
Pn 8707008.1 Cs atas 1359088.5 Mn 970100670 Cs atas 1359088.5 Cs atas 1164933
Mn 511459361 Cs tengah 264702.9621 e 297.10722 Ts tengah 423997.73 Ts tengah 1553244
e 58.741115 Ts bawah 1087350.789 Ts bawah 1359088.5 Ts bawah 1359088.5
Pn 3892762.292 P 2092957.4 H 37600.5
Mn 925251943.2 Mn 932749112 Galat 1.2910785
e 237.6857737 e 445.66083 Mn 818714085
e 237.6851896 e 445.66083 Pn 0
deltae 0.000584163 deltae -1.82E-07
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 6. 25 Diagram Interaksi kolom interior lantai 1


SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 6. 2 Perhitungan manual kolom exterior lantai 1

Jenis D tul. Long (mm) n pakai b (mm) h (mm) Ag As ρ (%) ρmin (%) ρmax (%) Cek
Story 1 Eksterior 25.4 16 500 500 250000 506.9114 2.433175 1 4 OK
Titik P0 Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7
fc' 35 Pn 8675156 ẞ1 0.8 c 285.5627 es bawah 0.002 c 205.4853 c 128.6215 c 0
a 500 Mn 0 c 500 es atas 0.00237 c 264 es atas 0.002124 es atas 0.001601 p -3406445
P0 10843945 es atas 0.00264 es tengah 0.000374 es tengah 0.0001591 es tengah 0.00065 es tengah 0.002831 Mn 0
Mn 0 es tengah 0.0015 es bawah 0.001622 es atas 0.0023182 es bawah 0.003424 es bawah 0.007263
AS 0 es bawah 0.00036 Cc 3398196 P 3238374 Cc 2445275 Cc 1530596
Pn 8109442.7 Cs atas 1064514 Mn 858162360 Cs atas 1064514 Cs atas 811334.7
Mn 262827258 Cs tengah 227262.3 e 264.99792 Ts tengah 395328.1 Ts tengah 1277417
e 32.410027 Ts bawah 822440.1 Ts bawah 1064514 Ts bawah 1064514
Pn 3867532 P 2049946 H -0.04281
Mn 8.2E+08 Mn 8.15E+08 Galat -1.8E-06
e 211.9983 e 397.4969 Mn 6.6E+08
e 211.9985 e 397.4966 Pn 0
deltae -0.00021 deltae 0.000243
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 6. 26 Diagram interaksi kolom eksterior lantai 1


SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 6. 3 Perhitungan manual kolom interior dan eksterior lantai 2

Jenis D tul. Long (mm) n pakai b (mm) h (mm) Ag As ρ (%) ρmin (%) ρmax (%) Cek
Story 2 Eksterior/Interior 25.4 16 450 450 202500 506.9114 3.00392 1 4 OK
Titik P0 Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7
fc' 35 Pn 7544656 ẞ1 0.8 c 283.994 es bawah 0.002 c 208.1175 c 138.2844 c 0
a 500 Mn 0 c 500 es atas 0.002366 c 264 es atas 0.002135 es atas 0.001698 p -3406445
P0 9430819.8 es atas 0.00264 es tengah 0.000359 es tengah 0.0001591 es tengah 0.000604 es tengah 0.002424 Mn 0
Mn 0 es tengah 0.0015 es bawah 0.001648 es atas 0.0023182 es bawah 0.003343 es bawah 0.006546
AS 0 es bawah 0.00036 Cc 3041575 P 2924214 Cc 2228939 Cc 1481026
Pn 6978942.7 Cs atas 1064514 Mn 812797656 Cs atas 1064514 Cs atas 860905.1
Mn 302692258 Cs tengah 218437.6 e 277.95423 Ts tengah 367247.1 Ts tengah 1277417
e 43.372223 Ts bawah 835383 Ts bawah 1064514 Ts bawah 1064514
Pn 3489144 P 1861691 H -0.07354
Mn 7.76E+08 Mn 7.76E+08 Galat -3.1E-06
e 222.3634 e 416.9313 Mn 6.54E+08
e 222.3636 e 416.9313 Pn 0
deltae -0.00023 deltae 3.39E-06
SI-3112 STRUKTUR BETON

Gambar 6. 27 Diagram interaksi kolom interior dan eksterior lantai 2


SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 6. 4 Rangkuman hasil perhitungan diagram interaksi

Interior Lantai 1 Eksterior Lantai 1 Lantai 2


Titik
Pn (kN) Mn (kN.m) ΦPn ΦMn Pn (kN) Mn (kN.m) ΦPn ΦMn Pn (kN) Mn (kN.m) ΦPn ΦMn
Po 11786.583 0 7661.279 0 10843.94 0 7048.56412 0 9430.82 0 6130.033 0
1 9429.2666 0 6129.023 0 8675.156 0 5638.851296 0 7544.656 0 4904.026 0
2 8707.0081 -511.459 5659.555 -332.449 8109.443 -262.827 5271.137746 -170.838 6978.943 -302.6923 4536.313 -196.75
3 3892.7623 -925.252 2530.295 -601.414 3867.532 -819.911 2513.895619 -532.942 3489.144 -775.8586 2267.944 -504.308
4 3265.1535 -970.101 2122.35 -630.565 3238.374 -858.162 2104.9431 -557.806 2924.214 -812.7977 1900.739 -528.318
5 2092.9574 -932.749 1576.847 -702.739 2049.946 -814.847 1575.694497 -626.333 1861.691 -776.1975 1418.387 -591.37
6 0 -818.714 0 -736.843 0 -660.313 0 -594.282 0 -654.165 0 -588.748
7 -4349.083 0 -3914.17 0 -3406.44 0 -3065.80032 0 -3406.44 0 -3065.8 0
SI-3112 STRUKTUR BETON

6.2 Desain Penulangan Kolom Geser

Untuk medesain tulangan geser pada kolom, dibutuhkan data-data sebagai berikut:

Tabel 6. 5 Data untuk Penulangan Geser Kolom

fc' 35 Mpa
Φ 0.75
fy 420 Mpa
Gaya geser maksimum untuk setiap kolom dapat diperoleh dari pemodelan ETABS
yang ditampilkan di Bab 3. Berikut adalah langkah-langkah perhitungan tulangan geser
beserta contoh perhitungan untuk kolom lantai 1 interior.

1. Input data kolom, diameter tulangan, tebal selimut beton, serta gaya geser maksimum
yang digunakan
2. Menghitung nilai d (mm) dengan persamaan:
𝑑 = ℎ − 𝑠 − (0.5 × 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛)
𝑑 = 500 − 60 − (0.5 × 28.7) = 425.65 𝑚𝑚
3. Menghitung nilai Vn dengan persamaan:

𝑉𝑛 = 𝑉𝑢/ Φ

63850
𝑉𝑛 = − = −85133.4 𝑁
0.75

4. Menghitung nilai kontribusi beton (Vc) dengan persamaan:


√𝑓𝑐 ′
𝑉𝑐 = ×𝑏×𝑑
6
√35
𝑉𝑐 = × 500 × 425.65 = 209848.3 𝑁
6
5. Membandingkan nilai Vc dan Vn
 Jika nilai Vc > Vn, maka tulangan yang digunakan berdiameter 8 mm dan jarak
(S) yang dipilih adalah jarak maksimum (Smax). Kolom interior lantai 1
memenuhi persamaan ini sehingga jaraknya adalah Smax.
 Jika nilai Vc < Vn, maka perlu dihitung jarak antar tulangan yang dibutuhkan
menggunakan persamaan berikut:
SI-3112 STRUKTUR BETON

𝑉𝑠 = 𝑉𝑛 − 𝑉𝑐
𝐴𝑣𝑑 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑘𝑖 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐴𝑣𝑑 × 𝑓𝑦 × 𝑑
𝑆=
𝑉𝑠
Contoh (Lantai 2 eksterior):
𝑉𝑠 = 𝑉𝑛 − 𝑉𝑐 = 174491.9 − 167410.3 = 7081.642 𝑁
1
𝐴𝑣𝑑 = 2 × × 𝜋 × 82 = 100.531 𝑚𝑚2
4
100.531 × 420 × 425.65
𝑆= = 2249.583 𝑚𝑚
7081.642
6. Jarak tulangan geser minimum adalah 100 m. Nilai jarak tulangan maksimum diambil
berdasarkan 4 syarat. Dari ke empat syarat tersebut diambil nilai yang terkecil.
Berikut adalah syarat jarak maksimum:
 8 Db tulangan longitudinal
 24 Db tulangan geser ikat
 0.5 dimensi terkecil penampang struktur
 300 mm
Maka dari ke 4 syarat tersebut dipilih jarak maksimum nya yaitu 192 mm. Maka
untuk jarak maksimum dibandingkan dengan jarak perlu dan dipilih nilai yang
minimum.
Berikut adalah hasil perhitungan tulangan geser kolom eksterior dan interior.

Tabel 6. 6 Hasil Perhitungan Tulangan Geser Kolom Eksterior dan Interior

Jarak Jarak Jarak


Kolom
Lantai Jenis D tul (mm) S (mm) d (mm) Vu (N) Vn (N) Vc (N) Vc > Vn Geser D8 (mm) Vs (N) Avd (mm^2) Jarak Min Max Perlu Pakai
(mm)
(mm) (mm) (mm)
500 I 28.7 60 425.65 -63850 -85133.4 209848.3 YA 8 0 100.530965 100 192 192
1
500 E 25.4 60 427.3 74931.36 99908.48 210661.7 YA 8 0 100.530965 100 192 192
450 I 25.4 60 377.3 -25814.3 -34419 167410.3 YA 8 0 100.530965 100 192 192
2
450 E 25.4 60 377.3 130868.9 174491.9 167410.3 TIDAK 8 7081.642 100.530965 100 192 2249.583 192
SI-3112 STRUKTUR BETON

BAB VII

KEMAMPUAN LAYANAN
7.1 Pengecekan Retak

7.2 Lendutan Seketika dan Jangka Panjang

Berikut adalah langkah perhitungan untuk mengetahui lendutan seketika dan jangka
pandang:

1. Mengolah data M3 hasil kombinasi 11 dan kombinasi 12 seperti pada tabel berikut:

Tabel 7. 1 Pengolahan data M3

Total
Balok Induk Balok Anak Balok Kanopi
Base + 10.8407 Base + 0.97 Lt1 + 1.203
- -21.2 - -2.14 - -1.92
Lt1 + 14.3545 Lt1 + 1.2 Lt2 + 1.358
- -22.325 - -1.92 - -1.77
Lt2 + 12.9321 Lt2 + 1.35
- -17.925 - -1.77

Tetap (DL SIDL)

Balok Induk Balok Induk Balok Kanopi


Base + 13.5 Base + 1.37 Lt1 + 1.46
- -26.559 - -2.93 - -2.38
Lt1 + 18.43 Lt1 + 1.46 Lt2 + 1.52
- -28.6 - -2.3 - -1.9
Lt2 + 14.4 Lt2 + 1.52
- -20 - -1.9

2. Menghitung I rata – rata.


𝐼 𝐿𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 + 𝐼 𝑇𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
𝐼 𝑎𝑣𝑒 = = 1.38 𝑥 1010
2
3. Menghitung q total dan q tetap
𝑀3𝑥107 𝑥24
𝑞=
𝐿2

Dengan M3 untuk q Total menggunakan kombinasi 12 dan q tetap menggunakan


kombinasi 11 sehingga didapatkan
SI-3112 STRUKTUR BETON

𝑞 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = −79.5
𝑞 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 = −99.59
4. Mencari delta total seketika dan delta tetap seketika menggunakan masing – masing q
total dan q tetap. Kemudian hitung Delta LL dan Delta Izin
𝐿3
𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑆𝑒𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 = 𝑞 𝑥
384𝑥𝐸𝑐𝑥𝐼 𝑎𝑣𝑒
Sehingga didapatkan masing - masing
𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 = −0.0003075
𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑆𝑒𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 = −0.0003852
𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝐿𝐿 = 𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 − 𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑠𝑒𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 = 7.7𝑥10−5

𝐿
𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝐼𝑧𝑖𝑛 = = 0.022
360000

Karena Delta akibat Live Load lebih kecil daripada Delta Izin maka delta akibat LL dapat
dilayani

5. Menghitung Rho’ Lapangan dan Rho’ Tumpuan


Dengan As = 1472.62 mm2, b = 450 mm, dan d = 690 mm maka
𝐴𝑠 ′
𝜌= = 0.00474274
𝑏𝑥𝑑
6. Mancari λ Lapangan dan Tumpuan dengan faktor umur = 2
Umur
λ lapangan = λ tumpuan = Faktor = 1.6166
1 + 50 x 𝜌
7. Menghitung delta tetap (creep) tumpuan dan lapangan
𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑐𝑟𝑒𝑒𝑝 𝐿𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑐𝑟𝑒𝑒𝑝 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
= 𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑠𝑒𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 𝑥 λ Lapangan = −0.0006227
8. Menghitung delta LT
𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝐿𝑇 = 𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑐𝑟𝑒𝑒𝑝 + 𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 = −0.0009302
9. Melakukan cek delta LT Lapangan dan Delta LT Tumpuan dengan mencari delta izin
keretak terlebih dahulu.
𝐿
𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑖𝑧𝑖𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑒𝑡𝑎𝑘 = = 0.0333
1000𝑥240
Delta LT lebih kecil daripada delta izin keretak sehingga desain OK
10. Menghitung sigma total lapangan, sigma total tumpuan, sigma tetap lapangan dan
sigma tetap tumpuan.
SI-3112 STRUKTUR BETON

𝑌𝑐𝑟
𝜎=𝑀𝑥
𝐼𝑐𝑟
Dengan M pada sigma total adalah M total dan M pada sigma tetap
menggunakan M tetap. Sehingga
𝜎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 4.1412
𝜎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 7.3460
𝜎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 5.1571
𝜎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 9.2030
11. Menghitung sigma beton tetap dan sigma beton total
𝜎 𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 = 0.45 𝑥 𝑓𝑐 ′ = 12.6
𝜎 𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0.6 𝑥 𝑓𝑐 ′ = 16.8
12. Mengecek σ. Karena σ Tetap lapangan dan σ Tetap Tumpuan lebih kecil daripada σ
Beton Tetap, serta σ total lapangan dan σ total tumpuan lebih kecil daripada σ beton
total, maka desain OK
13. Mengecek Baja Tarik tumpuan dan lapangan dengan menghitung sigma baja terlebih
dahulu.
𝑀
𝐵𝑎𝑗𝑎 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑘 = ( ) × (690 − 2 × 𝑦 𝑐𝑟𝑎𝑐𝑘) × 𝑛
𝐼𝑐𝑟
Dengan M pada Baja tarik tumpuan menggunakan M pada tumpuan dan M pada
baja tarik lapangan menggunakan M pada lapangan. Sehingga:
𝐵𝑎𝑗𝑎 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑘 𝑇𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 145.85
𝐵𝑎𝑗𝑎 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑘 𝐿𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 74.58
𝜎 𝐵𝑎𝑗𝑎 = 0.5 𝑥 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐿𝑒𝑙𝑒ℎ 𝑡𝑢𝑙. 𝐿𝑜𝑛𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙 = 210
Karena baja tarik tumpuan dan baja tarik lapangan lebih kecil daripada sigma
baja maka desain OK.
SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 7. 2 Perhitungan Balok Induk 8m

Ie (ave) 1.386E+10 13475087455 1.563E+10

L 8000 8000 8000

q total -79.5 -83.716875 -67.21875


q tetap -99.59625 -107.25 -75
Delta
total -0.000307 -0.00033308 -0.000231
seketika
Delta
tetap -0.000385 -0.0004267 -0.000257
seketika
Delta LL
7.772E-05 9.36289E-05 2.67E-05
seketika
Delta Izin 0.0222222 0.022222222 0.0222222
Cek
OK OK OK
Delta LL
As'
1472.6216 1472.621556 1472.6216
Lapangan
As'
1472.622 1472.622 1472.622
Tumpuan
b 450.000 450.000 450.000

d 690.000 690.000 690.000

Rho'
0.0047427 0.004742743 0.0047427
Lapangan

Rho'
0.0047427 0.004742743 0.0047427
Tumpuan
SI-3112 STRUKTUR BETON

Faktor
2 2 2
Umur

Lamda
1.6166357 1.616635664 1.6166357
Lapangan
Lamda
1.6166357 1.616635664 1.6166357
Tumpuan
Delta
Delta
tetap -0.000623 -0.00068983 -0.000416
(creep)
lapangan
Delta
Delta
tetap -0.000623 -0.00068983 -0.000416
(creep)
tumpuan
Delta LT
-0.00093 -0.0010229 -0.000647
Lapangan

Delta LT
-0.00093 -0.0010229 -0.000647
Tumpuan

Delta Izin
Keretaka 0.0333333 0.033333333 0.0333333
n
Cek
Delta LT OK OK OK
Lapangan
Cek
Delta LT OK OK OK
Tumpuan
Sigma
Total 3.7564151 4.97399582 4.4811241
Lapangan
Sigma
Total 7.346054 7.735706695 6.2112272
Tumpuan
SI-3112 STRUKTUR BETON

Sigma
Tetap 4.6779117 6.386215789 4.9897725
Lapangan
Sigma
Tetap 9.2030117 9.910242625 6.9302396
Tumpuan
Sigma
Beton 12.6 12.6 12.6
Tetap
Sigma
Beton 16.8 16.8 16.8
Total
Cek
Total OK OK OK
Lapangan

Cek
Total OK OK OK
Tumpuan

Cek
Tetap OK OK OK
Lapangan
Cek
Tetap OK OK OK
Tumpuan
Baja
Tarik 145.85064 153.5869126 123.31947
Tumpuan

Baja
Tarik 74.58093 98.75512238 88.969508
Lapangan
Sigma
210 210 210
Baja
Cek Baja
OK OK OK
Tumpuan

Cek Baja
OK OK OK
Lapangan
SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 7. 3 Perhitngan Balok Anak

Ie (ave) 2.3E+09 2.3E+09 2.3E+09

L 6000 6000 6000

q total -14.267 -12.8 -11.8


q tetap -19.533 -15.333 -12.667
Delta total
-0.0001 -0.0001 -0.0001
seketika
Delta
tetap -0.0002 -0.0002 -0.0001
seketika
Delta LL
5.2E-05 2.5E-05 8.6E-06
seketika
Delta Izin 0.01667 0.01667 0.01667
Cek Delta
OK OK OK
LL
As'
981.748 981.748 981.748
Lapangan
As'
981.748 981.748 981.748
Tumpuan
b 250.000 250.000 250.000

d 390.000 390.000 390.000

Rho'
0.01007 0.01007 0.01007
Lapangan

Rho'
0.01007 0.01007 0.01007
Tumpuan
SI-3112 STRUKTUR BETON

Faktor
2 2 2
Umur

Lamda
1.33026 1.33026 1.33026
Lapangan
Lamda
1.33026 1.33026 1.33026
Tumpuan
Delta
Delta
tetap -0.0003 -0.0002 -0.0002
(creep)
lapangan
Delta
Delta
tetap -0.0003 -0.0002 -0.0002
(creep)
tumpuan
Delta LT
-0.0004 -0.0003 -0.0003
Lapangan

Delta LT
-0.0004 -0.0003 -0.0003
Tumpuan

Delta Izin
0.025 0.025 0.025
Keretakan

Cek Delta
LT OK OK OK
Lapangan
Cek Delta
LT OK OK OK
Tumpuan
Sigma
Total 1.35239 1.67306 1.88219
Lapangan
Sigma
Total 2.98362 2.67689 2.46776
Tumpuan
SI-3112 STRUKTUR BETON

Sigma
Tetap 1.91007 2.03555 2.11921
Lapangan
Sigma
Tetap 4.08505 3.20669 2.64901
Tumpuan
Sigma
Beton 12.6 12.6 12.6
Tetap
Sigma
Beton 16.8 16.8 16.8
Total

Cek Total
OK OK OK
Lapangan

Cek Total
OK OK OK
Tumpuan

Cek Tetap
OK OK OK
Lapangan

Cek Tetap
OK OK OK
Tumpuan

Baja Tarik
31.2233 28.0134 25.8249
Tumpuan

Baja Tarik
14.1526 17.5084 19.6969
Lapangan

Sigma
210 210 210
Baja
Cek Baja
OK OK OK
Tumpuan

Cek Baja
OK OK OK
Lapangan
SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 7. 4 Perhitungan Balok Kanopi

Ie (ave) 1.7E+10 1.7E+10


L 8000 8000
q total -0.6 -0.5531
q tetap -0.7438 -0.5938
Delta
total -2E-06 -2E-06
seketika
Delta
tetap -2E-06 -2E-06
seketika
Delta LL
4.5E-07 1.3E-07
seketika
Delta Izin 0.02222 0.02222
Cek
OK OK
Delta LL

As'
981.748 981.748
Lapangan

As'
981.748 981.748
Tumpuan
b 450.000 450.000
d 690.000 690.000

Rho'
0.00316 0.00316
Lapangan
Rho'
0.00316 0.00316
Tumpuan
Faktor
2 2
Umur
Lamda
1.72698 1.72698
Lapangan

Lamda
1.72698 1.72698
Tumpuan
SI-3112 STRUKTUR BETON

Delta
Delta
tetap -4E-06 -3E-06
(creep)
lapangan
Delta
Delta
tetap -4E-06 -3E-06
(creep)
tumpuan
Delta LT
-6E-06 -5E-06
Lapangan
Delta LT
-6E-06 -5E-06
Tumpuan

Delta Izin
Keretaka 0.03333 0.03333
n

Cek
Delta LT OK OK
Lapangan

Cek
Delta LT OK OK
Tumpuan
Sigma
Total 0.51211 0.57809
Lapangan
Sigma
Total 0.90034 0.83
Tumpuan
Sigma
Tetap 0.62151 0.64705
Lapangan
Sigma
Tetap 1.11604 0.89096
Tumpuan
Sigma
Beton 12.6 12.6
Tetap
SI-3112 STRUKTUR BETON

Sigma
Beton 16.8 16.8
Total
Cek
Total OK OK
Lapangan

Cek
Total OK OK
Tumpuan
Cek
Tetap OK OK
Lapangan
Cek
Tetap OK OK
Tumpuan
Baja
Tarik 25.1159 23.1537
Tumpuan

Baja
Tarik 17.4371 19.6838
Lapangan

Sigma
210 210
Baja

Cek Baja
OK OK
Tumpuan

Cek Baja
OK OK
Lapangan
SI-3112 STRUKTUR BETON

Tabel 7. 5 Perhitungan Balok Induk 6m

Ie (ave) 1.386E+10 13475087455 1.563E+10


L 6000 6000 6000
q total -141.3333 -148.83 -119.5
q tetap -177.06 -190.666667 -133.3333
Delta
total -0.000231 -0.00024981 -0.000173
seketika
Delta
tetap -0.000289 -0.00032003 -0.000193
seketika
Delta LL
5.829E-05 7.02217E-05 2.002E-05
seketika
Delta Izin 0.0166667 0.016666667 0.0166667
Cek
OK OK OK
Delta LL
As'
1472.6216 1472.621556 1472.6216
Lapangan
As'
1472.622 1472.622 1472.622
Tumpuan
b 450.000 450.000 450.000
d 690.000 690.000 690.000
Rho'
0.0047427 0.004742743 0.0047427
Lapangan
Rho'
0.0047427 0.004742743 0.0047427
Tumpuan
Faktor
2 2 2
Umur
Lamda
1.6166357 1.616635664 1.6166357
Lapangan

Lamda
1.6166357 1.616635664 1.6166357
Tumpuan
Delta
Delta
tetap -0.000467 -0.00051737 -0.000312
(creep)
lapangan
SI-3112 STRUKTUR BETON

Delta
Delta
tetap -0.000467 -0.00051737 -0.000312
(creep)
tumpuan
Delta LT
-0.000698 -0.00076718 -0.000485
Lapangan
Delta LT
-0.000698 -0.00076718 -0.000485
Tumpuan
Delta Izin
Keretaka 0.025 0.025 0.025
n
Cek
Delta LT OK OK OK
Lapangan
Cek
Delta LT OK OK OK
Tumpuan
Sigma
Total 3.7564151 4.97399582 4.4811241
Lapangan
Sigma
Total 7.346054 7.735706695 6.2112272
Tumpuan
Sigma
Tetap 4.6779117 6.386215789 4.9897725
Lapangan
Sigma
Tetap 9.2030117 9.910242625 6.9302396
Tumpuan
Sigma
Beton 12.6 12.6 12.6
Tetap
Sigma
Beton 16.8 16.8 16.8
Total
Cek
Total OK OK OK
Lapangan
SI-3112 STRUKTUR BETON

Cek
Total OK OK OK
Tumpuan
Cek
Tetap OK OK OK
Lapangan

Cek
Tetap OK OK OK
Tumpuan
Baja
Tarik 145.85064 153.5869126 123.31947
Tumpuan
Baja
Tarik 74.58093 98.75512238 88.969508
Lapangan
Sigma
210 210 210
Baja
Cek Baja
OK OK OK
Tumpuan

Cek Baja
OK OK OK
Lapangan

Anda mungkin juga menyukai