Berdasarkan:
SNI 2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
SNI 1727-2013 tentang Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain
Dosen :
Prof. Ir. Iswandi Imran, MASc., Ph.D.
Asisten :
Ahmad Fitrah Nainggolan (15013074)
Diah Puspita Rahmi (15013141)
Disusun Oleh :
Terra Pradana 15015124
David Lukas Andre 15015155
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk membangun suatu struktur perlu diperhatikan komponen struktural dan non
struktural penyusunnya. Namun, untuk membangun suatu struktur yang stabil, kokoh dan
kaku diperlukan komponen-komponen struktural, antara lain balok, kolom dan pelat,
yang dapat bekerja sama dengan baik.
Agar komponen struktural tersebut dapat bekerja dengan baik, perlu diperhitungkan
dimensi dan ukuran tiap komponen. Dimensi dan ukuran komponen-komponen tersebut
dapat ditentukan berdasarkan standar SNI serta faktor beban, seperti faktor beban mati,
faktor beban mati tambahan, faktor beban hidup, faktor beban atap, faktor beban hujan,
dan faktor beban-beban lainnya.
Selain itu dilakukan juga berbagai analisis desain, seperti analisis momen lentur, analisis
geser, dan analisis torsi untuk mendapatkan ukuran dan dimensi yang aman dan
optimum. Serta untuk memperkuat beton sebagai material pada komponen struktural,
diperlukan tulangan baja yang memerlukan desain ukuran tulangan.
Dalam tugas besar ini, akan dirancang sebuah struktur bangunan gedung kantor 2 lantai.
Dalam laporan ini pula akan dipaparkan penentuan dimensi dan ukuran setiap elemen
dan komponennya beserta analisis terhadap beban-beban dan gaya-gaya dalamnya
sehingga gedung kantor yang penulis rancang adalah sebuah struktur yang aman dan
sesuai dengan kriteria desain dan standar yang berlaku
1.2 Tujuan
1. Mengetahui ukuran penampang balok, pelat, dan kolom yang dibutuhkan pada
setiap komponen struktur gedung kantor.
2. Mengetahui luas dan jumlah tulangan lentur, geser, dan torsi yang dibutuhkan
pada setiap komponen struktur gedung kantor.
3. Mengetahui gaya-gaya dalam yang terjadi pada setiap komponen struktur gedung
kantor
SI-3112 STRUKTUR BETON
Dalam Tugas Besar SI3112 – Struktur Beton kali ini, akan didesain sebuah bangunan
kantor dua lantai. Bangunan kantor dua lantai ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Material structural yang akan digunakan untuk merancang struktur geung perkantoran ini
terdiri dari beton dan baja tulangan dengan spesifikasi sebagai berikut.
1. Beton
Kuat tekan (f’c) : 28 MPa (balok dan pelat)
35 MPa (kolom)
2. Baja tulangan
Tegangan leleh (fy) : 420 MPa (tulangan longitudinal)
Ruang lingkup dalam pembuatan tugas besar ini adalah sebagai berikut.
1. Desain Balok
Balok yang didesain terbagi atas tiga jenis, yaitu balok induk, balok sloof, dan balok
anak. Dimensi balok sloof dalam hal ini disamakan dengan balok induk dan balok
anak. Balok anak membagi bentang balok induk arah Y menjadi tiga bagian. Baik
balok induk, balok sloof, maupun balok anak, akan didesain dengan spesifikasi
dimensi dan tulangan yang sedemikian rupa agar dapat menahan beban-beban yang
terjadi.
2. Desain Pelat
Pelat yang didesain dalam tugas besar kali ini merupakan pelat yang bersifat satu
arah.
3. Desain Kolom
Perhitungan preliminary design untuk kolom menggunakan metode Tributary Area.
Ukuran kolom yang terdapat pada lantai yang sama dapat disamakan dimensinya
untuk mempermudah dalam mendesain. Jika dimensi kolom lebih kecil daripada lebar
balok, maka dimensi kolom diganti menjadi sama dengan lebar balok. Kolom yang
didesain dalam tugas besar ini adalah kolom pendek (bukan kolom langsing).
4. Kemampuan Layan (Servicability)
Kemampuan layan yang dihitung dalam hal ini meliputi pengecekan keretakan
balok saat menerima beban layan dan pengecekan lendutan struktur. Hal ini
dicek untuk meminimalisasi kerusakan yang terjadi pada elemen non-struktural.
5. Detailing Tulangan
Detailing tulangan yang harus diperhatikan dalam hal ini meliputi pengangkuran
dan pemutusan tulangan. Pengangkuran bertujuan agar tulangan terkunci pada
beton sehingga tulangan dapat mencapai titik lelehnya. Pemutusan tulangan bertujuan
untuk menghemat jumlah tulangan yang digunakan.
SI-3112 STRUKTUR BETON
ETABS 2016
AUTOCAD 2016
SNI-03-2847-2013 (Beton)
SNI 1727-2013
SI-3112 STRUKTUR BETON
BAB II
KRITERIA DESAIN
Dalam mendesain struktur gedung kantor dua lantai ini diawali dengan tahan preliminary
desaign dengan data awal yang telah ditentukan dan penentuan dengan SNI 1727-2013.
Data awal yang digunakan ditampilkan pada tabel 2.1 berikut.
Berdasarkan data awal yang telah ditentukan pada subbab sebelumnya, fc’ beton
untuk balok dan pelat yang digunakan adalah 28 MPa. Tinggi minimum balok
dapat ditentukan berdasarkan panjang bentangnya yang mengacu pada syarat
perhitungan balok non prategang yang terdapat pada SNI tertera pada tabel 2.2
berikut.
Tabel 2. 2 Tebal Minimum Balok non-Prategang atau Pelat Satu Arah bila Lendutan
tidak Dihitung
Untuk perhitungan tebal balok digunakan rumus L/18.5 untuk balok induk
dengan panjang yang terbesar (8 meter) karena kondisi balok pada struktur
memiliki nilai maksimum. Untuk perhitungan b (lebar balok) digunakan rentang
nilai antara 1/2h sampai 2/3h.
1 2 1 2
𝑏 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑘 = ℎ ≤ 𝑏 ≤ ℎ = 𝑥 750 ≤ 𝑏 ≤ 𝑥 750
2 3 2 3
= 375 ≤ 𝑏 ≤ 500 → 450 𝑚𝑚
SI-3112 STRUKTUR BETON
2.2.2 Kolom
Kuat tekan beton (fc’) yang digunakan untuk kolom yaitu 35 MPa. Untuk
penentuan dimensi kolom digunakan persamaan berikut.
𝑃
𝐴𝑔 ≥
0,375 𝑥 𝑓𝑐 ′
Keterangan:
Ag = Luas penampang keseluruhan
P = Total beban yang bekerja pada kolom
fc’ = Kuat tekan beton pada kolom
1 1 1 1
𝐴 𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑎𝑟𝑦 = ( 𝐿𝑥 + 𝐿𝑥) 𝑥 ( 𝐿𝑦 + 𝐿𝑦)
2 2 2 2
Dengan,
Lx = Jarak antar kolom pada bentang X
Ly = Jarak antar kolom pada bentang Y
Untuk menentukan nilai beban total P, akan ditentukan nilai-nilai beban yang
terdapat pada daerah Tributary Area. Beban-beban yang bekerja pada Tributary
Area antara lain adalah Dead Load, SIDL (Super Imposed Dead Load), Live
Load, Roof, dan Rain. Kemudian dipilih daerah Tributary Area yang memiliki
beban paling besar (P ultimate).
Perhitungan yang sama dilakukan untuk balok induk arah x dengan panjang
6 meter sehingga didapat hasil 48.6 kN. Sehingga didapatkan Qu akibat
balok induk lantai tiga ialah 113.4 kN.
Perhitungan beban akibat pelat lantai 3 dengan metode tributary area ialah
sebagai berikut:
𝑄𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡 = 𝐿. 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟𝑢ℎ 𝑥 𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑥 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛
𝑄𝑢𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡 = 8 ∗ 6 ∗ 0.3 ∗ 24
𝑄𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡 = 345.6 𝑘𝑁
Akibat balok Anak lantai 2 pada arah x (6 meter):
𝑄𝑢 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 𝐴𝑛𝑎𝑘 = 2 𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛
𝑄𝑢 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 𝐴𝑛𝑎𝑘 = 2 ∗ 6 ∗ 0.25 ∗ 0.45 ∗ 24
𝑄𝑢 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 𝐴𝑛𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 2 = 32.4 𝑘𝑁
SI-3112 STRUKTUR BETON
b. Lantai 1
Untuk lantai 1 beban yang diterima akibat balok induk dan pelat dua kali
lebih besar dari beban yang diterima oleh kolom lantai 2.
Akibat balok induk lantai 1 pada arah y:
𝑄𝑢 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘 = 2𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛
𝑄𝑢 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘 = 2 ∗ 8 ∗ 0.45 ∗ 0.75 ∗ 24
𝑄𝑢 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 2 𝑥 2 = 129.6 𝑘𝑁
Perhitungan yang sama dilakukan untuk balok induk arah x dengan panjang
6 meter sehingga didapat hasil 97.2 kN. Sehingga didapatkan Qu akibat
balok induk lantai satu ialah 226.8 kN.
Perhitungan beban akibat pelat lantai 2 dengan metode tributary area ialah
sebagai berikut:
𝑄𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡 = 𝐿. 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟𝑢ℎ 𝑥 𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑥 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛
𝑄𝑢𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡 = 2 ∗ 8 ∗ 6 ∗ 0.3 ∗ 24
𝑄𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡 = 691.2 𝑘𝑁
C. Balok Anak
Pada lantai 1 balok anak memberikan beban sebesar 2 kali pemberian beban di
lantai 2 yaitu 64.8 kN
a. Lantai 2
Akibat SIDL atap berdasarkan SNI 1727-2013 pada gedung perkantoran
SIDL Atap ialah 1 kN/m atau 48 kN per Tributary Area
b. Lantai 1
Perhitungan SIDL pada lantai 1 dipengaruhi oleh atap, dinding, dan lantai.
Berdasarkan SNI 1727-2013 pada gedung perkantoran SIDL Atap,
dinding, dan lantai berturut turut ialah 1 kN/m, 2.5 kN/m, 1.5 kN/m atau
48 kN, 96.25 kN, dan 72 kN per Tributary Area dengan catatan dinding
mengelilingi Tributary Area. Sehingga total SIDL Lantai 1 ialah 216.25
kN
3. Live Load
a. Lantai 2
Live Load pada lantai 2 tidak ada
b. Lantai 1
Pada kolom lantai 1 terdapat beban hidup dari lantai 2 yang digunakan
sebagai kantor dan ruang rapat. Berdasarkan data yang diberikan ruang
rapat memiliki beban paling besar yaitu sebesar 4.8 kN/m2 sehingga beban
hidup pada kolom lantai 1 akibat Perkantoran yaitu:
b. Lantai 1
Beban atap dan hujan pada lantai 1 sama dengan beban atap dan hujan
pada lantai 2
Setelah didapatkan hasil perhitungan beban yang bekerja pada Tributary Area
pada masing-masing kolom, dapat dilakukan perhitungan kombinasi beban total
yang bekerja pada kolom yang terdapat pada tabel 2.6
Kombinasi Beban
Beban (kN) Kombinasi (kN)
Lantai Ag (m2) B min (m) B Pakai (mm)
DL SIDL LL R Lr 1 2 3 4 5
2 491.4 48 0 14.4 48 755.16 671.28 654.48 724.08 670.32 0.057536 0.2398666 450
1 999.8 216 230 14.4 48 1702.484 1851.912 1835.112 1766.472 1712.712 0.162141333 0.4026678 500
Dari hasil perhitungan beban total yang bekerja pada masing-masing kolom,
dapat ditentukan dimensi kolom sebagai berikut
Kolom lantai 2:
𝑃𝑢 𝑚𝑎𝑥 916.44
𝐴𝑔 = ′
= = 0.069 𝑚2
0,2 𝑥 𝑓𝑐 0,375 𝑥 35𝑥1000
𝑏 min = √𝐴𝑔 = √0.069 = 0.264 𝑚 → 300 𝑚𝑚
Pada perencanaan kolom ini akan digunakan kolom pendek, maka harus diperiksa
kriteria dari kolom pendek tersebut. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan
pemeriksaan kelangsingan kolom dengan cara berikut.
𝑘 𝑥 𝐿𝑢
𝜆= ≤ 22
𝑟
Dengan,
k = Kondisi perletakan (0,5)
Lu = Bentang bersih kolom (Tinggi lantai – tinggi balok induk)
I = Inersia penampang kolom (1/12 x b x h³)
A = Area penampang kolom
𝐼
r = Jari-jari girasi (𝑟 = √𝐴)
α 12.70170592 13.5099963
Untuk proses desain ini, tulangan baja dianggap leleh sehingga dapat menciptakan
kondisi daktil pada struktur. Agar terjadi kondisi daktil, maka regangan pada baja harus
mencapai 0,002 sebelum beton beton mencapai regangan ultimitnya sebesar 0,003. Tulangan
baja dapat diperiksa kondisi lelehnya dengan persamaan berikut:
𝐴𝑠
𝜌=
𝑏𝑥𝑑
0,75 𝑥 0,85 𝑥 𝛽1 𝑥 𝑓𝑐 ′ 600
𝜌 𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 = 𝑥 ( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
Dengan,
As = Luas tulangan pada penampang yang mengalami tarik
b = Lebar penampang
SI-3112 STRUKTUR BETON
Kuat geser nominal ditentukan dengan memperhitungkan baik kontribusi beton dan
tulangan sengkang, sehingga:
𝑉𝑛 = 𝑉𝑐 + 𝑉𝑠
dimana :
Vc = gaya geser yang dipikul oleh beton
Vs = gaya geser yang dipikul oleh tulangan sengkang
Nilai Vs dapat ditentukan berdasarkan prinsip zonasi geser. Detail desain dengan cara zonasi
dapat dilihat sesuai gambar di bawah ini:
SI-3112 STRUKTUR BETON
Dengan mengetahui jarak antar sengkang pengikat (s), maka gaya geser yang dipikul
oleh sengkang adalah:
𝑑
𝑉𝑠 = 𝐴𝑣 𝑓𝑦
𝑠
Hasil dari desain penulangan geser adalah tulangan sengkang dengan diameter tulangan
dan spasi antar tulangan sengkang yang penulis dapatkan dari prinsip zonasi geser.
Tujuan utama pada proses desain tulangan torsi adalah untuk memenuhi syarat berikut:
∅𝑇𝑛 ≥ 𝑇𝑢
dimana
Vu = momen torsi ultimate
Tn = kapasitas torsi penampang
Φ = faktor reduksi (bernilai 0,75)
1000 𝑚𝑚
𝑆=
𝑛
Untuk perhitungan jumlah tulangan yang dibutuhkan oleh kolom dapat dihitung dengan
software PCA Column, yang akan secara otomati menghitung rasio As berbanding dengan
Ag. Sementara untuk spasi tulangan sengkang kolom terdapat 3 parameter penentuan spasi
tulangan sengkang yang harus penulis asumsikan terlebih dahulu diameter tulangan
sengkangnya sebagai berikut.
16 db (diameter tulangan lentur)
48 d stirrup (diameter tulangan sengkang)
Dimensi penampang kolom terkecil
Lalu ambil spasi sengkang terkecil dari penampang diatas dan lakukan pembulatan
terhadap spasi tulangan sengkang yang didapat untuk mempermudah pemasangan di
lapangan.
Kondisi service berbeda dengan kondisi ultimit dalam perhitungan kekuatan struktur.
Sebab dalam perhitungan kondisi service, beban sebenarnya yang digunakan, bukan beban
terfaktor. Sehingga, kombinasi beban yang digunakan adalah sebagai berikut.
a. 𝑃𝑢 = 1.4 × (𝐷𝐿 + 𝑆𝐷𝐿)
b. 𝑃𝑢 = 1.2 × (𝐷𝐿 + 𝑆𝐷𝐿) + 1.6 × 𝐿 + 0.5 × 𝐿𝑟
c. 𝑃𝑢 = 1.2 × (𝐷𝐿 + 𝑆𝐷𝐿) + 1.6 × 𝐿 + 0.5 × 𝑅
SI-3112 STRUKTUR BETON
EI pada elemen struktur harus disesuaikan juga dengan kondisi service. Berdasarkan
SNI Pasal 10.10.4.1 rasio inersia efektif pada balok adalah 0,35 Ig sementara rasio inersia
efektif pada kolom adalah 0,7 Ig.
Kemudian hasil perhitungan lendutan yang dilakukan dengan software ETABS harus
dikalikan dengan λ yang merupakan faktor waktu atau usia dari struktur yang didesain. Nilai
λ dapat dihitung dengan dengan rumus sebagai berikut.
ξ
𝜆=
1 + 50 𝑥 𝜌′
𝐴𝑠 ′
𝜌′ =
𝑏𝑤 𝑥 𝑑
Dengan,
ξ = Faktor jangka panjang untuk beban tetap
5 Tahun = 2
12 Bulan = 1,4
6 Bulan = 1,2
3 Bulan = 1
As’ = Luas tulangan tekan
b = Lebar badan
d = Tinggi efektif
Setelah itu bandingkan lendutan yang didapatkan dari perhitungan dengan lendutan izin
yang terdapat pada SNI Pasal 9.5.3.1 yang tertera pada tabel berikut.
SI-3112 STRUKTUR BETON
Db adalah diameter tulangan yang digunakan dalam desain penulangan balok maupun
pelat. Penentuan panjang penyaluran (ldh) harus melalui perhitungan terlebih dahulu. Panjang
SI-3112 STRUKTUR BETON
penyaluran dapat dihitung berdasarkan persamaan pada SNI Pasal 12.2 yang disajikan pada
tabel berikut.
Dengan,
Ψt = Faktor lokasi tulangan (bila dibawah tulangan terdapat beton ≥ 300 mm,
maka nilainya 1,3)
Ψe = Faktor pelapis
db = Diameter tulangan
𝑓𝑦
𝑙𝑑𝑐 = (0,24 𝑥 ) 𝑥 𝑑𝑏 ≥ 0,043 𝑥 𝑑𝑏 𝑥 𝑓𝑦
𝜆 𝑥 √𝑓𝑐 ′
𝑑𝑏 𝑥 𝑓𝑦
𝑙𝑑𝑐 =
4 𝑥 √𝑓𝑐 ′
Nilai panjang penyaluran tulangan tarik yang terdapat pada gambar diatas dapat
digunakan untuk menghitung panjang penyaluran pada pemutusan tulangan dan sambungan
lewatan. Panjang penyaluran digunakan untuk menambah panjang tulangan sejauh ldh setelah
titik dimana tulangan tersebut tidak dibutuhkan lagi. Untuk sambungan lewatan, nilai panjang
SI-3112 STRUKTUR BETON
penyaluran harus dikalikan dengan faktor pengali sesuai dengan klasifikasi sambingan yang
terdapat pada tabel berikut.
BAB III
PEMODELAN STRUKTUR
3.1 Prosedur ETABS
Dalam mengerjakan tugas besar Struktur Beton ini, software yang digunakan untuk
pemodelan struktur beserta analisis beban yang dibebankan pada struktur adalah ETABS
2016. Berikut adalah langkah-langkah pengerjaannya.
1. Buka software ETABS 2016, dan akan muncul tampilan seperti ini.
2. Klik File > New Model, dan akan muncul dialog box “Model Initialization”. Pilih
Use Built-In Setting With, dan pada bagian Display Units, pilih “Metric SI”, kemudian
klik OK
3. Akan muncul dialog box New Model Quick Templates. Pilih Custom Grid Spacing
dan Custom Story Data, pilih Grid Only pada Add Structural Objects, kemudian klik
Edit Grid Data dan atur sesuai dengan desain gambar gedung. Pada Custom Grid
Spacing, pilih Display Grid Data as Ordinates, dan atur sesuai dengan ketentuan
gambar gedung. Klik OK.
5. Mendefinisikan material yang dipakai dalam pendesainan gedung ini, yaitu beton fc’
28 MPa dan 35 MPa, serta baja fy 420 MPa. Klik Define > Material Properties, lalu
muncul kotak dialog Define Materials, lalu pilih Add New Material.
SI-3112 STRUKTUR BETON
Kemudian pada Region pilih User, dan pada Material Type pilih Concrete
Kemudian pada spesifikasi bahan, isi dengan nama Beton28, kemudian isi kolom
Specify Weight Density > Weight per Unit Volume dengan angka 24 kN/m3
SI-3112 STRUKTUR BETON
Klik Modify / Show Material Property Design Data. Pada dialog box yang muncul, isi
kolom Specified Concrete Compressive Strength, fc’ dengan angka 28 MPa, dan klik
OK. Lakukan hal yang sama untuk mendefinisikan material Beton35 dengan fc’ yaitu
35 MPa.
SI-3112 STRUKTUR BETON
Kemudian pada Section Shape pilih Concrete Rectangular, kemudian klik OK.
Beri nama “Balok Induk” pada kolom Property Name, pilih “Beton 28” di Material.
Isi angka ukuran penampang balok induk berdasarkan perhitungan pada preliminary
design di bagian Section Dimensions dengan panjang 750 mm dan lebar 450 mm,
kemudian klik Modify / Show Modifiers, dan ganti angka pada Moment of Inertia
about 2 axis dan Moment of Inertia about 3 axis dengan 0.35, kemudian klik OK.
Lakukan hal yang sama untuk memasukkan ukuran penampang balok anak hasil
preliminary design.
7. Memasukkan dimensi penampang kolom pada software ETABS 2016, dengan cara
yang sama seperti cara memasukkan dimensi penampang balok anak dan balok induk,
perbedaannya untuk kolom, gunakan jenis material “Beton35”, dan angka Moment of
Inertia about 2 axis dan Moment of Inertia about 3 axis dengan angka 0.7. Perhatikan
bahwa dimensi penampang kolom untuk lantai 1 dan 2 berbeda.
SI-3112 STRUKTUR BETON
8. Untuk penampang pelat, klik Define > Section Properties > Slab Sections, kemudian
muncul kotak dialog Slab Properties, klik Add New Property.
SI-3112 STRUKTUR BETON
Kemudian pada Property Name beri nama “Pelat”, pilih “Beton28” pada Slab
Material, kemudian pada Modelling Type pilih Membrane. Isi Thickness sesuai hasil
perhitungan preliminary design yaitu 2666.67 mm, kemudian klik OK.
muncul Property of Object di kotak kecil sebelah kiri bawah, pilih “Kolom Lt 1”.
Lakukan hal yang sama untuk menggambar kolom di lantai 2.
11. Membuat daerah untuk tangga. Untuk membuat daerah tangga, pada lantai 1, ubah
jadi tinjauan “Story 1”. Klik tool Quick Draw Floor/Wall, dan pada Properties of
Object, pilih “Opening”, lalu gambarkan ke tangga sesuai dengan kriteria
pendesainan.
SI-3112 STRUKTUR BETON
12. Menggambarkan pelat pada gedung. Klik Quick Draw Floor / Wall, pada bagian
Property pilih “Pelat”. Lalu gambarkan pelat untuk setiap lantai kecuali lantai dasar.
13. Klik Define > Load Pattern. Lalu masukkan beban-beban yang bekerja pada
gedung. Beban yang ada yaitu deadload, liveload, SIDL, dan hujan. Seperti pada
tampilan berikut.
15. Memberikan perletakan pada lantai dasar. Klik Assign > Joint > Restraints.
Lalu pilih pada vdf
24 𝑥 0.15 𝑥 √142 + 42
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 =
2
gcdhj
18. Klik Select > Select > Object Type. Lalu pilih Floors dan klik select.
SI-3112 STRUKTUR BETON
19. Klik Assign > Shell > Diaphragms. Lalu klik D1 dan klik OK.
20. Klik Define > Mass Source > Modify Mass Source. Lalu input load patterns
seperti pada tampilan berikut.
Balok Induk
M3 Max M3 Min V max T Max
Story
(kgf-m) (kgf-m) (kgf) (kgf)
Base 16139.73 -32081.7 -23683.7 1178.3
1 16055.05 -25676 -20764.2 2215.07
2 13656.05 -20176.7 15920.35 2117.17
Balok Anak
M3 Max M3 Min V max T Max
Story
(kgf-m) (kgf-m) (kgf) (kgf)
Base 255.7523 -537.022 -422.216 122.245
1 280.6262 -454.228 -370.191 -126.458
2 242.9821 -351.96 280.1597 -126.719
Balok Kanopi
M3 Max M3 Min V max T Max
Story
(kgf-m) (kgf-m) (kgf) (kgf)
1 0 -2113.51 -5636.03 0
2 0 -1902.15 -4908.77 0
Pelat Kanopi
M max M min V max
Story
kgf - m kgf-m kgf
1 980.7251 -1855.98 1698.867
2 771.0487 -1388.72 1255.253
Pelat Lantai
M max M min V max
Story
kgf - m kgf-m kgf
Base 1302.542 -2904.48 2912.084
1 2213.553 -4890.64 4742.226
2 1867.384 -3675.77 3579.36
SI-3112 STRUKTUR BETON
BAB IV
DESAIN PENULANGAN DAN PEMERIKSAAN KEMAMPUAN LAYAN
Dalam pendesainan gedung bertingkat dua ini, diperlukan penggunaan baja tulangan
untuk membantu beton dalam menahan tegangan tarik, karena beton tidak kuat menahan gaya
tarik (brittle). Langkah awal adalah mengasumsikan tulangan yang akan digunakan sebagai
berikut.
Diameter tulangan = 25 mm
Selimut beton = 60 mm
Diameter tulangan sengkang = 10 mm
Contoh perhitungan adalah sebagai berikut.
1. Setelah mendefinisikan semua material yang akan dipakai beserta dimensi tulangan
yang akan digunakan, kemudian dicari nilai momen ultimit (Mu) pada tumpuan dan
Mu pada lapangan. Di bawah ini akan dihitung pada bagian tumpuan balok induk
pada lantai dasar (Base).
𝑀𝑢 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 𝑀3 𝑀𝑖𝑛 (𝑘𝑔𝑓 − 𝑚) × 10000 𝑁𝑚𝑚
𝑀𝑢 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 32081.7 × 10000 = 320817000 𝑁𝑚𝑚
Langkah yang sama dilakukan untuk mencari nilai Mu pada lapangan, dengan
mengganti data M3 Min menjadi data M3 Max.
2. Langkah ke dua adalah mengasumsikan nilai a terlebih dahulu, sebelum nantinya akan
berubah dengan otomatis saat dicari dengan nilai goalseek. Pada awalnya nilai a
diasumsikan bernilai 200 mm.
3. Menghitung nilai d dengan rumus:
𝑑 =ℎ−𝑠
𝑑 = 750 − 60 = 690 𝑚𝑚
4. Menentukan nilai β1, karena fc’ beton yang digunakan = 28 MPa, maka sesuai dengan
standar, nilai β1 yang digunakan adalah 0.85.
5. Mencari nilai εs tumpuan dengan rumus:
SI-3112 STRUKTUR BETON
𝑎
𝑑−
𝛽1
𝜀𝑠 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 0.003 × 𝑎
𝛽1
200
690 −
𝜀𝑠 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 0.003 × 0.85 = 1.9325
200
0.85
Rumus yang sama dilakukan juga untuk mencari nilai εs lapangan dengan
menggunakan nilai a lapangan.
6. Menentukan nilai φ tumpuan dan lapangan, dengan memenuhi kondisi sebagai
berikut:
Jika nilai εs < 0.002, maka nilai φ = 0.65
Jika nilai εs > 0.005, maka nilai φ = 0.9
Jika tidak memenuhi kedua kondisi sebelumnya, maka:
250
𝜑 = 0.65 + (𝜀𝑠 − 0.002) ×
3
Jika melihat nilai εs yang didapat (sebelum proses goalseek), maka nilai φ = 0.9.
7. Menghitung nilai Cc tumpuan dengan menggunakan rumus:
𝐶𝑐 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 0.85 × 𝑓𝑐′ × 𝑎 × 𝑏
𝐶𝑐 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 0.85 × 28 × 200 × 450 = 2.142.000 𝑁
Berlaku juga untuk mencari nilai Cc lapangan dengan menggunakan data a lapangan.
8. Menghitung nilai Mn (momen nominal) akibat Cc tumpuan dengan rumus:
𝑎
𝑀𝑛 = 𝐶𝑐 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 × (𝑑 − )
2
200
𝑀𝑛 = 2142000 × (690 − ) = 1263780000 𝑁𝑚𝑚
2
Rumus ini juga berlaku untuk mencari nilai Mn akibat Cc lapangan dengan
menggunakan data Cc lapangan dan a lapangan
9. Menghitung nilai Mn tumpuan dengan rumus:
𝑀𝑢 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 320817000
𝑀𝑛 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = = = 356463333.3 𝑁𝑚𝑚
𝜑 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 0.9
Berlaku juga untuk mencari nilai Mn lapangan dengan nilai Mu dan φ lapangan.
10. Mencari nilai f (a) tumpuan dengan menggunakan rumus:
𝑓(𝑎) 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 𝑀𝑛 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 − 𝑀𝑛 𝑎𝑘𝑖𝑏𝑎𝑡 𝐶𝑐 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
Pada tugas besar ini, nilai f (a) = 0, sehingga dengan menggunakan fitur goalseek di
Microsoft Excel, maka nilai f (a) akan menjadi 0, akan tetapi hasil perhitungan dari
SI-3112 STRUKTUR BETON
atas akan berubah semua. Misalnya nilai a pada lantai dasar berubah nilai dari 200
mm menjadi 50.05 mm, begitu juga dengan angka-angka yang berkaitan dengan nilai
a hari ini.
11. Menghitung luas baja perlu tumpuan dengan menggunakan rumus:
𝐶𝑐 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 =
𝑓𝑦
536056.012
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = = 1276.323 𝑚𝑚2
420
Cara ini dilakukan juga untuk menghitung nilai luas baja perlu lapangan dengan nilai
Cc lapangan.
12. Menghitung ρ balance dengan menggunakan rumus:
0.85 × 𝛽1 × 𝑓𝑐′ × 600
𝜌 𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 =
𝑓𝑦 × (600 + 𝑓𝑦)
0.85 × 0.85 × 28 × 600
𝜌 𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 = = 0.028333
420 × (600 + 420)
13. Menghitung nilai As max, dengan menggunakan rumus:
𝐴𝑠 max = 0.75 × 𝜌𝑏𝑎𝑙 × 𝑏 × 𝑑
𝐴𝑠 max = 0.75 × 0.028333 × 450 × 690 = 6598.125 𝑚𝑚^2
14. Menghitung nilai As min 1 dan As min 2, dengan rumus:
√𝑓𝑐′ × 𝑏 × 𝑑
𝐴𝑠 min 1 =
4 × 𝑓𝑦
√28 × 450 × 690
𝐴𝑠 min 1 = = 977.983 𝑚𝑚2
4 × 420
1.4 × 𝑏 × 𝑑
𝐴𝑠 min 2 =
𝑓𝑦
1.4 × 450 × 690
𝐴𝑠 min 2 = = 1035 𝑚𝑚2
420
15. Menentukan As pakai untuk tumpuan dengan membandingkan nilai As perlu
tumpuan, As min 1, dan As min 2, As yang dipakai adalah nilai As terbesar. Pada kali
ini nilai yang terbesar adalah nilai As perlu tumpuan, yaitu 1276.323 mm2, begitu juga
dengan nilai As pakai lapangan.
16. Menghitung nilai As/tulangan dengan rumus:
𝐴𝑠 1
= × 𝜋 × 𝐷 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙 2
𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 4
𝐴𝑠 1
= × 𝜋 × 252 = 490.873 𝑚𝑚2
𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 4
SI-3112 STRUKTUR BETON
Desain Lentur
Balok Induk Base Story 1 Story 2
fc' (Mpa) 28 28 28
fy (Mpa) 420 420 420
Es (Mpa) 200000 200000 200000
h (mm) 750 750 750
b (mm) 450 450 450
D tul Long. (mm) 25 25 25
D tul sengkang (mm) 10 10 10
Mu tump. (Nmm) 320817000 256760000 201767000
Mu lap. (Nmm) 161397266.5 160550453.7 136560521.2
a tump. (mm) 50.05191523 39.75022954 31.034687
a lap (mm) 24.70937475 24.57733615 20.84754925
β1 0.85 0.85 0.85
Selimut Beton (mm) 60 60 60
d (mm) 690 690 690
ɛs tumpuan 0.0321535 0.041263895 0.053694627
ɛs lapangan 0.068207791 0.068590346 0.08139841
Øtumpuan 0.9 0.9 0.9
Ølapangan 0.9 0.9 0.9
Cc tumpuan (N) 536056.0121 425724.9584 332381.4977
Cc lapangan (N) 264637.4036 263223.2701 223277.2525
Mn akibat Cc Tump. (Nmm) 356463333.3 285288888.9 224185555.6
Mn akibat Cc Lap. (Nmm) 179330296.1 178389393 151733912.4
Mn tumpuan (Nmm) 356463333.3 285288888.9 224185555.6
Mn Lapangan (Nmm) 179330296.1 178389393 151733912.4
f(a) tumpuan 3.3617E-05 0 0
f(a) lapangan 0 0 0
As perlu tum. (mm^2) 1276.323838 1013.630853 791.3845184
As perlu lap. (mm^2) 630.0890563 626.7220718 531.6125059
ρbal 0.028333333 0.028333333 0.028333333
As max (mm^2) 6598.125 6598.125 6598.125
As min 1 (mm^2) 977.9830739 977.9830739 977.9830739
As min 2 (mm^2) 1035 1035 1035
As pakai tum. (mm^2) 1276.323838 1035 1035
As pakai lap. (mm^2) 1035 1035 1035
As/tulangan (mm^2) 490.8738521 490.8738521 490.8738521
n tum. 3 3 3
n lapangan 3 3 3
Jarak bersih antar tulangan tump. 140 140 140
Jarak bersih antar tulangan lap. 140 140 140
SI-3112 STRUKTUR BETON
Desain Lentur
Balok Anak Base Story 1 Story 2
fc' (Mpa) 28 28 28
fy (Mpa) 420 420 420
Es (Mpa) 200000 200000 200000
h (mm) 450 450 450
b (mm) 250 250 250
D tul Long. (mm) 25 25 25
D tul sengkang (mm) 10 10 10
Mu tump. (Nmm) 5370220 4542280 3519600
Mu lap. (Nmm) 2557522.978 2806261.551 2429821.427
a tump. (mm) 2.579923606 2.181051415 1.688925994
a lap (mm) 1.226532097 1.346028214 1.165197457
β1 0.85 0.85 0.85
Selimut Beton (mm) 60 60 60
d (mm) 390 390 390
ɛs tumpuan 0.38247653 0.452972745 0.585835748
ɛs lapangan 0.807822646 0.735840382 0.850503408
Øtumpuan 0.9 0.9 0.9
Ølapangan 0.9 0.9 0.9
Cc tumpuan (N) 15350.54546 12977.25592 10049.10966
Cc lapangan (N) 7297.865977 8008.867875 6932.924869
Mn akibat Cc Tump. (Nmm) 5966911.111 5046977.778 3910666.667
Mn akibat Cc Lap. (Nmm) 2841692.198 3118068.39 2699801.586
Mn tumpuan (Nmm) 5966911.111 5046977.778 3910666.667
Mn Lapangan (Nmm) 2841692.198 3118068.39 2699801.586
f(a) tumpuan -5.7742E-08 -2.8871E-08 -1.11759E-08
f(a) lapangan -4.19095E-09 -4.19095E-09 -3.72529E-09
As perlu tum. (mm^2) 36.54891776 30.89822838 23.92645157
As perlu lap. (mm^2) 17.37587137 19.06873303 16.50696397
ρbal 0.028333333 0.028333333 0.028333333
As max (mm^2) 2071.875 2071.875 2071.875
As min 1 (mm^2) 307.0961343 307.0961343 307.0961343
As min 2 (mm^2) 325 325 325
As pakai tum. (mm^2) 325 325 325
As pakai lap. (mm^2) 325 325 325
As/tulangan (mm^2) 490.8738521 490.8738521 490.8738521
n tum. 2 2 2
n lapangan 2 2 2
Jarak bersih antar tulangan tump. 105 105 105
Jarak bersih antar tulangan lap. 105 105 105
SI-3112 STRUKTUR BETON
Desain Lentur
Balok Kanopi Base Story 1 Story 2
fc' (Mpa) 28 28 28
fy (Mpa) 420 420 420
Es (Mpa) 200000 200000 200000
h (mm) 750 750 750
b (mm) 450 450 450
D tul Long. (mm) 25 25 25
D tul sengkang (mm) 10 10 10
Mu tump. (Nmm) 21135093.7 19021493.4
Mu lap. (Nmm) 0 0
a tump. (mm) 3.185126196 2.865935455
a lap (mm) 3.20803E-13 3.20803E-13
β1 0.85 0.85
Selimut Beton (mm) 60 60
d (mm) 690 690
ɛs tumpuan 0.549411393 0.610935669
ɛs lapangan 5.48467E+12 5.48467E+12
Øtumpuan 0.9 0.9
Ølapangan 0.9 0.9
Cc tumpuan (N) 34112.70156 30694.16872
Cc lapangan (N) 3.4358E-09 3.4358E-09
Mn akibat Cc Tump. (Nmm) 23483437.44 21134992.67
Mn akibat Cc Lap. (Nmm) 2.3707E-06 2.3707E-06
Mn tumpuan (Nmm) 23483437.44 21134992.67
Mn Lapangan (Nmm) 0 0
f(a) tumpuan -2.98023E-08 0
f(a) lapangan -2.3707E-06 -2.3707E-06
As perlu tum. (mm^2) 81.22071799 73.08135411
As perlu lap. (mm^2) 8.18048E-12 8.18048E-12
ρbal 0.028333333 0.028333333
As max (mm^2) 6598.125 6598.125
As min 1 (mm^2) 977.9830739 977.9830739
As min 2 (mm^2) 1035 1035
As pakai tum. (mm^2) 1035 1035
As pakai lap. (mm^2) 1035 1035
As/tulangan (mm^2) 490.8738521 490.8738521
n tum. 3 3
n lapangan 3 3
Jarak bersih antar tulangan tump. 140 140
Jarak bersih antar tulangan lap. 140 140
SI-3112 STRUKTUR BETON
Tulangan geser diperlukan untuk membuat beton dapat menahan gaya geser
yang bekerja pada beton, dalam hal ini digunakan tulangan sengkang yang
akan dipasang berdasarkan diameter dan jarak sesuai dengan yang telah
didesain sebelumnya. Dalam perancangan tulangan geser, digunakan nilai
Momen Ultimate Positif (Mu+) sebagai acuan untuk perancangan.
Diasumsikan diameter tulangan sengkang yaitu 10 mm.
Tabel 5.3, 5.4 dan 5.5 merupakan hasil perhitungan penulangan geser pada
balok
SI-3112 STRUKTUR BETON
Desain Geser
Balok Induk 8 m Base Story 1 Story 2
fc' (Mpa) 28 28 28
fy (Mpa) 420 420 420
Es (Mpa) 200000 200000 200000
h (mm) 750 750 750
b (mm) 450 450 450
φ sengkang (mm) 10 10 10
Selimut beton 60 60 60
d (mm) 690 690 690
Vu (N) 236837 207642 159203.451
Vc (N) 273835.2607 273835.2607 273835.261
Ø 0.75 0.75 0.75
Batas Zona 1 (N) 136917.6303 136917.6303 136917.63
Batas Zona 2a (N) 377335.2607 377335.2607 377335.261
Batas Zona 2b (N) 376523.4835 376523.4835 376523.483
Zona 2 pilih (N) 376523.4835 376523.4835 376523.483
Batas Zona 3 (N) 821505.7821 821505.7821 821505.782
Batas Zona 4 (N) 1369176.303 1369176.303 1369176.3
Batas Zona 1 (mm) 2312.436492 2637.571018 3440.06689
Batas Zona 2 (mm) 6359.200352 7253.3203 9460.18394
Batas Zona 3 (mm) 13874.61895 15825.42611 20640.4013
Batas Zona 4 (mm) 23124.36492 26375.71018 34400.6689
ZONA 2 ZONA 2 ZONA 2
V pakai (N) 376523.4835 376523.4835 376523.483
Ø 0.75 0.75 0.75
Vn (N) 502031.3113 502031.3113 502031.311
Zonasi ZONA 2 ZONA 2 ZONA 2
As pakai (mm^2) 78.53981634 78.53981634 78.5398163
Av pakai (mm^2) 157.0796327 157.0796327 157.079633
Spasi Tul. Min 1 439.8229715 439.8229715 439.822972
Spasi Tul. Min 2 443.299887 443.299887 443.299887
Spasi Tul. Min 3 345 345 345
Spasi Tul. Min 4 600 600 600
Spasi Tul Max. izin (mm) 345 345 345
Spasi Tul. Pakai (mm) 300 300 300
SI-3112 STRUKTUR BETON
Desain Geser
Balok Induk 6 m Base Story 1 Story 2
fc' (Mpa) 28 28 28
fy (Mpa) 420 420 420
Es (Mpa) 200000 200000 200000
h (mm) 750 750 750
b (mm) 450 450 450
φ sengkang (mm) 10 10 10
Selimut beton 60 60 60
d (mm) 690 690 690
Vu (N) 236837 207642 159203.451
Vc (N) 273835.2607 273835.2607 273835.261
Ø 0.75 0.75 0.75
Batas Zona 1 (N) 136917.6303 136917.6303 136917.63
Batas Zona 2a (N) 377335.2607 377335.2607 377335.261
Batas Zona 2b (N) 376523.4835 376523.4835 376523.483
Zona 2 pilih (N) 376523.4835 376523.4835 376523.483
Batas Zona 3 (N) 821505.7821 821505.7821 821505.782
Batas Zona 4 (N) 1369176.303 1369176.303 1369176.3
Batas Zona 1 (mm) 1734.327369 1978.178264 2580.05017
Batas Zona 2 (mm) 4769.400264 5439.990225 7095.13796
Batas Zona 3 (mm) 10405.96421 11869.06958 15480.301
Batas Zona 4 (mm) 17343.27369 19781.78264 25800.5017
ZONA 2 ZONA 2 ZONA 2
V pakai (N) 376523.4835 376523.4835 376523.483
Ø 0.75 0.75 0.75
Vn (N) 502031.3113 502031.3113 502031.311
Zonasi ZONA 2 ZONA 2 ZONA 2
As pakai (mm^2) 78.53981634 78.53981634 78.5398163
Av pakai (mm^2) 157.0796327 157.0796327 157.079633
Spasi Tul. Min 1 439.8229715 439.8229715 439.822972
Spasi Tul. Min 2 443.299887 443.299887 443.299887
Spasi Tul. Min 3 345 345 345
Spasi Tul. Min 4 600 600 600
Spasi Tul Max. izin (mm) 345 345 345
Spasi Tul. Pakai (mm) 300 300 300
SI-3112 STRUKTUR BETON
Desain Geser
Balok Anak Base Story 1 Story 2
fc' (Mpa) 28 28 28
fy (Mpa) 420 420 420
Es (Mpa) 200000 200000 200000
h (mm) 450 450 450
b (mm) 250 250 250
φ seng (mm) 10 10 10
Selimut beton 60 60 60
d (mm) 390 390 390
Vu (N) 4222.16 3701.91 2801.596764
Vc (N) 85986.91761 85986.91761 85986.91761
Ø 0.75 0.75 0.75
Batas Zona 1 (N) 42993.4588 42993.4588 42993.4588
Batas Zona 2a (N) 118486.9176 118486.9176 118486.9176
Batas Zona 2b (N) 118232.0117 118232.0117 118232.0117
Zona 2 pilih 118232.0117 118232.0117 118232.0117
Batas Zona 3 257960.7528 257960.7528 257960.7528
Batas Zona 4 429934.588 429934.588 429934.588
Batas Zona 1 (mm) 30548.43408 34841.57541 46038.16583
Batas Zona 2 (mm) 84008.19371 95814.33237 126604.956
Batas Zona 3 (mm) 183290.6045 209049.4524 276228.995
Batas Zona 4 (mm) 305484.3408 348415.7541 460381.6583
ZONA 2 ZONA 2 ZONA 2
V pakai (N) 3947.7196 3461.28585 2619.492974
Ø 0.75 0.75 0.75
Vn (N) 5263.626133 4615.0478 3492.657299
Zonasi ZONA 2 ZONA 2 ZONA 2
As pakai (mm^2) 78.53981634 78.53981634 78.53981634
Av pakai (mm^2) 157.0796327 157.0796327 157.0796327
Spasi Tul. Min 1 791.6813487 791.6813487 791.6813487
Spasi Tul. Min 2 797.9397967 797.9397967 797.9397967
Spasi Tul. Min 3 195 195 195
Spasi Tul. Min 4 600 600 600
Spasi Tul Max. izin (mm) 195 195 195
Spasi Tul. Pakai (mm) 200 200 200
SI-3112 STRUKTUR BETON
Desain Geser
Balok Kanopi Base Story 1 Story 2
fc' (Mpa) 28 28
fy (Mpa) 420 420
Es (Mpa) 200000 200000
h (mm) 750 750
b (mm) 450 450
φ seng (mm) 10 10
Selimut beton 60 60
d (mm) 690 690
Vu (N) 56360.25 49087.725
Vc (N) 273835.2607 273835.261
Ø 0.75 0.75
Batas Zona 1 (N) 136917.6303 136917.63
Batas Zona 2a (N) 377335.2607 377335.261
Batas Zona 2b (N) 376523.4835 376523.483
Zona 2 pilih 376523.4835 376523.483
Batas Zona 3 821505.7821 821505.782
Batas Zona 4 1369176.303 1369176.3
Batas Zona 1 (mm) 9717.31888 11156.975
Batas Zona 2 (mm) 26722.62692 30681.6813
Batas Zona 3 (mm) 58303.91328 66941.8501
Batas Zona 4 (mm) 7937253.933 7937253.93
ZONA 2 ZONA 2
V pakai (N) 56360.25 49087.725
Ø 0.75 0.75
Vn (N) 75147 65450.3
Zonasi ZONA 2 ZONA 2
As pakai (mm^2) 78.53981634 78.5398163
Av pakai (mm^2) 157.0796327 157.079633
Spasi Tul. Min 1 439.8229715 439.822972
Spasi Tul. Min 2 443.299887 443.299887
Spasi Tul. Min 3 345 345
Spasi Tul. Min 4 600 600
Spasi Tul Max. izin (mm) 345 345
Spasi Tul. Pakai (mm) 300 300
Contoh perhitungan tulangan geser untuk balok induk story2 akan ditunjukan
pada langkah-langkah berikut ini.
SI-3112 STRUKTUR BETON
Vc
1
𝑉𝑐 = 𝑥 √𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑 = 273.835 𝑘𝑁
6
Penentuan zona
Vu/Ø
𝑉𝑢/Ø = 502.031 𝑘𝑁
Nilai tersebut lebih besar dari pada syarat batas zonasi 1 sehingga balok induk
lantai 2 membutuhkan tulangan geser.
Dari ke-empat hasil yang didapat, dipilih jarak yang paling kecil agar
mendapatkan hasil yang paling aman. Dalam hal ini jarak yang dipilih adalah
345 mm yang kemudian diambil spasi 300 mm. Dengan cara yang sama, akan
dilakukan perhitungan tersebut untuk mendapatkan tulangan geser pada balok
induk lainnya, balok anak, dan balok kanopi untuk setiap lantai
𝑑𝑙 𝑑𝑠
Xo = bw − 2 (s − − ) = 365 mm
2 2
𝑑𝑙 𝑑𝑠
Yo = Hw − 2 (s − − ) = 665 mm
2 2
Tu = 11.56 kN. mm
c. Menentukan Tcr
ɸ √fc′ Acp 2
Tcr = ×( )
12 Pcp
Karena Tu > Tcr , maka balok induk atap ini tidak membutuhkan tulangan torsi.
Begitu juga dengan balok – balok lainnya
Desain Torsi
Balok Induk Base Story 1 Story 2
Tinggi Balok (mm) 750 750 750
Lebar Balok (mm) 450 450 450
Acp (mm2) 337500 337500 337500
Pcp (mm) 2400 2400 2400
φ sengkang (mm) 10 10 10
Selimut beton (mm) 60 60 60
D tul Long. (mm) 25 25 25
xo (mm) 365 365 365
yo (mm) 665 665 665
Aoh (mm2) 242725 242725 242725
Ao (mm2) 206316.3 206316.25 206316.25
Ph (mm) 2060 2060 2060
fc' (Mpa) 28 28 28
Tcr (N) 83713225 83713225.08 83713225.08
Tu (N) 11559.16 21729.84994 20769.40072
Tu<0.75Tcr/4 TerpenuhiTerpenuhi Terpenuhi
Perlukah Tulangan Torsi Tidak Tidak Tidak
Dengan cara yang sama dihitung pula unutk balok anak dan balok kanopi. Berikut
adalah tabel hasil pemeriksaan dan perhitungan dari desain tulangan torsi untuk
setiap balok yang ada pada gedung kantor yang didesain.
SI-3112 STRUKTUR BETON
Desain Torsi
Balok Anak Base Story 1 Story 2
Tinggi Balok (mm) 450 450 450
Lebar Balok (mm) 250 250 250
Acp (mm2) 112500 112500 112500
Pcp (mm) 1400 1400 1400
φ sengkang (mm) 10 10 10
Selimut beton (mm) 60 60 60
D tul Long. (mm) 25 25 25
xo (mm) 165 165 165
yo (mm) 365 365 365
Aoh (mm2) 60225 60225 60225
Ao (mm2) 51191.25 51191.25 51191.25
Ph (mm) 1060 1060 1060
fc' (Mpa) 28 28 28
Tcr (N) 15945376.21 15945376.21 15945376.21
Tu (N) 1199.220909 1240.554834 1243.11753
Tu<0.75Tcr/4 Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi
Perlukah Tulangan Torsi Tidak Tidak Tidak
Desain Torsi
Balok Kanopi Base Story 1 Story 2
Tinggi Balok (mm) 750 750 750
Lebar Balok (mm) 450 450 450
Acp (mm2) 337500 337500 337500
Pcp (mm) 2400 2400 2400
φ sengkang (mm) 10 10 10
Selimut beton (mm) 60 60 60
D tul Long. (mm) 25 25 25
xo (mm) 365 365 365
yo (mm) 665 665 665
Aoh (mm2) 242725 242725 242725
Ao (mm2) 206316.25 206316.25 206316.25
Ph (mm) 2060 2060 2060
fc' (Mpa) 28 28 28
Tcr (N) 83713225.08 83713225.08 83713225.08
Tu (N) 0 0 0
Tu<0.75Tcr/4 Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi
Perlukah Tulangan Torsi Tidak Tidak Tidak
SI-3112 STRUKTUR BETON
Penulangan Geser
Jenis Balok
Base Story 1 Story 2
Balok Induk 8 m Diameter Zonasi Spasi (mm) Diameter Zonasi Spasi (mm) Diameter Zonasi Spasi (mm)
750 x 450 mm D10 Zona 2 300 D10 Zona 2 300 D10 Zona 2 300
Balok Induk 6 m Diameter Zonasi Spasi (mm) Diameter Zonasi Spasi (mm) Diameter Zonasi Spasi (mm)
750 x 450 mm D10 Zona 2 300 D10 Zona 2 300 D10 Zona 2 300
Balok Anak Diameter Zonasi Spasi (mm) Diameter Zonasi Spasi (mm) Diameter Zonasi Spasi (mm)
450 x 250 mm D10 Zona 2 200 D10 Zona 2 200 D10 Zona 2 200
Balok Kanopi Diameter Zonasi Spasi (mm) Diameter Zonasi Spasi (mm) Diameter Zonasi Spasi (mm)
750 x 450 mm - - D10 Zona 2 300 D10 Zona 2 300
Penulangan Torsi
Jenis Balok
Base Story 1 Story 2
Balok Induk 8 m Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
750 x 450 mm - - - - - - - - -
Balok Induk 6 m Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
750 x 450 mm - - - - - - - - -
Balok Anak Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
450 x 250 mm - - - - - - - - -
Balok Kanopi Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
750 x 450 mm - - - - - - - - -
SI-3112 STRUKTUR BETON
BAB V
Dalam desain penulangan pelat pada tugas besar ini yaitu penulangan satu arah.
Tulangan pada pelat berfungsi untuk memikul momen lentur positif dan negatif yang terjadi.
Penulangan pelat ini dilakukan untuk dua jenis pelat, yaitu pelat dan pelat kanopi.
Berikut adalah langkah-langkah perhitungan untuk mendesain pelat dan pelat kanopi
dengan ukuran 1000 mm x 300 mm. Diambil contoh perhitungan untuk pelat lantai yang
digunakan pada atap / Story 2.
150
275 −
𝜀𝑠 = 0.003 × 0.85 = 1.675 × 10−3
150
0.85
6. Menentukan nilai Φ dari nilai εs. Karena nilai εs < 0.005, maka:
250
Φ = 0.65 + (𝜀𝑠 − 0.002) × = 0.62083
3
7. Menghitung nilai Mn positif 1 dengan persamaan:
𝑀𝑚𝑎𝑥 18.312.780,32
𝑀𝑛 (+) = = = 29.497.254,19 𝑁 𝑚𝑚
Φ 0.62083
Menghitung nilai Mn positif 2 dengan persamaan:
𝑎
𝑀𝑛 (+) = 0.85𝑓𝑐 ′ 𝑎𝑏 (𝑑 − )
2
150
𝑀𝑛 (+) = 0.85 × 28 × 150 × 300 (275 − ) = 214.200.000 𝑁𝑚𝑚
2
8. Dengan menggunakan goal seek, akan diubah selisih antara Mn(+)1 dan Mn(+)2
menjadi 0, sehingga nilai a yang awalnya sudah dihitung akan berubah seluruhnya,
begitu juga dengan nilai Φ, εs, Mn(+)1 dan Mn(+)2.
9. Menghitung nilai As perlu dengan persamaan:
𝑏
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0.85 × 𝑓𝑐′ × 𝑎 ×
𝑓𝑦
1000
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0.85 × 28 × 3.127 × = 177.176 𝑚𝑚2
420
10. Menghitung nilai As min-1 dengan persamaan:
√𝑓𝑐′ × 𝑏 × 𝑑
𝐴𝑠 min 1 =
4 × 𝑓𝑦
√28 × 300 × 275
𝐴𝑠 min 1 = = 866.169 𝑚𝑚2
4 × 420
11. Menghitung nilai As-min 2 dengan persamaan:
1.4 × 𝑏 × 𝑑
𝐴𝑠 min 2 =
𝑓𝑦
1.4 × 1000 × 275
𝐴𝑠 min 2 = = 916.667 𝑚𝑚2
420
12. Menghitung nilai As-min 3 dengn persamaan:
𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛3 = 0.0018 × 𝑏 × ℎ = 0.0018 × 1000 × 300 = 540 𝑚𝑚2
13. Menentukan As pakai dengan melihat nilai maksimum dari ketiga As min yang telah
dihitung sebelumnya. As pakai adalah 916.67 mm2.
14. Menghitung nilai ρb dengan persamaan:
SI-3112 STRUKTUR BETON
Maka jumlah tulangan yang dipakai untuk pelat lantai adalah 12 tulangan.
17. Menghitung nilai jarak antar tulangan dengan persamaan:
𝑏 − 2𝑠 − (𝑛 − 1)𝐷
𝑠𝑝𝑎𝑠𝑖 =
𝑛−1
1000 − 2(20) − (12 − 1)10
𝑠𝑝𝑎𝑠𝑖 = = 77.27 𝑚𝑚
12 − 1
18. Melakukan pengecekan apakah spasi yang didapat memenuhi syarat. Syarat nya
adalah spasi harus lebih besar dari 25 mm dan lebih kecil dari 320 mm. Dengan nilai
spasi = 77.27 mm, maka desain spasi dapat diterima
19. Melakukan perhitungan yang sama untuk mendesain penulangan pelat yang akan
menahan beban momen negatif. Perbedaannya adalah hanya di langkah 2, dimana
data yang dipakai adalah data M min dari pengolahan gaya dalam.
Berikut adalah tabel perhitungan untuk pendesainan tulangan lentur pada pelat lantai
dan pelat kanopi.
SI-3112 STRUKTUR BETON
s bersih Mn(+) 1 Mn(+) 2 As-perlu As-min1 As-min2 As-min3 As-pakai As-max n perlu
JENIS PELAT LANTAI Mmax (Nmm) fc' (Mpa) b1 a (mm) b (mm) h (mm) D (mm) d (mm) es F Error(+) fy (Mpa) rb n pakai Spasi (mm) Cek Spasi
(mm) (Nmm) (Nmm) (mm2) (mm2) (mm2) (mm2) (mm2) (mm2) lapangan
Atap 18312780.32 28 0.85 3.127 1000 300 20 10 275 0.221282 0.9 20347533.692 20347533.692 0 420 177.176 866.169 916.6667 540 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
PELAT Lantai 2 21707540.51 28 0.85 3.710 1000 300 20 10 275 0.186006 0.9 24119489.453 24119489.453 -1.8E-06 420 210.245 866.169 916.6667 540 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
Lantai 1 12773576.45 28 0.85 2.177 1000 300 20 10 275 0.319099 0.9 14192862.718 14192862.718 -1.2E-07 420 123.370 866.169 916.6667 540 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
PELAT Atap 7561404.734 28 0.85 1.287 1000 300 20 10 275 0.542011 0.9 8401560.815 8401560.815 0 420 72.911 866.169 916.6667 540 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
KANOPI Lantai 2 9617627.802 28 0.85 1.638 1000 300 20 10 275 0.425215 0.9 10686253.113 10686253.113 -2.8E-08 420 92.798 866.169 916.6667 540 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
s bersih Mn(+) 1 Mn(+) 2 As-perlu As-min1 As-min2 As-min3 As-pakai As-max n perlu
JENIS PELAT LANTAI Mmax (Nmm) fc' (Mpa) b1 a (mm) b (mm) h (mm) D (mm) d (mm) es F Error(+) fy (Mpa) rb n pakai Spasi (mm) Cek Spasi
(mm) (Nmm) (Nmm) (mm2) (mm2) (mm2) (mm2) (mm2) (mm2) lapangan
Atap -36046996.74 28 0.85 6.189 1000 300 20 10 275 0.110303 0.9 40052218.595 40052218.595 -2.7E-05 420 350.719 866.169 916.6667 0 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
PELAT Lantai 2 -47960812.41 28 0.85 8.266 1000 300 20 10 275 0.081832 0.9 53289791.564 53289791.565 -0.00013 420 468.424 866.169 916.6667 450 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
Lantai 1 -28483248.21 28 0.85 4.879 1000 300 20 10 275 0.140736 0.9 31648053.569 31648053.569 -7.8E-06 420 276.461 866.169 916.6667 450 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
PELAT Atap -13618660.59 28 0.85 2.322 1000 300 20 10 275 0.299032 0.9 15131845.097 15131845.097 -1.6E-07 420 131.567 866.169 916.6667 450 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
KANOPI Lantai 2 -18200988.44 28 0.85 3.107 1000 300 20 10 275 0.222668 0.9 20223320.484 20223320.484 -7.4E-07 420 176.089 866.169 916.6667 450 917 0.028333 5843.75 11.671 12 77.27272727 OK
SI-3112 STRUKTUR BETON
s bersih
JENIS PELAT LANTAI Vmax (Nmm) fc' (Mpa) b (mm) h (mm) D (mm) d (mm) Vc (N) F CEK KEBUTUHAN TULANGAN GESER
(mm)
Atap 35101.53172 28 1000 300 20 10 275 242527.2 0.75 TIDAK PERLU
PELAT Lantai 2 46505.35158 28 1000 300 20 10 275 242527.2 0.75 TIDAK PERLU
Lantai 1 28557.7866 28 1000 300 20 10 275 242527.2 0.75 TIDAK PERLU
Atap 12309.82879 28 1000 300 20 10 275 242527.2 0.75 TIDAK PERLU
PELAT KANOPI
Lantai 2 16660.19603 28 1000 300 20 10 275 242527.2 0.75 TIDAK PERLU
SI-3112 STRUKTUR BETON
BAB VI
1. Memasukkan data-data umum yang digunakan. Klik Input > General Information.
Input data seperti gambar di bawah ini.
3. Memasukkan data dimensi kolom yang akan di rancang. Klik Input > Section >
Rectangular.
4. Memasukkan kombinasi gaya-gaya dalam yang bekerja sesuai data hasil pemodelan
ETABS. Klik Input > Loads > Factored.
SI-3112 STRUKTUR BETON
6. Setelah data-data di input klik Solve > Execute. Kemudian akan muncul diagram
interaksi seperti berikut:
SI-3112 STRUKTUR BETON
7. Kemudian dilanjutkan dengan Menu > View > P-M Diagram. Pilih kombinasi gaya
dalam yang sudah dimasukkan sebelumnya, maka akan muncul diagram interaksi
beserta koordinat gaya dalamnya. Apabila seluruh kombinasi gaya dalam memiliki
koordinat berada di dalam diagram interaksi, maka konfigurasi tulangannya dapat
digunakan. Apabila terdapat yang berada di luar diagram interaksi, maka lakukan
konfigurai tulangan longitudinal yang baru dengan menambah jumlah tulangan,
mengubah diameter tulangan, mengubah lebar selimut tabung atau dengan merubah
dimensi kolom tersebut. Lakukan lagi konfigurasinya hingga koordinat berada di
dalam diagram interaksi.
SI-3112 STRUKTUR BETON
8. Pada PCA Col akan terdapat data luas tulangan (As) yang digunakan serta persentase
terhadap luas penampang (Ag). Persentase tersebut harus berada pada batas 1%
sampai 6%.
Sebagai contoh, pengecekan manual dilakukan dengan langkah – langkah berikut ini:
22 22
𝐴𝑠 = 𝑥 𝑑. 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 𝑑. 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑥 28.7 𝑥 28.7 = 647.185 𝑚𝑚2
7𝑥4 7𝑥4
12
𝜌 = 𝐴𝑠 𝑥 𝑥 100 = 3.106 , 𝜌 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 1 𝑑𝑎𝑛 4 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑂𝐾
𝐴𝑔
Perhitungan di titik Po
Pada titik Po, nilai Mn = 0 dan seluruh bagian kolom mengalami tekan. Untuk
mencari nilai Po, digunakan rumus sebagai berikut
𝑃𝑜 = 0.85 𝑓𝑐 ′ 𝐴𝑔 + ∑ 𝐴𝑠𝑓𝑦
𝑃𝑜 = 11786583
Perhitungan Titik 1
Pada titik 1, nilai Mn = 0. Pada titik 1, nilai Pn merupakan reduksi sebesar 0.8 dari
nilai Po di titik Po sehingga diperoleh
𝑃𝑛 = (0.8)(11786583)
𝑃𝑛 = 9429267 𝑁
Perhitungan Titik 2
Pada titik 2, nilai e < eb sehingga menimbulkan keadaan brittle. Pada titik 2, ada
momen pada kolom yang bekerja, namun masih kurang besar untuk menghasilkan sifat tarik
(nilai es < ey, baja mengalami tekan). Dalam hal ini, c = h = 500 karena seluruh penampang
mengalami tekan. Dengan demikian, nilai es dan es’ harus ditentukan terlebih dahulu
sebelum mencari nilai Pn. Dalam tugas ini dibagi menjadi 5 tulangan atas, 5 tulangan bawah,
dan bagian tengah dianggap bahwa tulangan sejajar di tengah penampang karena memiliki
letak yang simetris sehingga menjadi 6 tulangan tengah, sehingga diperoleh
35 − 28
𝛽1 = 0.85 − (0.05 𝑥 ) = 0.8
7
𝑐 = ℎ = 500 𝑚𝑚
SI-3112 STRUKTUR BETON
500 − 60
𝑒𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 0.003 𝑥 = 0.00264 (𝐿𝑒𝑙𝑒ℎ)
500
500 − 250
𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 0.003 𝑥 = 0.0015 (𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝐿𝑒𝑙𝑒ℎ)
500
500 − 440
𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 0.003 𝑥 = 0.00036 (𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝐿𝑒𝑙𝑒ℎ)
500
𝑃𝑛 = 8707008.1 𝑁
ℎ
𝑀𝑛 = 0.85 𝑥 𝛽1 𝑥 𝑏 𝑥 ℎ 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 (250 − 𝑥 𝛽1) + 𝑓𝑦 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 5 𝑥 (250 − 60)
2
500
− 𝑒𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑥 𝐸𝑠 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 5 𝑥 (440 − ) = 511459361 𝑁𝑚𝑚
2
𝑀𝑛
𝑒= = 58.74 𝑚𝑚
𝑃𝑛
Perhitungan Titik 4
Pada titik 4 nilai es bawah tepat akan lentur dan bisa dikatakan telah lentur (Balanced)
sehingga nilai P dn Mn dapat dicapai dengan perhitungan berikut:
3
𝑐= 𝑥 440 = 264
5
264 − 250
𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝑥 0.003 = 0.0001591 (𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
264
264 − 60
𝑒𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 0.003 = 0.002318 ( 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
264
𝑃𝑛 = 3265153.5 𝑁
264 𝑥 0.8
𝑀𝑛 = 0.85 𝑥 264 𝑥 0.8 𝑥 35𝑥 500𝑥 (250 − )
2
+ 420 𝑥 647.185 𝑥 5𝑥 (250 − 60) − 420 𝑥 5 𝑥 647.185𝑥 (440 − 250)
𝑀𝑛 = 970100670 𝑁𝑚𝑚
𝑀𝑛
𝑒= = 297
𝑃
Perhitungan Titik 3
282 − 250
𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝑥 0.003 = 0.00034 (𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
282
282 − 60
𝑒𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 0.003 = 0.002361 ( 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
282
440 − 282
𝑒𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 𝑥 0.003 = 0.0016 ( 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
282
𝐶𝐶 = 0.85 𝑥 𝐶 𝑥 𝛽1 𝑥 𝑏 𝑥 𝑓𝑐 ′ = 3356321.61
𝑐 𝑥 𝛽1
𝑀𝑛 = 𝐶𝐶(250 − + 𝐶𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 (250 − 60) − 𝑇𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ (440 − 250) = 925251943.2
2
𝑀𝑛
𝑒= = 237.68
𝑃𝑛
Perhitungan Titik 5
250 − 211
𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝑥 0.003 = 0.000546 (𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
211
211 − 60
𝑒𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 0.003 = 0.002149 ( 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
211
440 − 211
𝑒𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 𝑥 0.003 = 0.0032409 ( 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
211
𝐶𝐶 = 0.85 𝑥 𝐶 𝑥 𝛽1 𝑥 𝑏 𝑥 𝑓𝑐 ′ = 2516955.1
𝑐 𝑥 𝛽1
𝑀𝑛 = 𝐶𝐶(250 − + 𝐶𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 (250 − 60) − 𝑇𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ (440 − 250) = 932749112
2
𝑀𝑛
𝑒= = 445.6
𝑃𝑛
Perhitungan titik 6
250 − 150
𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝑥 0.003 = 0.002 ( 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
150
150 − 60
𝑒𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 0.003 = 0.0018(𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
150
440 − 150
𝑒𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 𝑥 0.003 = 0.0058 ( 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ)
150
𝐶𝐶 = 0.85 𝑥 𝐶 𝑥 𝛽1 𝑥 𝑏 𝑥 𝑓𝑐 ′ = 1785000
𝑐 𝑥 𝛽1
𝑀𝑛 = 𝐶𝐶(250 − + 𝐶𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 (250 − 60) − 𝑇𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ (440 − 250) = 818714085
2
𝑃𝑛 = 0
Perhitungan Titik 7
𝐶=0
𝑃𝑛 = −(420 𝑥 16 𝑥 𝐴𝑠) = −4349083
𝑀𝑛 = 0
Dalam perhitungan terdapat tiga jenis kolom yaitu pertama kolom dengan dimensi
500 x 500 dengan diameter tulangan yang digunakan ialah 28.7, kedua kolom dengan
dimensi 500 x 500 dengan diameter tulangan yang digunakan ialah 25.4, ketiga kolom
dengan dimensi 450500 x 450 dengan diameter tulangan yang digunakan ialah 25.4. sehingga
didapatkan tiga hasil perhitungan seperti pada data dibawah ini
SI-3112 STRUKTUR BETON
Jenis D tul. Long (mm) n pakai b (mm) h (mm) Ag As ρ (%) ρmin (%) ρmax (%) Cek
Story 1 Interior 28.7 16 500 500 250000 647.185 3.106488 1 4 OK
Titik P0 Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7
fc' 35 Pn 9429266.6 ẞ1 0.8 c 282.0438335 es bawah 0.002 c 211.50883 c 150 c 0
a 500 Mn 0 c 500 es atas 0.002361801 c 264 es atas 0.002149 es atas 0.0018 p -4349083
P0 11786583.2 es atas 0.00264 es tengah 0.000340839 es tengah 0.0001591 es tengah 0.000546 es tengah 0.002 Mn 0
Mn 0 es tengah 0.0015 es bawah 0.001680124 es atas 0.0023182 es bawah 0.0032409 es bawah 0.0058
AS 647.185 es bawah 0.00036 Cc 3356321.619 P 3265153.5 Cc 2516955.1 Cc 1785000
Pn 8707008.1 Cs atas 1359088.5 Mn 970100670 Cs atas 1359088.5 Cs atas 1164933
Mn 511459361 Cs tengah 264702.9621 e 297.10722 Ts tengah 423997.73 Ts tengah 1553244
e 58.741115 Ts bawah 1087350.789 Ts bawah 1359088.5 Ts bawah 1359088.5
Pn 3892762.292 P 2092957.4 H 37600.5
Mn 925251943.2 Mn 932749112 Galat 1.2910785
e 237.6857737 e 445.66083 Mn 818714085
e 237.6851896 e 445.66083 Pn 0
deltae 0.000584163 deltae -1.82E-07
SI-3112 STRUKTUR BETON
Jenis D tul. Long (mm) n pakai b (mm) h (mm) Ag As ρ (%) ρmin (%) ρmax (%) Cek
Story 1 Eksterior 25.4 16 500 500 250000 506.9114 2.433175 1 4 OK
Titik P0 Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7
fc' 35 Pn 8675156 ẞ1 0.8 c 285.5627 es bawah 0.002 c 205.4853 c 128.6215 c 0
a 500 Mn 0 c 500 es atas 0.00237 c 264 es atas 0.002124 es atas 0.001601 p -3406445
P0 10843945 es atas 0.00264 es tengah 0.000374 es tengah 0.0001591 es tengah 0.00065 es tengah 0.002831 Mn 0
Mn 0 es tengah 0.0015 es bawah 0.001622 es atas 0.0023182 es bawah 0.003424 es bawah 0.007263
AS 0 es bawah 0.00036 Cc 3398196 P 3238374 Cc 2445275 Cc 1530596
Pn 8109442.7 Cs atas 1064514 Mn 858162360 Cs atas 1064514 Cs atas 811334.7
Mn 262827258 Cs tengah 227262.3 e 264.99792 Ts tengah 395328.1 Ts tengah 1277417
e 32.410027 Ts bawah 822440.1 Ts bawah 1064514 Ts bawah 1064514
Pn 3867532 P 2049946 H -0.04281
Mn 8.2E+08 Mn 8.15E+08 Galat -1.8E-06
e 211.9983 e 397.4969 Mn 6.6E+08
e 211.9985 e 397.4966 Pn 0
deltae -0.00021 deltae 0.000243
SI-3112 STRUKTUR BETON
Jenis D tul. Long (mm) n pakai b (mm) h (mm) Ag As ρ (%) ρmin (%) ρmax (%) Cek
Story 2 Eksterior/Interior 25.4 16 450 450 202500 506.9114 3.00392 1 4 OK
Titik P0 Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7
fc' 35 Pn 7544656 ẞ1 0.8 c 283.994 es bawah 0.002 c 208.1175 c 138.2844 c 0
a 500 Mn 0 c 500 es atas 0.002366 c 264 es atas 0.002135 es atas 0.001698 p -3406445
P0 9430819.8 es atas 0.00264 es tengah 0.000359 es tengah 0.0001591 es tengah 0.000604 es tengah 0.002424 Mn 0
Mn 0 es tengah 0.0015 es bawah 0.001648 es atas 0.0023182 es bawah 0.003343 es bawah 0.006546
AS 0 es bawah 0.00036 Cc 3041575 P 2924214 Cc 2228939 Cc 1481026
Pn 6978942.7 Cs atas 1064514 Mn 812797656 Cs atas 1064514 Cs atas 860905.1
Mn 302692258 Cs tengah 218437.6 e 277.95423 Ts tengah 367247.1 Ts tengah 1277417
e 43.372223 Ts bawah 835383 Ts bawah 1064514 Ts bawah 1064514
Pn 3489144 P 1861691 H -0.07354
Mn 7.76E+08 Mn 7.76E+08 Galat -3.1E-06
e 222.3634 e 416.9313 Mn 6.54E+08
e 222.3636 e 416.9313 Pn 0
deltae -0.00023 deltae 3.39E-06
SI-3112 STRUKTUR BETON
Untuk medesain tulangan geser pada kolom, dibutuhkan data-data sebagai berikut:
fc' 35 Mpa
Φ 0.75
fy 420 Mpa
Gaya geser maksimum untuk setiap kolom dapat diperoleh dari pemodelan ETABS
yang ditampilkan di Bab 3. Berikut adalah langkah-langkah perhitungan tulangan geser
beserta contoh perhitungan untuk kolom lantai 1 interior.
1. Input data kolom, diameter tulangan, tebal selimut beton, serta gaya geser maksimum
yang digunakan
2. Menghitung nilai d (mm) dengan persamaan:
𝑑 = ℎ − 𝑠 − (0.5 × 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛)
𝑑 = 500 − 60 − (0.5 × 28.7) = 425.65 𝑚𝑚
3. Menghitung nilai Vn dengan persamaan:
𝑉𝑛 = 𝑉𝑢/ Φ
63850
𝑉𝑛 = − = −85133.4 𝑁
0.75
𝑉𝑠 = 𝑉𝑛 − 𝑉𝑐
𝐴𝑣𝑑 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑘𝑖 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐴𝑣𝑑 × 𝑓𝑦 × 𝑑
𝑆=
𝑉𝑠
Contoh (Lantai 2 eksterior):
𝑉𝑠 = 𝑉𝑛 − 𝑉𝑐 = 174491.9 − 167410.3 = 7081.642 𝑁
1
𝐴𝑣𝑑 = 2 × × 𝜋 × 82 = 100.531 𝑚𝑚2
4
100.531 × 420 × 425.65
𝑆= = 2249.583 𝑚𝑚
7081.642
6. Jarak tulangan geser minimum adalah 100 m. Nilai jarak tulangan maksimum diambil
berdasarkan 4 syarat. Dari ke empat syarat tersebut diambil nilai yang terkecil.
Berikut adalah syarat jarak maksimum:
8 Db tulangan longitudinal
24 Db tulangan geser ikat
0.5 dimensi terkecil penampang struktur
300 mm
Maka dari ke 4 syarat tersebut dipilih jarak maksimum nya yaitu 192 mm. Maka
untuk jarak maksimum dibandingkan dengan jarak perlu dan dipilih nilai yang
minimum.
Berikut adalah hasil perhitungan tulangan geser kolom eksterior dan interior.
BAB VII
KEMAMPUAN LAYANAN
7.1 Pengecekan Retak
Berikut adalah langkah perhitungan untuk mengetahui lendutan seketika dan jangka
pandang:
1. Mengolah data M3 hasil kombinasi 11 dan kombinasi 12 seperti pada tabel berikut:
Total
Balok Induk Balok Anak Balok Kanopi
Base + 10.8407 Base + 0.97 Lt1 + 1.203
- -21.2 - -2.14 - -1.92
Lt1 + 14.3545 Lt1 + 1.2 Lt2 + 1.358
- -22.325 - -1.92 - -1.77
Lt2 + 12.9321 Lt2 + 1.35
- -17.925 - -1.77
𝑞 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = −79.5
𝑞 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 = −99.59
4. Mencari delta total seketika dan delta tetap seketika menggunakan masing – masing q
total dan q tetap. Kemudian hitung Delta LL dan Delta Izin
𝐿3
𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑆𝑒𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 = 𝑞 𝑥
384𝑥𝐸𝑐𝑥𝐼 𝑎𝑣𝑒
Sehingga didapatkan masing - masing
𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 = −0.0003075
𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑆𝑒𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 = −0.0003852
𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝐿𝐿 = 𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 − 𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑠𝑒𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 = 7.7𝑥10−5
𝐿
𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝐼𝑧𝑖𝑛 = = 0.022
360000
Karena Delta akibat Live Load lebih kecil daripada Delta Izin maka delta akibat LL dapat
dilayani
𝑌𝑐𝑟
𝜎=𝑀𝑥
𝐼𝑐𝑟
Dengan M pada sigma total adalah M total dan M pada sigma tetap
menggunakan M tetap. Sehingga
𝜎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 4.1412
𝜎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 7.3460
𝜎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 5.1571
𝜎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 9.2030
11. Menghitung sigma beton tetap dan sigma beton total
𝜎 𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 = 0.45 𝑥 𝑓𝑐 ′ = 12.6
𝜎 𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0.6 𝑥 𝑓𝑐 ′ = 16.8
12. Mengecek σ. Karena σ Tetap lapangan dan σ Tetap Tumpuan lebih kecil daripada σ
Beton Tetap, serta σ total lapangan dan σ total tumpuan lebih kecil daripada σ beton
total, maka desain OK
13. Mengecek Baja Tarik tumpuan dan lapangan dengan menghitung sigma baja terlebih
dahulu.
𝑀
𝐵𝑎𝑗𝑎 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑘 = ( ) × (690 − 2 × 𝑦 𝑐𝑟𝑎𝑐𝑘) × 𝑛
𝐼𝑐𝑟
Dengan M pada Baja tarik tumpuan menggunakan M pada tumpuan dan M pada
baja tarik lapangan menggunakan M pada lapangan. Sehingga:
𝐵𝑎𝑗𝑎 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑘 𝑇𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 145.85
𝐵𝑎𝑗𝑎 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑘 𝐿𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 74.58
𝜎 𝐵𝑎𝑗𝑎 = 0.5 𝑥 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐿𝑒𝑙𝑒ℎ 𝑡𝑢𝑙. 𝐿𝑜𝑛𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙 = 210
Karena baja tarik tumpuan dan baja tarik lapangan lebih kecil daripada sigma
baja maka desain OK.
SI-3112 STRUKTUR BETON
Rho'
0.0047427 0.004742743 0.0047427
Lapangan
Rho'
0.0047427 0.004742743 0.0047427
Tumpuan
SI-3112 STRUKTUR BETON
Faktor
2 2 2
Umur
Lamda
1.6166357 1.616635664 1.6166357
Lapangan
Lamda
1.6166357 1.616635664 1.6166357
Tumpuan
Delta
Delta
tetap -0.000623 -0.00068983 -0.000416
(creep)
lapangan
Delta
Delta
tetap -0.000623 -0.00068983 -0.000416
(creep)
tumpuan
Delta LT
-0.00093 -0.0010229 -0.000647
Lapangan
Delta LT
-0.00093 -0.0010229 -0.000647
Tumpuan
Delta Izin
Keretaka 0.0333333 0.033333333 0.0333333
n
Cek
Delta LT OK OK OK
Lapangan
Cek
Delta LT OK OK OK
Tumpuan
Sigma
Total 3.7564151 4.97399582 4.4811241
Lapangan
Sigma
Total 7.346054 7.735706695 6.2112272
Tumpuan
SI-3112 STRUKTUR BETON
Sigma
Tetap 4.6779117 6.386215789 4.9897725
Lapangan
Sigma
Tetap 9.2030117 9.910242625 6.9302396
Tumpuan
Sigma
Beton 12.6 12.6 12.6
Tetap
Sigma
Beton 16.8 16.8 16.8
Total
Cek
Total OK OK OK
Lapangan
Cek
Total OK OK OK
Tumpuan
Cek
Tetap OK OK OK
Lapangan
Cek
Tetap OK OK OK
Tumpuan
Baja
Tarik 145.85064 153.5869126 123.31947
Tumpuan
Baja
Tarik 74.58093 98.75512238 88.969508
Lapangan
Sigma
210 210 210
Baja
Cek Baja
OK OK OK
Tumpuan
Cek Baja
OK OK OK
Lapangan
SI-3112 STRUKTUR BETON
Rho'
0.01007 0.01007 0.01007
Lapangan
Rho'
0.01007 0.01007 0.01007
Tumpuan
SI-3112 STRUKTUR BETON
Faktor
2 2 2
Umur
Lamda
1.33026 1.33026 1.33026
Lapangan
Lamda
1.33026 1.33026 1.33026
Tumpuan
Delta
Delta
tetap -0.0003 -0.0002 -0.0002
(creep)
lapangan
Delta
Delta
tetap -0.0003 -0.0002 -0.0002
(creep)
tumpuan
Delta LT
-0.0004 -0.0003 -0.0003
Lapangan
Delta LT
-0.0004 -0.0003 -0.0003
Tumpuan
Delta Izin
0.025 0.025 0.025
Keretakan
Cek Delta
LT OK OK OK
Lapangan
Cek Delta
LT OK OK OK
Tumpuan
Sigma
Total 1.35239 1.67306 1.88219
Lapangan
Sigma
Total 2.98362 2.67689 2.46776
Tumpuan
SI-3112 STRUKTUR BETON
Sigma
Tetap 1.91007 2.03555 2.11921
Lapangan
Sigma
Tetap 4.08505 3.20669 2.64901
Tumpuan
Sigma
Beton 12.6 12.6 12.6
Tetap
Sigma
Beton 16.8 16.8 16.8
Total
Cek Total
OK OK OK
Lapangan
Cek Total
OK OK OK
Tumpuan
Cek Tetap
OK OK OK
Lapangan
Cek Tetap
OK OK OK
Tumpuan
Baja Tarik
31.2233 28.0134 25.8249
Tumpuan
Baja Tarik
14.1526 17.5084 19.6969
Lapangan
Sigma
210 210 210
Baja
Cek Baja
OK OK OK
Tumpuan
Cek Baja
OK OK OK
Lapangan
SI-3112 STRUKTUR BETON
As'
981.748 981.748
Lapangan
As'
981.748 981.748
Tumpuan
b 450.000 450.000
d 690.000 690.000
Rho'
0.00316 0.00316
Lapangan
Rho'
0.00316 0.00316
Tumpuan
Faktor
2 2
Umur
Lamda
1.72698 1.72698
Lapangan
Lamda
1.72698 1.72698
Tumpuan
SI-3112 STRUKTUR BETON
Delta
Delta
tetap -4E-06 -3E-06
(creep)
lapangan
Delta
Delta
tetap -4E-06 -3E-06
(creep)
tumpuan
Delta LT
-6E-06 -5E-06
Lapangan
Delta LT
-6E-06 -5E-06
Tumpuan
Delta Izin
Keretaka 0.03333 0.03333
n
Cek
Delta LT OK OK
Lapangan
Cek
Delta LT OK OK
Tumpuan
Sigma
Total 0.51211 0.57809
Lapangan
Sigma
Total 0.90034 0.83
Tumpuan
Sigma
Tetap 0.62151 0.64705
Lapangan
Sigma
Tetap 1.11604 0.89096
Tumpuan
Sigma
Beton 12.6 12.6
Tetap
SI-3112 STRUKTUR BETON
Sigma
Beton 16.8 16.8
Total
Cek
Total OK OK
Lapangan
Cek
Total OK OK
Tumpuan
Cek
Tetap OK OK
Lapangan
Cek
Tetap OK OK
Tumpuan
Baja
Tarik 25.1159 23.1537
Tumpuan
Baja
Tarik 17.4371 19.6838
Lapangan
Sigma
210 210
Baja
Cek Baja
OK OK
Tumpuan
Cek Baja
OK OK
Lapangan
SI-3112 STRUKTUR BETON
Lamda
1.6166357 1.616635664 1.6166357
Tumpuan
Delta
Delta
tetap -0.000467 -0.00051737 -0.000312
(creep)
lapangan
SI-3112 STRUKTUR BETON
Delta
Delta
tetap -0.000467 -0.00051737 -0.000312
(creep)
tumpuan
Delta LT
-0.000698 -0.00076718 -0.000485
Lapangan
Delta LT
-0.000698 -0.00076718 -0.000485
Tumpuan
Delta Izin
Keretaka 0.025 0.025 0.025
n
Cek
Delta LT OK OK OK
Lapangan
Cek
Delta LT OK OK OK
Tumpuan
Sigma
Total 3.7564151 4.97399582 4.4811241
Lapangan
Sigma
Total 7.346054 7.735706695 6.2112272
Tumpuan
Sigma
Tetap 4.6779117 6.386215789 4.9897725
Lapangan
Sigma
Tetap 9.2030117 9.910242625 6.9302396
Tumpuan
Sigma
Beton 12.6 12.6 12.6
Tetap
Sigma
Beton 16.8 16.8 16.8
Total
Cek
Total OK OK OK
Lapangan
SI-3112 STRUKTUR BETON
Cek
Total OK OK OK
Tumpuan
Cek
Tetap OK OK OK
Lapangan
Cek
Tetap OK OK OK
Tumpuan
Baja
Tarik 145.85064 153.5869126 123.31947
Tumpuan
Baja
Tarik 74.58093 98.75512238 88.969508
Lapangan
Sigma
210 210 210
Baja
Cek Baja
OK OK OK
Tumpuan
Cek Baja
OK OK OK
Lapangan