Anda di halaman 1dari 9

Abstrak

Dalam artikel ini penulis mempresentasikan desain model pembelajaran TIRU. Ini
adalah produk kreasi dan inovasi penulis yang akan diterapkan untuk pembelajaran
yang bermakna dan bermanfaat. Model TIRU adalah model yang dimodifikasi dari
Appreciative Inquiry. Prosedurnya adalah Menemukan (Penemuan), Impikan
(Mimpi), Rancangkan (Desain), dan Ungkapkan (Pengiriman / Destiny). Untuk
menerapkan penulis menyusun model implementasi untuk pembelajaran Bahasa
Indonesia untuk Kelas Dua.

Kata Kunci: Desain, model TIRU, dan Apreciative Inquiry

Pendahuluan Indonesia Berkarakter, Sains


Berkarakter, Matematika
Tulisan ini disusun bertolak
Berkarakter, dan lain-lain. Misalnya,
dari 3 alasan. Pertama, alasan
seorang peserta didik dapat
profesional, yaitu seorang guru selain
menghitung berapa kawan yang
menggunakan juga mendayagunakan
bermain, tetapi tidak peduli atau tidak
kemampuan profesi pendidik dengan
memperhitungkan teman- temannya
kreasi dan inovasi. Mengelola
ketika menikmati jajan bawaannya.
pembelajaran berdasarkan kebiasaan,
Dalam hal ini, dia mengetahui jumlah
mengikuti buku petunjuk, atau pola-
tetapi tidak menghayati nilai saling
pola konvensional lainnya tidak
berbagi dalam hidup. Oleh karena itu,
mengembangkan profesi pendidik
pelajaran matematika harus
sendiri dan membosankan bagi
diintegrasikan dengan pembentukan
peserta didik. Dengan alasan pertama
karakter (Character
ini, model desain pembelajaran yang
Building/Forming).
disajikan berikut disajikan sebagai
wujud kreasi dan inovasi penulis Dalam kurikulum 2013 guru di
sebagai guru.
tuntut harus kreatif dan inovatif dalam
Kedua, tuntutan Kurikulum
2013 dan kebutuhan konkret memilih model, metode,
mengintegrasikan karakter dalam
mata pelajaran, seperti Bahasa

1
media yang cocok. Sebuah model Ketiga, model desain
pembelajaran TIRU yang disajikan
pembelajaran agar lahir peserta didik berikut merupakan sebentuk tugas
yang memilki pengetahuan dan dalam studi lanjut di Program
Pascasarjana S2 Pendidikan Dasar di
karakter. Guru yang baik biasanya Universitas Negeri Padang.
Pemahaman teori, misal,
tahu bahwa dengan memilih profesi
Penyelidikan Apresiatif (The
guru, mereka telah berkomitmen Appreciative Inquiry) dan kesadaran
untuk belajar sepanjang masa. akan kebermanfaatannya dalam
pembelajaran mendorong penulis
(Firman, 2009) . untuk memodifikasikannya dalam
bentuk model desain pembelajaran
Penyelenggaraan pendidikan sehingga dapat diterapkan.
di Indonesia merupakan suatu sistem
Dalam artikel ini, penulis
pendidikan nasional yang diatur berupaya mendesain Penyelidikan
secara sistematis dalam Apresiatif (Appreciative Inquiry)
mengembangkan sumber daya menjadi sebuah model pembelajaran
manusia (SDM) yang unggul untuk yang dinamai Model Pembelajaran
menghadapi persaingan global. Oleh TIRU untuk membelajarkan
karena itu, pendidikan nasional harus Apresiasi Sastra Berkarakter.
benar-benar direncanakan dan Model TIRU adalah model
diusahakan secara sadar, karena pada yang dimodifikasi dari Appreciative
hakekatnya pendidikan adalah Inquiry. Prosedurnya adalah
Menemukan (Penemuan), Impikan
membantu individu mengembangkan (Mimpi), Rancangkan (Desain), dan
potensi diri agar memiliki kekuatan Ungkapkan (Pengiriman /
spiritual keagamaan, pengendalian Destiny).Tampak bahwa pilihan
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak akronim TIRU dipahami dalam
mulia, dan keterampilan.(Fitria, penamaan berciri pedagogis, yaitu
Firman & Sukma, 2013) penamaan model bercorak nilai-nilai
pendidikan yang mendidik. Sebab,
Sejalan dengan itu (Lenny meniru hal yang benar dan baik
Zaroha; Firman; Desyandri, 2018) adalah salah satu tujuan pendidikan.
Namun, secara real akronim TIRU
menyatakan bahwa Pendidikan berhubungan dengan prosedur-
adalah hal yang paling penting dalam prosedur dalam model pembelajaran
ini, yaitu Temukan, Impikan,
kehidupan seseorang. Melalui Rancangkan, dan Ungkapkan.
pendidikan, seseorang dapat diangga Contoh penerapan konkretnya
adalah apresiasi sastra dalam
terhormat, memiliki karier yang
pembelajaran bahasa. Sebab, salah
bagus dan dapat bertindak sesuai satu makna apresiasi adalah
penghargaan. Di samping itu,
dengan norma-norma yang berlaku,
apresiasi juga bermakna penilaian
yang pada akhirnya melahirkan berdasarkan pertimbangan nilai
kebaikan dan keburukan; kelebihan
generasi yang berkarakter.

2
dan kekurangan terhadap suatu karya akronim tersebut menunjukkan
sastra, misal puisi, cerpen, novel, atau prosedur, urutan, sintaks yang
drama (Bdk. DEPDIKNAS, dilakukan agar dapat mencapai
2013:82). Dari dua makna itu terlihat tujuan. Dalam konteks rancangan ini,
secara jelas bahwa apresiasi amat maksud dan tujuannya adalah
potensial dimanfaatkan untuk membelajarkan peserta didik secara
membangun karakter peserta didik. aktif dan interaktif agar terampil
dalam menuliskan apresiasi terhadap
objek tertentu.
Model Pembelajaran TIRU Kedua, Appresiative Inquiry
Sekilas TIRU dapat (AI) secara harafiah berarti
membahasakan respons pembelajar Penyelidikan Apresiatif. Secara
terhadap subjek pembelajaran. Subjek konseptual, Penyelidikan Apresiatif
yang dipelajari diserap, ditiru, disalin, adalah pelacakan dan pendayagunaan
dikopi secara kognitif dan diterapkan kekuatan dan kecakapan yang ada
serta ditampilkan dalam sikap. pada setiap ‘organ’ dalam suatu
Namun sesungguhnya TIRU di sini organisasi untuk mencapai
dipakai sebagai akronim dari performansi atau keunggulan tertentu.
prosedur penerapan pendekatan Dikontekstualisasikan
Penyelidikan Apresiatif (PA) atau dalam pembelajaran, Penyelidikan
Appreciative Inquiry (AI) approach Apresiatif adalah pelacakan dan
dalam pembelajaran. pendayagunaan kekuatan dan
kecakapan peserta didik dan
Modifikasi Pendekatan mengaktivasikannya dalam
Apppreciative Inquiry menjadi TIRU pembelajaran untuk mencapai
didasari kebutuhan praktis dalam keterampilan tertentu.
konteks keberlakuan Kurikulum 2013
di Indonesia yang menggunakan Ketiga, 4 Ds, yaitu Discovery,
pendekatan berbasis teks dan Dream, Design, and Delivery
pengelolaan pembelajaran berpusat (Destiny). Bertolak dari 4D tersebut,
siswa. Di antara segi-segi saintifik perancang memodifikasinya menjadi
yang dimaksud adalah segi penemuan TIRU, yaitu Temukan, Impikan,
melalui pengamatan, wawancara, atau Rancangkan, dan Ungkapkan.
dokumentasi, dan produk, proyek.
Searah dengan itu, TIRU bertolak dari
usaha menemukan (discovery), Appreciative Inquiry
mengimpikan (dream), merumuskan, Penyelidikan Apresiatif (PA
menyusun, merancang (design) dan atau Appreciative Inquiry/AI) adalah
mengkomunikasikan, menyiarkan, model positif untuk membantu orang,
menyampaikan (delivery, destiny). tim, kelompok, atau organisasi agar
Jadi, modifikasi AI menjadi TIRU berkembang mencapai tujuan yang
bertujuan untuk memmudahkan diimpikan. PA mengajak orang untuk
penjabaran Appreciative Inquiry berfokus pada topik tertentu dan
dalam pembelajaran. kemudian 1) menerangkan jika
TIRU adalah akronim dari mereka telah terampil dalam suatu
Temukan, Impikan, Rancangkan, dan ranah atau topik; 2) menerangkan
Ungkapkan. Secara prosedural, prinsip-

3
prinsip yang membuat mereka bernilai sebagai hasil tatapan mata
terampil; dan 3) menerangkan apresiatif untuk mengaktivasi
bagaimana mereka menuruti prinsip- kompetensi, energi, kinerja, dan
prinsip- plus menambahkan elemen- sinergi potensi-potensi diri manusia.
elemen lain- untuk semakin terampil (Browne, 2008)
lagi di masa yang akan datang Pembelajaran atau studi
(Cooperrider dan Whitney 1999 mengarah kepada penciptaan
dalam pengetahuan (konstruksi) yang dapat
http://appreciativeinquiry.case.edu). digunakan, diterapkan, dan divalidasi
Dikatakan positif karena dalam tindakan. Kelas atau komunitas
model ini hendak menggali dan belajar diprovokasi, dihela, dipacu
memberdayakan potensi diri manusia untuk menjadi lebih dari keadaan
berupa kekuatan dan kecakapannya. sekarang. Kolaboratif berkenaan
Sementara, model problem solving, dengan pengembangan dan
pemecahan masalah, (dalam arti penyelenggaraan pembelajaran yang
aslinya) bersifat negatif karena melibatkan pengajar dan pembelajar
bertujuan melawan, membantah, serta antarpembelajar.
mengingkari, mengatasi, Apresiatif Inquiri membantu
memecahkan masalah. memahami keunggulan diri atau
Terobosan Cooperrider, yang organisasi dan mengarahkan untuk
kemudian diikuti Diana Whitney, mendambakan dan menciptakan
lebih memperhatikan kekuatan dan secara kolektif masa depan yang
kecakapan anggota. Seorang manajer, visioner, berdasar, dan berorientasi
organisator, berusaha untuk jelas.
mempelajari kekuatan dan kecakapan Prinsip-Prinsip Apresiativ inquri
orang, tim, kelompok, atau (dalam Banawiratma, 2014:9-13)
organisasi. Bersama William Kiser,
(1) Perspektif Konstruktif, yaitu
dalam mengelola sebuah Klinik,
pendayagunaan kekuatan dan
Copperrider berfokus secara total
kecakapan peserta didik untuk
pada pendekatan positif dan
menyusun, merancang
diberdayakan untuk maju.
temuan-temuan yang
Selanjutnya bersama supervisor,
dihasilkan dalam pengalaman
Suresh Srivatsva, mereka
belajar. Kemampuan
merumuskan prinsip, “Sistem-sistem
mengapresiasi dilandasi oleh
manuasiawi bertumbuh dalam arah
Appreciative Eye, mata
yang manusia pelajari”. Prinsip
apresiatif, yaitu kemampuan
tersebut bermakna bahwa kemajuan
dan kecakapan peserta didik
manusia dalam hal yang
untuk menangkap nilai-nilai
diusahakannya tidak terjadi secara
subjek yang diselidiki.
spontan dan alamiah (natural), tetapi
(2) Prinsip puitik, yaitu bahwa
diusahakan secara ilmiah (scientific),
metafor yang dipakai untuk
dicapai melalui tahapan, prosedur
menggambarkan subjek
yang dapat dipertanggung jawabkan
laksana puisi yang memunyai
secara ilmiah.
lapis-lapis makna yang tiada
Tugas pertama dalam tuntas dikupas. Secara puitis,
penyelidikan adalah mendeskripsikan dirumuskan bahwa reality is
dan menjelaskan segi-segi yang

4
an open book. Realitas laksana kepekaan bathin dan cita rasa
kitab terbuka untuk dibaca, sosial untuk mencapai
digali makna yang berlapis- keterampilan dan ditunjukkan
lapis, dalam dalam sikap hidup.
halaman-halaman yang tiada Di atas dikatakan bahwa
habis. Model Desain Pembelajaran TIRU
(3) Prinsip simultan merupakan hasil modifikasi. Pada
(Simultaneity), yaitu level pertama, modifikasi yang
keserempakan dan dimaksud berupa adaptasi dan
keberiringan antara kontekstualisasi Appreciative Inquiry
pencarian, penyelidikan dan (AI) yang semula ditemukan dalam
perubahan, pembaruan. studi organisasi dan bahkan jauh
Penyelidikan Apresiatif sebelumnya dalam studi keagamaan.
berprinsip bahwa “Change Adaptasi dan kontekstualisasi
begins the moment you ask the tersebut memunyai basis linguistik,
question.” Perubahan, yaitu bahwa upaya menangkap makna
pembaruan bermula dengan tidak terbatas pada perilaku nonverbal
bertanya. Sebab, pertanyaan (semiotik organisasi) melainkan juga
mendorong pencarian dan secara luas berlangsung melalui
jawaban (-jawaban). perilaku linguistik. Menghasilkan
(4) Prinsip Antisipatoris, yaitu teks (encoding) adalah upaya
bahwa penggunaan AI menyajikan makna. Sebaliknya,
dimaksudkan untuk tindakan menemukan makna
memberdayakan pembelajar (decoding) adalah upaya membedah
agar mengalami peningkatan teks, menggali makna di balik teks.
keterampilan di masa depan.
Dalam konteks pembelajaran
(5) Prinsip positif, yaitu bahwa AI
sastra, AI berhubungan dengan
mendayagunakan potensi
apresiasi. Pada dasarnya apresiasi
manusia untuk menemukan
merupakan sebentuk inquiry. Sebab,
harapan (optimisme),
keputusan menilai, menghargai, dan
inspirasi (dari tokoh,
mengkritisi suatu karya sastra harus
pengalaman, peristiwa), dan
berbasiskan inquiry, bukan spekulasi
kegembiraan untuk berkreasi
dan manipulasi. Selain itu, praktik
bersama. Dalam kata-kata
apresiasi tidak berhenti pada
Cooperrider, “The more
penikmatan, respons reseptif.
positive the question, the
Apresiasi yang demikian hanya
greater and longer-lasting the
bersarang dalam benak atau ingatan
change.”
penikmat. Oleh karena itu diperlukan
(6) Prinsip keutuhan dan
apresiasi produktif berupa tanggapan
keseluruhan (wholeness and
tertulis terhadap suatu objek atau
totality), yaitu daya upaya
bacaan.
mengintegrasikan berbagai
potensi untuk mencapai tujuan Selain basis linguistik,
yang diimpikan. Mata modifikasi TIRU juga dilandasi
apresiatif (Appreciative Eye) pendekatan pembelajaran, yaitu
bermakna utuh dan pendekatan berbasis kompetensi
menyeluruh, yaitu (competency-based learning) yang
pendayagunaan potensi nalar,

5
bertentangan dengan pembelajaran merumuskan topik. Misalnya, dalam
berbasis masalah (problem-based menulis biografi sederhana. Pengajar
learning). Sebab, Cooperrider dan dapat menentukan salah satu fokus
Srivastva berpandangan bahwa pada salah satu karakter positif tokoh
penggunaan model pengembangan yang hendak ditulis. Selanjutnya
atau pembentukan berorientasi fokus dapat pula ditentukan
problem solving telah menguras berdasarkan hasil identifikasi peserta
energi ragawi dan bathin (dalam didik, baik secara individual maupun
Banawiratma, 2014:13-16). Masalah secara berkelompok. Meminjam
sedemikian berlimpah dan kata-kata Cooperrider dan Whitney,
pengehadapan terhadap masalah peserta didik memunyai mata
secara terus menerus menimbulkan apresiatif (Appreciative Eye) untuk
kelesuan dan kebuntuan. Oleh karena melihat sisi-sisi positif dalam subjek
itu dibutuhkan model yang lebih yang diselidiki (1999 dalam
afirmatif, positif, dan optimis. Untuk http://appreciativeinquiry.case.edu)
itu dibutuhkan kecermatan dan Kedua, peserta didik membayangkan
kepekaan menangkap segi-segi (imagine) dan mengimpikan (dream),
positif, optimis, dan yaitu bahwa segi positif yang telah
memberdayakannya untuk hal-hal ditentukan dibayangkan partisi dan
produktif dan konstruktif. deskripsinya. Segi positif yang
difokuskan memunyai ciri-ciri atau
Dalam konteks pembelajaran bagian-bagian dan contoh-contoh
berbasis teks, sebagaimana dalam konkret dan dideskripsikan. Segi-segi
Kurikulum 2013, para siswa unggul (positif) diimpikan, dicita-
dihadapkan dengan teks secara terus- citakan untuk menjadi nilai-nilai
menerus. Pengalaman ini amat yang dianut dan sifat-sifat yang
potensial. Bagaimana konteks bertentangan harus ditolak.
tersebut dimanfaatkan sebagai basis
pembelajaran? Oleh karena itu Ketiga, peserta didik
dibutuhkan AI, pencarian atau merancang dan menyusun hasil AI
penyelidikan untuk menemukan segi- baik lisan maupun tulis. Penyelidikan
segi pilihan yang potensial untuk Apresiatif (PA) tidak berhenti pada
diafirmasi dan selanjutnya menjadi membayangkan dan mengimpikan
titik awal membangun mimpi, ideal, tetapi ditindaklanjuti dengan
cita-cita, harapan. Impian tersebut merancang, menyusun, dan
mesti ditempatkan dalam suatu menghasilkan sesuatu. Mengikuti
desaian, suatu konstruksi. Apa yang prinsip konstruktiv, pengetahuan
konstruksikan tersebut merupakan dikonstruksi dengan dan dalam suatu
segi-segi afirmatif yang layak pengalaman belajar. Pengetahuan
diunggulkan. Justru segi keunggulan tersebut dirumuskan dalam sebuah
ini menjadi pengerek dan penggerak desain yang berbentuk dan tertata
memberdayakan kemampuan secara organisasional. Itu berarti
selanjutnya. Pembelajara tidak hanya pengetahuan tersebut memunyai
menemukan tetapi menghasilkan konten dan struktur, isi dan bentuk.
sesuatu melalui komunikasi Demikian pun aktivitas apresiasi,
temuannya. terdapat segi kognitif yang hendak
disajikan dalam suatu susunan
Pertama, Apresiatif dimulai sehingga dapat diketahui oleh pihak
dengan menetapkan fokus dan lain.

6
Keempat, fase mengantar
sampai tujuan (delivery-destiny),
yaitu konstruksi pengetahuan yang
telah diorganisasikan dalam sebuah
desain diungkapkan, disiarkan,
disampaikan secara lisan atau tulis
kepada pihak lain. Dalam contoh
misalnya, delivery-
nya/tujuannya/sasarannya adalah
menemukan jenis-jenis kalimat dan
nilai-nilai dalam lagu yang
diapresiasi.

KESIMPULAN
Desain Model Pembelajaran
TIRU adalah wujud kreasi dan
inovasi dalam pembelajaran. Desain
ini dibuat untuk bertolak dari alasan
profesional, tuntutan kurikuler dan
kebutuhan institusional, dan
akademik penulis. Desain ini
menunjukkan bahwa pemahaman,
kesadaran dan kepekaan teoretis
dibutuhkan agar suatu teori dapat
diterapkan dalam bidang
pembelajaran. Seperti Penyelidikan
Apresiatif (Appreciative Inquiry)
aslinya merupakan bagian dari tata
kelola perusahan atau organisasi.
Namun, oleh pemahaman, kesadaran
dan kepekaan teoretis, teori tersebut
dapat dimodifikasi menjadi Desain
Model Pembelajaran TIRU seperti
terjadi dalam artikel ini.

7
DAFTAR RUJUKAN Ilmiah Konseling,
2(September), 202–207.
Firman. (2009). Tanggung Jawab
Banawiratma, J.B. 2014. Profesi Guru dalam Era
Pemberdayaan Diri Jemaat dan Teknologi Informasi. Jurnal
Teologi Praktis melalui Ilmiah Ilmu Pendidikan No, 1–
Appresiative Inquiry (AI). 15.
Yogyakarta: Kanisius
Brownie, Bliss.2008. “AI in Lenny Zaroha; Firman; Desyandri.
Community Development” (2018). The Effect of Using
dalam http:blissbrownie.AI.org Quantum Teaching and
diakses 20 Desember 2018 Motivation in Learning Toward
Students Achievement.
Chambers, Ellie dan Gregory, JAIPTEKIN | Jurnal Aplikasi
Marshall. 2006. Teaching & IPTEK Indonesia, 2(4), 14–20.
Learning English Literature.
London: SAGE Publications
Ltd.
Cooperrider, David dan Whitney,
Diana. 1999. Appreciative
Inquiry: A Positive Revolution
in Change.
dalam
http://appreciativeinquiry.case.
edu diakses tanggal 21
November 2018

8
9

Anda mungkin juga menyukai