Paper
POKOK-POKOK PIKIRAN
UNTUK RANCANGAN
PERATURAN PEMERINTAH
TENTANG
DESA ADAT
Penulis:
Noer Fauzi Rachman, PhD
Yesua YDK Pellokila, SH. MH
Ir. Nani Saptariani, MA
Editor:
Yando Zakaria
Policy
Paper
POKOK-POKOK PIKIRAN
UNTUK RANCANGAN
PERATURAN PEMERINTAH
TENTANG
DESA ADAT
Penulis:
Noer Fauzi Rachman, PhD
Yesua YDK Pellokila, SH. MH
Ir. Nani Saptariani, MA
Editor:
Yando Zakaria
Latar Belakang
“…kalau desa kita memang mulai bergerak maju atas ke-
kuatannya sendiri, barulah seluruh masyarakat kita akan pula
naik tingkatan serta kemajuannya di dalam segala lapangan, …”
kata Sutan Sjahrir, salah seorang pendiri Republik ini pada suatu
ketika. Pernyataan ini secara langsung menunjukkan bahwa be-
tapa desa merupakan entitas sosial yang memiliki tempat pen-
ting bagi kemajuan suatu bangsa dan Negara, dalam hal ini ada-
lah Indonesia.
Dalam sejarah kita bisa mencatat bahwa atau disebut de-
ngan nama lain, untuk selanjutnya disebut desa, demikian pula
dengan adat, menjadi topik pembicaraan penting ketika para
pendiri Negara-bangsa ini menyusun dasar-dasar dan bentuk
Negara sepanjang sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan sidang-sidang
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang meng-
gantikan, sebagaimana yang kemudian tertuangkan ke dalam
2 Sekedar menyebut satu sumber, lihat R. Yando Zakaria.Abih Tandeh. Masyarakat Desa di Bawah
Rezim Orde Baru.Jakarta: ELSAM, 2000.
3
ini masih diwarnai sejumlah bias. Antara lain masih terkandungnya ‘bias adat Melayu’, ‘bias per
adaban modern’, dan ‘bias agraris’. Tentang hal ini lihat R. Yando Zakaria & Djaka Soehendera
7 September 1994.
4 Zakaria (2000)., loc.cit -
(dalam proses penerbitan).
eds., 1997.
yang lalu.
8
Desa
Tujuan
Sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang dimaksud,
pengaturan lebih lanjut tentang Desa Adat itu akan diatur dalam
berbagai aturan turunan seperti Peraturan Pemerintah, Peraturan
Daerah Provinsi, dan bahkan Peraturan Daerah. Secara normatif
tugas dasar peraturan pelaksana atau regulasi adalah menjalan-
kan atau melaksanakan perintah peraturan perundang-undang-
an yang lebih tinggi. Dalam konteks ini, peraturan pelaksana
merupakan bagian dari implementasi hukum. Secara koseptual,
implementasi hukum berfungsi untuk membuat undang-un-
dang berdampak pada masyarakat, utamanya kelompok yang
diatur. Peraturan pelaksana merupakan jembatan yang menghu-
bungkan peraturan perundangan yang lebih tinggi dengan ma-
syarakat. Sebagai peraturan pelaksana, peraturan pemerintah
(PP) untuk UU No. 6/2014 (selanjutnya UU Desa) juga diharap-
kan membuat UU Desa bisa berjalan atau berdampak pada
masyarakat desa. Salah satu cara awal untuk membuat PP untuk
UU Desa memiliki kemampuan demikian adalah dengan menge-
nali kerakteristik UU tersebut. Karakteristik tersebut bukan hanya
menyangkut kedudukan UU Desa dalam sistem legislasi nasional
10
Rancangan Isi
Kertas kebijakan ini terdiri dari 6 bab, sebagai berikut :
UÊ BAB 1. Pendahuluan, yang berisi latar belakang penje-
lasan kerangka dasar otonomi desa seperti yang tertuang
dalam Pasal 18B ayat (2) UU Dasar 1945 dan tujuan dari
penulisan Kertas Kebijakan ini.
UÊ BAB 2. Putusan MK Nomor 35 Tahun 2012 dan Implikas-
inya Terhadap Pengaturan Lebih Lanjut tentang Hak-Hak
Masyarakat Hukum Adat, memaparkan dengan terbitnya
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35 Tahun 2012 ten-
tang Pengujian UU No. 41/1999 tentang Kehutanan terha-
dap Konstitusi, yang telah menegaskan bahwa masyarakat
hukum adat adalah Penyandang Hak, Subjek Hukum, dan
Pemilik Wilayah Adatnya. Dalam bab ini juga dijelaskan
betapa beragamnya karakteristik wilayah adat di seantero
Sejak 16 Mei 2013, hutan adat bukan lagi bagian dari hutan
negara yang berada di bawah penguasaan Kementerian Kehu-
tanan, tapi “hutan adat adalah hutan yang berada dalam wilayah
masyarakat hukum adat”. Mahkamah Konstitusi memutuskan
demikian dalam perkara nomor 35/PUU-X/201211, berkenaan
dengan gugatan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN)
bersama dua anggotanya, yakni kesatuan masyarakat hukum
adat Kenegerian Kuntu, dan kesatuan masyarakat hukum adat
Kasepuhan Cisitu. Mereka memohon Mahkamah Konstitusi Re-
publik Indonesia (selanjutnya disebut MK) menguji konstitusio-
nalitas Pasal 1 Angka 6, dan beberapa pasal lainnya, dalam UU
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
11
12
“Hutan negara dapat berupa hutan adat, yaitu hutan negara yang
diserahkan pengelolaannya kepada masyarakat hukum adat (re-
chtsgemeenschap). Hutan adat tersebut sebelumnya disebut hu-
tan ulayat, hutan marga, hutan pertuanan, atau sebutan lainnya.
Hutan yang dikelola masyarakat hukum adat dimasukkan di dalam
pengertian hutan negara sebagai konsekuensi adanya hak mengu-
asai oleh negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat pada
tingkatan yang tertinggi dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dengan dimasukkannya hutan adat dalam pengertian
hutan negara, tidak meniadakan hak-hak masyarakat hukum adat
sepanjang kenyataannya masih ada dan diakui keberadaannya,
untuk melakukan kegiatan pengelolaan hutan. Hutan negara yang
dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa
disebut hutan desa. Hutan negara yang pemanfaatan utamanya
ditujukan untuk memberdayakan masyarakat disebut hutan kema-
syarakatan. Hutan hak yang berada pada tanah yang dibebani hak
milik lazim disebut hutan rakyat.”
13
14
15
Lihat Sangaji (2012)
idilic dalam suatu gambaran yang indah dan harmonis dengan alam
17
sistemnya.
18
19
(2002).
21
22 Ibid
23
3.
7.
87
88
Elaborasi pokok-pokok pikiran
Rekomendasi Pengaturan di dalam
Pasal-Pasal yang harus diatur lebih lanjut
PP
dalam PP
Policy Paper Desa Adat, FPPD - ACCESS
8.
masyarakat
b. Memberikan pedoman tentang dukungan demikian, besar kemungkinan
i.
j.
89
90
Elaborasi pokok-pokok pikiran
Rekomendasi Pengaturan di dalam
Pasal-Pasal yang harus diatur lebih lanjut
PP
dalam PP
Policy Paper Desa Adat, FPPD - ACCESS
k.
l.
m.
sama Desa.
Pasal 114
a.
b.
dalam rangka pemberian alokasi dana
e.
i.
j.
nentuan kesatuan masyarakat hukum adat
91
92
Elaborasi pokok-pokok pikiran
Rekomendasi Pengaturan di dalam
Pasal-Pasal yang harus diatur lebih lanjut
PP
dalam PP
Policy Paper Desa Adat, FPPD - ACCESS
Pasal 115
b.
d.
e.
i.
k.
l.
nan Desa melalui bantuan keuangan, ban
m.
dan
93
94
Elaborasi pokok-pokok pikiran
Rekomendasi Pengaturan di dalam
Pasal-Pasal yang harus diatur lebih lanjut
PP
dalam PP
Policy Paper Desa Adat, FPPD - ACCESS
undangan.
Ketentuan Bab XIII yang perlu dileborasi
Pasal 97 Ayat (2) huruf a Yang dimaksud dengan perasaan
bentuk perasan bersama bersama adalah:
hak tradisionalnya yang masih hidup seba
Pasal 103
rasi sebisa mungkin supaya
menjamin kebebasan hukum pemerintah
desa untuk melakukan perbua
tan (dilaksanakan oleh pemer nyelesaian kasus
a. pengaturan dan pelaksanaan pemerintahan
intahan desa) sesuai dengan pidana ringan) ke Desa adat untuk
kewenangannya diselesaikan melalui musyawarah
b. pengaturan dan pengurusan ulayat atau
yang ada
95
96
Elaborasi pokok-pokok pikiran
Rekomendasi Pengaturan di dalam
Pasal-Pasal yang harus diatur lebih lanjut
PP
dalam PP
Policy Paper Desa Adat, FPPD - ACCESS
kekayaan desa
98
Elaborasi pokok-pokok pikiran
Rekomendasi Pengaturan di dalam
Pasal-Pasal yang harus diatur lebih lanjut
PP
dalam PP
Policy Paper Desa Adat, FPPD - ACCESS
Pasal 109
Susunan kelembagaan, pengisian jabatan, dan gan pasal ini maka desa adat hanya untuk mengesahkan aturan
hukum adat tentang susunan kelem
hukum adat ditetapkan dalam peraturan dae pemerintahan desa seba bagaan, pengisian jabatan, dan masa
jabatan kepala Desa Adat
perlu dielaborasi ketentuan
mengenai susunan asli di
mana bahan dasarnya sudah
Elaborasi pokok-pokok pikiran
Rekomendasi Pengaturan di dalam
Pasal-Pasal yang harus diatur lebih lanjut
PP
dalam PP
susunan kelembagaan,
pengisian dan masa jabatan
kepala adat yang akan diatur
Pasal 110
Menegaskan komentar dan
Desa
memproyeksikan dimensi
waktu sehingga disebut seba laskan bahwa warisan budaya adalah
gai warisan
yang melampaui 50 tahun.
Yang dimaksud dengan warisan yang
a.
b.
d.
menjadi:
103
104
Elaborasi pokok-pokok pikiran
Rekomendasi Pengaturan di dalam
Pasal-Pasal yang harus diatur lebih lanjut
PP
dalam PP
Policy Paper Desa Adat, FPPD - ACCESS
b.
e.
di Desa.
Elaborasi pokok-pokok pikiran
Rekomendasi Pengaturan di dalam
Pasal-Pasal yang harus diatur lebih lanjut
PP
dalam PP
Pasal 97 Ayat (1) huruf a) Apakah berdasarkan ikatan
genealogis, teritorial atau ketunggalan desa adat adalah ikatan
berdasarkan genealogis, teritorial
a. kesatuan masyarakat hukum adat atau berdasarkan teritorial, ge
dan tradisinya
Policy Paper Desa Adat, FPPD - ACCESS
hukum adat.
Elaborasi pokok-pokok pikiran
Rekomendasi Pengaturan di dalam
Pasal-Pasal yang harus diatur lebih lanjut
PP
dalam PP
Yang membuat peraturan desa adat
adalah kesatuan masyarakat hukum
adat melalui musyawarah adat dan
pranata adat
Pasal 110
Policy Paper Desa Adat, FPPD - ACCESS
dangan.
Pasal 104 Apakah pasal ini menghendaki
perlunya dibuat peraturan desa mengatur pemerintahan dan pem
usul dan kewenangan berskala lokal Desa Adat adat mengenai kewenangan bangunan desa adat
keberagaman
107
108
Elaborasi pokok-pokok pikiran
Rekomendasi Pengaturan di dalam
Pasal-Pasal yang harus diatur lebih lanjut
PP
dalam PP
Policy Paper Desa Adat, FPPD - ACCESS
Pasal105
‘diatur’, apakah pelaksanaan
dan pelaksanaan kewenangan tugas lain dari
dalam peraturan pemerintah sudah
semakin jelas.
rintah
Policy Paper Desa Adat, FPPD - ACCESS
bat desa dan desa adat berkem an tersebut harus dilakukan melalui
bang berdasarkan susunan asli pendekatan budaya
memperbaikinya.
(7)
sendirinya.
Desa.
dangan
114
Elaborasi pokok-pokok pikiran
Rekomendasi Pengaturan di dalam
Pasal-Pasal yang harus diatur lebih lanjut
PP
dalam PP
Policy Paper Desa Adat, FPPD - ACCESS
Pasal 95
adalah pilihan, bisa membuat lem
dapat membentuk lembaga adat Desa. juga bagi desa adat. Susunan
(2) Lembaga adat Desa sebagaimana dimaksud asli, yaitu sistem organisasi kondisi masyarakatnya dan hasil
pada ayat (1) merupakan lembaga yang kehidupan desa, mengandaikan kesepakatan pemerintah desa.
susunan organisasi tersebut
Desa dapat buat lembaga adat dalam
menjadi bagian dari susunan asli Desa yang adalah organisasi adat. Akan
rangka pemberdayaan, melestarikan,
tumbuh dan berkembang atas prakarsa terlihat janggal bila dalam or
masyarakat Desa. ganisasi adat terdapat lembaga
desa itu
Elaborasi pokok-pokok pikiran
Rekomendasi Pengaturan di dalam
Pasal-Pasal yang harus diatur lebih lanjut
PP
dalam PP
(3) Lembaga adat Desa sebagaimana dimaksud Pasal 107
Pasal 109
Susunan kelembagaan, pengi
sian jabatan, dan masa jabatan
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria
(UUPA)
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak-Hak Asasi Ma-
nusia.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konsti-
tusi.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 jo UU Nomor 45 Tahun 2009
Tentang Perikanan.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Visi
Menjadi arena belajar pengembangan pembaharuan desa yang
terpercaya untuk mewujudkan masyarakat desa yang otonom
dan demokratis
Misi
Meningkatkan keterpaduan gerak antar pihak untuk pembaharu-
an desa
Nilai-nilai Dasar
Menghormati keputusan bersama
Solidaritas
Tanggung-gugat
Menghargai perbedaan
Strategi
Konsolidasi gerakan pembaharuan desa