Anda di halaman 1dari 15

Nama : Meisita Andriyanis

NIM : 18510217

Matkul : Studi Qur’an dan Hadits (D)

Tugas : Ujian Tengah Semester

2. Jelaskan Kandungan (secara detail) dari ketiga surat tersebut !

A. Kandungan dari ketiga surat diatas :

Arti dan Kandungan Ayat Kursi :

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal
lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at
di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan
di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan
apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak
merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Kandungan Ayat Kursi :

Dalam Ayat Kursi terkandung tiga Tauhid. Pertama, Tauhid Uluhiyyah { ‫ل إِله إِلا هُو‬
ُ‫} للا‬, (Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia), Kedua, Tauhid Asma wa Sifat { ‫ْالقيُّو ُم‬
ُّ ‫( } ْالح‬Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri). Ketiga, Tauhid Rububiyyah {
‫ي‬
‫ض‬ ِ ‫اف ي اْأل ْر‬ ِ ‫( } لاهُ مافِي الساماوا‬kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi). 1
ِ ‫ت وم‬

Disebut ayat Kursi karena satu-satunya ayat yang menerangakan tentang kursi
Allah.Allah Dzat yang Maha Esa yang berhak diibadahi dengan benar.Tidak pernah
mengantuk dan tidur, menunjukkan sempurna Kehidupannya dan berdiiri sendiri.

Sempurnanya ketidakbutuhan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dia berdiri sendiri, tidak


membutuhkan makhluknya.

1
Duruus min Al-Quran, hlm 27
Kesempurnaan kepemilikan Allah, semua yang ada di langit dan di bumi milik-
Nya.Sempurnanya kemampuan dan pengaturan Allah terhadap makhluk-Nya. Allah
menopang para makhluknya dengan kekuatan-Nya, dan seluruh makhlukk fakir
(butuh) terhadap Allah. Allah tidak sedikitpun butuh terhadap makhluk. ‘Arsy, Kursi,
langit dan bumi, gunung dan pohon, manusia dan hewan, semuanya fakir kepada
Allah.Kekuatan dan kesempurnaan kekuasaan Allah.Bantahan kepada orang yang
mengatakan bahwa Allah ada dimana-mana.2

Bahwa syafa’at adalah milik Allah dan hanya boleh meminta syafaat kepada Allah
semata. Syafaat yang diterima oleh Allah harus memenuhi dua syarat. Pertama, Izin
syafaat dari Allah Ta’ala. Semua syafaat adalah milik-Nya semata, sebagaimana
Allah berfirman :

“Katakanlah: “Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya” (Az Zumar:44)

Tidak ada sesuatupun yang memberi syafaat, baik itu malaikat maupun Nabi tanpa
izin Allah ‘Azza wa Jalla.

Kedua. Ridho Allah terhadap orang yang diberi syafaat. Orang yang meminta syafaat
adalah ahli tauhid yang tidak menjadikan selain Alah sebagai pemberi syafaat,
sebagaimana firman-Nya :

“dan mereka (para malaikat) tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang
diridhai Allah” (Al Anbiya’:28)

Keluasan Ilmu Allah, yang tidak diawali dengan kebodohan dan diakhiri dengan lupa.

Kesempurnaan kegungan-Nya tidak ada satu makhluk pun yang mampu


menyainginya.Menetapkan adanya Mayi’ah Allah.Menetapkan Kursi Allah, “Kursi
adalah tempat kedua telapak kaki Allah.” (HR. al-Hakim no. 3116)3

Kursi bukanlah ‘Arsy. ‘Arsy lebih besar dari Kursi, sebagaimana dijelaskan oleh
Rasulullah shalaallhu ‘alaihi wa sallam :

“Sesungguhnya langit dan bumi yang tujuh dibandingakn dengan Kursi Allah
bagaikan gelang yang dilempar di tanah lapang, dan keagungan ‘Arsy disbanding
Kursi bagaikan tanah lapang dbianding gelang” (HR. Ibnu Hibban no.361)4

Menetapkan adanya kekuatan dan kemampuan Allah dalam segala hal.

2
Salafudin Abu Sayyid. The Secret Of Al-Fatihah & Ayat Kursi.2008. hal 200
3
al-Hakim dan adz-Dzahabi, dan Mukhtasar ‘Uluw, hlm. 40
4
Ash Shahihah, 109
Kesempurnaan ilmu dan pengawasannya. menetapkan bahwa Allah Maha Tinggi,
kemaha tinggian Allah menunjukan Allah berada di atas.Ketinggian dan keagungan
Allah dalam dzat dan kedudukan. Menetapkan nama dan sifat Allah sebagaimana
yang Allah dan Rasul-Nya tetapkan. Begitupun dalam meniadakan sifat dan nama-
Nya. Nama Allah tidak terbatas. Disunnahkan ayat kursi dibaca selepas shalat fardu,
dzikir pagi petang dan menjelang tidur

Arti dan Kandungan Surat Al-Baqarah Ayat 284

“ Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan
jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan,
niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu.
Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang
dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Kandungan : Hanya milik Allah saja lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. Dia lah yang menciptakan, menguasai dan mengaturnya. Apabila kalian
memperlihatkan atau menyembunyikan apa yang ada di dalam hati kalian, niscaya
Allah mengetahuinya dan akan memberi kalian balasan yang setimpal dengan itu.
Kemudian Allah akan mengampuni orang yang dikehendaki-Nya berkat kemurahan
dan kasih sayang-Nya. Dan Dia akan menyiksa orang yang Dia kehendaki
berdasarkan keadilan dan kebijaksaan-Nya. Dan Allah Mahakuasa atas segala
sesuatu. (Tafsir al-Mukhtashar)

Arti dan Kandungan Surat Al-Baqarah Ayat 285

“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan):
"Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-
rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa):
"Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".

Nabi SAW beriman kepada ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya, begitu
juga orang-orang mukmin. Masing-masing mereka beriman hanya kepada Allah,
malaikat, kitab-kitab yang telah diturunkan, dan para rasul yang menyampaikan
risalah yang diturunkan kepada mereka. Mereka berkata: “Kami orang-orang mukmin
tidak membedakan-bedakan para rasul antara satu dengan yang lainnya, namun kami
mengimani mereka semua” Nabi dan orang-orang mukmin berkata: “Kami
memperhatikan dan menaati perintah, maka ampunilah kami wahai Tuhan, Hanya
kepadamulah tempat kembali dan berlindung ketika hari kebangkitan” Ayat ini turun
setelah ayat {Lillahi maa fissamawati wa ma fil ardhi …} ketika para sahabat
beranggapan bahwa mereka akan disalahkan hanya karena niat. Lalu rasulullah SAW
bersabda kepada mereka: “Apakah kalian akan mengucapkan perkataan sebagaimana
ahli kitab “Kami mendengar dan kami mengingkaringa”? (Jangan!) Tapi katakanlah
“Sami’naawaAtha’na…””(Tafsiral-Wajiz)

Arti dan Kandungan Surat Al-Baqarah Ayat 286

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia


mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami
apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir".

Kandungan : Allah tidak membebani seseorang kecuali dengan sesuatu yang sanggup
dilakukannya, karena agama Allah dibangun di atas asas kemudahan, sehingga tidak
ada sesuatu yang memberatkan di dalamnya. Barangsiapa berbuat baik, dia akan
mendapatkan ganjaran atas apa yang dia lakukan, tanpa dikurangi sedikitpun. Dan
barangsiapa berbuat buruk, dia akan memikul dosanya sendiri, tidak dipikul oleh
orang lain. Rasulullah dan orang-orang mukmin berdoa, “Ya Rabb kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau salah dalam perbuatan atau ucapan yang
tidak kami sengaja. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebani kami dengan sesuatu
yang memberatkan dan tidak sanggup kami jalankan, sebagaimana Engkau bebankan
kepada orang-orang sebelum kami yang Engkau hukum atas kezaliman mereka,
seperti orang-orang Yahudi. Dan janganlah Engkau pikulkan kepada kami perintah
maupun larangan yang memberatkan dan tidak sanggup kami jalankan. Maafkanlah
dosa-dosa kami, ampunilah diri kami, dan sayangilah kami dengan kemurahan-Mu.
Engkaulah pelindung dan penolong kami. Maka tolonglah kami dalam menghadapi
orang-orang kafir. 5

Arti dan kandungan QS. Al-Imran ayat 190 :

” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi silih bergantinya malam dan
siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”

5
Taman qur’an hal 42
Kandungan : Ayat tersebut secara jelas menggambarkan jalan lurus berupa keimanan
Allah. Dapat dimulai dengan merenungkan ayat “ sesungguhnya dalam penciptan
langit dan bumi … terapat tanda-tanda bagi orang yang berakal”. Jika kita
memperhatikan fenomena siang dan malam dan mengamati bagaimana manusia
terpadu dengan yang lainnya, kita akan melihat,bahwa sesungguhnya, setiap sesuatu
menjadi sebab bagi yang lain. Dalam perilaku serupa, kelalaian akan punah dan
lahirlah pengetahuan, ketergantungan kepaa selain Allah akan mati dan
ketergantungan kepada Allah akan lahir.

Arti dan kandungan QS. Al-Imran ayat 191 :

“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk atau
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): “Ya, Tuhan kami! Tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha
Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa Neraka. “

Kandungan : Ayat tersebut mendefinisikan orang-orang yang mendalam


pemahamannya dan berpikiran tajam (ulul al-albab), yaitu orang-orang yang
mengingat dan melihat dalam perubahan-perubahan ini.Tak ada hal lain kecuali
Allah. Mreka mengingat-Nya ketika berdiri, duduk, dan berbaring. Setiap saat mereka
berada dalam keadaan shalat, memuji, bersyukur, dan sadar secara spontan.

Arti dan kandungan QS. Al-Imran ayat 192 :

“Ya Rabb kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam


Neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang
dzalim seorang penolongpun.”

Kandungan : Kehidupan orang yag disinggung dalam ayat ini disia-siakan dengan
kehinaaan, dan tak ada harapan perbaikan baginya. Al-Qur’an menyatakan bahwa
orang yang berada di dalam neraka tlah dihinakan, maksudnya bahwa ia telah
menghabiskan energi dan waktunya dengan sia-sia.

Arti dan kandungan QS. Al-Imran ayat 193 :

“ Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada


iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Rabbmu”, maka kamipun beriman. Ya Rabb
kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-
kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.”

Kandungan : Orang-orang yang sehat, baik, berisis, dan sensiif, kan mendengar suara
kebenaran dan akan mampu membedakan suara tersebut. Inilah orang-orang yang
sadar dan membaca kitab. MEreka mendengar panggilan yang menyuruh merka
untuk beriman kepada pencipta mereka, menyadari batasan kebebasan mereka, dan
tidak melanggar hokum. Bagi mereka yang berada dalam rumah suci islam, segala
sesuatunya berjalan dengan baik di dunia ini maupun di akhirat.

“ Ya Tuhan kami … wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti”. Orang-


orang yang berbakti ( abrar ) adalah orang-orang yang memiliki sifat-sifat berupa
penghormatan batin, ksalehan, kebaktian, dan kebaikan. Mereka memohon kepada
Allah agar mengampuni dan menyadarkan mereka.

Arti dan kandungan QS. Al-Imran ayat 194 :

“Ya Rabb kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan
perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari Kiamat.
Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.”6

Kandungan : Inilah doa yang keluar dari hati orang beriman, seiring melajunya ia di
jalan pencerahan. Ia mencari kebebasan penuh melalui penyerahan diri kepada
ketuhanan (rububiyyah). Ia memohon kepada Tuhan, sekaligus menunjukkan
keinginannya untuk berpacu menuju potensi yang dikembangkan sepenuhnya, yaitu
status makrifat.

“ Berilah kami apa yang telah engkau janjikn kepada kami dengan perantaraan rasul-
rasul-Mu.” Orang beriman memohon agar tidak dihinakan pada hari kebangkitan,
karena ia telah percaya kepada risalah ini. Permohonan itu menunjukkan
kerinduannya akan petunjuk dan perlindungan ilahi. Jika seseorang gagal meraih
tujuannya, ini hanya karena ia belum mengikuti jalan penyerahan diri, pengetahuan,
amal, dan juga perubahan diri.

Arti dan kandungan QS. Al-Imran ayat 195 :

“Maka Rabb mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman):


“Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara
kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari
sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung
halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah
akan Kuhapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka

6
Taman Qur’an hal 114
ke dalam Surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi
Allah. Dan Allah pada sisiNya pahala yang baik.”7

Kandungan : “ Aku tidak menyia-nyiakan amal “ Keadilan Allah bersifat mutlak.


Menusia sendirilah yang lalim akibat kelalaiannya. Orang yang terus mengejar
keinginannya yang sukar dipenuhi pada akhirnya akan rugi. Orang yang berniat
menghargai stiap detik waktu dalam hidupnya dan menggunakan untuk
mengembangkan potensinya akan siap menerima anugerah yang Allah berikan,
semuanya sesuai dengan pengaturan waktu yang Allah tentukan.

“ orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampong halamannya … dan yang
berperang dan yang terbunuh “ Aturan dasarnya adalah bahwa setiap muslim
berperang hanya untuk mempertahankan diri. “ Mereka membunuh dan terbunuh “
Berarti bahwa mereka merespon. Perbuatan salah mereka dihapuskan karena
keimanan mereka kepada Allah, berbuat amal saleh, dan mengorbankan diri.

“ Surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai sebagai pahala dari sisi


Allah. Dan d sisi Allahlah pahala yang baik “ Inilah surga tertinggi yang tak terbatas
ruang dan waktu.

Arti dan kandungan QS. Al-Imran ayat 196-197 :

Ayat (196) : “ Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang


kafir bergerak di dalam negeri.”

Ayat (197) : “ Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka
ialah Jahannam, dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.”

Kandungan : Jangan terperdaya oleh kebebasan orang-orang yag memiliki status


social tinggi atau kekayaan melimpah. Bagi merekalah ‘ kesenangan sementara ‘,
yang mereka beli dengan harga yang sangat tinggi, karena konsekuensi dari
kebebasan yang tanpa pertimbangan ini adalah neraka, keadaan yang abadi dan tak
dapat diubah.

Arti dan kandungan QS. Al-Imran ayat 198 :

”Akan tetapi orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya, bagi mereka Surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai
tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik
bagi orang-orang yang berbakti.”

7
Taman Qur’an.hal 115
Kandungan : Memberikan potret orang-orang saleh, mereka yang bertakwa kepada
tuhan mereka. Mereka berada dalam kesadaran takwa yang abadi dan memiliki
pengharapan spiritual yang tinggi. Kesadaran dan zikir mereka yang secara hakiki
dibalas dengan surge batini berupa makrifat dan kecintaan kepada Allah.

Arti dan kandungan QS. Al-Imran ayat 199 :

“Dan sesungguhnya di antara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan
kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka
sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat
Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Rabbnya.
Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya.”

Kandungan : Ahlul kitab yang sesungguhnya, khususnya Yahudi, Kristen, secara


alami akan percaya kepada Al-Qur’an, karena mereka mengetahui bahwa hanya ada
satu kitab yang diturunkan oleh Allah. Kita diingatkan agar tidak menganggap semua
ahlul kitab itu kafir hanya karena kitab-kitab mereka telah diubah atau dihapuskan.
Ada diantara mereka orang-orang yang sungguh-sungguh berada dalam keadaan
berserah diri kepada Allah.

Arti dan kandungan QS. Al-Imran ayat 200 :

“ Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya
kamu beruntung.”

Kandungan : “ Dan beratkwalah kepada Allah, agar kalian beruntung “ jika kita
tinggal dalam batas-batas yang telah ditentukan Allah, baik secara lahiri maupun
batini, maka kita sendiri akan menyadari batas-batas apa yang dihalakan dan
diharamkan. Tak ada balasan yang lebih tinggi bagi orang yang tercerahkan di
kehidupan ini melainkan melihat orang lain melaju dalam pengetahuan diri dan
makrifat.

B. Asbabun Nuzul Ketiga Surat Tersebut

Asbabun Nuzul Ayat Kursi : Madaniyyah

Ayat Kursi diturunkan pada suatu malam setelah Rasulullah SAW Hijrah dari kota
Makkah ke kota Madinah. Ayat Kursi ini diantarkan oleh beribu-ribu Malaikat. Ayat
ini adalah Ayat paling Mulia yang ada didalam Al-Qur’an. Sehingga para Malaikat
pun ikut mengiringi turunnya Ayat ini atas perintah langsung dari Allah SWT.Karena
begitu Agungnya Ayat Kursi ini, sampai-sampai golongan Iblisndan Setanpun begitu
gempar serta khawatir karena menganggap Ayat ini adalah sebagai penghalang bagi
mereka dalam usahanya untuk menggoda dan menjerumuskan ummat manusia
kedalam jurang kenistaan Ayat Kursi ini. Artinya : “Allah, tidak ada Tuhan
melainkan Dia yang Maha Kekal. Lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. Tidak
pernah ngantuk dan tidak pernah tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di
bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa seizin-Nya? Allah
mengetahui apa-apa yang ada di depan mereka dan di belakang mereka. Dan mereka
tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya¬ .
Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara
keduanya. Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Diriwayatkan dari 'Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw berkata: "Wahai 'Aisyah saya
pada malam ini beribadah kepada Allah SWT". Jawab Aisyah ra: "Sesungguhnya
saya senang jika Rasulullah berada di sampingku. Saya senang melayani kemauan
dan kehendaknya" Tetapi baiklah! Saya tidak keberatan. Maka bangunlah Rasulullah
saw dari tempat tidurnya lalu mengambil air wudu, tidak jauh dari tempatnya itu lalu
salat. Di waktu salat beliau menangis sampai-sampai air matanya membasahi
kainnya, karena merenungkan ayat Alquran yang dibacanya. Setelah salat beliau
duduk memuji-muji Allah dan kembali menangis tersedu-sedu. Kemudian beliau
mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi dan air matanya
membasahi tanah. Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi saw
menangis ia bertanya: "Wahai Rasulullah! Mengapakah Rasulullah menangis,
padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang terdahulu maupun yang
akan datang". Nabi menjawab: "Apakah saya ini bukan seorang hamba yang pantas
dan layak bersyukur kepada Allah SWT? Dan bagaimana saya tidak menangis? Pada
malam ini Allah SWT telah menurunkan ayat kepadaku. Selanjutnya beliau berkata:
"Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikir dan
merenungkan kandungan artinya".
Asbabun Nuzul Al- Baqarah : Madaniyyah

Ayat 284-286 :

Muhammad bin Minhal adl-Dlarir dan Umayyah bin Bistham al-‘Aisyi, dan ini lafadz
Umayyah, telah bercerita kepada saya(Imâm Muslim), kata keduanya(Muhammad
bin Minhal adl-Dlarir dan Umayyah bin Bistham al-‘Aisyi): “Yazid bin Zurai’ telah
bercerita kepada kami(Muhammad bin Minhal adl-Dlarir dan Umayyah bin Bistham
al-‘Aisyi), katanya(Yazid bin Zurai’): “Rauh yaitu Ibnul Qasim telah bercerita kepada
kami(Yazid bin Zurai’) dari al-‘Ala dari ayahnya(al-‘Ala) dari Abu Hurairah,
katanya: “ketika turun kepada Rasulullah SAW (Surat al-Baqarah(2), ayat: 284)):

“Rasulullah SAW bersabda: “Apakah kamu ingin mengucapkan apa yang sudah
diucapkan kedua golongan ahli kitab(Yahudi dan Nasrani) sebelum kamu; “kami
dengar dan kami durhakai?” Bahkan hendaklah kamu katakan: “kami dengar dan
kami taati, ampunilah kami ya Rabb kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali.”

“Mereka(para Sahabat Rasulullah)pun mengatakan: “kami dengar dan kami taati,


ampunilah kami ya Rabb kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali. “Ketika
mereka membacanya(maksudnya membaca ayat: kami dengar dan kami taati,
ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali), lisan
mereka(para Sahabat Rasulullah)pun terbiasa mengucapkannya, maka Allah turunkan
sesudah itu (Surat al-Baqarah(2), ayat: 285):

“Mereka(para Sahabat Rasulullah) berdoa: “Ampunilah kami ya Rabb kami, dan


kepada Engkaulah tempat kembali”, sesudah mereka melaksanakannya(maksudnya:
melaksanakan perintah Surat al-Baqarah(2), ayat: 285), kemudian Allah SWT
menghapusnya(maksudnya: menasakh Surat al-Baqarah(2), ayat: 285), dan
menurunkan(Surat al-Baqarah(2), ayat: 286):

Asbabun Nuzul QS. Ali Imran: Madaniyyah

Ayat 190-200 :

QS. Ali Imran Ayat 190-200 :

Memikirkan pergantian siang dan malam. mengikuti terbit dan terbenamnya matahari,
siang lebih lama dari malam dan sebaliknya. Semuanya itu menunjukkan atas
kebesaran dan Kekuasaan Penciptanya bagi orang-orang yang berakal.
Diriwayatkan dari 'Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw berkata: "Wahai 'Aisyah saya
pada malam ini beribadah kepada Allah SWT". Jawab Aisyah ra: "Sesungguhnya
saya senang jika Rasulullah berada di sampingku. Saya senang melayani kemauan
dan kehendaknya" Tetapi baiklah! Saya tidak keberatan. Maka bangunlah Rasulullah
saw dari tempat tidurnya lalu mengambil air wudu, tidak jauh dari tempatnya itu lalu
salat.

Di waktu salat beliau menangis sampai-sampai air matanya membasahi kainnya,


karena merenungkan ayat Alquran yang dibacanya. Setelah salat beliau duduk
memuji-muji Allah dan kembali menangis tersedu-sedu. Kemudian beliau
mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi dan air matanya
membasahi tanah. Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi saw
menangis ia bertanya: "Wahai Rasulullah! Mengapakah Rasulullah menangis,
padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang terdahulu maupun yang
akan datang". Nabi menjawab: "Apakah saya ini bukan seorang hamba yang pantas
dan layak bersyukur kepada Allah SWT? Dan bagaimana saya tidak menangis? Pada
malam ini Allah SWT telah menurunkan ayat kepadaku.

Selanjutnya beliau berkata: "Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang


membaca ini dan tidak memikir dan merenungkan kandungan artinya".

Karenanya, maka peliharalah kami dari siksa api neraka yang telah disediakan bagi
orang-rang yang tidak beriman.

(QS. Ali Imran : 192)

Ya Allah Ya Tuhan kami, kami mohon dengan penuh khusyuk dan rendah diri, agar
kami ini benar-benar dijauhkan dari api neraka, api yang akan membakar hangus
orang-orang yang angkuh dan sombang di dunia ini, yang tidak mau menerima yang
hak dan benar yang datangnya dan Khalik pencipta seru sekalian alam. Kami tahu
dengan pasti, bahwa orang-orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka, adalah
orang-orang yang sungguh-sungguh telah Engkau hinakan karena kelaliman dan
kekafiran yang telah mereka lakukan di dunia ini. Mereka terus-menerus merasakan
siksa neraka itu, karena tidaklah ada bagi orang-rang yang zalim dan kafir itu seorang
penolongpun, yang dapat mengeluarkan mereka dari kepedihan siksa yang
dialaminya.

(QS. Ali Imran : 193)


Setelah mengucapkan doa yang dibiasakan kepada tafakur dan renungan tentang alam
dan segala keajaibannya seperti tersebut di alas, maka disusul lagi dengan doa
menggambarkan perhatiannya pada panggilan yang didengarnya; bahwa kami Ya
Allah, telah mendengar seruan Rasul Mu. yang menyeru agar kami yang beriman
kepada Mu dan membenarkan firman Mu, maka segera kami beriman, melakukan
segala perintah Mu, menjauhi segala larangan-Mu. sesuai dengan anjuran yang
dibawa oleh Rasul itu. Oleh karena itu ampunilah dosa-dosa yang

telah kami lakukan dan hapuskanlah dari kami dosa-dosa kecil yang pernah kami
perbuat, serta matikanlah kami di dalam keadaan husnul khatimah, bersama-sama
dengan orang-orang baik yang banyak berbuat kebaikan.

(QS. Ali Imran : 194)

Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan
perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat.
Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.Ya Tuhan kami! Kami telah
menyesuaikan diri dengan segala perintah Mu. Kami selalu mengingat dan
mengenang-Mu setiap waktu dan setiap keadaan.

(Q.S. At Tahrim: 8) Semuanya ini kami mohon dengan segala kerendahan hati, untuk
menetapkan pengalaman kami atas segala perintah-Mu; karena dengan demikian
kami akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat, dan bukan sekali-kali tidak
ragu atas segala janji-Mu, karena kami percaya dengan penuh keyakinan bahwa
Engkau tidak akan menyalahi janji sedikitpun.

(QS. Ali Imran : 195)

Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman):`


Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara
kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari
sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung
halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah
akan Ku hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka
ke dalam syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi
Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.

(QS. Ali Imran : 196)


Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di
dalam negeri.

Meskipun ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad saw. namun dimaksudkan pula
untuk umatnya, sebagaimana kita lihat banyak ayat-ayat yang menurut bunyinya
ditujukan kepada Nabi saw, tetapi pada hakikatnya ditujukan pula kepada semua
pengikut-pengikutnya. Nabi Muhammad saw. selama hidupnya tidak pernah
terpedaya oleh bujukan dan tipuan siapapun, sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Qatadah, ia berkata: "Demi Allah mereka tidak pernah berhasil memperdayakan Nabi
saw sampai beliau wafat". Dari ayat ini dapat dipahami bahwa kaum Muslimin tidak
boleh terpedaya oleh kehidupan mewah orang-orang kafir yang tujuan hidupnya
hanyalah mencari kekayaan dunia semata.

(QS. Ali Imran : 197)

Orang-orang Mukmin tidak perlu cemas. tidak perlu berkecil hati melihat kemewahan
yang diperoleh orang-orang kafir. musuh Tuhan itu, karena yang demikian itu adalah
kesenangan yang tidak banyak berarti dibanding dengan pahala dan kesenangan yang
disediakan untuk orang-orang Mukmin di akhirat nanti.

(QS. Ali Imran : 198)

Berbeda dengan kaum kafir yang akan ditempatkan di dalam neraka jahanam. maka
di akhirat nanti orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya yaitu orang-orang yang
mengamalkan perintah-perintah Allah, meninggalkan segala larangan-Nya, akan
ditempatkan di dalam surga Jannatun-Na'im, yang mengalir sungai-sungai di
bawahnya, kekal untuk selama-lamanya, sebagai tempat tinggal di sisi Allah, cukup
dengan segala kesempurnaannya.

Umar bin Khattab r.a, berkata: "Saya berkunjung kepada Rasulullah saw, waktu itu
beliau berada dalam sebuah kamar, tidur di atas tikar yang tidak beralas di bawah
kepalanya bantal dan kulit kambing yang diisi dengan sabut. Pada kedua kakinya
daun penyamak terkumpul. Di atas kepalanya. kulit kambing tergantung. Saya
melihat bekas tikar pada dua lambungnya, maka menangislah saya. Berkata beliau:
"Apa yang menyebabkan engkau menangis (ya Umar)"? Saya menjawab: "Wahai
Rasulullah, Kisra dan kaisar selalu di dalam kesenangan. kemewahan dan serba
cukup dan Engkau adalah Rasulullah dan dalam keadaan begini?" Rasulullah
menjawab Apakah Engkau tidak senang, bahwa dunia ini bagi mereka dan akhirat
bagi kita"

(H.R. Bukhari dan Muslim)


(QS. Ali Imran : 199)

Berkata Jabir bin Abdillah, Anas, Ibnu Abbas, Qatadah dan Al-Hasan bahwa ayat ini
diturunkan tentang An Najasyi, Raja bangsa Habsy yaitu ketika-beliau meninggal.
Malaikat Jibril memberitahu Nabi saw, maka berkatalah Nabi saw kepada
sahabatnya: "Matilah kita (salat gaib) untuk An Najasyi itu". Berkata sebahagian
sahabat keheranan: "Kenapa kami disuruh menyalatkan orang kafir di negeri
Habsyi?" Maka turunlah ayat ini.

(QS. Ali Imran : 200)

Setelah membicarakan berbagai macam hikmah dan hukum sejak awal surat ini,
maka untuk menjaga dan memantapkan pelaksanaan hal-hal tersebut, surat ini (Ali
Imran) ditutup dengan anjuran agar supaya orang-orang yang beriman, sabar dan
tabah melakukan segala macam perintah Allah, mengatasi semua gangguan dan
cobaan, menghindari segala larangan-Nya, terutama bersabar dan tabah menghadapi
lawan-lawan dan musuh Agama. Jangan sampai musuh-musuh agama itu lebih sabar
dari tabah dan kita sehingga kemenangan berada di pihak mereka. Hendaklah orang-
orang mukmin itu selalu bersiap siaga dengan segala macam cara dan upaya,
berjihad, menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan mengurangi
kewibawaan dan kemurnian serta keagungan agama Islam. Dan sebagai sari patinya
orang-orang mukmin dianjurkan agar benar-benar bertakwa kepada Allah dengan
sebenar-benar takwa di mana saja mereka berada, karena dengan bekal takwa itulah
segala sesuatu dapat dilaksanakan dengan baik, diberkati, diridai oleh Allah SWT.8

C. Klasifikasikan ayat-ayat diatas, termasuk ayat Qoth’I atau Dzanni.

Ayat-ayat diatas, yaitu ayat kursi, Al-Baqarah 284-286, Ali-Imran 190-200 termasuk
ayat qoth’i karena menunjukkansesuatu yang pasti dan ketetapan langsung dari
firman Allah SWT.

8
Taman Qur’an hal 190

Anda mungkin juga menyukai