PENDAHULUAN
Tumor tiroid adalah lesi disekret pada kelenjar tiroid dan secara radiologi
kelenjar tiroid ini ada yang menyebabkan perubahan fungsi pada tubuh dan ada juga
yang tidak mempengaruhi fungsi. Struma merupakan suatu penyakit yang sering
dijumpai sehari-hari, dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti, struma
dengan atau tanpa kelainan fungsi metabolisme dapat didiagnosis secara tepat.1
pegunungan lainnya. Untuk struma toksik prevalensinya 10 kali lebih sering pada
wanita dibanding pria. Pada wanita ditemukan 20-27 kasus dari 1.000 wanita,
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelenjar tiroid terdiri dari tiga lobus, yaitu lobus dextra, lobus
sinistra dan isthmus yang terletak di bagian tengah. Kadang- kadang dapat
isthmus agak ke kiri dari garis tengah. Lobus ini merupakan sisa jaringan
antara tiroidea dan cincin trakea keenam. Seluruh jaringan tiroid dibungkus
2
Vaskularisasi kelenjar tiroid berasal dari : 3
3
2.2 Fisiologi Tiroid
hormon Tiroksin atau T4, triiodotironin atau T3 dan kalsitonin. Di dalam darah
sebagian besar T3 dan T4 terikat oleh protein plasma yaitu albumin, Thyroxin
Sebagian kecil T3 dan T4 bebas beredar dalam darah dan berperan dalam
2. Efek kardiogenik
3. Simpatogenik
4
Gambar 2.3 : Mekanisme Kerja Tiroid
2.3 Struma
efek fisiologisnya, klinis, dan perubahan bentuk yang terjadi. Struma dapat
dibagi menjadi :5
1. Struma Toksik, yaitu struma yang menimbulkan gejala klinis pada tubuh,
b. Nodosa, yaitu jika pembesaran kelenjar tiroid hanya mengenai salah satu
5
2. Struma Nontoksik, yaitu struma yang tidak menimbulkan gejala klinis pada
juga dengan kelenjar tiroid pada saat pertumnuhan akan dipacu untuk
Proses peradangan pada kelenjar tiroid seperti pada tiroiditis akut, tiroiditis
tiroid dalam kadar berlebih atau biasa disebut hipertiroid maupun dalam
kadar kurang dari normal atau biasa disebut hipotiroid. Gejala yang timbul
6
c. Palpitasi, sistolik yang tinggi dan diastolik yang rendah sehingga
menghasilkan tekanan nadi yang tinggi (pulsus celler) dan dalam jangka
d. Tremor
e. Diare
g. Exophtalmus
c. Bradikardi, tekanan sistolik yang rendah dan tekanan nadi yang lemah
d. Gerak tubuh menjadi lamban dan edema pada wajah, kelopak mata dan
tungkai
2.4.1 Definisi
ini lebih sering ditemukan pada orang muda dengan gejala seperti
7
menstruasi berupa amenorrhea, dan polidefekasi ( sering buang air besar
2.4.2 Patofisiologi
kelainan system imun dalam tubuh, di mana terdapat suatu zat yang
TSH tidak dapat menempati reseptornya dan kadar hormone tiroid dalam
8
2.4.3 Gejala Klinis
dan juga dalam keadaan istirahat. Irama nadi meningkat dan tekanan
9
secara tiba-tiba. Hal ini disebabkan oleh gangguan elektrolit yang dipicu
ikatan antibodi terhadap reseptor pada jaringan ikat dan otot ekstrabulbi
hiperplastik sehingga bola mata terdorong ke luar dan otot mata terjepit.
strabismus. 9
10
2.4.4 Penatalaksanaan
2.5.1 Definisi
Pembesaran noduler terjadi pada usia dewasa muda sebagai suatu struma
yang nontoksik. Bila tidak diobati, dalam 15-20 tahun dapat menjadi
2.5.2 Patofisiologi
11
menjadi toksik antara lain adalah nodul tersebut berubah menjadi otonom
pada saat palpasi kita dapat merasakan pembesaran yang hanya terjadi
2.5.4 Penatalaksanaan
12
2.6 Struma Difusa Nontoksik
2.6.1 Definisi
dengan pembesaran kelenjar tiroid yang terjadi pada suatu populasi, dan
2.6.2 Patofisiologi
defisiensi intake iodin oleh tubuh. Selain itu, goiter juga dapat
kurangnya hormon tiroid yang dapat disintesis. Hal ini akan memicu
13
kebutuhan hormon tiroid terpenuhi. Akan tetapi, pada beberapa kasus,
Goiter Difus
ditemukan dengan sifat non-toksik (fungsi tiroid normal), oleh karena itu
bentuk ini disebut juga goiter simpel. Dapat juga disebut sebagai goiter
koloid karena sel folikel yang membesar tesebut umumnya dipenuhi oleh
sintesis hormon tiroid atau gangguan enzim untuk sintesis hormon tiroid
14
kolumner yang banyak dan berdesakan. Akumulasi sel ini tidak sama di
atau kebutuhan tubuh akan hormon tiroid menurun, terjadi involusi sel
epitel folikel sehingga terbentuk folikel yang besar dan dipenuhi oleh
2.6.4 Penatalaksanaan
yaitu dengan pemberian SoL Lugoli selama 4-6 bulan. Bila ada
off dalam 4 minggu. Bila 6 bulan sesudah pengobatan struma tidak juga
15
2.7 Struma Nodosa Nontoksik
3.4.1 Definisi
secara klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda
3.4.2 Patofisiologi
diketahui dengan jelas, bisa terdapat gangguan enzim yang penting dalam
keluhan karena tidak ada hipo- atau hipertiroidisme. Yang penting pada
diagnosis SNNT adalah tidak adanya gejala toksik yang disebabkan oleh
pembesaran kelenjar tiroid pada salah satu lobus. Biasanya tiroid mulai
16
membesar pada usia muda dan berkembang menjadi multinodular pada
keluhan.
trakea naik untuk menutup laring dan epiglotis sehingga terasa berat
3.4.4 Penatalaksanaan
isthmus
17
d. Tiroidektomi subtotal bilateral, yaitu pengangkatan sebagian lobus
kanan dan sebagian kiri, sisa jaringan 2-4 gram di bagian posterior
Rekurens Laryngeus
2.8.1 Definisi
terkontrol dari sel) yang terjadi pada kelenjar tiroid. Kanker tiroid adalah
sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler, folikuler,
hipertiroidisme.11
terdapat pada anak dan dewasa muda dan lebih banyak pada wanita.
Pertama kali muncul berupa benjolan teraba pada kelenjar tiroid atau
18
terjadi melalui limfe ke daerah lain pada tiroid atau, pada beberapa
kasus, ke paru.11
resiko jenis keganasan ini. Jenis ini lebih infasif daripada jenis
papiler.11
10% dari kanker tiroid. Sedikit lebih sering pada wanita daripada pria.
ini disekitar, timbul suara serak, stridor, dan sukar menelan. Harapan
banyak pada wanita daripada pria dan paling sering di atas 50 tahun.
herediter.11
19
2.8.3 Perbedaan Nodul Tiroid Jinak dan Ganas
karakteristik:10
ke jaringan sekitar
yang ganas.
ganas terutama yang tidak disertai nyeri. Atau nodul lama yang tiba-
Sign)
20
2.9 Langkah-langkah Penegakkan Diagnosis Struma
2.9.1 Anamnesis
benjolan di leher, maka harus digali lebih jauh apakah pembesaran terjadi
gangguan bernafas dan perubahan suara. Setelah itu baru ditanyakan ada
maupun hipofungsi dari tiroid, harus digali lebih jauh ke arah hiper atau
Perbedaannya terasa pada saat pasien diminta untuk menelan. Jika benar
21
sementara jika tidak ikut bergerak maka harus dipikirkan kemungkinan
sternokleidomastoidea
plasma darah. Kadar normal T4 total pada orang dewasa adalah 50-
120 ng/dl. Kadar normal untuk T3 pada orang dewasa adalah 0,65-
1,7 ng/dl.
22
pada serum penderita dengan penyakit tiroid autoimun. Seperti
c. Pemeriksaan radiologis10,11
klinis pun sudah bisa diduga. Foto rontgen leher posisi AP dan
23
Gambar 2.7 : Gambaran USG tumor tiroid dengan keganasan
bentuk, yaitu cold nodule bila uptake nihil atau kurang dari
24
nodule bila uptake lebih dari normal, berarti aktifitasnya
25
Gambar 2.9: Pendekatan diagnostic dan dan pengobatan tumor tiroid
4. Kosmetik
26
3. Struma besar yang melekat erat ke jaringan leher sehingga sulit
apakah nodul tiroid tersebut suspek maligna atau suspek benigna. Bila
maka operasi selesai, tetapi jika ganas maka harus ditentukan terlebih
27
Gambar 2.10: Tindakan pembedahan tumor tiroid
lobus tiroid
laryngeal superior
28
5. Dilakukan retraksi pada lobus, arteri tiroid inferior ditempatkan
29
Gambar 2.10 : teknik operasi tiroidektomi
30
BAB IV
KESIMPULAN
Struma adalah suatu penyakit yang sering kita jumpai sehari-hari. Sangat
penting untuk melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti dan cermat
perubahan kadar hormon tiroid dalam tubuh. Begitu juga dengan tanda-tanda
menentukan diagnosis pasti dari jenis struma yang ada. Dengan menegakkan
diagnosis pasti maka kita dapat mnentukkan tatalaksana yang tepat bagi struma
yang dialami oleh pasie. Apakah memerlukan tindakan pembedahan, atau cukup
31
DAFTAR PUSTAKA
2. Kariadi KS Sri Hartini, Sumual A., Struma Nodosa Non Toksik & Hipertiroidisme
: Buku Ajar Ilmu Pneyakit Dalam, Edisi Keiga, Penerbit FKUI, Jakarta, 1996 :
757-778.
4. Liberty Kim H, Kelenjar Tiroid : Buku Teks Ilmu Bedah, Jilid Satu, Penerbit
http://www.aace.com/pub/pdf/guidelines/thyroid_ nodule.pdf.
http://www.farmacia.com/rubrik/one_news_print.asp.
8. Johan, S. M. 2006. Nodul tiroid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Edisi
32
9. Djokomoeljanto, R. 2006. Kelenjar tiroid, hipotiroidisme, dan hipertiroidisme.
Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid III, Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan
10. Sjamsuhidajat., Jong, W. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah: Sistem endokrin. Jakarta:
EGC
http://www.thyroidmanager.org/Chapter17/ch01s10.html.
Tiroid: Kelainan, Diagnosis dan Penatalaksanaan. Seksi Bedah Kepala & Leher,
Aji Surabaya.
13. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK285564/
33