Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori Komunikasi Massa ( Mass Communication Theory) berintikan pengaruh atau
dampak pemberitaan media massa ( Media Effect) kepada publik. Teori komunikasi
massa menunjukan atau menggambarkan besarnya pengaruh sajian media terhadap
masyarakat. Media paling berpengaruh adalah televisi karena televisi merupakan “media
pandang dan dengar” sehingga mata, telinga, pikiran, serta perasaan audiens fokus kepada
tayangan Televisi.
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan melalu media massa.
Komunikasi Massa singkatan dari Komunikasi Media Massa, yakni komunikasi melalui
media. Media massa juga merupakan singkatan dari Media Komunikasi Massa (Mass
Communication Media), yakni saran atau saluran komunikasi kepada public (massa).
Media massa memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Media
massa menjadi sebuah jembatan komunikasi untuk terhubung dengan informasi yang
lebih luas. Tokoh revolusi Tiongkok Mao Ze Dong pernah berkata “Jika kita ingin
menguasai dunia maka kita harus menguasai media”.
Kiranya begitu besar manfaat kita mempelajari komunikasi massa dari perkataan
tersebut. Bahkan, dengan mempelajari komunikasi massa, kita menjadi pribadi yang lebih
mantap dalam menghadapi pergolakan informasi publik. Dewasa ini, informasi publik
tidak jarang mengarah pada penggiringan opini yang menjurus pada hal negatif. Oleh
sebab itu, dengan mempelajari komunikasi massa kita akan menjadi pribadi yang cerdas
dan kritis dalam menyikapi berbagai informasi publik yang ada
Secara keseluruhan, makalah ini terdiri atas tiga bab. Bab-bab tersebut berturut-turut
memuat: (1) Pengertian Komunikasi Massa, (2)Karakteristik komunikasi massa,
(3)Dampak komunikasi massa, (4)Sejarah munculnya komunikasi media massa,
(5)Pengaruh Media massa terhadap publik saat kini.
Penulis memilih judul makalah ini untuk ditujukan kepada para pembaca, khususnya
mahasiswa jurusan ilmu komunikasi untuk lebih mengenal dan mengetahui pengaruh
komunikasi media massa pada publik saat ini. Penulis mengharapkan dapat meningkatkan
kemampuan personal kepada pembaca.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1) Apa itu Komunikasi Massa?
2) Apa saja karakteristik komunikasi Massa?
3) Apa dampak Komunikasi Massa?
4) Bagaimana sejarah munculnya media massa?
5) Bagaimana pengaruh media massa terhadap persepsi publik?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan makalah adalah sebagai
berikut.
1) Menjelaskan pengertian komunikasi massa.
2) Mendeskripsikan karakteristik komunikasi massa.
3) Menjelaskan dampak komunikasi Massa.
4) Mendeskripsikan sejarah munculnya media massa .
5) Mendeskripsikan pengaruh media massa terhadap persepsi publik

1.4 Manfaat
Hasil makalah ini diharapakan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca
pada umumnya, baik secara teoritis maupun praktis.
1) Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dan memahami pengaruh komunikasi media massa pada publik
saat ini, dimana komunikasi media massa sangat penting dalam kehidupan saat ini.

2) Manfaat Praktis
Bagi pembaca, penulisan makalah ini mampu memberikan pengetahuan mengenai
pengaruh komunikasi media massa pada publik saat ini secara luas.

2
1.5 Batasan Masalah
Makalah ini membahas tentang “ Pengaruh Media Massa Terhadap Persepsi Publik”
Sehingga isi pembahasan makalah ini sesuai dengan rumusan masalah di atas.
Dengan batasan masalah ini, penulis hanya fokus pada hasil kajian sebagai jawaban atas
pertanyaan pada rumusan masalah.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) juga bisa disebut sebagai komunikasi


media massa (mass media communication). Maka dari itu, komunikasi massa jelas berarti
sebuah cara berkomunikasi atau penyampaian informasi yang dilakukan melalui media massa
(communicating with media). Ciri khas dari komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang
ditujukan kepada orang banyak atau masyarakat luas melalui perantara media massa. Jika
mendengar kata massa, maka kita dapat mengartikan dengan hal yang berkaitan dengan kata
jamak, massive, serta dalam jumlah yang sangat banyak. Defisini komunikasi massa yang
paling umum adalah cara penyampaian pesan yang sama, kepada sejumlah besar orang, dan
dalam waktu yang serempak melalui media massa. Komunikasi massa dapat dilakukan
melalui keseluruhan media massa yang ada, yaitu media cetak, media elektronik, serta media
online. Tidak ada batasan media dalam penggunaan komunikasi massa ini.

Sebuah pesan yang disampaikan kepada satu orang, akan memiliki dampak yang
berbeda apabila pesan tersebut disampaikan langsung kepada banyak orang di waktu yang
bersamaan. Selain manfaat waktu dan tenaga, komunikasi massa memiliki dampak positif
keuntungan yang cukup besar lainnya. Komunikasi massa bahkan mampu menggerakkan
sebuah massa atau sejumlah besar orang dan komunitas untuk melakukan suatu hal yang
diharapkan melalui sebuah pesan. Komunikasi massa adalah jenis kekuatan sosial yang
mampu mengarahkan masyarakat dan organisasi media untuk mencapai sebuah tujuan yang
telah ditetapkan, seperti contohnya adalah tujuan sosial.

Komunikasi massa mampu menyebarkan pesan secara publik secara hampir


bersamaan bahkan hanya dalam satu kali penyampaian informasi. Komunikasi massa ini
disampaikan secara terbuka kepada masyarakat heterogen yang jangkauannya relatif lebih
besar. Komunikasi massa berperan sebagai cara yang efektif untuk menyampaikan informasi
antara pihak yang ingin menyampaikan informasi, dengan pihak yang ingin diberikan
informasi. Baik komunikasi bagi perorangan atau individu, komunikasi kelompok, maupun
fungsi utamanya sebagai komunikasi bagi masyarakat luas.

Terdapat beberapa tokoh atau ahli yang menyampaikan pendapatnya mengenai


definisi dari komunikasi massa. Salah satunya adalah Charles R. Wright. Menurut pendapat

4
Wright, komunikasi massa dapat dibedakan menurut pola-polanya, hal ini dikarenakan
komunikasi massa memiliki keunikan karakteristik yaitu :

1. Ditujukan kepada masyarakat luas yang heterogen, anonim, serta dalam jangkauan
yang luas
2. Informasi yang disampaikan bersifat terbuka
3. Informasi yang disampaikan diterima secara bersamaan pada waktu yang kurang lebih
relatif sama dan bersifat hanya sementara bagi sebagian media massa (media
elektronik)
4. Komunikator sebagai pihak yang menyampaikan informasi, biasanya bergerak dalam
sebuah organisasi yang memiliki kedudukan tinggi dan membutuhkan biaya yang
cukup besar

Menurut Wright, komunikasi massa dapat berfungsi sebagai surveillance atau sebuah
kegiatan untuk mengkorelasi dan menggabungkan sebuah kejadian dengan fakta-fakta
sehingga dapat ditarik kesimpulan. Selain fungsi penting tersebut, Wright juga berpendapat
bahwa komunikasi massa dapat bermanfaat sebagai media hiburan.

Pendapat kedua mengenai definisi komunikasi massa disampaikan oleh John R. Bittner
(1980 :10). Bittner berpendapat bahwa, “Mass communication is messages communicated
through a mass medium to a large number of people”. Komunikasi massa adalah sebuah
pesan yang disampaikan atau dikomunikasikan melalui media massa pada sebagian besar
orang.

5
2.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik. Ciri-ciri komunikasi massa ini
dapat diibagi ke dalam empat tanda pokok komunikasi massa. Keempat tanda pokok
karakteristik komunikasi massa ini disampaikan oleh seorang ahli yaitu Suprapto. Ciri-
ciri menurut Suprapto, 2006 : 13 tentang keempat tanda pokok tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Komunikasi massa memiliki sifat komunikan
Hal ini karena sasaran komunikasi massa adalah masyarakat yang relatif besar
serta memiliki sifat yang heterogen dan anonim. Masyarakat ini tidak dapat diukur
berapa banyak jumlahnya, bagaimana latar belakang pendidikan, usia, agama, suku,
jenis pekerjaan, dan lain sebagainya. Hal yang dapat menjadikan semua perbedaan ini
melebur adalah kesamaan minat dan kepentingan yang sama.
2. Komunikasi massa memiliki sifat cepat dan serentak
Penyampaian pesan secara serempak ini dilakukan secara bersamaan oleh
komunikator kepada komunikan yang memiliki jumlah yang besar. Jika disampaikan
secara serentak, maka perhatian komunikan akan berfokus pada pesan yang
disampaikan oleh komunikator. Sifat penyampaian pesan yang cepat akan
memungkinkan pesan tersebut dapat tersampaikan dalam waktu yang relatif singkat.
3. Komunikasi massa memiliki sifat publik
Sudah jelas bahwa pesan yang ingin disampaikan tersebut ditujukan kepada
masyarakat luas, bukan kepada golongan tertentu saja. Sehingga isi pesan yang
disampaikan harus lebih umum. Karena mencakup lingkungan yang umum dan
universal.
4. Komunikator yang terkoordinir
Karena media massa merupakan sebuah lembaga organisasi, maka komunikasi
massa pasti memiliki komunikator yang telah terorganisasi dengan baik dan
profesional seperti jurnalis, sutradara, penyiar atau pembawa acara, dan lain
sebagainya. Pesan yang akan disampaikan tersebut merupakan hasil kerjasama tim,
sehingga keberhasilan sebuah komunikasi massa juga tergantung berdasarkan
berbagai faktor di dalam organisasi media massa tersebut.
Selain keempat tanda pokok tersebut, komunikasi massa memiliki karakteristik
komunikasi massa konsep klasik. Konsep-konsep tersebut diantaranya adalah ditujukan
kepada masyakarat luas, yang heterogen, tersebar, serta tidak terbatas pada batas
geografis dan kultural. Karakteristik konsep klasik lainnya adalah bersifat umum, cara

6
penyampaian pesan yang cepat dan menjangkau banyak orang dalam waktu yang singkat,
penyampaian pesan bersifat satu arah, kegiatan komunikasi dilakukan dengan secara
terencana dan terkonsep, komunikasi dilakukan secara periodik atau berkala, serta pesan
yang disampaikan melingkupi seluruh aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

2.3 Dampak Komunikasi Massa


Teori komunikasi massa merupakan penjelasan atau perkiraan terhadap gejala
sosial, yang berupaya untuk menghubungkan komunikasi massa kepada
berbagai aspek kehidupan kultural dan personal atau sistem sosial. Teori
komunikasi masa sering kali meminjam pengetahuan dari disiplin ilmu lainnya
untuk menjealskan dampak komunikasi massa. Salah satunya yaitu untuk meneliti
dampak komunikasi massa pada perubahan sikap khalayak, ilmu komunikasi
meminjam disiplin ilmu psikologi. Dalam bukunya, Morrisan menjelaskan
bahwa komunikasi massa menyesuaikan teori-teori pinjaman ini untuk menjawab
berbagai pertanyaan dan isu yang muncul dalam ilmu komunikasi.
Ada beberapa pendekatan yang diperkenalkan oleh Steven M.Chaffe dalam Wilhoit
dan Horold de Bock, 1980:78, dalam Rakhmat,2011:216) untuk melihat dampak
dari komunikasi massa. Pendekatan pertama melihat bahwa dampak komunikasi
massa disebabkan karena efek pesan dan dampak media. Dalam hal ini,dampak
komunikasi massa difokuskan pada pesan yang disampaikan yakni terjadi
perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Fokusnya
pesan yang disampaikan menyebabkan dampak yang ditimbulkan pun harus
berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa. Hal ini menimbulkan
ketidaksetaraan, karena membatasi dampak hanya selama berkaitan dengan
pesan media, akan mengesampingkan banyak sekali pengaruh media massa.
Pendekatan yang kedua yakni melihat jenis perubahan yang terjadi pada khalayak
komunikasi massa. Hal ini berkaitan dengan penerimaan informasi, perubahan
perasaan atau sikap dan perubahan perilaku, atau dengan istilah lain dikenal dengan
perubahan kognitif, afektif, dan behavioral. Dampak kognitif terjadi bila ada
perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Dampak ini
berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi.
Dampak afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau
dibenci khalayak.

7
Pendekatan yang ketiga yakni meninjau satuan observasi yang dikenai dampak
komunikasi massa seperti individu, kelompok organisasi, masyarakaat, atau bangsa.
1) Dampak kognitif komunikasi massa
Dampak kognitif atau penerimaan informasi terjadi apabila seseorang atau
khalayak mengalami perubahan yang diketahui,dipahami, atau dipersepsi oleh
khalayak. Wilbur Schram (dalam Rakhmat,2011:221) mendefinisikan informasi
sebagai segala sesuatu yang mengurangi ketidakpastian atau mengurangi jumlah
kemungkinan alternatif dalam situasi. Seseorang menjadi lebih mengerti
bagaimana harus bertindak ketika mengahadapi suatu hal yang pernah ia dapati
setidaknya informasi yang berkaitan dengan hal yang dialaminya. Seseorang
tersebut telah berhadapan dengan realitas yang tampak sebagai gambaran dan
memiliki makna. Gambaran tersebut lazim disebut sebagai citra, yang
menurut Roberts menunjukan kesuluruhan informasi tentang dunia ini yang telah
diolah, diorganisasikan, dan disimpan individu.Citra adalah peta seseorang
tentang dunia. Citra adalah gambaran tentang realitas dunia berdasarkan
perspektif pribadi. Pembahasan mengenai dampak kognitif yang disebutkan
oleh Jalaludin Rakhmat banyak mengulas citra sebelum masuk lebih jauh ke
dalam dampak kognitif itu. Menurut Roberts komunikasi tidak langsung
menimbulkan perilaku tertentu tetapi cenderung mempengaruhi cara seseorang
dalam mengorganisasikan citranya terhadap lingkungan, dan citra inilah yang
akan mempengaruhi perilaku. Citra terbentuk berdasarkan informasi yang
diterima. Media massa bekerja menyampaikan informasi kepada khalayak sehingga
dapat membentuk, mempertahankan, atau mendefinisikan citra. Media massa
adalah perpanjangan alat indera manusia. Manusia memperoleh informasi
tentang benda, orang, dan lingkungannya melalui media massa, televisi menjadi
jendela kecil untuk menyaksikan berbagai peristiwa yang jauh dari jangkauan alat
indera manusia, dengan begitu media manampilakn realitasyang diambil dari
realitas yang ada di masyarakat. Realitas yang ditampilkan media adalah realitas
yang sudah diseleksi atau realitas tangan kedua. Televisi memilih tokoh-tokoh
tertentu untuk ditampilkan dan mengesampingkan tokoh-tokoh yang lain
sehingga seseorang membentuk citra tentang lingkungan sosial berdasarkan
realitas tangan kedua, karena media massa melaporkan dunia nyata secara selektif.

8
2) Dampak afektif komunikasi massa
Dampak afektif komunikasi massa terjadi apabila terdapat perubahan emosi
yang dialami oleh khalayak, seperti marah, senang, sedih, atau benci.
Joseph Klapper dalam Rakhmat(2011:229) menyimpulkan sebuah hasil
penelitian, bahwa pembentukan dan perubahan sikap pengaruh media massa
terjadikarena lima prinsip umum berikut ini :
a) Pengaruh komunikasi massa diantaranya oleh faktor-faktor seperti
predisposisi personal, proses selektif, keanggotaan kelompok atau
yang disebut juga sebagai faktor personal.
b) Faktor-faktor tersebut memfungsikan media massa untuk
memperkokoh sikap dan pendapat yang ada, walaupun kadang-kadang
berfungsi sebagai media pengubah(agent of change).
c) Bila komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap,
perubahan sikap kecil pada intensitas sikap lebih umumterjadi
daripada konversi (perubahan seluruh sikap) dari satusisi masalah ke
sisi yang lain.
d) Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap pada bidang-
bidang dimana pendapat orang lemah, misalnya pada iklan komersial.
e) Komunikasi massa cukup efektif dalam menciptakan pendapat tentang
masalah-masalah baru bila tidak ada presisposisi yang harus
diperteguh.
Dampak afektif dan kognitif media massa berjalan saling beriringan. Dalam
hal ini, media massa tidak mengubah sikap seseorang secara langsung tetapi
melalui informasi yang diperoleh seseorang menjadi dasar pembentukan dan
perubahan sikap seseorang terhadap objek yang disifatinya. Atau dengan kata lain,
sikap seseorang ditentukan oleh citra benda atau objek yangdiinformasikan,
sedangkan citra itu sendiri ditentukan oleh sumber-sumber informasi. Jadi, dapat
dikatakan bahwa media massa tidakmemilikidampak langusng pada sikap
seseorang tetapi mediamassa mengubah citra dan citra menjadi dasar sikap
seseorang.

3) Dampak behavioral komunikasi massa


Dampak behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapatdiamati seperti
pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaanberperilaku (Rakhmat, 2011:217).

9
Perilaku meliputi bidang yangluas yaitu berkaitan dengan apa yang diinginkan
oleh khalayaksebagaidampak komunikasi massa yang diterima atau
dampakprososial behavioral dan perilaku agresif
a) Prososial behavioral
Perilaku prososial ialah memiliki keterampilan yang bermanfaat
bagi dirinya dan orang lain. Keterampilan tersebut diperoleh dari media
massa karena media massa bisa dijadikan sebagai media pendidikan. Dampak
prososial behavioral dapat dijelaskan dengan meminjam teori dari disiplin
ilmu psikologi yakni teori belajar sosial dari Bandura. Menurut
Bandura (dalam Rakhmat, 2011:238), seseorang belajar bukan hanya dari
pengalaman langsung tetapi dari peniruan atau peneladanan
(modellig). Perilaku merupakan hasil faktor-faktor kognitif dan lingkungan.
Artinya, seseorang mampu memiliki keterampilan tertentu bila terdapat
jalinan positif antarastimulus yang diamati dan karakteristik pribadi
seseorang.Proses belajar yang dikenalkan oleh Bandura dibagi kedalam
empat tahap yaitu proses perhatian, proses pengingatan, proses produksi
motoris, dan proses motivational. Proses belajar diawali dari
munculnya peristiwa yang dapat diamati secara langsung atau tidak
langsung oleh seseorang. Peristiwa ini dapat berupa tindakan tertentu
atau gambaran pola pemikiran, yang disebut oleh Bandura sebagai
abstract modeling (misalnya sikap, nilai, atau persepsi realitas sosial).
Bila peristiwa itu sudah diamati, terjadilah tahap pertama belajar sosial
yaitu perhatian. Tahap berikutnya yaitu proses pengingatan atau
retention. Setelah melewati tahap perhatian, untuk menghasilkan dampak
prososial khalayak harus sanggup menyimpan hasil pengamatan dalam
benaknya dan memanggil kembali takala mereka akan bertindak sesuai
dengan teladan yang diberikan. Peneladanan tertangguh (delayed
modelling) hanya terjadi bila khalayak sanggup mengingat peristiwa yang
diamatinya. Pada tahap mengingat ini, seseorang harus dapat merekam
peristiwa yang diamatinya dalam bentuk imaginal dan verbal. Imaginal
merupakan kemampuan seseorang dalam membuat gambaran mental tentang
peristiwa yang diamati dan menyimpan gambaran itu pada memorinya atau
disebut sebagai proses visual imagery. Selanjutnya yaitu, seseorang
dapat menunjukan representasi peristiwa yang diamatinya dalam bentuk

10
bahasa. Menurut Bandura, agar peristiwa itu dapat diteladani, seseorang
tidak hanya mampu mereka dalam memori tetapi juga harus mampu
membayangkan secara mental bagaimana ia dapat menjalankan tindakan
yang diteladani. Memvisualisasikan berarti seseorang sedang
melakukan sesuatu yang disebut sebagai rehearsal. Tahap yang berikutnya
dari proses belajar sosial yaitu reproduksi motoris. Pada tahap ini khalayak
akan menghasilkan perilaku atau tindakan yang diamatinya. Tetapi,
perilaku atau tindakan yang dihasilkan tidaklah semata mata
dihasilkan begitu saja, tindakan yang akan dihasilkan akan bergantung
pada motivasi. Motivasi bergantung pada peneguhan. Ada tiga macam
peneguhan yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan,
yaitu peneguhan eksternal, peneguhan gantian (vicarious reinforcement),
dan peneguhan diri (self reinforcement). Peneguhan eksternal merupakan
dorongan yang berasal dari luar diri khalayak untuk melakukan suatu
tindakan. Hal tersebut dijelaskan oleh Jalaludin Rakhmat dengan
contoh sebuah peristiwa sederhana tentnag penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Pelajaran berbahasa Indonesia yang baik
dan benar telah dipelajari sejak lama, dalam hal ini berarti telah disimpan
dalam memori seseorang. Seseorang bermaksud mempraktikannya dalam
percakapan dengan orang lainnya dan hal itu hanya akan dilakukan apabila ia
mengetahui orang lain tidak akan mencemooh dirinya, atau bila ia yakin
orang lain akan menghargai tindakannya. Inilah yang disebut sebagai
peneguhan eksternal. Seseorang juga akan terdorong untuk melakukan
perilaku teladan bila melihat orang lain berbuat hal yang samamendapat
ganjarankarena perbuatannya. Seseorang memerlukan peneguhan gantian
untuk mendorong ia tetap melakukan perilaku teladan. Walaupun
tidak mendapatkan ganjaran (pujian, penghargaan, status, dan
sebagainya). Tetapi melihat orang lain mendapat ganjaran karena
perbuaatannya yang ingin diteladani akan membantu terjadinya proses
reproduksi motorik. Tindakan teladan akan dilakukan oleh seseorang apabila
dirinya sendiri mendorong tindakan itu. Dorongan dari diri sendiri itu
mungkin timbul dari perasaan puas, senang, atau dipenuhinya citra diri
yang ideal. Seseorang akan mengikuti anjuran bahasa Indonesia yang

11
baik dan benar bila ia yakin bahwa dengan cara itu ia dapat
memberikan kontribusi bagi kelestarian bahasa Indonesia.
b) Agresi sebagai dampak komunikasi massa
Menurut teori proses belajar sosial Bandura, seseorang cenderung
meniru perilaku yang diamatinya dengan menempatkan stimulus
sebagai teladan untuk perilakunya. Selain penggunaan bahasa Indonesia
yang bail dan benar, media massa juga dimungkinkan dapat menyebabkan
seseorang melakukan kekerasan atau dengan kata lain media massa dapat
mendorong orang menjadi agresif. Definisi agresi itu sendiri dijelaskan
sebagai bentuk perilaku yang diarahkan untuk merusak atau melukai
orang yang menghindari perlakuan seperti itu (Baron dan Byrne dalam
Rakhmat, 2011:240). Dalam hal ini, sejumlah studi menemukan bahwa
media tidak menciptakan dorongan agresif, melainkan merangsang (simuli)
potensi agresi individu. Menonton adegan-adegan agresif justru dapat
menyingkirkan perasaan-perasaan agresif individu. Bila melihat
beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh pakar-pakar dibidangnya
menunjukan bahwa agresi sebagai dampak komunikasi massa yaitu lebih
cenderung pada adegan-adegan kekerasan yang ditayangkan melalui
televisi.

2.4 Sejarah munculnya Media Massa


1. Era Surat Kabar
Cikal bakal jurnalistik dianggap lahir pada tahun 1405-1367 SM, ketika Kaisar
Amenhotep III (kaisar Mesir) mengutus ratusan wartawan membawa surat berisi
informasi untuk dibagikan ke seluruh pejabat di semua provinsi. Namun surat kabar
pertama di dunia yaitu “Acta Diuma” terbit pada tahun 59 SM di Roma, pada zaman
Julius Caesar. Surat kabar tersebut berisi kebijakan-kebijakan kaisar, pengumuman
resmi, dan informasi penting lainnya. Pada masa itu surat kabar tersebut masih berupa
tulisan yang diukir pada logam atau batu.

Surat kabar pertama di dunia yang di cetak adalah “Relation”. Surat kabar ini
diterbitkan pada tahun 1605 oleh Johan Carolus di Jerman dan menggunakan bahasa
Latin. Surat kabar pertama kali muncul di Eropa pada abad ke-17. Oxford Gazzete
(London Gazzete) merupakan surat kabar dalam bahasa Inggris pertama yang

12
diterbitkan secara berkala, pada tahun 1665. Dan pada tahun 1702 terbit ‘Daily
Courant” yang merupakan Koran harian pertama di Inggris.

Di Indonesia, surat kabar telah terbit di Indonesia sejak zaman penjajahan


Belanda. pada tahun 1587 – 1629, Jan Pieterszoon Coen memprakarsai penerbitan
newsletter “Memorie der Nouvelles” yang berisi berita-berita dari Belanda yang
dibawa ke Indonesia. Surat kabar tersebut mengunakan tulisan tangan dan disebarkan
hanya pada orang-orang penting di Jakarta.

Surat kabar modern pertama yang terbit di Indonesia (dulu Hindia Belanda)
adalah “Bataviasche Nouvelles en Politique”. Surat kabar tersebut menggunakan
bahasa belanda dan lebih banyak menampilkan iklan untuk kepentingan komersial
pemerintahan Belanda. Koran Pribumi, yang menggunakan bahasa Melayu baru
muncul pada tahun 1850an. Surat kabar “Bromartani” yang berbahasa Jawa terbit di
Solo pada tahun 1855. Pada tahun 1943 terbit “MedanPrijanji” yang berbahasa
melayu dan berisi gambaran situasi politik serta interpretasinya dari sudut pandang
nasionalisme.

2. Era Majalah
Majalah hadir untuk melengkapi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh surat
kabar. Berbeda dengan surat kabar harian, majalah diterbitkan secara berkala, baik
bulanan maupun mingguan. Majalah pertama di dunia adalah “The Gentleman’s
Magazine” yang terbit pada tahun 1731 di London. Editor majalah ini adalah Edward
Chen yang menggunakan naa pena “Sylvanus Urban”. Pada awalnya majalah berisi
tentang humor, karya fiksi, atau essay mengenai politik, sastra, music, atau topik
menarik lainnya yang sifatnya lebih ringan daripada surat kabar.

Di Indonesia sebenarnya majalah sudah mulai terbit sejak zaman penjajahan,


namun tidak bertahan lama. Pada Tahun 1014 terbit majalah “De’Craine”, lalu tahun
1939 terbit majalah “Perintis” yang beredar dikalangna supir. Pada masa
kemerdekaan, di tahun 1945, di Jakarta terbit majalah “Panja Raya” dibawah
pimpinan Markoem Djojohadisoeparto.

13
4. Era Radio
Stasiun radio pertama mulai beroprasi tahun 1920, yaitu stasiun radio KDKA
divPittsburgh. Pada awalnya radio digunakan oleh maritime, untuk mengirimkan
pesan dalam bentuk kode morse dari kapal ke darat, atau sebaliknya. Radio sebagai
media massa populer digunakan pada Perang Dunia II dan setelahnya. Hal ini
dikarenakan radio dapat menyebarkan informasi tentang perang lebih cepat dari pada
surat kabar.

Radio pada awalnya bekerja dengan prinsip modulasi amplitude (AM), namun
gelombang radio yang ditransmisikan menggunakan modulasi amplitude rentan akan
gangguan cuaca. Pada tahun 1933 ditemukan sistem modulasi frekuensi (FM) yng
menhasilkan suara lebih jernih dan tidak terganggu cuaca buruk. Hingga saat ini,
sebagian besar statsiun radio analog menggunakan sistem FM.

Di Indonesia, Radio Republik Indonesia (RRI) didirikan pada tanggal 11


September 1945. Sebulan setelah dihentikannya siaran radio Hoso Kyoku. RRI
digunakan sebagai alat komunikasi antara pemeritahan RI dengan rakyat. Meski kalah
oleh hadirnya televisi, radio masih tetap bertahan. Dan sekarang setelah muncul
internet, radio berevolusi menjadi radio digital (online), yang disiarkan dengan cara
mentransmisikan gelombang suara lewat internet (streaming).

4. Era Televisi
Televisi mulai dikembangkan sejak tahun 1920an, namun baru mulain populer
dan dimiliki banyak pengguna sejak tahun 1940an setelah perangd dunia ke-2
berakhir. Pada masa itu televisi telah menampilkan gambar dan suara, taoi masih
hitam putih. Siaran TV berwarna mulai marak sejak tahun 1967an. Hingga saat ini
teknologi televisi semakin berkembang, televisi berukuran lebih tipis, ringan, namun
dengan kualitas gambar yang sangat jernih dan halus.
Berdasarkan penelitian pada tahun 1994, 98% keluarga di Amerika memiliki
sebuah televisi. Di Indonesia juga berlaku hal yang sama, saat ini hampir semua
keluarga di Indonesia memiliki televisi di rumahnya. Tayangan yang disiarkan televisi
beragam, mulai dari film, sinetron, acara music, dan terutama siaran berita. Baik
berupa berita politik, atau kejadian yang terjadi di sekitar.

14
Dengan berkembangnya internet, peran televisi semakin tergeser. Sebab berbeda
dengan televisi yang menyajikan berita sesuai program, dan tidak dapat diulang;
Internet dapat menyajikan berita atau informasi apapun sesuai dengan yang pengguna
cari, dan dapat diulang sebanyak apapun selama konten tersebut masih tersimpan.
Namun beberapa satsiun televisi telah beinovasi dengan menyediakan siaran televisi
secara online.

5. Era Internet
Internet pertama kali dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerikas
Serikat untuk kepentingan militer. Proyek tersebut bernama ARPANET (Advanced
Research Projects Agency Network). Pada tahun 1970, lebih dari 10 komputer telah
dapat dihubungkan dan saling berkomunikasi. Pada tahun 1980an telah lebih dari 100
komputer yang dapat bergabung dengan ARPANET dan membentuk jaringan.

Pada tahun 1990, Tim Bernes Lee menemukan program yang diberi nama World
Wide Web disingkat www. Sebuah program editor dan browser yang bisa menjelajah
antara komputer yang satu dengan komputer yang lain, dan menciptakan jaringan.
Tahun 1994, situs internet tumbuh dan berkembang semakin banyak mencapai 3000
alamat, muncul pula e-retail (belanja online). Pada abah ke-20 internet telah
digunakan secara luas, dan menghubungkan seluruh dunia.

Kemunculan jurnalisme online dimulai ketika Mark Druk, pencipta dan editor
situs kumpulan berita Amerika, mempublikasikan kisah perselingkuhan Bill Clinton
(Presiden Amerika saat itu) denga Monica Lewinsky. Setelah itu jurnalisme online
juga mulai berkembang di negara lain.

Di Indonesia sejarah jurnalisme online dimulai oleh majalah Tempo. Pada 6 maret
1996 majalah Tempo muncul dalam bentuk media online, sebab media cetak Tempo
pada saat itu sedang dibrendel. Media online lain yang cukup populer adalah

15
Detik.com. Media ini mulai online sejak 9 Juli 1998 dan hingga artikel ini ditulis,
Detik masih eksis mendedikasikan dirinya sebagai portal berita online di Indonesia
dan menjadi portal yang paling banyak diakses.

Pertumbuhan media online membuat media cetak tersaingi, sehingga banyak


media cetak kemudian mengembangkan diri dengan membuat portal berita versi
online. Contohnya Kompas Cyber, Media Indonesia, Republika Online, JawaPos,
dkk. Muncul pula media online baru yang mengikuti jejak Detik.com seperti
OkeZone.com, VivaNews.com, IDN news, dan lain-lain.

2.5 Pengaruh media massa terhadap persepsi publik


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesa Media massa terbagi atas dua kata
yaitu media dan massa. Media dapat diartikan sebagai alat, sarana komunikasi
seperti koran, majalah, radio, televisi, film, iklan). Sedangkan massa dapat
diartikan sekumpulan orang atau masyarakat. Media massa terdiri atas media
massa cetak, media massa elektronik dan sekarang ini merambah pada media
massa baru (online).
Media massa harus mampu menampilkan dan menyebarkan informasi
secara berperiodik, cepat dan tetap berprinsip pada aktualitas dan faktual. Media
massa bukan hanya sekedar perantara semata, melainkan juga digunakan dalam
komunikasi dalam ruang pers. Media juga yang secara khusus dirancang mencapai
masyarakat yang sangat luas.
Pers atau media massa merupakan media komunikasi yang digunakan
dalam media cetak, yaitu media massa yang di cetak dan diterbitkan secara
berkala dan media elektronik adalah sarana media massa yang mempergunakan
alat-alat elektronik modern.
Karakteristik Media Massa menurut Cangara dalam Tambaruka (2013:41),
antara lain:
1) Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola terdiri dari banyak
orang.
2) Bersifat satu arah
3) Meluas dan serempak
4) Bersifat terbuka

16
Sehingga dapat disimpulkan bahwa media massa merupakan sarana atau alat
untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada khalayak yang jumlahnya
relatif besar, heterogen dan diterima oleh banyak orang dalam waktu yang sama.
Terus, bagaimana pengaruhnya terhadap persepsi publik?

Komunikasi massa mempunyai pengaruh atau efek bagi khalayak atau


pemirsanya. Efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Secara sederhana
Keith R. Stamm dan John E. Bowes membagi dua bagian dasar, yakni :
a. Efek primer, meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Dengan
perkembangan yang semakin pesat dari media elektronik (salah satu
contohnya televisi) dewasa ini, pemahaman tidak hanya difokuskan pada
media cetak, tetapi juga ke media elektronik. Artinya, pemahaman tidak
lagi mengenai panjang pendeknya kalimat, model tulisan yang disajikan,
tetapi berkait dengan suatu program acara (teknik pengambilan gambar,
suara, tulisan yang dipakai untuk memperjelas gambar, intonasi bicara,
dan lain-lain). Jadi formula kemampuan “melihat” bergeser ke formula
“kemampuan dengar dan lihat”. Jadi terpaan media massa yang mengenai
khalayak menjadi salah satu bentuk efek primer. Akan lebih bagus lagi jika
khalayak tersebut memperhatikan pesan-pesan media massa.
b. Efek sekunder, meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan
pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih).
Menurut John R. Bittner bahwa fokus utama efek sekunder adalah tidak
hanya bagaimana media massa mempengaruhi khalayak, tetapi juga
bagaimana khlayak mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada dirinya.

Sebenarnya, efek media massa itu jelas dan nyata. Coba kita melihat pada diri kita
sendiri. Berapa persen materi pembicaraan yang kita kemukakan setiap hari berasal
dari atau didasarkan pada saluran komunikasi massa (televisi, radio, majalah, surat
kabar, dan internet) dan berapa persen yang tidak? Jawabannya tentu saja bahwa materi
pembicaraan yang kita lakukan lebih banyak berdasarkan informasi yang kita dapatkan

17
dari saluran komunikasi massa. Hal ini menunjukkan bahwa efek komunikasi massa
sedemikian besar dalam kehidupan kita.

Media massa pun sangat berpengaruh terhadap pelajar saat ini, informasi apapun
mudah didapat hanya dengan cara membuka situs di internet. Seorang mahasiswa dan pelajar
dari tingkat SMA sampai ke tingkat SD pun tidak perlu bersusah payah mencari bahan yang
diperlukan untuk membuat tugas. Mereka tinggal membuka dan memanfaatkan kemudahan
dari kemajuan teknologi, di antaranya situs google yang ada di internet, di mana segala
macam informasi tersedia di situs tersebut. Belajar jadi lebih mudah bagi mereka yang haus
ilmu pengetahuan. Namun, banyak juga situs-situs yang tidak layak untuk dilihat oleh anak-
anak maupun remaja. Hanya masalahnya sulit dihindari untuk benar-benar ditiadakan.
Departemen Komunikasi dan Informasi (DEPKOMINFO) telah berupaya keras untuk
menutup situs- situs tersebut, tetapi begitu situs tersebut ditutup, maka tidak lama kemudian
sudah ada situs yang sama dengan nama baru, layaknya main “petak umpet” antara
DEPKOMINFO versus situs-situs porno.

Perkembangan teknologi komunikasi yang amat pesat ini oleh Fidler (1997) disebut
dengan “mediamorfosis”, yang menurutnya media terus berkembang sesuai dengan
perubahan zaman. Mediamorfosis oleh Fidler diartikan sebagai transformasi media
komunikasi, biasanya sebagai akibat dari hubungan timbal balik yang rumit antara berbagai
kebutuhan yang dirasakan, tekanan persaingan dan politik, serta berbagai inovasi sosial dan
teknologis (Fidler, 1997:35). Sementara Fidler – dengan keberadaan internet menyebutnya
sebagai mediamorfosis, lain lagi dengan McQuails (1997) yang menyebutnya sebagai “new
media” atau media baru. Bahkan McQuails mengatakan bahwa “the entire study of mass
communication is based on the premise that the media have significant effects” (Bolt,
1995:118). Ini menandakan bahwa memang media memberikan dampak yang nyata pada
khalayak.

Sejak awal kemunculannya di Indonesia sekitar tahun 90-an, internet makin


berkembang. Hingga kini sudah merambah bahkan sampai ke desa-desa, seperti yang telah
dilakukan oleh PT Telkom melalui Corporate Social Responsibility (CSR) dengan program
“Internet Masuk Desa”. Terkadang, di satu sisi kita ingin memajukan

18
pengetahuan masyarakat melalui internet dari mulai masyarakat kota sampai
masyarakat desa, tetapi di sisi lain dampak internet begitu besar, terutama yang perlu
dikhawatirkan adalah dampaknya terhadap anak-anak yang pada dasarnya masih berada pada
masa/tahap duplikasi/peniru. Inilah yang perlu diperhatikan, baik oleh semua pihak, semua
kalangan.

Selain internet, media elektronik televisi juga memberi dampak yang lumayan kuat.
Lagi-lagi, anak-anak menjadi sasaran dari dampak kuat televisi. Apalagi usia anak-anak
merupakan usia yang masih memiliki kemampuan duplikasi/meniru yang tinggi, sehingga
apapun yang ditontonnya cenderung akan diterima mentah-mentah tanpa di”filter” lebih
dahulu. Pertimbangan inilah yang kemudian menjadi awal untuk mencari jalan keluar
menangani masalah ini. Berbagai cara terus dijalankan oleh pihak stasiun televisi untuk
setidaknya mengurangi dampaknya terhadap anak-anak, seperti misalnya dengan
mencantumkan kode-kode tertentu di kiri atas layar atau di kanan atas layar kaca. Kode-kode
tersebut, yaitu : BO (Bimbingan Orang Tua); DW (Dewasa); SU (Semua Umur), atau R
(Remaja). Usaha ini patut diacungi jempol, hanya sayang masih saja ada stasiun televisi yang
tidak mencantumkan kode-kode seperti ini. Bahkan, ada stasiun televisi yang menayangkan
film cerita yang masuk kategori dewasa pada “prime time”, di mana masih ada sebagian
anak-anak yang belum tidur.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, bahwa komunikasi massa adalah proses komunikasi


dengan menggunakan media massa yang merupakan alat untuk memberi informasi
kepada khalayak (Surat kabar, majalah, radio, televisi, dan internet). Fokus utama dalam
pembahasan ini adalah pengaruh media massa terhadap persepsi publik. Media massa
mencangkup khalayak luas yang bersifat heterogen sehigga menimbulkan efek terhadap
khalayak, antara lain efek primer dan efek sekunder.

Efek primer meliputi pemahaman dan perhatian khalayak, sedangkan efek sekunder
meliputi perubahan sikap dan pengetahuan khalayak. Efek-efek tersebut menimbulkan
berbagai macam persepsi dari khalayak, dimana banyak sekali masyarakat sangat
bergantung pada media massa Internet dibandingkan media massa lainnya, hal ini di
karenakan internet sangat mudah di akses dan masyarakat mudah mendapat bebagai
informasi. Dan bukan hanya itu saja, internet pun sangat membantu para pelajar SMA
maupun Mahasiswa dalam mengerjakan tugas mereka.

3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan di atas, pengaruh media massa sangat besar pada publik saat
ini, dan masyarakat sangat bergantung dengan ini. penulis mengharapkan para pembaca
agar menggunakan media massa secara baik dan sesuai dengan fungsinya.

20
DAFTAR PUSTAKA

McQuail, Denis. 1990. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga

Severin, Werner, James W. Tankard,Jr.2005. Teori Komunikasi, Sejarah, Metode, dan


Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Prenada Media

Depari, Eduard. Colin, MacAndews. 1988. Peranan Komunikasi Massa dalam


Pembangunan.Yogyakarta.

Suryanto. 2017. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: CV Pustaka Setia.

Ruliana, Poppy, Puji, Lestari. 2019. Teori Komunikasi. Depok: PT Rajagrafindo Persada

Fiske, John. 2018. Pengantar Ilmu Komunikasi edisi ketiga. Depok: Rajagrafindo Persada

Nurudin. 2017. Ilmu Komunikasi Ilmiah dan Populer. . Depok: PT Rajagrafindo Persada

Daryanto, Muljo, Rahardjo. 2016. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Gava Media

Sumber Internet :
Pramono, Eric, dkk. 2016. “Komunikasi Massa dan Efek Komunikasi Massa.”
http://ciputrauceo.net/blog/2016/4/21/komunikasi-massa-dan-efek-komunikasi-massa
Diunduh pada 25 oktober 2019.

https://www.komunikasipraktis.com/2017/11/teori-teori-komunikasi.html
Diunduh pada 25 oktober 2019.

21
https://www.kompasiana.com/nurhabidinbidin4953/5bacb3e8bde575554a7df1c2/sejarah-
media-massa-dalam-komunikasi-internasional
Diunduh pada 10 November 2019.

Habidin, Nur. 2018.”Sejarah Media Massa dalam Komunikasi Internasional.”


https://pakarkomunikasi.com/sejarah-media-massa
Diunduh pada 10 November 2019.

22

Anda mungkin juga menyukai