Anda di halaman 1dari 7

1

Kelompok 1 Paralel 2 (Siang)


Baita Dwi Rahayu B04160050
M. Fakhrian Akbar B04160051
Silvia Anggraini B04160053
Luslyevan Iman Kaureza B04160054
Saidah Fatimah Azzahro B04160057
Ulfa Apriliana Annisa B04160058

DISSCUSION MATERIAL
VETERINARY EPIDEMIOLOGY AND ECONOMY COURSE

TEKNIK PENARIKAN CONTOH


---------------------------------------------
SAMPLING TECHNIQUE

1. Penelitian untuk menduga prevalensi mastitis subklinis akan dilakukan di


kawasan usaha peternakan rakyat Cibungbulang, Bogor. Penelitian
tersebut akan dilakukan dengan menggunakan sampling acak sederhana.
Kerangka penarikan contoh (sampling frame) penelitian ini adalah data
ternak yang tercatat di KPS Bogor. Rancanglah teknik sampling pada
penelitian tersebut. Diketahui bahwa prevalensi dugaan mastitis subklinis
di wilayah tersebut adalah 30% dan populasi sapi di wilayah tersebut
adalah 2000 ekor. Tingkat kepercayaan pendugaan yang diinginkan
adalah 95% dan tingkat kesalahan maksimum 6%.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan Rumus Lameshow yaitu

Z=nilai tabel Z dari limit error


n = sampel
p=proporsi (prevalensi Mastitis Subklinis)
q=1-p
d= error

Maka
n=1.962x0.3x(1-0.3)/(0.06)2
n=322.6944 dan dibulatkan kebawah menjadi 224 sampel yang
ditarik secara acak sederhana

Dapat juga menggunakan Rumus Solvin


2

Maka dihasilkan 233 sampel yang ditarik secara acak sederhana

2. Penelitian untuk mendeteksi cemaran Salmonella sp. pada karkas daging


ayam yang dijual akan dilakukan di Pasar Anyar, Bogor. Unit penarikan
contoh pada penelitian tersebut adalah pedagang daging ayam. Jumlah
pedagang daging ayam di Pasar Anyar 60 orang, dan akan dipilih sampel
20 pedagang. Jika penelitian tersebut menggunakan sampling contoh
acak sistematik, rancanglah teknik sampling untuk penelitian tersebut.
---------------------------------------------------------------------------------------
--------

𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
𝐾=
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛
60
𝐾=
20
𝐾=3
Jadi, sampel yang diambil berasal dari 20 pedagang yaitu pedagang ke-3,
6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42, 45, 48, 51, 54, 57, dan 60.

3. Dari soal no. 2, diketahui bahwa pedagang di Pasar Anyar tersebut terdiri
dari dua jenis, yaitu pedagang yang berjualan di dalam kios permanen
dan pedagang yang tidak memiliki kios permanen. Dengan demikian
maka teknik penarikan contoh yang dilakukan adalah teknik sampling
acak berlapis. Diketahui jumlah pedagang yang berjualan di dalam kios
permanen adalah 40 pedagang dan yang tidak memiliki kios sebanyak 20
pedagang. Rancanglah teknik sampling untuk penelitian tersebut.
---------------------------------------------------------------------------------------
--------
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
𝐾=
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛
40
𝐾𝑘𝑖𝑜𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑎𝑛𝑒𝑛 =
10
𝐾𝑘𝑖𝑜𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑎𝑛𝑒𝑛 = 4
20
𝐾𝑡𝑖𝑑𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑘𝑜𝑠 =
10
𝐾𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑘𝑜𝑠 = 2
3

Jadi, sampel yang diambil berasal dari 40 pedagang yang berjualan di


kios permanen adalah pedagang ke-4, 8,12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, dan 40
Dan sampel yang diambil berasal dari 20 pedagang yang berjualan tidak
memiliki kios adalah pedagang ke-2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, dan 20.

4. Penelitian untuk menduga prevalensi penyakit enzootic bovine leukosis


(EBL) akan dilakukan di Kabupaten Sukabumi. Prevalensi dugaan EBL
di wilayah tersebut adalah 30%. Jika diinginkan tingkat kepercayaan
pendugaan 95% dan tingkat kesalahan maksimum 6% maka berapa
sampel size yang diperlukan?
---------------------------------------------------------------------------------------
--------
4𝑝𝑞 4 × 30% × (1 − 30%) 4 × 0,3 × 0,7
𝑛= 2
= 2
= = 233,3
𝐿 6% 0,0036
Jadi, sample size yang dibutuhkan minimal sebesar 233,3

5. Penelitian untuk mendeteksi penyakit atropic rhinitis pada babi akan


dilakukan di suatu kawasan peternakan babi. Jika terdapat penyakit
atropic rhinitis di kawasan terebut maka setidaknya terdapat lebih dari
10 ekor babi yang terinfeksi penyakit di kawasan tersebut. Jika di
kawasan itu terdapat 1000 ekor babi dan tingkat kepercayaan yang
diharapkan 95%, berapa sample size yang diperlukan untuk mendeteksi
penyakit di wilayah tersebut?
---------------------------------------------------------------------------------------
--------
1 1 1
= +
𝑛 𝑛∗ 𝑁
1 1 1
= +
𝑛 10 1000
1 101
=
𝑛 1000
1000
𝑛=
101
𝑛 = 9,9
Jadi, sample size yang dibutuhkan minimal sebesar 9,9
4

6. 10 dari total 1000 ekor ayam petelur di suatu peternakan diambil secara
acak dan setelah diuji diketahui semuanya bebas dari penyakit pullorum.
Berapa dugaan jumlah maksimum ayam yang terkena pullorum di
peternakan tersebut?
(keterangan: D = [1-(1-a)1/n] [N-(n-1)/2]
D = [1-(1-a)1/n] [N-(n-1)/2
D = [1-(1-0,95)1/10] [1000-(10-1)/2]
D = 0,258 х 995,5
D = 256,839

n = [1-(1-a)1/D] [N-(D-1)/2]
n = [1-(1-0,95)1/256,839] [1000-(256,839-1)/2]
n = 0,999 х 872,0805
n = 871,2084

7. Survey untuk menduga prevalensi kecacingan pada kambing dan domba


akan dilakukan di Kota Bogor. Diketahui bahwa Kota Bogor memiliki 68
kelurahan dengan distribusi kambing dan domba sebagai berikut:

Frekuensi Selang unsur


Villages
No. Total of Goat/Sheep kumulatif
1 Balungbangjaya 150 150 1-150
2 Bubulak 50 200 151-200
3 Cilendek Barat 200 400 201-400
4 Cilendek Timur 250 650 401-650
5 Curug 300 950 651-950
6 Curugmekar 250 1200 951-1200
7 Gunungbatu 50 1250 1201-1250
8 Loji 108 1358 1251-1358
9 Margajaya 185 1543 1359-1543
10 Menteng 75 1618 1544-1618
11 Pasirjaya 150 1768 1619-1768
12 Pasirkuda 300 2068 1769-2068
13 Pasirmulya 350 2418 2069-2418
14 Semplak 287 2705 2419-2705
15 Sindangbarang 200 2905 2706-2905
16 Situgede 150 3055 2906-3055
17 Batutulis 1500 4555 3056-4555
5

Frekuensi Selang unsur


Villages
No. Total of Goat/Sheep kumulatif
18 Bojongkerta 500 5055 4556-5055
19 Bondongan 125 5180 5056-5180
20 Cikaret 800 5980 5181-5980
21 Cipaku 750 6730 5981-6730
22 Empang 550 7280 6731-7280
23 Genteng 200 7480 7281-7480
24 Harjasari 320 7800 7481-7800
25 Kertamaya 150 7950 7801-7950
26 Lawanggintung 0 7950 7950
27 Muarasari 30 7980 7951-7980
28 Mulyaharja 58 8038 7981-8038
29 Pakuan 0 8038 8038
30 Pamoyanan 285 8323 8039-8323
31 Rancamaya 350 8673 8324-8673
32 Ranggamekar 0 8673 8673
33 Babakan 0 8673 8673
34 Babakanpasar 0 8673 8673
35 Cibogor 75 8748 8674-8748
36 Ciwaringin 0 8748 8748
37 Gudang 0 8748 8748
38 Kebonkelapa 0 8748 8748
39 Pabaton 0 8748 8748
40 Paledang 0 8748 8748
41 Panaragan 0 8748 8748
42 Sempur 0 8748 8748
43 Tegallega 0 8748 8748
44 Baranangsiang 0 8748 8748
45 Katulampa 150 8898 8749-8898
46 Sindangrasa 75 8973 8899-8973
47 Sindangsari 50 9023 8974-9023
48 Sukasari 100 9123 9024-9123
49 Tajur 50 9173 9124-9173
50 Bantar Jati 0 9173 9173
51 Cibuluh 70 9243 9174-9243
52 Ciluar 50 9293 9244-9293
53 Cimahpar 150 9443 9294-9443
54 Ciparigi 100 9543 9444-9543
55 Kedunghalang 65 9608 9544-9608
56 Tanahbaru 50 9658 9609-9658
57 Tegalgundil 0 9658 9658
6

Frekuensi Selang unsur


Villages
No. Total of Goat/Sheep kumulatif
58 Cibadak 0 9658 9658
59 Kayumanis 180 9838 9659-9838
60 Kebonpedes 50 9888 9839-9888
61 Kedungbadak 70 9958 9889-9958
62 Kedungjaya 80 10038 9959-10038
63 Kedungwaringin 0 10038 10038
64 Kencana 0 10038 10038
65 Mekarwangi 120 10158 10039-10158
66 Sukadamai 0 10158 10158
67 Sukaresmi 135 10293 10159-10293
68 Tanahsareal 0 10293 10293
Penarikan contoh dilakukan dengan menggunakan sampling acak
bergerombol (cluster sampling). Sampel size yang akan diambil adalah
sebanyak 500 ekor kambing/domba. Jumlah gerombol sebanyak 20
kelurahan, dengan ukuran contoh yang sama untuk setiap kelurahan yaitu 25
ekor. Rancanglah penarikan contoh untuk penelitian ini dengan
menggunakan teknik probability proportional to size (PPS).
Angka acak Kelurahan Populasi Peluang
Kelurahan terpilihnya 25
ekor
domba/kambing
110 Balungbangjaya 150 25/150 = 0,17
170 Bubulak 50 25/50 = 0,5
222 Cilendek Barat 200 25/200 = 0,125
406 Cilendek Timur 250 25/250 = 0,1
811 Curug 300 25/300 = 0,08
923 Curug 300 25/300 = 0,08
1001 Curugmekar 250 25/250 = 0,1
1333 Loji 108 25/108 = 0,23
1999 Pasirkuda 300 25/300 = 0,08
2002 Pasirkuda 300 25/300 = 0,08
2555 Semplak 287 25/287 = 0,087
3003 Situgede 150 25/150 = 0,17
3535 Batutulis 1500 25/1500 = 0,017
4004 Batutulis 1500 25/1500 = 0,017
7

5005 Bojongkerta 500 25/500 = 0,05


6666 Cipaku 750 25/750 = 0,03
7272 Empang 550 25/550 = 0,045
8888 Katulampa 150 25/150 = 0,17
9999 Kedungjaya 80 25/80 = 0,31
10100 Mekarwangi 120 25/120 = 0,2

Anda mungkin juga menyukai