Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Teori Tahap Perkembangan Keluarga Anak Dewasa


1. Pengertian perkembangan keluarga dewasa
Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia
sudah berkisar ke angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan
periode yang penuh tantangan, penghargaan dan krisis. Selain itu masa
dimana mempersiapkan masa depan, penentu karier dan masa usia
memasuki dunia pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa
mempersiapkan punya keturunan dan masa usia matang, masa penentuan
kehidupan, dan prestasi kerja di masyarakat, masa merasa kuat dalam hal
fisik, masa energik, masa kebal, masa jaya dan masa merasakan hasil
perjuangan .

2. Fase-fase usia Dewasa


Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian.
Menurut Prof. Dr. A.E Sinolungan (1997), masa dewasa dapat di bagi
dalam beberapa fase yaitu:
a. Fase dewasa awal
Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya dan mulai
melepaskan ketergantungan kepada orang lain. Tugas-tugas
perkembangan pada masa dewasa awal yaitu:
1) Mereka mendapat pengawasan dari orang tua
2) Mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan
hubungan yang intim di luar
3) Mereka membentuk seperangkat nilai pribadi
4) Mereka mengembangkan rasa identitas pribadi
5) Mereka mempersiapkan untuk kehidupan kerja
b. Fase Dewasa tengah
Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap
memilih teman hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah
menggunakan energy sesuai kemampuannya untuk menyesuaikan
konsep diri dan citra tubuh terhadap realita fisiologis dan perubahan
pada penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus
dan sikap posiif terhadap perubahn fisiologis muncul jika orang
dewasa mengikuti latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat
dan melakukan hygiene yang baik.
1) Teori-teori tentang masa dewasa tengah
a) Teori Erikson
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas
perkembangan yang utama pada usia baya adalah mencapai
generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas adalah keinginan
untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah
dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui
bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya.
Jika dewasa tengah gagal mencapai generatifitas akan
terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan perhatian yang
berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya
dan masyarakat.
b) Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam
tujuh perkembangan untuk orang dewasa tengah (Havighurst,
1972). Tugas perkembangan tersebut meliputi:
(1) Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa
(2) Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan
(3) Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia
(4) Mengembangkan aktivitas luang
(5) Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
(6) Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada
usia pertengahan
(7) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.
2) Tahap-tahap perkembangan usia dewasa tengah
a) Perkembangan fisiologis
Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun.
Perubahan yang paling terlihat adalah rambut beruban, kulit
mulai mengerut dan pinggang membesar. Kebotakan biasanya
terjadi selama masa usia pertengahan, tetapi juga dapat terjadi
pada pria dewasa awal. Penurunan ketajaman penglihatan dan
pendengaran sering terlihat pada periode ini.
b) Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang
terjadi kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat
mempelajari keterampilan dan informasi baru. Beberapa dewasa
tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan untuk
mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau perubahan
pekerjaan.
c) Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat
meliputi kejadian yang diharapkan, perpindahan anak dari
rumah, atau peristiwa perpisahan dalam pernikahan atau
kematian teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress
yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa.
c. Fase dewasa akhir
Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif,
sukses-sukses berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan,
pada masa ini dapat dicapai kalau status pekerjaan dan sosial
seseorang sudah mantap.
Masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu:
1) Menurunnya keadaan jasmaniah
2) Perubahan susunan keluarga
3) Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam
bidang pekerjaan atau perbaikan kesehatan yang lalu
4) Penurunan fungsi tubuh
Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi
pegawai menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun.
Biasanya ada PPS ( Post Power Sindrom) misalnya biasa seseorang
menjabat kemudian tidak, rasanya ada perasaan down sindrom.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengawasan tugas perkembangan
ini, individu mengalami PPS. Misalnya penghalangnya adalah:
1) Tingkat perkembangan yang mundur
2) Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas
perkembangan
3) Tidak ada motivasi
4) Kesehatan yang buruk
5) Cacat tubuh
6) Tingkat kecerdasan yang rendah
7) Tingkat adaptasi yang jelek
Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi
pegawai menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun.
Biasanya ada PPS ( Post Power Sindrom) misalnya biasa seseorang
menjabat kemudian tidak, rasanya ada perasaan down sindrom,
adanya penyakit kronis. Tingkat ketidakmampuan dan persepsi klien
pada penyakit dan ketidakmampuan menentukan sampai mana
perubahan gaya hidup akan terjadi.
1) Tingkat kesejahteraan
Perawat mengkaji status kesehatan pada klien dewasa tengah.
Pengkajian tersebut member arah untuk merencanakan asuhan
keperawatan dan berguna dalam mengevaluasi keefektifan
intervensi keperawatan.
2) Membentuk kebiasaan sehat yang positif
Kebiasaan adalah sikap atau perilaku seseorang yang biasa
dilakukan. Pola perilaku ini didorong oleh seringnya pengulangan
sehingga menjadi cara perilaku individu yang biasa.
3. Tugas Tahap Perkembangan Keluarga dengan anak Dewasa
Menurut Erikson, tugas perkembangan yang utama pada usia
baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas adalah
keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah
dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan
dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah
gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan
dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak
anak-anaknya dan masyarakat.
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas
yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan
tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia,
tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua
atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami
kesulitan
Tugas Tahap Perkembangan dengan anak Dewasa
1) Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan
fisiologis
2) Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
3) Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan berbahagia
4) Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir
pekerjaan
5) Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang
dewasa
6) Mencapai tanggung jawab sosial dan warga negara secara penuh
7) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.
B. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Scabies
1. Pengertian
Scabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes
scabiei. Pada penyakit ini terdapat keluhan gatal-gatal yang hebat karena
kutu tersebut menggali kulit dan membuat terowongan dalam kulit,
khususnya diantara jari-jari tangan, pada alat genitalia serta bokong.
Skabies (the itch, gudik, budukan, gatal agogo) adalah penyakit
kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes
scabiei var. homini dan produknya (Defka, 2010).
2. Etiologi
Penyebabnya adalah Sarcoptes scabiei. faktor penunjang
penyakit ini antara lain sosial ekonomi rendah, higiene buruk, kesalahan
diagnosis, dan perkembangan demografi serta ekologi (mansjoer, 2000).
3. Patofisiologi
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies,
akan tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena
bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,
menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi
disebabkan oleh sensitisasi terhadap secret dan ekstret tungau yang
memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu
kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul,
vesikel, dan urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta
dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih
luas dari lokasi tungau (Harahap, 2000).
Pathway

4. Manifestasi Klinis
a. Pruritus noktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau
lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas
b. Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai
seluruh anggota keluarga
c. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata-rata panjang 1cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul
atau vesikel.
d. Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik pada
pasien yang selalu menjaga higiene, lesi yang timbul hanya sedikit
sehingga diagnosis kadangkala sulit ditegakkan. Jika penyakit
berlangsung lama, dapat timbul likenifikasi, impetigo, dan
furunkuloris (Mansjoer, 2000).
5. Komplikasi
Komplikasi scabies dapat terjadi akibat menggaruk dengan kuat
karena dapat menembus kulit dan memungkinkan terjadinya infeksi
bakteri sekunder seperti impetigo. Impetigo adalah infeksi superfisial
kulit yang disebabkan oleh bakteri staph (sthapylocouccus)/kadang-
kadang oleh bakteri strep (streptokokus).
6. Pemeriksaan penunjang
Tungau biasanya dapat ditemukan pada ujung terowongan,
namun pemeriksaan ini memerlukan keterampilan dan latihan. Kerokan
kulit dari lesi berupa papul atau terowongan, bermanfaat untuk
menegakkan diagnosis skabies. Pada skabies klasik, sering tidak
dijumpai tungau karena ssedikitnya jumlah tungau.
Pemeriksaan lain yaitu burrow in test, dengan cara mengoleskan
tinta atau gentian violet ke permukaan kulit yang terdapat lesi tinta akan
terabsorbsi dan kemudian akan terlihat terowongan. Selain itu, dapat
digunakan tetraskin topikal dan dengan bantuan lampu wood terowongan
akan tampak sebagai garis lurus berwarna kuning kehijauan.
7. Penatalaksanaan
Pencegahan skabies dapat dilakukan dengan berbagai cara:
a. Mencuci bersih, bahkan sebagian ahli menganjurkan dengan cara
direbus, handuk, seprai maupun baju penderita skabies, kemudian
menjemurnya hingga kering.
b. Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama.
c. Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfeksi
untuk memutuskan rantai penularan.
d. Mandi dengan air hangat dan sabun untuk menghilangkan sisa-sisa
kulit yang mengelupas dan kemudian kulit dibiarkan kering.
e. Gunakan pakaian dan sprei yang bersih, semua perangkat tidur,
handuk dan pakaian yang habis dipakai harus dicuci dengan air yang
sangat panas kalau perlu direbus dan dikeringkan dengan alat
pengering panas.
f. Cegah datangnya lagi skabies dengan menjaga lingkungan agar tetap
bersih dan sehat, ruangan jangan terlalu lembab dan harus terkena
sinar matahari serta menjaga kebersihan diri anggota keluarga dengan
baik.
Jika pencegahan tidak dilakukan dengan baik dan efektif, maka
dapat dilakukan penatalakasanaan medis.Syarat obat yang ideal ialah
efektif terhadap semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan
tidak toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai
pakaian, mudah diperoleh dan murah. Cara pengobatannya ialah seluruh
anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita yang hiposesitisasi).
Jenis obat topikal:
a. Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20 % dalam bentuk salep atau
krim. Pada bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam
minyak sangat aman efektif. Kekurangannya ialah pemakaian tidak
boleh kurang dari tiga hari karena tidak efektif terhadap stadium telur,
berbau, mengotori pakaian, dan dapat menimbulkan iritasi.
b. Emulsi benzil-benzoat 20-25 % efektif terhadap semua stadium,
diberikan setiap malam selama 3 hari. Obat ini sulit diperoleh, sering
memberi iritasi, dan kadang-kadang semakin gatal setelah dipakai.
c. Gama benzena heksaklorida (gameksan=gammexane) 1 % dalam
bentuk krim atau losio tidak berbau dan tidak berwarna, termasuk obat
pilihan karena efektif terhadap semua stdium, mudah digunakan, dan
jarang memberi iritasi. Pemberiannya hanya cukupt sekali setiap 8
jam. Jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian. Pengguanaan
yang berlebihan dapat menimbulkan efek pada sistem saraf pusat.
Pada bayi dan anak-anak jika digunakan berlebihan , dapat
menimbulkan neurotoksisitas. Obat ini tidak aman digunaka untuk ibu
menyusui dan wanita hamil.
d. Benzilbenzoat (krotamiton) Tersedia 10 % dan 25% dalam krim atau
losio mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal. Harus
dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim (eurax) hanya efektif
pada 50-60 % pasien. Digunakan selama 2 malam beruturut-turut dan
dibersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir, kemudian digunakan
lagi 1 minggu kemudian. Obat ini disapukan ke badan dari leher ke
bawah. Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi. Bila
digunakan untuk bayi dan anak-anak harus di tambahkan air 2-3
bagian.
e. Permethrin. Dalam bentuk krim 5 % sebagai dosis tunggal.
Pengguanaanya selama 8-12 jam dan kemudian dicuci bersih-bersih.
Merupakan obat yang paling efektif dan aman karena sangat
mematikan untuk parasit S. Scabiei dan memiliki toksisitas rendah
pada manusia. Pengobatan pada skabies krustosa sama dengan skabies
klasik, hanya perlu ditambahkan salep keratolitik. Skabies subungual
susah diobati. Bila didapatkan infeksi sekunder perlu diberikan
antibiotik sistemik.
8. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Identitas
Lakukan pengkajian pada identitas klien dan isi identitasnya yang
meliputi nama, jenis kelamin, suku, tanggal lahir, alamat, agama,
dan tanggal pengkajian
2) Keluhan Utama
Klien dengan penyakit scabies biasanya datang dengan keluhan
utama gata-gatal
3) Riwayat keluhan penyakit
a) Riwayat keluhan utama
Pada kasus scabies umumnya klien mengeluh gatalnya lebih
meningkat pada malam hari.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Klien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian
menjadi edema karena garukan akibat rasa gatal yang sangat
hebat.
c) Riwayat kesehatan dahulu
Kaji apakah klien sebelumnya pernah menderita penyakit yang
sama. Etiologi scabies adalah Sarcoptes scabiei berupa tungau
yang bisa berpindah-pindah. Maka pada klien dengan penyakit
scabies ada kemungkinan penyakit bisa muncul kembali apabila
klien tidak menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.
Penyakit juga bisa muncul kembali karena kontak dengan
anggota keluarga atau orang lain yang menderita scabies.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Salah satu manifetasi klinis dari penyakit scabies adalah
umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya
mengenai seluruh anggota keluarga. Jadi pada klien dengan
penyakit scabies harus dikaji tentang anggota keluarga yang
lain.
4) Keadaan Umum
Kesadaran compos mentis. Kemudian dikaji juga apakah klien
paham tentang penyakitnya.
5) Pemeriksaan fisik
(1) Rasa nyaman nyeri
Suhu umumnya normal , Kaji nyeri, skala nyeri 1-3 (ringan),
4-6 (sedang), 7-10 (berat). Pada klien dengan penyakit scabies
jarang ditemukan adanya nyeri
(2) Nutrisi
Tidak ada gangguan pada kebiasaan makan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi. Jarang adanya penurunan berat badan pada
klien dengan seboroik
(3) Kebersihan perorangan
(a) Kulit
Lakukan inspeksi pada kulit klien dengan memperhatikan
warna kulit, perubahan warna kulit. Lakukan palpasi
untuk memeriksa temperatur, kelembaban, tekstur, dan
elastisitas. melakukan observasi untuk mengetahui apakah
ada gejala lain yang berhubungan dengan lesi misalnya
gatal, kronologi terjadinya lesi
(b) Kuku
Observasi warna kuku klien, kebersihan kuku dan apakah
kukunya panjang atau pendek
(c) Rambut
Kaji kebiasaan mandi, mencuci rambut, kebersihan badan
dan rambut, dan keadaan kuku. Pada klien dengan
penyakit scabies kebersihan sangat penting karena
etiologi dari scabies adalah tungau yang mudah
berkembang pada orang dengan higiene yang buruk.
Keluhan saat ini : apakah ada gatal,eritema atau nyeri
Integritas kulit : apakah ada kemerahan, terowongan,
kunikulus, pustula, bula.
(4) Cairan
Kaji elastisitas kulit apakah elastis atau tidak, apakah lembab
atau tidak. Pada klien dengan penyakit scabies, elastisitas kulit
biasanya jelek dan kering
(5) Aktivitas & latihan
Kaji aktivitas dan latihan, klien dengan penyakit scabies
mengalami gatal yang bisa mengganggu aktivitas
(6) Eliminasi
Kaji eliminasi BAB dan BAK, Penyakit scabies umumnya
tidak mengganggu proses BAB dan BAK
(7) Oksigenasi
Kaji nadi, pernafasan, TD, dan respirasi. Penyakit scabies
umumnya tidak mengalami gangguan oksigenasi.
(8) Tidur dan istirahat
Kaji pola tidurnya. Klien dengan scabies umumnya mengalami
gangguan pola tidur karena rasa gatal, terlebih di malam hari
karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lembab
dan panas
(9) Seksualitas
Kaji hubungan seksualitasnya apakah terganggu atau tidak
karena adanya rasa gatal.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan
fungsi barier kulit
2) Nyeri dan gatal yang berhubungan dengan lesi kulit
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
4) Gangguan citra tubuh yag berhubungan dengan penampakan kulit
yang tidak baik
5) Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara-cara
menangani kelainan kulit
c. Intervensi Keperawatan
1) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus
Kriteria hasil : Diharapkan Lapisan kulit klien terlihat normal
Intervensi :
(a) Anjurkan psien menggunakan pakaian yang longgar
(b) Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
(c) Monitor kulit akan adanya kemerahan
(d) Mandikan pasien dengan air yang sejuk dan memakai sabun
2) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
Kriteria hasil : Kebutuhan tidur klien terpenuhi
Intervensi :
(a) Kaji tidur klien
(b) Berikan kenyamanan pada klien (kebersihan tempat tidur)
(c) Kolaborasi dengan dokter pemberi analgetic
(d) Catat banyaknya klien terbangun dimalam hari
(e) Berikan Lingkungan yang nyaman dan kurangi kebisingan
(f) Berikan minum hangat (susu) jika perlu
(g) Berikan musik klasik sebagai pengantar tidur

3) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam


penamilan sekunder
Kriteria hasil :
(a) Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima
keadaan diri
(b) Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan
mandiri
Intervensi :
(a) Dorong individu untuk mengekpresikan perasaan khususnya
mengenai pikiran, pandangan dirinya.
(b) Dorong indivu untuk bertanya mengenai masalah penanganan,
perkembangan kesehatan
(c) Ijinkan pasien mengungapkan emosi negatif seperti marah

4) Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan


Kriteria hasil :
(a) Memiliki pemahaman tentang perawatan kulit
(b) Mengikuti terapi seperti yang diprogramkan dan dapat
mengungkapkan rasioanal tindakan yang dilakukan
(c) Menjalankan mandi, pencucian, dan balutan basah
(d) Klien tidak cemas lagi
Intervensi :
(a) Identifikasi kecemasan
(b) Gunakan pendekatan yang menenangkan
(c) Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi
takut
(d) Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
(e) Berikan informasi faktual tentang diagnosis tindakan
prognosis

5) Resiko Infeksi berhubungan dengan jaringan kulit rusak dan


prosedur infasif
Kriteria hasil : Diharapkan klien tidak terjadi resiko infeksi
Intervensi :
(a) Monitor tanda dan gejala infeksi
(b) Monitor kerentanan terhadap infeksi
(c) Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
(d) Berikan perawatan kulit pada area epidema
(e) Inspeksi kondisi luka.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran,


ED : 3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.

Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Edisi 31. Jakarta. EGC
Brunner & Sudarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis
Mansjoer, Arif., Suprohaita, Wardhani, W.A., dan Setiowulan, Wiwiek. 2000.
Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Ausculapius
Marilyn M. Friedman1998.Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik.Jakart:EGC
Mubarak, Wahid Iqbal.2006.Ilmu Keparawatan Komunitas 2 Teori da Aplikasi
dalam Praktik: Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas,
Gerontik dan Keluarga.Jakarta:Sagung Seto

Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima


Medikal.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA TAHAP ANAK DEWASA DENGAN SCABIES

Disusun oleh :
ANNISA KURNIA NURCHOLIZA
1906277004

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES MUHAMMADIYAH CIAMIS
2020

Anda mungkin juga menyukai