4. Manifestasi Klinis
a. Pruritus noktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau
lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas
b. Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai
seluruh anggota keluarga
c. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata-rata panjang 1cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul
atau vesikel.
d. Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik pada
pasien yang selalu menjaga higiene, lesi yang timbul hanya sedikit
sehingga diagnosis kadangkala sulit ditegakkan. Jika penyakit
berlangsung lama, dapat timbul likenifikasi, impetigo, dan
furunkuloris (Mansjoer, 2000).
5. Komplikasi
Komplikasi scabies dapat terjadi akibat menggaruk dengan kuat
karena dapat menembus kulit dan memungkinkan terjadinya infeksi
bakteri sekunder seperti impetigo. Impetigo adalah infeksi superfisial
kulit yang disebabkan oleh bakteri staph (sthapylocouccus)/kadang-
kadang oleh bakteri strep (streptokokus).
6. Pemeriksaan penunjang
Tungau biasanya dapat ditemukan pada ujung terowongan,
namun pemeriksaan ini memerlukan keterampilan dan latihan. Kerokan
kulit dari lesi berupa papul atau terowongan, bermanfaat untuk
menegakkan diagnosis skabies. Pada skabies klasik, sering tidak
dijumpai tungau karena ssedikitnya jumlah tungau.
Pemeriksaan lain yaitu burrow in test, dengan cara mengoleskan
tinta atau gentian violet ke permukaan kulit yang terdapat lesi tinta akan
terabsorbsi dan kemudian akan terlihat terowongan. Selain itu, dapat
digunakan tetraskin topikal dan dengan bantuan lampu wood terowongan
akan tampak sebagai garis lurus berwarna kuning kehijauan.
7. Penatalaksanaan
Pencegahan skabies dapat dilakukan dengan berbagai cara:
a. Mencuci bersih, bahkan sebagian ahli menganjurkan dengan cara
direbus, handuk, seprai maupun baju penderita skabies, kemudian
menjemurnya hingga kering.
b. Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama.
c. Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfeksi
untuk memutuskan rantai penularan.
d. Mandi dengan air hangat dan sabun untuk menghilangkan sisa-sisa
kulit yang mengelupas dan kemudian kulit dibiarkan kering.
e. Gunakan pakaian dan sprei yang bersih, semua perangkat tidur,
handuk dan pakaian yang habis dipakai harus dicuci dengan air yang
sangat panas kalau perlu direbus dan dikeringkan dengan alat
pengering panas.
f. Cegah datangnya lagi skabies dengan menjaga lingkungan agar tetap
bersih dan sehat, ruangan jangan terlalu lembab dan harus terkena
sinar matahari serta menjaga kebersihan diri anggota keluarga dengan
baik.
Jika pencegahan tidak dilakukan dengan baik dan efektif, maka
dapat dilakukan penatalakasanaan medis.Syarat obat yang ideal ialah
efektif terhadap semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan
tidak toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai
pakaian, mudah diperoleh dan murah. Cara pengobatannya ialah seluruh
anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita yang hiposesitisasi).
Jenis obat topikal:
a. Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20 % dalam bentuk salep atau
krim. Pada bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam
minyak sangat aman efektif. Kekurangannya ialah pemakaian tidak
boleh kurang dari tiga hari karena tidak efektif terhadap stadium telur,
berbau, mengotori pakaian, dan dapat menimbulkan iritasi.
b. Emulsi benzil-benzoat 20-25 % efektif terhadap semua stadium,
diberikan setiap malam selama 3 hari. Obat ini sulit diperoleh, sering
memberi iritasi, dan kadang-kadang semakin gatal setelah dipakai.
c. Gama benzena heksaklorida (gameksan=gammexane) 1 % dalam
bentuk krim atau losio tidak berbau dan tidak berwarna, termasuk obat
pilihan karena efektif terhadap semua stdium, mudah digunakan, dan
jarang memberi iritasi. Pemberiannya hanya cukupt sekali setiap 8
jam. Jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian. Pengguanaan
yang berlebihan dapat menimbulkan efek pada sistem saraf pusat.
Pada bayi dan anak-anak jika digunakan berlebihan , dapat
menimbulkan neurotoksisitas. Obat ini tidak aman digunaka untuk ibu
menyusui dan wanita hamil.
d. Benzilbenzoat (krotamiton) Tersedia 10 % dan 25% dalam krim atau
losio mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal. Harus
dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim (eurax) hanya efektif
pada 50-60 % pasien. Digunakan selama 2 malam beruturut-turut dan
dibersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir, kemudian digunakan
lagi 1 minggu kemudian. Obat ini disapukan ke badan dari leher ke
bawah. Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi. Bila
digunakan untuk bayi dan anak-anak harus di tambahkan air 2-3
bagian.
e. Permethrin. Dalam bentuk krim 5 % sebagai dosis tunggal.
Pengguanaanya selama 8-12 jam dan kemudian dicuci bersih-bersih.
Merupakan obat yang paling efektif dan aman karena sangat
mematikan untuk parasit S. Scabiei dan memiliki toksisitas rendah
pada manusia. Pengobatan pada skabies krustosa sama dengan skabies
klasik, hanya perlu ditambahkan salep keratolitik. Skabies subungual
susah diobati. Bila didapatkan infeksi sekunder perlu diberikan
antibiotik sistemik.
8. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Identitas
Lakukan pengkajian pada identitas klien dan isi identitasnya yang
meliputi nama, jenis kelamin, suku, tanggal lahir, alamat, agama,
dan tanggal pengkajian
2) Keluhan Utama
Klien dengan penyakit scabies biasanya datang dengan keluhan
utama gata-gatal
3) Riwayat keluhan penyakit
a) Riwayat keluhan utama
Pada kasus scabies umumnya klien mengeluh gatalnya lebih
meningkat pada malam hari.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Klien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian
menjadi edema karena garukan akibat rasa gatal yang sangat
hebat.
c) Riwayat kesehatan dahulu
Kaji apakah klien sebelumnya pernah menderita penyakit yang
sama. Etiologi scabies adalah Sarcoptes scabiei berupa tungau
yang bisa berpindah-pindah. Maka pada klien dengan penyakit
scabies ada kemungkinan penyakit bisa muncul kembali apabila
klien tidak menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.
Penyakit juga bisa muncul kembali karena kontak dengan
anggota keluarga atau orang lain yang menderita scabies.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Salah satu manifetasi klinis dari penyakit scabies adalah
umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya
mengenai seluruh anggota keluarga. Jadi pada klien dengan
penyakit scabies harus dikaji tentang anggota keluarga yang
lain.
4) Keadaan Umum
Kesadaran compos mentis. Kemudian dikaji juga apakah klien
paham tentang penyakitnya.
5) Pemeriksaan fisik
(1) Rasa nyaman nyeri
Suhu umumnya normal , Kaji nyeri, skala nyeri 1-3 (ringan),
4-6 (sedang), 7-10 (berat). Pada klien dengan penyakit scabies
jarang ditemukan adanya nyeri
(2) Nutrisi
Tidak ada gangguan pada kebiasaan makan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi. Jarang adanya penurunan berat badan pada
klien dengan seboroik
(3) Kebersihan perorangan
(a) Kulit
Lakukan inspeksi pada kulit klien dengan memperhatikan
warna kulit, perubahan warna kulit. Lakukan palpasi
untuk memeriksa temperatur, kelembaban, tekstur, dan
elastisitas. melakukan observasi untuk mengetahui apakah
ada gejala lain yang berhubungan dengan lesi misalnya
gatal, kronologi terjadinya lesi
(b) Kuku
Observasi warna kuku klien, kebersihan kuku dan apakah
kukunya panjang atau pendek
(c) Rambut
Kaji kebiasaan mandi, mencuci rambut, kebersihan badan
dan rambut, dan keadaan kuku. Pada klien dengan
penyakit scabies kebersihan sangat penting karena
etiologi dari scabies adalah tungau yang mudah
berkembang pada orang dengan higiene yang buruk.
Keluhan saat ini : apakah ada gatal,eritema atau nyeri
Integritas kulit : apakah ada kemerahan, terowongan,
kunikulus, pustula, bula.
(4) Cairan
Kaji elastisitas kulit apakah elastis atau tidak, apakah lembab
atau tidak. Pada klien dengan penyakit scabies, elastisitas kulit
biasanya jelek dan kering
(5) Aktivitas & latihan
Kaji aktivitas dan latihan, klien dengan penyakit scabies
mengalami gatal yang bisa mengganggu aktivitas
(6) Eliminasi
Kaji eliminasi BAB dan BAK, Penyakit scabies umumnya
tidak mengganggu proses BAB dan BAK
(7) Oksigenasi
Kaji nadi, pernafasan, TD, dan respirasi. Penyakit scabies
umumnya tidak mengalami gangguan oksigenasi.
(8) Tidur dan istirahat
Kaji pola tidurnya. Klien dengan scabies umumnya mengalami
gangguan pola tidur karena rasa gatal, terlebih di malam hari
karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lembab
dan panas
(9) Seksualitas
Kaji hubungan seksualitasnya apakah terganggu atau tidak
karena adanya rasa gatal.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan
fungsi barier kulit
2) Nyeri dan gatal yang berhubungan dengan lesi kulit
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
4) Gangguan citra tubuh yag berhubungan dengan penampakan kulit
yang tidak baik
5) Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara-cara
menangani kelainan kulit
c. Intervensi Keperawatan
1) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus
Kriteria hasil : Diharapkan Lapisan kulit klien terlihat normal
Intervensi :
(a) Anjurkan psien menggunakan pakaian yang longgar
(b) Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
(c) Monitor kulit akan adanya kemerahan
(d) Mandikan pasien dengan air yang sejuk dan memakai sabun
2) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
Kriteria hasil : Kebutuhan tidur klien terpenuhi
Intervensi :
(a) Kaji tidur klien
(b) Berikan kenyamanan pada klien (kebersihan tempat tidur)
(c) Kolaborasi dengan dokter pemberi analgetic
(d) Catat banyaknya klien terbangun dimalam hari
(e) Berikan Lingkungan yang nyaman dan kurangi kebisingan
(f) Berikan minum hangat (susu) jika perlu
(g) Berikan musik klasik sebagai pengantar tidur
Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Edisi 31. Jakarta. EGC
Brunner & Sudarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis
Mansjoer, Arif., Suprohaita, Wardhani, W.A., dan Setiowulan, Wiwiek. 2000.
Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Ausculapius
Marilyn M. Friedman1998.Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik.Jakart:EGC
Mubarak, Wahid Iqbal.2006.Ilmu Keparawatan Komunitas 2 Teori da Aplikasi
dalam Praktik: Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas,
Gerontik dan Keluarga.Jakarta:Sagung Seto
Disusun oleh :
ANNISA KURNIA NURCHOLIZA
1906277004