Baru Template Tugas Akhir REVISIAN
Baru Template Tugas Akhir REVISIAN
Universitas Brawijaya
Fakultas Kedokteran
Program Studi Ilmu Gizi
2019
1
KOPERASI PEMENUHAN GIZI SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN STATUS GIZI RUMAH TANGGA
Rika Ledy Shutarta, Nur Annisa S.A, Febiana Rizka Pritasari, Nova Nuril Rosyida
Abstrak
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki jumlah penduduk hingga 264 juta jiwa
dengan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan sampah, kualitas sumber daya manusia,
pendistribusian bahan pangan hingga ketahanan pangan yang mempengaruhi status gizi
masyarakat. Permasalahan tersebut mendorong kami untuk menciptakan sebuah gagasan
konsep terkait dengan sampah organik serta masalah ketahanan pangan yang berpengaruh
terhadap status gizi yaitu “Koperasi Pemenuhan Gizi”. Penelitian ini menggunakan konsep
"penukaran" dan "jual beli" bahan pangan dengan menggunakan tabungan sampah yang
disetor pada koperasi pemenuhan gizi tersebut, sehingga jumlah nominal tabungan yang
terkumpul dapat ditukarkan dengan bahan pangan dalam koperasi pemenuhan gizi ini. Potensi
dampak yang dihasilkan dari berdirinya Koperasi Pemenuhan Gizi ini antara lain adalah
adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, pendistribusian bahan pangan yang merata,
peningkatan daya beli masyarakat, perbaikan gizi dan peningkatan status gizi.
Kata Kunci: Kebutuhan Pangan, Status Gizi, Sampah Organik, Koperasi Pemenuhan Gizi
1. PENDAHULUAN
2
ketahanan pangan belum teratasi seluruhnya. Proses pendistribusian bahan pangan
dengan biaya yang tidak sedikit serta adanya keterbatasan akses merupakan beberapa
kendala dalam pendistribusian bahan pangan yang menyebabkan harga bahan makanan
tidak dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat ekonomi
rata-rata kebawah.
Daya beli kebutuhan pangan yang rendah mempengaruhi status gizi individu atau
kelompok tertentu. Data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
pendapatan semakin tinggi konsumsi energi dan protein, juga mutu makanan semakin
baik. Sebaliknya, ekonomi atau pendapatan rendah ini lah yang memicu terjadinya
status gizi buruk akibat ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisinya.
Di sisi lain, Indonesia juga memiliki masalah dalam pengolahan sampah yang
dinilai masih kurang dalam pemanfaatannya menjadi barang ataupun produk yang lebih
bernilai. Dalam rumah tangga biasanya sampah tersebut, khususnya sampah organik,
hanya akan dibuang dan tertumpuk di TPS (Tempat Penampungan Sementara).Sampah
rumah tangga tak jarang pula dibersihkan atau dilenyapkan dengan cara dibakar ataupun
dikubur yang mungkin saja justru menimbulkan permasalahan baru yaitu berupa polusi
udara dan pencemaran tanah apabila sampah sampah plastik ikut terkubur didalam
tanah.
Oleh karena itu, berdasarkan paparan masalah di atas, kami memiliki sebuah
gagasan konsep pemecahan masalah lingkungan terkait sampah organik serta masalah
ketahanan pangan yang juga berkaitan erat dengan status gizi di Indonesia, dengan
mengusung ide "Koperasi Pemenuhan Gizi" yang akan menjadi tempat pemasokan
sembako dan bahan makanan bagi masyarakat di daerah daerah terpencil.
1.2 RumusanMasalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
3
1.5 Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang pengelolaan koperasi pemenuhan gizi yang kami usung ini
mirip dengan program yang di prakarsai oleh dr. Gamal yakni “Garbage Clinical
Insurance”(GCI), dimana “Klinik Asuransi Sampah” ini didirikan oleh dr. Gamal
dengan mengajak kader posyandu, PKK, pemulung, dan masyarakat untuk
mengembangkan Klinik Asuransi Sampah (KAS) dalam menghancurkan barrier
(penghalang) antara akses kesehatan dengan masyarakat.Klinik Asuransi Sampah
merupakan sistem asuransi kesehatan mikro berbasis kerakyatan dengan semangat
gotong royong melalui pembayaran premi dengan sampah sebagai sumber pendanaan
utama pelayanan kesehatan masyarakat.
Asuransi sampah ini merupakan program asuransi kesehatan dengan premi
sampah sebagai pembiayaan kesehatan, dimana melalui program ini warga cukup
menyerahkan sampahnya kepada klinik bumi ayu. Sampah yang dikumpulkan warga
diolah menjadi uang sebagai dana sehat. Dana yang terkumpul digunakan untuk
pelayanan kesehatan secara holistik yaiu pengobatan jika pasien sakit (kuratif),
melakukan program kualitas kesehatan (promotif seperti : penyuluhan, konsultasi gizi,
pembagian buku, dan lain lain), mencegah terjadinya sakit (preventif), dan home visit,
kontrol diabetes, dan lain lain (rehabilitative). Perbedaan konsep Klinik Asuransi
Kesehatandengan penelitian kami yaitu kami lebih berfokus pada pemenuhan gizi
seimbang dengan cara mengumpulkan sampah organik pada koperasi untuk
menghasilkan tabungan yang dapatdigunakan untuk membeli bahan makanan pokok
pada Koperasi Pemenuhan Gizi tersebut
Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan sumber daya manusia
dan kualitas hidup. Untuk itu program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan
mutu gizi konsumsi pangan, agar terjadi perbaikan status gizi masyarakat (Deddy
Muchtadi, 2002:95). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat (Almatsier, 2001:3). Sedangkan menurut Suhardjo,
dkk (2003:256) status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian,
penyerapan, dan penggunaan makanan. Deswarni Idrus dan Gatot Kusnanto (1990:19-
24).
Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga,
yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh makanan untuk semua anggotanya.
Karenanya, peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin
setiap anggota masyarakat untuk memproleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya,
dalam konteks itu masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan tapi juga
masalah kemiskinan, pemerataan, dan masalah kesempatan kerja. Konsep terjadinya
keadaan gizi mempunyai dimensi yang sangat kompleks. Daly Davis dan Robertson
4
(1979) dalam buku Supriasa (2002:14) membuat model faktor-faktor yang
mempengaruhi keadaan gizi yaitu, konsumsi makanan dan tingkat kesehatan. Konsumsi
makanan dipengaruhi oleh pendapatan, makanan, dan tersedianya bahan makanan.
Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat
keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang
dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu. Energi yang masuk ke
dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lainnya (Nix,
2005). Status gizi normal merupakan keadaan yang sangat diinginkan oleh semua orang
(Apriadji, 1986). Status gizi kurang atau yang lebih sering disebut undernutrition
merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari
energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih
sedikit dari anjuran kebutuhan individu (Wardlaw, 2007).
1.5.2 Koperasi
5
Konsep koperasi ini adalah tempat "penukaran" dan "jual beli" bahan pangan
menggunakan tabungan sampah yang disetor pada koperasi pemenuhan gizi tersebut.
Koperasi akan memberikan sebuah tong sebagai tempat mengumpulkan sampah.
Sampah yang dikumpulkan dapat berupa sampah organikdan akan disetorkan oleh tiap
kepala keluarga kepada koperasi dengan setiap 5 kg sampah akan dihargai 5 ribu
rupiah. Selanjutnya koperasi akan mengolah sampah organik tersebut menjadi produk
pupuk organik dan produk lainnya yang bernilai jual tinggi, sehingga hasil penjualan
pupuk organik dapat dijadikan sumber modal dalam pemenuhan stok bahan pangan
yang ada di koperasi.
Setiap kepala keluarga akan dapat mengakses dan mendapat bahan pangan dari
koperasi sesuai dengan jumlah nominal yang terdapat pada tabunganya dari hasil
penyetoran sampah organik pada koperasi tersebut, misalnya menukarkan tabungan
tersebut dengankebutuhan pangan seperti beras, minyak, telur, daging dan lain-lain.
Semakin banyak suatu keluarga menyetor sampah organikkepada koperasi ini, maka
akan semakinbanyak uang dalam tabungan yang dapat ditukarkan dengan bahan
pangan sehingga semakin banyak bahan pangan yang didapatkandalam koperasi
pemenuhan gizi ini,
6
3. SIMPULAN
Konsep koperasi ini adalah tempat "penukaran" dan "jual beli" bahan pangan
menggunakan tabungan hasil penyetoransampah organik pada KoperasiPemenuhanGizi,
yang selanjutnya akan diolah menjadi produk pupuk organik dan produk lainnya yang
bernilai jual tinggi sehingga dapat menjadi sumber modal dalam pemenuhan stok bahan
pangan yang ada di koperasi. Dari tabungan tersebut masyarakat dapat menukarkan
tabungannya dengan bahan pangan yang disediakan dalam koperasi tersebut sesuai
dengan nominal tabungan mereka. Dengan adanya Koperasi Pemenuhan Gizi ini,
diharapkan dapat menjadi solusi nyata dalam upaya peningkatan ketahanan pangan,
status gizi dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
4. DAFTAR PUSTAKA
Riyadi, H., Khomsan, A., Dadang, S., Faisal, A., & Mudjajanto, E. S. 2006. ‘Studi
Tentang Status Gizi Pada Rumah Tangga Miskin dan Tidak Miskin.’ Gizi
Indonesia, 29 (1).
Parmadi, P., Emilia, E., & Zulgani, Z. 2018. ‘Daya Saing Produk Unggulan Sektor
Pertanian Indonesia dalam Hubungannya dengan Pertumbuhan Ekonomi.’ Jurnal
Paradigma Ekonomika, 13(2), 77-86.
7
8