A. Struktur
1) Pengenalan cerita Alangkah tercengang Haji Saleh, Saat berada di neraka, Haji
karena di neraka itu banyak Saleh kaget karena melihat
teman-temannya di dunia teman - temannya juga ada di
terpanggang hangus, merintih sana, padahal mereka semua
kesakitan. Dan ia tambah tak rajin beribadah ketika di dunia,
mengerti dengan keadaan termasu Haji Saleh.(pengenalan
dirinya, karena semua orang peristiwa dengan mnunjukkan
yang dilihatnya di neraka itu tak latar tempat dan suasana)
kurang ibadatnya dari dia
sendiri. Bahkan ada salah
seorang yang telah sampai
empat belas kali ke Mekah dan
bergelar syekh pula. Lalu Haji
Saleh mendekati mereka, dan
bertanya kenapa mereka
dinerakakan semuanya. Tapi
sebagaimana Haji Saleh,
orang-orang itu pun, tak
mengerti juga….
2) Pengungkapan Peristiwa Demikian cerita Ajo Sidi yang Peristiwa awal yang
kudengar dari Kakek. Cerita menceritakan penyebab
yang memurungkan Kakek. kemurungan kakek.
3)Menuju konflik Dan besoknya, ketika aku mau Kaget mendengar pertanyaan
turun rumah pagi-pagi, istriku sang istri. Suasana panik
berkata apa aku tak pergi
menjenguk.
4) Puncak konflik “Astaga. Ajo Sidi punya Tokoh aku menyalahkan Ajo Sidi
gara-gara,” kataku seraya yang menyebabkan kakek
melangkah secepatnya
meninggal karena ceritanya
meninggalkan istriku yang
tercengang-cengang. tentang neraka.
Tempat : di Neraka
Suasana : mencekam.
Suasana : cemas
- Alur : maju
Ajo Sidi terkenal sebagai orang yang membual. Suatu hari Ajo Sidi bercerita tentang Haji Saleh
kepada Kakek. Kakek adalah sebutan untuk orang tua yang biasanya menjadi penjaga surau(masjid).
Tokoh aku sekali hari pergi ke surau untuk memberi kakek uang, biasanya kakek senang jika diberi
uang, tapi hari ini kakek terlihat muram.
Kakek menceritakan cerita Ajo Sidi kepada tokoh aku. Ceritanya, Haji Saleh adalah orang yang
taat beribadah kepada Allah, namun ia dimasukkan ke dalam neraka, karena hidup di dunia hanya
ia habiskan untuk beribadah kepada Allah tanpa mempedulikan orang di sekitarnya, ia terlalu egois.
Demikian cerita Ajo Sidi yang didengar oleh tokoh aku dari kakek. Cerita yang memurungkan kakek.
Pada akhirnya tokoh aku mendapat kabar bahwa kakek telah meninggal dengan cara menggorok
lehernya dengan pisau cukur. Tokoh aku meminta pertanggungjawaban kepada Ajo Sidi, namun Ajo
Sidi telah pergi kerja.
- Gaya Bahasa
Majas Hiperbola :
- Amanat :
1. Hidup di dunia ini, kita harus menyeimbangkan antara urusan dunia dan urusan akhirat.
2. Jangan terlalu egoistis, mementingkan diri sendiri, karena sesungguhnya kita umat islam
saling bersaudara.
3. Apa yang kita lakukan hari ini akan berdampak pada hari kemudian.
C. Nilai Moral
- Nilai religius: Kita sebagai manusia memang diciptakan Allah SWT untuk beribadah
kepada-Nya.Namun,kita juga harus menyeimbangkan antara keperluan dunia dan akhirat
- Nilai moral: Jangan egois dalam segi hal apapun, salah satunya seperti dalam segi beribadah
kepada Allah SWT. Karena sesungguhnya seluruh umat Islam itu saling bersaudara,oleh karena itu kita
harus saling mengingatkan satu sama lain dalam hal kebaikan.
- Nilai Edukatif: Mengajarkan kepada kita untuk tidak sembarangan dalam berbicara,khususnya
berbicara hal - hal yang buruk. Karena apa yg Kita ucapkan itu dapat mempengaruhi perasaan orang
lain.
- Nilai Sosial : Kita harus saling peduli,mengahargai dan juga tolong menolong sesama,meskipun
hanya sebatas kata terimakasih ataupun senyuman
D. Kaidah Kebahasaan
d. Kata kerja yang menggambarkan - Lalu Haji Saleh mendekati mereka, dan bertanya kenapa
peristiwa mereka dinerakakan semuanya
e. Kata kerja yang menunjukkan - Dan besoknya, ketika aku mau turun rumah pagi-pagi,
kalimat tak langsung istriku berkata apa aku tak pergi menjenguk.
g. Menggunakan dialog - ‘Apa kita revolusikan juga?’ tanya suara yang lain, yang
rupanya di dunia menjadi pemimpin gerakan revolusioner.
h. Menggunakan kata - kata sifat Alangkah tercengang Haji Saleh, karena di neraka itu banyak
untuk menggambarkan tokoh, teman-temannya di dunia terpanggang hangus, merintih
tempat, sifat, atau suasana kesakitan. Dan ia tambah tak mengerti dengan keadaan
dirinya, karena semua orang yang dilihatnya di neraka itu tak
kurang ibadatnya dari dia sendiri. Bahkan ada salah seorang
yang telah sampai empat belas kali ke Mekah dan bergelar
syekh pula.
i. Ciri kebahasaan lainnya - Dan ia tambah tak mengerti dengan keadaan dirinya, karena
semua orang yang dilihatnya di neraka itu tak kurang
ibadatnya dari dia sendiri.