Anda di halaman 1dari 5

Siklus reproduksi yang terjadi pada wanita salah satunya adalah

menstruasi, sedangkan pada mamalia lainya disebut estrus. Menstruasi adalah


proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi diakibatkan siklus bulanan alami
pada tubuh wanita. Siklus ini merupakan proses organ reproduksi wanita untuk
bersiap jika terjadi kehamilan. Persiapan ini ditandai dengan penebalan dinding
rahim (endometrium) yang berisi pembuluh darah. iklus estrus adalah perubahan
fisiologis yang terjadi secara berkala pada kebanyakan mamalia betina dari ordo
Theria akibat hormon-hormon reproduksi. Siklus ini dimulai setelah betina
matang secara seksual. Siklus ini terbagi menjadi beberapa fase, yaitu fase
proestrus, estrus, metestrus dan diestrus.

Menstruasi adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi


secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau
LH-Progesteron. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini
biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause. Pada wanita
siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum,
tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang
siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5
hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari
paling lama 15 hari. Jika darah keluar lebih dari 15 hari maka itu termasuk darah
penyakit. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga
80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.

Semua hormon yang diproduksi dalam tubuh berasal dari hipotalamus.


Hipotalamus adalah bagian kecil pada pusat otak yang berhubungan langsung
dengan kelenjar pituitari yang mengendalikan banyak fungsi vital dalam tubuh.
Hipotalamus merangsang kelenjar endokrin untuk memproduksi banyak hormon,
salah satunya gonadotropin-releasing hormone (GnRH). Hormon GnRH ini
merupakan induk dari kebanyakan hormon dalam tubuh, terutama hormon
reproduksi laki-laki dan perempuan.

Selama masa produktif, GnRH akan merangsang kelenjar hipofisis untuk


melepaskan hormon FSH dan LH. Pada dasarnya, kedua hormon ini memiliki
tugas yang tak jauh berbeda, seringnya saling bekerja sama untuk
mengoptimalkan sistem reproduksi wanita maupun pria. Sederhananya, FSH
adalah hormon yang bertanggung jawab untuk mengatur produksi sel telur pada
wanita dan sperma pada pria. Sementara itu, hormon LH bekerja sama dengan
FSH untuk mengatur kelancaran siklus menstruasi dan menjaga fungsi testis
selama masa reproduksi.

Fungsi hormon FSH dan LH pada wanita yang paling utama adalah
memastikan siklus menstruasi berjalan lancar setiap bulannya. Kedua hormon ini
saling bekerja sama untuk memacu pertumbuhan dan kematangan folikel alias sel
telur. Mulai dari awal pembentukan, ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium,
hingga akhir masa menstruasi.

Pada awal siklus menstruasi, kadar hormon FSH dalam tubuh akan
meningkat tapi jumlah hormon LH menurun. FSH ini digunakan untuk
merangsang folikel memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Sel telur
kemudian akan dimatangkan untuk mempersiapkan diri menjelang masa subur.
Saat masa subur, hormon estrogen akan mengirimkan sinyal kepada kelenjar
pituitari untuk berhenti memproduksi FSH dan mulai memproduksi banyak LH –
kebalikan dari yang tadi. Hormon LH ini akan memicu ovulasi alias pelepasan sel
telur dari ovarium.

Folikel sel telur yang sudah dilepaskan akan berubah menjadi korpus
luteum alias folikel kosong. Selanjutnya, korpus luteum ini akan melepaskan
hormon progesteron untuk menebalkan jaringan dinding rahim, guna berjaga-jaga
jika terjadi kehamilan. Namun jika tidak ada kehamilan, maka kadar progesteron
ini akan kembali menurun dan menyebabkan dinding rahim Anda meluruh. Inilah
yang kita sebut dengan menstruasi. Estrogen bertugas mengatur siklus dan
berperan dalam pertumbuhan lapisan rahim. Jika sel telur tidak dibuahi, kadar
estrogen akan menurun tajam dan saat itulah haid dimulai. Jika sel telur dibuahi,
estrogen bekerja sama dengan progesteron untuk menghentikan ovulasi selama
kehamilan.

Progesteron memicu lapisan rahim untuk menebal untuk


mempersiapkannya sebelum kehamilan. Selain itu, progesteron juga mencegah
otot rahim berkontraksi yang bisa membuat sel telur tidak dapat menempel.
Ketika hamil, progesteron akan merangsang tubuh untuk menciptakan pembuluh
darah di lapisan rahim. Tujuannya untuk memberi makan janin yang akan tumbuh
nantinya.

Ovulasi merupakan proses yang terjadi di dalam siklus menstruasi wanita.


Pada proses ini folikel yang matang akan pecah dan mengeluarkan sel telur ke
tuba falopi untuk dibuahi[1]. Pada tahapan ini lapisan rahim telah menebal untuk
mempersiapkan sel telur yang telah dibuahi. Jika pembuahan tidak terjadi, lapisan
rahim serta darah akan diruntuhkan. Ovulasi dimulai pada masa pubertas dan terus
berlangsung secara bulanan pada tahun-tahun usia subur. Ovulasi terhenti pada
waktu kehamilan[1 Suhu basal tubuh adalah suhu terendah yang dicapai tubuh
selama istirahat, dalam keadaan tidur. Pengukuran suhu basal dilakukan pagi hari
segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.

Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat celcius. Pada waktu ovulasi,
suhu akan turun lalu naik menjadi 37-38 derajat. Jika esok hari suhu tubuh tidak
kembali pada suhu 35 derajat Celcius, saat itulah terjadi masa subur. Kondisi
kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun
kembali sekitar 2 derajat dan kembali pada suhu tubuh normal seperti sebelum
menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun. Ovulasi terjadi
sekitar 12 sampai 14 hari sebelum periode menstruasi dimulai. Rata-rata masa
subur wanita mulai terjadi pada hari ke 10 sampai ke 17 setelah hari pertama
menstruasi, jika siklus menstruasi Anda berlangsung selama 28 hari.

Siklus menstruasi dibagi atas empat fase :

1. Fase menstruasi

Yaitu, luruh dan dikeluarkannya dinding rahim dari tubuh. Hal ini disebabkan
berkurangnya kadar hormon seks. Hal ini secara bertahap terjadi pada hari ke-1
sampai 7.
2. Fase pra-ovulasi

Yaitu, masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium yang dipicu oleh
peningkatan kadar estrogen dalam tubuh. Hal ini terjadi secara bertahap pada hari
ke-7 sampai 13.

3. Fase ovulasi

Masa subur atau Ovulasi adalah suatu masa dalam siklus menstruasi wanita
dimana sel telur yang matang siap untuk dibuahi. menurut beberapa literatur,
masa subur adalah 14 hari sebelum haid selanjutnya.
4. Fase pascaovulasi

Yaitu, masa kemunduran ovum bila tidak terjadi fertilisasi. Pada tahap ini, terjadi
kenaikan produksi progesteron sehingga endometrium menjadi lebih tebal dan
siap menerima embrio untuk berkembang. Jika tidak terjadi fertilisasi, maka
hormon seks dalam tubuh akan berulang dan terjadi fase menstruasi kembali.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, N. D. (2012). Biologi Reproduksi. Yogyakarta : Pustak Rihama.

Girdler, S.S & Gordon, L.J. (2014). Mecanisms Underlying Hemodinamic and
Neuroendocrine Stress Reactivity at Different Phases of The Menstrual
Cycle.Psychophysiology.

Irianto, K. (2015). Kesehatan Reproduksi. Bndung : Alfabeta.

Sherwood, L.(2012). Fisiologi Manusia.Ed. 6. Jakarta: EGC.

Widyastuti, Y. (2009). Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta : Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai