Nurhikmah Fitk PDF
Nurhikmah Fitk PDF
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk
Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
NURHIKMAH
NIM: 1110011000087
Kata kunci : Efektivitas, Metode Demonstrasi, Dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
i
ABSTRACT
This study aims to mengethui how the level of effectiveness of the use of
methods of demonstration in the material subject to the provisions of prayer Fiqh
jama ', qashar and jama' qashar students Islamiyah MTs Chester. This study was
conducted from March to May 2014 with peneliitan subjects are 32 students.
The research method used was a classroom action research (CAR),
which consists of two cycles. Each cycle consists of 3 three sessions the meeting in
the first cycle, the second cycle consists of two sessions meeting. Data collected
through Pre test and post test, observation, interviews, field notes, documentation
and instrument tests of cognitive abilities.
The results obtained in this study is the demonstration that the
application of the method can improve the effectiveness of student learning. It is
seen from the results of post-test were increased compared of siklus I (78,3%)
and II (90%), and also the achievement of all students in the upper grades KKM.
Selesainya skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan yang telah diberikan
selama masa perkuliahan baik berupa ilmu pengetahuan, tenaga, dan waktu serta
do’a restu dan motivasi dari berbagai pihak lain, baik langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Nurlena Rifa’I, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
yang telah memberikan pengetahuan dan bimbingan yang dapat memotivasi
penulis.
2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, MA, Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Ibu Marhamah Shaleh, MA, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam yang selalu memberikan motivasi untuk penulis.
4. Bapak Dr. Sapiudin Shidiq, M.Ag sebagai dosen pembimbing yang telah
sabar, teliti, dan meluangkan waktu dalam proses penyusunan skripsi.
5. Bapak Drs. Rusdi Jamil, MA, Penasehat Akademik yang telah sabar dan
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.
6. Segenap dosen Pendidikan Agama Islam yang selalu memberikan motivasi
untuk penulis.
ii
iii
7. Bapak Drs. Aris Herdiana Kepala Madrasah MTs Islamiyah Ciputat, beserta
seluruh staffnya yang telah membantu penulis selama pelaksanaan penelitian.
8. Khususnya Kedua orang tua, yaitu Ayahanda Uned Junaedi S.Pd. dan Ibunda
Rosidah yang telah merawat dan mendidik penulis dengan penuh kasih
sayang secara tulus, mendoakan dan mencukupi moril dan materil dari sejak
kecil sampai sekarang dan seterusnya (kasih sayang mereka tidak akan
terputus sepanjang hayat). Tak lupa juga kepada Ibunda Alm. Rofiqoh kasih
sayang mu selalu melekat di hati, Allahummaghfirlaha warhamha wa’afihaa
wa’fu ‘anha.
9. Kakak Ade Nurohmah S.Pd serta adik-adikku, Iis Rahmawati, dan Siti
Azkiatullatifah yang selalu memberikan senyum semangat untuk penulis.
10. Teman-teman seperjuangan jurusan Pendidikan Agama Islam 2010 yang telah
memberikan dukungan, semangat, motivasi serta bantuannya. Khususnya
teman-teman Molose PAI C 2010 yang selalu menyemangati dan menjaga
kekompakan persahabatan kita, sehingga selesai dalam penulisan skripsi ini .
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan semangat dan saran yang berguna untuk penulisan skripsi.
Semoga bantuan dan dorongan yang telah diberikan dapat menjadi amal baik
dan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khazanah ilmu
pengetahuan.
Fastabiqul Khoirot
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Nurhikmah
NIM. 1110011000087
DAFTAR ISI
iv
v
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GRAFIK
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Wina Sanjaya, Perencanaaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana,
2008), h. 26
1
2
ini kurang efektif, serta siswa tidak mendapatkan sarana dan prasarana untuk
praktek tidak tersedia.
Berdasarkan hasil wawancara guru bidang studi fiqh dan data nilai
hasil belajar siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat tidak
mengalami peningkatan yang meningkat, serta dalam proses belajar
mengajarpun siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran Fiqh, sedangkan
data pencapaian hasil belajar bidang studi fiqh masih tergolong rendah.
Mungkin Penyebab rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa
faktor, di antaranya yaitu kurangnya keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran sehingga suasana belajar menjadi terlalu konvensional dan
siswa merasa bosan, boring, serta siswa merasa jenuh, mengantuk dan kurang
peduli serta kurang memperhatikan penjelasan materi yang sedang
disampaikan oleh guru2.
Di samping itu, yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa
yaitu kurangnya kreatifitas guru dalam menggunakan metode yang ada.
Selama ini guru hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional
yakni ceramah, dan pemberian tugas. Padahal dalam kerangka pembelajaran
fiqh, siswa seharusnya dilibatkan secara fisik untuk mendemonstrasikan
materi yang diberikan misalnya pada materi sujud sahwi, dan shalat serta
pada materi lainnya yang membutuhkan praktik secara langsung agar siswa
lebih mudah untuk memahaminya.
Dalam pembelajaran di kelas, terkadang para siswa tidak
memperhatikan, karena, kurangnya daya tarik yang digunakan oleh guru.
Misal dalam metode yang tepat sebagai perantara transformer dalam materi
untuk mencapai tujuan. Serta media yang dijadikan bahan dalam
pembelajaran yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses
pmbalajaran kurang mendukung.
Berdasarkan faktanya, kondisi yang selama ini dihadapi dalam proses
belajar mengajar seperti sedikitnya metode pembelajaran yang digunakan
2
Wawancara dengan Bapak Aris,Guru Fiqh di Sekolah MTs Islamiyah di Ruang Guru, jam
09.10. Jakarta: 4 Maret 2014
3
menyebabkan siswa merasa bosan dan jenuh dengan materi yang disajikan.
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru hanya menggunakan metode
ceramah, setelah itu guru menyuruh siswa untuk mengerjakan LKS masing-
masing. Sehingga di sini terjadi dalam proses pembelajaran yang berpusat
hanya pada guru (Teacher Centered), bukannya Student Centered dimana
dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Dalam proses kegiatan pembelajaran para siswa lebih menunjukkan
belajar secara individu dibandingkan belajar bersama atau berkelompok,
melihat dari hasil belajar siswa yang diterima tidak merata, karena, dalam
kelas siswa selalu mengandalkan guru dibandingkan teman. jadi, tidak adanya
student centered, sehingga siswa tidak bisa memecahkan berbagai
permasalahan dalam pembelajaran. Padahal jika siswa terlibatnya dalam
proses kegiatan pembelajaran serta adanya kerjasama antar siswa dalam
proses belajar itu akan membuat mereka semakin mudah untuk memahami
materi yang dijelaskan.
Proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar apabila metode
yang digunakan sesuai dengan materi yang akan di ajarkan, tidak terlalu
monoton serta anak tidak pasif, serta sarana dan prasana diusahakan sekolah
sudah menyediakannya, dan siswa juga siap dalam menerima materi yang
disampaikan dan merasakan kepuasan dan memusatkan perhatiannya dalam
materi yang disampaikan.
Metode yang digunakan oleh guru harus sesuai dengan karakteristik
siswa, materi dan keadaan. Karena keunggulan suatu metode yang digunakan
itu terdapat pengaruh pada siswa dalam pembelajaran seperti bidang study
fiqh. Dalam bidang fiqh seorang guru harus menguasai materi yang akan
diajarkan kepada siswa, terdapat beberapa metode yang dapat diajarkan oleh
guru terhadap siswa seperti metode ceramah, metode demonstrasi, metode
pemberian tugas, metode eksperimen, metode tanya-jawab, dan sebagainya.
Seorang guru dalam memilih suatu metode harus selektif agar tepat sasaran
serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
4
3
Ihsan Hamdani, Filsafat Pendidikan Islam, ( Bandung : Pustaka Setia,2007), cet. ke-3, h.
163
4
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,
2008), h. 172
5
Ibid., h. 172
5
metode yang lain. Hal demikian dapat menimbulkan rasa jenuh dan
membosankan oleh siswa yang melaksanakan proses pembelajaran.
Kemudian untuk menciptakan suasana belajar mengajar dapat berjalan
dengan efektif dalam pelajaran Fiqh maka, guru menggunakan metode
demonstrasi, karena untuk melihat upaya peningkatan efektivitas penggunaan
metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fiqh. Metode demonstrasi adalah
metode mengajar dengan menggunakan alat peragaan, untuk memperjelas
suatu pengertian, atau untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan
dan jalannya suatu proses pembuatan tertentu kepada siswa.6
Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : “Efektivitas Penggunaan Metode
Demonstrasi Dalam Mata Pelajaran Fiqh Di Madrasah Tsanawiyah
Islamiyah Ciputat”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti
mengidentifikasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Metode Pembelajaran fiqh yang digunakan oleh guru selama ini kurang
efektif
2. Siswa kurang tertarik dengan metode konvensional, seperti metode
ceramah
3. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru
4. Kurangnya sarana dan prasarana untuk melaksanakan praktek.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang akan diteliti
dibatasi pada tingkat efektivitas metode demonstrasi pada mata pelajaran
Fiqh.
6
Tayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, (Jakarta : PT Grafindo
Persada. 1995), h. 49
6
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi serta pembatasan masalah, maka peneliti
merumuskan, yaitu: apakah penggunaan metode demonstrasi dapat
meningkatkan efektivitas pembelajaran mata pelajaran Fiqh?
E. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitin ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas
pembelajaran mata pelajaran Fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi
di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat. Sedangkan secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran fiqh dengan
menggunakan metode demonstrasi
2. Mengetahui respon siswa dalam pembelajaran fiqh dengan menggunakan
metode demonstrasi
3. Mengetahui efektivitas pembelajaran mata pelajaran fiqh belajar siswa
dengan menggunakan metode demonstrasi
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi instansi sekolah, tulisan ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
pertimbangan dalam memperbaiki metode serta teknis pembelajaran
khususnya dalam mata pelajaran Fiqh.
2. Bagi guru bidang studi diharapkan agar dijadikan sebagai motivator untuk
mengelola kelas dengan menggunakan metode yang sesuai dengan
keadaan dan materi untuk mengembangkan minat belajar siswa.
3. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan agar bermanfaat dalam usaha
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga kompetensi dalam mata
pelajaran Fiqh dapat tercapai secara optimal sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 266
2
Slamento, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2003), cet. 4, h. 74-76
7
8
3
Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam Konsep dan Perkembangan,
(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 52
4
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(
Jakarta : Kencana 2011), h. 127
5
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi “Konsep Dan
Implementasi Kurikulum 2004, ( Jakarta : PT Remaja Rosdakarya,2006),h. 76
10
6
Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 11
7
Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana.
2011), h. 26
8
Rusman, M.Pd, Model-Model Pembelajaran “Mengembangkan Profesionalisme
Guru”, (Jakarta : RajaWali Press, 2011),h.1
11
4. Prinsip-prinsip Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, tentunya harus
menggunakan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bertindak seara
tepat. Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar
dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran.
Dengan mengacu pada prinsip-prinsip belajar, seorang guru akan
dapat mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang
peningkatan efektivitas belajar siswa. Prinsip-prinsip belajar adalah:
a. Kematangan jasmani dan rohani
b. Memiliki kesiapan
c. Memahami tujuan
d. Memiliki kesungguhan
e. Ulangan dan latihan12
Siswa maupun guru tidak dapat mengabaikan prinsip-prinsip
belajar tersebut, karena hal tersebut berpengaruh dalam penghasilan
belajar siswa.
B. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode berasal dari bahasa Greek / Yunani yaitu Metha dan
hodos. Metha artinya berarti melalui atau melewati dan hodos
11
Harry, Firman, Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan.(Bandung : Penerbit ITB
,1987).h.24
12
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), h. 51-54
13
13
Nur Uhbiyati , Ilmu Pendidikan Islam II, (Jakarta : Kalam Muliah, 1997) h. 35
14
Jalaluddin,op.cit.h. 53
15
Yusuf,Tayar, Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, (Jakarta : PT
Grafindo Persada. 1995) h. 49
16
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientsi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta : kencana, 2005), cet.5, h. 152
14
dengan suatu kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah
dicoba lebih dahulu sebelum di demonstrasikan”.17
Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan atau
prosedur yang dilakukan misalnya : proses mengerjakan sesuatu,
proses menggunakan sesuatu, membandingkan suatu cara lain, atau
untuk mengetahui kebenaran sesuatu yang belum diketahui oleh
siswa.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian pelajaran
dengan memperagakan langsung dengan suatu proses terjadinya
sesuatu baik dalam bentuk sebenarnya maupun tiruan sehingga
proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan
secara mendalam, serta dapat membentuk pengertian yang baik dan
sempurna.
Metode ini sering digunakan dalam mata pelajaran Fiqh.
Karena agar siswa mampu untuk mempraktekan langsung setelah
gurunya mempraktekannya di depan kelas. Namun dalam metode
ini yang aktif berperan tidak semua karena terbatasnya waktu dan
akan membuang waktu jika semuanya ikut mempraktekan.
Penggunaan metode demonstrasi ini dapat diterapkan dengan
syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat
atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang
sesungguhnya. Keahlian metode tersebut harus dilakukan oleh guru
dan pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan, siswa diberi
kesempatan melakukan keterampilan seperti yang telah diperagakan
oleh gurunya atau pelatih.
Pelajaran Fiqh di MTs merupakan pelajaran yang materi
ajarnya bisa dikatakan cukup banyak, ditambah dengan materi-
materi yang harus dipraktekkan tata caranya seperti shalat, wudhu,
17
Zakiah Darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Sinar Grafika
Offset, 1996), cet.ke. 1. h. 144
15
18
Ibid.h 145
17
19
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Gaung
Persada, 2004), h. 67
18
…..
“...Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama... ( QS. At-taubah : 122)
20
Yusuf, op. cit, h.50-52
21
Abdul Karim Amrullah, Pengantar Ushul Fiqh, (Jakarta : Pustaka Panjimas,1984),
cet. IV. h. 2
19
22
Ibid. h. 3
23
Darajat, op. cit. h. 78
20
26
Peraturan Menteri Agama RI nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.h. 84
22
D. Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini di antaranya:
1. Hasil penelitian Robiatul Adawiyah (2013) yang berjudul
“Penggunaan Metode Demonstrasi Guna Meningkatkan Keaktifan
Siswa Dalam Pembelajaran Fiqh” dapat meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar siswa di Mts Ad-Da’wah kelas IX pada pokok
bahasan tata cara pengurusan jenazah. hal ini dapat dilihat dari rata-
rata hasil belajar Fiqh pada siklus I siswa dilihat dari keaktifannya
dalam mendemonstrasikan materi pada tindakan kelas sebanyak 4
orang (17,23%), pada siklus II siswa dilihat dari keaktifan dalam
mendemonstrasikan materi pada tindakan kelas sebanyak 6 orang
(28,57), pada tindakan kelas siklus III sebanyak 12 orang (57,14%) .
Pada siklus III ini sudah mencapai kriteria ketuntasan belajar yang
ditentukan sekolah dibandingkan dengan keaktifan siswa pada siklus
II. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dalam keaktifan siswa
melalui penerapan metode Demonstrasi. Yang menjadikan beda
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa peneliti lebih
mengkhususkan kepada Peningkatan efektivitas penggunaan metode
demonstrasi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fiqh.
2. Hasil penelitian dari Maria Ulfah (2012) yang berjududl “Efektivitas
Penerapan Metode Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Fiqh
Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Al-Falah Jakarta” hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa nilai r terhitung sebesar 0,464
dan termasuk kategori sedang ( nilai r hitung pada rentang 0,400-
0.700) dengan nilai KD sebesar 21,52 %. Dengan demikian terdapat
hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara penerapan metode
27
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Ciputat : PT Ciputat Press Group, 2005), h.78
23
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Dengan
menggunakan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran fiqh di
Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat, maka diharapkan dapat
meningkatkan efektivitas hasil belajar siswa dalam proses belajar
mengajar bidang studi fiqh pada siswa kelas VII.1 Madrasah
Tsanawiyah Islamiyah Ciputat.
Mata pelajaran Fiqh dengan materi pelajaran shalat jama’, qashar
dan jama’ qashar dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat ,
sedangkan bidang kajiannya adalah metode demonstrasi.
Shalat jama’,qashar dan jama’ qashar dan ketentuan shalat dalam
keadaan darurat merupakan materi mata pelajaran Fiqh yang
memerlukan adanya pemahaman mendalam dan terperinci. Karena
proses shalat jama’, qashar dan jama’ qashar berbeda-beda raka’at
serta niatnya. Sehingga dalam pelaksanaan shalat jama’, qashar dan
24
jama’ qashar itu tidak asal melaksanakan shalat itu harus jelas halangan
untuk melakukannya shalat jama’, qashar dan jama’ qashar, dsb.
Kurangnya pemahaman terhadap materi ini menjadikan siswa
akan mengalami kesulitan, terlebih dalam dunia nyata mereka
dihadapkan dengan persoalan-persoalan yang menuntut mereka untuk
melakukan hal itu. Untuk mempelajari shalat jama’, qashar, dan jama’
qashar dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat perlu adanya
penyajian yang menarik yang dikemas meggunakan metode
demonstrasi agar dalam praktiknya siswa dapat mengaplikasikan
berdasarkan pemahaman yang mereka dapat di sekolah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
25
26
1
Wina sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 26
2
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Prestasi Pustakarya, 2011) h.
30
27
b. Tindakan
Pada kegiatan ke-2, adalah pelaksanaan tindakan yang merupakan
penerapan yang dilakukan oleh peneliti dan guru yaitu RPP dengan
menggunakan metode demonstrasi sesuai dengan fokus masalah dan
perencanaan yang telah dibuat oleh peneliti dan guru.
c. Observasi
Kegiatan observasi ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan
proses pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat untuk
perbaikan pada siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
pengamatan dengan dibantu oleh guru kelas yang bertugas sebagai
observer dan kolaborator.
d. Refleksi
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan
dianalisis bersama peneliti dan guru, sehingga dapat diketahui apakah
kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau
masih perlu adanya perbaikan.
2. Desain Penelitian
Setelah melakukan kegiatan pokok PTK yaitu, perencanaan, tindakan,
observasi serta analisis dan refleksi maka siklus I selesai, kemudian penelitian
akan dilanjutkan dengan siklus II. Apabila hasil siklus II sudah menunjukkan
bahwa indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dihentikan. Akan
tetapi apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian
dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada
desain yang dikemukakan oleh Wina sanjaya, sebagai berikut:
28
Bagan I
Alur Pelaksanaan PTK
Siklus I
Refleksi I Pengamatan/
Pengumpulan data
Permasalahan
Perencanaan Pelaksanaan
baru hasil
tindakan II tindakan II
refleksi
Siklus II
Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan data
II
Apabila
Dilanjutkan ke
permasalahan
siklus
belum
berikutnya
terselesaikan
29
2) Tahapan Penelitian
a. Tahap Perencanaan
1) Pembuatan rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode demonstrasi
2) Penentuan materi shalat jama’, qashar dan jama’ qashar dalam RPP dan
disusun berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
b. Tahap Pelaksanaan
1) Memberikan pre test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
2) Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
3) Pembelajaran menggunakan 2 siklus, pada siklus 1 terdiri dari 3kali
pertemuan sedangkan siklus ke II terdiri dari 2 kali pertemuan
4) Pertemuan pertama, menjelaskan pengertian shalat jama’ dan shalat
qashar
5) Pertemuan kedua, menjelaskan pengertian shalat jama’ qashar serta
membagikan kelompok yang ditentukan oleh peneliti serta menjelaskan
langkah-langkah metode demonstrasi.
6) Pertemuan ketiga, siswa melakukan praktek shalat jama’, qashar dan
jama’ qashar dengan aturan yang telah dijelaskan sebelumnya oleh
peneliti dan peneliti mengawasi jalannya metode demonstrasi, kemudian
diakhiri dengan post test.
7) Pada setiap pertemuan guru kolaborator melakukan pengamatan dengan
mengisi lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya.
31
c. Tahap Pengamatan
1) Melakukan wawancara guru dan siswa setelah tindakan kelas.
2) Melakukan wawancara setelah tindakan dengan guru fiqh kelas VII-1
untuk mengetahui respon guru mengenai metode demonstrasi.
3) Wawancara bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas belajar siswa
telah digunakan metode demonstrasi serta untuk mengetahui perubahan
yang ada pada siswa dari segi efekivitas dan hasil belajar siswa dalam
belajar fiqh.
d. Tahap Refleksi
1) Pada tahap refleksi dilakukan analisis dari hasil observasi yang telah diisi
oleh guru kolaborator dan juga hasil wawancara sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan.
2) Analisis didiskusikan dengan guru kolaborator, kemudian dibuat
perbaikan-perbaikan berdasarkan kekurangan yang ada.
3) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
penelitian.
4) Membandingkan hasil sebelum dan sesudah tindakan kelas.
Siklus I Kegiatan
1. Perencanaan Mempersiapkan rencana pembelajaran sesuai
dengan materi yang telah disiapkan.
Mempersiapkan lembar kegiatan sesuai dengan
metode Demonstrasi.
Mempersiapkan instrumen (tes bacaan, lembar
observasi, catatan lapangan, dan wawancara).
Mempersiapkan lembar tes akhir (post tes)
untuk mengetahui hasil dari kegiatan tersebut.
2. Tindakan Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana
pembelajaran yang telah disusun.
Melaksanakan proses kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode Demonstrasi .
Melakukan post tes untuk mengetahui hasil
belajar siswa sesudah diterapkannya metode
Demonstrasi.
3. Pengamatan Kolaborator mengobservasi proses
(observasi) pembelajaran dengan menggunakan metode
Demonstrasi.
Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa
selama proses pembelajaran.
33
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
1. Data kualitatif : hasil observasi proses pembelajaran, hasil observasi
aktivitas belajar Fiqih siswa, hasil observasi aktivitas demonstrasi siswa,
lembar catatan lapangan, hasil wawancara terhadap guru dan siswa, dan hasil
dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran).
2. Data kuantitatif : nilai hasil tes tiap siklus.
3. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru dan peneliti.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
terdiri atas dua jenis yaitu:
34
Keterangan:
C1 = Ingatan
C2 = Pemahaman
C3 = Aplikasi
36
5. Foto
Foto digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung pada siklus
I dan II.
Validitas adalah derajat ketetapan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti
sebenarnya yang diukur.3 Suatu instrument dapat dikatakan valid apabila
instrument tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Instrument yang digunakan adalah untuk mengukur kemampuan efektif atau
tidaknya hasil belajar Fiqh siswa dilihat dari formatif akhir siklus. Validitas yang
digunakan untuk instrument kemampuan keefektivitasan hasil belajar Fiqh siswa.
Yaitu content validity (validitas isi) yang termasuk validitas Rasional Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang
sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.4 Dalam validitas yang
digunakan dengan mengkonsultasikan instrument tes kepada para pakar. Dalam
hal ini peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan guru pamong yang
merupakan pakar di bidang pendidikan termasuk dalam mata pelajaran Fiqh.5
3
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta :PT Raja Grafindo Persada, 2011),
h.164
4
Ibid., h.164
5
Suharsimi Arikunto,,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), h. 128
39
41
42
Guru yang ada di Mts. Islamiyah berjumlah 18 orang dan seorang staf TU.
Karena MTs banyak memuat mengenai materi yang bermuatan Islam tenaga
kependidikannyapun banyak yang berlatar belakangkan jurusan-jurusan Islam.
Adapun kepala sekolahnya ditunjuk langsung oleh pihak yayasan yang
memayungi MTs. Islamiyah. Tenaga pengajar di MTs ini tidak hanya memegang
satu mata pelajaran hal ini dikarenakan kurangnya tenaga pengajar yang berada di
MTs ini.
Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan yayasan ini pun sering
melakukan program peningkatan kualitas guru. Ini dilakukan agar meningkatnya
kualitas pengajaran agar sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini. Dalam
pengajarannya guru-guru disi sudah mulai menggunakan metode yang berpusat
pada siswa (Student Center) ini dilakukan agar siswa tidak bosan dalam
melakukan pembelajaran. Hal ini pula dilakukan agar siswa dapat berperan aktif
dalam proses pembelajaran.
Guna menunjang proses pembelajaran yang berlasung guru-guru di
Mts.Islamiyah diwajibkan lulusan S1. Ini sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan dari staff TU sendiri hanya satu dan
mereka saling berkordinasi dengan kantor pusat yaitu Yayasan Islamiyah, maka
latar belakang dari staff tersbut juga masih dalam proses gelar S1.
4. Data Siswa
Siswa-siswi yang bersekolah di Mts. Islamiyah ini berasal dari sekitaran
Ciputat ini dikarenakan letak Mts ini yang mudah diakses dari segala arah
transportasi. Kebanyakan siswanya berasal dari kalangan menengah kebawah.
Siswa sangat kurang minat membacanya.
Dari tahun ketahun jumlah siswa yang ada di MTs ini mengalami
peningkatan ini dikarenakan semakin baiknya pola pengajaran yang dilakukan
oleh guru-guru. Berikut ini adalah data jumlah siswa MTs. Islamiyah tiga tahun
kebelakang.
44
Jumlah VII
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
– IX
Tahun
Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml
Ajaran
Sisw Rombe Sisw Rombe Sisw Rombe Sisw Rom
a l a l a l a bel
2010/201
70 2 76 2 74 2 220 6
1
2011/201
88 2 72 2 70 2 230 6
2
2012/201
102 3 91 2 74 2 267 7
3
2013/201
102 3 100 3 81 2 283 8
4
5. Sarana Prasarana
Sarana yang ada di sekitaran MTs. Islamiyah ini cukup memadai untuk
standar sekolah. Tetapi sangat disayangkan belum lengkapnya perpustakan yang
ada di sekolah di MTs. Islamiyah ini hanya mempunyai perpustakaan mini.
Berikut ini data sarana yang berada di sekolah MTs. Islamiyah.
Jumlah Jumlah Kategori Kerusakan
Jenis Jumlah Ruang Ruang
No. Rusak Rusak Rusak Ket
Prasarana Ruang Kondisi Kondisi
Ringan Sedang Berat
Baik Rusak
1 Ruang Kelas 8 8
2 Perpustakaan 1 1
3. R. Lab IPA 1 1
4 R. Lab Biologi - -
5 R. Lab Fisika - -
45
6 R. Lab Kimia - -
R. Lab
7 Komputer 2 2
8 R. Lab Bahasa 1 1
9 R. Pimpinan 1 1
10 R. Guru 1 1
11 R. Tata Usaha 1 1
12 R. Konseling 1 1
13 Tempat Ibadah 1 1
14 R. UKS 1 1
15 Jamban 5 5
16 Gudang 1 1
17 R. Sirkulasi - -
Tempat
18 Olahraga 2 2
19 R. OSIS 1 1
20 R. Lainnya - -
B. Deskripsi Data
1. Kondisi Awal
Untuk mengetahui data penelitian, peneliti melakukan pengumpulan data
sebelum melakukan tindakan kelas. Pengumpulan data penelitian yang
dilakukan adalah dengan melakukan test untuk mengukur tingkat pengetahuan
siswa mengenai materi tentang ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’
qashar serta ketentuan shalat dalam keadaan darurat. Wawancara dengan guru
serta pengamatan pada siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan
ini berlangsung pada tanggal 4 Maret - 13 Mei 2014 Tujuan penelitian
pendahuluan ini untuk menentukan fokus penelitian.
46
Pada hari selasa, tanggal 4 Maret 2014 peneliti menemui kepala sekolah
untuk memperjelas tujuan dan maksud kadatangan peneliti ke sekolah.
Sekaligus menemui guru bidang study fiqh dan siswa. Kemudian pada tanggal
11 Maret 2014 peneliti melakukan wawancara dan pengamatan pembelajaran di
Kelas.
Pengamatan peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan 3 siswa kelas
VII.1 bahwa pada saat pembelajaran mereka merasa jenuh, bosan dan kurang
asyik dalam pembelajaran. Dalam pengamatan peneliti selama proses
pembelajaran berlangsung terdapat sebagian siswa yang merasakan kurang
semangat, mengantuk, ada yang asyik bercanda serta mengobrol dan tidak
memperhatikan dan bosan serta jenuh dan kurang adanya timbal balik antara
guru dan siswa karena, guru terlalu monoton dalam mengajar.
Sebelum melakukan tindakan kelas, peneliti bersama guru mata pelajaran
Fiqh mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa. Masalah yang
perlu diatasi adalah metode pembelajaran yang monoton sehingga siswa bosan
dan jenuh dalam proses pembelajaran.
Indikator yang digunakan peneliti untuk peningkatan efektivitas
penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran mata pelajaran Fiqh serta
meningkatnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi awal dan hasil wawancara dengan guru dan
siswa, maka dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan efektivitas dalam
penggunaan metode demonstrasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
fiqh. Maka, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode PTK.
b. Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 3 kali pertemuan dengan
alokasi waktu (2x40 menit) setiap pertemuan. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lampiran.
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 8 April 2014.
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x40
menit) yang dimulai pada pukul 11.15 WIB sampai dengan 12.45 WIB.
Penjelasan materi dibagi menjadi 2 kali pertemuan Pokok bahasan yang
disampaikan adalah menjelaskan ketentuan shalat jama’. Jumlah siswa
yang hadir 29 siswa dari 32 siswa.
48
c. Pengamatan
Dalam kegiatan pengamatan pada siklus I ini dilakukan bersamaan
dengan tahap pelaksanaan pembelajaran. Tahap pengamatan ini dilakukan di
setiap pertemuan oleh observer yang merupakan teman sejawat peneliti.
1) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama, observer memberikan penilaian terhadap
aktivitas kelompok siswa dan guru selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi
perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.
Tabel 4.1
Hasil Observasi Guru
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK
materi
Tabel 4.2
Hasil Observasi Siswa Kelompok 1
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
Tabel 4.3
Hasil Observasi Siswa Kelompok II
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
Tabel 4.4
Hasil Observasi Siswa Kelompok III
No Aspek yang dinilai Penilaian
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
Tabel 4.5
Hasil Observasi Siswa Kelompok IV
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
54
Tabel 4.6
Hasil Observasi Guru
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK
Tabel 4.7
Hasil Observasi Siswa Kelompok I
No Aspek yang dinilai Penilaian
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
Tabel 4.8
Hasil Observasi Siswa Kelompok II
No Aspek yang dinilai Penilaian
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
Tabel 4.9
Hasil Observasi Siswa Kelompok III
No Aspek yang dinilai Penilaian
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
Tabel 4.10
Hasil Observasi Siswa Kelompok IV
No Aspek yang dinilai Penilaian
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
Tabel 4.11
Hasil Observasi Guru
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK
Tabel 4.12
Hasil Observasi Siswa Kelompok I
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK
4. Siswa mempergakan √
Tabel 4.13
Hasil Observasi Siswa Kelompok II
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
Tabel 4.14
Hasil Observasi Siswa Kelompok III
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
Tabel 4.15
Hasil Observasi Siswa Kelompok IV
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
62
Tabel 4.16
Hasil Belajar Siklus I
NO NAMA Nilai KKM Pre test I Post test I
1 A 75 72 80
2 B 75 78 75
3 C 75 68 85
4 D 75 45 77
5 E 75 78 95
6 F 75 78 77
7 G 75 85 85
8 H 75 85 77
9 I 75 85 80
10 J 75 58 80
11 K 75 85 70
12 L 75 40 80
13 M 75 43 75
63
14 N 75 55 75
15 O 75 55 90
16 P 75 60 77
17 Q 75 58 80
18 R 75 82 77
19 S 75 60 95
20 T 75 90 77
21 U 75 55 60
22 V 75 72 75
23 W 75 75 77
24 X 75 62 80
25 Y 75 73 75
26 Z 75 60 80
27 Aa 75 35 65
28 Bb 75 70 75
29 Cc 75 85 85
30 Dd 75 75 75
31 Ee 75 75 77
32 Ff 75 75 75
Jumlah 2506
Rata-rata 78,3
Grafik 4.1
Perolehan Nilai Siswa Siklus I
SIKLUS I
100
90 95
80 90
85
70 77 80
75
60 70
65
50 60 BANYAK SISWA
40 NILAI SISWA SIKLUS I
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi guru dan
siswa, serta hasil belajar siswa Fiqh pada siklus I, maka diperoleh hasil analisis
kegiatan refleksi sebagai berikut, Untuk Peneliti, yaitu : Belum maksimal
memberikan penjelasan materi serta tugas kepada siswa, Belum maksimal
memerintahkan siswa untuk berdiskusi dengan teman-teman sekelompoknya,
65
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dilakukan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pelajaran Fiqh pada kelas VII.1 dengan
Kompetensi Dasar menjelaskan Ketentuan shalat dalam keadaan darurat.
Dalam instrumen pembelajaran dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari
lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, catatan lapangan, lembar
66
pengamatan aktivitas mengajar guru, lembar soal pre test dan post test, dan
pedoman wawancara, sebelum peneliti masuk kedalam kelas untuk
melaksanakan tahap pelaksanaan, terlebih dahulu peneliti sudah melakukan
wawancara kepada beberapa siswa kelas VII.1 dan kepada guru mata
pelajaran Fiqh terkait pembelajaran di kelas .
Materi pembelajaran yang akan dibahas pada siklus II ini adalah
menjelaskan ketentuan shalat dalam keadaan darurat, menyebutkan macam-
macam shalat dalam keadaan darurat, dan menyebutkan syarat-syarat shalat
dalam keadaan darurat. Target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah
siswa semakin meningkat proses pembelajaran dan hasil belajar Fiqh
mereka.
b. Tahap Pelaksanaan
4) Pertemuan Keempat
Pembelajaran pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan.
Pertemuan keempat pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Selasa, 6
Mei 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran
(2x40 menit) yang dimulai pada pukul 11.15 WIB sampai dengan 12.45
WIB. Pokok bahasan yang disampaikan adalah menjelaskan pengertian
ketentuan shalat dalam keadaan darurat. Pada pertemuan kali ini seluruh
siswa hadir dengan jumlah 32 siswa.
Kemudian, Kegiatan pembelajaran sama halnya dengan kegiatan
pembelajaran pada siklus II diawali dengan membuka pelajaran,
melakukan apersepsi dan memberikan motivasi serta mengkondisikan
tempat duduk. Setelah itu peneliti memberikan pre test terlebih dahulu.
Kemudian kegiatan inti pembelajaran peneliti menjelaskan pengertian
ketentuan shalat dalam keadaan darurat . kemudian, peneliti memberikan
kelompok menjadi 4 kelompok dan mereka membuat lingkaran dalam
setiap kelompok untuk berdiskusi. Setelah itu peneliti meminta kepada
67
c. Tahap Pengamatan
Tahap pengamatan pada siklus II ini dilakukan bersamaan dengan
tahap pelaksanaan pembelajaran. Tahap pengamatan ini dilakukan di setiap
pertemuan oleh observer yang merupakan teman sejawat peneliti.
4) Pertemuan Keempat
Pada pertemuan keempat, observer memberikan penilaian
terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi
perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.
Tabel 4.17
Hasil Observasi Guru
No Aspek yang dinilai Penilaian
SB B C K SK
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
Tabel 4.19
Hasil Observasi Siswa Kelompok II
No Aspek yang dinilai Penilaian
SB B C K SK
70
4. Siswa memperagakan √
Tabel 4.20
Hasil Observasi Siswa Kelompok III
No Aspek yang dinilai Penilaian
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
71
Tabel 4.21
Hasil Observasi Siswa Kelompok IV
No Aspek yang dinilai Penilaian
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
Tabel 4.22
Hasil Observasi Guru
No Aspek yang dinilai Penilaian
SB B C K SK
Tabel 4.23
Hasil Observasi Siswa Kelompok I
No Aspek yang dinilai Penilaian
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
Tabel 4.24
Hasil Observasi Siswa Kelompok II
No Aspek yang dinilai Penilaian
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
Tabel 4.25
Hasil Observasi Siswa Kelompok III
No Aspek yang dinilai Penilaian
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
terkait materi
Tabel 4.26
Hasil Observasi Siswa Kelompok IV
No Aspek yang dinilai Penilaian
SB B C K SK
4. Siswa memperagakan √
Pada pertemuan terakhir ini dalam siklus II, yang kemudian dilanjutkan
dengan tes akhir siklus II untuk mengetahui apakah peningkatan efektivitas hasil
belajar siswa pada materi Fiqh dengan menerapkan metode demonstrasi. Tes akhir
siklus II dilaksanakan pada hari selasa 13 Mei 2014. Pada tes akhir siklus II ini
76
seluruh siswa kelas VII.1 hadir dengan jumlah 32 siswa. Hasil dari tes akhir siklus
II ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.27
Hasil Belajar Siklus II
Nilai
NO NAMA Pre test II Post test II
KKM
1 A 75 75 85
2 B 75 70 90
3 C 75 80 90
4 D 75 75 100
5 E 75 78 90
6 F 75 78 95
7 G 75 85 85
8 H 75 85 90
9 I 75 85 90
10 J 75 75 100
11 K 75 85 85
12 L 75 65 95
13 M 75 70 80
14 N 75 75 90
15 O 75 60 85
16 P 75 70 100
17 Q 75 58 85
18 R 75 82 85
19 S 75 60 80
20 T 75 90 100
77
21 U 75 80 80
22 V 75 72 90
23 W 75 75 85
24 X 75 62 80
25 Y 75 73 100
26 Z 75 60 80
27 Aa 75 70 75
28 Bb 75 70 100
29 Cc 75 85 100
30 Dd 75 75 100
31 Ee 75 75 100
32 Ff 75 75 95
Jumlah 2885
Rata-rata 90
Grafik 4.2
Perolehan Nilai Siswa Siklus II
SIKLUS II
120
100
80
60 BANYAK SISWA
NILAI SISWA SIKLUS II
40
20
0
1 2 3 4 5 6
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi guru dan
siswa pada siklus II, maka dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran
selama siklus II ini sudah berjalan dengan baik, penerapan metode
demonstrasi pada semua tahapan dan langkah-langkah pembelajarannya
sudah dilaksanakan dengan baik. Hasil belajar Fiqh siswa pada siklus II sudah
menunjukkan peningkatan, hal ini dapat dilihat dari nilai hasil tes akhir siklus
II yang menunjukkan bahwa semua siswa kelas VII.1 MTs Islamiyah Ciputat
telah mencapai nilai KKM 75.
79
C. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari
berbagai sumber baik tes maupun non tes. Diantaranya sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran peneliti didampingi oleh teman
sejawat yang bertindak sebagai observer. Observer tersebut diberikan
lembar observasi yang berfungsi sebagai alat obsevasi untuk mengetahui
dan mengukur keterampilan peneliti sebagai guru dengan menerapkan
metode demonstrasi sebagai inovasi pembelajaran. Observasi juga
dilakukan untuk mengukur keaktifan siswa dengan menerapkan metode
demonstrasi. Kegiatan observasi ini dilakukan dalam setiap pertemuan
pada siklus I dan siklus II.
Indikator ketercapaian penerapan metode demonstrasi dalam
penelitian ini adalah apabila lembar observasi siswa dan lembar observasi
guru selama dua siklus telah menunjukkan kategori sangat baik pada setiap
aspek yang diteliti.
2. Data hasil belajar Fiqh siswa pada setiap akhir siklus. Dari hasil belajar
Fiqh siswa dengan menerapkan metode demonstrasi pada siklus I dan
siklus II diperoleh rata-rata nilai siswa yang digambarkan dalam tabel
sebagai beikut:
Tabel 4.28
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Materi Fiqh
Penerapan Metode Hasil Belajar Siswa
Demonstrasi dalam Siklus I Siklus II
peningkatan efektivitas
pada Materi Fiqh
Rata-rata nilai 78,3 90
80
adalah pertemuan terakhir yang menunjukkan bahwa masih ada beberapa siswa
yang belum mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata 78,3.
Pada pertemuan keempat aspek aktivitas guru menunjukkan penilaian baik
dan sangat baik yaitu guru dalam memberikan tugas, memerintahkan siswa
berdiskusi, dan memerintahkan siswa untuk memperagakan. Sedangkan aspek
aktivitas siswa dilihat dari kelompok I menunjukkan sangat baik dan baik yaitu
siswa memperhatikan poin-poin penting terkait materi. Kelompok II menunjukkan
penilaian sangat baik. Kelompok III menunjukkan penilaian sangat baik dan baik
dalam aspek siswa memperhatikan guru ketika mendemonstrasikan seputar materi,
sedangkan kelompok IV menunjukkan penilaian yang sangat baik dan baik yaitu
siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya.
Pada pertemuan kelima dalam aspek aktivitas mengajar guru menunjukkan
penilaian semuanya menunjukkan sangat baik. Sedangkan dalam aspek aktivitas
siswa kelompok I, II dan III menunjukkan penilaian sangat baik semuanya,
sedangkan kelompok IV menunjukkan penilaian sangat baik dan baik dalam aspek
siswa melaksanakan tugas.
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dari berbagai aspek serta hasil
belajar siswa maka efektivitas penggunaan metode demonstrasi dalam
pembelajaran mata pelajaran fiqh terdapat peningkatan efektivitas hasil belajar
siswa karena, melihat hasil dari siklus I menunjukkan hasil rata-rata 78,3
sedangkan siklus II menunjukkan angka 90 dan nilai siswa telah mencapai KKM.
Pembelajaran metode demonstrasi mampu meningkatkan efektivitas
pembelajaran hasil belajar siswa yaitu siswa senang dan semangat menerima
pelajaran dan hal ini berpengaruh pada pemahaman materi siswa, hal ini terbukti :
Hasil post test setiap siklus terdapat peningkatan, dapat dilihat dari siklus I dan
siklus II dan Terjadinya peningkatan hasil belajar dilihat dari tercapainya KKM
oleh seluruh siswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Metode Demonstrasi terbukti mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran
hasil belajar siswa, hal ini dilihat dari nilai seluruh siswa yang melebihi KKM
dan juga nilai post test siklus II yang meningkat dibandingkan dengan post
test siklus I. Dilihat dari hal tersebut jelas bahwa pembelajaran dengan
Metode Demonstrasi memiliki tingkat efektivitas yang tinggi.
2. Penerapan metode demonstrasi ternyata dapat dilakukan dalam pembelajaran
PAI khususnya pada mata pelajaran Fiqh dengan pokok bahasan shalat jama’,
qashar dan jama’ qashar dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat.
3. Sebagian besar siswa menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
metode demonstrasi menyenangkan karena terdapat unsur kerjasama dengan
teman-teman dan ikut serta dalam praktik dan mampu untuk berdiskusi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan dapat
dikemukaan saran-saran yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya, guru dan
sekolah, yakni sebagai berikut :
1. Guru Fiqh pada umumnya dan khususnya pada sekolah ini, disarankan dapat
menerapkan metode demonstrasi karena metode pembelajaran ini mampu
meningkatkan efektivitas belajar siswa dan menciptakan suasana baru yang
menyenangkan dalam belajar fiqh, sehingga siswa dapat mencapai hasil
belajar yang optimal.
83
84
2. Guru juga harus terus mencoba dan menggali metode pembelajaran lainnya,
agar lebih variatif dan menciptakan suasana belajar yang kondusif yang pada
akhirnya berpengaruh positif pada hasil belajar siswa.
3. Guru diharapkan lebih kreatif menyajikan contoh-contoh yang berkaitan
dengan konteks kehidupan nyata dengan mengaitkan berbagai aspek sehingga
pembelajaran berjalan lebih hidup.
DAFTAR PUSTAKA
C. Materi Pembelajaran
Pengertian shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar (Terlampir)
D. Karakteristik
Religius, percaya diri, Jujur, tanggung jawab, komunikatif, berani, kerjasama
E. Media
86
3. Kegiatan akhir
Guru mengakhiri pembelajaran dengan post test
H. Sumber Belajar
Buku Fiqh, Buku LKS Fiqh
I. Penilaian
1. Tekhnik penilaian
a. Tes lisan
b. Tes tulisan
2. Bentuk instrument
a. uraian singkat
b. praktek
Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah pernah menjamak salat karena
ada suatu sebab yaitu bepergian. Hal menunjukkan bahwa menggabungkan dua salat
diperbolehkan dalam Islam namun harus ada sebab tertentu.
Salat fardu dalam sehari semalam yang boleh dijamak adalah pasangan salat duhur
dengan asar dan salat magrib dengan „isya. Sedangkan salat subuh tidak boleh
dijamak. Demikian pula orang tidak boleh menjamak salat asar dengan magrib
89
2. Jama‟ Ta‟khir
Shalat jama‟ ta‟khir yaitu metode pelaksanaan dua shalat fardu secara
bersamaan yang dikerjakan di waktu shalat fardu yang kedua.
Misal ahmad menjama‟ shalat dzuhur dengan shalat ashar maka, ia
melaksanakan shalat jama‟itu pada waktu shalat ashar.
Dalam Jama' ta‟khir tidak disyaratkan mendahulukan shalat pertama atau
shalat kedua. Misalnya shalat Dzuhur dan Ashar boleh mendahulukan Ashar baru
Dzuhur atau sebaliknya. Muadz bin Jabal menerangkan bahwasanya Nabi SAW
dipeperangan Tabuk, apabila telah tergelincir matahari sebelum beliau berangkat,
beliau kumpulkan antara Dzuhur dan Ashar dan apabila beliau ta‟khirkan shalat
Ashar. Dalam shalat Maghrib begitu juga, jika terbenam matahari sebelum
berangkat, Nabi SAW mengumpulkan Maghrib dengan Isya‟ jika beliau berangkat
sebelum terbenam matahari beliau ta‟khirkan Maghrib sehingga beliau singgah
(berhenti) untuk Isya‟ kemudian beliau menjama'kan antara keduanya.
ًأصلً فرض الظهر اربع ركعات مجمىعا اليً العصر جمع تقديم هلل تعال
” Saya niat salat salat duhur empat rakaat digabungkan dengan salat asar dengan
jamak takdim karena Allah Ta‟ala”
2) Takbiratul ihram
4) Salam.
5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (asar), jika dilafalkan sebagai berikut;
ًأصلً فرض العصر اربع ركعات مجمىعا الً الظهر جمع تأخير هلل تعال
“ Saya niat salat asar empat rakaat digabungkan dengan salat duhur dengan jamak
takdim karena Allah ta‟ala.
6) Takbiratul Ihram
8) Salam.
dengan shalat isya 4 rakaat. Atau bisa juga mengerjakan shalat isya 4 rakaat
terlebih dahulu, baru diikuti dengan shalat magribnya. Yang penting disini adalah
kedua shalat itu dikerjakan pada waktu shalat isya.
ًصلً فرض الظهر اربع ركعات مجمىعا الً العصر جمع تأخير هلل تعال
“ Saya niat salat salat magrib tiga rakaat digabungkan dengan salat „isya dengan
jamak ta‟khir karena Allah Ta‟ala”
2) Takbiratul ihram
4) Salam.
5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua („isya), jika dilafalkan sebagai berikut;
ًأصلً فرض العصر اربع ركعات مجمىعا الً الظهر جمع تأخير هلل تعال
“ Saya berniat salat „isya empat rakaat digabungkan dengan salat magrib dengan
jamak ta‟khir karena Allah Ta‟ala.”
6) Takbiratul Ihram
8) Salam.
”Rasulullah SAW tidak bepergian, melainkan mengerjakan shalat dua raka‟at saja
sehingga beliau kembali dari perjalanannya dan bahwasanya beliau telah bermukim di
Mekkah di masa Fathul Mekkah selama delapan belas malam, beliau mengerjakan
shalat dengan para Jama‟ah dua raka‟at kecuali shalat Maghrib. Kemudian bersabda
Rasulullah SAW: ”Wahai penduduk mekkah, bershalatlah kamu sekalian dua raka‟at
lagi, kami adalah orang – orang yang dalam perjalanan.” (HR. Abu Daud)
Jadi, qashar hanya dapat dilakukan pada safar yang dibenarkan oleh syari‟at, meliputi:
2. jarak kepergiannya harus mencapai 16 farsakh (80 Km, lebih 640 m) atau 48 mil yang
sama dengan 76, 80 Km.
3. Shalat yang diqashar itu harus shalat yang rakaatnya 4, dan bukan shalat qadha‟.
4. Berniat qashar bersamaan dengan mengucapkan takbiratul ihram. Usholli
fardodzzuhri maqsurotin
5. Tidak boleh bermakmum kepada orang yang menetap (mukim).
6. Perjalanan itu dilakukan menuju ke suatu tempat tertentu, orang yang berjalan tanpa
tujuan, sekalipun jarak yang ditempuhnya jauh tidak dibenarkan mengqashar shalat.
93
7. Shalat itu dilakukan setelah musafir melampaui batas kota atau desa yang menjadi
awal safarnya. Diriwayatkan dari Anas, katanya: “Saya shalat zuhur bersama
Rasulullah di Madinah empat rakaat dan Zul Hulaifah dua rakaat” (Hadits Jama‟ah)
8. Shalat tersebut dilakukan sepenuhya dalam keadaan musafir. Bila safarnya putus,
misalnya ditengah pelaksanaan shalat itu ia sampai ketujuan, maka ia harus
menyempurnakannya menjadi empat rakaat. “Rasulullah bermukim di Mekkah
selama delapan belas hari dan selama itu pula beliau mengerjakan shalat hanya dua
rakaat-dua rakaat, dan sabdanya: “wahai penduduk negeri ini, shalat lah empat rakaat,
karena kami adalah musafir”. (Hadits Abu Daud)
9. mengetahui bahwa ia boleh mengqashar shalat tersebut
”Bila kamu mengadakan perjalanan dimuka bumi, tidaklah kamu berdosa jika kamu
memendekkan shalat...” (QS. An-Nisa: 101)
Dalam hadits Nabi SAW bersabda:
”Dari Ibnu Abbas ra ia berkata: ”Shalat itu difardhukan atau diwajibkan atas lidah
Nabimu didalam hadlar (mukim) empat rakaat, didalam safar (perjalanan) dua
rakaat dan didalam khauf (keadaan takut/perang) satu rakaat.” (HR. Muslim)
I. Pengertian Sholat Jama’ Qashar
Shalat jama‟ qashar adalah dua shalat fardhu yang dikerjakan secara secara
berurutan dalam satu waktu dan jumlah rakaatnya diringkas. Selain bisa menjama‟atau
mengqashar. Seorang musafir yang melakukan perjalanan jauh juga diperbolehkan
melakukan shalat jama‟ qashar sekaligus.
1. Shalat jama‟ qashar (jama‟ taqdim) dzuhur dan ashar berarti menggabungkan shalat
dzuhur dengan ashar serta meringkas keduanya. Cara pelaksanaan yaitu dikerjakan
94
pada waktu dzuhur, kemudian niat, setelah salam , kemudian melakukan shalat yang
ashar dengan melaksanakan shalat dzuhur 2 raka‟at dan ashar 2 rakaat.
Usholli fardho dzzuhri rok‟ataini qashron majmu‟an ilaihil „ashru adaaan lillahi
ta‟alaaa
Usholli fardol „ashri rok‟ataini qosron majmu‟an ilaihilddzuhri adaaan lillahi ta‟ala
2. Shalat jama‟ qashar (jama‟ ta‟khir) magrib dan isya berarti menggabungkan shalat
magrib dan dan ashar dalam satu waktu (waktu magrib dan isya) serta meringkas
shalat isya dan tidak meringkas shalat magrib sebab magrib hanya 3 raka‟at dan tidak
bisa diqashar, bisanya dengan dijama‟ cara pelaksanaannya yaitu dikerjakan pada
waktu magrib atau isya, kemudian niat, setelah salam , kemudian melakukan shalat
yang magrib atau isya dengan melaksanakan shalat maghrib 3 raka‟at dan isya 2
raka‟at.
Niat maghrib
Usholli fardol magribi tsalatsa roka‟atin majmu‟an ilaihil „isya u adaaan lillahi ta‟alaa
Usholli fardol „isyai rok‟ataini qosron majmu‟an ilaihilmagribi adaaaan lillahi ta‟alaa
95
3. Kegiatan akhir
Guru mengakhiri pembelajaran dengan post test
H. Sumber Belajar
97
Nama :
Tanggal :
Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan
Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh
Nama :
Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan
Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh
Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan
Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh
Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan
Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh
1. Menurut bapak apakah metode demonstrasi cocok untuk mata pelajaran fiqh ini?
Jawaban : iya memang sangat cocok, apalagi materi ini tentang shalat jama’ qashar dan
jama’ qashar
2. Bagaimana perubahan siswa dalam memahami pelajaran fiqh ?
Jawaban : siswa lumayan antusias dalam mengikuti pembelajaran fiqh
3. Apakah siswa menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?
jawaban : iya, lumayan meskipun ada anak yang masih bercanda
4. Apakah siswa mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawaban : lumayan, anak-anak mudah untuk memahami
5. Adakah kekurangan yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran ini?
Jawaban : lebih membuat anak-anak antusias lagi dan memberikan dorongan agar anak-
anak tidak pada ngantuk karena, ini jam terkahir dan anak-anak cenderung ngantuk dan
capek
1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu
alami ?
Jawabnya : senang dan seru karena, saya mulai paham sedikit demi sedikit meskipun
belum sepenuhnya.
2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya, menurut saya efektif
3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya lumayan, daripada sebelumnya dan lebih paham
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?
Jawabnyan : temen-temen dikelas berisik dan lumayan susah melafalalkan niat shalat
jama’
5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?
Jawabnya : dari temen-temen dikelas, masih banyak yang bercanda harus disiplinkan
Nama : Devi
1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu
alami ?
Jawabnya : senang, saya lebih paham apa yang disampaikan.
2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya, menurut saya efektif
3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya mudah banget dan saya mulai paham
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?
Jawabnyan : temen-temen dikelas berisik, bercanda dan lumayan susah melafalalkan
niat shalat jama’
5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?
Jawabnya : dari temen-temen dikelas, masih banyak yang bercanda harus disiplinkan
1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu
alami ?
Jawabnya : senang dan seru karena, saya mulai paham sedikit demi sedikit meskipun
belum sepenuhnya.
2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya, menurut saya efektif
3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya lumayan, daripada sebelumnya dan lebih paham
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?
Jawabnyan : temen-temen dikelas berisik dan lumayan susah melafalalkan niat shalat
jama’
5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?
Jawabnya : dari temen-temen dikelas, masih banyak yang bercanda harus disiplinkan
Jawabnya : belum puas, karena saya ingin mendapatkan nilai yang lebih bagus lagi.
110
1. Menurut bapak apakah metode demonstrasi cocok untuk mata pelajaran fiqh ini?
Jawaban : iya memang sangat cocok, apalagi materi ini tentang shalat dalam keadaan
darurat yaitu sakit atau dalam kendaraan. Yang sebelumnya itu tentang shalat jama’
qashar dan jama’ qashar.
2. Bagaimana perubahan siswa dalam memahami pelajaran fiqh ?
Jawaban : iya, sudah bagus dengan melihat antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi ini.
3. Apakah siswa menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?
jawaban : menurut saya, lebih efektif jadi, anak-anak langsung mempraktekkannya
setelah mendapatkan materi yang disampaikan didiskusikan dengan teman-temannya.
4. Apakah siswa mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawaban : siswa mulai memahami, dapat dilihat dari kekompakan bersidkusi dan
memperagakan materi shalat dalam keadaan sakit.
5. Adakah kekurangan yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran ini?
Jawaban : pada pertemuan kali ini siswa sudah mulai antusias dan suasana kelas juga
mulai menjadi ramai dengan keaktifan anak-anak ketika ada yang memperagakan shalat
dan caranya salah. Ini menunjukkan anak-anak tertarik dan memperhatikan dengan
pembelajran fiqh yang menggunakan metode demonstrasi.
1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu
alami ?
Jawabnya : senang dan seru karena, saya mulai paham sedikit demi sedikit meskipun
belum sepenuhnya.
2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya, menurut saya efektif
3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya lumayan, daripada sebelumnya dan lebih paham
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?
Jawabnyan : temen-temen dikelas masih ada yang bercanda, namun kesulitan saya
dalam keadaan shalat isyarat
5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?
Jawabnya : menurut saya, hanya perlu penambahan waktu dan lebih seru lagi dalam
pembelajaran fiqh hari ini.namun, penjelasannya mudah untuk dipahami.
11. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ?
Jawabnya : merasa puas karena, saya mendapatkan nilai yang memuaskan bagi saya.
112
1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu
alami ?
Jawabnya : senang, saya lebih paham apa yang disampaikan.
2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya, menurut saya efektif
3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya mudah banget dan saya Alhamdulillah mulai paham
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?
Jawabnyan : temen-temennya masih ada yang bercanda, namun saya hanya kesulitan
dalam praktek shalat dalam keadaan dengan cara shalat isyarat.
5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?
Jawabnya : dari sarana prasarananya harus lebih memadai,namun, menurut saya dalam
pembelajaran kali ini sangat menyenangkan karena, setelah pembelajaran kita langsung
mempraktekannya. Dan penjelasannya juga mudah dipahami.
11. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ?
1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu
alami ?
Jawabnya : senang dan seru karena, saya mulai paham sedikit demi sedikit meskipun
belum sepenuhnya.
2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya, menurut saya efektif
3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya Alhamdulillah paham, daripada sebelumnya dan lebih paham
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?
Jawabnyan : temen-temen dikelas berisik dan lumayan susah melafalalkan gerakan
dalam shalat keadaaan darurat yaitu seperti isyarat.
5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?
Jawabnya : dari teman-teman dikelas, masih ada yang mau bercanda tapi, tidak seperti
pada pertemuan-pertemuan yang lalu anak-anak masih banyak yang bercanda. Namun,
sekarang hanya ada 1 dan 2 orang yang bercanda.dalam penyampaian materi dan
penjelasannya baik dan mudah dipahami.
11. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ?
Siklus I
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
Ada Tidak SB B C K SK
1 Guru menyampaikan √ √
materi yang akan
diajarkan
2 Guru melakukan √ √
Tanya jawab
3 Guru menyuruh anak √ √
untuk melakukan
demonstrasi
4 Siswa maju ke depan √ √
kelas untuk
melakukan
demonstrasi
5 setelah melakukan √ √
demonstrasi siswa
kembali ke tempat
duduk
6 Melakukan Tanya √ √
jawab dengan siswa,
lalu memberikan
hadiah kepada siswa
yang bisa menjawab
pertanyaan dengan
cepat dan benar
115
Siklus I
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
Ada Tidak SB B C K SK
1 Melaksanakan tes √ √
awal (pre test)
2 Mendengarkan √ √
penjelasan materi
yang disampaikan
oleh guru
3 Semangat dan √ √
antusias mengikuti
kegiatan belajar
mengajar
4 Siswa melakukan √ √
praktek demonstrasi
depan kelas
5 Melakukan Tanya √ √
jawab siswa aktif
6 Aktif bertanya √ √
7 Aktif mengeluarkan √ √
pendapat
8 Menjawab √ √
pertanyaan dari guru
9 Melaksanakan tes √ √
akhir ( post test)
116
Siklus I
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
Ada Tidak SB B C K SK
1 Mengkondisikan √ √
siswa situasi
pembelajaran dan
kesiapan siswa untuk
untuk mengikuti
proses pembelajaran
2 Apersepsi √ √
3 Membangkitkan √ √
minat atau rasa ingin
tahu siswa (mtivasi)
4 Menyampaikan √ √
tujuan atau indicator
yang ingin dicapai
5 Penggunaan media √ √
atau alat
pembelajaran yang
sesuai dengan
inikator bahan ajar
6 Penjelasan metode √ √
demonstrasi
7 Pemusatan perhatian √ √
siswa terhadap proses
belajar
8 Teknik √ √
menyampaikan
materi
9 Guru memberikan √ √
contoh-contoh terkait
pelajaran yang
terkait dengan
pelajaran yang
117
diajarkan
10 Pengelolaan kegiatan √ √
praktek dengan
menggunakan metode
demonstrasi
11 Bmbingan kepada √ √
siswa terpilih untuk
melakukan praktek
12 Memberikan √ √
kesempatan kepada
siswa untuk
melakukan praktek
13 Mengamati kesulitan √ √
dan kemajuan siswa
belajar
14 Keterampilan √ √
menerangkan kembali
atau menyimpulkan
materi yang
disampaikan
15 Keterampilan √ √
memberikan kegiatan
tindak lanjut setelah
penyampaian materi
16 Kemampuan √ √
memberikan evaluasi
pembelajaran yang
sesuai dengan
indicator yang ingin
dicapai
118
Siklus II
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
Ada Tidak SB B C K SK
1 Guru menyampaikan √ √
materi yang akan
diajarkan
2 Guru melakukan √ √
Tanya jawab
3 Guru menyuruh anak √ √
untuk melakukan
demonstrasi
4 Siswa maju ke depan √ √
kelas untuk
melakukan
demonstrasi
5 setelah melakukan √ √
demonstrasi siswa
kembali ke tempat
duduk
6 Melakukan Tanya √ √
jawab dengan siswa,
lalu memberikan
hadiah kepada siswa
yang bisa menjawab
pertanyaan dengan
cepat dan benar
119
Siklus II
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
Ada Tidak SB B C K SK
1 Melaksanakan tes √ √
awal (pre test)
2 Mendengarkan √ √
penjelasan materi
yang disampaikan
oleh guru
3 Semangat dan √ √
antusias mengikuti
kegiatan belajar
mengajar
4 Siswa melakukan √ √
praktek demonstrasi
depan kelas
5 Melakukan Tanya √ √
jawab siswa aktif
6 Aktif bertanya √ √
7 Aktif mengeluarkan √ √ √
pendapat
8 Menjawab √ √
pertanyaan dari guru
9 Melaksanakan tes √ √
akhir ( post test)
120
Siklus II
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
Ada Tidak SB B C K SK
1 Mengkondisikan √ √
siswa situasi
pembelajaran dan
kesiapan siswa untuk
untuk mengikuti
proses pembelajaran
2 Apersepsi √ √
3 Membangkitkan √ √
minat atau rasa ingin
tahu siswa (mtivasi)
4 Menyampaikan √ √
tujuan atau indicator
yang ingin dicapai
5 Penggunaan media √ √
atau alat
pembelajaran yang
sesuai dengan
inikator bahan ajar
6 Penjelasan metode √ √
demonstrasi
7 Pemusatan perhatian √ √
siswa terhadap proses
belajar
8 Teknik √ √
menyampaikan
materi
9 Guru memberikan √ √
contoh-contoh terkait
pelajaran yang
terkait dengan
pelajaran yang
121
diajarkan
10 Pengelolaan kegiatan √ √
praktek dengan
menggunakan metode
demonstrasi
11 Bimbingan kepada √ √
siswa terpilih untuk
melakukan praktek
12 Memberikan √ √
kesempatan kepada
siswa untuk
melakukan praktek
13 Mengamati kesulitan √ √
dan kemajuan siswa
belajar
14 Keterampilan √ √
menerangkan kembali
atau menyimpulkan
materi yang
disampaikan
15 Keterampilan √ √
memberikan kegiatan
tindak lanjut setelah
penyampaian materi
16 Kemampuan √ √
memberikan evaluasi
pembelajaran yang
sesuai dengan
indicator yang ingin
dicapai
122
Catatan Lapangan
Siklus I
Catatan Lapangan
Siklus II
Siklus 1
kunci jawaban :
1. Shalat jama’ adalah adalah menggabungkan dua waktu shalat wajib dan dikerjakan
dalam satu waktu.
2. jama’ taqdim dan jama’ ta’khir
3. Shalat yang diqashar itu harus shalat yang rakaatnya 4, seperti isya, ashar dan dzuhur
4. Mendahulukan shalat yang punya waktu, artinya shalat dzuhur terlebih dahulu, kemudian
shalat ashar , Berniat shalat jama’ dalam hati ketika takbiratul ihram masing-masing
shalat seerta Tidak terselang melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan shalat
tersebut.
5. Shalat jama’ qashar (jama’ taqdim) dzuhur dan ashar berarti menggabungkan shalat
dzuhur dengan ashar serta meringkas keduanya. Cara pelaksanaan yaitu dikerjakan pada
waktu dzuhur, kemudian niat, setelah salam , kemudian melakukan shalat yang ashar
dengan melaksanakan shalat dzuhur 2 raka’at dan ashar 2 rakaat.
Usholli fardho dzzuhri rok’ataini qashron majmu’an ilaihil ‘ashru adaaan lillahi ta’alaaa
Usholli fardol ‘ashri rok’ataini qosron majmu’an ilaihilddzuhri adaaan lillahi ta’ala
125
Siklus II
SEMESTER GENAP
Hari pertemuan
No Nama
1 2 3 4 5 6
1 Aaliyah Salsabila P . . . . . .
2 Alfina Damaiyanti . . . . . ..
3 Ariffah Damayanti . . . . . .
5 Daniel Tahulending . . . . . ..
6 Dara Oktaviani . . . . . .
7 Dinda Meimana . . . . . ..
8 Fani siti Fatimah . . . . . .
9 Habibullah . . . . . .
10 Igo Muhammad Raihan . . . . . .
11 Leni Nuraeni . .. . . . ..
12 M. Abid Abigail . . . . . .
13 M. Arya Dwi Putra . . . . .. .
15 Naufal Ferdiansyah . . . . . .
16 Muhammad Ridho Arsyillah . . . . .. .
17 Muhammad Roihan . . . . . .
18 Nur khaidah . . . . . .
19 Sahada ayu nabila . . . . . .
20 Putri Apriana . . . . . ..
21 Mazaya zakira . . . . . .
22 Rhaina Syalfiyana Dewi . . . . .. ..
23 Robby Alvian Jaya Mulya . . . . . .
24 Rosyidah Aulia Putri . . .. . . .
25 Syalindri Febriani . . . . . .
26 Syarifah Raudha Jarnie . .. . . . ..
27 Tamia Septiana . . . . . .
28 Wahyu Bintara . . . .. . .
131
29 Azhar M . . . . . .
30 Iqbal Fikri . . . . . .
31 Citra Khairunnisa . . . . . .
32 Hafijan F a . . . . .
Rata-Rata
Laki : 15
Perempuan : 18
Mengetahui, Ciputat, 01
April 2014