Anda di halaman 1dari 155

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

DALAM MATA PELAJARAN FIQH KELAS VII DI


MADRASAH TSANAWIYAH ISLAMIYAH CIPUTAT

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk
Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
NURHIKMAH
NIM: 1110011000087

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK

NURHIKMAH (1110011000087), Efektivitas Penggunaan Metode


Demonstrasi Dalam Mata Pelajaran Fiqh (Penelitian Tindakan Kelas VII di
Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat). Skripsi jurusan Pendidikan Agama
Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
30 Oktober 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat efektivitas


penggunaan metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fiqh pada materi ketentuan
shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa
Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret
hingga bulan Mei 2014 dengan subyek peneliitan berjumlah 32 siswa.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan pada siklus I,
dalam siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Pengumpulan data dilakukan melalui
pre test dan post test, observasi, wawancara, catatan lapangan, dokumentasi dan
instrument tes kemampuan kognitif.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan metode
demonstrasi dapat meningkatkan efektivitas hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari
hasil post test dari setiap siklus yaitu siklus I (78,3%)dan II (90%), juga tercapainya
nilai seluruh siswa di atas KKM, karena peningkatannya dapat dilihat dari
peningkatan point yaitu sejumlah 12 point.

Kata kunci : Efektivitas, Metode Demonstrasi, Dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

i
ABSTRACT

NURHIKMAH (1110011000087), The effectiveness of the method


demonstration in Fiqh subjects (Classroom Action Research in Islamic MTs
Chester). Thesis Islamic Education Department. Tarbiyah and Teaching
Science Faculty of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 30 Oktober 2014.

This study aims to mengethui how the level of effectiveness of the use of
methods of demonstration in the material subject to the provisions of prayer Fiqh
jama ', qashar and jama' qashar students Islamiyah MTs Chester. This study was
conducted from March to May 2014 with peneliitan subjects are 32 students.
The research method used was a classroom action research (CAR),
which consists of two cycles. Each cycle consists of 3 three sessions the meeting in
the first cycle, the second cycle consists of two sessions meeting. Data collected
through Pre test and post test, observation, interviews, field notes, documentation
and instrument tests of cognitive abilities.
The results obtained in this study is the demonstration that the
application of the method can improve the effectiveness of student learning. It is
seen from the results of post-test were increased compared of siklus I (78,3%)
and II (90%), and also the achievement of all students in the upper grades KKM.

Keywords: Effectiveness, Method Demonstration, And Classroom Action


Research (CAR)
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah


Swt yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga skripsi ini
bisa terselesaikan. Shalawat seiring salam semoga tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad Saw sebagai suri tauladan kita semuanya, yang telah
membawa kita dari alam kegelapan sampai ke alam terang benderang seperti
sekarang ini.

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Metode Demonstrasi


Dalam Mata Pelajaran Fiqh di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat”
disusun untuk memenuhi syarat meraih gelar sarjana strata satu (S1) Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selesainya skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan yang telah diberikan
selama masa perkuliahan baik berupa ilmu pengetahuan, tenaga, dan waktu serta
do’a restu dan motivasi dari berbagai pihak lain, baik langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Nurlena Rifa’I, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
yang telah memberikan pengetahuan dan bimbingan yang dapat memotivasi
penulis.
2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, MA, Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Ibu Marhamah Shaleh, MA, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam yang selalu memberikan motivasi untuk penulis.
4. Bapak Dr. Sapiudin Shidiq, M.Ag sebagai dosen pembimbing yang telah
sabar, teliti, dan meluangkan waktu dalam proses penyusunan skripsi.
5. Bapak Drs. Rusdi Jamil, MA, Penasehat Akademik yang telah sabar dan
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.
6. Segenap dosen Pendidikan Agama Islam yang selalu memberikan motivasi
untuk penulis.

ii
iii

7. Bapak Drs. Aris Herdiana Kepala Madrasah MTs Islamiyah Ciputat, beserta
seluruh staffnya yang telah membantu penulis selama pelaksanaan penelitian.
8. Khususnya Kedua orang tua, yaitu Ayahanda Uned Junaedi S.Pd. dan Ibunda
Rosidah yang telah merawat dan mendidik penulis dengan penuh kasih
sayang secara tulus, mendoakan dan mencukupi moril dan materil dari sejak
kecil sampai sekarang dan seterusnya (kasih sayang mereka tidak akan
terputus sepanjang hayat). Tak lupa juga kepada Ibunda Alm. Rofiqoh kasih
sayang mu selalu melekat di hati, Allahummaghfirlaha warhamha wa’afihaa
wa’fu ‘anha.
9. Kakak Ade Nurohmah S.Pd serta adik-adikku, Iis Rahmawati, dan Siti
Azkiatullatifah yang selalu memberikan senyum semangat untuk penulis.
10. Teman-teman seperjuangan jurusan Pendidikan Agama Islam 2010 yang telah
memberikan dukungan, semangat, motivasi serta bantuannya. Khususnya
teman-teman Molose PAI C 2010 yang selalu menyemangati dan menjaga
kekompakan persahabatan kita, sehingga selesai dalam penulisan skripsi ini .
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan semangat dan saran yang berguna untuk penulisan skripsi.
Semoga bantuan dan dorongan yang telah diberikan dapat menjadi amal baik
dan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khazanah ilmu
pengetahuan.
Fastabiqul Khoirot
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 30 Oktober 2014


Penulis,

Nurhikmah
NIM. 1110011000087
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 5
C. Pembatasan ............................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah .................................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI


A. Efektivitas metode pembelajaran
1. Pengertian Efektivitas ........................................................................... 7
2. Pengertian Metode Pembelajan ............................................................ 8
3. Ciri-ciri Pembelajaran Efektif .............................................................. 11
4. Prinsip-prinsip Belajar ......................................................................... 12
B. Metode demonstrasi ................................................................................. 12
1. Pengertian metode demonstrasi ........................................................... 12
2. Langkah-langkah metode demonstrasi ................................................ 15
3. Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi ................................... 16
4. Cara mengatasi kelemahan metode demonstrasi ................................. 17
C. Mata pelajaran fiqh di MTs ...................................................................... 18
1.Pengetian fiqh ........................................................................................ 18
2. Tujuan mata pelajaran fiqh di MTs ...................................................... 20
3. Ruang lingkup materi pembelajaran di MTs ........................................ 21

iv
v

D. Penelitian Relevan .................................................................................... 22


E. Hipotesis Tindakan .................................................................................. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 25
B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan ..................................... 25
C. Subjek Penelitian dan Partisipan yang Terlibat Dalam
Penelitian ....................................................................................................... 29
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian .................................................. 29
E. Tahapan dan Intervensi Tindakan ................................................................. 29
F. Hasil Intervensi yang Diharapkan ................................................................. 31
G. Data dan Sumber Data .................................................................................. 31
H. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................... 33
I. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 37
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ............................................................ 37
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ............................................... 38
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ......................................................... 39
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Profil Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat ........................................... 41
B. Deskripsi Data ............................................................................................... 45
C. Analisis Data ................................................................................................. 79
D. Pembahasan ................................................................................................... 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 83
B. Saran ............................................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

RPP Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 .................................................................................. 85


RPP Pelaksanaan Tindakan Siklus II ................................................................................. 94
Wawancara guru fiqh MTs Islamiyah Ciputat sebelum penelitian Tindakan .................... 100
Wawancara siswa MTs Islamiyah Ciputat sebelum penelitian Tindakan ......................... 103
Wawancara guru fiqh MTs Islamiyah Ciputat setelah penelitian tindakan kelas I............. 106
Wawancara siswa MTs Islamiyah Ciputat setelah penelitian tindakan kelas I ................. 107
Wawancara guru fiqh MTs Islamiyah Ciputat setelah penelitian tindakan kelas II .......... 110
Wawancara siswa MTs Islamiyah Ciputat setelah penelitian tindakan kelas II ................ 111
Lembar observasi aktivitas pembelajaran siklus I .............................................................. 114
Lembar observasi aktivitas belajar mengajar siklus I ........................................................ 115
Lembar observasi aktivitas mengajar siklus I ..................................................................... 116
Lembar observasi aktivitas pembelajaran siklus II ............................................................. 118
Lembar observasi aktivitas belajar mengajar siklus II........................................................ 119
Lembar observasi aktivitas mengajar siklus II.................................................................... 120
Catatan lapangan siklus I pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas I ......................... 122
Catatan lapangan siklus II pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas II ...................... 123
Soal Tes Evaluasi Siswa pada Siklus I .............................................................................. 124
Soal Tes Evaluasi Siswa pada Siklus II ............................................................................. 125
Dokumentasi pada pelaksanaan Tindakan kelas siklus I ................................................... 126
Dokumentasi pada pelaksanaan Tindakan kelas siklus II .................................................. 128
Absensi kelas VII.1 ............................................................................................................ 130
Uji Referensi
Surat Permohonan Izin Penelitian
Surat Permohonan Izin Observasi
Surat Bimbingan Skripsi

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu dan Jadwal Penelitian ............................................................................. 25


Tabel 4.1 Hasil Observasi Guru ......................................................................................... 50
Tabel 4.2 Hasil Observasi Siswa Kelompok I ................................................................... 51
Tabel 4.3 Hasil Observasi Siswa Kelompok II ................................................................. 52
Tabel 4.4 Hasil Observasi Siswa Kelompok III ................................................................. 52
Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV ................................................................ 53
Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru ......................................................................................... 54
Tabel 4.7 Hasil Observasi Siswa Kelompok I ................................................................... 55
Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa Kelompok II .................................................................. 56
Tabel 4.9 Hasil Observasi Siswa Kelompok III ................................................................. 56
Tabel 4.10 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV .............................................................. 57
Tabel 4.11 Hasil Observasi Guru ....................................................................................... 58
Tabel 4.12 Hasil Observasi Siswa Kelompok I ................................................................. 59
Tabel 4.13 Hasil Observasi Siswa Kelompok II ................................................................ 60
Tabel 4.14 Hasil Observasi Siswa Kelompok III ............................................................... 61
Tabel 4.15 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV .............................................................. 61
Tabel 4.16 Hasil Belajar Siklus I ....................................................................................... 62
Table 4.17 Hasil Observasi Guru ....................................................................................... 68
Tabel 4.18 Hasil Observasi Siswa Kelompok I ................................................................. 69
Tabel 4.19 Hasil Observasi Siswa Kelompok II ................................................................ 69
Tabel 4.20 Hasil Observasi Siswa Kelompok III ............................................................... 70
Tabel 4.21 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV .............................................................. 71
Tabel 4.22 Hasil Observasi Guru ....................................................................................... 72
Tabel 4.23 Hasil Observasi Siswa Kelompok I ................................................................. 73
Tabel 4.24 Hasil Observasi Siswa Kelompok II ................................................................ 73
Tabel 4.25 Hasil Observasi Siswa Kelompok III ............................................................... 74
Table 4.26 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV .............................................................. 75
Tabel 4.27 Hasil Belajar Siklus II ...................................................................................... 76
Tabel 4.28 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ..................................................................... 79

vii
DAFTAR GRAFIK

Grafik Siklus I Hasil Belajar Siswa ................................................................................... 64


Grafik Siklus II Hasil Belajar Siswa .................................................................................. 78

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dewasa ini pendidikan tidak pernah berkembang pesat, Pendidikan
merupakan keharusan mutlak bagi setiap manusia, tanpa pendidikan manusia
tidak akan dapat berkembang sebagaimana mestinya, sebab pendidikan
merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi yang ada pada
manusia. Pada dasarnya suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya kompetensi guru, materi ajar, metode yang digunakan serta
alat media yang digunakan. Wina Sanjaya, mengatakan :
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan
siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik
potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat,
bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun
potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber
belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.1
Kadang terjadi, dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswa
tidak berhubungan. Guru asyik menjelaskan materi pelajaran di depan kelas,
sementara dibangku siswa juga asyik mengobrol, bermain atau bahkan
mengantuk. Karena, siswa tidak peduli dengan apa yang disampaikan oleh
guru. Bagi guru yang penting adalah materi pelajaran sudah tersampaikan
tidak peduli dipahami atau tidak. Khususnya dalam mata pelajaran fiqh
seorang guru harus menguasai materi yang akan diajarkan oleh guru terhadap
siswa serta menggunakan metode yang tepat.
Mungkin faktor yang menyebabkan siswa kurang peduli karena siswa
kurang tertarik dengan metode konvensional, mereka kurang mengerti makna
dari pembelajaran fiqh karena kurangnya pengetahuan agama juga menjadi
pengaruh dalam proses pembelajaran ini. metode pembelajaran fiqh selama

1
Wina Sanjaya, Perencanaaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana,
2008), h. 26

1
2

ini kurang efektif, serta siswa tidak mendapatkan sarana dan prasarana untuk
praktek tidak tersedia.
Berdasarkan hasil wawancara guru bidang studi fiqh dan data nilai
hasil belajar siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat tidak
mengalami peningkatan yang meningkat, serta dalam proses belajar
mengajarpun siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran Fiqh, sedangkan
data pencapaian hasil belajar bidang studi fiqh masih tergolong rendah.
Mungkin Penyebab rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa
faktor, di antaranya yaitu kurangnya keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran sehingga suasana belajar menjadi terlalu konvensional dan
siswa merasa bosan, boring, serta siswa merasa jenuh, mengantuk dan kurang
peduli serta kurang memperhatikan penjelasan materi yang sedang
disampaikan oleh guru2.
Di samping itu, yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa
yaitu kurangnya kreatifitas guru dalam menggunakan metode yang ada.
Selama ini guru hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional
yakni ceramah, dan pemberian tugas. Padahal dalam kerangka pembelajaran
fiqh, siswa seharusnya dilibatkan secara fisik untuk mendemonstrasikan
materi yang diberikan misalnya pada materi sujud sahwi, dan shalat serta
pada materi lainnya yang membutuhkan praktik secara langsung agar siswa
lebih mudah untuk memahaminya.
Dalam pembelajaran di kelas, terkadang para siswa tidak
memperhatikan, karena, kurangnya daya tarik yang digunakan oleh guru.
Misal dalam metode yang tepat sebagai perantara transformer dalam materi
untuk mencapai tujuan. Serta media yang dijadikan bahan dalam
pembelajaran yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses
pmbalajaran kurang mendukung.
Berdasarkan faktanya, kondisi yang selama ini dihadapi dalam proses
belajar mengajar seperti sedikitnya metode pembelajaran yang digunakan

2
Wawancara dengan Bapak Aris,Guru Fiqh di Sekolah MTs Islamiyah di Ruang Guru, jam
09.10. Jakarta: 4 Maret 2014
3

menyebabkan siswa merasa bosan dan jenuh dengan materi yang disajikan.
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru hanya menggunakan metode
ceramah, setelah itu guru menyuruh siswa untuk mengerjakan LKS masing-
masing. Sehingga di sini terjadi dalam proses pembelajaran yang berpusat
hanya pada guru (Teacher Centered), bukannya Student Centered dimana
dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Dalam proses kegiatan pembelajaran para siswa lebih menunjukkan
belajar secara individu dibandingkan belajar bersama atau berkelompok,
melihat dari hasil belajar siswa yang diterima tidak merata, karena, dalam
kelas siswa selalu mengandalkan guru dibandingkan teman. jadi, tidak adanya
student centered, sehingga siswa tidak bisa memecahkan berbagai
permasalahan dalam pembelajaran. Padahal jika siswa terlibatnya dalam
proses kegiatan pembelajaran serta adanya kerjasama antar siswa dalam
proses belajar itu akan membuat mereka semakin mudah untuk memahami
materi yang dijelaskan.
Proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar apabila metode
yang digunakan sesuai dengan materi yang akan di ajarkan, tidak terlalu
monoton serta anak tidak pasif, serta sarana dan prasana diusahakan sekolah
sudah menyediakannya, dan siswa juga siap dalam menerima materi yang
disampaikan dan merasakan kepuasan dan memusatkan perhatiannya dalam
materi yang disampaikan.
Metode yang digunakan oleh guru harus sesuai dengan karakteristik
siswa, materi dan keadaan. Karena keunggulan suatu metode yang digunakan
itu terdapat pengaruh pada siswa dalam pembelajaran seperti bidang study
fiqh. Dalam bidang fiqh seorang guru harus menguasai materi yang akan
diajarkan kepada siswa, terdapat beberapa metode yang dapat diajarkan oleh
guru terhadap siswa seperti metode ceramah, metode demonstrasi, metode
pemberian tugas, metode eksperimen, metode tanya-jawab, dan sebagainya.
Seorang guru dalam memilih suatu metode harus selektif agar tepat sasaran
serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
4

Sehubungan dengan metode mengajar, dalam Pendidikan Agama


Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya
pencapaian tujuan. Karena metode menjadi sarana yang bermaknakan materi
pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa,
sehingga dapat dipahami atau di serap oleh siswa.3
Menurut Zakiah, “Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha secara
sadar yang dilakukan oleh guru untuk mempengaruhi siswa dalam rangka
pembentukan manusia beragama”.4
“Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah membina manusia
agar mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan
sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan perbuatannya dalam seluruh
kehidupannya sehari-hari, serta dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat”.5
Kita ketahui bahwasannya fiqh merupakan suatu bagian dari mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Materi terdapat dalam fiqh sangat
banyak, sehingga banyak pula yang perlu dibahas. Hal ini membutuhkan
waktu yang cukup banyak bagi guru untuk dapat menjelaskan materi secara
keseluruhan. Oleh karenanya diperlukan metode yang tepat yang dapat
mengantarkan siswa kepada tujuan pembelajaran secara efisien. Yang relevan
agar dapat menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efisien.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan siswa yang diharapkan. Namun ini tidak berarti bahwa mengenal
petunjuk-petunjuk umum tersebut dengan sendirinya akan menjamin
kesuksesan siswa. Banyak aspek yang mempengaruhi dalam proses
tercapainya kesuksesan tersebut.
Dalam fenomena yang peneliti temukan dalam pembelajaran fiqh guru
lebih banyak menggunakan metode ceramah tanpa diselingi penggunaan

3
Ihsan Hamdani, Filsafat Pendidikan Islam, ( Bandung : Pustaka Setia,2007), cet. ke-3, h.
163
4
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,
2008), h. 172
5
Ibid., h. 172
5

metode yang lain. Hal demikian dapat menimbulkan rasa jenuh dan
membosankan oleh siswa yang melaksanakan proses pembelajaran.
Kemudian untuk menciptakan suasana belajar mengajar dapat berjalan
dengan efektif dalam pelajaran Fiqh maka, guru menggunakan metode
demonstrasi, karena untuk melihat upaya peningkatan efektivitas penggunaan
metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fiqh. Metode demonstrasi adalah
metode mengajar dengan menggunakan alat peragaan, untuk memperjelas
suatu pengertian, atau untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan
dan jalannya suatu proses pembuatan tertentu kepada siswa.6
Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : “Efektivitas Penggunaan Metode
Demonstrasi Dalam Mata Pelajaran Fiqh Di Madrasah Tsanawiyah
Islamiyah Ciputat”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti
mengidentifikasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Metode Pembelajaran fiqh yang digunakan oleh guru selama ini kurang
efektif
2. Siswa kurang tertarik dengan metode konvensional, seperti metode
ceramah
3. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru
4. Kurangnya sarana dan prasarana untuk melaksanakan praktek.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang akan diteliti
dibatasi pada tingkat efektivitas metode demonstrasi pada mata pelajaran
Fiqh.

6
Tayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, (Jakarta : PT Grafindo
Persada. 1995), h. 49
6

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi serta pembatasan masalah, maka peneliti
merumuskan, yaitu: apakah penggunaan metode demonstrasi dapat
meningkatkan efektivitas pembelajaran mata pelajaran Fiqh?

E. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitin ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas
pembelajaran mata pelajaran Fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi
di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat. Sedangkan secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran fiqh dengan
menggunakan metode demonstrasi
2. Mengetahui respon siswa dalam pembelajaran fiqh dengan menggunakan
metode demonstrasi
3. Mengetahui efektivitas pembelajaran mata pelajaran fiqh belajar siswa
dengan menggunakan metode demonstrasi

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi instansi sekolah, tulisan ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
pertimbangan dalam memperbaiki metode serta teknis pembelajaran
khususnya dalam mata pelajaran Fiqh.
2. Bagi guru bidang studi diharapkan agar dijadikan sebagai motivator untuk
mengelola kelas dengan menggunakan metode yang sesuai dengan
keadaan dan materi untuk mengembangkan minat belajar siswa.
3. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan agar bermanfaat dalam usaha
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga kompetensi dalam mata
pelajaran Fiqh dapat tercapai secara optimal sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN

A. Efektivitas Metode Pembelajaran


1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata “Efektif”. Dalam kamus umum
bahasa Indonesia, efektif berarti ada pengaruh, akibat terhadap
sesuatu, yakni hasil pengaruh dari sesuatu.1 Jadi dapat diperoleh
pengertian bahwa efektivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan
terhadap sesuatu yang membawa pengaruh terhadap sesuatu itu.
Efektivitas dapat dijadikan sebagai barometer untuk
mengukur keberhasilan. Efektivitas dapat dikatakan sebagai tingkat
keberhasilan dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian
efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena
mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang
dalam mencapai tujuan.
Menurut Slamento, untuk meningkatkan cara belajar yang
efektif, perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a. Kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri
siswa itu sendiri seperti kesehatan, keamanan, ketentraman dan
sebagainya.
b. Kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada di luar diri pribadi
siswa, agar dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan
fisik yang baik dan teratur. Contoh ruang belajar harus bersih,
tak ada bau-bauan yang mengganggu konsentrasi pikiran.
c. Strategi belajar. Dalam belajar yang efisien dapat tercapai
apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat.2
Fakta dalam proses belajar mengajar di kelas guru masih
menggunakan metode lama yaitu ceramah (konvensional) dalam
mengajar. Padahal kemajuan ilmu pengetahuan sangatlah pesat,

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 266
2
Slamento, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2003), cet. 4, h. 74-76

7
8

maka guru harus memanfaatkan metode ataupun strategi yang telah


berkembangkan upaya untuk meningkatkan cara mengajar yang
lebih efektif.
Dengan demikian, efektivitas belajar siswa, yang paling
utama menyangkut tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan dan
yang telah dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan. Berdasarkan tujuan pembelajaran ini, maka kegiatan
pembelajaran dikatakan memiliki tingkat efektivitas yang baik
apabila dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum minimal 75 %
dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Efektivitas merupakan suatu bagian yang penting dalam
proses pembelajaran. Karena, mampu memberikan deskriptif
mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuannya, yaitu
peningkatan pengetahuan dari keterampilan serta pembelajaran dapat
diukur dengan tercapai atau tidaknya Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) mata pelajaran Fiqh yang telah ditetapkan di MTs Islamiyah
Ciputat, yaitu 75. tingkat efektivitas pembelajaran dijadikan empat
level, yaitu :
a. Di bawah KKM, yaitu < 63 tingkat efektivitasnya rendah
b. Sesuai KKM, yaitu 63-75 tingkat efektivitasnya sedang
c. Di atas KKM, yaitu 76-88 tingkat efektivitasnya tinggi
d. Di atas KKM, yaitu 89-100 tingkat efektivitasnya sangat tinggi

Efektivitas pembelajaran penggunaan metode demonstrasi


dalam penelitian ini juga diukur dari hasil pre test dan post test.
dalam pembelajaran dapat dinilai efektif jika terdapat peningkatan
antara hasil pre test dan post test.

2. Pengertian Metode Pembelajaran


Sebelum kita menjelaskan tentang metode demonstrasi, ada
baiknya jika kita menjelaskan metode pembelajaran. Menurut
9

Jalaludin dan Usman, “Metode adalah cara untuk menyampaikan


materi pelajaran kepada peserta didik”.3
Menurut Wina Sanjaya, “Metode adalah cara yang dapat
digunakan untuk melaksanakan strategi”.4 Dalam Istilah metode
yang sangat populer dalam kalangan Islam adalah at-Thariqah yang
mempunyai pengertian jalan atau cara yang harus ditempuh.5 Maka,
dalam proses belajar mengajar dibutuhkan metode agar mencapai
suatu tujuan pembelajaran. Namun, metode juga disesuaikan
dengan materi dan kondisi kelas dan siswa.
Dalam Pendidikan Agama Islam faktor metode adalah faktor
yang tidak bisa diabaikan, karena turut menentukan sukses atau
tidaknya pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam. Hubungan
antara tujuan dan metode Pendidikan Agama Islam dikatakan
merupakan hubungan sebab akibat.
Demikian dalam mendidik dan mengajar ummat, Nabi selalu
memperhatikan masalah metode. Salah satu keberhasilan beliau
dalam mengemban misi kerasulannya adalah sikap beliau yang
didaktis dalam penyampaian dakwah. Sebagaimana dalam firman
Allah surat ke 3 ayat 159:

           

 ….    


“Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan
berhati kasar, tentulah mereka menjauhi diri darimu” (QS.
Ali Imran: 159)

3
Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam Konsep dan Perkembangan,
(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 52
4
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(
Jakarta : Kencana 2011), h. 127
5
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi “Konsep Dan
Implementasi Kurikulum 2004, ( Jakarta : PT Remaja Rosdakarya,2006),h. 76
10

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas adalah untuk


mencapai tujuan pendidikan pengajaran siswa haruslah dengan cara
didaktis metodis, maksudnya harus dengan cara yang tepat,
bijaksana, dan tidak boleh kasar agar tujuan yang telah ditentukan
dapat dicapai.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
metode adalah suatu cara yang kita gunakan harus direncanakan
untuk persiapan belajar mengajar dalam materi dan kondisi kelas
dan siswa, agar proses kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan
pembelajaran.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pembelajaran
adalah proses, cara menjadikan orang belajar.6 Pembelajaran
berasal dari terjemahan instruction yang banyak dipakai dalam
pendidikan Amerika serikat. Istilah ini dipakai oleh ahli psikologi
kognitif-holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari
kegiatan. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama
antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan
sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa
itu sendiri minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki
termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa
seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk
mencapai tujuan belajar tertentu. 7 Rusman mengatakan :
Pembelajaran merupakan kegiatan yang saling berhubungan satu
dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi : tujuan, materi,
metode dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut
harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan
model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.8

6
Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 11
7
Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana.
2011), h. 26
8
Rusman, M.Pd, Model-Model Pembelajaran “Mengembangkan Profesionalisme
Guru”, (Jakarta : RajaWali Press, 2011),h.1
11

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan


seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk
belajar.9 Dalam pembelajaran dapat melibatkan dua belah pihak
yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator.
Menurut Oemar Hamalik, “Pembelajaran merupakan suatu
proses penyampaian pengetahuan yang dilaksanakan dengan
menggunakan metode imposisi, dengan cara menuangkan
pengetahuan kepada siswa”.10 Jadi, dapat disimpulkan Metode
pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang sudah
direncanakan, dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam
proses belajar mengajar.
Dengan demikian, efektivitas metode pembelajaran adalah
cara dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh
hasil dari suatu kegiatan pembelajaran. karena, hasil pengaruh dari
metode yang telah dilakukan oleh guru untuk mengetahui adanya
peningkatan efektivitas dalam mata pelajaran fiqh, yaitu hasil
penerapan dari metode demonstrasi kelas VII.1 dalam materi
shalat jama’, qashar dan jama’ qashar dan ketentuan shalat dalam
keadaan darurat.

3. Ciri-Ciri Pembelajaran Efektif


Menurut Harry Firman, keefektifan program pembelajaran
ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan
instruksional yang telah ditetapkan
2. Memberikan pengalaman belajar yang efektif, melibatkan siswa
secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan
instruksional
9
Rudi Susilana, Cepi Ryana M.Pd,Media Pembelajaran,(Bandung : CV Wacana
Prima,2009), h. 1
10
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008),
cet ke-1, h.58
12

3. Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar


11
mengajar.

Berdasarkan ciri program pembelajaran efektif seperti


digambarkan di atas, keefektifan program pembelajaran tidak hanya
ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula
ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang.

4. Prinsip-prinsip Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, tentunya harus
menggunakan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bertindak seara
tepat. Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar
dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran.
Dengan mengacu pada prinsip-prinsip belajar, seorang guru akan
dapat mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang
peningkatan efektivitas belajar siswa. Prinsip-prinsip belajar adalah:
a. Kematangan jasmani dan rohani
b. Memiliki kesiapan
c. Memahami tujuan
d. Memiliki kesungguhan
e. Ulangan dan latihan12
Siswa maupun guru tidak dapat mengabaikan prinsip-prinsip
belajar tersebut, karena hal tersebut berpengaruh dalam penghasilan
belajar siswa.

B. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode berasal dari bahasa Greek / Yunani yaitu Metha dan
hodos. Metha artinya berarti melalui atau melewati dan hodos

11
Harry, Firman, Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan.(Bandung : Penerbit ITB
,1987).h.24
12
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), h. 51-54
13

berarti jalan atau cara. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris


menjadi metode yang juga berarti jalan atau cara yang dilalui.13
Menurut Mohammad Athiyah Al-Abrasy sebagaimana dikutip
oleh Jalaludin, “Metode adalah rencana yang kita buat untuk diri
kita sebelum kita memasuki kelas, dan diterapkan dalam kelas
selama kita mengajar dalam kelas”.14
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode
adalah suatu cara yang kita gunakan harus direncanakan untuk
persiapan belajar mengajar dalam materi dan kondisi kelas dan
siswa, agar proses kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan
pembelajaran.
Menurut Tayar Yusuf, “Metode demonstrasi adalah metode
mengajar dengan menggunakan alat peragaan (meragakan), untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu proses pembuatan
tertentu kepada siswa”.15 Sebab kata demonstrasi terambil dari kata
Demonstration = To Show (memperagakan / memperlihatkan) suatu
proses yang sedang berlangsung.
Menurut Wina Sanjaya, “Metode demonstrasi adalah metode
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan
kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
yang sebenarnya maupun hanya sekedar tiruan”. 16
Sedangkan Menurut Zakiah Darajat, “Metode demonstrasi
adalah dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara
mengajar yang pada umumnya menggabungkan penjelasan verbal

13
Nur Uhbiyati , Ilmu Pendidikan Islam II, (Jakarta : Kalam Muliah, 1997) h. 35
14
Jalaluddin,op.cit.h. 53
15
Yusuf,Tayar, Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, (Jakarta : PT
Grafindo Persada. 1995) h. 49
16
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientsi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta : kencana, 2005), cet.5, h. 152
14

dengan suatu kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah
dicoba lebih dahulu sebelum di demonstrasikan”.17
Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan atau
prosedur yang dilakukan misalnya : proses mengerjakan sesuatu,
proses menggunakan sesuatu, membandingkan suatu cara lain, atau
untuk mengetahui kebenaran sesuatu yang belum diketahui oleh
siswa.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian pelajaran
dengan memperagakan langsung dengan suatu proses terjadinya
sesuatu baik dalam bentuk sebenarnya maupun tiruan sehingga
proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan
secara mendalam, serta dapat membentuk pengertian yang baik dan
sempurna.
Metode ini sering digunakan dalam mata pelajaran Fiqh.
Karena agar siswa mampu untuk mempraktekan langsung setelah
gurunya mempraktekannya di depan kelas. Namun dalam metode
ini yang aktif berperan tidak semua karena terbatasnya waktu dan
akan membuang waktu jika semuanya ikut mempraktekan.
Penggunaan metode demonstrasi ini dapat diterapkan dengan
syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat
atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang
sesungguhnya. Keahlian metode tersebut harus dilakukan oleh guru
dan pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan, siswa diberi
kesempatan melakukan keterampilan seperti yang telah diperagakan
oleh gurunya atau pelatih.
Pelajaran Fiqh di MTs merupakan pelajaran yang materi
ajarnya bisa dikatakan cukup banyak, ditambah dengan materi-
materi yang harus dipraktekkan tata caranya seperti shalat, wudhu,
17
Zakiah Darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Sinar Grafika
Offset, 1996), cet.ke. 1. h. 144
15

dan lain sebagainya. Oleh karena itu kita mencoba untuk


menggunakan metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fiqh
materi shalat jama’, qashar dan jama’ qashar, untuk melihat efektif
atau tidaknya dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa metode demonstrasi adalah suatu cara untuk penyampaian
materi dengan memperagakan secara langsung suatu proses
terjadinya sesuatu baik dalam bentuk sebenarnya ataupun tiruan,
agar pelajaran lebih berkesan serta dapat membentuk pengertian
yang baik dan sempurna.

2. Langkah-langkah Penerapan Metode Demonstrasi


Pembelajaran yang akan kita ikuti dalam mata pelajaran di
dalam kelas sangatlah akan menarik jika dalam penyampaian materi
menggunakan beragam metode yang efektif. Salah satunya metode
demonstrasi, menurut Zakiah Darajat dalam Penerapan metode
demonstrasi ini memiliki beberapa langkah yang harus dilaksanakan
oleh fasilitator atau guru di dalam kelas, antara lain :
a. Perumusan tujuan instruksional khusus yang jelas yang meliputi
berbagai aspek, sehingga dapat diharapkan murid-murid itu akan
melaksanakan kegiatan yang didemonstrasikan itu setelah
pertemuan berakhir.
b. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang
akan dilaksanakan. Dan sebaiknya sebelum melakukan metode
demonstrasi hendaknya melakukan percobaan terlebih dahulu
agar sesuatu yang diinginkan tidak akan terjadi di saat
demonstrasi berlangsung.
c. Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan. Hendaknya anda
sudah merencanakan seluruh waktu untuk setiap langkah
demonstrasi yang akan dilakukan.
16

d. Selama demonstrasi berlangsung hendaknya guru introspeksi


diri
e. Mempertimbangkan penggunaan alat bantu pengajaran lainnya,
sesuai dengan luasan makna dan isi dari demonstrasi.
f. Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan siswa.
seringkali perlu terlebih dahulu dilakukan diskusi-diskusi dan
murid mencoba lagi demonstrasi atau mengadakan demonstrasi
ulang untuk memperoleh kecekatan yang lebih baik.18

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi


Setiap metode yang digunakan oleh seorang guru pastilah
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu metode yang
digunakan oleh guru dalam menyampaikan materinya adalah
metode demonstrasi. Metode demonstrasi mempunyai kelebihan
dan kekurangan, menurut Martinis Yamin kelebihan metode
demonstrasi adalah sebagai berikut :
a. Perhatian siswa dapat difokuskan pada titik berat yang dianggap
penting bagi guru
b. Dengan keterlibatan siswa secara aktif terhadap jalannya suatu
proses tertentu melalui pengamatan dan percobaan, siswa
mendapatkan pengalaman praktis, yang biayanya bersifat tahan
lama.
c. Menghindarkan pengajaran yang bersifat verbalisme, di mana
siswa tidak bisa memahami dan mengerti apa yang diucapkan,
atau bisa membaca Alquran tetapi tak bisa menulis dengan
benar.

18
Ibid.h 145
17

d. Dapat mengurangi kesalahan bila dibandingkan dengan


membaca buku, karena siswa telah meemperoleh gambaran
yang jelas dari hasil pengamatan langsung.
e. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri
siswa dapat dijawab di waktu mengamati demonstrasi.

Sedangkan kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :


a. Dalam pelaksanaannya demonstrasi memerlukan waktu dan
persiapan yang matang, sehingga dapat menyita waktu yang
cukup banyak.
b. Demonstrasi dalam pelaksanaannya banyak menyita biaya dan
tenaga yang tidak sedikit (jika memakai alat-alat yang mahal).
c. Tidak semua hal yang dapat didemonstrasikan di dalam kelas.
Misalnya alat-alat peraga demonstrasi sangat besar / berat atau
berada di tempat jauh.
d. Demonstrasi akan menjadi tidak efektif bila siswa tidak turut
akif dan suasana gaduh.19

4. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Demonstrasi


Metode yang digunakan oleh guru pasti ada kelemahannya,
namun bagaimana cara mengatasi kelamahan yang dihadapi oleh
guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Menurut Tayar
Yusuf, untuk mengatasi kelemahan metode demonstrasi adalah
sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau
kegiatan yang hendak dicapai.
b. Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilaksanakan.

19
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Gaung
Persada, 2004), h. 67
18

c. Memperhitungkan waktu yang akan diperlukan, termasuk waktu


siswa untuk bertanya, memberi komentar, kesimpulan serta
catatan yang diperlukan.
d. Selama demonstrasi berlangsung kita dapat mengajukan
pertanyaan, apakah keterangan itu dapat didengar oleh siswa dan
apakah alat sudah ditempatkan pada posisi yang tepat dsb.
e. Menetapkan rencana penelitian, mengenai hasil yang dicapai
melalui demonstrasi.
f. Dapat merekam kembali/mengulangi kembali proses
demonstrasi, jika siswa merasa belum paham/mengerti tentang
masalah yang dibicarakan.20

C. Mata pelajaran Fiqh di MTs


1. Pengertian Fiqh
Mata pelajaran Fiqh adalah salah satu unsur Pendidikan
Agama Islam (PAI) yang mengarah pada pengenalan, pemahaman,
penghafalan, serta pengamalan Fiqh dalam kehidupan sehari-hari
sesuai syariat hukum Islam yang berlaku, Serta meluruskan
pandangan hidup sesuai dengan syariat hukum Islam yang menjadi
pengalaman dan kebiasaan.
“Fiqh secara bahasa adalah fahmun yang berarti paham.
Adapun makna Fiqh secara syara’ adalah mengetahui hukum-hukum
syara’ yang berkenaan dengan amal, baik amal anggota maupun amal
hati”.21 Seperti dalam surat At-taubah ayat 122

 …..           
“...Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama... ( QS. At-taubah : 122)

20
Yusuf, op. cit, h.50-52
21
Abdul Karim Amrullah, Pengantar Ushul Fiqh, (Jakarta : Pustaka Panjimas,1984),
cet. IV. h. 2
19

Sebagian ulama menyatakan bahwa fiqh ialah pengetahuan


tentang hukum-hukum syara’ yang didapati dari kekuatan ijtihad
(kesungguhan) mujtahid. Misalnya berniat adalah wajib sewaktu
mengerjakan wudhu.22 Maka permasalahan hukum yang tidak terbit
dari ijtihad mujtahid, tidaklah termasuk dalam fiqh lagi. Karena
nyatalah bahwa pengetahuan yang yakin atau Qath’i, melainkan
kekuatan sangka zhanni.
Menurut Zakiah Darajat menyatakan, “Fiqh menurut para
fuqaha ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syariat Islam
yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci”.23
Berdasarkan definisi di atas dapat di atas peneliti dapat
simpulkan bahwa yang dimaksud dengan Fiqh adalah mengetahui
hukum-hukum syara’ yang berhubungan dengan perbuatan, baik
perbuatan dari prilaku ataupun melalui hati yang didapat dari dalil-
dalil tertentu ataupun ijtihad para ulama.
Sedangkan Menurut Mushthafa Zarqa sebagaimana dikutip
oleh Dede Rosyada membagi pembahasan fiqh itu menjadi enam
bidang yaitu :
a. Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan bidang
ubudiyah, seperti shalat, puasa, dan haji. Inilah yang disebut fiqh
ibadah
b. Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan kehidupan
keluarga, seperti perkawinan,perceraian, nafakah dan ketentuan
nasab. Inilah ahwal al syakhsyiyah.
c. Ketentuan hukum yang berkaitan dengan hubungan sosial antara
umat islam., dalam konteks hubungan ekonomi dan jasa. Seperti
jual beli, sewa menyewa dan gadai. Inilah fiqh Mu’amalah

22
Ibid. h. 3
23
Darajat, op. cit. h. 78
20

d. Ketentuan hukum yang berkaitan dengan sangsi-sangsi terhadap


pelaku tindak kejahatan criminal. Seperti Qishash. Inilah fiqh
jinayah.
e. Ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur masalah-masalah
hubungan warga Negara dengan pemerintahnya, serta hubungan
antara satu Negara dengan yang lainnya. Yaitu fiqh siyasah.
f. Ketentuan-ketentuan yang mengatur etik pergaulan antara seorang
muslim dengan yang lainnya dalam tatanan kehidupan sosial.yaitu
al-ahkan khuluqiyah.24

2. Tujuan Mata Pelajaran Fiqh di Madrasah Tsanawiyah


Fiqh di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali
siswa agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum
Islam secara terperinci dan menyeluruh baik berupa dalil naqli dan
aqli.
Menurut Abdul Wahab Khallaf, “Tujuan mempelajari ilmu
fiqh ialah menerapkan hukum syari’at Islam terhadap perbuatan dan
ucapan manusia”.25 Jadi, ilmu fiqh itu adalah rujukan (tempat
kembali) seorang hakim (qadhi) dalam keputusannya, rujukan
seorang Mufti dalam fatwanya, dan rujukan seorang Mukallaf untuk
mengetahui hukum syari’at dalam ucapan dan perbuatannya. Inilah
tujuan yang dmaksudkan dari semua Undang-Undang untuk umat
manusia. Karena dari Undang-Undang itu tidak dimaksudkan
kecuali untuk menerapkan materi hukumnya terhadap perbuatan dan
ucapan manusia. Selain itu juga untuk membatasi setiap Mukallaf
terhadap hal-hal yang diwajibkan atau diharamkan baginya.
Pembelajaran fiqh di Madrasah Tsanawiyah diarahkan untuk
mengantarkan siswa dapat memahami pokok-pokok hukum Islam
dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikankan dalam
24
Dede Rosyada, Hukum Islam Dan Pranata Sosial, ( Jakarta : PT Rajawali
pers,1993),h. 64
25
Abdul wahab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002), h. 6
21

kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan


syariat Islam secara kaffah (sempurna).
Pembelajaran fiqh di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk
membekali siswa agar dapat:
a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam
mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan
manusia dengan Allah yang diatur dalam fiqh ibadah dan
hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fiqh
muamalah.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam
dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan
ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan
ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung
jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun
sosial.
Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi
pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan social. Pembelajaran
fiqh diarahkan untuk mengantarkan siswa dapat memahami pokok-
pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk
diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang
selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaffah (sempurna).26

3. Ruang Lingkup Materi Pembelajaran Fiqh di MTs


Adapun ruang lingkup Fiqh meliputi keselarasan, keserasian
dan keseimbangan antara lain :
a. Hubungan manusia dengan Allah SWT
b. Hubungan manusia dengan sesama manusia, dan

26
Peraturan Menteri Agama RI nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.h. 84
22

c. Hubungan manusia dengan alam semesta (selain manusia) dan


lingkungan.27

D. Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini di antaranya:
1. Hasil penelitian Robiatul Adawiyah (2013) yang berjudul
“Penggunaan Metode Demonstrasi Guna Meningkatkan Keaktifan
Siswa Dalam Pembelajaran Fiqh” dapat meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar siswa di Mts Ad-Da’wah kelas IX pada pokok
bahasan tata cara pengurusan jenazah. hal ini dapat dilihat dari rata-
rata hasil belajar Fiqh pada siklus I siswa dilihat dari keaktifannya
dalam mendemonstrasikan materi pada tindakan kelas sebanyak 4
orang (17,23%), pada siklus II siswa dilihat dari keaktifan dalam
mendemonstrasikan materi pada tindakan kelas sebanyak 6 orang
(28,57), pada tindakan kelas siklus III sebanyak 12 orang (57,14%) .
Pada siklus III ini sudah mencapai kriteria ketuntasan belajar yang
ditentukan sekolah dibandingkan dengan keaktifan siswa pada siklus
II. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dalam keaktifan siswa
melalui penerapan metode Demonstrasi. Yang menjadikan beda
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa peneliti lebih
mengkhususkan kepada Peningkatan efektivitas penggunaan metode
demonstrasi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fiqh.
2. Hasil penelitian dari Maria Ulfah (2012) yang berjududl “Efektivitas
Penerapan Metode Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Fiqh
Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Al-Falah Jakarta” hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa nilai r terhitung sebesar 0,464
dan termasuk kategori sedang ( nilai r hitung pada rentang 0,400-
0.700) dengan nilai KD sebesar 21,52 %. Dengan demikian terdapat
hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara penerapan metode

27
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Ciputat : PT Ciputat Press Group, 2005), h.78
23

demonstrasi terhadap prestasi belajar. Yang menjadikan beda dengan


penelitian ini bahwa peneliti lebih mengkhususkan kepada
peningkatan efektivitas penggunaan metode demonstrasi hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran fiqh.
3. Hasil penelitian dari Anwaruddin (2009) salah satu mahasiswa
Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam yang berjudul,
“Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Keberhasilan Belajar
PAI Di SMA Mandiri 99 Tangerang”, hasil penelitiannya
menyimpulkan bahwa metode demonstrasi yang diterapkan dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Mandiri 99 sudah
menunjukkan pengaruh yang nyata, oleh karena itu dapat dijadikan
andalan bagi guru ketika akan menyampaikan Pendidikan Agama
Islam di sekolah. Yang menjadikan beda dengan penelitian ini
bahwa penelitian ini lebih mengkhususkan peningkatan efektivitas
penggunaan metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fiqh.

E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Dengan
menggunakan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran fiqh di
Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat, maka diharapkan dapat
meningkatkan efektivitas hasil belajar siswa dalam proses belajar
mengajar bidang studi fiqh pada siswa kelas VII.1 Madrasah
Tsanawiyah Islamiyah Ciputat.
Mata pelajaran Fiqh dengan materi pelajaran shalat jama’, qashar
dan jama’ qashar dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat ,
sedangkan bidang kajiannya adalah metode demonstrasi.
Shalat jama’,qashar dan jama’ qashar dan ketentuan shalat dalam
keadaan darurat merupakan materi mata pelajaran Fiqh yang
memerlukan adanya pemahaman mendalam dan terperinci. Karena
proses shalat jama’, qashar dan jama’ qashar berbeda-beda raka’at
serta niatnya. Sehingga dalam pelaksanaan shalat jama’, qashar dan
24

jama’ qashar itu tidak asal melaksanakan shalat itu harus jelas halangan
untuk melakukannya shalat jama’, qashar dan jama’ qashar, dsb.
Kurangnya pemahaman terhadap materi ini menjadikan siswa
akan mengalami kesulitan, terlebih dalam dunia nyata mereka
dihadapkan dengan persoalan-persoalan yang menuntut mereka untuk
melakukan hal itu. Untuk mempelajari shalat jama’, qashar, dan jama’
qashar dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat perlu adanya
penyajian yang menarik yang dikemas meggunakan metode
demonstrasi agar dalam praktiknya siswa dapat mengaplikasikan
berdasarkan pemahaman yang mereka dapat di sekolah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu Penelitian


Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs Islamiyah Ciputat Jl.
KH. Dewantara No. 23 Ciputat-Tangerang Selatan. Penelitian Tindakan Kelas ini
dilaksanakan di kelas VII.1 pada semester genap tahun ajaran 2013/2014, dimulai
dari bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Juli 2014.
Tabel 3.1
Waktu dan Jadwal Penelitian
No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli
1. Persiapan dan
perencanaan √ √
2. Observasi (studi
lapangan) √ √
3. Kegiatan penelitian √ √
4. Analisis data √
5. Laporan penelitian √

B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan


1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini penelitian tindakan kelas
atau classroom action research yang difokuskan pada situasi kelas, Penelitian
Tindakan Kelas adalah sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di
dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah
tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam

25
26

situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.1


Metode penelitian kelas ini dilakukan pada pembelajaran Fiqh dengan
menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan efektivitas belajar
siswa.
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari model
Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu:
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebenarnya model Kemmis
dan Mc Taggart merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin, hanya
saja model penelitian tindakan Kemmis dan Mc Taggart komponen acting
(tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan satu kesatuan.
Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan
bahwa antara penerapan acting dan observing merupakan dua kegiatan yang
tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu
kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus
dilaksanakan.2
Penelitian Tindakan Kelas ini diawali dengan melakukan penelitian
study pendahuluan atau observasi (pra penelitian) setelah refleksi awal dan
akan dilanjutkan dengan 2 siklus. Dalam setiap siklus atau putaran kegiatan
beruntun yang kembali ke langkah semula, dilakukan empat kegiatan pokok,
yaitu:
a. Perencanaan
Pada tahap ini juga peneliti membuat RPP, instrumen penelitian yang
terdiri dari lembar observasi aktivitas belajar mengajar siswa dan guru,
catatan lapangan, lembar wawancara dan soal tes untuk awal pre test dan
akhir siklus post test, serta kisi-kisi instrumen.

1
Wina sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 26
2
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Prestasi Pustakarya, 2011) h.
30
27

b. Tindakan
Pada kegiatan ke-2, adalah pelaksanaan tindakan yang merupakan
penerapan yang dilakukan oleh peneliti dan guru yaitu RPP dengan
menggunakan metode demonstrasi sesuai dengan fokus masalah dan
perencanaan yang telah dibuat oleh peneliti dan guru.
c. Observasi
Kegiatan observasi ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan
proses pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat untuk
perbaikan pada siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
pengamatan dengan dibantu oleh guru kelas yang bertugas sebagai
observer dan kolaborator.
d. Refleksi
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan
dianalisis bersama peneliti dan guru, sehingga dapat diketahui apakah
kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau
masih perlu adanya perbaikan.

2. Desain Penelitian
Setelah melakukan kegiatan pokok PTK yaitu, perencanaan, tindakan,
observasi serta analisis dan refleksi maka siklus I selesai, kemudian penelitian
akan dilanjutkan dengan siklus II. Apabila hasil siklus II sudah menunjukkan
bahwa indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dihentikan. Akan
tetapi apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian
dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada
desain yang dikemukakan oleh Wina sanjaya, sebagai berikut:
28

Bagan I
Alur Pelaksanaan PTK

permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


n tindakan I tindakan I

Siklus I

Refleksi I Pengamatan/
Pengumpulan data

Permasalahan
Perencanaan Pelaksanaan
baru hasil
tindakan II tindakan II
refleksi

Siklus II
Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan data
II

Apabila
Dilanjutkan ke
permasalahan
siklus
belum
berikutnya
terselesaikan
29

C. Subjek Penelitian dan Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian


Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII.1 Madrasah Tsanawiyah
Islamiyah Ciputat Observer yang terlibat dalam kegiatan penelitian ini yaitu guru
bidang studi Fiqih kelas VII.1 sebagai pengamat jalannya penelitian sekaligus
berperan sebagai kolaborator.
Pada saat pelaksanaan tindakan, guru Fiqh membantu peneliti mengamati
aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi. Selain itu, guru Fiqh juga melakukan observasi
dan penilaian terhadap peneliti pada saat melakukan tindakan dan untuk
mendapatkan informasi dalam rangka perbaikan pada pelaksanaan tindakan
selanjutnya.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian


Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku penelitian. Peneliti
bekerja sama dengan guru bidang study Fiqh sebagai kolaborator dan observer.
Sebagai kolaborator yaitu bekerja dalam hal membuat rancangan pembelajaran,
melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan pada siklus selanjutnya.
Kerja sama antara guru Fiqh dan peneliti menjadi hal yang sangat penting
dan memiliki kedudukan yang setara dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas,
dalam arti masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab yang saling
membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan.

E. Tahapan Intervensi Tindakan


Penelitian tindakan kelas ini Dimaksudkan untuk melihat bagaimana
efektivitas belajar siswa setelah diberikan tindakan.
1) Observasi Pendahuluan
a. Observasi kegiatan belajar
pada kegiatan ini peneliti mengamati kondisi pembelajaran metode
demonstrasi pada kelas VII-1 Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat.
30

b. Wawancara dengan guru dan siswa


Wawancara dilakukan sebelum tindakan, wawancara sebelum tindakan
untuk mengetahui bagaimana kondisi pembelaran metode demonstrasi di
kelas VII-1 dan juga untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektivitas
belajar siswa dalam belajar fiqh.

2) Tahapan Penelitian
a. Tahap Perencanaan
1) Pembuatan rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode demonstrasi
2) Penentuan materi shalat jama’, qashar dan jama’ qashar dalam RPP dan
disusun berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

b. Tahap Pelaksanaan
1) Memberikan pre test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
2) Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
3) Pembelajaran menggunakan 2 siklus, pada siklus 1 terdiri dari 3kali
pertemuan sedangkan siklus ke II terdiri dari 2 kali pertemuan
4) Pertemuan pertama, menjelaskan pengertian shalat jama’ dan shalat
qashar
5) Pertemuan kedua, menjelaskan pengertian shalat jama’ qashar serta
membagikan kelompok yang ditentukan oleh peneliti serta menjelaskan
langkah-langkah metode demonstrasi.
6) Pertemuan ketiga, siswa melakukan praktek shalat jama’, qashar dan
jama’ qashar dengan aturan yang telah dijelaskan sebelumnya oleh
peneliti dan peneliti mengawasi jalannya metode demonstrasi, kemudian
diakhiri dengan post test.
7) Pada setiap pertemuan guru kolaborator melakukan pengamatan dengan
mengisi lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya.
31

c. Tahap Pengamatan
1) Melakukan wawancara guru dan siswa setelah tindakan kelas.
2) Melakukan wawancara setelah tindakan dengan guru fiqh kelas VII-1
untuk mengetahui respon guru mengenai metode demonstrasi.
3) Wawancara bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas belajar siswa
telah digunakan metode demonstrasi serta untuk mengetahui perubahan
yang ada pada siswa dari segi efekivitas dan hasil belajar siswa dalam
belajar fiqh.

d. Tahap Refleksi
1) Pada tahap refleksi dilakukan analisis dari hasil observasi yang telah diisi
oleh guru kolaborator dan juga hasil wawancara sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan.
2) Analisis didiskusikan dengan guru kolaborator, kemudian dibuat
perbaikan-perbaikan berdasarkan kekurangan yang ada.
3) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
penelitian.
4) Membandingkan hasil sebelum dan sesudah tindakan kelas.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah meningkatnya efektivitas
penggunaan metode demonstrasi hasil belajar siswa dalam belajar Fiqh
menggunakan metode pembelajaran metode demonstrasi yaitu semua siswa
mampu mencapai skor belajar lebih besar dari Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yang mencapai 75 %.

G. Data dan Sumber Data


Data dalam penelitian dianalisis berdasarkan hasil pre test dan post test,
lembar observasi, serta hasil wawancara terhadap guru kolaborator dan siswa.
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah guru, siswa dan peneliti.
32

Tahap penelitian ini diawali dengan dilakukannya pra penelitian atau


penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus,
terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi,
serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada tindakan I,
penelitian akan dilanjutkan dengan tindakan II, jika data yang diperoleh
memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada tindakan III dan
seterusnya. Bagan kegiatan ini sebagai berikut:

Siklus I Kegiatan
1. Perencanaan  Mempersiapkan rencana pembelajaran sesuai
dengan materi yang telah disiapkan.
 Mempersiapkan lembar kegiatan sesuai dengan
metode Demonstrasi.
 Mempersiapkan instrumen (tes bacaan, lembar
observasi, catatan lapangan, dan wawancara).
 Mempersiapkan lembar tes akhir (post tes)
untuk mengetahui hasil dari kegiatan tersebut.
2. Tindakan  Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana
pembelajaran yang telah disusun.
 Melaksanakan proses kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode Demonstrasi .
 Melakukan post tes untuk mengetahui hasil
belajar siswa sesudah diterapkannya metode
Demonstrasi.
3. Pengamatan  Kolaborator mengobservasi proses
(observasi) pembelajaran dengan menggunakan metode
Demonstrasi.
 Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa
selama proses pembelajaran.
33

 Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran


dengan aktivitas siwa.
4. Refleksi  Peneliti bersama kolaborator mengevaluasi
proses pembelajaran siklus I. Hasil penelitian
siklus I dibandingkan dengan indikator
keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan
belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke
siklus II dengan hasil evaluasi siklus I
digunakan sebagai acuannya.
Siklus II dan seterusnya Siklus II akan dilanjutkan apabila tidak memenuhi
kriteria ketuntasan belajar secara klasikal yaitu siswa
harus tuntas belajar. Pelaksanaan alur siklus II sama
dengan pelaksanaan alur siklus I dengan
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada
siklus I.
Penyusunan laporan Hasil tes pada siklus I dan II, hasil observasi dan
penelitian hasil wawancara.

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
1. Data kualitatif : hasil observasi proses pembelajaran, hasil observasi
aktivitas belajar Fiqih siswa, hasil observasi aktivitas demonstrasi siswa,
lembar catatan lapangan, hasil wawancara terhadap guru dan siswa, dan hasil
dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran).
2. Data kuantitatif : nilai hasil tes tiap siklus.
3. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru dan peneliti.

H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
terdiri atas dua jenis yaitu:
34

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


1. Tes (pre Test dan post test)
Tes tertulis itu berupa tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). tes awal
adalah tes yang dilaksanakan awal pembelajaran untuk mengetahui
kemampuan awal siswa. Sedangkan tes akhir dilaksanakan pada akhir
pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran
berlangsung. Soal-soal tes awal dibuat sama dengan soal-soal tes akhir.
Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif jenis Essay sebanyak 5 butir. Tes
ini diberikan kepada siswa kelas VII.I sebelum dan sesudah pembelajaran
untuk memperoleh gambaran hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
aktivitas pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi.
2. Lembar observasi
Untuk memperoleh data tentang kondisi pelaksanaan metode pembelajaran
di kelas dan sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pada siklus selanjutnya.
3. Pedoman Wawancara
Pada wawancara, tahap analisis dilakukan dengan menginterpretasikan
hasil wawancara guru kolaborator dan subyek. Sehingga dapat diketahui
respon dan kesan guru kolaborator dan subyek pada proses pembelajaran yang
menggunakan metode Demonstrasi.
4. Kisi-kisi instrument
a. Tes pengetahuan (Kognitif)
Tes tertulis pre test Dan post test yang diberikan kepada subyek yang
teramat dalam bentuk soal objektif.
35

Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil belajar Siklus I


No Kompetensi Indikator Kemampuan Bentuk Nomor
Dasar C1 C2 C3 Soal Soal
1. Menjelaskan Memberikan √ Essay 1, 2
ketentuan shalat definisi tentang
jama’, qashar, pengertian shalat
dan jama’ qashar jama’, qashar dan
jama’ qashar
Menjelaskan syarat- Essay
2. Mempraktikan syarat shalat jama’, √ 4
shalat jama’, qashar dan jama’
qashar dan jama’ qashar
qashar Menjelaskan Essay 2
macam-macam √
shalat jama', qashar
dan jama’ qashar
Menjelaskan tata √ Essay 5
cara shalat jama’,
qashar dan jama’
qashar
Mendemonstrasikan √
shalat jama’, qashar
dan jama’ qashar
Jumlah 5

Keterangan:
C1 = Ingatan
C2 = Pemahaman
C3 = Aplikasi
36

Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil belajar Siklus II


No Kompetensi Indikator Kemampuan Bentuk Nomor
Dasar C1 C2 C3 Soal Soal
1. Menjelaskan Mengidentifikasi √ Essay 1, 2, 3
ketentuan Shalat pengertian shalat
dalam keadaan dalam keadarurat
darurat ketika dan dalilnya
sedang sakit dan Menjelaskan tata Essay
dikendaraan. cara ketentuan √ 4
2. Mempraktikan shalat dalam
shalat dalam keadaan sakit
keadaan darurat
ketika sedang
sakit dan di
kendaraan.
Menjelaskan tata Essay 5
cara ketentuan √
shalat dalam
kendaraan
Mendemonstrasikan
shalat dalam √
keadaan darurat
Jumlah 5
Keterangan:
C1 = Ingatan
C2 = Pemahaman
C3 = Aplikasi
37

5. Foto
Foto digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung pada siklus
I dan II.

I. Teknik Pengumpulan data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi aktivitas belajar Fiqh siswa; diperoleh dari lembar observasi aktivitas
yang diisi oleh observer pada setiap pertemuan. Hasil observasi proses
pembelajaran Fiqh di kelas, data ini berasal dari hasil observasi terhadap
tindakan pembelajaran.
2. Observasi aktivitas kerjasama siswa dalam kelompok; diperoleh dari lembar
observasi yang diisi oleh observer pada setiap pertemuan.
3. Nilai hasil belajar diperoleh dari tes hasil belajar siswa yang dilakukan pada
setiap akhir siklus.
4. Wawancara : peneliti melakukan wawancara terhadap guru bidang studi Fiqih
dan siswa pada tahap pra penelitian dan pada akhir siklus.
5. Catatan lapangan; catatan lapangan ini dilakukan ketika proses pembelajaran
berlangsung untuk mencatat kejadian-kejadian selama proses pembelajaran
yang tidak teramati dari lembar observasi.
6. Dokumentasi ; dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang
diambil pada saat proses pembelajaran yang diperoleh dari setiap siklus.
Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolaborator melakukan
analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang perkembangan
hasil belajar Fiqih siswa, tentang kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan
kelas yang telah dilaksanakan.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Study


Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik tentunya diperlukan instrument
yang kualitasnya baik pula. Instrument yang baik dapat ditinjau dari validitas.
38

Validitas adalah derajat ketetapan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti
sebenarnya yang diukur.3 Suatu instrument dapat dikatakan valid apabila
instrument tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Instrument yang digunakan adalah untuk mengukur kemampuan efektif atau
tidaknya hasil belajar Fiqh siswa dilihat dari formatif akhir siklus. Validitas yang
digunakan untuk instrument kemampuan keefektivitasan hasil belajar Fiqh siswa.
Yaitu content validity (validitas isi) yang termasuk validitas Rasional Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang
sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.4 Dalam validitas yang
digunakan dengan mengkonsultasikan instrument tes kepada para pakar. Dalam
hal ini peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan guru pamong yang
merupakan pakar di bidang pendidikan termasuk dalam mata pelajaran Fiqh.5

K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis


Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu hasil observasi
terhadap pelaksanaan pembelajaran peneliti dan hasil observasi prestasi belajar
siswa. Menganalisis jurnal harian dengan mengelompokkan respons siswa ke
dalam kelompok berkomentar positif, negatif, netral dan tidak berkomentar
kemudian dihitung presentasenya.
Tahap analisis data di mulai dengan menyajikan keseluruhan data yang
diperoleh dari berbagai sumber, membaca data, kemudian mengadakan
rekapitulasi data dan menyimpulkannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-
kalimat dan skala penilaian hasil belajar siswa diubah menjadi kalimat yang
bermakna.
Efektivitas pembelajaran diukur dengan ketentuan KKM mata pelajaran Fiqh
di MTs Islamiyah Ciputat, yaitu 75. Dalam menganalisis tingkat keberhasilan atau

3
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta :PT Raja Grafindo Persada, 2011),
h.164
4
Ibid., h.164
5
Suharsimi Arikunto,,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), h. 128
39

persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya


(siklus) dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada
setiap akhir siklus. Teknis analisis data kuantitatif pada hasil belajar menggunakan
analisis statistik deskriptif dengan menjumlah, mencari mean (rata-rata) dan
presentase keberhasilan belajar.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan


Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran Fiqh maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan
tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Siklus ini terdiri
dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan
refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator
keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II.
Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah
berhasil menguji penerapan metode pembelajaran melalui Metode Demonstrasi
dalam meningkatkan prestasi belajar Fiqh siswa dalam proses pembelajaran.
Kegiatan penelitian yang peneliti akan lakukan memerlukan perencanaan dan
persiapan yang cukup panjang. Adapun perencanaan tindakannya adalah peneliti
mempersiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi aktivitas belajar
siswa, soal-soal yang dipergunakan untuk latihan dan soal-soal tes formatif untuk
menilai hasil belajar Fiqh siswa serta lembar wawancara untuk guru dan siswa.
Peneliti juga dapat menggunakan lembar kerja siswa yang dibuat peneliti sendiri
atau yang disarankan pihak sekolah.
Dalam melakukan penelitian, guru bidang studi Fiqh berkolaborasi dengan
observer yang dalam hal ini adalah teman seprofesi untuk membantu kelancaran
penelitian dan dapat juga sebagai kolaborator untuk berdiskusi membicarakan
kegiatan untuk siklus selanjutnya.
40

Penelitian ini berakhir, setelah berhasil menguji penerapan pembelajaran


metode demonstrasi pada materi Fiqh dalam peningkatan efektivitas pembelajaran
hasil belajar.
BAB IV
DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Profil Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat


1. Sejarah Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs Islamiyah Ciputat
pada kelas VII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dengan materi
ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta ketentuan shalat dalam
keadaan darurat.
Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat berdomisili di Jl. KH.
Dewantara No. 23 Ciputat Telp. 28752974 Kecamatan Ciputat, Kota
Tanggerang Selatan 15411 yang secara geografis terletak dekat kantor
Kelurahan Ciputat, dan mudah dijangkau dari segala arah melalui banyak
sarana transportasi.
Madrasah Tsanawiyah ini merupakan cikal bakal tebentuknya Yayasan
Islamiyah Ciputat, ini dikarenakan Madrasah Tsanawiyah Islamiyah adalah unit
sekolah pertama yang berdiri dari diantara sekolah-sekolah yang ada di
Yayasan Islamiyah Ciputat. Tahun berdirinya sekitaran tahun 1978 adapun
bulan tepatnya sekitaran bulan Agustus. Dan kemudian berdirilah sekolah-
sekolah yang lain hingga jejang STIE Islamiyah Ciputat.
Yayasan Islamiyah itu sendiri membawahi beberapa sekolah termasuk
didalamnya Madrasah Tsanawiyah Islamiyah, SMP Islamiyah, MA Islamiyah,
SMK Islamiyah, yang terakhir adalah STIE Islamiyah. Padaperkembangannya
Mts ini cukup bagus dan telah menciptakan lulusan yang banyak berkompeten
di bidangnya masing-masing. Setelah adanya SMP Islamiyah banyak orang tua
yang memilihkan anaknya untuk disekolahkan di SMP, ini mengakibatkan
berkurangnya jumlah siswa di Madrasah Tsanwiyah itu sendiri.

41
42

Adapun karena Madrasah Tsanawiyah merupakan sebuah lembaga


yang bernuansakan Islam, maka dari jenis pelajarannya pun cukup padat. Ini
dikarenakan agar para siswa mempunyai jiwa keislaman yang lebih dari
sekolah-sekolah lain. Selain itu ekstrakulikulernya pun banyak yang
bernuansakan keislaman. Contohnya seperti nasyid, marawis, pidato dan jenis-
jenis kegiatan keislaman lainnya.
Salah satu pendiri Yayasan Islamiyah bernama Bapak Zarkasih Noor,
beliau bersama-sama dengan saudaranya mengembangkan yayasan tersebut
hingga seperti sekarang.

2. Visi, Misi dan Tujuan


a. Visi
Terbentuknya manusia unggul dalam iman, ilmu, dan amal yang berhaluan
ahlussunah wal jamaah
b. Misi
- Membentuk siswa yang berakhlakul karimah
- Meningkatkan prestasi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler
- Melatih dan membimbing siswa untuk selalu ikhlas dalam tindakan
maupun perbuatan
- Menjunjung tinggi dan melaksanakan kaidah-kaidah Ahlu Sunnah Wal
Jama’ah

3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan


Kebanyakan tenaga pengajar ataupun tenaga kependidikan yang ada di
MTs. Islamiyah berlatar belakang pendidikan sarjana tingkat satu. Yang berasal
dari universitas yang berada disekitar Jakarta, dan kebanyakan berasal dari
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
43

Guru yang ada di Mts. Islamiyah berjumlah 18 orang dan seorang staf TU.
Karena MTs banyak memuat mengenai materi yang bermuatan Islam tenaga
kependidikannyapun banyak yang berlatar belakangkan jurusan-jurusan Islam.
Adapun kepala sekolahnya ditunjuk langsung oleh pihak yayasan yang
memayungi MTs. Islamiyah. Tenaga pengajar di MTs ini tidak hanya memegang
satu mata pelajaran hal ini dikarenakan kurangnya tenaga pengajar yang berada di
MTs ini.
Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan yayasan ini pun sering
melakukan program peningkatan kualitas guru. Ini dilakukan agar meningkatnya
kualitas pengajaran agar sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini. Dalam
pengajarannya guru-guru disi sudah mulai menggunakan metode yang berpusat
pada siswa (Student Center) ini dilakukan agar siswa tidak bosan dalam
melakukan pembelajaran. Hal ini pula dilakukan agar siswa dapat berperan aktif
dalam proses pembelajaran.
Guna menunjang proses pembelajaran yang berlasung guru-guru di
Mts.Islamiyah diwajibkan lulusan S1. Ini sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan dari staff TU sendiri hanya satu dan
mereka saling berkordinasi dengan kantor pusat yaitu Yayasan Islamiyah, maka
latar belakang dari staff tersbut juga masih dalam proses gelar S1.

4. Data Siswa
Siswa-siswi yang bersekolah di Mts. Islamiyah ini berasal dari sekitaran
Ciputat ini dikarenakan letak Mts ini yang mudah diakses dari segala arah
transportasi. Kebanyakan siswanya berasal dari kalangan menengah kebawah.
Siswa sangat kurang minat membacanya.
Dari tahun ketahun jumlah siswa yang ada di MTs ini mengalami
peningkatan ini dikarenakan semakin baiknya pola pengajaran yang dilakukan
oleh guru-guru. Berikut ini adalah data jumlah siswa MTs. Islamiyah tiga tahun
kebelakang.
44

Jumlah VII
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
– IX
Tahun
Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml
Ajaran
Sisw Rombe Sisw Rombe Sisw Rombe Sisw Rom
a l a l a l a bel
2010/201
70 2 76 2 74 2 220 6
1
2011/201
88 2 72 2 70 2 230 6
2
2012/201
102 3 91 2 74 2 267 7
3
2013/201
102 3 100 3 81 2 283 8
4

5. Sarana Prasarana
Sarana yang ada di sekitaran MTs. Islamiyah ini cukup memadai untuk
standar sekolah. Tetapi sangat disayangkan belum lengkapnya perpustakan yang
ada di sekolah di MTs. Islamiyah ini hanya mempunyai perpustakaan mini.
Berikut ini data sarana yang berada di sekolah MTs. Islamiyah.
Jumlah Jumlah Kategori Kerusakan
Jenis Jumlah Ruang Ruang
No. Rusak Rusak Rusak Ket
Prasarana Ruang Kondisi Kondisi
Ringan Sedang Berat
Baik Rusak
1 Ruang Kelas 8 8
2 Perpustakaan 1 1
3. R. Lab IPA 1 1
4 R. Lab Biologi - -
5 R. Lab Fisika - -
45

6 R. Lab Kimia - -
R. Lab
7 Komputer 2 2
8 R. Lab Bahasa 1 1
9 R. Pimpinan 1 1
10 R. Guru 1 1
11 R. Tata Usaha 1 1
12 R. Konseling 1 1
13 Tempat Ibadah 1 1
14 R. UKS 1 1
15 Jamban 5 5
16 Gudang 1 1
17 R. Sirkulasi - -
Tempat
18 Olahraga 2 2
19 R. OSIS 1 1
20 R. Lainnya - -

B. Deskripsi Data
1. Kondisi Awal
Untuk mengetahui data penelitian, peneliti melakukan pengumpulan data
sebelum melakukan tindakan kelas. Pengumpulan data penelitian yang
dilakukan adalah dengan melakukan test untuk mengukur tingkat pengetahuan
siswa mengenai materi tentang ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’
qashar serta ketentuan shalat dalam keadaan darurat. Wawancara dengan guru
serta pengamatan pada siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan
ini berlangsung pada tanggal 4 Maret - 13 Mei 2014 Tujuan penelitian
pendahuluan ini untuk menentukan fokus penelitian.
46

Pada hari selasa, tanggal 4 Maret 2014 peneliti menemui kepala sekolah
untuk memperjelas tujuan dan maksud kadatangan peneliti ke sekolah.
Sekaligus menemui guru bidang study fiqh dan siswa. Kemudian pada tanggal
11 Maret 2014 peneliti melakukan wawancara dan pengamatan pembelajaran di
Kelas.
Pengamatan peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan 3 siswa kelas
VII.1 bahwa pada saat pembelajaran mereka merasa jenuh, bosan dan kurang
asyik dalam pembelajaran. Dalam pengamatan peneliti selama proses
pembelajaran berlangsung terdapat sebagian siswa yang merasakan kurang
semangat, mengantuk, ada yang asyik bercanda serta mengobrol dan tidak
memperhatikan dan bosan serta jenuh dan kurang adanya timbal balik antara
guru dan siswa karena, guru terlalu monoton dalam mengajar.
Sebelum melakukan tindakan kelas, peneliti bersama guru mata pelajaran
Fiqh mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa. Masalah yang
perlu diatasi adalah metode pembelajaran yang monoton sehingga siswa bosan
dan jenuh dalam proses pembelajaran.
Indikator yang digunakan peneliti untuk peningkatan efektivitas
penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran mata pelajaran Fiqh serta
meningkatnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi awal dan hasil wawancara dengan guru dan
siswa, maka dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan efektivitas dalam
penggunaan metode demonstrasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
fiqh. Maka, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode PTK.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I


Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan awal yang sangat
penting, hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini akan
dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya.
Kegiatan penelitian pada siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan, setiap
47

pertemuannya 2x40 menit (2 jam pembelajaran). Adapun tahap pada siklus I


adalah:
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada siklus I ini, peneliti memperkenalkan metode demonstrasi kepada
subyek. disepakati bahwa untuk siklus I dan II materi yang akan dipelajari
adalah ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta ketentuan
shalat dalam keadaan darurat.
Pada tahap perencanaan ini dilakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pelajaran Fiqh pada kelas VII.1 dengan Kompetensi
Dasar menjelaskan ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar. Dalam
instrumen pembelajaran dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari lembar
pengamatan aktivitas belajar siswa, catatan lapangan, lembar pengamatan
aktivitas mengajar guru, lembar soal pre test dan post test, dan pedoman
wawancara, sebelum peneliti masuk kedalam kelas untuk melaksanakan
tahap pelaksanaan, terlebih dahulu peneliti sudah melakukan wawancara
kepada beberapa siswa kelas VII.1 dan kepada guru mata pelajaran Fiqh
terkait pembelajaran di kelas.

b. Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 3 kali pertemuan dengan
alokasi waktu (2x40 menit) setiap pertemuan. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lampiran.
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 8 April 2014.
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x40
menit) yang dimulai pada pukul 11.15 WIB sampai dengan 12.45 WIB.
Penjelasan materi dibagi menjadi 2 kali pertemuan Pokok bahasan yang
disampaikan adalah menjelaskan ketentuan shalat jama’. Jumlah siswa
yang hadir 29 siswa dari 32 siswa.
48

Dalam kegiatan pembelajaran ini di awali dengan kegiatan


pendahuluan yaitu dengan memberikan apersepsi dan motivasi belajar,
kemudian peneliti melakukan pre test. Selanjutnya kegiatan inti
pembelajaran peneliti menjelaskan tentang pengertian shalat jama’.
setelah itu peneliti melakukan pembagian kelompok untuk berdiskusi
terkait materi yaitu shalat jama’.
Dalam diskusi siswa ternyata masih ada yang bercanda, dan ada
yang mulai jenuh Mungkin penyebabnya karena, jam pelajaran terakhir
dan sebelumnya belajar pelajaran matematika juga.
Pada kegiatan konfirmasi ketika peneliti melihat masih terdapat
siswa yang belum memahami dan terdapat kesalah pahaman maka,
peneliti memperbaikinya dengan cara menjelaskan kembali. Kemudian,
peneliti melakukan tanya jawab terkait materi ketentuan shalat jama’
qashar dan jama’ qashar. Pada kegiatan penutup peneliti menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, 15 April 2014.
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x40
menit) yang dimulai pada pukul 11.15 WIB sampai dengan 12.45 WIB.
Penjelasan materi dibagi menjadi 2 kali pertemuan Pokok bahasan yang
disampaikan adalah menjelaskan ketentuan shalat qashar dan jama’
qashar. Jumlah siswa yang hadir seluruh siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran ini diawali dengan kegiatan
pendahuluan yaitu dengan memberikan apersepsi dan motivasi belajar,
kemudian dilanjutkan dengan melakukan Tanya jawab. Selanjutnya
kegiatan inti pembelajaran peneliti yaitu menjelaskan tentang pengertian
shalat qashar dan jama’ qashar, yang merupakan lanjutan materi dari
shalat jama’. setelah itu peneliti melakukan pembagian kelompok untuk
berdiskusi terkait materi yaitu shalat qashar dan jama’ qashar. serta
49

guru memperagakan shalat terkait dengan materi shalat qashar dan


jama’ qashar.
Ketika diskusi siswa mulai serius , dan tidak menghiraukan teman
yang membuat mereka tidak fokus, meskipun masih ada siswa yang
ingin bercanda. Mungkin penyebabnya karena, jam pelajaran terakhir
dan sebelumnya belajar pelajaran matematika juga.
Pada kegiatan penutup peneliti menyimpulkan materi yang telah
dipelajari, dan sebagai tindak lanjut kegiatan peneliti memerintahkan
siswa untuk mengulas kembali materi shalat jama’, qashar dan jama’
qashar.
3) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa, 29 April 2014.
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x40
menit) yang dimulai pada pukul 11.15 WIB sampai dengan 12.45 WIB.
Pokok bahasan yang disampaikan adalah menjelaskan ketentuan shalat
jama’, qashar dan jama’ qashar, Pada pertemuan ketiga ini semua siswa
hadir dengan jumlah 32 siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan
apersepsi dan motivasi kepada siswa. Setelah itu peneliti memberikan
intruksi kepada siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya maing-
masing. Kemudian, peneliti memberikan tugas kepada setiap kelompok
untuk mempraktekkan shalat sesuai dengan pilihan yang ditentukan oleh
peneliti. Ketika disebutkan urutan kelompoknya maka, yang melakukan
tugasnya adalah perwakilan dari setiap kelompok yang sudah ditentukan
oleh setiap kelompok.
Dalam kegiatan diskusi dan memperagakan shalat jama’, qashar
dan jama’ qashar ini siswa mulai serius dan tidak ada yang mengantuk
dan bercanda. Semuanya ikut berpartisispasi dalam kegiatan tersebut.
50

Pada kegiatan konfirmasi, peneliti memberikan pemahaman


terkait materi tersebut, karena terdapat kekeliruan ketika melaksanakan
shalat jama’, qashar dan jama’ qashar. pada kegiatan penutup peneliti
menyimpulkan materi yang telah dipelajari, kemudian diakhiri dengan
pembagian kertas post test.

c. Pengamatan
Dalam kegiatan pengamatan pada siklus I ini dilakukan bersamaan
dengan tahap pelaksanaan pembelajaran. Tahap pengamatan ini dilakukan di
setiap pertemuan oleh observer yang merupakan teman sejawat peneliti.
1) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama, observer memberikan penilaian terhadap
aktivitas kelompok siswa dan guru selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi
perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.

Tabel 4.1
Hasil Observasi Guru
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK

1. Memberi pertanyaan kepada siswa √

2. Guru mendemonstrasikan terlebih dahulu √

3. Memerintahkan siswa untuk berdiskusi √

4. Memerintahkan siswa untuk praktek √

5. Memberikan poin-poin penting terkait √


51

materi

Berdasarkan tabel observasi guru di atas, dapat dilihat bahwa


aktivitas mengajar guru pada pertemuan pertama sudah menunjukkan
kategori baik semuanya dalam kegiatan pembelajaran.

Tabel 4.2
Hasil Observasi Siswa Kelompok 1
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika √


mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting √


terkait materi

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok


1, pada pertemuan pertama ini dalam aktivitas belajar siswa pada empat
aspek sudah menunjukkan kategori baik bahkan ada satu yang sudah
sangat baik.
52

Tabel 4.3
Hasil Observasi Siswa Kelompok II
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika √


mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting terkait √


materi

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok


II, dalam pertemuan pertama ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar
siswa menunjukkan penilaian baik dan sangat baik yaitu aspek siswa
memperhatikan guru,ketika mendemonstrasikan.

Tabel 4.4
Hasil Observasi Siswa Kelompok III
No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √


53

2. Siswa memperhatikan guru, ketika √


mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting √


terkait materi

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok


III, pada pertemuan pertama ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar
siswa, menunjukkan penilaian baik dan sangat baik yaitu siswa menyimak
poin-poin penting terkait materi.

Tabel 4.5
Hasil Observasi Siswa Kelompok IV
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika √


mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √
54

5. Siswa menyimak poin-poin penting √


terkait materi

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok


IV, pada pertemuan pertama ini dalam aspek aktivitas kegiatan belajar
mengajar siswa. Menunjukkan penilaian baik semuanya.
2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua, observer memberikan penilaian terhadap aktivitas
siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada
pertemuan selanjutnya.

Tabel 4.6
Hasil Observasi Guru
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK

1. Memberi tugas kepada siswa √

2. Guru mendemonstrasikan terlebih √


dahulu

3. Memerintahkan siswa untuk berdiskusi √

4. Memerintahkan siswa untuk praktek √

5. Memberikan poin-poin penting terkait √


materi
55

Berdasarkan tabel observasi guru di atas, dapat dilihat bahwa


aktivitas mengajar guru pada pertemuan kedua beberapa aspek sudah
menunjukkan kategori sangat baik, tetapi untuk aspek memerintahkan
siswa berdiskusi dan yang lainnya masih menunjukkan kategori baik.

Tabel 4.7
Hasil Observasi Siswa Kelompok I
No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika √


mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting terkait √


materi

Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok I, pada


pertemuan kedua aktivitas belajar siswa pada beberapa aspek sudah baik,
namun untuk siswa melaksanakan tugas dari guru menunjukan penilaian
sangat baik.
56

Tabel 4.8
Hasil Observasi Siswa Kelompok II
No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika √


mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting √


terkait materi

Berdasarkan table di atas menunjukkan hasil observasi kelompok


II, pada pertemuan kedua ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar
siswa menunjukkan penilaian baik dan sangat baik yaiu siswa berdiskusi.

Tabel 4.9
Hasil Observasi Siswa Kelompok III
No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika √


57

mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting √


terkait materi

Berdasarkan table di atas menunjukkan hasil observasi kelompok


III, pada pertemuan kedua ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar
siswa menunjukkan penilaian baik semuanya.

Tabel 4.10
Hasil Observasi Siswa Kelompok IV
No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika √


mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting terkait √


materi
58

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok


IV, pada pertemuan kedua ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar
siswa menunjukkan penilaian baik dan sangat baik yaitu siswa
memperhatikan guru, ketika mendemonstrasikan.
3) Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga, observer memberikan penilaian terhadap
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hal
ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran
pada pertemuan selanjutnya.

Tabel 4.11
Hasil Observasi Guru
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK

1. Memberi tugas kepada siswa √

2. Guru mendemonstrasikan terlebih √


dahulu

3. Memerintahkan siswa untuk √


berdiskusi

4. Memerintahkan siswa untuk praktek √

5. Memberikan poin-poin penting terkait √


materi

Berdasarkan tabel observasi guru di atas, dapat dilihat bahwa


aktivitas mengajar guru pada pertemuan ketiga sudah sangat baik
59

terutama pada aspek memberi tugas kepada siswa, memerintahkan siswa


berdiskusi dan memberikan poin-poin dalam materi. Namun
memerintahkan siswa untuk praktek masih dalam kategori baik.

Tabel 4.12
Hasil Observasi Siswa Kelompok I
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika √


mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa mempergakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting √


terkait materi

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok


I, pada pertemuan ketiga aktivitas belajar siswa sudah menunjukkan
kategori baik untuk aspek yang diamati bahkan pada aspek siswa
menerima tugas, berdiskusi dan mencari poin-poin terkait dengan materi
menunjukkan seudah sangat baik, sedangkan dalam pelaksanaan praktik
siswa masih dalam kategori baik.
60

Tabel 4.13
Hasil Observasi Siswa Kelompok II
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika √


mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting √


terkait materi

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok


II, pada pertemuan ketiga ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar
siswa menunjukkan penilaian baik dan sangat baik yaitu siswa berdiskusi.

Tabel 4.14
Hasil Observasi Siswa Kelompok III
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √


61

2. Siswa memperhatikan guru, ketika √


mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting √


terkait materi

Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok III, pada


pertemuan ketiga ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa
menunjukkan aspek sudah sangat baik namun, ada beberapa yang
menunjukkan aspek yang baik antara lain, siswa melaksanakan tugas dan
siswa menyimak poin-poin penting terkait materi.

Tabel 4.15
Hasil Observasi Siswa Kelompok IV
Penilaian
No Aspek yang dinilai
SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika √


mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √
62

5. Siswa menyimak poin-poin penting terkait √


materi

Pertemuan ketiga adalah pertemuan terakhir dalam siklus I, yang


kemudian dilanjutkan dengan tes akhir siklus I untuk mengetahui apakah
peningkatan Efektivitas pembelajaran hasil belajar Fiqh siswa dengan
menerapkan pembelajaran aktif metode demonstrasi. Tes akhir siklus I
dilaksanakan pada hari Selasa, 22 April 2014. Pada tes akhir siklus I ini seluruh
siswa kelas VII.1 hadir semua dengan jumlah 32 siswa. Hasil dari tes akhir
siklus I ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.16
Hasil Belajar Siklus I
NO NAMA Nilai KKM Pre test I Post test I
1 A 75 72 80
2 B 75 78 75
3 C 75 68 85
4 D 75 45 77
5 E 75 78 95
6 F 75 78 77
7 G 75 85 85
8 H 75 85 77
9 I 75 85 80
10 J 75 58 80
11 K 75 85 70
12 L 75 40 80
13 M 75 43 75
63

14 N 75 55 75
15 O 75 55 90
16 P 75 60 77
17 Q 75 58 80
18 R 75 82 77
19 S 75 60 95
20 T 75 90 77
21 U 75 55 60
22 V 75 72 75
23 W 75 75 77
24 X 75 62 80
25 Y 75 73 75
26 Z 75 60 80
27 Aa 75 35 65
28 Bb 75 70 75
29 Cc 75 85 85
30 Dd 75 75 75
31 Ee 75 75 77
32 Ff 75 75 75
Jumlah 2506
Rata-rata 78,3

Berdasarkan tabel hasil belajar siklus I diatas diperoleh rata-rata nilai


siswa 78.3. Dari 32 siswa masih terdapat 3 orang siswa yang nilainya belum
mencapai nilai KKM. Ini berarti kegiatan pembelajaran siklus I belum
maksimal, dan masih perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
64

Grafik 4.1
Perolehan Nilai Siswa Siklus I

SIKLUS I
100
90 95
80 90
85
70 77 80
75
60 70
65
50 60 BANYAK SISWA
40 NILAI SISWA SIKLUS I
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa dari 32 siswa yang


mengikuti tes akhir siklus I ada 1 orang siswa mendapatkan nilai 60, 1 orang
siswa mendapatkan nilai 65, 1 orang siswa mendapatkan nilai 70, 8 orang siswa
mendapatkan nilai 75, 8 orang siswa mendapatkan nilai 77, 7 orang siswa
mendapatkan nilai 80, 3 orang siswa mendapatkan nilai 85, 1 orang siswa
mendapatkan nilai 90, dan 2 orang siswa mendapatkan nilai 95.

d. Tahap Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi guru dan
siswa, serta hasil belajar siswa Fiqh pada siklus I, maka diperoleh hasil analisis
kegiatan refleksi sebagai berikut, Untuk Peneliti, yaitu : Belum maksimal
memberikan penjelasan materi serta tugas kepada siswa, Belum maksimal
memerintahkan siswa untuk berdiskusi dengan teman-teman sekelompoknya,
65

Belum mampu untuk membimbing siswa untuk memperagakan terkait materi.


Dan Belum menguasai kelas dan materi dengan baik.
Sedangkan Untuk Siswa, yaitu : Belum antusias dalam menerima tugas
serta praktek yang diberikan oleh guru, Kurang memahami materi
pembelajaran., Belum semangat dalam berdiskusi dengan teman-teman
sekelompoknya. Serta dalam setiap kelompok siswa lebih mengandalkan teman
yang pintar, Belum tertarik dengan cara saya mengajar dan Sulit mempraktekan
materi yang diperintahkan oleh guru dan kurang kerja sama dalam kelompok.
Berdasarkan analisis hasil refleksi kegiatan pembelajaran pada siklus I
tersebut, maka peneliti berencana melakukan perbaikan-perbaikan pada
kegiatan pembelajaran siklus II. Rencana perbaikan guru tersebut antara lain:
Membuat kelompok sesuai dengan barisan bangku mereka, Memaksimalkan
memerintahkan siswa untuk menjalankan tugas kelompoknya, Meningkatkan
cara memerintahkan siswa dalam berdiskusi seputar materi serta Harus
menguasai kelas dn memahami materi pembelajaran.

3. Tindakan Pembelajaran Siklus II


Tindakan pembelajaran siklus II merupakan tindakan lanjutan
berdasarkan hasil refleksi pada tindakan pembelajaran siklus I. Kegiatan
penelitian pada siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuannya
2x40 menit (2 jam pembelajaran). Adapun tahap tindakan pembelajaran pada
siklus II adalah:

a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dilakukan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pelajaran Fiqh pada kelas VII.1 dengan
Kompetensi Dasar menjelaskan Ketentuan shalat dalam keadaan darurat.
Dalam instrumen pembelajaran dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari
lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, catatan lapangan, lembar
66

pengamatan aktivitas mengajar guru, lembar soal pre test dan post test, dan
pedoman wawancara, sebelum peneliti masuk kedalam kelas untuk
melaksanakan tahap pelaksanaan, terlebih dahulu peneliti sudah melakukan
wawancara kepada beberapa siswa kelas VII.1 dan kepada guru mata
pelajaran Fiqh terkait pembelajaran di kelas .
Materi pembelajaran yang akan dibahas pada siklus II ini adalah
menjelaskan ketentuan shalat dalam keadaan darurat, menyebutkan macam-
macam shalat dalam keadaan darurat, dan menyebutkan syarat-syarat shalat
dalam keadaan darurat. Target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah
siswa semakin meningkat proses pembelajaran dan hasil belajar Fiqh
mereka.

b. Tahap Pelaksanaan
4) Pertemuan Keempat
Pembelajaran pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan.
Pertemuan keempat pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Selasa, 6
Mei 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran
(2x40 menit) yang dimulai pada pukul 11.15 WIB sampai dengan 12.45
WIB. Pokok bahasan yang disampaikan adalah menjelaskan pengertian
ketentuan shalat dalam keadaan darurat. Pada pertemuan kali ini seluruh
siswa hadir dengan jumlah 32 siswa.
Kemudian, Kegiatan pembelajaran sama halnya dengan kegiatan
pembelajaran pada siklus II diawali dengan membuka pelajaran,
melakukan apersepsi dan memberikan motivasi serta mengkondisikan
tempat duduk. Setelah itu peneliti memberikan pre test terlebih dahulu.
Kemudian kegiatan inti pembelajaran peneliti menjelaskan pengertian
ketentuan shalat dalam keadaan darurat . kemudian, peneliti memberikan
kelompok menjadi 4 kelompok dan mereka membuat lingkaran dalam
setiap kelompok untuk berdiskusi. Setelah itu peneliti meminta kepada
67

salah satu kelompok untuk mempresentasikan serta peneliti


mempraktikan terlebih dahulu.
Pada kegiatan konfirmasi ketika peneliti menemukan kekeliruan
dan kesalahan dalam hasil diskusi siswa, kemudian peneliti
memperbaikinya sekaligus mempraktikannya. Pada kegiatan penutup
peneliti menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dan sebagai tindak
lanjut kegiatan peneliti memberikan pertanyaan tentang materi pada
pertemuan keempat ini.
5) Pertemuan Kelima
Pertemuan kelima atau pertemuan terakhir pada siklus II ini
dilaksanakan pada hari selasa, 13 Mei 2014. Kegiatan pembelajaran
berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x40 menit) yang dimulai pada
pukul 11.15 WIB sampai dengan 12.45 WIB. Pokok bahasan yang
disampaikan adalah menjelaskan tentang ketentuan shalat dalam keadaan
darurat. Pada pertemuan ini seluruh siswa hadir.
Dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan keenam ini diawali
dengan membuka pelajaran, melakukan apersepsi dan memberikan
motivasi serta mengkondisikan siswa. Selanjutnya kegiatan inti
pembelajaran peneliti menjelaskan sekilas tentang shalat dalam keadaan
darurat. Setelah itu peneliti menerapkan metode demonstrasi dengan
memngelompokkan kembali siswa pada 4 kelompok, untuk berdiskusi
dan mempraktekkan kembali shalat dalam keadaan darurat.
Pada kegiatan konfirmasi ketika peneliti menemukan kekeliruan
pada praktek shalat dalam keadaan darurat maka, peneliti
memperbaikinya dengan cara mengulang kembali penjelasan serta
peragaan seputar materi shalat dalam keadaan darurat. Pada kegiatan
penutup peneliti menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dan sebagai
tindak lanjut peneliti memerintahkan siswa untuk mengisi lembar post
test terkait materi yang telah dipelajari.
68

c. Tahap Pengamatan
Tahap pengamatan pada siklus II ini dilakukan bersamaan dengan
tahap pelaksanaan pembelajaran. Tahap pengamatan ini dilakukan di setiap
pertemuan oleh observer yang merupakan teman sejawat peneliti.
4) Pertemuan Keempat
Pada pertemuan keempat, observer memberikan penilaian
terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi
perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.

Tabel 4.17
Hasil Observasi Guru
No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Memberi tugas kepada siswa √

2. Guru mendemonstrasikan terlebih dahulu √

3. Memerintahkan siswa untuk berdiskusi √

4. Memerintahkan siswa untuk praktek √

5. Memberikan poin-poin penting terkait √


materi

Berdasarkan tabel observasi guru di atas, dapat dilihat bahwa


aktivitas mengajar guru pada pertemuan keempat dalam siklus II aspek
yang diamati sudah menunjukkan kategori sangat baik. Dan mengalami
69

peningkatan jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya pada siklus


I.
Tabel 4.18
Hasil Observasi Siswa kelompok I
No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa menerima tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan Guru ketika, √


mendemonstrasikan seputar materi

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa Memperhatikan poin-poin penting √


terkait materi

Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok I, pada


pertemuan keempat ini aktivitas belajar siswa pada umumnya sudah
terlihat sangat baik dan lebih ditingkatkan lagi pada aspek siswa
memperhatikan poin-poin penting yang diberikan guru.

Tabel 4.19
Hasil Observasi Siswa Kelompok II
No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK
70

1. Siswa menerima tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan Guru ketika, √


mendemonstrasikan seputar materi

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa Memperhatikan poin-poin penting √


terkait materi

Berdasarkan table di atas hasil observasi kelompok II, pada


pertemuan keempat ini dalam aspek-aspek aktivitas belajar mengajar
siswa menunjukkan sangat baik semuanya.

Tabel 4.20
Hasil Observasi Siswa Kelompok III
No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa menerima tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan Guru ketika, √


mendemonstrasikan seputar materi

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √
71

5. Siswa Memperhatikan poin-poin penting √


terkait materi

Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok III, pada


pertemuan keempat ini dalam aspek-aspek aktivitas belajar mengajar
siswa dalam kelas menunjukkan penilaian sangat baik. Namun, ada satu
aspek yang menunjukkan penilaian baik yaitu siswa memperhatikan guru
ketika mendemonstrasikan.

Tabel 4.21
Hasil Observasi Siswa Kelompok IV
No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa menerima tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan Guru ketika, √


mendemonstrasikan seputar materi

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa Memperhatikan poin-poin penting √


terkait materi

Berdasarkan table di atas hasil observasi kelompok IV, pada


pertemuan keempat ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa di
dalam kelas sudah menunjukkan sangat baik, namun masih ada yang
72

menunjukkan penilaian baik yaitu dalam aspek siswa berdiskusi dengan


teman sekelompoknya.
5) Pertemuan Kelima
Pada pertemuan kelima, observer memberikan penilaian terhadap
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada
pertemuan selanjutnya.

Tabel 4.22
Hasil Observasi Guru
No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Memberi tugas kepada siswa √

2. Guru mendemonstrasikan terlebih dahulu √

3. Memerintahkan siswa untuk berdiskusi √

4. Memerintahkan siswa untuk praktek √

5. Memberikan poin-poin penting terkait √


materi

Berdasarkan tabel observasi guru di atas, dapat dilihat bahwa


aktivitas mengajar guru pada pertemuan terakhir dalam siklus II ini sudah
sangat baik untuk semua aspek yang diamati.
73

Tabel 4.23
Hasil Observasi Siswa Kelompok I
No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan Guru ketika, √


mendemonstrasikan seputar materi

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa Memperhatikan poin-poin penting √


terkait materi

Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok I, pada


pertemuan terakhir dalam siklus II ini sudah sangat baik pada semua
aspek yang diamati.

Tabel 4.24
Hasil Observasi Siswa Kelompok II
No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan Guru ketika, √


74

mendemonstrasikan seputar materi

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa Memperhatikan poin-poin penting √


terkait materi

Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok II, pada


pertemuan terakhir ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa di
dalam kelas sudah menunjukkan penilaian sangat baik semua dalam
semua aspek yang diamati oleh peneliti.

Tabel 4.25
Hasil Observasi Siswa Kelompok III
No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan Guru ketika, √


mendemonstrasikan seputar materi

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa Memperhatikan poin-poin penting √


75

terkait materi

Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok III, pada


pertemuan terakhir ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa di
dalam kelas sudah menunjukkan penilaian sangat baik semua pada semua
aspek yang telah diamati oleh peneliti.

Tabel 4.26
Hasil Observasi Siswa Kelompok IV
No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan Guru ketika, √


mendemonstrasikan seputar materi

3. Siswa berdiskusi dengan teman √


sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa Memperhatikan poin-poin penting √


terkait materi

Pada pertemuan terakhir ini dalam siklus II, yang kemudian dilanjutkan
dengan tes akhir siklus II untuk mengetahui apakah peningkatan efektivitas hasil
belajar siswa pada materi Fiqh dengan menerapkan metode demonstrasi. Tes akhir
siklus II dilaksanakan pada hari selasa 13 Mei 2014. Pada tes akhir siklus II ini
76

seluruh siswa kelas VII.1 hadir dengan jumlah 32 siswa. Hasil dari tes akhir siklus
II ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.27
Hasil Belajar Siklus II
Nilai
NO NAMA Pre test II Post test II
KKM
1 A 75 75 85
2 B 75 70 90
3 C 75 80 90
4 D 75 75 100
5 E 75 78 90
6 F 75 78 95
7 G 75 85 85
8 H 75 85 90
9 I 75 85 90
10 J 75 75 100
11 K 75 85 85
12 L 75 65 95
13 M 75 70 80
14 N 75 75 90
15 O 75 60 85
16 P 75 70 100
17 Q 75 58 85
18 R 75 82 85
19 S 75 60 80
20 T 75 90 100
77

21 U 75 80 80
22 V 75 72 90
23 W 75 75 85
24 X 75 62 80
25 Y 75 73 100
26 Z 75 60 80
27 Aa 75 70 75
28 Bb 75 70 100
29 Cc 75 85 100
30 Dd 75 75 100
31 Ee 75 75 100
32 Ff 75 75 95
Jumlah 2885
Rata-rata 90

Berdasarkan hasil belajar siswa di siklus II ini semua siswa sudah


mencapai nilai KKM yakni 75. Di siklus II ini sudah terlihat adanya peningkatan
hasil belajar Fiqh siswa dengan menerapkan metode demonstrasi dibandingkan
dengan siklus I. Nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 78,3 sedangkan pada
siklus II nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 90.
78

Grafik 4.2
Perolehan Nilai Siswa Siklus II

SIKLUS II
120

100

80

60 BANYAK SISWA
NILAI SISWA SIKLUS II
40

20

0
1 2 3 4 5 6

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa dari 32 siswa yang


mengikuti tes akhir siklus II ada 1 orang siswa mendapatkan nilai 75, 5 orang
siswa mendapatkan nilai 80, 7 orang siswa mendapatkan nilai 85, 7 orang
siswa mendapatkan nilai 90, 3 orang siswa mendapatkan nilai 95, dan 9 orang
siswa mendapatkan nilai 100.

d. Tahap Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi guru dan
siswa pada siklus II, maka dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran
selama siklus II ini sudah berjalan dengan baik, penerapan metode
demonstrasi pada semua tahapan dan langkah-langkah pembelajarannya
sudah dilaksanakan dengan baik. Hasil belajar Fiqh siswa pada siklus II sudah
menunjukkan peningkatan, hal ini dapat dilihat dari nilai hasil tes akhir siklus
II yang menunjukkan bahwa semua siswa kelas VII.1 MTs Islamiyah Ciputat
telah mencapai nilai KKM 75.
79

C. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari
berbagai sumber baik tes maupun non tes. Diantaranya sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran peneliti didampingi oleh teman
sejawat yang bertindak sebagai observer. Observer tersebut diberikan
lembar observasi yang berfungsi sebagai alat obsevasi untuk mengetahui
dan mengukur keterampilan peneliti sebagai guru dengan menerapkan
metode demonstrasi sebagai inovasi pembelajaran. Observasi juga
dilakukan untuk mengukur keaktifan siswa dengan menerapkan metode
demonstrasi. Kegiatan observasi ini dilakukan dalam setiap pertemuan
pada siklus I dan siklus II.
Indikator ketercapaian penerapan metode demonstrasi dalam
penelitian ini adalah apabila lembar observasi siswa dan lembar observasi
guru selama dua siklus telah menunjukkan kategori sangat baik pada setiap
aspek yang diteliti.
2. Data hasil belajar Fiqh siswa pada setiap akhir siklus. Dari hasil belajar
Fiqh siswa dengan menerapkan metode demonstrasi pada siklus I dan
siklus II diperoleh rata-rata nilai siswa yang digambarkan dalam tabel
sebagai beikut:
Tabel 4.28
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Materi Fiqh
Penerapan Metode Hasil Belajar Siswa
Demonstrasi dalam Siklus I Siklus II
peningkatan efektivitas
pada Materi Fiqh
Rata-rata nilai 78,3 90
80

Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa subyek


menyenangi proses pembelajaran mata pelajaran fiqh dengan menggunakan
metode demonstrasi. Rasa senang terhadap suatu pembelajaran akan meningkatkan
belajar subyek.

Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode


demonstrasi, subyek merasa senang dalam belajar fiqh. Suasana kerja kelompok
yang saling membantu antar sesama anggota, membuat subyek yang kurang
pandai menjadi terbantu dengan adanya aktivitas tutor sebaya yang dilakukan oleh
teman sekelompoknya.

Indikator penerapan metode demonstrasi pada materi Fiqh terdapat


peningkatan efektivitas hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah jika seluruh
siswa telah mencapai nilai KKM 75 maka penelitian dihentikan. Dilihat dari tabel
diatas bahwa rata-rata hasil belajar Fiqh siswa pada siklus I sebesar 78,3 dan rata-
rata hasil belajar Fiqh siswa pada siklus II sebesar 90. hal tersebut berarti hasil
belajar siswa pada materi Fiqh selama dua siklus ini mengalami peningkatan
sejumlah 12 point.
D. Pembahasan Temuan Penelitian
Data-data penelitian tentang efektivitas pembelajaran mata pelajaran fiqh
menggunakan metode demonstrasi di Madrasah Tsanawaiyah Islamiyah diperoleh
peneliti melalui observasi, wawancara serta lembar instrumen.
Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu
memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan.
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran Fiqh yang telah ditetapkan
di MTs Islamiyah Ciputat, yaitu 75. tingkat efektivitas pembelajaran dijadikan
empat level, yaitu :
1. Di bawah KKM, yaitu < 63 tingkat efektivitasnya rendah
2. Sesuai KKM, yaitu 63-75 tingkat efektivitasnya sedang
81

3. Di atas KKM, yaitu 76-88 tingkat efektivitasnya tinggi


4. Di atas KKM, yaitu 89-100 tingkat efektivitasnya sangat tinggi
Pada tindakan kelas siklus I yang terdiri dari 3 kali pertemuan diperoleh
data dari hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung. Pada pertemuan pertama dalam aspek aktivitas mengajar guru telah
menunjukkan hasil yang baik. Sedangkan dalam aspek aktivitas kegiatan siswa
untuk kelompok I menunjukkan baik dan sangat baik dalam aspek siswa
berdiskusi dengan siswa lainnya. Dalam aspek aktivitas siswa kelompok II
menunjukkan baik dan sangat baik dalam aspek siswa mendemonstrasikan terkait
materi. Kelompok III dalam aspek aktivitas siswa menunjukkan baik dan sangat
baik dalam aspek menerima poin-poin penting terkait materi. Sedangkan
kelompok IV dalam aspek aktivitas siswa menunjukkan baik dalam kegiatan
pembelajaran.
Pada pertemuan kedua dalam aspek aktivitas mengajar guru telah
menunjukkan hasil yang baik serta sangat baik dalam aspek memberikan tugas
kepada siswa. Sedangkan dalam aspek aktivitas siswa kelompok I menunjukkan
baik dan sangat baik dalam aspek melaksanakan tugas dari guru, kelompok II dan
IV menunjukkan baik dan sangat baik dalam berdiskusi sedangkan kelompok III
menunjukkan baik dalam kegiatan pembelajaran.
Pada pertemuan ketiga, dalam aspek aktivitas mengajar guru telah
menunjukkan baik dan sangat baik terdapat dalam aspek memberikan tugas kepada
siswa, memerintahkan siswa untuk berdiskusi, dan memberikan poin-poin penting
yang terkait. Sedangkan dalam aspek aktivitas siswa kelompok I menunjukkan
penilaian baik dan sangat baik dalam mempraktekkan terkait materi, kelompok II
menunjukkan penilaian baik dan sangat baik dalam aspek berdiskusi, kelompok III
menunjukkan penilaian baik dan sangat baik dalam aspek memperhatikan
peragaan guru, siswa mempraktekkan terkait materi serta berdiskusi, sedangkan
kelompok IV menunjukkan penilaian baik dan sangat baik dalam aspek
memperhatikan peragaan guru serta berdiskusi dengan siswa sekelompoknya. ini
82

adalah pertemuan terakhir yang menunjukkan bahwa masih ada beberapa siswa
yang belum mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata 78,3.
Pada pertemuan keempat aspek aktivitas guru menunjukkan penilaian baik
dan sangat baik yaitu guru dalam memberikan tugas, memerintahkan siswa
berdiskusi, dan memerintahkan siswa untuk memperagakan. Sedangkan aspek
aktivitas siswa dilihat dari kelompok I menunjukkan sangat baik dan baik yaitu
siswa memperhatikan poin-poin penting terkait materi. Kelompok II menunjukkan
penilaian sangat baik. Kelompok III menunjukkan penilaian sangat baik dan baik
dalam aspek siswa memperhatikan guru ketika mendemonstrasikan seputar materi,
sedangkan kelompok IV menunjukkan penilaian yang sangat baik dan baik yaitu
siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya.
Pada pertemuan kelima dalam aspek aktivitas mengajar guru menunjukkan
penilaian semuanya menunjukkan sangat baik. Sedangkan dalam aspek aktivitas
siswa kelompok I, II dan III menunjukkan penilaian sangat baik semuanya,
sedangkan kelompok IV menunjukkan penilaian sangat baik dan baik dalam aspek
siswa melaksanakan tugas.
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dari berbagai aspek serta hasil
belajar siswa maka efektivitas penggunaan metode demonstrasi dalam
pembelajaran mata pelajaran fiqh terdapat peningkatan efektivitas hasil belajar
siswa karena, melihat hasil dari siklus I menunjukkan hasil rata-rata 78,3
sedangkan siklus II menunjukkan angka 90 dan nilai siswa telah mencapai KKM.
Pembelajaran metode demonstrasi mampu meningkatkan efektivitas
pembelajaran hasil belajar siswa yaitu siswa senang dan semangat menerima
pelajaran dan hal ini berpengaruh pada pemahaman materi siswa, hal ini terbukti :
Hasil post test setiap siklus terdapat peningkatan, dapat dilihat dari siklus I dan
siklus II dan Terjadinya peningkatan hasil belajar dilihat dari tercapainya KKM
oleh seluruh siswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Metode Demonstrasi terbukti mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran
hasil belajar siswa, hal ini dilihat dari nilai seluruh siswa yang melebihi KKM
dan juga nilai post test siklus II yang meningkat dibandingkan dengan post
test siklus I. Dilihat dari hal tersebut jelas bahwa pembelajaran dengan
Metode Demonstrasi memiliki tingkat efektivitas yang tinggi.
2. Penerapan metode demonstrasi ternyata dapat dilakukan dalam pembelajaran
PAI khususnya pada mata pelajaran Fiqh dengan pokok bahasan shalat jama’,
qashar dan jama’ qashar dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat.
3. Sebagian besar siswa menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
metode demonstrasi menyenangkan karena terdapat unsur kerjasama dengan
teman-teman dan ikut serta dalam praktik dan mampu untuk berdiskusi.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan dapat
dikemukaan saran-saran yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya, guru dan
sekolah, yakni sebagai berikut :
1. Guru Fiqh pada umumnya dan khususnya pada sekolah ini, disarankan dapat
menerapkan metode demonstrasi karena metode pembelajaran ini mampu
meningkatkan efektivitas belajar siswa dan menciptakan suasana baru yang
menyenangkan dalam belajar fiqh, sehingga siswa dapat mencapai hasil
belajar yang optimal.

83
84

2. Guru juga harus terus mencoba dan menggali metode pembelajaran lainnya,
agar lebih variatif dan menciptakan suasana belajar yang kondusif yang pada
akhirnya berpengaruh positif pada hasil belajar siswa.
3. Guru diharapkan lebih kreatif menyajikan contoh-contoh yang berkaitan
dengan konteks kehidupan nyata dengan mengaitkan berbagai aspek sehingga
pembelajaran berjalan lebih hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, Abdul Karim, Pengantar Ushul Fiqh, Jakarta : Pustaka


Panjimas,1984, cet. IV
Arikunto,Suharsimi,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara,
2012.
Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta Rineka Cipta, 2011.
Darajat, Zakiah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Sinar Grafika
Offset,1996, cet 1
-------, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995.
Firman, Harry, Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan,Bandung : Penerbit ITB ,1987.
Hamalik, Oemar, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2008,
cet ke-1
Hamdani,Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Setia,2007, cet.
Ke-3
Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam Konsep dan
Perkembangan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Khallaf, Abdul wahab, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2002.
Ladjid, Hafni, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Ciputat : PT Ciputat Press Group, 2005.
Majid, Abdul, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi “Konsep Dan
Implementasi Kurikulum 2004, Jakarta : PT Remaja Rosdakarya,2006.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Muliah, 1994.
Rusman,Dr, M.Pd, Model-Model Pembelajaran “Mengembangkan
Profesionalisme Guru”, Jakarta : RajaWali Press, 2011.
Rosyada, Dede, Hukum Islam Dan Pranata Sosial, Jakarta : PT Rajawali
pers,1993.
Sanjaya ,Wina, Strategi Pembelajaran Berorientsi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta : kencana, 2005, cet.5.
-------,Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana, 2011.
-------,Perencanaaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Kencana, 2008.
-------¸Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta :
Kencana 2011.
Sjafei, Mohammad, Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta : Centre For Strategic And
Instructional Studies, 1979, cet. 2.
Slamento, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka
Cipta, 2003, cet. 4
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan,Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2011.
Susilana, Rudi Drs, Cepi Ryana M.Pd, Media Pembelajaran, Bandung : CV
Wacana Prima,2009.
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Prestasi
Pustaka, 2011
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas,
Jakarta: Indeks, 2012, Cet.5.
Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta : Gaung
persada, 2003.
Yusuf,Tayar, Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, Jakarta : PT
Grafindo Persada. 1995.
85

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( R P P )

Madrasah : MTs Islamiyah Ciputat


Mata Pelajaran : Fiqh
Kelas : VII / 1 ( 7.1 )
Standar Kompetensi : Melaksanakan tata cara shalat jama’, qashar dan jama’
qashar serta dalam keadaan darurat
Kompetensi Dasar : 6.1 Menjelaskan ketentuan shalat jama’, qashar dan
jama’ qashar

6.2 Mempraktekkan shalat jama’, qashar dan jama’


qashar

Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3x pertemuan)


A. Indikator
6.1.1 Mendefinisikan pengetian shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar
6.1.2 Mengemukakan syarat sholat jama‟, qashar dan jama‟ qashar
6.1.3 Menunjukkan shalat yang boleh dijama‟, qashar dan jama‟ qashar
6.1.4 Menyebutkan macam-macam sholat jama‟, qashar. dan jama‟ qashar
6.1.5 Mempraktekkan shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar
B. Tujuan Pembelajaran
Maka dari indicator di atas siswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian shalat jama‟. Qashar dan jama‟ qashar
2. Menyebutkan syarat-syarat shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar
3. Menunjukkan shalat yang boleh dijama‟ qashar dan jama‟ qashar
4. Menguraikan macam-macam shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar
5. Memperagakan shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar

C. Materi Pembelajaran
 Pengertian shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar (Terlampir)

D. Karakteristik
 Religius, percaya diri, Jujur, tanggung jawab, komunikatif, berani, kerjasama
E. Media
86

 Power point dan LKS (Lembar Kerja Siswa)


F. Metode Pembelajaran
 Pre test dan pos test, Ceramah bervariasi, Tanya Jawab, penugasan,kerja kelompok
dan Demonstrasi

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Kegiatan pendahuluan
a. Guru masuk kelas serta mengucapkan slaam
b. Guru memulai pembelajaran membaca do‟a
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
d. Mengajukan pree test menanyakan kepada siswa tentang ketentuan shalat
dalam keadaan darurat, misalnya “ anak-anak ada yang tahu apa yang
dimaksud dengan shalat?
e. Mengaitkan pengalaman siswa apersepsi, misalnya “ baik anak-anak apakah
niat termasuk dalam syarat shalat jama‟?
2. Kegiatan inti
a. Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama guru memberikan pree test guna mengetahui
kemampuan awal siswa. Kemudian guru menjelaskan materi yang terkait
dengan indicator yaitu tentang shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar. aktivitas
tersebut diselingi dengan Tanya jawab dan diskusi.
b. Pertemuan kedua
Guru membagikan kelompok kepada siswa untuk mendiskusikan perwakilan
dari setiap kelompok untuk mempraktekan Shalat qashar dan jama‟ qashar.
kelompok terdiri dari 4 kelompok dengan mendiskusikan dan memptekkan
tentang materi yang telah disampaikan pertemuan sebelumnya.
c. Pertemuan ketiga
Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok yang telah dikelompokkan
tugsanya adalah perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan untuk
mempraktekkan shalat yang ditunjukkan oleh guru dan sudah dipelajari
sebelumnya.
Tujuan penerapan metode demonstrasi adalah untuk melatih kerjasama serta
ssiwa lebih kuat dalam pemahamannya terhadap suatu materi.
87

3. Kegiatan akhir
Guru mengakhiri pembelajaran dengan post test
H. Sumber Belajar
 Buku Fiqh, Buku LKS Fiqh

I. Penilaian
1. Tekhnik penilaian
a. Tes lisan
b. Tes tulisan
2. Bentuk instrument
a. uraian singkat
b. praktek

Jakarta, 8 April 2014


Mengetahui,
Guru Pamong Mahasiswa Praktikan

Drs. Aris Herdiana Nurhikmah


88

Lampiran materi ajar Fiqh

A. Pengertian Shalat Jama’


Ditinjau dari segi bahasa jama‟ memiliki arti yaitu mengumpulkan, sedangkan
menurut istilah shalat jama‟ yaitu sebagai metode pelaksanaan dua shalat fardhu secara
bersamaan dalam waktu yang sama dan dilaksanakan secara berurutan, karena hal-hal
yang dibolehkan oleh syari‟at islam.
Menurut shiddieq ( 2006 : 56) shalat jama‟ ialah menggabungkan dua waktu yang
sebab waktunya sama dikerjakan di salah satu dari kedua waktu itu.
Menurut khalil ( 2006 : 119-120) shalat jama' (penggabungan dua shalat) adalah
pelaksanaan dua shalat wajib (dzuhur _ashar dan magrib + isya) dalam salah satu
waktuny, sedang dalam masing-masing shalat tetap dilaksanakan satu persatu ( tidak
digabung) dan dengan urutan yang tetap. Hal ini dapat dilakukan apabila sedang dalam
perjalanan, sampai saat tiba dariperjalanan.
Shalat jama‟ merupakan salah satu bentuk kemudahan (Rukhshah) dalam beragam
yamg diberikan oleh Allah SWT. Kepada hamba-hambanya. Setiap muslim
diperbolehkan menjama‟ shalat fadhu jika telah memenuhi syarat-syarat yang ada, antara
lain Karena sedang sakit, dalam perjalanan, atau terkepung hujan lebat yang
menghalanginya untuk pulang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa shalat jama’ adalah menggabungkan dua waktu
shalat wajib dan dikerjakan dalam satu waktu.
Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits riwayat bukhari bahwa. Rasulullah
pernah melaksanakan shalat jama‟, sabda Nabi :
‫ كان رسىل اهلل صلً اهلل عليً وسلم إذا ارتحل قبل ان تسيغ الشمس اخر الظهر الً وقت العصر‬: ‫عه أوس قال‬
)‫ثم وسل فجمع بيىهما فإن زاغت قبل ان يرتحل صلً الظهر ثم ركب (رواي البخاري‬
Artinya :

“Dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW , apabila berangkat menuju perjalanan


sebelum tergelincir matahari, beliau ta’khirkan shalat zuhur ke waktu ashar.
Kemudian beliau turun (berhenti) untuk menjama’ shalat keduanya ( zuhur dan asar)
jika matahari telah tergelincir sebelum beliau berangkat, beliau shalat zuhur dahulu,
kemudian naik kendaraan.” (H.R Bukhari)

Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah pernah menjamak salat karena
ada suatu sebab yaitu bepergian. Hal menunjukkan bahwa menggabungkan dua salat
diperbolehkan dalam Islam namun harus ada sebab tertentu.

Shalat jamak boleh dilaksanakan karena beberapa alasan (halangan), yakni:

1. Dalam perjalanan jauh minimal 81 km (menurut kesepakatan sebagian besar imam


madzhab)
2. Perjalanan itu tidak bertujuan untuk maksiat.
3. Dalam keadaan sangat ketakukan atau khawatir misalnya perang, sakit, hujan lebat,
angin topan dan bencana alam.

Salat fardu dalam sehari semalam yang boleh dijamak adalah pasangan salat duhur
dengan asar dan salat magrib dengan „isya. Sedangkan salat subuh tidak boleh
dijamak. Demikian pula orang tidak boleh menjamak salat asar dengan magrib
89

B. Ketentuan Shalat yang Boleh Di Jama’


Tidak semua shalat fardu boleh dijama‟, hanya shalat tertentu saja yang
diperkenankan untuk dijama‟, diantaranya yaitu :
c. Shalat dzuhur dengan shalat ashar
d. Shalat maghrib dengan shalat isya
Shalat subuh tidak boleh dijama‟ dengan shalat fardhu yang lain, shalat ini harus
dikerjakan sendiri sesuai waktu yang telah ditentukan untuknya.

C. Macam-Macam Shalat Jama’


Terdapat dua macam cara dalam melaksanakan shalat jama‟, yaitu :
1. Jama‟ Taqdim
Shalat jama‟ taqdim yaitu metode pelaksanaan dua shalat fardhu secara
bersamaan yang dilaksanakan di waktu shalat fardu yang pertama.
Misal Ahmad menjama‟ shalat dzuhur dengan shalat ashar maka, ia
melaksanakan shalat jama‟ itu pada waktu shalat dzuhur (mengerjakan shalat
dzuhur 4 raka‟at yang segera diikuti shalat ashar 4 rakaat).

2. Jama‟ Ta‟khir
Shalat jama‟ ta‟khir yaitu metode pelaksanaan dua shalat fardu secara
bersamaan yang dikerjakan di waktu shalat fardu yang kedua.
Misal ahmad menjama‟ shalat dzuhur dengan shalat ashar maka, ia
melaksanakan shalat jama‟itu pada waktu shalat ashar.
Dalam Jama' ta‟khir tidak disyaratkan mendahulukan shalat pertama atau
shalat kedua. Misalnya shalat Dzuhur dan Ashar boleh mendahulukan Ashar baru
Dzuhur atau sebaliknya. Muadz bin Jabal menerangkan bahwasanya Nabi SAW
dipeperangan Tabuk, apabila telah tergelincir matahari sebelum beliau berangkat,
beliau kumpulkan antara Dzuhur dan Ashar dan apabila beliau ta‟khirkan shalat
Ashar. Dalam shalat Maghrib begitu juga, jika terbenam matahari sebelum
berangkat, Nabi SAW mengumpulkan Maghrib dengan Isya‟ jika beliau berangkat
sebelum terbenam matahari beliau ta‟khirkan Maghrib sehingga beliau singgah
(berhenti) untuk Isya‟ kemudian beliau menjama'kan antara keduanya.

D. Syarat-Syarat Shalat Jama’


Seseorang yang diperbolehkan menjama‟ shalat fardu, apabila telah memenuhi salah
satu atau lebih dari syarat-syarat berikut ini :
1. Sedang dalam perjalanan (musafir) yang dapt menyulitkannya melaksanakan
semua shalat fardu.
2. Menderita sakit
3. Terhalang hujan lebatpun
Adapun syarat-syarat shalat jama‟ taqdim, yaitu :
a. Mendahulukan shalat yang punya waktu, artinya shalat dzuhur terlebih
dahulu, kemudian shalat ashar
b. Berniat shalat jama‟ dalam hati ketika takbiratul ihram masing-masing
shalat
ً‫أصلً فرض الظهر اربع ركعات مجمىعا اليً العصر جمع تقديم هلل تعال‬
ً‫أصلً فرض العصر اربع ركعات مجمىعا اليً الظهر جمع تقديم هلل تعال‬

c. Tidak terselang melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan shalat


tersebut.
Adapun syarat-syarat shalat jama‟ ta‟khir, yaitu :
90

a. Berniat untuk mengerjakan shalat jama‟ ta‟khir


a. ً‫أصلً فرض الظهر اربع ركعات مجمىعا الً العصر جمع تأخير هلل تعال‬
b. ً‫أصلً فرض العصر اربع ركعات مجمىعا الً الظهر جمع تأخير هلل تعال‬

b. Mengerjakan kedua shalat secara berurutan, tanpa menyelinginya dengan apapun,


termasuk dzikir dan do‟a.

E. Tata Cara Shalat Jama’


Cara mengerjakan shalat jama‟ adalah :
1. Cara mengerjakan shalat jama‟ taqdim
Menjama‟ atau melaksanakan dua shalat fardu pada waktu shalat fardu yang
pertama. Misalnya ketika ahmad melaksanakan shalat jama‟ taqdim dzuhur
dengan ashar, maka dia harus mengerjakan shalat dzuhur 4 rakaat lebih dahulu,
kemudian segera mengeikuti shalat itu dengan shalat asar 4 rakaat setelahnya.
Tanpa diselingi dzikir, do‟a atau pekerjaan apapun, diwaktu shalat dzuhurnya.

Tata caranya sebagai berikut:

1) Berniat salat duhur dengan jamak takdim. Bila dilafalkan yaitu:

ً‫أصلً فرض الظهر اربع ركعات مجمىعا اليً العصر جمع تقديم هلل تعال‬

” Saya niat salat salat duhur empat rakaat digabungkan dengan salat asar dengan
jamak takdim karena Allah Ta‟ala”

2) Takbiratul ihram

3) Salat duhur empat rakaat seperti biasa.

4) Salam.

5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (asar), jika dilafalkan sebagai berikut;

ً‫أصلً فرض العصر اربع ركعات مجمىعا الً الظهر جمع تأخير هلل تعال‬

“ Saya niat salat asar empat rakaat digabungkan dengan salat duhur dengan jamak
takdim karena Allah ta‟ala.

6) Takbiratul Ihram

7) Salat asar empat rakaat seperti biasa.

8) Salam.

2. Cara mengerjakan shalat jama‟ ta‟khir


Menjama‟ atau melaksanakan dua shalat fardu pada waktu shalat fardu yang
kedua. Misalnya ketika ahmad ingin menjama‟ ta‟khir shalat maghrib dengan isya,
maka kita harus melaksanakan shalat maghrib 3 rakaat dahulu, kemudian diikuti
91

dengan shalat isya 4 rakaat. Atau bisa juga mengerjakan shalat isya 4 rakaat
terlebih dahulu, baru diikuti dengan shalat magribnya. Yang penting disini adalah
kedua shalat itu dikerjakan pada waktu shalat isya.

Tata caranya sebagai berikut:

1) Berniat menjamak salat magrib dengan jamak ta‟khir. Bila dilafalkanyaitu:

ً‫صلً فرض الظهر اربع ركعات مجمىعا الً العصر جمع تأخير هلل تعال‬

“ Saya niat salat salat magrib tiga rakaat digabungkan dengan salat „isya dengan
jamak ta‟khir karena Allah Ta‟ala”

2) Takbiratul ihram

3) Salat magrib tiga rakaat seperti biasa.

4) Salam.

5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua („isya), jika dilafalkan sebagai berikut;

ً‫أصلً فرض العصر اربع ركعات مجمىعا الً الظهر جمع تأخير هلل تعال‬

“ Saya berniat salat „isya empat rakaat digabungkan dengan salat magrib dengan
jamak ta‟khir karena Allah Ta‟ala.”

6) Takbiratul Ihram

7) Salat „isya empat rakaat seperti biasa.

8) Salam.

F. Pengertian Sholat Qashar


Shalat yang diringkas, yaitu shalat fardhu yang 4 (empat) rakaat (Dzuhur, Ashar dan Isya‟)
dijadikan 2 (dua) rakaat, masing-masing dilaksanakan tetap pada waktunya. Sebagaimana menjamak
shalat, mengqashar shalat hukumnya sunnah. Dan ini merupakan rushah (keringanan) dari Allah SWT
bagi orang-orang yang memenuhi persyaratan tertentu.
Hukum Shalat Jama' dan Qashar Menurut mazhab Syafi'i hukum shalat jama' dan qashar
adalah jaiz (boleh), bahkan lebih baik bagi orang yang dalam perjalanan dan telah mencukupi syarat-
syaratnya. Allah SWT berfirman :
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah Mengapa kamu men-qashar[343]
sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu
adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. An-Nisaa : 101).
92

Perhatikan Hadist Nabi SAW :


Berkata Anas bin Malik radhiallahu „anhu : “Kami pergi bersama Rasulullah
Shalallahu „Alaihi Wassalam dari kota Madinah ke kota Makkah, maka beliaupun
shalat dua-dua (qashar) sampai kami kembali ke kota Madinah.” (HR. Bukhari dan
Muslim).

”Rasulullah SAW tidak bepergian, melainkan mengerjakan shalat dua raka‟at saja
sehingga beliau kembali dari perjalanannya dan bahwasanya beliau telah bermukim di
Mekkah di masa Fathul Mekkah selama delapan belas malam, beliau mengerjakan
shalat dengan para Jama‟ah dua raka‟at kecuali shalat Maghrib. Kemudian bersabda
Rasulullah SAW: ”Wahai penduduk mekkah, bershalatlah kamu sekalian dua raka‟at
lagi, kami adalah orang – orang yang dalam perjalanan.” (HR. Abu Daud)

G. Syarat –Syarat Diperbolehkan Mengqashar


Bagi orang yang sedang bepergian (musafir) boleh mengqashar shalat
(menyingkat shalat fardhu yang empat rakaat menjadi dua rakaat) dengan beberapa syarat:

1. Kepergiannya bukan dalam rangka kemaksiatan

Jadi, qashar hanya dapat dilakukan pada safar yang dibenarkan oleh syari‟at, meliputi:

a) Safar yang wajib, seperti safar haji.

b) Safar yang mandub, seperti menziarahi makam Rasulullah.

c) Safar yang mubah seperti perjalanan niaga.

2. jarak kepergiannya harus mencapai 16 farsakh (80 Km, lebih 640 m) atau 48 mil yang
sama dengan 76, 80 Km.
3. Shalat yang diqashar itu harus shalat yang rakaatnya 4, dan bukan shalat qadha‟.
4. Berniat qashar bersamaan dengan mengucapkan takbiratul ihram. Usholli
fardodzzuhri maqsurotin
5. Tidak boleh bermakmum kepada orang yang menetap (mukim).
6. Perjalanan itu dilakukan menuju ke suatu tempat tertentu, orang yang berjalan tanpa
tujuan, sekalipun jarak yang ditempuhnya jauh tidak dibenarkan mengqashar shalat.
93

7. Shalat itu dilakukan setelah musafir melampaui batas kota atau desa yang menjadi
awal safarnya. Diriwayatkan dari Anas, katanya: “Saya shalat zuhur bersama
Rasulullah di Madinah empat rakaat dan Zul Hulaifah dua rakaat” (Hadits Jama‟ah)
8. Shalat tersebut dilakukan sepenuhya dalam keadaan musafir. Bila safarnya putus,
misalnya ditengah pelaksanaan shalat itu ia sampai ketujuan, maka ia harus
menyempurnakannya menjadi empat rakaat. “Rasulullah bermukim di Mekkah
selama delapan belas hari dan selama itu pula beliau mengerjakan shalat hanya dua
rakaat-dua rakaat, dan sabdanya: “wahai penduduk negeri ini, shalat lah empat rakaat,
karena kami adalah musafir”. (Hadits Abu Daud)
9. mengetahui bahwa ia boleh mengqashar shalat tersebut

H. Tata Cara Melaksanakan Shalat Qashar Adalah :

1. Niat shalat qashar ketika takbiratul ihram.


2. Mengerjakan shalat yang empat rakaat dilaksanakan dua rakaat kemudian salam.
Allah berfirman dalam surat An-Nisa: 10

”Bila kamu mengadakan perjalanan dimuka bumi, tidaklah kamu berdosa jika kamu
memendekkan shalat...” (QS. An-Nisa: 101)
Dalam hadits Nabi SAW bersabda:
”Dari Ibnu Abbas ra ia berkata: ”Shalat itu difardhukan atau diwajibkan atas lidah
Nabimu didalam hadlar (mukim) empat rakaat, didalam safar (perjalanan) dua
rakaat dan didalam khauf (keadaan takut/perang) satu rakaat.” (HR. Muslim)
I. Pengertian Sholat Jama’ Qashar
Shalat jama‟ qashar adalah dua shalat fardhu yang dikerjakan secara secara
berurutan dalam satu waktu dan jumlah rakaatnya diringkas. Selain bisa menjama‟atau
mengqashar. Seorang musafir yang melakukan perjalanan jauh juga diperbolehkan
melakukan shalat jama‟ qashar sekaligus.

J. Tata cara shalat jama’ qashar

Adapun caranya sebagai berikut :

1. Shalat jama‟ qashar (jama‟ taqdim) dzuhur dan ashar berarti menggabungkan shalat
dzuhur dengan ashar serta meringkas keduanya. Cara pelaksanaan yaitu dikerjakan
94

pada waktu dzuhur, kemudian niat, setelah salam , kemudian melakukan shalat yang
ashar dengan melaksanakan shalat dzuhur 2 raka‟at dan ashar 2 rakaat.

Usholli fardho dzzuhri rok‟ataini qashron majmu‟an ilaihil „ashru adaaan lillahi
ta‟alaaa

Usholli fardol „ashri rok‟ataini qosron majmu‟an ilaihilddzuhri adaaan lillahi ta‟ala

2. Shalat jama‟ qashar (jama‟ ta‟khir) magrib dan isya berarti menggabungkan shalat
magrib dan dan ashar dalam satu waktu (waktu magrib dan isya) serta meringkas
shalat isya dan tidak meringkas shalat magrib sebab magrib hanya 3 raka‟at dan tidak
bisa diqashar, bisanya dengan dijama‟ cara pelaksanaannya yaitu dikerjakan pada
waktu magrib atau isya, kemudian niat, setelah salam , kemudian melakukan shalat
yang magrib atau isya dengan melaksanakan shalat maghrib 3 raka‟at dan isya 2
raka‟at.

Niat maghrib

Usholli fardol magribi tsalatsa roka‟atin majmu‟an ilaihil „isya u adaaan lillahi ta‟alaa

Niat isya jama‟ qashar

Usholli fardol „isyai rok‟ataini qosron majmu‟an ilaihilmagribi adaaaan lillahi ta‟alaa
95

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( R P P )

Madrasah : MTs Islamiyah Ciputat


Mata Pelajaran : Fiqh
Kelas : VII / 1 ( 7.1 )
Standar Kompetensi : Melaksanakan tata cara shalat jama’, qashar dan jama’
qashar serta dalam keadaan darurat
Kompetensi Dasar : 6.3 Menjelaskan ketentuan shalat dalam keadaan
darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan
6.4 Mempraktekkan ketentuan shalat dalam keadaan
darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2x pertemuan)


A. Indikator
1. Mendefinisikan shalat dalam keadaan darurat
2. Menguraikan tata cara shalat dalam keadaan sakit
3. Menunjukkan cara shalat dalam keadaan sakit, dengan duduk, berbaring, miring dan
telentang
4. Menguraikan tata cara shalat di kendaraan
5. Memperagakan shalat dalam keadaan darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan
B. Tujuan Pembelajaran
Maka dari indicator di atas siswa mampu :
1. Mendefinisikan shalat dalam keadaan darurat
2. Menguraikan tata cara shalat dalam keadaan sakit
3. Menunjukkan cara shalat dalam keadaan sakit, dengan duduk, berbaring, miring dan
telentang
4. Menguraikan tata cara shalat di kendaraan
5. Memperagakan shalat dalam keadaan darurat etika sedang sakit dan di kendaraan
C. Materi Pembelajaran
 Pengertian ketentuan shalat dalam keadaan darurat ketika sakit dan di kendaraan
(Terlampir)
D. Karakteristik
96

 Religius, percaya diri, Jujur, tanggung jawab, komunikatif, berani, kerjasama


E. Media
 Power point dan LKS (Lembar Kerja Siswa)
F. Metode Pembelajaran
 Pre test dan pos test, Ceramah bervariasi, Tanya Jawab, penugasan,kerja kelompok
dan Demonstrasi

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Kegiatan pendahuluan
a. Guru masuk kelas serta mengucapkan slaam
b. Guru memulai pembelajaran membaca do’a
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
d. Mengajukan pree test menanyakan kepada siswa tentang ketentuan shalat
dalam keadaan darurat, misalnya “ anak-anak ada yang tahu apa yang
dimaksud dengan shalat dalam keadaan darurat?
e. Mengaitkan pengalaman siswa apersepsi, misalnya “ baik anak-anak apakah
sakit termasuk dalam keadaan darurat?
2. Kegiatan inti
a. Pertemuan keempat
Pada pertemuan keempat guru memberikan pree test guna mengetahui
kemampuan awal siswa. Kemudian guru menjelaskan materi yang terkait
dengan indicator yaitu tentang shalat dalam keadaan darurat ketika sakit dan di
kendaraan. aktivitas tersebut diselingi dengan Tanya jawab dan diskusi.
b. Pertemuan kelima
Guru membagikan kelompok, kemudian setiap kelompok yang telah
dikelompokkan ditugaskan untuk menunjuk perwakilan dari setiap kelompok
maju ke depan untuk mempraktekkan shalat yang ditunjukkan oleh guru dan
sudah dipelajari sebelumnya.
Tujuan penerapan metode demonstrasi adalah untuk melatih kerjasama serta
ssiwa lebih kuat dalam pemahamannya terhadap suatu materi.

3. Kegiatan akhir
Guru mengakhiri pembelajaran dengan post test
H. Sumber Belajar
97

 Buku Fiqh, Buku LKS Fiqh


I. Penilaian
1. Tekhnik penilaian
a. Tes lisan
b. Tes tulisan
2. Bentuk instrument
a. uraian singkat
b. praktek

Jakarta, 13 Mei 2014


Mengetahui,
Guru Pamong Mahasiswa Praktikan

Drs. Aris Herdiana Nurhikmah


98

Lampiran materi ajar Fiqh


A. pengertian shalat dalam keadaan darurat
Shalat dalam Keadaan Darurat adalah shalat yang dilakukan dalam keadaan
tidak normal, baik karena sakit ataupun kondisi sekitar seperti di dalam kendaraan.
Shalat dalam Keadaan Darurat bisa dilakukan dengan duduk, miring,
berbaring dan telentang. Gerakan shalat, seperti ruku dan sujud, dilakukan dengan
isyarat, misalnya anggukan kepala atau kedipan mata. Allah Mahatahu kondisi
hamba-Nya :
Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Dari Ali bin Abu Thalib ra. telah
berkata Rasulullah SAW tentang shalat orang sakit : “Jika kuasa seseorang shalatlah
dengan berdiri, jika tidak kuasa shalatlah sambil duduk. Jika ia tidak mampu sujud
maka isyarat saja dengan kepalanya, tetapi hendaklah sujud lebih rendah daripada
ruku;nya. Jika ia tidak kuasa shalat sambil duduk, shalatlah ia dengan berbaring ke
sebelah kanan menghadap kiblat. Jika tidak kuasa juga maka shalatlah dengan
terlentang, kedua kakinya ke arah kiblat.” (HR. Ad-Daruquthni).

Rasulullah SAW pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bagaimana cara


sholat di atas perahu. Beliau bersabda: “Sholatlah di dalam perahu itu dengan
berdiri kecuali kalau kamu takut tenggelam.” (HR. Ad-Daruquthni).
B. Tata Cara Shalat Dalam Keadaan Darurat
1. Tata cara salat dalam keadaan sakit
1) Shalat dengan posisi duduk . Cara duduknya ialah bersimpuh, atau boleh
pula duduk seperti ketika duduk tasyahud awal, yakni duduk tawaruk.
Dengan cara duduk ini, maka mengerjakan rukuknya ialah dengan
membungkuk sedikit, dan sujudnya seperti cara sujud biasa. Semua bacaan
yang dibaca sama dengan bacaan sewaktu shalat sambil berdiri.
2) Shalat dengan posisi badan miring. Jika seseorang melakukan salat dengan
keadaan miring, ia miring kesebelah kanan dengan kepala disebelah utara dan
kaki disebelah selatan. Semua bacaan yang dibaca sama dengan bacaan
sewaktu salat sambil berdiri atau salat sambil duduk. Sedangkan untuk rukuk
dan sujudnya cukup dengan menggerakkan kepala sesuai dengan
kemampuan.
99

3) Shalat dengan Berbaring. Cara kaki berada di sebelah utara. Kepala di


sebelah selatan dengan menghadap ke arah kiblat. Untuk bacaan-bacaan sama
seperti shalat biasa. Untuk gerakan-gerakannya cukup dengan isyarat kepala
atau kedipan mata.
4) Shalat dengan Telentang. Kaki di sebelah barat dan kepalanya di sebelah
timur (jika memungkinkan kepalanya diberi bantal agar mukanya dapat
menghadap kiblat). Gerakan-gerakan cukup dengan isyarat dan bacaan sholat
ada keringanan sesuai dengan kemampuan.
2. Tata cara Praktik salat dalam kendaraan.
1) Apabila menggunakan kendaraan pribadi, jika waktu shalat tiba diusahakan untuk
mencari masjid setelah itu melakun shalat jama’ dan qasar
2) Shalat dalam kendaraan memungkinkan dengan berdiri, apabila tidak
memungkinkan shalat sambil duduk,yaitu dengan cara shalat seperti orang sakit
100

Wawancara Guru Fiqh MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan


Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh

Nama :

Jabatan : Guru Fiqh di Mts Islamiyah Ciputat

Tempat : Mts Islamiyah Ciputat

Tanggal :

1. Apa latar belakang pendidikan bapak ?


2. Sudah berapa lama bapak mengajar fiqh di sekolah ini ?
3. Media apa saja yang ibu gunakan untuk pembelajaran fiqh ?
4. Kendala apa yang sering dihadapi bapak pada saat pembelajaran fiqh ?
5. Bagaimana cara bapak mengatasi kendala itu?
6. Bagaimana tingkat hasil belajar siswa di kelas VII ?
7. Bagaimana perhatian siswa pada saat bapak menjelaskan materi pelajaran ?
8. Dalam pembelajaran fiqh pernahkan bapak menggunakan metode demonstrasi ?
9. Metode pembelajaran seperti apa yang selama ini bapak terapkan dalam pembelajaran
fiqh khususnya untuk materi ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta
ketentuan shalat dalam keadaan darurat ?
10. Menurut bapak apakah menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran fiqh?
101

Wawancara Guru Fiqh MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan


Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh

Nama : Drs Aris Herdian

Jabatan : Guru Fiqh di Mts Islamiyah Ciputat

Tempat : Mts Islamiyah Ciputat

Tanggal : 4 Maret 2014

1. Apa latar belakang pendidikan bapak ?


Jawab : Tingkatan S1 di IAIN Jakarta
2. Sudah berapa lama bapak mengajar fiqh di sekolah ini ?
Jawab : selama 9 tahun dari tahun 2005 - sekarang
3. Media apa saja yang ibu gunakan untuk pembelajaran fiqh ?
Jawab : terkadang menggunakan laptop dan infocus
4. Kendala apa yang sering dihadapi bapak pada saat pembelajaran fiqh ?
Jawab : terlihat dari back ground anak-anak lulusan SD jadi, anak-anak kurang paham
tentang agama begitupun orang tuanya kurang mendukung. Dan anak-anak kadang takut
dalam pembelajaran fiqh dikelas.
5. Bagaimana cara bapak mengatasi kendala itu?
Jawab : solusinya menggunakan strategi yang efektif untuk mengetahui bakat dan minat
siswa dalam belajar.
6. Bagaimana perhatian siswa pada saat bapak menjelaskan materi pelajaran ?
Jawab : terlalu sering mengantuk meskipun tidak semua murid seperti itu.
7. Dalam pembelajaran fiqh pernahkan bapak menggunakan metode demonstrasi ?
Jawab : pernah, contoh Tayammum
8. Metode pembelajaran seperti apa yang selama ini bapak terapkan dalam pembelajaran
fiqh khususnya untuk materi ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta
ketentuan shalat dalam keadaan darurat ?
Jawab : metode ceramah dan strategi yang lain seperti card sort dll.
9. Menurut bapak apakah menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran fiqh?
Jawab : dengan memerintahkan siswa untuk rajin belajar.
10. Bagaimana Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk mata
pelajaran fiqh :
Jawab : KKM nya 75 %
102

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan
Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh

Nama :

Kelas : VII (Tujuh)

1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran fiqh ?


2. Apakah kalian senang dengan mata pelajaran fiqh ?
3. Bagaimana hasil belajar fiqh kamu ?
4. Apakah kamu puas dengan nilai yang kamu peroleh ?
5. Bagaimana usaha kamu untuk memperbaikin nilai fiqh kamu yang kurang ?
6. Selama ini guru fiqh mengajarkan materi dengan jelas?
7. Apabila ada materi yang kurang materi, apa yang kamu lakukan ?
8. Hambatan apa yang kamu hadapi pada saat pembelajaran fiqh ?
9. Apakah guru fiqh dikelas kamu pernah menjelaskan metode demonstrasi?
10. Menurut kamu pembelajaran yang digunakan oleh guru fiqh kamu sudah cukup baik dan
membuat kamu memahami materi ajar?
103

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan
Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh

Nama : Wahyu Bintara

Kelas : VII (Tujuh)

1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran fiqh ?


Jawab : lumayan senang
2. Apakah kalian senang dengan mata pelajaran fiqh ?
Jawab : lumayan senang
3. Bagaimana hasil belajar fiqh kamu ?
Jawab : ya, lumayan baik
4. Apakah kamu puas dengan nilai yang kamu peroleh ?
Jawab : ya, belum terlalu puas
5. Bagaimana usaha kamu untuk memperbaiki nilai fiqh kamu yang kurang ?
Jawab : belajar dengan sungguh-sungguh
6. Selama ini guru fiqh mengajarkan materi dengan jelas?
Jawab : kurang jelas karena terlalu berisik
7. Apabila ada materi yang kurang materi, apa yang kamu lakukan ?
Jawab : bertanya kepada teman
8. Hambatan apa yang kamu hadapi pada saat pembelajaran fiqh ?
Jawab : berisik dan kurang memahami
9. Apakah guru fiqh dikelas kamu pernah menjelaskan metode demonstrasi?
Jawab : pernah
10. Menurut kamu pembelajaran yang digunakan oleh guru fiqh kamu sudah cukup baik dan
membuat kamu memahami materi ajar?
Jawab : belum, karena menjelaskannya dengan cara ceramah saja.
104

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan
Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh

Nama : Citra Khairunnisa

Kelas : VII (Tujuh)

1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran fiqh ?


Jawab : jarang masuk kelas gurunya
2. Apakah kalian senang dengan mata pelajaran fiqh ?
Jawab : senang
3. Bagaimana hasil belajar fiqh kamu ?
Jawab : kurang bagus
4. Apakah kamu puas dengan nilai yang kamu peroleh ?
Jawab : belum puas
5. Bagaimana usaha kamu untuk memperbaikin nilai fiqh kamu yang kurang ?
Jawab : belajar lebih giat lagi
6. Selama ini guru fiqh mengajarkan materi dengan jelas?
Jawab : kurang jelas
7. Apabila ada materi yang kurang materi, apa yang kamu lakukan ?
Jawab : bertanya kepada teman dan guru
8. Hambatan apa yang kamu hadapi pada saat pembelajaran fiqh ?
Jawab : terlalu berisik dan mengantuk karena pelajaran terakhir
9. Apakah guru fiqh dikelas kamu pernah menjelaskan metode demonstrasi?
Jawab : pernah
10. Menurut kamu pembelajaran yang digunakan oleh guru fiqh kamu sudah cukup baik dan
membuat kamu memahami materi ajar?
Jawab : belum, karena menggunakan metode ceramah saja.
105

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan
Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh

Nama : Dara Oktaviani

Kelas : VII (Tujuh)

1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran fiqh ?


Jawab : menyenangkan
2. Apakah kalian senang dengan mata pelajaran fiqh ?
Jawab : senang sekali
3. Bagaimana hasil belajar fiqh kamu ?
Jawab : memuaskan
4. Apakah kamu puas dengan nilai yang kamu peroleh ?
Jawab : puas, karena nilai saya yang paling besar
5. Bagaimana usaha kamu untuk memperbaiki nilai fiqh kamu yang kurang ?
Jawab : belajar dengan lebih giat dan mempertahan prestasi
6. Selama ini guru fiqh mengajarkan materi dengan jelas?
Jawab : jelas
7. Apabila ada materi yang kurang mengerti, apa yang kamu lakukan ?
Jawab : bertanya kepada guru
8. Hambatan apa yang kamu hadapi pada saat pembelajaran fiqh ?
Jawab : berisik dan mengantuk
9. Apakah guru fiqh dikelas kamu pernah menjelaskan metode demonstrasi?
Jawab : pernah
10. Menurut kamu pembelajaran yang digunakan oleh guru fiqh kamu sudah cukup baik dan
membuat kamu memahami materi ajar?
Jawab : sudah cukup baik dan saya mulai memahami materi yang telah diajarkan oleh
guru fiqh
106

Wawancara Guru Fiqh MTs. Islamiyah Ciputat

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh

Nama : Drs Aris Herdian

Jabatan : Guru Fiqh di Mts Islamiyah Ciputat

Tempat : Mts Islamiyah Ciputat

Tanggal : 8 April 2014

1. Menurut bapak apakah metode demonstrasi cocok untuk mata pelajaran fiqh ini?
Jawaban : iya memang sangat cocok, apalagi materi ini tentang shalat jama’ qashar dan
jama’ qashar
2. Bagaimana perubahan siswa dalam memahami pelajaran fiqh ?
Jawaban : siswa lumayan antusias dalam mengikuti pembelajaran fiqh
3. Apakah siswa menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?
jawaban : iya, lumayan meskipun ada anak yang masih bercanda
4. Apakah siswa mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawaban : lumayan, anak-anak mudah untuk memahami
5. Adakah kekurangan yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran ini?
Jawaban : lebih membuat anak-anak antusias lagi dan memberikan dorongan agar anak-
anak tidak pada ngantuk karena, ini jam terkahir dan anak-anak cenderung ngantuk dan
capek

Jakarta , 8 April 2014

Drs. Aris Herdian


107

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh

Nama : Tamia Septiana

Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat

1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu
alami ?
Jawabnya : senang dan seru karena, saya mulai paham sedikit demi sedikit meskipun
belum sepenuhnya.
2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya, menurut saya efektif
3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya lumayan, daripada sebelumnya dan lebih paham
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?
Jawabnyan : temen-temen dikelas berisik dan lumayan susah melafalalkan niat shalat
jama’
5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?
Jawabnya : dari temen-temen dikelas, masih banyak yang bercanda harus disiplinkan

6. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ?

Jawabnya : kurang puas, karena saya mendapatkan nilai rendah yaitu 65


108

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh

Nama : Devi

Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat

1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu
alami ?
Jawabnya : senang, saya lebih paham apa yang disampaikan.
2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya, menurut saya efektif
3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya mudah banget dan saya mulai paham
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?
Jawabnyan : temen-temen dikelas berisik, bercanda dan lumayan susah melafalalkan
niat shalat jama’
5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?
Jawabnya : dari temen-temen dikelas, masih banyak yang bercanda harus disiplinkan

6. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ?

Jawabnya : lumayan hasilnya, yaitu 75


109

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh

Nama : Ariffah Damayanti

Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat

1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu
alami ?
Jawabnya : senang dan seru karena, saya mulai paham sedikit demi sedikit meskipun
belum sepenuhnya.
2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya, menurut saya efektif
3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya lumayan, daripada sebelumnya dan lebih paham
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?
Jawabnyan : temen-temen dikelas berisik dan lumayan susah melafalalkan niat shalat
jama’
5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?
Jawabnya : dari temen-temen dikelas, masih banyak yang bercanda harus disiplinkan

6. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ?

Jawabnya : belum puas, karena saya ingin mendapatkan nilai yang lebih bagus lagi.
110

Wawancara Guru Fiqh MTs. Islamiyah Ciputat

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh

Nama : Drs Aris Herdian

Jabatan : Guru Fiqh di Mts Islamiyah Ciputat

Tempat : Mts Islamiyah Ciputat

Tanggal : 13 Mei 2014

1. Menurut bapak apakah metode demonstrasi cocok untuk mata pelajaran fiqh ini?
Jawaban : iya memang sangat cocok, apalagi materi ini tentang shalat dalam keadaan
darurat yaitu sakit atau dalam kendaraan. Yang sebelumnya itu tentang shalat jama’
qashar dan jama’ qashar.
2. Bagaimana perubahan siswa dalam memahami pelajaran fiqh ?
Jawaban : iya, sudah bagus dengan melihat antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi ini.
3. Apakah siswa menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?
jawaban : menurut saya, lebih efektif jadi, anak-anak langsung mempraktekkannya
setelah mendapatkan materi yang disampaikan didiskusikan dengan teman-temannya.
4. Apakah siswa mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawaban : siswa mulai memahami, dapat dilihat dari kekompakan bersidkusi dan
memperagakan materi shalat dalam keadaan sakit.
5. Adakah kekurangan yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran ini?
Jawaban : pada pertemuan kali ini siswa sudah mulai antusias dan suasana kelas juga
mulai menjadi ramai dengan keaktifan anak-anak ketika ada yang memperagakan shalat
dan caranya salah. Ini menunjukkan anak-anak tertarik dan memperhatikan dengan
pembelajran fiqh yang menggunakan metode demonstrasi.

Jakarta , 13 April 2014

Drs. Aris Herdian


111

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh

Nama : Dara Oktaviani

Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat

1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu
alami ?
Jawabnya : senang dan seru karena, saya mulai paham sedikit demi sedikit meskipun
belum sepenuhnya.
2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya, menurut saya efektif
3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya lumayan, daripada sebelumnya dan lebih paham
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?
Jawabnyan : temen-temen dikelas masih ada yang bercanda, namun kesulitan saya
dalam keadaan shalat isyarat
5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?
Jawabnya : menurut saya, hanya perlu penambahan waktu dan lebih seru lagi dalam
pembelajaran fiqh hari ini.namun, penjelasannya mudah untuk dipahami.

11. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ?

Jawabnya : merasa puas karena, saya mendapatkan nilai yang memuaskan bagi saya.
112

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh

Nama : Citra Kirana

Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat

1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu
alami ?
Jawabnya : senang, saya lebih paham apa yang disampaikan.
2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya, menurut saya efektif
3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya mudah banget dan saya Alhamdulillah mulai paham
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?
Jawabnyan : temen-temennya masih ada yang bercanda, namun saya hanya kesulitan
dalam praktek shalat dalam keadaan dengan cara shalat isyarat.
5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?
Jawabnya : dari sarana prasarananya harus lebih memadai,namun, menurut saya dalam
pembelajaran kali ini sangat menyenangkan karena, setelah pembelajaran kita langsung
mempraktekannya. Dan penjelasannya juga mudah dipahami.

11. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ?

Jawabnya : merasa puas karena, saya mendapatkan nilai 95


113

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh

Nama : Wahyu Bintara

Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat

1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu
alami ?
Jawabnya : senang dan seru karena, saya mulai paham sedikit demi sedikit meskipun
belum sepenuhnya.
2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya, menurut saya efektif
3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?
Jawabnya : iya Alhamdulillah paham, daripada sebelumnya dan lebih paham
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?
Jawabnyan : temen-temen dikelas berisik dan lumayan susah melafalalkan gerakan
dalam shalat keadaaan darurat yaitu seperti isyarat.
5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?
Jawabnya : dari teman-teman dikelas, masih ada yang mau bercanda tapi, tidak seperti
pada pertemuan-pertemuan yang lalu anak-anak masih banyak yang bercanda. Namun,
sekarang hanya ada 1 dan 2 orang yang bercanda.dalam penyampaian materi dan
penjelasannya baik dan mudah dipahami.

11. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ?

Jawabnya : merasa sangat puas karena, saya mendapatkan nilai 100


114

Lembar Observasi Aktivitas Pembelajaran

Siklus I

Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus 1

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

SK = Sangat Kurang

No Aspek yang Ket Nilai


diobservasi

Ada Tidak SB B C K SK
1 Guru menyampaikan √ √
materi yang akan
diajarkan
2 Guru melakukan √ √
Tanya jawab
3 Guru menyuruh anak √ √
untuk melakukan
demonstrasi
4 Siswa maju ke depan √ √
kelas untuk
melakukan
demonstrasi
5 setelah melakukan √ √
demonstrasi siswa
kembali ke tempat
duduk
6 Melakukan Tanya √ √
jawab dengan siswa,
lalu memberikan
hadiah kepada siswa
yang bisa menjawab
pertanyaan dengan
cepat dan benar
115

Lembar aktivitas Belajar Siswa

Siklus I

Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus 1

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

SK = Sangat Kurang

No Aspek yang Ket Nilai


diobservasi

Ada Tidak SB B C K SK
1 Melaksanakan tes √ √
awal (pre test)
2 Mendengarkan √ √
penjelasan materi
yang disampaikan
oleh guru
3 Semangat dan √ √
antusias mengikuti
kegiatan belajar
mengajar
4 Siswa melakukan √ √
praktek demonstrasi
depan kelas
5 Melakukan Tanya √ √
jawab siswa aktif
6 Aktif bertanya √ √
7 Aktif mengeluarkan √ √
pendapat
8 Menjawab √ √
pertanyaan dari guru
9 Melaksanakan tes √ √
akhir ( post test)
116

Lembar Aktivitas Mengajar Guru

Siklus I

Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus 1

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

SK = Sangat Kurang

No Aspek yang Ket Nilai


diobservasi

Ada Tidak SB B C K SK
1 Mengkondisikan √ √
siswa situasi
pembelajaran dan
kesiapan siswa untuk
untuk mengikuti
proses pembelajaran
2 Apersepsi √ √
3 Membangkitkan √ √
minat atau rasa ingin
tahu siswa (mtivasi)
4 Menyampaikan √ √
tujuan atau indicator
yang ingin dicapai
5 Penggunaan media √ √
atau alat
pembelajaran yang
sesuai dengan
inikator bahan ajar
6 Penjelasan metode √ √
demonstrasi
7 Pemusatan perhatian √ √
siswa terhadap proses
belajar
8 Teknik √ √
menyampaikan
materi
9 Guru memberikan √ √
contoh-contoh terkait
pelajaran yang
terkait dengan
pelajaran yang
117

diajarkan
10 Pengelolaan kegiatan √ √
praktek dengan
menggunakan metode
demonstrasi
11 Bmbingan kepada √ √
siswa terpilih untuk
melakukan praktek
12 Memberikan √ √
kesempatan kepada
siswa untuk
melakukan praktek
13 Mengamati kesulitan √ √
dan kemajuan siswa
belajar
14 Keterampilan √ √
menerangkan kembali
atau menyimpulkan
materi yang
disampaikan
15 Keterampilan √ √
memberikan kegiatan
tindak lanjut setelah
penyampaian materi
16 Kemampuan √ √
memberikan evaluasi
pembelajaran yang
sesuai dengan
indicator yang ingin
dicapai
118

Lembar Observasi Aktivitas Pembelajaran

Siklus II

Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus II

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

SK = Sangat Kurang

No Aspek yang Ket Nilai


diobservasi

Ada Tidak SB B C K SK
1 Guru menyampaikan √ √
materi yang akan
diajarkan
2 Guru melakukan √ √
Tanya jawab
3 Guru menyuruh anak √ √
untuk melakukan
demonstrasi
4 Siswa maju ke depan √ √
kelas untuk
melakukan
demonstrasi
5 setelah melakukan √ √
demonstrasi siswa
kembali ke tempat
duduk
6 Melakukan Tanya √ √
jawab dengan siswa,
lalu memberikan
hadiah kepada siswa
yang bisa menjawab
pertanyaan dengan
cepat dan benar
119

Lembar aktivitas Belajar Siswa

Siklus II

Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus II

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

SK = Sangat Kurang

No Aspek yang Ket Nilai


diobservasi

Ada Tidak SB B C K SK
1 Melaksanakan tes √ √
awal (pre test)
2 Mendengarkan √ √
penjelasan materi
yang disampaikan
oleh guru
3 Semangat dan √ √
antusias mengikuti
kegiatan belajar
mengajar
4 Siswa melakukan √ √
praktek demonstrasi
depan kelas
5 Melakukan Tanya √ √
jawab siswa aktif
6 Aktif bertanya √ √
7 Aktif mengeluarkan √ √ √
pendapat
8 Menjawab √ √
pertanyaan dari guru
9 Melaksanakan tes √ √
akhir ( post test)
120

Lembar Aktivitas Mengajar Guru

Siklus II

Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus II

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

SK = Sangat Kurang

No Aspek yang Ket Nilai


diobservasi

Ada Tidak SB B C K SK
1 Mengkondisikan √ √
siswa situasi
pembelajaran dan
kesiapan siswa untuk
untuk mengikuti
proses pembelajaran
2 Apersepsi √ √
3 Membangkitkan √ √
minat atau rasa ingin
tahu siswa (mtivasi)
4 Menyampaikan √ √
tujuan atau indicator
yang ingin dicapai
5 Penggunaan media √ √
atau alat
pembelajaran yang
sesuai dengan
inikator bahan ajar
6 Penjelasan metode √ √
demonstrasi
7 Pemusatan perhatian √ √
siswa terhadap proses
belajar
8 Teknik √ √
menyampaikan
materi
9 Guru memberikan √ √
contoh-contoh terkait
pelajaran yang
terkait dengan
pelajaran yang
121

diajarkan
10 Pengelolaan kegiatan √ √
praktek dengan
menggunakan metode
demonstrasi
11 Bimbingan kepada √ √
siswa terpilih untuk
melakukan praktek
12 Memberikan √ √
kesempatan kepada
siswa untuk
melakukan praktek
13 Mengamati kesulitan √ √
dan kemajuan siswa
belajar
14 Keterampilan √ √
menerangkan kembali
atau menyimpulkan
materi yang
disampaikan
15 Keterampilan √ √
memberikan kegiatan
tindak lanjut setelah
penyampaian materi
16 Kemampuan √ √
memberikan evaluasi
pembelajaran yang
sesuai dengan
indicator yang ingin
dicapai
122

Catatan Lapangan

Pada Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Siklus I

Tempat penelitian :MTs Islamiyah Ciputat


Hari/tanggal : Selasa, 8 April 2014
Kegiatan : Pembelajaran Fiqh
Siklus :I
Proses Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan
pree-test. Jumlah soalnya sebanyak 5 tes Essay. Tes berlangsung 10 menit yang diikuti 32
siswa kelas VII .1
Aktivitas Guru
Sebelum pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu membagikan ice breaking siswa.
Setelah itu guru ,menjelaskan/menguraikan materi pelajaran fiqh dengan materi pokok
pengertian dan ketentuan shalat jama’ serta memberikan contoh-contoh yang terkait dengan
materi yang diajarkan. Kemudian guru menyuruh siswa untuk mempraktekan untuk
melaksanakan praktek metode demonstrasi dan sebelumnya guru menjelaskan langkah-
langkah metode demonstrasi.
Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa selama proses pembelajaran fiqh berlangsung kurang efektif masih banyak
yang kurang memperhatikan dan bercanda serta mengantuk karena, mungkin mata pelajaran
terakhir jadinya anak-anak mulai mengantuk dan sebelumnya belajar matematika kata anak-
anak mereka pusing mengikuti pelajaran matematika gak ngerti dan jadinya males.
123

Catatan Lapangan

Pada Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Siklus II

Tempat penelitian :MTs Islamiyah Ciputat


Hari/tanggal : Selasa, 6 Mei 2014
Kegiatan : Pembelajaran Fiqh
Siklus : II
Proses Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan
pre-test. Jumlah soalnya sebanyak 5 tes Essay. Tes berlangsung 10 menit yang diikuti 32
siswa kelas VII .1
Aktivitas Guru
Sebelum pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu memberikan ice breaking kepada siswa.
Setelah itu guru menjelaskan/menguraikan materi pelajaran fiqh dengan materi pokok
pengertian dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat serta memberikan contoh-contoh
dengan cara memperagakan shalat dalam keadaan darurat yang terkait dengan materi yang
diajarkan. Kemudian guru menyuruh siswa untuk mempraktekan untuk melaksanakan
praktek metode demonstrasi dan sebelumnya guru menjelaskan langkah-langkah metode
demonstrasi.
Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa selama proses pembelajaran fiqh berlangsung lumayan efektif meskipun
terdapat siswa yang kurang memperhatikan. mungkin karena mata pelajaran terakhir jadinya
anak-anak mulai mengantuk dan sebelumnya belajar matematika yang menurut mereka
banyak yang mereka kurang pahami pada mata pelajaran matematika karena, kebanyakan
teori dan rumus-rumus. Namun, akhirnya saya berikan suatu kesepakatan jika mereka
menjawab pertanyaan yang saya sampaikan dan memperagakan shalat yang telah saya
tentukan maka, siswa akan mendapat hadiah dan akhirnya para siswa mulai semangat dengan
antusias.
124

Soal pre test dan post test

Siklus 1

1. Apa yang dimaksud dengan shalat jama’?


2. Sebutkan macam-macam shalat jama’ ?
3. Shalat apa saja yang boleh diqashar?
4. Sebutkan syarat sah shalat jama’ taqdim?
5. Sebutkan tata cara shalat jama’ qashar (jama’ taqdim)?

kunci jawaban :
1. Shalat jama’ adalah adalah menggabungkan dua waktu shalat wajib dan dikerjakan
dalam satu waktu.
2. jama’ taqdim dan jama’ ta’khir
3. Shalat yang diqashar itu harus shalat yang rakaatnya 4, seperti isya, ashar dan dzuhur
4. Mendahulukan shalat yang punya waktu, artinya shalat dzuhur terlebih dahulu, kemudian
shalat ashar , Berniat shalat jama’ dalam hati ketika takbiratul ihram masing-masing
shalat seerta Tidak terselang melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan shalat
tersebut.
5. Shalat jama’ qashar (jama’ taqdim) dzuhur dan ashar berarti menggabungkan shalat
dzuhur dengan ashar serta meringkas keduanya. Cara pelaksanaan yaitu dikerjakan pada
waktu dzuhur, kemudian niat, setelah salam , kemudian melakukan shalat yang ashar
dengan melaksanakan shalat dzuhur 2 raka’at dan ashar 2 rakaat.

Usholli fardho dzzuhri rok’ataini qashron majmu’an ilaihil ‘ashru adaaan lillahi ta’alaaa
Usholli fardol ‘ashri rok’ataini qosron majmu’an ilaihilddzuhri adaaan lillahi ta’ala
125

Soal pre test dan post test

Siklus II

1. Jelaskan pengertian shalat dalam keadaan darurat!


2. Tuliskan dalilnya tentang shalat dalam keadaan darurat!
3. Kapankah kita melakukan shalat dalam keadaan darurat?
4. Jelaskan tatacara shalat dalam keadaan sakit!
5. Jelaskan tatacara shalat dalam kendaraan!
Kunci jawaban :
1. Shalat dalam Keadaan Darurat adalah shalat yang dilakukan dalam keadaan
tidak normal, baik karena sakit ataupun kondisi sekitar seperti di dalam
kendaraan.
2. Rasulullah SAW bersabda“Dari Ali bin Abu Thalib ra. telah berkata Rasulullah
SAW tentang shalat orang sakit : “Jika kuasa seseorang shalatlah dengan
berdiri, jika tidak kuasa shalatlah sambil duduk. Jika ia tidak mampu sujud maka
isyarat saja dengan kepalanya, tetapi hendaklah sujud lebih rendah daripada
ruku;nya. Jika ia tidak kuasa shalat sambil duduk, shalatlah ia dengan berbaring
ke sebelah kanan menghadap kiblat. Jika tidak kuasa juga maka shalatlah dengan
terlentang, kedua kakinya ke arah kiblat.” (HR. Ad-Daruquthni).
3. Ketika dalam keadaan sakit dan dalam kendaraan
4. tentang shalat orang sakit : Jika kuasa seseorang shalatlah dengan berdiri, jika
tidak kuasa shalatlah sambil duduk. Jika ia tidak mampu sujud maka isyarat saja
dengan kepalanya, tetapi hendaklah sujud lebih rendah daripada ruku’nya. Jika ia
tidak kuasa shalat sambil duduk, shalatlah ia dengan berbaring ke sebelah kanan
menghadap kiblat. Jika tidak kuasa juga maka shalatlah dengan terlentang, kedua
kakinya ke arah kiblat.
5. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, jika waktu shalat tiba diusahakan untuk
mencari masjid setelah itu melakukan shalat jama’ dan qashar. Atau jika dalam
kendaraan umum seperti Shalat dalam kendaraan yang memungkinkan dengan
berdiri, apabila tidak memungkinkan salat sambil duduk,yaitu dengan cara shalat
seperti orang sakit.
126

Dokumentasi Efektivitas Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam


Pembelajaran Fiqh di Madratsah Tsanawiyah Ciputat Pada
Pelaksanaan Siklus I
127
128

Dokumentasi Efektivitas Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam


Pembelajaran Fiqh di Madratsah Tsanawiyah Ciputat Pada Pelaksanaan
Siklus II
129
130

ABSENSI PESERTA DIDIK

SEMESTER GENAP

MTS ISLAMIYAH CIPUTAT

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Kelas : VII-1 Nama Guru : Drs. Aris H

Mata pelajaran : Fiqh Semester : II (Dua)

Wali kelas : Drs. Aris Herdiana KKM : 75

Hari pertemuan
No Nama
1 2 3 4 5 6
1 Aaliyah Salsabila P . . . . . .
2 Alfina Damaiyanti . . . . . ..
3 Ariffah Damayanti . . . . . .
5 Daniel Tahulending . . . . . ..
6 Dara Oktaviani . . . . . .
7 Dinda Meimana . . . . . ..
8 Fani siti Fatimah . . . . . .
9 Habibullah . . . . . .
10 Igo Muhammad Raihan . . . . . .
11 Leni Nuraeni . .. . . . ..
12 M. Abid Abigail . . . . . .
13 M. Arya Dwi Putra . . . . .. .
15 Naufal Ferdiansyah . . . . . .
16 Muhammad Ridho Arsyillah . . . . .. .
17 Muhammad Roihan . . . . . .
18 Nur khaidah . . . . . .
19 Sahada ayu nabila . . . . . .
20 Putri Apriana . . . . . ..
21 Mazaya zakira . . . . . .
22 Rhaina Syalfiyana Dewi . . . . .. ..
23 Robby Alvian Jaya Mulya . . . . . .
24 Rosyidah Aulia Putri . . .. . . .
25 Syalindri Febriani . . . . . .
26 Syarifah Raudha Jarnie . .. . . . ..
27 Tamia Septiana . . . . . .
28 Wahyu Bintara . . . .. . .
131

29 Azhar M . . . . . .
30 Iqbal Fikri . . . . . .
31 Citra Khairunnisa . . . . . .
32 Hafijan F a . . . . .
Rata-Rata

Laki : 15

Perempuan : 18

Mengetahui, Ciputat, 01
April 2014

Kepala MTs ISLAMIYAH Guru Bidang


Study

Drs. Aris Herdiana Drs. Aris


Herdiana

Anda mungkin juga menyukai