Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis ucapkan ke Hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan
rahmat, taufik, hidaya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Model Konsep dan
Teori Keperawatan Martha Elizabeth Roger” Sholawat serta salamnya semoga dilimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangannya,
baik dalam penyusunan maupun dalam tutur bahasanya. Namun penulis tetap
mengharapkan dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat pada semua yang
berkepentingan, khususnya bagi penulis sendiri.
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan sebagai
landasan penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah yang sederhana ini bermanfaat
untuk kita semua.

Wonosobo, 25 Oktober 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model yang berhubungan


dengan konsep keperawatan. Teori keperawatan juga mengidentifikasi dan
menjabarkan konsep khusus yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam
keperawatan sehingga teori keperawatan didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang
ada di alam dan sesuai dengan kenyataan yang ada. Selain itu teori keperawatan harus
konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model konsep keperawatan.
Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam
penyelesaian masalah keperawatan, pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau
bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai masalah dapat teratasi.
Pandangan model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan
keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia
berdasarkan tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan
keperawatan. Dalam keperawatan terdapat beberapa model konsep keperawatan
berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan, yang mmemiliki keyakinan
dan nilai yang mendasarinya, tujuan yang hendak dicapai serta pengetahuan dan
ketrampilan yang ada.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Biografi Martha Elizabeth Rogers !
2. Bagaimana teori dan konsep keperawatan menurut Martha Elizabeth Rogers?
a. Definisi keperawatan menurut Martha Elizabeth Rogers
b. Asumsi dasar teori Martha Elizabeth Rogers
c. Prinsip Homeodinamika teori Martha Elizabeth Rogers
3. Bagaimana hubungan Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers dengan Riset
Keperawatan?
4. Bagaimana hubungan Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers dengan
Pendidikan Keperawatan?
5. Bagaimana hubungan teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers dengan Praktik
Keperawatan ?
6. Apa saja Kelebihan Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers tentang
Hemodinamika?
7. Apa saja kelemahan Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers tentang
Hemodinamika ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Biografi Martha Elizabeth Rogers
2. Mengetahui Definisi keperawatan menurut Martha Elizabeth Rogers
3. Mengetahui Asumsi dasar teori Martha Elizabeth Rogers
4. Mengetahui Prinsip Homeodinamika teori Martha Elizabeth Rogers
5. Mengetahui hubungan Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers dengan Riset
Keperawatan
6. Mengetahui hubungan Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers dengan
Pendidikan Keperawatan
7. Mengetahui hubungan teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers dengan Praktik
Keperawatan
8. Mengetahui kelebihan Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers tentang
Hemodinamika
9. Mengetahui kelemahan Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers tentang
Hemodinamika
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Martha Elizabeth Rogers

Martha Elizabeth Rogers lahir di Dallas, Texas, tanggal 12 Mei 1914 dan
meninggal di Phoenix, tanggal 13 Maret 1994. Beliau adalah anak tertua dari empat
bersaudara. Keyakinannya kuat dalam mengikuti kuliah di Universitas Tennessee di
Knoxville tahun 1931-1933. Beliau mendapatkan gelar diploma pada tahun 1936, BS
dalam perawatan kesehatan masyarakat dari George Peabody College, Nashville,
Tennessee, pada tahun 1937. Dan mendapatkan gelar MA dalam pengawasan
Perawatan Kesehatan Umum dari Teachers College, Columbia University, New York,
pada tahun 1945.
Pada tahun 1952 beliau mendapatkan MPH nya dan ScD pada tahun 1945, dengan
baik dari Johns Hopkins University. Menduduki posisi staf dalam keperawatan
kesehatan masyarakat, serta membentuk pelayanan perawat pertama di Arizona,
kemudian beliau pindah ke perguruan tinggi sebagai dosen tamu dan kemudian
sebagai bergabung dengan asosiasi penelitian selama 21 tahun.
Dr Rogers adalah Profesor dan Kepala Divisi Perawat Pendidikan di Universitas New
York. Pada tahun 1975 ia menjadi Profesor Emeritus di Universitas New York.
Secara resmi beliau mengundurkan diri sebagai Professor dan Kepala Bagian
Keperawatan pada tahun 1975 setelah 21 tahun dalam pelayanan. Pada tahun 1979
beliau pensiun dengan hormat dengan memakai gelar Professornya dan terus aktif
mengembangkan dunia keperawatan sampai beliau meninggal pada 13 Maret 1994.

B. Definisi keperawatan menurut Martha Elizabeth Rogers

Keperawatan adalah ilmu humanistis atau humanitarian yang menggambarkan dan


memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan
hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip-prinsip dasar untuk ilmu
pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari
tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia.
Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip-prinsip kreatifitas,
seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas
yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati
nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam
aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas
keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa
berdasar pada konsep pemahaman manusia atau individu seutuhnya.

C. Asumsi dasar Teori Martha Elizabeth Rogers

Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori
Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh.

Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan
manusia secara langsung.

Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers (1970) ada
lima dasar asumsi tentang manusia, yaitu:

1. Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan mewujudkan


karakteristik yang lebih dan perbedaan dari jumlah bagian-bagiannya. Manusia
kelihatan seperti bagian terkecil dan menghilang lenyap dari pandangan. Karena
kesatuan ini menghasilkan variabel dan secara konstan mengubah pola ini.
Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan
lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang
khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari
suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem
kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.
2. Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi. Berasumsi
bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu
sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal
pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
3. Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan tidak dapat
diprediksi sepanjang ruang dan waktu. Individu tidak pernah dapat mundur atau
jadilah sesuatu ia atau dia sebelumnya. Bahwa proses kehidupan manusia
merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu
secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau
menjadi seperti yang diharapkan semula.
4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif, pola
teladan ini mempertimbangkan pengaturan diri, ritme, dan teori pengaruh energi.
Mereka memberi kesatuan keanekaragaman dan mencerminkan suatu alam semesta
yang kreatif dan dinamis.
5. Individu di cirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi
dan emosi. Hanya manusia yang mampu untuk berfikir menjadi siapa dan keluasan
dari alam semesta ini. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang
mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.

Berdasarkan pada asumsi-asumsi, terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan


oleh Martha Elizabeth Roger :

1. Sumber energy
2. Keterbukaan
3. Pola-pola perilaku
4. Ukuran-ukuran 4 dimensi

Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan adalah manusia dan


lingkungannya. Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil
energi dan informasi dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk
lingkungan. Karena pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan
membatasi asumsi-asumsi utama Martha Elizabeth Roger.

Terdapat persamaan kekuatan antara anggapan dasar Roger dan sistem teori umum
lainnya. Menurut von Bertalanffy (1968), sebuah sistem adalah kumpulan dari
elemen-elemen yang dihubungkan, wujud manusia dan lingkungannya. Seperti sebuah
sistem hidup dan energi dasar, individu memiliki kecakapan dalam memanfaatkan
energi dan informasi dari lingkungan dan energi bebas dan informasi kepada
lingkungan.
Martha Elizabeth Roger mengemukakan empat konsep besar tersebut dan
menghadirkan lima asumsi tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang
individu utuh. Manusia dan lingkungan selalu saling bertukar energi. Proses yang
terjadi dalam kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan berhubungan satu sama lain
pada dimensi ruang dan waktu. Hal tersebut merupakan pola kehidupan. Pada
akhirnya seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi, membayangkan dan
memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan energi negentropik dapat
diketahui dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang
berbeda satu sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu
lingkungan, keperawatan dan kesehatan.

D. Prinsip Hemodinamika Teori Martha Elizabeth Rogers

Prinsip homeodinamika terdiri dari 3 pemisahan prinsip, yaitu integral, resonansi


dan helicy (Roger (1970,1988, 1992)). Dengan kombinasi prinsip homeodinamika dan
konsep manusia dari definisi perawat, sebuah teori menyatakan dapat dijadikan dalil.
Sebuah teori yang tepat mungkin menyatakan jika perawat menggunakan prinsip
homeodinamika untuk melayani umat manusia.
1. Integral
Prinsip pertama adalah integral. Badan manusia dan lingkungannya tidak dapat
dipisahkan, rangkaian pertukaran proses kehidupan terus terjadi pembaharuan
interaksi antara badan manusia dan lingkungannya. Keduanya saling berinteraksi
yang konstan dan saling bertukar dimana pembentukan keduanya ditempatkan
dalam waktu yang sama. Maka, Integral adalah kelanjutan proses interaksi antara
manusia dan lingkungan.
2. Resonansi
Prinsip selanjutnya, resonansi, berbicara pada kejadian pertukaran alam antara
manusia dan bidang lingkungan. Pertukaran adalah pola manusia dan bidang
lingkungan disebarkan dari gelombang yang berpindah dari gelombang yang lebih
tinggi dari frekuensi rendah ke gelombang yang lebih pendek dari frekuensi yang
lebih tinggi. Proses kehidupan dalam badan manusia adalah simfoni dari ritme
yang bergerak dalam frekuensi tertentu. Pengalaman manusia di lingkungannya
seperti segaris kompleks kesatuan gelombang resonansi mereka dengan dunia
istirahat.
3. Helicy
Terakhir, prinsip helicy sependapat dengan alam dan pertukaran langsung pada
manusia- lingkungan. Manusia dan lingkungan adalah dinamis, sistem terbuka
dalam pertukaran adalah hak berlanjut pada pertukaran yang konstan antara
manusia dan bidang lingkungan. Pertukaran ini juga mengalami pembaharuan.
Jika, pertukaran tidak dapat diprediksi. Akhirnya, pertukaran langsung menuju
peningkatan perbedaan dan kerumitan. Proses ini dan polanya tidak dapat di
prediksi, dinamis, dan peningkatan perbedaan.
Helicy meliputi konsep perubahan ritmis, pengaruh evolusioner, dan kesatuan
bidang lingkungan hidup manusia. Arah perubahan yang terjadi antara manusia dan
lingkungan terhadap peningkatkan keragaman dan kompleksitas dan ritme yang
tidak tepat diulang. Akibatnya, prinsip dari homeodynamics adalah cara melihat
manusia dalam keutuhan mereka. Perubahan dalam proses kehidupan manusia
yang tidak dapat kembali, nonrepeatable, berirama, dan menyajikan keragaman
pola tumbuh.

Rencana keperawatan pada bagian helicy membutuhkan penerimaan individu


terhadap perubahan yang terjadi strategi untuk meningkatkan dan memodifikasi
irama dan tujuan hidup. Untuk itu dibutuhkan informasi dan partisipasi aktif klien
pada proses keperawatan. Konsep yang menyebutkan manusia adalah unik dan
dapat dikenali karena kemampuannya dalam merasakan, memberi kesempatan
perawat untuk membantu memecahkan masalah kesehatannya dan mengatur agar
tujuannya dapat mencapai kesehatan.

1. Teori yang berkaitan dengan konsep menciptakan perbedaan cara pandang pada
suatu fenomena. Kerangka kerja Martha E Roger akan memberikan alternatif
dalam memandang manusia dan dunia. Teori yang menyatakan keperawatan
menggunakan prinsip hemodinamika dalam memberikan pelayanan kebutuhan
manusia atau cara memandang keperawatan dari satu sisi. Contoh adalah
prinsip helicy yang menekankan pada pola kebiasaan dan ritual.
2. Teori harus masuk akal, Mengetahui perkembangan yang masuk akal
merupakan hal penting perkembangan yang logis menyebabkan mengenai
asumsi pada prinsip hemodinamika.
3. Teori harus sederhana dan dapat disosialisasikan. Teori dapat disosialisasikan
sejak tidak tergantung pada beberapa keadaan. Itu dinyatakan oleh Martha E
Roger konsepsi manusia sangatlah sederhana. Meskipun memberikan kaitan
dalam pemahaman. Ditambahkan teori ini dilandaskan pada penggunaan sistem
terbuka yang sangat kompleks.
4. Teori didasarkan pada hipotesa dan bisa diuji.
5. Teori memberi dan membantu peningkatan batang keilmuan dalam disiplin
ilmu melalui penelitian sehingga teori tersebut sah.
6. Teori bisa digunakan sebagai pedoman dan peningkatan dalam praktek.
7. Teori harus konsisten dengan teori lain yang sah, hukum dan prinsip-prinsip
tetapi harus menghindari pertanyaan terbuka yang perlu diperiksa.

E. Hubungan Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers dengan Riset


Keperawatan

Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha Elizabeth Rogers secara


langsung memiliki hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan.
Model konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan
tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi
keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep Martha E
Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang seperti apakah
sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E
Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan
dasar pengetahuan dalam aktifitas penelitian keperawatan.

F. Hubungan Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers dengan Pendidikan


Keperawatan

Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program
undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di
lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan.
Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan
adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang tubuh pengetahuan, maka
ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan dalam
keperawatan.
G. Hubungan teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers dengan Praktik
Keperawatan

Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya


sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986)
mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya
berdasar pada konsep teori yang di kemukakan Martha Elizabeth Rogers :
1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien
2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
3. Penyesuaian terhadap pola
4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam
proses penyembuhan.
5. Menunjukkan suatu perubahan yang positif
6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.

H. Kelebihan Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers tentang Hemodinamika

Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia,


prinsip-prinsip homeodinamik memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan
arah perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Diharapkan,
praktik keperawatan profesional kemudian akan meningkatkan dinamika integrasi
manusia dan lingkungannya, untuk memperkuat hubungan dan integritas bidang
manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan untuk
realisasi maksimum kesehatan (Rogers, 1992).
Tujuan ini akan tercemin dalam proses keperawatan. Untuk berhasil menggunakan
prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan pertimbangan perawat dan melibatkan
perawat dan klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar
individu adalah bagian dari lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian dari
lingkungan klien. Maka tersirat bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam
proses keperawatan. Akibatnya, hasil keperawatan mandiri, yang Rogers (1992),
mempertahankan diperlukan jika klien berusaha mencapai potensi maksimal dengan
cara yang positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan klien, bukan kepada atau
untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh perawat menunjukkan
kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau segmen
terbatas pemenuhan kebutuhan.
Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan
dikumpulkan. Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat pengumpulan data,
informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu pemisahan diri atau bagian
lainnya. Namun, untuk melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam keadaan
yang mencerminkan keutuhan, yang mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa
pertanyaan dan mendapat respon dari data yang ada.
Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya akan
mencerminkan prinsip resonansi. Seri terakhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh
prinsip helicy.
Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa
pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat bahwa
tanggapan klien merupakan cerminan suatu titik tertentu dalam ruang-waktu.
Akibatnya, pola yang diidentifikasi ini tidak statis tetapi terus berubah, mencerminkan
perubahan waktu dan menambahkan pengalaman masa lalu. Bukan berarti
pertanyaan-pertanyaan ini memuat semua, tetapi menggunakan mereka sebagai
referensi akan membantu memberikan perawat dengan melihat klien seutuhnya. Ini
akan mengidentifikasi perbedaan individu dan pola pertukaran bagian-bagian secara
berurutan dalam proses kehidupan. Penilaian keperawatan, adalah penilaian dari
seluruh keadaan manusia dan bukan penilaian yang hanya berdasarkan fisik atau
status mental. Ini merupakan penilaian potensi sehat dan sehat secara mandiri dan
bukan penilaian dari suatu penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa
kemandirian memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan penyakitnya.
Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian.
Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses
keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodinamik. Irama, pola,
keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas.
Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran bagian-bagian
tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan manusia-lingkungan
(Roger, 1970). Meskipun tidak sempurna, diagnosa keperawatan berdasarkan pola
kesehatan fungsional Gordon memiliki potensi yang lebih besar kegunaannya dengan
kerangka Roger karena cenderung mencerminkan pandangan yang lebih tentang
keutuhan individu. Mengingat bersifat statis dan kehilangan tradisi sepanjang
diagnosa, sehingga penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan mungkin
tidak tepat (Smith, 1988).
Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat memberikan
asuhan keperawatan. Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan implementasi
dalam lingkungan maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan yang satu
ini akan terkait dengan perubahan simultan lainnya. Karena integrasi individu dengan
lingkungan, masalah kesehatan tidak dapat dipisahkan dari penyakit sosial di dunia.
Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa ditangani dengan efektif dengan cara yang
umumnya diterima secara umum, transisi, tindakan penyakit berorientasi (Rogers,
1992). Dibutuhkan daya imajinasi dan kreatifitas.
Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung
atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses
kehidupan manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan
individu ke tingkat mantan keberadaan, melainkan, perawat membantu individu
bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih beragam eksistensi.
Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan
individu sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi
irama dan tujuan hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan partisipasi dan aktif dari
klien dalam asuhan keperawatannya. Kesehatan tidak hanya tercapai dengan
mempromosikan homeostasis dan keseimbangan, melainkan mengambil langkah-
langkah untuk meningkatkan dinamika dan keragaman dalam individu.

I. Kelemahan Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers tentang


Hemodinamika

Walaupun prinsip-prinsip homeodinamik konsisten dengan tujuan universal, ada


keterbatasan utama pelaksanaan prinsip-prinsip universal. Banyak orang mengalami
kesulitan untuk memahami prinsip-prinsipnya. Meskipun asumsi dasar yang diberikan
dan prinsip-prinsip yang ditetapkan, sistem tetap abstrak. Persyaratan belum cukup
untuk dioperasionalkan untuk menyediakan pemahaman yang jelas. Kesulitan definisi
pengoperasian konsep serta membawa keabstrakan konsep dan hubungan ke tingkat
empiris untuk pengujian yang mengganggu banyak ilmuwan perawat (Kim, 1986).
Definisi operasional diperlukan untuk pengembangan hipotesis bahwa tes konsep
teoritis dan untuk pemilihan instrumen yang memadai akan mengukur konsep-konsep
yang terlibat (Hardy, 1974).
Pada tahap dalam perkembangan ilmu keperawatan, instrumen yang cukup akan
menilai manusia dalam totalitas mereka tidak ada. Tanpa instrumen tersebut,
kemampuan menggunakan atau menguji sistem abstrak sepenuhnya adalah hampir
tidak mungkin. Selanjutnya, ketidakmampuan untuk cukup menggunakan atau
menguji sistem yang membuat kesuksesan mengimplementasikan kesulitan
keperawatan. Dengan demikian, penggunaan prinsip-prinsip homeodynamics di
dalamnya adalah totalitas terbatas.

Anda mungkin juga menyukai