Anda di halaman 1dari 10

1.

Kapsul

Kapsul adalah lapisan terluar dari bakteri yang menyelimuti dinding sel. Bakteri yang hidup sebagai
parasit pada organisme lain dan bersifat patogen pada umumnya memiliki kapsul sedangkan bakteri
saproba biasanya memiliki lapisan lendir. Oleh karena itulah makanan yang tercemar dari bakteri
jenis kapsul ini biasanya akan terlihat berlendir. Perlu diketahui bahwa kapsul berupa senyawa
kental dan lengket yang telah disekresikan oleh bakteri. Kapsul dan lapisan lendir berfungsi sebagai
pelindung dan menjaga sel agar tidak kekeringan serta membantu pelekatan dengan sel bakteri lain
atau pada substrat.

2. Dinding sel

Dinding sel memiliki fungsi agar mempertahankan bentuk sel, memberikan perlindungan fisik dan
juga menjaga sel agar tidak pecah dalam lingkungan yang memiliki tekanan osmotik lebih rendah
(hipotonis). Namun sel bakteri dapat mengalami plasmolisis jika berada pada lingkungan yang
memiliki tekanan osmotik lebih tinggi (hipertonis). Perlu diketahui bahwa hal inilah yang dapat
menyebabkan bakteri akan mati ketika berada di larutan yang pekat, contohnya mengandung
banyak garam atau gula.

3. Membran plasma

Membran plasma memiliki fungsi membungkus sitoplasma dan mengatur pertukaran zat yang ada
didalam sel dengan zat-zat diluar sel. Adapun membran plasma tersusun dari senyawa fosfolipid dan
protein yang bersifat selektif permeabel yang artinya dapat dilewati oleh zat-zat tertentu.

4. Mesosom

Mesosom berfungsi untuk menghasilkan energi, membentuk dinding sel baru ketika terjadi
pembelahan sel serta menerima DNA disaat konjugasi. Perlu diketahui bahwa mesosom adalah
organel sel yang merupakan penonjolan membran plasma ke arah dalam sitoplasma.

5. Sitoplasma

Sitoplasma berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi metabolisme sel. Selain itu sitoplasma
merupakan cairan koloid yang mengandung molekul organik, garam-garam mineral, enzim, DNA,
klorosom serta ribosom
6. Ribosom

Ribosom adalah organel kecil yang menyebar didalam sitoplasma dan berfungsi dalam sintesis
protein. Ribosom terususun dari senyawa protein dan RNA. Adapun jumlah ribosom didalam suatu
sel bakteri mencapai ribuan. Sebagai contoh Escherichia coli yang memiliki sekitar 15.000 ribosom.

7. DNA (Deuxyribonucleic acid)

Bakteri memiliki dua DNA yakni DNA kromosom dan DNA nonkromosom (plasmid). Jumlah DNA
bakteri jauh lebih sedikit dibandingkan DNA sel eukariotik yakni sekitar 1/1000 dari DNA sel
eukariotik. DNA kromosom dapat bereplikasi pada saat menjelang pembelahan sel.

8. Granula dan Vakuola Gas

Bakteri memiliki granula-granula yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
Vakuola gas hanya terdapat pada bakteri-bakteri fotosintetik yang hidup di air. Vakuola gas
memungkinkan adanya bakteri mengapung dipermukaan air, sehingga mendapatkan sinar matahari
untuk berfotosintesis.

9. Klorosom

Klorosom adalah suatu struktur lipatan dibawah membran plasma yang isinya terdapat klorofil dan
pigmen fotosintetik lainnya. Adapun fungsi klorosom untuk fotosintetis dan hanya terdapat pada
bakteri fotosintetik, contohnya adalah seperti Cholobium.

10. Flagela

Flagela adalah bulu cambuk yang tersusun dari senyawa protein. Flagela dapat ditemukan pada
dinding sel, selain itu flagela berfungsi sebagai alat gerak. Bakteri memiliki jumlah flagela dengan
letak yang berbeda yakni akan disebutkan satu persatu dibawah ini.

Atrik : bila tidak mempunyai flagellum : contoh Escherichia coly

Monotrik : bila hanya berjumlah satu , contoh : Vibrio colera, Pseudomonas araginosa.

Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi, contoh Rhodospirillum rubrum, Pseudomonas
flourencens.
Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujun contoh: Pseudomonas aeruginosa, Spirillium serpen.

Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri contoh: salmonella typhosai

11. Fimbria

Fimbria adalah struktur seperti flagela, akan tetapi berupa rambut-rambut berdiameter lebih kecil,
pendek, kaku serta terdapat disekitar dinding sel. Selain itu fimbria berfungsi dalam membantu
bakteri menempel pada suatu media tempat hidupnya dan melekatkan diri dengan sel bakteri
lainnya, sehingga terjadi transfer DNA saat terjadinya konjugasi. Adapun contoh bakteri yang
memiliki fimbria adalah Neisseria gonorrhoae dan Escherichia coli.
Klasifikasi Bakteri berdasarkan Pewarnaan Gram

Bakteri Gram Positif

Bakteri yang mempertahankan pewarna kristal violet disebut Gram-positif. Bakteri Gram-positif
memiliki lapisan peptidoglycan yang tebal (lapisan ganda), kebanyaka bakteri Gram-positif
mempunyai asam teitoik, tidak mempunyai ruang periplasmik, dan tidak mempunyai membran luar.
Bakteri Gram-positif ini lebih resisten terhadap kekeringan, tetapi tidak terlalu resisten terhadap
antibiotik. Dinding selnya satu lapisan, kandungan lipid di dinding sel rendah, tetapi kandungan
Murein lebih tinggi yaitu sekitar 70 – 80%. (Baca: Jenis-Jenis Enzim)

Bakteri Gram Negatif

Bakteri yang tidak mempertahankan pewarna violet dan berwarna merah atau merah muda,
golongan bakteri ini disebut Gram-negatif. Bakteri Gram-negatif lebih tahan terhadap antibodi
karena memiliki dinding sel yang sulit ditembus. Gram-negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang
tipis (satu lapisan), tidak memiliki asam teitoik, memiliki ruang periplasmik, dan memiliki membran
luar. Komposisi dinding selnya yaitu 20 – 30% lipid, dan 10 – 20% Murein.

Klasifikasi Bakteri berdasarkan Suhu

Thermophile

Thermophile adalah jenis bakteri yang tahan hidup dalam lingkungan dengan suhu tinggi, yaitu
sekitar 41 – 122 derajat Celcius. Bakteri Thermophile ini biasanya ditemukan di wilayah yang hangat
di bumi, seperti hot springs, lautan dalam hidrotermal, dan juga kompos. Bakteri thermophile ini
juga dibagi lagi menjadi 3 kelompok yaitu:

-Obligate thermophile: disebut juga ekstrem thermophile, bakteri jenis ini membutuhkan suhu tinggi
untuk perkembangannya.

-Thermophile Fakultatif: Bakteri kelompok ini bisa tahan suhu tinggi, tetapi juga bisa tahan di suhu
yang lebih rendah, di bawah 80 derajat Celcius.

-Hyperthermophile: Bakteri ini adalah bakteri thermophile versi ekstrem, karena suhu optimal untuk
perkembangannya adalah di atas 80 derajat Celcius.

Mesophile

Mesophile adalah jenis bakteri yang pertumbuhan optimalnya berada pada suhu yang sedang, tidak
terlalu panas atau terlalu dingin, yaitu sekitar 20 sampai 45 derajat Celcius. Habitat untuk bakteri
mesophile ini biasanya ada di keju dan yogurt, dan karena suhu tubuh manusia yaitu sekitar 37
derajat Celcius, maka sebagian besar patogen yang menyerang manusia adalah mesophile. (Baca:
Reproduksi Bakteri)

Contoh dari bakteri mesophile ini adalah Listeria monocytogenes, Staphylococcus aureus, dan
Escherichia coli.
Listeria monocytogenes: bakteri ini termasuk dalam kelompok Gram-positif, berbentuk badang,
fakultatif anaerob, suhu optimalnya 20 – 25 derajat Celcius. Bakteri ini bertanggung jawab terhadap
listeriosis yang berasal dari makanan yang terkontaminasi.

Staphylococcus aureus: pertama kali diidentifikasi pada tahun 1880, bakteri ini menyebabkan
berbagai infeksi yang berasal dari cedera. Contoh inefksi dari S. aureus yaitu pnumonia, meningitis,
dan osteomyelitis.

Escherichia coli: Bakteri ini Gram-negatif, berbentuk batang dan anaerob fakultatif.. E. coli sering
ditemukan di usus organisme hidup. E. coli mempunyai banyak kemampuan seperti menjadi inang
untuk rekombinan DNA dan menjadi patogen. (Baca: Fungsi DNA dan RNA)

Psychrophile

Psychrophile adalah jenis bakteri yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan reproduksi pada
suhu dingin, yaitu dari 20 sampai 10 derajat Celcius. Contoh dari bakteri ini adalah Arthrobacter sp.,
Psychrobacter sp. Pseudomonas, Hyphomonas dan lain-lain. Psychrophile dicirikan dengan membran
sel lipid yang secara kimia resistan terhadap suhu dingin yang ekstrem, dan sering membuat protein
‘antibeku’ untuk menjaga cairan internalnya dan melindungi DNA mereka, bahkan dalam suhu di
bawah titik beku. (Baca: Perbedaan DNA dan RNA)

Klasifikasi Bakteri berdasarkan Kebutuhan Oksigen

Bakteri dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan kebutuhan oksigennya, yaitu Aerobik, Anaerobik,
Anaerobik Fakultatif, Micro-aero philic. Jumlah oksigen yang dibutuhkan berbeda untuk
pertumbuhan dan aktivitas metabolik.(Metabolisme Asam Amino)

Aerobik

Bakteri aerobik adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk proses metabolisme atau respirasi
selulernya. Bakteri ini menggunakan oksigen untuk melakukan metabolisme senyawa seperti
karbohidrat atau lemak untuk menghasilkan energi. Keuntungan dari respirasi aerobik ini adalah
bakteri bisa menghasilkan lebih banyak energi ATP dari pada respirasi anaerobik atau fermentasi,
tetapi sisi negatifnya adalah, bakteri aerobik rawan terkena stres oksidatif.

Contoh dari bakteri aerobik ini adalah Mycobacterium tuberculosis dan Nocardia asteroides.

Anaerobik obligat

Bakteri anaerobik obligat adalah bakteri yang tidak membutuhkan kehadiran oksigen untuk
pertumbuhannya, bahkan mungkin bakteri anaerobik akan mati jika ada oksigen. Bakteri anaerobik
ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler. Bakteri ini akan mati jika terekspos pada lingkungan
dengan konsentrasi oksigen atmosfer 0,95%. Masing-masing spesies mempunyai toleransi oksigen
yang berbeda, ada bakteri yang mampu bertahan hidup pada oksigen 8%, ada juga yang bakteri yang
mati jika oksigen lebih dari 0,5%.
Contoh dari bakteri anaerobik obligat ini adalah Actinomyces, Bacteroides, Clostridium,
Peptostreptococcus, Fusobacterium, Prevotella, Porphyromonas dan lain-lain.

Anaerobik Aerotoleran

Bakteri anaerboik aerotoleran adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk proses
metabolismenya, tetapi bakteri ini bisa melindungi dirinya sendiri dari kehadiran oksigen. Bakteri
anaerobik aerotoleran menggunakan respirasi anaerob dan fermentasi untuk memproduksi energi
ATP. Bakteri ini mempunyai enzim superoxide dismutase dan peroksidase tetapi tidak memiliki
enzim catalase. (Baca: Peran Bakteri dalam Kehidupan Manusia yang Menguntungkan dan
Merugikan)

Anaerobik Fakultatif

Bakteri anaerobik fakultatif adalah bakteri yang membuat energi ATP melalui respirasi aerobik jika
ada oksigen di lingkungannya, tetapi bisa berganti respirasi anaerobik atau fermentasi jika tidak ada
oksigen. Contoh dari bakteri anaerobik fakultatif adalah Staphylococcus spp., Streptococcus spp.,
Escherichia coli, Listeria spp, dan Shewanella oneidensis.

Micro-aero philic

Bakteri micro-aerophilic adalah bakteri yang membutuhkan kehadiran oksigen untuk bertahan
hidup, tetapi konsentrasi oksigen nya harus lebih rendah (2 – 10% oksigen) dari oksigen atmosfer
(20% oksigen). Micro-aerophilic membutuhkan oksigen karena bakteri ini tidak bisa memfermentasi
atau respirasi anaerobik. Tetapi, bakteri ini juga akan teracuni oleh konsentrasi oksigen ang tinggi.
Microaerophilic ini juga capnophilic, yaitu membutuhkan konsentrasi karbon dioksida, yaitu sekitar
10% untuk Campylpbacter sp. (Baca: Peran Clostridium Botulinum dalam Kehidupan Sehari-hari)

Bakteri adalah organisme prokariotik yang jumlahnya sangat banyak, dan untuk memudahkan dalam
kepentingan ilmiah, maka bakteri-bakteri ini diklasifikasikan menurut morfologinya, kebutuhan
oksigen, pewarnaan Gram dan toleransi terhadap suhu lingkungannya. Dengan begitu, kita bisa
dengan mudah mengidentifikasi suatu bakteri berdasarkan interaksi dengan lingkungannya.

BENTUK BAKTERI

1. Bakteri Bentuk Batang (basil)

- Bakteri basil (monobasil) sesuai namanya, sering ditemukan dalam keadaan menyendiri. Contoh
bakteri ini misalnya Salmonella typhi, Escherichia coli, Propionibacterium acnes

- Bakteri diplobasil (dipobasil) adalah bakteri yung ditemukan sering dalam keadaan berpasang-
pasangan alias berdua-duaan. Contoh bakteri ini misalnya Renibacterium salmoninarum, Salmonella
typhosa

- Bakteri streptobasil (streptobasil) adalah koloni bakteri yang saling bergandengan membentuk
rantai. Contoh bakteri ini antara lain Azotobacter sp, Streptobacillus moniliformis, Bacillus antracis

2. Bakteri Bentuk Bulat (Kokus)

- Monokokus adalah bakteri berbentuk bulat tunggal. Contoh bakteri ini adalah Monococcus
gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis
- Diplokokus adalah bakteri berbentuk bulat dan berpasangan. Contoh bakteri ini adalah Diplococcus
pneumoniae.

- Streptokokus adalah bakteri berbentuk bulat bergandengan menyerupai bentuk rantai. Bentuk
rantai sendiri merupakan hasil reproduksinya yang melakukan pembelahan dalam satu garis ke satu
atau dua arah. Contoh bakteri ini adalah Streptococcus lactis, Streptococcus salivarius, dan
Streptococcus pneumoniae, Streptococcus mutans (penyebab gigi berlubang).
- Tetrakokus adalah bakteri berbentuk bulat yang terdiri atas 4 sel dengan susunan menyerupai
bentuk bujur sangkar hasil dari pembelahan sel ke dua arah. Contoh Pediococcus cerevisiae.

- Sarkina adalah bakteri berbentuk bulat yang terdiri dari 8 sel dengan susunan menyerupai bentuk
bujur sangkar hasil dari pembelahan sel ke tiga arah. Contoh bakteri ini adalah Sarcina sp,
Thiosarcina rosea (bakteri belerang).
- Stafilokokus adalah koloni bakteri berbentuk bulat yang tersusun menyerupai kelompok buah
anggur hasil dari pembelahan sel ke segala arah. Contoh bakteri ini adalah Staphylococcus aureus.

c. Bakteri Bentuk spirral (spirillium)

- Koma (vibrio) adalah bakteri yang bentuknya melengkung setengah lingkaran atau kurang. Contoh
bakteri dengan bentuk ini adalah Vibrio comma alias bakteri penyebab penyakit kolera.

- Spiral adalah bakteri yang bentuknya melengkung lebih dari setengah lingkaran. Contoh bakteri
dengan bentuk ini adalah Sprillum minor atau bakteri penyebab demam pada manusia yang
menjadikan gigitan tikus dan hewan pengerat lainnya sebagai medium (perantara). Thiospirillopsis
floridina.
- Spiroseta adalah bakteri yang bentuknya berupa spiral dengan tekstur halus dan lentur. Contoh
bakteri dengan bentuk ini
adalah Treponema pallidum
alias bakteri penyebab penyakit
sifilis.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri

1. Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis atau yang sering disingkat sebagai TB atau TBC merupakan penyakit menular yang
sangat luas penyebarannya di seluruh dunia. Terlebih lagi, TB dapat menular dengan mudah melalui
sekresi batuk penderitanya yang menyebar di udara. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis ini terbilang cukup ganas dan sulit disembuhkan. Butuh waktu 6 bulan
hingga 1 tahun untuk menjalankan terapi pengobatan TB yang lengkap dan tanpa putus.
Gejala: Berat badan turun drastis, batuk kronis, demam, kurang nafsu makan dan berbagai ciri-ciri
lainnya seperti berikut: Ciri-ciri tuberkulosis (TBC).

Penyebab: Infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebar melalui sekresi batuk
penderitanya. Bakteri ini akan menyebar di udara dan terhirup ke paru-paru orang lain, ketika sistem
imun orang tersebut lemah maka ia akan terinfeksi dan menderita TBC.

2. Tipes

Tipes atau demam tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menyebar melalui
makanan yang terkontaminasi. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak yang kurang dijaga
kebersihan lingkungan dan makanannya. Anak-anak juga lebih rentan karena belum sempurnanya
sistem imun yang mereka punya.

Gejala: Demam tinggi hingga 40ºC dan bertahan beberapa hari, sakit perut, sembelit atau diare.
Lengkapnya baca: Ciri-ciri dan gejala penyakit tipes. Pada anak-anak terdapat sedikit perbedaan
seperti penjelasan berikut ini: Gejala tipes pada anak.

Penyebab: Penyakit tipes disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang menyebar melalui feses
atau urin penderitanya. Makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri dari feses atau urin
inilah yang akan memicu munculnya tipes.

3. Diare

Diare termasuk penyakit yang sering di alami terutama pada anak-anak. Ditandai dengan sakit perut
dan feses atau tinja yang berbentuk encer serta BAB yang lebih sering. Penyakit ini umumnya dapat
diatasi dengan mudah menggunakan obat diare di apotik atau menggunakan bahan alami seperti
daun jambu biji. Namun perlu perhatian serius jika diare terjadi lebih sering dan tidak reda dengan
pemberian obat diare biasa.

Gejala: nyeri perut, feses lebih lunak atau encer dari biasanya, lebih sering BAB, dehidrasi.

Penyebab: berbagai penyebab dapat memicu munculnya diare dan yang cukup sering adalah akibat
infeksi bakteri di pencernaan. Masuknya berbagai jenis bakteri seperti Escherichia coli,
Campylobacter, Clostridum difficile, Salmonella, dan Shigella yang kemudian menginfeksi, dapat
memicu diare.

4. Kolera

Kolera merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri di saluran pencernaan yang
menyebabkan penderitanya mengalami diare dan dehidrasi parah. Penyakit ini jika tidak ditangani
dengan tepat dapat berakibat fatal terutama pada anak-anak.

Gejala: diare secara tiba-tiba dan sering, dehidrasi, mual dan muntah serta kram perut.

Penyebab: kolera disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae yang dapat memproduksi toksin
CTX. Racun ini akan menyebabkan tubuh sulit menyerap air, sehingga air lebih banyak dikeluarkan
dalam bentuk diare. Makanan laun, terutama kerang yang diambil di perairan yang terkontaminasi
dan tidak dimasak hingga matang kerap jadi penyebab penularan utama penyakit ini.
5. Disentri

Penyakit yang menginfeksi usus dan menyebabkan diare yang disertai darah dan lendir ini dapat
terjadi pada anak-anak maupun dewasa.

Gejala: diare yang disertai darah, mual, muntah dan kram perut.

Penyebab: disentri disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella pada saluran pencernaan. Terdapat
beberapa jenis Shigella yang dapat menyebabkan disentri, yang paling umum adalah jenis Shigella
sonnei, sementara jenis Shigella dysenteriae menyebabkan disentri yang paling parah. Kurangnya
kebersihan menyebabkan bakteri ini dapat mengontaminasi melalui makanan atau minuman.

6. Difteri

Penyakit difteri menyerang selaput lendir pada tenggorokan dan hidung, terkadang juga hingga kulit.
Penyakit ini sangat menular dan jika tidak ditangani dengan tepat dapat berakibat fatal bahkan
mengancam jiwa.

Gejala: terbentuk lapisan abu-abu menutupi tenggorokan dan amandel, sakit tenggorokan dan suara
serak, demam dan menggigil, pembengkakan kelenjar limfa, pilek yang awalnya cair kemudian jadi
kental dan berdarah.

Penyebab: Difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae yang terhirup
melalui udara dari bersin atau batuk penderitanya.

7. Pneumonia

Penyakit yang menyerang paru-paru dan lebih dikenal sebagai penyakit paru-paru basah ini
menyebabkan terjadinya pembengkakan di kantong udara di ujung saluran paru-paru (alveoli).
Alveoli akan berisi cairan atau nanah yang akan menyebabkan batuk berdahak hingga kesulitan
bernafas.

Gejala: batuk kering atau batuk yang disertai dahak berwarna kuning, hijau atau tercampur darah,
nafas pendek, rasa sakit saat menarik nafas dan demam.

Penyebab: infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae yang menular melalui udara atau kontaminasi
dalam makanan dan minuman.

8. Gonore (kencing nanah)

Gonoore atau kencing nanah merupakan penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh
bakteri Neisseria gonorrhoeae dan gonococcus. Kebiasaan buruk gonta-ganti pasangan merupakan
penyebab utama munculnya penyakit ini.

Gejala: keluar lendir puti susu atau kuning kehijauan dari penis atau vagina, sering buang air kecil,
pembengkakan kelenjar getah bening dan beberapa ciri lainnya seperti diulas berikut ini: Penjelasan
lengkap penyakit gonore.

Penyebab: berhubungan badan dengan penderita, menggunakan jarum suntik tidak aman atau
diturunkan dari ibu ke anak.
9. Antraks

Antraks adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri dengan tingkat bahaya yang cukup
tinggi bahkan dapat menyebabkan kematian. Belum lagi, penyakit ini juga dapat ditularkan oleh
hewan yang terinfeksi ke manusia.

Gejala: mual, pusing, tidak nafsu makan, muntah berwarna hitam atau coklat, BAB berwarna hitam,
sakit perut parah, muncul borok atau koreng di kulit serta kesulitan bernafas.

Penyebab: bakteri Bacillus anthracis yang menginfeksi hewan ternak atau hewan liar yang kemudian
ditularkan ke manusia melalui kontak dengan hewan tersebut atau termakan dagingnya.

10. Tetanus

Penyakit tetanus menyebabkan kekakuan otot rahang dan leher bahkan hingga mengganggu kerja
otot pernapasan. Jika tidak ditangani dengan benar penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini dapat
berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.

Gejala: kejang, ekakuan otot rahang, rahang terkunci (lockjaw), kesulitan menelan.

Penyebab: paparan spora bakteri Clostridium tetani pada luka kulit seperti luka bakar, terkena paku
berkarat atau digigit hewan.

11. Sifilis

Penyakit menular seksual yang dikenal juga sebagai raja singa ini disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum. Hampir sebagian besar organ tubuh akan terpengaruh penyakit ini, namun
pada awalnya hanya muncul lesi di area kelamin atau mulut tempat pertama bakteri masuk dan
menginfeksi.

Gejala: muncul lesi dan pembengkakan kelenjar limfa di sekitar area awal infeksi, serta gejala
lanjutan seperti di jelaskan berikut ini: Penjelasan lengkap penyakit raja singa.

Penyebab: hubungan seksual dengan penderita sifilis, ciuman yang intens hingga terkontaminasi liur
penderita sifilis, berbagi jarum suntik bekas penderita atau ditularkan pada bayi oleh ibu yang
menderita sifilis.

12. Meningitis bakterialis

Meningitis bakterialis adalah kondisi infeksi pada selaput yang melindungi otak dan saraf tulang
belakang yang disebabkan oleh bakteri. Saat terinfeksi lapisan meninges akan membengkak dan
menekan sel saraf di sekitarnya dan menyebabkan kerusakan saraf.

Gejala: demam, sakit kepala berkelanjutan, mual dan muntah, sensitif terhadap cahaya, gejala akan
sedikit berbeda jika meningitis terjadi pada bayi atau anak-anak. Baca penjelasan lengkap gejala
meningitis berikut: Ciri-ciri meningitis yang perlu diwaspadai.

Penyebab: infeksi bakteri Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, dan Listeria


monocytogenes.

Anda mungkin juga menyukai