Anda di halaman 1dari 3

Persamaan Diferensial

Pendahuluan

Dari kata “persamaan” dan “diferensial”, kita tentu sudah dapat membayangkan bahwa Persamaan
Diferensial berkaitan dengan penyelesaian suatu bentuk persamaan yang mengandung diferensial.
Dalam mempelajari aljabar dan trigonometri, kita mencari penyelesaian dari persamaan seperti x2 +
5x + 4 = 0 untuk variabel x. Sedangkan untuk persamaan diferensial, kita akan mencari
penyelesaian dari persamaan diferensial yang berbentuk y” + 2y’ + y = 0 untuk fungsi y yang belum
diketahui. Tetapi sebelum kita mecoba mencari penyelesaian dari persamaan tersebut, perlu
dipahami beberapa definisi dan terminologi mendasar yang berhubungan dengan persamaan
diferensial ini.

Di dalam kalkulus, kita telah mempelajari bahwa turunan dy/dx dari fungsi y = (x) adalah fungsi y
= (x) itusendiri, yang ditentukan dengan aturan yang tepat. Misalnya, jika diketahui bahwa
persamaan

maka

berarti

Persoalan inti di dalam persamaan diferensial bukanlah pertanyaan yang berbunyi “diberikan
sebuah fungsi y = (x), tentukanlah turunannya”, melainkan “jika sebuah persamaan diferensial
dy/dx = 2xy, apakah ada cara atau metode tertentu yang dapat kita gunakan untuk menentukan
fungsi y = (x)?”

Definisi 1

Suatu persamaan yang mengandung turunan dari satu atau beberapa variabel tak bebas terhadap
satu atau beberapa variabel bebas, dinamakan Persamaan Diferensial.

Klasifikasi Persamaan Diferensial

Persamaan diferensial dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe, orde dan kelinierannya.

A. Klasifikasi berdasarkan tipe

Jika sebuah persamaan hanya mengandung turunan biasa dari satu atau beberapa variabel tak
bebas terhadap satu variabel bebas, maka persamaan diferensial yang bersangkutan dinamakan
persamaan diferensial biasa (Ordinary Differential Equations, ODE). Jadi persamaan
diferensial:

dan
merupakan persamaan diferensial biasa.

Sebuah persamaan diferensial yang mengandung turunan-turunan parsial dari satu atau
beberapa variabel tak bebas terhadap dua atau beberapa variabel bebas, dinamakan persamaan
diferensial parsial (Partial Differential Equations, PDP).

dan

merupakan contoh persamaan diferensial parsial.

B. Klasifikasi berdasarkan orde

Persamaan diferensial memiliki orde danderajat tertentu. Orde dan derajat sudah dijelaskan
pada artikel sebelumnya.

Persamaan diferensial

terdiri atas diferensial orde kedua

dan diferensial orde pertama

Tetapi secara keseluruhan persamaan diferensial tersebut dikatakan persamaan diferensial orde
kedua, akrena orde tertinggi dalam persamaan tersebut adalah diferensial orde kedua.

Persamaan (y - x) dx + 4x dy = 0 dapat dinyatakan dalam bentuk

yang terdiri atas diferensial orde pertama, maka persamaan diferensial tersebut dinamakan
persamaan diferensial orde pertama.

Bentuk umum persamaan diferensial biasa orde ke-n seringkali dituliskan secara simbolis
sebagai berikut:
F(x, y, y’, y’’, . . . , yn) = 0

Secara umum persamaan diferensial tersebut memiliki penyelesaian yang berbentuk

yn = f(x, y, y’, y’’, . . . ,yn-1)

C. Klasifikasi berdasarkan kelinieran

Suatu persamaan diferensial yn = f(x, y, y’, y’’, . . . ,yn-1) dikatakan linier jika f merupakan
fungsi linier dari y, y’, y’’, . . . ,yn-1. Ini berarti bahwa suatu persamaan dikatakan linier jika
dapat dituliskan dalam bentuk:

Dari persamaan ini kita dapat melihat adanya dua karakteristik persamaan diferensial
linier, yaitu:

1) Variabel tak bebas y dan semua turunannya merupakan diferensial berderajat


satu

2) Masing-masing koefisien hanya bergantung pada variabel bebas x.

Fungsi-fungsi dari y seperti sin y atau fungsi-fungsi dari turunan y seperti tidak
dapat dijumpai dapam bentuk linier. Suatu persamaan diferensial yang tidak linier
dinamakan persamaan diferensial non-linier. Jika persamaan diferensial:

berturut-turut adalah persamaan diferensial biasa, linier orde pertama, orde kedua,
dan orde ketiga.

Sebaliknya,

Berturut-turut, merupakan persamaan diferensial biasa, non-linier orde pertama, orde kedua,
dan orde keempat.

Anda mungkin juga menyukai