Anda di halaman 1dari 15

KESEHATAN MENTAL

Makalah diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah


KONSELING ANAK DAN REMAJA

Dosen Pengampu : Cucum Novianti, M.A

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK X

Ade Shofiatul Jannah


Ani Wahyuni

SEMESTER IV
Program Studi :

Bimbingan Konseling Pendidikan Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan penulis kesehatan jasmani dan rohani sehingga penulis
mampu menyusun makalah ini yang Insya Allah dapat memberikan
manfaat.
Sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Baginda
kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan hingga zaman terang benderang ini, tanpa beliau dan tanpa izin
Allah mungkin kita tidak mungkin akan mengetahui tentang banyak nya
ilmu pengetahuan yang ada dimuka bumi ini.
Penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Konseling Anak dan Remaja yang telah membimbing penulis
dalam menyusun makalah ini dan tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada keluarga, serta rekan-rekan yang ikut mendukung dalam
penyusunan makalah ini.
Dengan disusunnya makalah ini penulis menyadari dalam
penyusunan masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis harap
rekan-rekan dapat memberikan kritikan serta masukan agar kedepannya
penulis dapat menyusun makalah lebih baik.

Cirebon, 30 Januari 2019

Penulis,
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kesehatan sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan secara fisik


maupun mental. Kepribadian yang mantap yaitu kepribadian yang mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan sehat mental. Kesehatan mental
dan penyesuaian diri yang baik merupakan dasar kebahagiaan sseseorang.
Walaupun bahagia sifatnya relative tergantung pada konsep manusia itu
sendiri dan apa tujuan hidupnya. Kesehatan jasmani (fisik) sangat erat kaitan
nya dengan kesehatan mental. Oleh karena itu apabila fisik nya baik maka
mental manusia itu pun akan kuat.
Frank, L.K (dalam Notosoedirdjo & Latipun, 2002) mengatakan
bahwa kesehatan mental merupakan orang yang terus menerus tumbuh,
berkembang, dan matang dalam hidupnya menerima tanggung jawab,
menemukan penyesuaian dalam berpartisipasi dan memelihara aturan sosial
dan tindakan dalam budayanya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kesehatan mental?


2. Apa yang dimaksud dengan mental disorder?
3. Apa saja ciri pribadi yang bermental sehat?
4. Apa saja ciri pribadi yang mental disorder?
5. Pendekatan seperti apa yang digunakan dalam menangani kesehatan
mental ini?
1.3 Tujuan

1. Mampu mengetahui definisi kesehatan mental dan mental disorder


2. Memahami ciri pribadi yang bermental sehat dan mental disorder
3. Memahami pendekatan dalam penanganan kesehatan mental
4. Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya
gangguan mental
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesehatan Mental

Dalam bahasa Latin disebutkan, man sana in corpore sano (dalam


badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat). Dalam bahasa Arab disebutkan,
al-aqlus salim fil jismis salim (akal yang sehat terdapat dalam tubuh yang
sehat. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa antara keduanya hendaklah
dipertahankan keutuhannya, artinya sehat jasmani dan ruhani atau sehat jiwa
dan mental. 1
Mental yang sehat akan bertingkah laku imbang, psikis nya stabil,
tidak memendam konflik, dan hatinya tenang. Sebaliknya mental yang tidak
sehat secara relative, mereka psikis nya naik turun, hatinya tidak tenang,
Prinsip-prinsip pengertian kesehatan mental adalah sebagai berikut:
1. Kesehatan mental adalah lebih dari tiadanya perilaku abnormal. Prinsip ini
menegaskan bahwa yang dikatakan sehat mentalnya tidak cukup kalau
dikatakan sebagai orang yang tidak mengalami abnormalitas atau orang yang
normal. Karena pendekatan statistik memberikan kelemahan pemahaman
normalitas itu. Konsep kesehatan mental lebih bermakna positif daripada
makna keadaan umum atau normalitas sebagaimana konsep statistik.

2. Kesehatan mental adalah konsep yang ideal. Prinsip ini menegaskan bahwa
kesehatan mental menjadi tujuan yang amat tinggi bagi seseorang. Apalagi
disadari bahwa kesehatan mental itu bersifat kontinum. Jadi sedapat mungkin
orang mendapatkan kondisi sehat yang paling optimal dan berusaha terus
untuk mencapai kondisi sehat yang setinggi-tingginya.

1
Drs. Samsul Munir Amin, M.A, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta : AMZAH, 2010) Hlm.
143
3. Kesehatan mental sebagai bagian dan karakteristik kualitas hidup. Prinsip
ini menegaskan bahwa kualitas hidup seseorang salah satunya ditunjukkan
oleh kesehatan mentalnya. Tidak mungkin membiarkan kesehatan mental
seseorang untuk mencapai kualitas hidupnya, atau sebaliknya kualitas hidup
seseorang dapat dikatakan meningkat jika juga terjadi peningkatan kesehatan
mentalnya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah


suatu kondisi di mana kepribadian, emosional, intelektual dan fisik seseorang
tersebut dapat berfungsi secara optimal, dapat beradaptasi terhadap tuntutan
lingkungan dan stressor, menjalankan kapasitasnya selaras dengan
lingkungannya, menguasai lingkungan, merasa nyaman dengan diri sendiri,
menemukan penyesuaian diri yang baik terhadap tuntutan sosial dalam
budayanya, terus menerus bertumbuh, berkembang dan matang dalam
hidupnya, dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan
menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam
kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.

2.2 Ciri Pribadi Yang Bermental Sehat

1. Ada koordinasi yang baik (adaptasi dengan lingkungan standar)


2. Senantiasa giat dalam mengembangkan segenap bakat dan minat nya
3. Memiliki tujuan hidup
4. Bergairah dan sehat lahir batin
5. Tenang dan efisien dalam setiap tindakannya
6. Menikmati hidupnya

2.3 Pengertian Mental Disorder

Gangguan mental atau mental disorder adalah suatu kesenjangan yang


dirasakan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi pola pikir, perasaan, suasana
hati, dan dapat berpengaruh kepada cara seseorang dalam menghadapi kehidupan
sehari harinya.
Ada beberapa hal yang dapat memicu adanya gangguan mental, diantaranya :
a. Factor social
Seperti kemiskinan atau ekonomi belum terpenuhi, konflik rumah tangga,
belum bekerja, dan masalah finansial lainnya.
b. Faktor biologis
Berasal dari genetic, kerusakan pada system saraf maupun otak akibat
penggunaan narkotika.
c. Factor psikologis
Putus asa, merasa rendah diri, pernah mengalami kejadian yang tidak baik
semasa kecil (kekerasan seksual), kurang perhatian.

2.4 Ciri mental disorder

World Health Organization atau WHO menyatakan bahwa sebanyak satu


dari empat orang menderita gangguan mental, dan hampir dua pertiga dari
orang yang mengalami gangguan mental tersebut tidak pernah menjalani
pengobatan. Karena itulah, sebaiknya ciri – ciri mental disorder pada manusia
seharusnya dapat langsung dikenali pada tahap awal agar tidak berkembang
menjadi suatu mental disorder yang jauh lebih serius.

Gejala dari orang yang menderita mental disorder ringan tidak terlihat
dari kondisi fisik, melainkan lebih kepada perubahan kondisi mentalnya.

a. Menarik diri secara sosial

Ciri – ciri mental disorder tampak ketika seseorang mulai menarik diri
dari pergaulan sosialnya, tidak hanya dari teman namun juga dari lingkungan
keluarga terdekat. Senang menyendiri setiap waktu dan tidak merespon
pendekatan secara sosial dari siapapun, mulai tenggelam dalam dunianya
sendiri dan pikirannya sendiri. Senang melamun dan mengasingkan diri dari
siapapun.
b. Sulit berorientasi dan mengalami kekacauan alam pikir

Mulai mengalami kesulitan untuk mengingat keberadaan dirinya,


waktu, tempat dan orang lain juga. Hal ini disebabkan karena pikirannya
hanya berpusat pada masalah yang dialaminya, menyebabkan hilangnya
kemampuan untuk berorientasi pada keadaan sekelilingnya.

c. Mengalami penurunan daya ingat

Karena pikirannya hanya terpusat pada khayalan dan masalahnya


sendiri, lambat laun orang yang mengalami ciri – ciri mental disorderakan
kehilangan kemampuan atau daya ingatnya juga. Ia akan sulit mengingat hal –
hal kecil dan ingatan jangka pendek biasanya akan terganggu.

d. Mengalami penurunan kemampuan kognitif

Selain menurunnya daya ingat, kemampuan kognitif juga akan


terganggu. Misalnya tidak bisa melakukan perhitungan sederhana, seperti
menghitung penjumlahan sederhana atau kemampuan dan pengetahuan dasar
lainnya juga akan terganggu. Menurunnya kemampuan kognitif ini juga bisa
dilihat pada gejala mental disorder pada lansia.

e. Tidak memperhatikan kebersihan diri

Saat ini orang dengan ciri – ciri mental disorder rmulai membentuk
opini negatif mengenai dirinya sendiri sehingga tidak lagi memperhatikan
kondisi penampilan dirinya, terutama kebersihan diri. Mereka tidak lagi
menganggap penting kebersihan penampilan, memakai pakaian atau merawat
kondisi fisiknya, bahkan ada yang tidak lagi ingat untuk memakai baju.

f. Mengalami perubahan mood yang cepat


Orang dengan mental disorder ringan juga akan mengalami emosi
yang labil sebagai salah satu karakteristik gangguan mood atau gangguan
mood dalam psikologi. Emosi mereka bisa berubah dengan cepat dan
fluktuatif sehingga sulit mengontrol emosinya sendiri. Bereaksi berlebihan
pada stimulus yang sekecil apapun seperti marah berlebihan atau sedih
berlebihan.

g. Tampak berperilaku aneh

Perilaku aneh, perilaku abnormal dan tidak biasa juga akan mulai
terlihat pada mental disorder ringan, adanya gejala gangguan mental seperti
bicara dan tertawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab, mengurung diri,
bergerak tanpa tujuan yang jelas, mengalami halusinasi dan delusi, bicara
yang sulit dimengerti, agresif, gembira berlebihan dan lain sebagainya.

h. Enggan melakukan bermacam kegiatan seperti biasa

Kegiatan yang biasa dilakukan akan dihentikan, karena tidak ada


keinginan untuk beraktivitas, kehendak, atau inisiatif dan upaya untuk
berkegiatan, tidak memiliki spontanitas, bersikap monoton, tidak punya
keinginan apa – apa, malas bergerak dan selalu terlihat murung, sedih, tidak
bersemangat. Seorang yang mengalami mental disorder ringan bisa jadi akan
bersikap apatis terhadap semua hal dan tidak ingn melakukan apa – apa sama
sekali.

i. Tidak berekspresi

Sulit memancing kontak secara emosional dengan orang yang


mengalami mental disorder ringan, karena ia tidak menunjukkan ekspresi atau
menanggapi secara emosional juga. Wajah terlihat cenderung datar, jarang
merespon pembicaraan dan lebih banyak diam tanpa ekspresi. Selain itu juga
jarang menanggapi pertanyaan dan tidak menunjukkan minat atau rasa ingin
tahu terhadap topik pembicaraan.

j. Mengalami delusi dan halusinasi

Delusi adalah keyakinan yang tidak rasional atau tidak masuk akal
pada pemikiran seseorang walaupun telah ada pembuktian secara objektif
bahwa yang diyakininya tersebut tidak masuk akal. Contoh, yakin bahwa ada
orang yang berniat jahat kepadanya sepanjang waktu. Sedangkan halusinasi
yaitu mengalami hal – hal yang berkaitan dengan panca indera tanpa adanya
rangsangan yang nyata, misalnya macam – macam halusinasi mendengar
bisikan – bisikan atau melihat beda – benda yang tidak ada. Contoh, melihat
gajah terbang berwarna merah jambu. Pada gejala ini, penting juga untuk
mengetahui ciri–ciri skizofrenia dan ciri–ciri psikopat ringan agar dapat
mendeteksinya sejak dini.

k. Depresi, sedih atau stress terus menerus

Adanya perasaan negatif yang terus menerus akan menimbulkan rasa


murung dan sedih yang berkepanjangan juga. Orang tersebut akan sulit
merasa gembira dan senang atau bahkan berpikiran positif tentang berbagai
hal. Akibatnya mental disorder ringan pun bisa dengan mudah menjadi berat
apabila penderitanya tidak segera mendapatkan pertolongan untuk kembali
berusaha merasakan manfaat berpikir positif untuk mengembalikan pikiran
positifnya.

l. Mulai paranoid

Karena mengalami delusi dan halusinasi, orang yang mengalami


mental disorderbisa jadi mulai merasakan paranoid yaitu adanya rasa
ketakutan pada hal – hal biasa yang bahkan tidak perlu ditakuti orang normal.
Misalnya, takut keluar rumah karena takut bertemu orang jahat, takut pada
orang asing, takut makan karena mengira akan diracuni, mengira semua orang
selalu berbuat jahat kepadanya dan lain sebagainya.

m. Berpikir bunuh diri

Karena perasaan depresi dan sedih yang berkelanjutan, kemungkinan


adanya gangguan self injury atau berpikir untuk bunuh diri bisa saja mulai
terbentuk. Biasanya hal ini dimulai dengan keinginan untuk menyakiti atau
melukai diri sendiri, yang berkembang dengan keinginan untuk mengakhiri
hidupnya sendiri. Apabila orang di sekitarnya tidak menyadari hal ini, maka
biasanya keadaan penderita mental disorder akan memburuk dengan cepat
dari gangguan ringan menjadi gangguan berat dan sangat berpotensi untuk
bunuh diri.

n. Menyalahgunakan obat – obatan atau alkohol

Kekacauan pikiran yang dialami membuat orang dengan ciri – ciri


mental disorder ringan akan mengalami penyalahgunaan substansi berupa
obat atau alkohol. Menggunakan obat dan alkohol secara berlebihan biasanya
ditujukan untuk menenangkan pikiran yang kacau dan justru akan berakibat
mental disordernya semakin parah.

o. Perubahan pola hidup

Gejala lain yang terlihat jelas ketika seseorang mengalami mental


disorder ringan adalah mulai adanya perubahan pola hidup seperti
terganggunya pola tidur, mengalami insomnia, juga kehilangan nafsu makan
atau mengalami gangguan pola makan seperti anorexia dan bulimia.
Ketahuilah bahwa manfaat relaksasi bagi jiwa penting untuk tetap menjaga
kestabilan kondisi mental.
2.5 Cara Mengobati Mental Disorder

Untuk menangani ciri – ciri mental disorder biasanya tidak semua


diperlukan obat – obatan kimia untuk mengatasinya, cara menyembuhkan
mental disorder bisa saja hanya perlu di lakukan terapi kejiwaan untuk
memperbaiki kondisi mental penderita yang sedang labil. Beberapa terapi
yang dapat dilakukan adalah:

a. Psikoterapi

Jenis terapi sakit jiwa ringan ini bertujuan untuk memberikan suatu
sarana aman bagi penderita mental disorder ringan untuk mengungkapkan
perasaannya kepada terapis. Bantuan akan diberikan olah terapis antara lain
berupa cara untuk mengontrol perasaan sang penderita agar tidak menjadi
berlebihan, terapi psikologi untuk depresi, cara mengatasi halusinasi, dan
lainnya. Pada jenis terapi ini, kemungkinan akan ada pemberian obat – obatan
jika dipandang perlu.

b. Terapi obat

Sesuai namanya, terapi ini biasanya menggunakan obat – obatan yang


tujuannya untuk mengatasi gangguan fungsi neuro transmitter yang dapat
menghilangkan berbagai gejala klinis pada penderita penyakit kejiwaan
ringan. Terapi dengan obat dapat diberikan untuk jangka waktu yang lama,
bahkan hingga bertahun – tahun.

c. Terapi sosial

Terapi ini ditujukan agar penderita dapat memulihkan kembali


kemampuan sosialnya dan untuk kembali memperhatikan serta merawat
dirinya sendiri, kembali mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain, serta
tidak lagi menjadi beban untuk keluarganya.
Selama menjalani terapi sosial ini hendaknya penderita tetap diberikan
terapi obat–obatan, tergantung kepada penilaian terapisnya. Salah satu bentuk
terapi sosial adalah terapi aktivitas kelompok berupa bergabungnya penderita
dengan support grup yang berisi orang – orang yang memiliki pengalaman
sama, dan melakukan cara menguatkan mental diri sendiri.

d. Terapi spiritual

Pendekatan secara keagamaan disebut juga dapat memberikan manfaat


bagi para penderita gagngguan jiwa ringan sebagai cara mengobati mental
disorder dan macam – macam mental disorder . Untuk itu mereka bis
didekatkan dengan berbagai aktivitas keagaamaan sesuai dengan agamanya
masing – masing, sehingga merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta dan
lambat laun memperbaiki keadaan mentalnya.

e. Rehabilitasi

Program ini penting dilakukan untuk mempersiapkan penderita mental


disorderuntuk kembali beraktivitas di tengah keluarga dan masyarakat.
Biasanya terapi dilakukan di sebuah institusi yaitu rumah sakit jiwa secara
bertahap sampai penderita kembali siap untuk bergabung dengan lingkungan
dari kehidupannya sebelum sakit. Misalnya, pemberian life skill berupa
kursus, mengajarkan keterampilan, juga dilakukan evaluasi mengenai
kesiapan penderita untuk kembali ke tengah masyarakat.

Peran keluarga sangat penting untuk membantu orang yang menderita


mental disorder agar tidak berkembang menjadi semakin kronis dan parah,
sehingga keadaan mentalnya sulit dipulihkan kembali.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan mental adalah suatu kondisi di mana kepribadian, emosional,
intelektual dan fisik seseorang tersebut dapat berfungsi secara optimal, dapat
beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan dan stressor, menjalankan kapasitasnya
selaras dengan lingkungannya, menguasai lingkungan, merasa nyaman dengan diri
sendiri, menemukan penyesuaian diri yang baik terhadap tuntutan sosial dalam
budayanya, terus menerus bertumbuh, berkembang dan matang dalam hidupnya,
dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-
masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta
memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.

Sedangkan Gangguan mental atau mental disorder adalah suatu kesenjangan


yang dirasakan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi pola pikir, perasaan,
suasana hati, dan dapat berpengaruh kepada cara seseorang dalam menghadapi
kehidupan sehari harinya.

3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah Konseling Anak dan Remaja tentang pembagian
kesehatan mental, penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui kajian
Konseling Anak dan Remaja ini khususnya Teori Kesehatan Mental dengan membaca
buku atau jurnal jurnal nya, karena disini penulis hanya mengambil garis besar dari
bahasan tersebut dengan melihat dari berbagai sumber.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta : AMZAH, 2010
Aqib Zainal, Konseling Kesehatan Mental, Bandung: CV Yrama Widya, 2013
Daradjat Zakiah, Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, 1983

Anda mungkin juga menyukai