Pembagian Akhlak
Pembagian Akhlak
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
SEMESTER IV
Program Studi :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan penulis kesehatan jasmani dan rohani sehingga penulis
mampu menyusun makalah ini yang Insya Allah dapat memberikan
manfaat.
Sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Baginda
kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan hingga zaman terang benderang ini, tanpa beliau dan tanpa izin
Allah mungkin kita tidak mungkin akan mengetahui tentang banyak nya
ilmu pengetahuan yang ada dimuka bumi ini.
Penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Akhlak Tasawuf yang telah membimbing penulis dalam menyusun
makalah ini dan tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga,
serta rekan-rekan yang ikut mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Dengan disusunnya makalah ini penulis menyadari dalam
penyusunan masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis harap
rekan-rekan dapat memberikan kritikan serta masukan agar kedepannya
penulis dapat menyusun makalah lebih baik.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
PENUTUP ............................................................................................................. 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembahasan tentang akhlak tidak akan pernah lepas dari sikap,
perkataan, dan perbuatan setiap insan. Akhlak seseorang dapat kita lihat dan
amati dari setiap tingkah laku maupun tutur katanya terhadap sesame manusia
maupun terhadap sang pencipta.
Sebagai makhluk yang berakhlak inilah yang menjadikan kita berbeda
dengan makluk Allah lainnya. Karena manusia tanpa akhlak, akan kehilangan
derajatnya sebagai makhluk Allah yang mulia.
Imam Al Ghazali mengatakan bahwa akhlak adalah daya kekuatan
yang tertanam dalam jiwa dan mendorong perbuatan perbuatan spontan tanpa
memerlukan pertimbangan maupun pemikiran yang lama.
Manakala perbuatan tersebut mencerminkan tindakan kebaikan
(terpuji) maka disebut dengan akhlakul mahmudah, sedangkan apabila
tindakan tersebut melahirkan tindak keburukan dan kejahatan (tercela)
disebut dengan akhlakul madzmumah.
Banyak pula yang mempengaruhi dalam proses terbentuk nya akhlak
pada diri setiap manusia, baik dari internal maupun eksternal (lingkungan).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari akhlak
2. Untuk memahami pembagian dari macam macam akhlak
3. Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan akhlak
4. Untuk mengetahui apa tujuan dan manfaat dari pembelajaran
materi pembagian akhlak ini.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab yang sudah diadopsi ke dalam bahasa
Indonesia, yang mana merupakan jamak taksir dari kata khuluq. Yang artinya
tingkah laku, budi pekerti, tabiat, atau sikap.
Menurut Imam Al Ghazali, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
(manusia) yang melahirkan tindakan tindakan mudah dan gampang tanpa
memerlukan pemikiran atau pertimbangan1. Sedangkan menurut Abu Bakar Jabir
Al Jaziri mengatakan, akhlak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri
manusia yang dapat menimbulkan perbuatan baik dan buruk, ataupun terpuji dan
tercela.
Seseorang yang dapat dikatakan sebagai manusia berakhlak adalah jika
yang ia lakukan timbul dengan sendirinya, muncul adanya motivasi dalam diri
seorang tersebut, kemauan dan kesadaran dirinya sendiri (tidak dengan paksaan),
dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan dan pemikiran apalagi sampai berulang
ulang.
Jadi akhlak seseorang itu berada pada jiwa orang itu sendiri. Jika jiwanya
baik maka akan melahirkan perbuatan, pikiran, dan perkataan yang baik.
Sebaliknya, apabila jiwanya buruk akan melahirkan akhlak yang kurang baik pula.
Akhlak terpacu pada ukuran sesuatu baik ataupun buruk, terpuji maupun
tercela. Sebagaimana dalam ajaran Islam, akhlak seorang muslim dan muslimat
haruslah sesuai dengan sumber Al Qur’an maupun As Sunnah, bukanlah semata
mata menerka dari hasil pemikiran atau pandangan lainnya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis berpendapat bahwa akhlak adalah
segala perbuatan, tingkah laku, perkataan, maupun pemikiran yang tertanam kuat
pada diri seseorang yang menjadi bagian kepribadian seseorang tanpa adanya
paksaan, dan merujuk pada ajaran dalam Al Qur’an maupun As Sunnah.
1
Imam Al-Ghazali Ihya’Ulum al-Din, Juz III. Hal 53
5
Akhlak itu perbuatan yang dilakukan kepada Tuhannya, sesame manusia,
kepada hewan maupun tumbuhan (lingkungan sekitar), maupun terhadap diri
sendiri. Ilmu akhlak memiliki kaitan erat dengan kajian kajian psikologi, sebab
baginya ia seperti premis premis yang membantu meluruskan perilaku manusia
hingga menjadi pribadi yang baik dan mampu mengontrol keinginan dalam
berbuat segala sesuatu.2
2
Dr. Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam & Akhlak, (Jakarta : AMZAH, 2013) Hlm. 223
6
Contoh akhlak mahmudah diantaranya adalah :
1. Bertaubat
Suatu perbuatan yang menyesali tindakan buruk yang pernah ia
lakukan dimasa yang lampau, kemudian dia berusaha meninggalkan
perbuatan tersebut, dan tidak ingin mengulanginya lagi.
2. Bersyukur
Suatu tindakan berterimakasih atas segala nikmat yang dimilikinya
kepada Allah. Karena ia sadar bahwa apa yang miliki itu berasal dari
pemberian Allah dan selalu mengingat Allah kapanpun dimanapun.
Pada prinsipnya, karakter orang Mukmin itu banyak berdzikir kepada
Allah. Sebaliknya, karakter orang munafik tidak mau berdzikir
(mengingat Allah) kecuali hanya sedikit. 3
3. Sabar
Sikap menahan diri atas kesulitan yang sedang ia hadapi, namun bukan
berarti ia menyerah begitu saja. Sabar diawali dengan ikhtiar yang
sungguh sungguh dan diakhiri dengan menyerahkan segala persoalan
kepada Allah.
7
Termasuk sombong adalah engkau membantah orang yang
mengajarimu, baik dengan memperpanjang pembicaraan maupun
dengan adab yang jelek terhadapnya.4
2. Iri hati dan dengki
Dengki (hasad) artinya benci terhadap nikmat yang Allah berikan
kepada orang lain. Bahkan dia mengharapkan nikmat itu hilang dari
orang lain. Dengki ini juga bisa disebabkan oleh kurang nya bersyukur
terhadap nikmat yang dimiliki sekarang. Seorang muslim dan
muslimah tidak boleh dengki karena dengki adalah sifat tercela, sifat
orang orang Yahudi, dan dapat merusak amal.5
3. Marah
Marah adalah kondisi emosi seseorang yang tidak terkontrol dan sulit
di reda kan, biasanya tidak dapat ditahan oleh kesadarannya sehingga
menimbulkan perkataan ataupun perbuatan yang tidak menyenangkan.
Bahkan apabila sedang memuncak bisa menimbulkan percekcokan
ataupun perkelahian yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.
1. Keturunan
2. Lingkungan
3. Kebiasaan
4
Yazid bin Abdil Qadir Jawas, Adab dan Akhlak Penuntut Ilmu, (Bogor : Pustaka At Taqwa,
2017) Hlm. 145
5
Yazid bin Abdil Qadir Jawas, Adab dan Akhlak Penuntut Ilmu, (Bogor : Pustaka At Taqwa,
2017) Hlm. 140
8
Pendidikan akhlak adalah suatu bimbingan mengenai dasar dasar
akhlak, perangai yang baik, dan sifat yang harus dimiliki oleh setiap insan
baik muda maupun tua, karena akhlak yang ditanam sejak dini akan sangat
berpengaruh sampai ia dewasa kelak.
6
M. Athiyah Al Abrasyi, Dasar Dasar Pendidikan Pokok Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1970)
Hlm. 1-2
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Allamah Sayyid. 2011. Agar Iman Senantiasa Meningkat.
Jakarta : PT Mizan Publika
Al Abrasyi, M. Athiyah. 1970. Dasar Dasar Pendidikan Pokok Islam.
Jakarta : Bulan Bintang
Hajjaj, Mathba’ah Al Fajr. 2013. Tasawuf Islam & Akhlak. Jakarta :
AMZAH
Muthahhari, Murtadha. 1995. Falsafah Akhlak. Bandung : Pustaka
Hidayah
Yazid. 2017. Adab dan Akhlak Penuntut Ilmu.Bogor : Pustaka At Taqwa
11