Disusun Oleh:
Nama : Muhammad Farzil Haq Hi Ali
NIM : 20160610207
Konsentrasi : Hukum Perdata Bisnis
Disusun Oleh :
NIM : 20160610207
Pada Tanggal
28 November 2019
Dosen Pembimbing
Ketua
Penelaah 1 Penelaah 2
Reni Budi Setianingrum SH., M.Kn Dr. Danang Wahyu Muhammad, SH., M.Hum
NIK. 19820215201604 153 065 NIK. 19690528199409 153 022
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
konsumen, yaitu berupa pilihan produk yang bervariatif dengan harga pasar
dari perilaku pasar, maka akan muncul dampak kerugian pada konsumen.1
Secara umum, dapat dilihat bahwa pelaku usaha dalam menjalankan suatu
kegiatan usaha tidak lain adalah untuk mendapatkan laba atau keuntungan
ekonomis. Kegiatan usaha yang dilakukan pun dalam bentuk dan jenis yang
1
Irna Nurhayati, “Kajian Hukum Persaingan Usaha : Kartel Antara Teori dan Praktik”, Jurnal
Hukum Bisnis Vol.30-No.II-(Tahun 2011), Hlm.6
Tidak Sehat (selanjutnya disebut UULPM).2 Salah satu bentuk pelanggaran
UULPM dan persaingan usaha tidak sehat yang sangat berbahaya dikalangan
dunia usaha adalah kartel yang merupakan suatu perjanjian antara pelaku
pelaku usaha pesaingnya yang diatur dalam Pasal 11 UULPM yaitu “Pelaku
pemasaran suatu barang dan atau jasa, yang dapat mengakibatkan terjadinya
pelaku usaha juga menjadi suatu masalah bagi Komisi Pengawas Persaingan
sehat berdasarkan Pasal 42 UULPM terdiri atas 5 alat bukti yaitu: keterangan
saksi, keterangan ahli, surat dan atau dokumen, petunjuk, keterangan pelaku
dimana dalam pembuktiannya dapat melalui 2 jenis alat bukti yaitu bukti
2
Ningrum Natasya Sirait, 2003, Asosiasi & Persaingan Usaha Tidak Sehat, Medan ,Pustaka
Press, hlm.16.
3
Prosecuting Cartels without Direct Evidence of Agreement, 19 November 2019,
http://www.oecd.org/competition/cartels/38704302.pdf,, (18:55)
Pembuktian kartel yang sering digunakan dalam melakukan pembuktian
penggunaan bukti tidak langsung terdapat dua jenis pembuktian yang terdiri
dalam penelitian ini adalah Putusan Mahkamah Agung perkara Nomor 217
KPPU atas kartel yang dilakukan oleh PT. Yamaha dan PT. Honda. Hakim
Hakim MA berpendapat bahwa alat bukti tidak langsung yang digunakan oleh
mempunyai kekuatan hukum karena bukti tidak langsung tidak diatur dalam
KPPU sampai saat ini masih berusaha untuk mencari pengakuan dengan
bukti tidak langsung (indirect evidence). Adanya upaya yang dilakukan untuk
menempatkan indirect evidence sebagai ‘bukti tersendiri’ sedang ditempuh
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Berdasar latar belakang di atas
penulis tertarik meneliti permasalahan ini dalam suatu penelitian dengan judul
NOMOR 444K/Pdt.Sus-KPPU/2018)
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Obyektif
2. Tujuan Subyektif
Muhammadiyah Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
dibidang persaingan usaha yang tidak sehat dan juga dapat dijadikan
1. Persaingan Usaha
Apabila hukum persaingan usaha diberi arti luas, bukan hanya meliputi
ekonomi.5
4
Arie Siswanto,2002, Hukum Persaingan usaha, Jakata, Ghalia Indonesia, hal 23
5
Andi Fahmi Lubis, Dkk, 2009, Hukum Persaingan Usaha: Antara Teks dan Konteks, Jakarta,
Creative Media, hal 21
adalah untuk menjaga kelangsungan persaingan (competition). Dari
harga rendah.6
6
Sukarmi, “Pembuktian Kartel Dalam Hukum Persaingan Usaha”, Jurnal Persaingan Usaha,
Edisi 6, KPPU, (2011), hal.143
guna menentukan apakah suatu perjanjian atau kegiatan tersebut
tidak sehat oleh pelaku usaha yang saling bersaing. Di dalam bukti
disepakati bersama oleh para pelaku usaha. Bukti tidak langsung dapat
evidence) atau yang juga dikenal dengan istilah indirect evidence, adalah
7
Hanif Nur Widhiyant, “PENDEKATAN PER SE ILLEGAL DAN RULE OF REASON
DALAM HUKUM PERSAINGAN” , ARENA HUKUM, Vol 8, No 3, (Desember 2015), Hlm 300-
463
8
Susanti Adi Nugroho, 2012, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia dalam Teori dan Praktek
dan Penerapan Hukumnya, Jakarta, Kencana, hlm. 141.
pasar dan/atau melakukan persaingan usaha yang tidak sehat. Bukti tidak
langsung merupakan golongan dari bukti petunjuk yang diatur dalam Pasal
dalam pasar secara tidak sehat. Bukti tidak langsung tidak dapat berdiri
yang dilarang berupa kartel dan penetapan harga. Bukti tidak langsung
9
Susanti Adi Nugroho, Op.cit, hlm 141
10
Hukum Online, Berjuang Mencari Legitimasi Indirect Evidence, 24 November 2019, https:
//www.ucnews.id/ news/ Berjuang -Mencari -Legitimasi -Indirect-Evidence/
2099612943090568.html,, (22:34)
11
Sutrisno Iwanto, 24 November 2019, http:// www.kppu.go.id /id /blog /2010/ 07/ sulitnya-
membuktikan -praktik- kartel/,, ( 22:45)
2. Bukti komunikasi
tempat yang sama antar pesaing. Selain itu, notulen rapat yang
3. Kartel
jumlah produksi mereka. praktik kartel lazim terjadi pada pasar dengan
12
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 1993), hlm 643
13
Susanti Adi Nugroho, 2012, Hukum Persaingan Usaha Indonesia, Jakarta, Kencana, hlm 176
struktur oligopoli dimana hanya terdapat beberapa pelaku usaha
harga. Ketiga, agar penetapan harga dapat efektif, maka dilakukan pula
14
Andi Fahmi Lubis. et al., 2009, Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks, KPPU,
hlm 107
15
Ibid, hlm.107
16
Susanti Adi Nugroho, Op.Cit., hlm 180-182
pokok dan besarnya laba. Pada kartel ini ditetapkan harga-harga
kali juga datang dari perhitungan laba yang akan diperoleh suatu
b) Kartel harga
dengan harga yang lebih rendah dari pada harga yang telah
d) Kartel rayon
Kartel rayon atau kadang – kadang disebut juga kartel
daerah. Dalam hal itu kartel rayon pun menentukan pula suatu
barangnya berlainan
e) Kartel kontigentering
hal yang sebaliknya maka akan didenda. Maksud dari peraturan ini
dihindarkan karenanya.
4. KPPU
17
Suyud Margono, “Hukum Anti Monopoli”, Jurnal Kedudukan Komisi Pengawas Persaingan
Usaha (KPPU) Sebagai Lembaga Pengawas Persaingan Usaha yang Independen, hal. 2.
18
Ibid, hlm 3
sehingga sanksi yang dijatuhkan merupakan sanksi administratif. KPPU
yang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan Pemerintah dan pihak lain
Sehat.19
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
19
Rachmadi Usman, 2013, Hukum Acara Persaingan Usaha di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika,
hlm 35.
20
Mukti Fajar ND dan Yulianto Ahmad, 2015, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar, Hal. 33
akan diteliti. Sedangkan pendekatan kasus dalam penelitian hukum
2. Bahan Penelitian
studi pustaka, seperti bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan
berikut:22
a. Buku-buku ilmiah;
b. Jurnal-jurnal ilmiah;
c. Makalah-makalah ilmiah;
21
Ibid, hlm 185-191
22
Ibid. Hal 42-43
d. Hasil penelitian ilmiah;
lain:
3. Narasumber
internet.
23
Ibid. Hal. 160
Setelah semua bahan-bahan hukum telah terkumpul, kemudian
dipertanggungjawabkan.
6. Analisis Data
yang dilakukan.25
24
Ibid. Hal. 180
25
Ibid. Hal. 183
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, 1999, Anti Monopoli, Jakarta, Grafindo
Persada
Andi Fahmi Lubis, Dkk, 2009, Hukum Persaingan Usaha: Antara Teks dan
Ningrum Natasya Sirait, 2003, Asosiasi & Persaingan Usaha Tidak Sehat,
Sinar Grafika
Kencana
Jurnal
(Agustus 2018)
No 3, (Desember 2015)
Irna Nurhayati, “Kajian Hukum Persaingan Usaha: Kartel Antara Teori dan
(Tahun 2011)
Mada)
Peraturan Perundang-undangan
R.I., Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 1 Tahun 2019 tentang
Tidak Sehat”
Internet
Sutrisno Iwanto, 24 November 2019, http:// www.kppu.go.id /id /blog /2010/ 07/
Kamus
Pustaka, 1993)