Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ULKUS KORNEA
Oleh:
Pembimbing
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Ab
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Montir
Alamat : Kedamaian
II. ANAMNESIS
A. Status Generalis
Kesadaran : Komposmentis
HR : 88x/menit
RR : 24x/menit
T : 36,7
B. Status Oftalmologi
Injeksi
Injeksi siliar conjungtiva
nekrotik (+)
IV. RESUME
menganjal pada mata kanan yang dirasakan setelah percikan las 4 minggu yang lalu.
Keluhan semakin meluas disertai dengan adanya visus yang menurun disertai
V. DIAGNOSA BANDING
Keratitis
Pinguekula
VI. DIAGNOSA KERJA
VII. TATALAKSANA
VIII. PROGNOSIS
OD OS
Quo ad Vitam Ad bonam Ad bonam
Quo ad Fungtionam Ad bonam Dubia ad malam
Quo ad Sanationam Ad bonam Dubia ad malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kornea
2.1.1. Anatomi
11-12 mm horizontal dan 10-11 mm vertikal, serta memiliki indeks refraksi 1,37.
Kornea memberikan kontribusi 74 % atau setara dengan 43,25 dioptri (D) dari total
58,60 kekuatan dioptri mata manusia. Dalam nutrisinya, kornea bergantung pada
difusi glukosa dari aqueus humordan oksigen yang berdifusi melalui lapisan air
mata. Sebagai tambahan, kornea perifer disuplai oksigen dari sirkulasi limbus.
Kornea adalah salah satu organ tubuh yang memiliki densitas ujung-ujung saraf
terbanyak dan sensitifitasnya adalah 100 kali jika dibandingkan dengan konjungtiva
( AAO, 2008). Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 550 μm, diameter
1. Lapisan epitel
Tebalnya 50 µm , terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling
tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng.
Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong kedepan
menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi sel gepeng, sel
basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel polygonal
2. Membran Bowman
yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan
stroma.
3. Jaringan Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan sususnan kolagen yang sejajar satu
4. Membran Descement
tebal 40 µm.
5. Endotel
- Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 2040 µm.
zonula okluden.
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf
siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar longus berjalan supra
koroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan
Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3
bulan.4
aquous, dan air mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen sebagian besar
2.2.1 Definisi
kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai
defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari
2.2.2 Patofisiologi
Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya,
dalam perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan sel
dan seratnya tertentu dan tidak ada pembuluh darah. Biasan cahaya terutama terjadi
di permukaan anterior dari kornea. Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea
infeksi maka proses infiltrasi dan vaskularisasi dari limbus baru akan terjadi 48 jam
kemudian. Maka badan kornea, wandering cell dan sel-sel lain yang terdapat dalam
stroma kornea, segera bekerja sebagai makrofag, baru kemudian disusul dengan
dilatasi pembuluh darah yang terdapat di limbus dan tampak sebagai injeksi
perikornea. Sesudahnya baru terjadi infiltrasi dari sel-sel mononuclear, sel plasma,
tampak sebagai bercak berwarna kelabu, keruh dengan batas-batas tak jelas dan
permukaan tidak licin, kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan timbullah ulkus
kornea.4
2.2.3 Etiologi1,3,4
a. Infeksi
Infeksi virus
Bentuk khas dendrit dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel
Acanthamoeba
Infeksi kornea oleh acanthamoeba sering terjadi pada pengguna
lensa kontak lunak, khususnya bila memakai larutan garam buatan sendiri.
b. Noninfeksi
Sindrom Sjorgen
Defisiensi vitamin A
immunosupresif)
Pajanan (exposure)
Neurotropik
a. Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan sistem air mata (insufisiensi air mata,
b. Oleh faktor-faktor eksternal yaitu : luka pada kornea (erosi kornea) karena
2.2.4 Klasifikasi
Berdasarkan lokasi , dikenal ada 2 bentuk ulkus kornea , yaitu:1
Ulkus Streptokokus
Khas sebagai ulkus yang menjalar dari tepi ke arah tengah kornea
dengan tepi ulkus yang menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan
streptokokus pneumonia.
Ulkus Stafilokokus
infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel. Apabila tidak diobati
secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai edema stroma
dan infiltrasi sel leukosit. Walaupun terdapat hipopion ulkus sering kali
Ulkus Pseudomonas
Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral kornea.ulkus sentral ini
seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat hipopion yang
banyak.
Ulkus Pneumokokus
ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus yang menggaung dan di
daerah ini terdapat banyak kuman. Ulkus ini selalu ditemukan hipopion
yang tidak selamanya sebanding dengan beratnya ulkus
Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari sampai beberapa
minggu sesudah trauma yang dapat menimbulkan infeksi jamur ini. Pada
permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna keabu-abuan yang agak
kering. Tepi lesi berbatas tegas irregular dan terlihat penyebaran seperti bulu
pada bagian epitel yang baik. Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran
hipopion.
Biasanya diawali rasa sakit pada kulit dengan perasaan lesu. Gejala ini
timbul satu 1-3 hari sebelum timbulnya gejala kulit. Pada mata
hipestesi tetapi dengan rasa sakit. Keadaan yang berat pada kornea
Infeksi primer yang diberikan oleh virus herpes simplex dapat terjadi
tanpa gejala klinik. Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi
diujungnya
kemerahan dan fotofobia. Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen,
a. Ulkus marginal
Ulkus yang terdapat terutama dibagian perifer kornea, yang biasanya terjadi
Ulkus menahun superficial yang dimulai dari tepi kornea berjalan progresif
1. Gejala subjektif
Sekret mukopurulen
Pandangan kabur
Mata berair
Silau
Nyeri
Infiltat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus terdapat
pada perifer kornea dan tidak disertai dengan robekan lapisan epitel kornea.
2. Gejala objektif
Injeksi silier
Hipopion
2.2.6 Diagnosis1,4
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan
diungkapkan adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi, adanya riwayat penyakit
kornea yang bermanfaat, misalnya keratitis akibat infeksi virus herpes simplek yang
sering kambuh. Hendaknya pula ditanyakan riwayat pemakaian obat topikal oleh
fungi, virus terutama keratitis herpes simplek. Juga mungkin terjadi imunosupresi
akibat penyakit sistemik seperti diabetes, AIDS, keganasan, selain oleh terapi
imunosupresi khusus.
adanya jaringan nekrotik. Pada kasus berat dapat terjadi iritis yang disertai dengan
hipopion.
kornea dengan zat fluoresensi, dan scrapping untuk analisa atau kultur (pulasan
Kimura, lidi kapas steril, kertas saring atau calcium alginate swab. Pemakaian
media penyubur BHI (Brain Heart Infusion Broth) akan memberikan hasil positif
yang lebih baik daripada penanaman langsung pada medium isolasi. Medium yang
digunakan adalah medium pelat agar darah, media coklat, medium Sabaraud’s
untuk jamur dan thioglycolat. Selain itu dibuat preparat untuk pengecatan gram.
penyebab yaitu termasuk kuman gram (+) atau Gram (-) dan dapat digunakan
2.2.7 Komplikasi
Prolaps iris
Sikatrik kornea
Katarak
Glaukoma sekunder
2.2.8 Penatalaksanaan3
Ulkus kornea adalah keadan darurat yang harus segera ditangani oleh
spesialis mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea. Pengobatan
pada ulkus kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang
mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi
peradangan dengann steroid. Pasien dirawat bila mengancam perforasi, pasien tidak
dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat dan perlunya obat sistemik.
Tujuan pengobatan ulkus kornea secara umum adalah untuk mencegah
1. Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera dihilangkan. Erosi
2. Antibiotik
3. Pemberian sikloplegika
Sikloplegika yang sering digunakan adalah sulfas atropin karena masa kerjanya
lama, hingga 1-2 minggu. Efek kerja atropin adalah sebagai berikut :
4. Bedah
Bowman
Flap konjungtiva
penderita
2.2.9 Pencegahan
kepada ahli mata setiap ada keluhan pada mata. Sering kali luka yang tampak kecil
pada kornea dapat mengawali timbulnya ulkus dan mempunyai efek yang sangat
• Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata
• Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak bisa menutup
sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan basah
• Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara memakai dan merawat
lensa tersebut
DAFTAR PUSTAKA