Anda di halaman 1dari 6

CARA MENGENALI KEKAMBUHAN DAN

MENCEGAH PERAWATAN BERULANG


Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menjalankan Kepaniteraan Klinik Senior

Bagian/SMF Kardiologi Rumah Sakit Umum Daerah

dr.Zainoel Abidin Banda Aceh

Disusun Oleh :

Yashifa Hazqiya

1807101030060

BAGIAN / SMF KARDIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN

BANDA ACEH

2019
Apa itu gagal jantung?

Gagal jantung merupakan ketidak mampuan jantung memberikan perfusi ke jaringan


secara adekuat. Penyebab utama adalah kegagalan fungsi sistolik otot jantung, yang dapat oleh
berbagai penyakit. Kegagalan otot jantung bisa mempengaruhi bilik kanan dan kiri balik secara
tersendiri maupun bersamaan. Jika tidak ditangani dengan baik, gagal jantung kiri akan
menyebabkan gagal jantung kanan karena peningkatan beban tekanan bilik. Gagal jantung
merupakan masalah kesehatan yang progresif dengan angka mortalitas dan morbiditas yang
tinggi di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia, usia pasien
gagal jantung relatif lebih muda dibanding Eropa dan Amerika disertai dengan tampilan klinis
yang lebih berat. (1,2)

Apa penyebab gagal jantung?

Beberapa faktor pencetus gagal jantung akut di antaranya sindrom koroner akut,
takiaritmia (fibrilasi atrium, takikardi ventrikel), tekanan darah tinggi, infeksi (pneumonia,
endocarditis infeksi, sepsis), tidak minum obat (jantung), bradiaritmia, alkohol, NSAIDs,
kortikosteroid, zat kardiotoksik, eksaserbasi penyakit paru obstruksi kronis, emboli paru,
komplikasi bedah, kardiomiopati, gangguan tiroid, atau komplikasi mekanik akut akibat sindrom
koroner akut.
Di Negara-negara industri, Penyakit Jantung Koroner (PJK) menjadi penyebab
predominan pada 60-75% pada kasus gagal jantung pada pria dan wanita. Penyakit jantung
koroner merupakan penyakit jantung yang disebabkan oleh adanya sumbatan pada pembuluh
darah koroner yang memperdarahi jantung. Sumbatan ini dapat terbentuk oleh penumpukan
lemak pada dinding pembuluh darah sehingga aliran darah dapat tersumbat dan jantung tidak
dapat memenuhi kebutuhan oksigen pada otot jantung.
Hipertensi memberi kontribusi pada perkembangan penyakit gagal jantung pada 75%
pasien, termasuk pasien dengan PJK. Interaksi antara PJK dan hipertensi memperbesar risiko
pada gagal jantung, seperti pada diabetes mellitus.
Gambar 1 perbedaan jantung normal dan jantung pada gagal jantung

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa otot jantung pada ventrikel (bilik kiri) melemah
sehingga tidak mampu untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Sehingga jantung tidak mampu
memenuhi kebutuhan tubuh. Baik oksigen maupun nutrisi lainnya.

Apa saja gejala klinis pada gagal jantung?

Gejala utama gagal jantung akut adalah:

 Sesak nafas: mendadak, pada posisi tidur terlentang, terutama malam hari
 Rasa lelah dapat terjadi saat aktivitas maupun istirahat
 Batuk-batuk tidak produktif, terutama posisi baring
 Progresivitas perburukan dalam hitungan hari.

Gejala klinis gagal jantung kronik adalah:

 Cepat lelah bila beraktifitas ringan (mandi, jalan >300 m, naik tangga)
 Sesak nafas saat terlentang, malam hari atau saat beraktifitas, tidur lebih nyaman bila
menggunakan bantal yang tinggi ( 2-3 bantal)
 Bengkak pada tungkai bawah dekat mata kaki - Riwayat menderita penyakit jantung atau
dirawat dengan gejala diatas
 Gejala ini dapat muncul secara tiba-tiba (akut) atau berkembang secara perlahan selama
hitungan minggu atau bulan (kronis).
Segera hubungi dokter atau pergi ke rumah sakit terdekat, jika gejala yang dirasakan
bertambah buruk atau muncul kondisi sebagai berikut:
 Nyeri dada.
 Lemas, seperti ingin pingsan.
 Jantung berdebar.
 Sesak napas yang tidak mereda dengan istirahat.
Pada gagal jantung ringan, umumnya gejala tidak dirasakan dan penderita dapat menjalani
aktivitas seperti biasa. Namun pada gagal jantung yang parah, gejala akan muncul saat penderita
beraktivitas atau bahkan ketika sedang beristirahat. (3)

Apa yang bisa dilakukan apabila menderita gagal jantung?


Manajemen perawatan mandiri mempunyai peran dalam keberhasilan pengobatan gagal
jantung dan dapat memberi dampak bermakna perbaikan gejala gagal jantung, kapasitas
fungsional, kualitas hidup, morbiditas dan prognosis. Manajemen perawatan mandiri dapat
didefnisikan sebagai tindakan-tindakan yang bertujuan untuk menjaga stabilitas fisik,
menghindari perilaku yang dapat memperburuk kondisi dan mendeteksi gejala awal perburukan
gagal jantung.
Ketaatan pasien berobat
Ketaatan pasien berobat menurunkan morbiditas, mortalitas dan kualitas hidup pasien.
Berdasarkan literatur, hanya 20 - 60% pasien yang taat pada terapi farmakologi maupun non-
farmakologi
Pemantauan berat badan mandiri
Pasien harus memantau berat badan rutin setap hari, jika terdapat kenaikan berat badan > 2
kg dalam 3 hari, pasien harus menaikan dosis diuretik atas pertmbangan dokter (kelas
rekomendasi I, tingkatan bukti C) Asupan cairan
Restriksi cairan 1,5 - 2 Liter/hari dipertimbangkan terutama pada pasien dengan gejala berat
yang disertai hiponatremia. Restriksi cairan rutin pada semua pasien dengan gejala ringan sampai
sedang tidak memberikan keuntungan klinis (kelas rekomendasi IIb, tingkatan bukti C)
Pengurangan berat badan
Pengurangan berat badan pasien obesitas (IMT > 30 kg/m2) dengan gagal jantung
dipertimbangkan untuk mencegah perburukan gagal jantung, mengurangi gejala dan
meningkatkan kualitas hidup
Kehilangan berat badan tanpa rencana
Malnutrisi klinis atau subklinis umum dijumpai pada gagal jantung berat.Kaheksia jantung
(cardiac cachexia) merupakan prediktor penurunan angka kelangsungan hidup.Jika selama 6
bulan terakhir berat badan > 6 % dari berat badan stabil sebelumnya tanpa disertai retensi cairan,
pasien didefinisikan sebagai kaheksia. Status nutrisi pasien harus dihitung dengan hati-hati
Latihan fisik
Latihan fisik direkomendasikan kepada semua pasien gagal jantung kronik stabil. Program
latihan fisik memberikan efek yang sama baik dikerjakan di rumah sakit atau di rumah. Dengan
menikuti latihan fisik berkelompok akan lebih menambah wawasan Anda mengenai penyakit
Anda. (4)
DAFTAR PUSTAKA

1. Purwowiyoto SL. Gagal Jantung Akut : Definisi , Patofisiologi , Gejala Klinis dan
Tatalaksana. Cermin Dunia Kedokt [Internet]. 2018;45(4):310–2. Available from:
http://www.kalbemed.com/Portals/6/22_263Opini-Gagal Jantung-Definisi Patofisiologi
Gejala Klinis dan Tatalaksana.pdf

2. Churchhouse O. Kardiologi dan Kelainan Vaskular. Singapore: Elsevier; 2017. 220–225


p.

3. PERKI. buku PPK dan CP penyakit jantung dan pembuluh darah PERKI. 2016. 4–23 p.

4. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Pedoman Tatalaksana


Gagal Jantung Edisi Pertama. Buku Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. 2015;Edisi
Pert:14–27.

Anda mungkin juga menyukai