Anda di halaman 1dari 5

2

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengenalan Kristal dan Kristalografi I


2.1.1 Pengertian Kristal dan Kristalografi I
Pada dasarnya kristalografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
gambar kristal dan meliputi struktur bangunnya dan memiliki sifat fisik
berdasarkan klasifikasi bentuknya.
Kristal berasal dari bahasa Yunani yaitu krustallos yang artinya es atau
merupakan sesuatu benda seperti es. Pada umumnya kristal adalah padatan
yang terbentuk dari proses pembekuan magma berasal dari fase cair menjadi
padat yang dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Pada proses tersebut dapat
menghasilkan kristal mineral. Seain itu juga kristal merupakan agregat – agregat
dari mineral yang akan membentuk mineral seutuhnya. Kristal juga merupakan
bahan galian yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.

Sumber: Anonim, 2015


Gambar 2.1
Contoh – contoh kristal
2.2 Sistem Kristalografi
2.2.1 Sistem Isometrik
Sistem isometrik merupakan sistem kristal yang berbentuk paling simetri
dalam ruang tiga dimensi yang dimana sistem ini tersusun atas tiga garis kristal.

2
3

Kristal ini berpotongan sama panjang dan sama sudut berpotongan satu sama
lainnya. Sistem kristal isometrik ini memiliki axial ratio (perbandingan sumbu
a1=a2=a3, yang memiliki arti sama dan juga memiliki sudut kristalografi
α=β=γ=90°. Pada hal ini sistemnya memiliki tegak lurus satu sama lain. Sistem
isometrik dibagi menjadi 5 kelas, yaitu:
 Tetartodial
 Hexoctahedral
 Hextetrahedral
 Diploidal
 Giroid

Sumber: Rizqi, 2013


Gambar 2.2
Sistem Isometrik
2.2.2 Sistem Tetragonal
Sistem Tetragonal memiliki kesamaan dengan sistem isometrik karena
keduanya memiliki tiga sumbu kristal yang masing – masing tegak lurus. Sumbu
a1 dan a2 memunyai panjang yang sama sedangkan sumbu c berlainan.
Panjang sumbu a1 sama dengan sumbu a2 tetapi tidak sama dengan sumbu c
dan mimiliki sudut yang sama yaitu 90°. Sistem tetragonal dibagi menjadi 7
kelas, yaitu:
 Ditetragonal Dipyramidal
 Tetragonal Trapezohedral
 Ditetragonal Pyramidal
 Tetragonal Scalahedral
 Tetragonal Dipyramidal
 Tetragonal Disphenoidal
 Tetragonal Pyramidal

3
4

Sumber: Rizqi, 2013


Gambar 2.3
Sistem Tetragonal
2.2.3 Sistem Hexagonal
Sistem Hexagonal memunyai 4 sumbu kristal yang dimana sumbu c tegak
lurus terhadap sumbu a, b, dan d yang membentuk sudut 120°. Seperti sistem
sebelumnya sumbu c memiliki panjang yang berbeda dengan sumbu lainnya.
Sistem ini memiliki sudut kristalografi α=β=90° dan γ=120°. Pada sistem
hexagonal dibagi menjadi 7 kelas, yaitu:
 Hexagonal Piramid
 Hexagonal Bipramid
 Dihexagonal Piramid
 Dihexagonal Bipramid
 Trigonal Bipiramid
 Ditrigonal Bipiramid
 Hexagonal Trapezohedral

Sumber: Rizqi, 2013


Gambar 2.4
Sistem Hexagonal
2.2.4 Sistem Trigonal
Sistem Trigonal menurut beberapa para ahli memasukan sistem ini pada
kristal hexagonal. Pada sistem ini sumbu a, b dan d memiliki panjang sumbu
yang sama dan berbeda dengan panjang sumbu c. Sistem ini memiliki sudut α

4
5

dan β tegak lurus dan membentuk sudut 120° terhadap sumbu γ. Sistem ini
dibagi menjadi 5 kelas, yaitu:
 Trigonal piramid
 Trigonal Trapezohedral
 Ditrigonal Piramid
 Ditrigonal Skalenohedral
 Rombohedral

Sumber: Rizqi, 2013


Gambar 2.5
Sistem Trigonal
2.2.5 Sistem Orthorhombik
Sistem Orthorhombik memilki susunan yang terdiri dari 4 bentuk, panjang
pada sistem ini berbeda antara a, b dan c. Sistem kristal ini memiliki pusat simetri
dan memiliki titik pertemuan antara sumbu simetri yang ada pada kristalnya.

Sumber: Rizqi, 2013


Gambar 2.6
Sistem Orthorhombik
2.2.6 Sistem Monoklin
Sistem Monoklin adalah sistem dimana satu sumbunya miring dari tiga
sumbunya. Panjang antara sumbu a, b dan c berbeda dan memiliki sudut
kristalografi α=β=90° tidak sama dengan γ. Sistem monoklin dibagi menjadi 3
kelas, yaitu:

5
6

 Sfenoid
 Doma
 Prisma

Sumber: Rizqi, 2013


Gambar 2.7
Sistem Monoklin
2.2.7 Sistem Triklin
Sistem triklin memiliki 3 sumbu simetri yang satu dengan lainnya tidak
tegak lurus maupun panjangnya. Antara sumbu a, b dan c memiliki arti tidak
sama panjang atau berbeda. Memiliki sudut kristalografi α=β tidak sama dengan
γ tidak sama dengan 90°. Pada sistem ini dibagi menjadi 2 kelas, yaitu:
 Pedial
 Pinakoidal

Sumber: Rizqi, 2013


Gambar 2.8
Sistem Triklin

Anda mungkin juga menyukai