HASIL PENELITIAN
(cutrullus lanatus) terhadap penurun tekanan darah tinggi pada lansia dengan
klinik siti aksar beji timur depok dengan jumblah 15 responden. Peneliti akan
menyajikan data hasil penelitian dibedakan berdasarkan data analisis univariat dan
kelamin, tingkat pendidikan terakhir. Variabel penelitian yaitu pre terapi buah
tembikai dan post terapi buah tembikai . Analisis bivariat tentang “Pengaruh buah
tembikai (citrullus lanatus) terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia di
Cipayung Jakarta Timur, PSTW ini merupakan panti sosial milik Negara berada
di bawah kepengurusan Departemen Sosial RI. PSTW ini merupakan salah satu
Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta yang berfungsi sebagai
suatu tempat sarana Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi para lanjut usia Jompo
sosial serta perlindungan agar mereka dapat hidup secara wajar. Pemda DKI
Jakarta melalui Provinsi DKI Jakarta, menyediakan suatu wadah tempat untuk
pelayanan dan pembinaan lanjut usia, dengan diberi nama PANTI WERDHA 1
CIPAYUNG, yang dibangun pada tahun 1968 dengan luas areal 8.883 m2, yang
dengan SK Gubernur KDKI Jakarta No. 736 tanggal 1 - 5 - 1996 nama tersebut
diganti menjadi Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 1 Cipayung.
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 01 Cipayung ini memiliki Visi dan
khususnya lanjut usia terlantar DKI Jakarta terentas dalam kehidupan normatif.
Masalah Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia terlantar dalam kehidupan yang layak
Jakarta yang berusia lanjut dan terlantar, berusia minimum 60 tahun, tidak
penghidupannya.
Tidak memiliki keluarga orang lain lingkungan yang dapat memberikan
tidak mampu. b. Kondisi Lingkungan Panti Sosial Tresna Werdha Budi Muia 01
memiliki kapasitas 100 orang luas tanah seluas 3300 m2 dengan bangunan 2
lantai seluas 1014 m2. 1 Kamar Tidur a Lantai Lantai kamar menggunakan
keramik sebagai penutup, kondisi lantai tidak terlalu bersih, bila tidak
menggunakan alas kaki akan terasa lengket karena beberapa lansia terkadang
buang air kecil sembarangan faktor keterbatasan fisik, seperti sulit bangun dari
tempat tidur dan kesulitan untuk berjalan, selain itu terdapat banyak sisa
undakan dan memiliki resiko jatuh atau tersandung yang tinggi bagi lansia. b
Tempat Tidur Tempat tidur para penghuni dialasi dengan seprei, namun beberapa
tempat tidur pasien terlihat kotor dan berpasir, pada tempat tidur tersedia sebuah
bantal, guling dan selimut, namun ada juga di beberapa tempat tidur yang sama
sekali tidak terdapat bantal. Tidak memiliki pegangan di samping tempat tidur
untuk keamanan pada saat tidur dan beberapa tempat tidur, ketinggiannya tidak
disesuaikan dengan kondisi lansia yang sudah sulit bergerak. Jarak antar tempat
tidur ± 1 m, dibatasi oleh lemari pakaian dan disusun berjejer seperti dalam
terlihat penuh oleh barang-barang. Tempat Tidur, Suasana di Kamar Tidur PSTW
terdapat banyak jendela, namun tidak semua jendela dibuka setiap hari, hanya
beberapa jendela saja yang dibuka. Tirai selalu terbuka, sehingga cahaya
hanya dua yang sering dinyalakan di bagian ujung barak terlihat gelap. d
Penghawaan Sirkulasi udara kurang baik, faktor jendela yang jarang di buka, dan
terdapat bau pesing di dalam ruangan. 2 Kamar Mandi a Terdapat 2 buah kamar
menggunakan alas semen; d 1 Bak air berukuran kecil, memiliki ketinggian yang
sesuai dengan kondisi lansia; e Berukuran 2 x 2,5 m²; f Jarak antara kamar mandi
dengan kamar cukup dekat; g Tidak terdapat pengangan tangan di dalam kamar
mandi, namun pada jalan menuju kamar mandi telah diberikan pegangan; h
Terdapat banyak lumut pada jalan menuju kamar mandi basah dan licin, resiko
wisma aster, wisma anggrek, wisma mawar, wisma Melati; 3 Aula; 4 Sarana Olah
Namun, dilihat dari penghuni dan fasilitasnya, panti jompo ini termasuk home for
the aged rumah untuk orang yang sudah berumur rumah lansia dimana terdapat
perawat dan nenek-kakek yang pada umumnya masih bisa mandiri, namun ada
pula yang membutuhkan perawatan khusus. Panti ini terdiri dari kamar-kamar
yang menyerupai barak, dimana dalam satu barak terdapat ± 25 orang lansia.
Panti ini menggunakan terasberanda sebagai tempat duduk – duduk bagi para
lansia. Pada teras ini terdapat bangku dan meja juga terdapat televisi namun
bantuan dari perawat. Dua orang perawat bertugas dalam satu wisma. Pada Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Mulia ini, disediakan walker dan kursi roda untuk
Tabel 5.1 diatas menunjukan bahwa gambaran usia lansia di Klinik Siti
Aksar Beji Timur Depok, rentang usia 45-59 tahun sebanyak 5 responden
(33%), rentang usia 60-74 tahun sebanyak 9 responden (60%), dan rentang
responden (100%)
Tabel 5.2 Gambaran distribusi responden menurut jenis kelamin pada
lansia dengan hipertensi di klinik siti aksar beji timur depok
tahun 2019.
klinik siti aksar beji timur depok yaitu laki-laki sebanyak 4 responden (26%)
15 (100%).
Tabel 5.3 Gambaran distribusi responden menurut tingkat pendidikan
pada lansia dengan hipertensi di klinik siti aksar beji timur
depok tahun 2019.
lansia di Klinik siti aksar beji timur depok dari 15 responden. SD 5 (33%)
p<0,05.
Tabel 5.5 Pengaruh Buah Tembikai (Citrullus Lanatus) Terhadap
Berdasarkan tabel 5.5 hasil uji paried T-test di atas bahwa nilai mean
perubahan nilai tingkat demensia setelah (17,55) diberikan terapi orientasi
realita lebih kecil jika dibandingakan dengan nilai tingkat demensia sebelum
(26.80) di berikan terapi orientasi realita dengan nilai T 26.659 menggunakan
SPSS 20 dengan tingkat kemaknaan 95% menunjukan bahwa nilai P-Veleu
0,000 (p<0,05), artinya Ho di tolak dan Ha diterima, maka disimpulkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan dari hasil analisis mengenai Efek Terapi
Orientasi Realita Dengan Metode Aktivitas Kelompok Pada Lansia Dengan
Demensia Di Panti Sosisal Tresna Werda Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta
Timur 2020
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab VI ini akan diuraikan dan membahas hasil dari penelitian tentang
Darah Tinggi Pada Lansia Di Klinik Siti Aksar Beji Timur Depok, dan
membahas
usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan terakhir. Variabel penelitian yaitu pre terapi
penurunana tekanan darah tinggi pada lansia di klinik siti aksar beji timur depok.
A. Analisis univariat
1. Karakteristik Responden
a. Umur pasien
Hasil analisis univariat karakteristik responden pada penelitian ini
teori yang dikemukan oleh Irwanto dalam Vondra (2015) bahwa umur
(Azizah, 2011).
b. Jenis Kelamin
fisiologis bawaan lahir yang dapat ditandai dengan jenis kelamin laki-laki
ada dua yaitu SMP, 8 (40%) orang, SMA 7 (35%) orang, SD 3 (15%)
yang dilakukan oleh Raden Sity Maryam dkk, (2015) menujukan bahwa