Anda di halaman 1dari 10

BAB V

HASIL PENELITIAN

Peneliti akan menjelaskan hasil penelitian tentang “Pengaruh buah tembikai

(cutrullus lanatus) terhadap penurun tekanan darah tinggi pada lansia dengan

hipertensi”. Penelitian dilakukan dari bulan desember 2019 yang dilaksanakan di

klinik siti aksar beji timur depok dengan jumblah 15 responden. Peneliti akan

menyajikan data hasil penelitian dibedakan berdasarkan data analisis univariat dan

bivariat. Analisis univariat meliputi karakteristik responden berdesarkan usia, jenis

kelamin, tingkat pendidikan terakhir. Variabel penelitian yaitu pre terapi buah

tembikai dan post terapi buah tembikai . Analisis bivariat tentang “Pengaruh buah

tembikai (citrullus lanatus) terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia di

klinik siti aksar beji timur depok".

A. Gambaran tempat penelitian


Berdasarkan info Humas Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 1

Cipayung Jakarta Timur, PSTW ini merupakan panti sosial milik Negara berada

di bawah kepengurusan Departemen Sosial RI. PSTW ini merupakan salah satu

Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta yang berfungsi sebagai

suatu tempat sarana Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi para lanjut usia Jompo

yang mengalami masalah sosial yang disebabkan oleh Kemiskinan,

ketidakmampuan secara fisik dan ekonomi untuk diberikan pembinaan pelayanan

sosial serta perlindungan agar mereka dapat hidup secara wajar. Pemda DKI

Jakarta melalui Provinsi DKI Jakarta, menyediakan suatu wadah tempat untuk
pelayanan dan pembinaan lanjut usia, dengan diberi nama PANTI WERDHA 1

CIPAYUNG, yang dibangun pada tahun 1968 dengan luas areal 8.883 m2, yang

dikukuhkan oleh SK Gubernur KDKI Jakarta No. Ca. 11 29 1 1972. Kemudian

dengan SK Gubernur KDKI Jakarta No. 736 tanggal 1 - 5 - 1996 nama tersebut

diganti menjadi Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 1 Cipayung.
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 01 Cipayung ini memiliki Visi dan

Misi sebagai berikut : VISI : Penyandang masalah kesejahteraan sosial

khususnya lanjut usia terlantar DKI Jakarta terentas dalam kehidupan normatif.

MISI : a Mencegah, mengurangi tumbuh kembang dan meluasnya masalah

kesejahteraan Sosial khususnya lanjut usia terlantar b Mengentaskan Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia terlantar dalam kehidupan yang layak

dan normatif c Pembinaan peran serta sosial bagi masyarakat dalam

melaksanakan UKS d Meningkatkan fasilitas kesejahteraan sosial. 2 Sasaran

Garapan PSTW Budi Mulia 01 Cipayung, memiliki sasaran penduduk DKI

Jakarta yang berusia lanjut dan terlantar, berusia minimum 60 tahun, tidak

memiliki penghasilan ataupun berdaya gunan utnuk mencari nafkah bagi

penghidupannya.
Tidak memiliki keluarga orang lain lingkungan yang dapat memberikan

bantuan penghidupannya, serta merupakan golongan keluarga yang benar- benar

tidak mampu. b. Kondisi Lingkungan Panti Sosial Tresna Werdha Budi Muia 01

memiliki kapasitas 100 orang luas tanah seluas 3300 m2 dengan bangunan 2

lantai seluas 1014 m2. 1 Kamar Tidur a Lantai Lantai kamar menggunakan

keramik sebagai penutup, kondisi lantai tidak terlalu bersih, bila tidak
menggunakan alas kaki akan terasa lengket karena beberapa lansia terkadang

buang air kecil sembarangan faktor keterbatasan fisik, seperti sulit bangun dari

tempat tidur dan kesulitan untuk berjalan, selain itu terdapat banyak sisa

makanan berjatuhan di lantai dan lalat berterbangan.


Di beberapat lokasi terdapat bagian lantai yang licin. Banyak terdapat

undakan dan memiliki resiko jatuh atau tersandung yang tinggi bagi lansia. b

Tempat Tidur Tempat tidur para penghuni dialasi dengan seprei, namun beberapa

tempat tidur pasien terlihat kotor dan berpasir, pada tempat tidur tersedia sebuah

bantal, guling dan selimut, namun ada juga di beberapa tempat tidur yang sama

sekali tidak terdapat bantal. Tidak memiliki pegangan di samping tempat tidur

untuk keamanan pada saat tidur dan beberapa tempat tidur, ketinggiannya tidak

disesuaikan dengan kondisi lansia yang sudah sulit bergerak. Jarak antar tempat

tidur ± 1 m, dibatasi oleh lemari pakaian dan disusun berjejer seperti dalam

barak. Karena keterbatasan ini, banyak di antara penghuni yang meletakkan

barang-barang pribadinya di atas tempat tidur mereka, sehingga tempat tidur

terlihat penuh oleh barang-barang. Tempat Tidur, Suasana di Kamar Tidur PSTW

Budi Mulia 01 Cipayung.


Penempatan Tempat Tidur : Pencahayaan Dalam ruang kamar penghuni,

terdapat banyak jendela, namun tidak semua jendela dibuka setiap hari, hanya

beberapa jendela saja yang dibuka. Tirai selalu terbuka, sehingga cahaya

matahari dapat masuk ke dalam ruangan. Terdapat empat titik lampu,namun

hanya dua yang sering dinyalakan di bagian ujung barak terlihat gelap. d

Penghawaan Sirkulasi udara kurang baik, faktor jendela yang jarang di buka, dan
terdapat bau pesing di dalam ruangan. 2 Kamar Mandi a Terdapat 2 buah kamar

mandi; b Ada yang menggunakan wc duduk dan wc jongkok; c Lantai kamar

mandi, ada yg menggunakan keramik sebagai penutup ada juga yang

menggunakan alas semen; d 1 Bak air berukuran kecil, memiliki ketinggian yang

sesuai dengan kondisi lansia; e Berukuran 2 x 2,5 m²; f Jarak antara kamar mandi

dengan kamar cukup dekat; g Tidak terdapat pengangan tangan di dalam kamar

mandi, namun pada jalan menuju kamar mandi telah diberikan pegangan; h

Terdapat banyak lumut pada jalan menuju kamar mandi basah dan licin, resiko

jatuhterpleset. Gambar 2.30 Kamar Mandi PSTW Budi Mulia 01 Cipayung.


Fasilitas Umum a Ruang ibadah; b Ruang keperawatan; c Ruang

berkumpul teras beranda. c. Sarana dan Kegiatan 1 Kantor; 2 5 buah barak :

wisma aster, wisma anggrek, wisma mawar, wisma Melati; 3 Aula; 4 Sarana Olah

raga; 5 Poliklinik; 6 Dapur umum; 7 Musholla; 8 Kendaraan Operasional.

Namun, dilihat dari penghuni dan fasilitasnya, panti jompo ini termasuk home for

the aged rumah untuk orang yang sudah berumur rumah lansia dimana terdapat

perawat dan nenek-kakek yang pada umumnya masih bisa mandiri, namun ada

pula yang membutuhkan perawatan khusus. Panti ini terdiri dari kamar-kamar

yang menyerupai barak, dimana dalam satu barak terdapat ± 25 orang lansia.

Barak untuk wanita dipisahkan dengan barak untuk laki-laki.


Panti Sosial Tresna Werdha ini tidak memiliki Ruangan untuk berkumpul,

Panti ini menggunakan terasberanda sebagai tempat duduk – duduk bagi para

lansia. Pada teras ini terdapat bangku dan meja juga terdapat televisi namun

peletakkannya tidak proper karena diletakkan di atas sehingga para penghuni


harus mendongakkan kepala mereka untuk menonton tv. Pada tahun 2009,

terdapat 10 perawat yang bertugas memberikan obat sesuai penyakit yang

dimiliki oleh penghuni, dan bertugas untuk membantu penghuni melakukan

kegiatan sehari-hari seperti mandi, memakai pakaian, menyisir rambut, dan

membersihkan tubuh. Namun, banyak di antara penghuni yang masih sanggup

melakukan kegiatan-kegiatan tersebut sendiri, sehingga tidak memerlukan

bantuan dari perawat. Dua orang perawat bertugas dalam satu wisma. Pada Panti

Sosial Tresna Werdha Budi Mulia ini, disediakan walker dan kursi roda untuk

membantu penghuni yang kesulitan berjalan.


B. Analisis Univariat
1. Karakeristik Responden

Tabel 5.1 Gambaran distribusi responden menurut umur pada lansia


dengan hipertensi di klinik siti aksar beji timur depok. Tahun
2019.

Umur Jumlah (n) Presentase (%)


(45-59) 5 33.3
(60-74) 9 60.0
(75-90) 1 6.7
Total 15 100.0
Sumber : data primer, 2020

Tabel 5.1 diatas menunjukan bahwa gambaran usia lansia di Klinik Siti

Aksar Beji Timur Depok, rentang usia 45-59 tahun sebanyak 5 responden

(33%), rentang usia 60-74 tahun sebanyak 9 responden (60%), dan rentang

usia 75-90 tahun sebanyak 1 responden dengan total responden sebanyak 15

responden (100%)
Tabel 5.2 Gambaran distribusi responden menurut jenis kelamin pada
lansia dengan hipertensi di klinik siti aksar beji timur depok
tahun 2019.

Jenis kelamin Jumlah (n) Presentase (%)


Laki – laki 4 26
Perempuan 11 73
Total 15 100.0
Sumber : data primer, 2020

Tabel 5.2 di atas menunjukan bahwa gambaran jenis kelamin lansia di

klinik siti aksar beji timur depok yaitu laki-laki sebanyak 4 responden (26%)

dan perempuan sebanyak 11 responden (73%) dengan keseluruhan responden

15 (100%).
Tabel 5.3 Gambaran distribusi responden menurut tingkat pendidikan
pada lansia dengan hipertensi di klinik siti aksar beji timur
depok tahun 2019.

Pendidikan Jumlah (n) Presentase %


SD 5 33
SMP 4 26
SMA 4 25
D3 1 6
S1 1 6
Total 15 100.0
Sumber : data primer, 2020
Tabel 5.3 di atas menunjukan gambaran bahwa tingkat pendidikan

lansia di Klinik siti aksar beji timur depok dari 15 responden. SD 5 (33%)

responden, SMP 4 (26%) responden, SMA 4 (26%) responden, D3 1 (6%)

responden, S1 1 (6%) responden.


C. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang dilakuian adalah menghubungkan masing-masing

variabel independen dengan variabel dependen dengan tingkat kemaknaan

p<0,05.
Tabel 5.5 Pengaruh Buah Tembikai (Citrullus Lanatus) Terhadap

Penurunana Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia Di Klinik Siti

Aksar Beji Timur Depok 2019.

Tingkat demensia Mean Std. N T P-Veleu


Deviasi
Pretest 17,55 1.468
20 26.659 0,000
Posttest 26.80 1.609
Sumber : data primer,2020

Berdasarkan tabel 5.5 hasil uji paried T-test di atas bahwa nilai mean
perubahan nilai tingkat demensia setelah (17,55) diberikan terapi orientasi
realita lebih kecil jika dibandingakan dengan nilai tingkat demensia sebelum
(26.80) di berikan terapi orientasi realita dengan nilai T 26.659 menggunakan
SPSS 20 dengan tingkat kemaknaan 95% menunjukan bahwa nilai P-Veleu
0,000 (p<0,05), artinya Ho di tolak dan Ha diterima, maka disimpulkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan dari hasil analisis mengenai Efek Terapi
Orientasi Realita Dengan Metode Aktivitas Kelompok Pada Lansia Dengan
Demensia Di Panti Sosisal Tresna Werda Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta
Timur 2020
BAB VI
PEMBAHASAN

Pada bab VI ini akan diuraikan dan membahas hasil dari penelitian tentang

Pengaruh Buah Tembikai (Citrullus Lanatus) Terhadap Penurunana Tekanan

Darah Tinggi Pada Lansia Di Klinik Siti Aksar Beji Timur Depok, dan

membahas

interpretasi pada analisis univariat meliputi karakteristik responden berdesarkan

usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan terakhir. Variabel penelitian yaitu pre terapi

pemberian buah tembikai dan post terapi pemberian buah tembikai.


Analisis bivariat tentang Pengaruh buah tembikai (citrullus lanatua) terhadap

penurunana tekanan darah tinggi pada lansia di klinik siti aksar beji timur depok.

A. Analisis univariat
1. Karakteristik Responden
a. Umur pasien
Hasil analisis univariat karakteristik responden pada penelitian ini

sebagian besar umur pasien 60-74 tahun sebanyak 13 orang (65%),

sedangkan rentang usia 75-90 tahun sebanyak 7 orang (35%). Menurut

teori yang dikemukan oleh Irwanto dalam Vondra (2015) bahwa umur

mendapatkan perhatian khusus karena akan mempengaruhi kondisi fisik,

mental, kemauan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Demensia

seseorang di pengaruhi oleh umur, lansia yang berusia 60-90> telah

mengalami penurunan daya ingat, ingatan jangka panjang kurang

mengalami perubahan, sedangkan ingatan jangka pendek memburu

(Azizah, 2011).
b. Jenis Kelamin

Hasil analisis univariat penelitian ini dengan jumlah jenis kelamin

terbanyak laki-laki sebanyak 11 orang (55%) dan perempuan sebanyak 9

orang (45%). Jenis kelamin merupakan suatu perbedaan keadaan

fisiologis bawaan lahir yang dapat ditandai dengan jenis kelamin laki-laki

dan perempuan. Menurut WHO (2007) kejadian demensia pada

perempuan lebih besar dibandingkan dengan laki-laki karena

usia harapan hidup perempuan Indonesia lebih besar (69 tahun)

dibandingkan laki-laki (66 tahun), (Danny, dkk 2014)


c. Tingkat pendidikan
Hasil analisis karakteristik Responden dengan pendidikan terbanyak

ada dua yaitu SMP, 8 (40%) orang, SMA 7 (35%) orang, SD 3 (15%)

orang, Perguruan tinggi 2 (10%) orang. Menurut penelitian yang

dilakukan oleh Novia Khasanah (2012) tentang Hubungan antara Tingkat

Pendidikan dengan Kejadian Penurunan Daya Ingat pada Lansia terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kejadian daya

ingat (Demensia). Hasil penelitian oleh Salmon DP, dkk (2011),

menyatakan bahwa semakin rendah tingkat pendidikan seseorang maka

semakin tinggi angka prevalensi demensia Alzheimer. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Raden Sity Maryam dkk, (2015) menujukan bahwa

lansia dengan tingkat pendidikan rendah 10.835 kali untuk terjadinya

demensia di bandingkan dengan lansia yang berpendidikan tinggi.


d. Pekerjaan Terakhir

Hasil analisis karakteristik responden dengan pekerjaan terakhir pasien terbanyak


yaitu wirausaha sebanyak 11 (55%) responden, ibu brumah tangga 6 (30%)
responden, pensiunan 3 (15%).

Anda mungkin juga menyukai