Anda di halaman 1dari 4

LO.

III Memahami dan Menjelaskan Anemia


3.1 Definisi
Anemia merupakan penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak
dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke
jaringan perifer (penurunan oxygen carrying capacity).

3.2 Etiologi Anemia

Anemia disebabkan oleh berbagai jenis penyakit, namun semua kerusakan tersebut secara
signifikan akan mengurangi banyaknya oksigen yang tersedia untuk jaringan.

 Karena cacat sel darah merah (SDM)


Sel darah merah mempunyai komponen penyusun yang banyak sekali. Tiap-tiap komponen ini
bila mengalami cacat atau kelainan, akan menimbulkan masalah bagi SDM sendiri, sehingga sel
ini tidak berfungsi sebagai mana mestinya dan dengan cepat mengalami penuaan dan segera
dihancurkan. Pada umumnya cacat yang dialami SDM menyangkut senyawa-senyawa protein
yang menyusunnya. Oleh karena kelainan ini menyangkut protein, sedangkan sintesis protein
dikendalikan oleh gen di DNA.

 Karena kekurangan zat gizi

Anemia jenis ini merupakan salah satu anemia yang disebabkan oleh faktor
luar tubuh, yaitu kekurangan salah satu zat gizi. Anemia karena kelainan dalam SDM
disebabkan oleh faktor konstitutif yang menyusun sel tersebut. Anemia jenis ini tidak dapat
diobati, yang dapat dilakukan adalah hanya memperpanjang usia SDM sehingga mendekati umur
yang seharusnya, mengurangi beratnya gejala atau bahkan hanya mengurangi penyulit yang
terjadi.

 Karena perdarahan
Kehilangan darah dalam jumlah besar tentu saja akan menyebabkan kurangnya jumlah SDM
dalam darah, sehingga terjadi anemia. Anemia karena perdarahan besar dan dalam waktu
singkat ini secara nisbi jarang terjadi. Keadaan ini biasanya terjadi karena kecelakaan dan bahaya
yang diakibatkannya langsung disadari. Akibatnya, segala usaha akan dilakukan untuk mencegah
perdarahan dan kalau mungkin mengembalikan jumlah darah ke keadaan semula, misalnya
dengan tranfusi.

 Karena autoimun
Dalam keadaan tertentu, sistem imun tubuh dapat mengenali dan menghancurkan bagian-bagian
tubuh yang biasanya tidak dihancurkan. Keadaan ini sebanarnya tidak seharusnya terjadi dalam
jumlah besar. Bila hal tersebut terjadi terhadap SDM, umur SDM akan memendek karena dengan
cepat dihancurkan oleh sistem imun.

Anemia hanyalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh bermacam penyebab. Pada
dasarnya anemia disebabkan oleh:

 Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang


 Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan)
 Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis)

3.3 Klasifikasi Anemia

a. Klasifikasi anemia

A.Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang

1.Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit


 Anemia defisiensi besi
 Anemia defisiensi asam folat
 Anemia defisiensi vitamin B12

2.Gangguan penggunaan besi


 Anemia akibat penyakit kronik
 Anemia sideroblastik

3.Kerusakan sumsum tulang


 Anemia aplastik
 Anemia mieloptisik
 Anemia pada keganasan hematologi
 Anemia diseritropoietik
 Anemia pada sindrom mielodisplastik

B.Anemia akibat perdarahan


 Anemia pasca perdarahan akut
 Anemia akibat perdarahan kronik

C.Anemia hemolitik
1.Anemia hemolitik intrakorpuskular
 Gangguan membran eritrosit (membranopati)
 Gangguan enzim eritrosit (enzimopati): anemia akibat defisiensi G6PD
 Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)
 Thalasemia
 Hemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll
2.Anemia hemolitik ekstrakorpuskuler
 Anemia hemolitik autoimun
 Anemia hemolitik mikroangiopatik

D.Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang kompleks
Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi:

I.Anemia hipokromik mikrositer


 Anemia defisiensi besi
 Thalasemia major
 Anemia akibat penyakit kronik
 Anemia sideroblastik

II.Anemia normokromik normositer


 Anemia pasca perdarahan akut
 Anemia aplastik
 Anemia hemolitik didapat
 Anemia akibat penyakit kronik
 Anemiapada gagal ginjal kronik
 Anemia pada sindrom mielodisplastik
 Anemia pada keganasan hematologik

III.Anemia makrositer
a. Bentuk megaloblastik
 Anemia defisiensi asam folat
 Anemia defisiensi B12, termasuk anemia pernisiosa
b. Bentuk non-megaloblastik
 Anemia pada penyakit hati kronik
 Anemia pada hipotiroidisme
 Anemia pada sindrom mielodisplastik

3.4 Patofisiologi Anemia


Berdasarkan proses patofisiologiterjadinya anemia, dapat digolongkan dalam 3 kelompok:

1. Anemia akibat produksi sel darah merah yang berkurang dan gagal
Pada anemia ini tubuh memproduksi sel darah merah yang terlalu sedikit atau sel darah
merah yang diproduksi tidak berfungsi dengan baik. Hal ini terjadi karena kekurangan
vitamin dan mineral yang dibutuhkan. Kondisi yang mengakibatkan kondisi ini adalah
sickle cell anemia, gangguan sum-sum tulang dan steam cell, anemia defisiensi zat besi,
vitamin B12, dan folat.
2. Anemia akibat penghancuran sel darah merah
Bila sel darah merah yang beredar terlalu rapuh dan tidak mampu bertahan terhadap
tekanan sirkulasi maka sel darah merah akan hancurlebih cepat sehingga menimbulkan
anemia hemolitik.
3. Anemia akibat kehilangan darah
Anemia ini dapat terjadi karena perdarahan akut yang hebat ataupun perdarahan yang
berlangsung perlahan namun kronis. Perdarahan kronis umumnya muncul akibat
gangguan gastrointestinal.

Bakta, I Made. 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3 Revisi. Jakarta: EGC

Dorland, W. A. Newman. (2002). “Kamus Kedokteran Dorland”. EGC 29.


Hoffbrand, A. V., Moss, P. A. H. 2013. Kapita Selekta Hematologi Edisi 6. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai