LP Gusma

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KAJIAN PUSTAKA

A. KONSEP MEDIS

1. DEFINISI

Ca. Recti adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum. Karsinoma
Rectimerupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan rektum yang khusus
menyerang bagianRecti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak
terkendali. Karsinomarekti merupakan keganasan visera yang sering terjadi yang
biasanya berasal dari kelenjarsekretorik lapisan mukosa sebagian besar kanker
kolonrektal berawal dari polip yang sudahada sebelumnya. Karsinoma Rektum
merupakan tumor ganas yang berupa massa polipoidbesar, yang tumbuh ke dalam
lumen dan dapat dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagaicincin anular (Price and
Wilson, 2006).

2. ETIOLOGI

Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor risikotelah
teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga,
riwayatpenyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging serta
rendah serat(Brunner & Suddarth, 2001)

a. Polip di usus (Colorectal polyps)Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon
atau rektum, dan sering terjadipada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar
polip bersifat jinak (bukan kanker),tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker.

b. Ulseratif KolitisUlseratif kolitis merupakan faktor risiko yang jelas untuk kanker kolon
sekitar 1% daripasien yang memiliki riwayat kronik ulseratif kolitis. Resiko
perkembangan kankerpada pasien ini berbanding terbalik pada usia terkena kolitis dan
berbanding lurusdengan keterlibatan dan keaktifan dari ulseratif kolitis

.c. Penyakit CrohnPasien dengan kondisi yang menyebabkan peradangan pada kolon
(misalnya colitisulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki
risiko yang lebihbesar. Pasien yang menderita penyakit crohn’s mempunyai
risiko tinggi untukmenderita kanker kolorektal tetapi masih kurang jika dibandingkan
dengan ulseratifkolitis. Keseluruhan insiden dari kanker yang muncul pada penyakit
crohn’s sekitar20%. Pasien dengan struktur kolon mempunyai insiden yang
tinggi dariadenokarsinoma pada tempat yang terjadi fibrosis. Adenokarsinoma
meningkat pada tempat strikturoplasty menjadikan sebuah biopsy dari dinding intestinal
harus dilakukanpada saat melakukan strikturoplasty. Telah dilaporkan juga bahwa
squamous sel kankerdan adenokarsinoma meningkat pada fistula kronik pasien dengan
crohn’s disease.

d. Riwayat KankerSekitar 15% dari seluruh kanker kolon muncul pada pasien dengan
riwayat kankerkolorektal pada keluarga terdekat. Seseorang dengan keluarga
terdekat yangmempunyai kanker kolorektal mempunyai kemungkinan untuk
menderita kankerkolorektal dua kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan
seseorang yang tidakmemiliki riwayat kanker kolorektal pada keluarganya.

e. Faktor Gaya HidupPria dan wanita yang merokok kurang dari 20 tahun mempunyai
risiko tiga kali untukmemiliki adenokarsinoma yang kecil, tapi tidak untuk yang besar.
Sedangkan merokoklebih dari 20 tahun berhubungan dengan risiko dua setengah kali
untuk menderitaadenoma. Pada berbagai penelitian telah menunjukkan
hubungan antara aktifitas,obesitas dan asupan energi dengan kanker kolorektal. The
Nurses Health Study telahmenunjukkan hubungan yang berkebalikan antara
aktifitas fisik dengan terjadinyaadenoma, yang dapat diartikan bahwa penurunan
aktifitas fisik akan meningkatkanrisiko terjadinya adenoma

f. Diet atau Pola MakanMasyarakat yang diet tinggi lemak, tinggi kalori, daging
dan diet rendah seratberkemungkinan besar untuk menderita kanker kolorektal pada
kebanyakan penelitian,meskipun terdapat juga penelitian yang tidak menunjukkan
adanya hubungan antaraserat dan kanker kolorektal.

3. PATOFISIOLOGI

Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisanepitel
usus) dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup
sertamerusak jaringan normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya. Sel
kanker dapatterlepas dari tumor primer dan menyebar ke dalam tubuh yang lain (paling
sering ke hati).Tumor yang berupa massa polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan
dengan cepat meluaske sekitar usus sebagai cincin anular. Lesi anular lebih
sering terjadi pada bagian rektosigmoid, sedangkan polipoid atau lesi yang datar
lebih sering terdapat pada sekum dankolon asendens.Kanker kolorektal dapat menyebar
melalui beberapa cara yaitu :

a. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam


kandungkemih.

b. Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon

c. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke


systemportal.

d. Penyebaran secara transperitoneale. Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau


lokasi drain.

Adenokarsinoma secara jalur APC (adenomatous polyposis coli) melibatkan


beberapamutasi genetik, dimulai dengan inaktivasi dari gen APC, yang memungkinkan
replikasiseluler di bawah permukaan dinding. Dengan peningkatan pembelahan sel,
terjadi mutasilebih lanjut, mengkibatkan aktivitas dari onkogen K-ras pada tahap awal
dan mutasi padatahap-tahap selanjutnya. Kerugian kumulatif ini dalam fungsi gen
supresor tumor mencegahapoptosis dan memperpanjang umur sel tanpa batas. Jika
mutasi APC diwariskan, akanberakibat pada sindrom poliposis adenomatosa
kekeluargaan (Leggett, 2001). Secarahistologis, adenoma diklasifikasikan dalam tiga
kelompok : tubular, tubulovillous, danvillous adenoma. Mutasi K-ras dan ketidak stabilan
mikrosatelit telah diidentifikasi dalamhiperplastik polip. Oleh karena itu, hiperplastik polip
mungkin juga memiliki potensi ganasdalam berbagai derajat (Leggett, 2001)

4. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kanker rektal antara lain ialah :

a. Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses, baik itu darah segarmaupun
yang berwarna hitam.

b. Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut atau usus tidak benar - benar kosong saatBAB

c. Feses yang lebih kecil dari biasanya


d. Keluhan tidak nyaman pada perut seperti sering flatus, kembung, rasa penuh pada perutatau
nyeri

e. Penurunan berat badan

f. Mual dan muntah

g. Rasa letih dan lesu

h. Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada traktus urinarius dan nyeri pada daerahgluteus

5. KLASIFIKASI

The American Joint Committee on Cancer (AJCC) memperkenalkan TNM staging system,yang
menempatkan kanker menjadi satu dalam 4 stadium (Stadium I-IV) antara lain:

a. Stadium 0Pada stadium 0, kanker ditemukan hanya pada bagian paling dalam rektum.yaitu
padamukosa saja. Disebut juga carcinoma in situ.

b. Stadium IPada stadium I, kanker telah menyebar menembus mukosa sampai lapisan
muskularisdan melibatkan bagian dalam dinding rektum tapi tidak menyebar kebagian
terluardinding rektum ataupun keluar dari rektum. Disebut juga Dukes A rectal cancer.

c. Stadium IIPada stadium II, kanker telah menyebar keluar rektum kejaringan terdekat namun
tidakmenyebar ke limfonodi. Disebut juga Dukes B rectal cancer.

d. Stadium IIIPada stadium III, kanker telah menyebar ke limfonodi terdekat, tapi tidak
menyebarkebagian tubuh lainnya. Disebut juga Dukes C rectal cancer.

e. Stadium IVPada stadium IV, kanker telah menyebar kebagian lain tubuh seperti hati, paru,
atauovarium. Disebut juga Dukes D rectal cancer.

Stadium Deskripsi Kanker

Stadium Deskripsi
T1 Masa polypoid Intraluminal; tidak ada penebalan pada dinding rectumT2
Penebalan dinding rectum
T2 Penebalan dinding rectum >6 mm; tidak ada perluasan ke perirectal
T3a Penebalan dinding rectum dan invasi ke otot dan organ yang berdekatan

T3b Penebalan dinding rectum dan invasi ke pelvic atau dinding abdominal
T4 Metastasis jauh, biasanya ke liver atau adrenal
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Ada beberapa tes pada daerah rektum dan kolon untuk mendeteksi kanker rektal,diantaranya
ialah :

1. Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan CEA (Carcinoma Embrionik Antigen) dan Ujifaecal
occult blood test (FOBT) untuk melihat perdarahan di jaringan

2. Digital rectal examination (DRE) dapat digunakan sebagai pemeriksaan skrining awal.Kurang
lebih 75 % karsinoma rektum dapat dipalpasi pada pemeriksaan rektal,pemeriksaan
digital akan mengenali tumor yang terletak sekitar 10 cm dari rektum,tumor akan teraba keras
dan menggaung.

Ada 2 gambaran khas dari pemeriksaan colok dubur, yaitu indurasi dan adanya
suatupenonjolan tepi, dapat berupa :

a. Suatu pertumbuhan awal yang teraba sebagai indurasi seperti cakram yaitu suatuplateau
kecil dengan permukaan yang licin dan berbatas tegas.

b. Suatu pertumbuhan tonjolan yang rapuh, biasanya lebih lunak, tetapi umumnyamempunyai
beberapa daerah indurasi dan ulserasi

c. Suatu bentuk khas dari ulkus maligna dengan tepi noduler yang menonjol dengansuatu
kubah yang dalam (bentuk ini paling sering)d. Suatu bentuk karsinoma anular yang teraba
sebagai pertumbuhan bentuk cincin

3. Barium Enemayaitu Cairan yang mengandung barium dimasukkan melalui rektum


kemudiandilakukan seri foto x-rays pada traktus gastrointestinal bawah.

4. Sigmoidoscopyyaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam rektum dan sigmoid
apakah terdapatpolip kakner atau kelainan lainnya. Alat sigmoidoscope dimasukkan melalui
rektumsampai kolon sigmoid, polip atau sampel jaringan dapat diambil untuk biopsi.

5. Colonoscopyyaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam rektum dan sigmoid apakah
terdapatpolip kanker atau kelainan lainnya. Alat colonoscope dimasukkan melalui
rektumsampai kolon sigmoid, polip atau sampel jaringan dapat diambil untuk biopsi.
6. BiopsiJika ditemukan tumor dari salah satu pemeriksaan diatas, biopsi harus dilakukan.
Secarapatologi anatomi, adenocarcinoma merupakan jenis yang paling sering yaitu sekitar
90sampai 95% dari kanker usus besar. Jenis lainnya ialah karsinoma sel
skuamosa,carcinoid tumors, adenosquamous carcinomas, dan undifferentiated tumors

7. Foto sinar X Pemeriksaan radiologis dengan barium enema dianjurkan


sebagaipemeriksaan rutin sebelum dilakukan pemeriksaan lain. Pada pemeriksaan ini
akantampak filling defect biasanya sepanjang 5 – 6 cm berbentuk anular atau apple
core.Dinding usus tampak rigid dan gambaran mukosa rusak

6. PENATALAKSANAANPrinsip prosedur untuk karsinoma rektum menurut Mansjoer, et al,


(2000) adalah :

1. Pembedahan

Pembedahan merupakan terapi yang paling lazim digunakan terutama untuk stadiumI dan II
kanker rektal, bahkan pada pasien suspek dalam stadium III juga dilakukanpembedahan.
Meskipun begitu, karena kemajuan ilmu dalam metode penentuanstadium kanker, banyak
pasien kanker rektal dilakukan pre-surgical treatmentdengan radiasi dan kemoterapi.
Penggunaan kemoterapi sebelum pembedahan

dikenal sebagai neoadjuvant chemotherapy, dan pada kanker rektal,


neoadjuvantchemotherapy digunakan terutama pada stadium II dan III. Pada pasien lainnya
yanghanya dilakukan pembedahan, meskipun sebagian besar jaringan kanker
sudahdiangkat saat operasi, beberapa pasien masih membutuhkan kemoterapi atau
radiasisetelah pembedahan untuk membunuh sel kanker yang tertinggal.Tipe pembedahan
yang dipakai antara lain :

 Eksisi lokal : jika kanker ditemukan pada stadium paling dini, tumor dapatdihilangkan tanpa
tanpa melakukan pembedahan lewat abdomen. Jika kankerditemukan dalam bentuk polip,
operasinya dinamakan polypectomy

. Reseksi: jika kanker lebih besar, dilakukan reseksi rektum lalu


dilakukananastomosis juga dilakukan pengambilan limfonodi disekitar rektum
laludiidentifikasi apakah limfonodi tersebut juga mengandung sel kanker.

2. Radiasi
Banyak kasus kanker stadium II dan III lanjut, radiasi dapat menyusutkan ukurantumor
sebelum dilakukan pembedahan. Peran lain radioterapi adalah sebagai sebagaiterapi
tambahan untuk pembedahan pada kasus tumor lokal yang sudah diangkatmelaui
pembedahan, dan untuk penanganan kasus metastasis jauh tertentu. Terutamaketika
digunakan dalam kombinasi dengan kemoterapi, radiasi yang digunakansetelah
pembedahan menunjukkan telah menurunkan resiko kekambuhan lokal dipelvis sebesar
46% dan angka kematian sebesar 29%. Pada penanganan metastasisjauh, radiesi telah
berguna mengurangi efek lokal dari metastasis tersebut, misalnyapada otak. Radioterapi
umumnya digunakan sebagai terapi paliatif pada pasien yangmemiliki tumor lokal yang
unresectable

.3. KemoterapiAdjuvant chemotherapy, (menengani pasien yang tidak terbukti memiliki


penyakitresidual tapi beresiko tinggi mengalami kekambuhan), dipertimbangkan pada
pasiendimana tumornya menembus sangat dalam atau tumor lokal yang
bergerombol( Stadium II lanjut dan Stadium III). Protopkol ini menurunkan angka
kekambuhankira - kira 15% dan menurunkan angka kematian kira - kira sebesar 10%4.

4.Kolostomi

Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk


daripengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut),
stomaini dapat bersifat sementara atau permanen.

7. KOMPLIKASI

Komplikasi karsinoma rektum menurut Schrock (2001) adalah:

a. Obstruksi usus parsialObstruksi usus adalah penyumbatan parsial atau lengkap dari
usus yang menyebabkankegagalan dari isi usus untuk melewati usus

.b. Perforasi atau perlobanganc. Perdarahand. SyokSyok merupakan keadaan gagalnya


sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat gangguanperedaran darah atau hilangnya cairan
tubuh secara berlebihan.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATANI.

A. Pengkajian.

Identitas pasienNama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, penanggung jawab dllB.
Riwayat kesehatanKeluhan utama, riwayat perjalanan penyakit, riwayat kesehatan keluarga,
riwayat kesehatan masa laluPengkajian Kebutuhan Dasar

1. Aktivitas dan istirahata.

a. Data Subyektif:

- Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri pada abdomen)b. Data obyektif

- Kelemahan umum.

2. Sirkulasia.

Data Subyektif :

b.Data obyektif :

- Hipotensi

3. Integritas Egoa.

a. Data Subyektif :

-Perasaan tidak berdaya, hilang harapan

b. Data obyektif :

- Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan , kegembiraan, kesulitanberekspresi
diri.

4. Eliminasi

a.Data Subyektif :

- Konstipasi

-diare
-adanya darah pada feses

-kembung

-rasa penuh pada perut atau nyeri

5. Makan dan minuma.

a. Data Subyektif :

- Nafsu makan hilang

-Nausea / vomitusb.

b. Data obyektif :

- Problem dalam mengunyah (menurunnya reflek palatum dan faring)

- Obesitas (faktor resiko)

6. Sensori neurala.

a. Data Subyektif :

- Nyeri abdomen

- Kelemahanb.

b. Data obyektif :

- Perubahan status mental dan gangguan fungsi kognitif

- Ekstremitas : kelemahan dan kekakuan

7. Nyeri (kenyamanan)

a. Data Subyektif : Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya.

b. Data obyektif : Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial

8. Respirasi

a. Data Subyektif : Perokok ( faktor resiko )


9. Keamanan

a. Data obyektif : Resiko jatuh

10. Interaksi social

a. Data obyektif : kepurtusasaan

11. Pengajaran pembelajaran

a. Data Subjektif : Riwayat kanker keluarga

12. Pertimbangan rencana pulang.

- Menentukan regimen medikasi / penanganan terapi

- Bantuan untuk transportasi, , menyiapkan makanan , perawatan diri dan pekerjaanrumah.


(Doenges E, Marilynn,2000)II. Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan 1. Kekurangan volume
cairan berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan tubuhsecara oral, pengeluaran
integritas pembuluh darah, diareTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama ,,, x 24 jam diharapkankeseimbangan cairan tubuh adekuatKriteria hasil : tidak ada
tanda-tanda dehidrasi (tanda-tanda vital stabil, kualitas denyutnadi baik, turgor kulit normal,
membrane mukosa lembab dan pengeluaran urine yangsesuai Intervensi- Ukur dan catat
pemasukan dan pengeluaran. Tinjau ulang catatan intra operasi.R : dokumentasi yang akurat
akan membantu dalam mengidentifikasi pengeluarancairan/kebutuhan penggantian dan pilihan
yang mempengaruhi intervensi- Kaji pengeluaran urinarius, terutama untuk tipe prosedur
operasi yang di lakukanR : mungkin akan terjadi penurunan ataupun penghilangan setelah
prosedur padasistem genitourinarius dan struktur yang berdekatan mengindikasikan
malfungsiataupun obstruksi sistem urinarius- Pantau tanda-tanda vitalR : hipotensi, takikardi,
peningkatan pernapasan mengindikasikan kekurangan cairan

- Pantau suhu kulit, palpasi denyut perifer.R : kulit yang dingin/lembab, denyut yang
lemah mengindikasikan penurunansirkulasi perifer dan di butuhkan untuk penggantian cairan
tumbuhan.- Anjurkan klien untuk meningkatkan inteke oralR/ memnuhi kebutuhan cairan klien2.
Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal, kehancuranyang
terus-menerus, metastase kankerTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x
24 jam diharapkan pasienmengatakan bahwa rasa nyeri telah terkontrol atau hilang.Kriteria
hasil : pasien tampak rileks, dapat beristirahat / tidur dan melakukanpergerakan
yang berarti sesuai toleransi.Intervensi- Evaluasi rasa sakit secara reguler, catat karakteristik,
lokasi dan intensiltas (0-10)R : sediakan informasi mengenai kebutuhan/efektivitas intervensi-
Kaji tanda-tanda vital, perhatikan takikardi, hipertensi dan peningkatan pernapasanR : dapat
mengindikasikan rasa sakit akut dan keidaknyamanan- Berikan informasikan mengenai sifat
ketidaknyamanan, sesuai kebutuhanR : pahami penyebab ketidaknyamanan , sedangkan
jaminan emosional- Ajarkan tekhnik relaksasiR : mengurangi nyeri dengan teknik non
farmakologi- Observasi efek analgetikR : respirasi mungkin menurun pada pemberian narkotik,
dan mungkin menimbulkanefek-efek sinergestik dengan zat-zat anastesi3. Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual / muntahTujuan : setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan klienmampu mempertahankan &
meningkatkan intake nutrisiKriteria hasil : klien akan memperlihatkan perilaku
mempertahankan ataumeningkatkan berat badan dengan nilai laboratorium normal,
klien mengrti danmengikuti anjuran diet, tidak ada mual / muntah.Intervensi :- Kaji sejauh
mana ketidakadekuatan nutrisi pasien

R : menganalisa penyebab melaksanakan intervensi.- Timbang berat badan sesuai indikasiR :


mengawasi kefektifan secara diet- Anjurkan makan sedikit tapi seringR : tidak memberi rasa
bosan dan pemasukan nutrisi dapat di tingkatkan- Tawarkan minum saat makan bila toleranR :
dapat mengurangi mual dan menghilangkan gas.- Kolaborasi dengan ahli gizi pemberian
makanan yang bervariasiR : Menstimulasi nafsu makan dan mempertahankan intake nutrisi
yang adekuat.4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat,
kelemahan ototabdomen sekunder akibat mekanisme kanker kolon.Tujuan : setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan polaeliminasi dalam rentang yang di
harapkan : feses lembut dan berbentukKriteria hasil : klien akan menunjukkan pengetahuan
akan program defekasi yang dibutuhkan, melaporkan keluarnya feses dengan berkurangnya
nyeri dan mengejanIntervensi- Kaji warna dan konsistensi feses, frekuensi, keluarnya flatus,
bising usus dan nyeritekan abdomenR : penting untuk menilai keefektifan intervensi,
dan memudahkan rencanaselanjutnya.- pantau tanda gejala rupture usus.R : keadaan ini
dapat menjadi penyebab kelemahan otot abdomen dan penurunanperistaltik usus, yang dapat
menebabkan konstipasi.- Kaji faktor penyebab konstipasiR : mengetahui dengan jelas faktor
penyebab memudahkan pilihan intervensi yangtepat- Anjurkan klien makan makanan tinggi
seratR : membantu melancarkan BAB5. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap
konsep diri, ancaman terhadapperubahan status kesehatan, ancaman terhadap pola
interaksi dengan orang yang berarti,krisis stuasi atau krisis maturasiTujuan : ansietas berkurang
atau terkontrol.
Kriteria hasil :- klien mampu merencanakan stategi koping untuk situasi yang membuat stress.-
Klien mampu mempertahankan penampilan peran- Klien melaporkan tidak ada gangguan
persepsi sensori- Klien melaporkan tidak ada manisfestasi kecemasan secara fisik.Intervensi ;-
Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasienR : memudahkan intervensi- Kaji
mekanisme koping yang di gunakan pasien untuk mengatasi ansietas di masa laluR :
mempertahankan mekanisme koping adaftif, meningkatkan kemampuan mengontrol ansietas-
Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan.R : pendekatan dan motivasi membantu pasien untuk mengeksternalisasikanDAFTAR
PUSTAKAAmerican Cancer Society, 2006. Cancer Facts and Figures 2006. American Cancer
SocietyInc. AtlantaAnonim, 2006. A Patient’s Guide to Rectal Cancer. MD Anderson
Cancer Center,University of Texas.

Anda mungkin juga menyukai