PENDAHULUAN
Tuli mendadak atau sudden deafness atau sudden sensorineural hearing loss
lebih dari 30 dB pada tiga frekuensi berturut-turut dalam onset tiga hari, sering
kemungkinan dapat disebabkan oleh iskemia koklea, infeksi virus, trauma kepala,
trauma bising yang keras, perubahan tekanan atmosfir, autoimun, obat ototoksik,
penyakit meniere dan neuroma akustik.1,2 Kerusakan pada tuli mendadak terutama
terjadi pada koklea dan biasanya bersifat permanen, kelainan ini termasuk dalam
Iskemia koklea merupakan penyebab utama tuli mendadak. Keadaan ini dapat
disebabkan oleh karena spasme, trombosis atau perdarahan arteri auditiva interna.
Pembuluh darah ini merupakan arteri ujung atau end artery, sehingga bila terjadi
1
gangguan pada pembuluh darah tersebut koklea akan sangat mudah mengalami
kerusakan. Iskemia dapat menyebabkan degenerasi luas pada sel-sel ganglion stria
ikat dan penulangan. Beberapa jenis virus, seperti virus parotis, campak, influensa
tektoria dan selubung myelin saraf akustik. Ketulian yang terjadi biasanya berat,
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
akan dianalisa dan diinterpretasikan. Telinga dibagi dalam tiga bagian, yakni
3
1. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (auricula) dan liang atau
Daun telinga terdiri atas tulang rawan elastin dan kulit. Bagian-
bagian daun telinga adalah lobulus, heliks, anti heliks, tragus dan anti
tragus. Sedangkan liang atau saluran telinga luar merupakan saluran yang
rawan yang disebut pars kartilagines dan 2/3 distal memiliki kerangka
tulang sejati atau pars osseus. Saluran telinga atau meatus akustikus
kelenjar serumenalis.4
4
2. Telinga tengah
ossis temporalis yang dilapisi oleh membran mukosa. Telinga tengah atau
berbentuk bulat dengn diameter kurang lebih 1cm. Pinggirnya tebal dan
pada inkus dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap
5
Gambar2.3. Membran timpani dan ossikula auditus7
3. Telinga dalam
dan koklea. Labirin vestibular tersusun atas utrikulus, sakulus dan kanalis
sakulus mengandung makula yang diliputi oleh sel rambut. Sel rambut ini
ditutupi oleh lapisan gelatinosa yang ditembus oleh silia. Pada lapisan ini
juga terdapat otolit yang mengandung kalsium dan memiliki berat jenis
Umumnya terdiri atas satu pilar sentral, modiolus cochleae, dan modiolus
ini dikelilingi tabung tulang yang sempit sebanyak dua setengah putaran.
6
bangunan keseluruhannya berbentuk kerucut. Koklea memiliki 3 skala
yaitu, skala vestibuli, skala media dan skala timpani. Skala vestibuli berisi
rambut luar dan sel rambut dalam. Sel rambut luar dan sel rambut dalam
Proses pendengaran dimulai dengan getaran suara yang ditangkap oleh daun
telinga, getaran suara dialirkan ke liang telinga atau meatus akustikus eksternus
berhubungan satu sama lain. Stapes menggerakan foramen ovale yang jug
bawah. Perilimfe dan skala timpani akan bergerak sehingga tingkap bundar akan
terdorong ke arah luar. Skala media yang menjadi cembung mendesak endolimfe
7
dan mendorong membran basilaris, sehingga menjadi cembung ke bawah dan
menggerakan perilimfe pada skala timpani. Pada waktu istirahat, ujung sel rambut
berkelok-kelok dan dengan berubahnya membran basilaris, ujung sel rambut itu
menjadi lurus. Rangsangan fisik tersebut diubah oleh adanya perbedaan ion
kalium dan ion natrium menjadi aliran listrik yang diteruskan ke cabang-cabang
pusat sensorik pendengaran di otak (area 39-40) melalui saraf pusat yang ada di
lobus temporalis.8
Defenisi
Tuli mendadak atau sudden deafness atau sudden sensorineural hearing loss
sensorineural pada satu atau kedua telinga yang berlangsung secara cepat dalam
abnormalitas pada koklea, saraf auditorik, atau pusat persepsi dan pengolahan
8
Tabel 2.1. Derajat penurunan pendengaran menurut klasifikasi WHO 3
Epidemiologi
perempuan dan laki-laki yang sama. Data gabungan dari beberapa penelitian
besar terhadap 1220 pasien menunjukkan jenis kelamin perempuan yang lebih
sedikit. Jenis kelamin sepertinya tidak menjadi suatu faktor risiko kejadian tuli
mendadak.9,10
pendengaran mendadak, namun lebih sedikit kasus dilaporkan pada anak-anak dan
orang tua. Kejadian puncak tampaknya terjadi pada dekade keenam kehidupan.
Orang dewasa muda memiliki tingkat kejadian yang sama dengan orang dewasa
setengah baya atau lansia. Usia rata-rata pada presentasi berkisar antara 40-54
tahun.9,10
9
Etiologi dan Patogenesis
Etiologi tuli mendadak masih belum diketahui secara jelas. Suatu data
meniere, trauma, penyakit autoimun, sifilis, penyakit lyme, atau fistula perilimfe.
tidak diketahui pasti. Terdapat empat teori utama yang mungkin dapat
1. Infeksi virus
antara infeksi virus dengan kejadian tuli mendadak. Dalam studi ini,
tinggi pada populasi pasien tuli mendadak. Pada studi lain, dilakukan
koklea yang konsisten dengan infeksi virus. Terdapat pula temuan lain,
seperti hilangnya sel rambut dan sel penyokong, atrofi membran tektoria,
darah (viremia). Pada fase awal virus akan dideposit ke dalam membran
koklea. Selain itu virus dapat masuk ke telinga dalam dari ruang
10
subaraknoidea melalui duktus koklearis masuk ke ruang perilimfe. Virus
akan memperbanyak diri dan melekat pada pembuluh darah. Hal ini
aliran darah. Jika partikel virus terus menempel dalam pembuluh darah
kapiler. Jika hal ini terjadi pada arteri yang memperdarahi koklea maka
akan timbul keluhan tinitus dan ketulian. Bila sumbatan lebih proksimal,
2. Kelainan vaskuler
memperoleh asupan darah dari arteri labirintin atau arteri auditiva interna.
telinga tengah dan ada membran halus yang memisahkan ruang perilimfe
dengan endolimfe dalam koklea. Robekan salah satu atau kedua membran
11
tersebut secara teoretis dapat menyebabkan tuli sensorineural. Kebocoran
potensial endokoklea.
4. Kelainan imunologi
lainnya telah lama diketahui. Sebagai pendukung lain teori ini, terdapat
mediated disorders).11,12
Gejala Klinis
Timbulnya tuli pada iskemia koklea dapat bersifat mendadak atau menahun.
menetap. Tuli dapat unilateral atau bilateral namun sebagian besar kasus bersifat
12
Keluhan pasien pada umumnya berupa hilangnya pendengaran pada satu sisi
telinga saat bangun tidur. Kejadian hilangnya pendengaran dapat bersifat tiba-tiba,
berangsur-angsur hilang secara stabil atau terjadi secara cepat dan progresif.
stabil. Tuli mendadak ini sering disertai dengan keluhan sensasi penuh pada
telinga dengan atau tanpa tinitus, terkadang didahului oleh timbulnya tinitus.
Selain itu, pada 28-57% pasien dapat ditemukan gangguan vestibular, seperti
Diagnosis
dengan evakuasi serumen, lain halnya dengan penanganan pada tuli sensorineural
yang lebih kompleks karena penyebabnya sering tidak diketahui. Menurut AAO-
dan tuli konduktif melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, tes penala, pemeriksaan
telinga luar, membran timpani, rongga udara telinga tengah, atau tulang
13
Sementara itu, tuli sensorineural disebabkan oleh adanya abnormalitas koklea,
saraf auditorik, dan struktur lain yang mengolah impuls neural ke korteks
auditorik di otak.2,14
tiba-tiba, progresif cepat atau lambat, fluktuatif, atau stabil), persepsi subjektif
pasien mengenai derajat ketulian, serta sifat ketulian (unilateral atau bilateral).
Selain itu, ditanyakan juga gejala yang menyertai seperti sensasi penuh pada
kebisingan, serta faktor predisposisi lain yang penting juga perlu ditanyakan.2,14
timpani untuk membedakan tuli konduktif dan tuli sensorineural. Penyebab tuli
konduktif berupa impaksi serumen, otitis media, benda asing, perforasi membran
trauma, dan kolesteatoma. Sebagian besar kondisi ini dapat didiagnosis dengan
dan pemeriksaan neurologis juga dilakukan, terutama pada pasien dengan tuli
mendadak bilateral, tuli mendadak dengan episode rekuren, dan tuli mendadak
dengan defisit neurologis fokal, untuk mencari kelainan serta penyakit penyerta
lainnya. Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan hum test dan tes penala untuk
14
dilakukan pemeriksaan audiometri. Pada hum test, pasien diminta bersenandung
dan kemudian memberitahu apakah suara didengar lebih keras di satu telinga atau
sama di keduanya. Pada tuli konduktif, suara akan terdengar lebih keras pada
telinga yang sakit, sebaliknya pada tuli sensorineural suara akan terdengar lebih
keras pada telinga yang sehat. Menurut AAO-HNS guideline, tes penala dapat
digunakan untuk konfirmasi temuan audiometri. Tes penala berupa tes Weber dan
tes Rinne dilakukan dengan alat bantu garpu tala 256 Hz atau 512 Hz.
dalam mendiagnosis tuli mendadak. Hal ini sesuai dengan salah satu kriteria
pemeriksaan audiometri.14,15
dalam audiometri nada murni membantu menentukan jenis ketulian, baik tuli
digunakan untuk memverifi kasi hasil audiometri nada murni. Timpanometri dan
pemeriksaan refleks akustik juga dapat membedakan tuli konduktif dan tuli
15
Pemeriksaan laboratorium dilakukan berdasarkan keluhan dan riwayat pasien
menetapkan ambang batas pendengaran pada pasien yang sulit diperiksa, seperti
anak-anak dan orang tua. Pemeriksaan ABR memiliki sensitivitas tinggi dalam
schwannoma yang berukuran lebih dari 1 cm. Sensitivitas ABR untuk mendeteksi
vestibular schwannoma ukuran kecil sekitar 8-42%. Akurasi ABR saat ini
dengan alat pacu jantung, implan logam, dan klaustrofobia, yang menjadi
16
Gambar 2.4. Tes rinne dan weber18
Penatalaksanaan
1. Kortikosteroid sistemik
17
intratimpani, meliputi prednison, metilprednisolon, dan deksametason.
selama 4 hari diikuti tapering off 10 mg setiap dua hari. Efek samping
2. Kortikosteroid intratimpani
18
miringotomi yang kemudian diserap dan menyebar melalui membran
19
imunitas tubuh, transpor oksigen dan hemodinamik, peningkatkan respons
dibandingkan pasien yang lebih tua (usia bervariasi antara 50-60 tahun).
ini adalah manfaat dan risiko efek samping. Terapi ini memiliki efek
samping berupa kerusakan pada telinga, sinus, dan paru akibat perubahan
atau sinus.14
vasoaktif, atau antioksidan, secara rutin pada pasien tuli mendadak untuk
alasan biaya. Selain itu, belum ada bukti keberhasilan terapi dengan obat-
obat tersebut. Salah satu penyebab tuli mendadak adalah inflamasi oleh
pada koklea atau saraf koklea, reaktivasi virus laten dalam ganglion
20
pemberian antivirus disinyalir dapat membantu pemulihan fungsi
telah dicoba untuk meningkatkan aliran darah koklea, tetapi belum ada
21
Gambar 2.5. Pedoman umum terapi kortikosteroid untuk tuli mendadak14
Prognosis
Prognosis tuli mendadak tergantung pada beberapa faktor, yaitu usia, derajat
pengobatan. Usia lanjut, gangguan pendengaran sangat berat, dan adanya gejala
di koklea, yang merupakan faktor prognosis buruk. Saat mulai pengobatan lebih
22
dini (dalam 7 hari pertama) berhubungan dengan prognosis baik bagi pemulihan
keparahan lesi dan berkaitan dengan prognosis yang buruk. Namun, 28-65%
pasien tuli mendadak yang tidak diobati dapat mengalami pemulihan spontan.
tuli mendadak yang telah mendapat pengobatan, namun ketulian tetap bersifat
23
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
menyebabkan pasien segera mengunjungi dokter. Tuli mendadak adalah salah satu
pengobatan yang umumnya dipakai adalah terapi kortikosteroid, baik oral maupun
24
DAFTAR PUSTAKA
7. Martini, Nath. Anatomy and physiology, 9th. 2012. Upper saddle river,
Prentice Hall.
8. Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC
10. Chang SL, Hsieh CC, Tseng KS, et al. Hypercholesterolemia is correlated
61.
25
11. Arslan N, Oguz H, Demirci M, Safak MA, Islam A, Kaytez SK, et al.
13. Rauch SD. Clinical practice: Idiopathic sudden sensorineural hearing loss.
14. Stachler RJ, Chandrasekhar SS, Archer SM, Rosenfeld RM, Schwartz SR,
Deafness.2003.
http://www.nidcd.nih.gov/health/hearing/Pages/sudden.aspx.
16. Cummings CW, Flint PW, Harker LA, Haughey BH, Richardson MA,
Robbins KT, et al. Cummings otolaryngology head and neck surgery. 4th
17. Rauch SD. Clinical practice: Idiopathic sudden sensorineural hearing loss.
18. Bull TR. Color atlas of ENT diagnosis. 6th ed. London: Thieme, 2003
26
19. Ahn JH, Yoo MH, Yoon TH, Chung JW. Can Intratympanic
2013;123(3):774-8.
27