Anda di halaman 1dari 7

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU

KESEHATAN UPH PROFESI NERS


KEPERAWATAN
Judul: Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan (AST)
Pemberian Obat Nebulizer Ventolin 1 amp, Pulmicort
1 amp, Bisolvon 20 tts, Nacl 0.9% 1 cc

Nama Pasien / Usia : Tn. S / 71 Tahun 1 Bulan


No. MR : SHLC : 10-12-04-24
Tanggal Masuk RS : 24 Oktober 2018
Tanggal dan Jam Tindakan : 26 Oktober 2018
Tanda tangan validasi Nama : Anita Bandung Raya
Diagnosa Medis : PPOK preseptor: NIM : 00000010205
Tempat profesi : SHLC
Stase : KDP
No Kriteria Bobot
1 Diagnosa keperawatan (PE): 10
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mucus berlebihan disertai batuk yang tidak efektif.
Sumber: Diagnosis keperawatan defenisi & klarifkasi 2015-2017
Referensi: Herdman; Kamitsuru (2017). Diagnosis keperawatan defenisi & klarifkasi 2015-2017. Penerbit buku kedokteran: ECG. ed:10

2 Data Subjekif: 10
- Pasien mengatakan sesak
- Pasien mengatakan batuk berdahak sudah 3 hari yang lalu.
- Pasien mengatakan susah untuk mengeluarkan berdahaknya.
- Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemas.
- Pasien mengatakan setiap malam menggigil.

3 Data objektif: 10
- Pasien tampak sesak.
- Pasien tampak lemas.
- Pasien berkeringat.
- Pernafasan pasien berbunyi ronchi.
- Hasil TTV : TD : 123/76 mmHg, Nadi : 86x/mnt, Suhu : 36,6 oC, Pernafasan : 26x/mnt.
- Terpasang infuse Futrolit 500 ml/8 jam.
- Pasien diberikan O2 2L.
- Mendapat terapi obat Pulmicort 1 amp, Ventolin 1 amp, Bisolvon 20 tts, dan 1 ml Nacl 0,9%.

4 Langkah-langkah Tindakan Keperawatan yang dilakukan saat itu (bukan menurut teori): 10
- Mengecek Terapi medik
- Menyediakan Obat sesuai Terapi yang diberikan di IMR
- Double check kembali dengan kakak perawat lainnya untuk memastikan pemberian obat tersebut ( Nama pasien, Tanggal Lahir pasien, Nama
obat, Dosis yang diberikan, pada saat jam berapa diberikan, Exp obat, Lokasi yang akan di berikan, Dokumentasi ).
- Menyiapkan alat ( obat Ventolin 1 amp, Pulmicord 1 amp, Bisolvon 20 tts, Syringe 3 cc untuk pemberian Nacl 0,9 % 1 cc ).
- Menanyakan nama dan tanggal lahir pasien.
- Mencocokkan IMR dan gelang pasien.
- Menjelaskan obat nebulizer yang akan diberikan pada pasien.
- Menyiapkan Obat Nebulizer yang akan diberikan.
- Memberikan posisi Fowler/duduk.
- Mengatur O2 dan memasangkan masker untuk nebulizer kepada pasien.
- Menjelaskan pada pasien pada saat pemberian obat tersebut terasa memang tidak nyaman tetapi dapat membantu pengeluaran dahak pasien.
- Memberikan tissue dan menawarkan air minum kepada psien
- Menanyakan respon pasien
- Membersihkan alat dan melakukan evaluasi
- Menaikan bedrail
- Melepaskan handcoon dan mencuci tangan

5 Dasar Pemikiran: 15
Alasan dilakukan tindakan adalah karena:
- Penyakit Paru Obstruksi Kronis sering ditandai oleh sekresi yang sangat banyak dan sekresi tersebut harus di keluarkan untuk mencegah
komplikasi paru. PPOK atau COPD merupakan satu kelompok penyakit paru yang mengakibatkan obstruksi yang menahun dan presisten
dari jalan nafas di dalam paru ( Murwani, 2011 ).
- Pasien mengeluh sesak nafas, dan tidak bisa mengeluarkan dahaknya. Maka tindakan yang diberikan oleh perawat adalah pemberian Terapi
inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara hirupan/inhalasi dalam bentuk aerosol ke dalam saluran napas. Terapi inhalasi masih
menjadi pilihan utama pemberian obat yang bekerja langsung pada saluran napas terutama pada kasus asma dan PPOK ( Djaharuddin, 2017
).
- Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut maka dilakukan intervensi keperawatan yang dilaksanakan pada pasien penyakit paru obstruksi
kronis yaitu membersihkan sekresi bronkus dengan pertolongan berbagai cara, pengobatan simtomatik ( Lihat tanda dan gejala yang
muncul ), sesak nafas diberi posisi nyaman semi fowler, dehidrasi diberi minum yang cukup, penanganan terhadap komplikasi-komplikasi
yang timbul, mengatur posisi dan pola bernafas untuk mengurangi jumlah udara yang terperangkap, memberi penjelasan tentang teknik-
teknik relaksasi dan cara untuk menyimpan energy ( Padila, 2012 ).
- Salah satu intervensi keperawatan yang dilaksanakan pada pasien PPOK yaitu mengeluarkan secret agar saluran pernafasan kembali efektif.
Salah satunya yaitu tindakan yang bisa dilakukan klien untuk mengeluarkan secret yaitu terapi nebulizer dan teknik terapi batuk efektif (
Pranowo, 2008 ).

6 Prinsip tindakan: 5
Prinsip tindakan yang saya lakukan adalah tindakan Bersih.

7 Analisa Tindakan Keperawatan: 15


1. Apakah tindakan sesuai dengan teori ?
Tindakan yang saya lakukan sudah sesuai dengan SOP dan teori yang ada, mulai dari tahap saya melakukan persiapan, pelaksanaan dan
terminasi serta mengevaluasi pasien.

2. Apakah dosis/tindakan yang diberikan cukup untuk pasien. Apakah perlu ada modifikasi dalam melakukan tindakan ?
Tindakan yang saya berikan sudah sesuai dengan kondisi pasien, Salbutamol merupakan Obat dengan banyak nama dagang dan bentuk
sediaan, salah satunya Ventolin Nebulizer 2.5 mg/1 Ampul yang digunakan untuk mengobati penyakit pada saluran pernafasan seperti asma dan
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Ventolin Nebulizer 2.5 mg/1 Ampul termasuk obat golongan agonis adrenoreseptor beta-2 selektif kerja
pendek (short acting beta-adrenergic receptor agonist). Obat ini bekerja dengan cara merangsang secara selektif reseptor beta-2 adrenergik
terutama pada otot bronkus (saluran pernafasan). Hal ini menyebabkan terjadinya bronkodilatasi (pelebaran) karena otot bronkus (saluran
pernafasan) mengalami relaksasi (pengenduran syaraf). Karena efeknya yang selektif terhadap bronkus (saluran pernafasan), dan efeknya yang
minimal pada sistem kardiovaskular (penyakit jantung akibat tekanan darah tinggi). Ventolin Nebules 2.5 mg Ampul adalah pilihan yang sesuai
untuk mengobati bronkospasme (penyempitan pada dinding saluran pernafasan) pada pasien yang juga menderita penyakit jantung dan
hipertensi.

3. Bagaimana Cara menentukan bahwa tindakan tersebut sesuai dengan kebutuhan pasien ?
Tindakan yang saya lakukan ini sudah sesuai dengan kebutuhan pasien, dimana saya melihat dari tanda dan gejala pada pasien. Tn. S
Tampak terlihat sesak ( R : 26 x/menit ) dan juga batuk di sertai dengan dahak yang berlebihan. Tindakan ini sangat efektif diberikan pada
pasien. Karena Nebulizer memiliki Tujuan untuk membantu mengeluarkan Dahak/mucus. Cara kerja Nebulizer yaitu dengan cara penguapan.
Jadi obat-obatan yang diracik (berupa cairan) lalu dimasukan ketabungnya yang ada di face mask Nebulizer lalu dengan bantuan daya listrik
menghasilkan uap yang dapat dihirup melalui face mask Nebulizer. Penguapan ini tidak berbau, jadi rasanya seperti bernapas seperti biasanya.
Terapi penguapan ini memakan waktu kurang lebih sekitar 5-10 menit, biasanya diberikan 3-4 kali dalam sehari (sesuai dengan jadwal
pemberian obat yang sudah ditentukan). Nebulizer dapat digunakan sejak bayi 0 bulan ataupun anak-anak (toddler/kids) hingga dewasa.

8 Bahaya yang dapat terjadi? (Komponen Bahaya dan Pencegahan) 10

A. Bahaya yang dapat terjadi misalnya:

- Mual
- Muntah

- Takikardi

Pencegahan:

- Berikan instruksi untuk pasien rileks dan atur pernapasannya.


- Jika pasien merasakan ingin muntah, maka Penguapan Nebulizer di berhentikan.
- Observasi TTV pasien.

9 Hasil yang didapat: (Mengevaluasi perubahan pada pasien setelah diberikan intervensi/tindakan dengan menggunakan SOAP) 5

S: Pasien mengatakan sesak nafas berkurang,

O: GCS: 15 E4V5M6, EWS: 0, Hasil TTV: TD : 123/76 mmHg, Nadi : 86x/mnt, Suhu : 36,6 oC, Pernafasan : 26x/mnt. Pasien tampak lemas,
ada bunyi tambahan ( Ronchi ) pada pasien.

A: - Pola nafas belum teratasi

P: - Lanjutkan intervensi pemberian obat Nebulizer sesuai IMR 2X sehari.

- Observasi tanda-tanda vital berkala

10 Evaluasi diri: 5
- Kelebihan : Pada saat saya melakukan tindakan pemberian obat saya tidak gugup lagi dan saya lebih percaya diri. Sehingga tindakan yang
saya lakukan dapat diselesaikan dengan baik dan juga sesuai dengan SOP Rumah sakit ini dan juga saya di damping oleh kakak perawat.
- Kekurangan : Pada saat melakukan tindakan tersebut kekurangan saya, saya kurang dalam melakukan komunikasi kepada pasien.
- Perbaikan : Saya perlu belajar dan berlatih lagi agar saya lebih terbiasa.

11 Daftar Pustaka (APA style) Minimal 3. 5


Herdman ; Kamitsuru (2017). Diagnosis keperawatan defenisi & klarifkasi 2015-2017. Penerbit buku kedokteran: ECG. ed:10
Padila. (2012). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha medika
Pranowo, C. (2008). Efektifitas batuk efektif dalam pengeluaran sputum untuk penemuan bta pada pasien tb paru di ruang rawat inap rumah
sakit mardi rahayu kudus.
Aisyarini, D. (2016). Pemberian Nebulizer Dan Batuk Efektif Terhadap Status Pernafasan Pada Asuhan Keperawatan.
Santoso, A. (2017). Terapi Inhalasi Nebulisasi. ( Alamat URL : https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2017/09/TERAPI-
INHALASI-NEBULISASI.pdf )
Gustiawan, S. P. (2017). Hubungan Penggunaan Masker Sungkup Selama Nebulizer Terhadap Saturasi Perifer Oksigen Pada Pasien PPOK.

Anda mungkin juga menyukai