net/publication/335892763
CITATIONS READS
0 129
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ismail Suardi Wekke on 18 September 2019.
ABSTRAK
Artikel ini pengantar perkuliahan dalam mata kuliah bahasa Arab. Termasuk
mengemukakan arah perjalanan perkuliahan dan juga hasil yang akan dicapai selama
berlangsungnya perkuliahan. Bagian dari artikel, dikemukakan tradisi akademik
dalam kaitan belajar di perguruan tinggi.
Pendahuluan
Selamat datang di perguruan tinggi, selamat datang di STAIN Sorong. STAIN Sorong
pilar NKRI, bagian utama bangsa dan negara. Dalam pekan pertama perkuliahan, saya
dedikasikan artikel ini untuk menjadi bacaan mahasiswa. Dalam pengembangan bacaan, secara
khusus merujuk kepada karya-karya yang telah kami hasilkan selama ini. Sekaligus menjadi
tanda kepada mahasiswa bahwa apa yang kami ajarkan adalah bagian dari aktivitas karya
akademik yang kami lakukan selama ini. Pembelajaran merupakan kesatuan antara riset dan
pengabdian masyarakat. Antara satu dharma dengan dharma yang lain saling melengkapi dan
juga saling menopang.
Selama satu semester ini, kita akan bersama-sama belajar dalam mata kuliah “Bahasa
Arab”. Tanpa embel-embel, hanya dengan kata Bahasa Arab. Dengan demikian, Capaian
Pembelajaran dalam matakuliah ini terkait dengan Bahasa Arab secara umum. Tidak
dikhususkan untuk keterampilan tertentu. Maka, kami memilih capaian pembelajaran yang
terkait dengan kemampuan menuliskan tentang Bahasa Arab dalam proses pembelajaran selama
satu semester ini.
Tanah Papua merupakan salah satu tempat terbaik untuk belajar. Dimana harmoni
keberagamaan dan juga keberagaman menjadi ekspresi sehari-hari (Wekke, 2016). Dengan
tempat terbaik itu, maka perlu digunakan untuk turut belajar dalam arti seluas-luasnya.
Walaupun dengan segala keterbatasan tetapi ada semangat yang perlu terus ditumbuhkan dan
dirawat (Wekke, 2013). Mahasiswa Papua, mahasiswa STAIN Sorong, selama ini mampu
bersanding dengan mahasiswa dari seluruh penjuru dunia. Maka, tidak ada tempat dimana
mahasiswa Papua untuk rendah diri. Rendah hati wajib hukumnya, namun rendah diri bukanlah
pilihan sikap yang tepat. Kepecaan diri merupakan yang utama, dengan maksud untuk mengenali
apa yang menjadi keunggulan komparatif yang mahasiswa capai dan apa yang belum dikuasai.
Dengan demikian, duduk bersanding dan juga bersama bekerja dengan mahasiswa seentaro
dunia merupakan keperluan untuk belajar bersama.
Bangku Kuliah
Memasuki gerbang perguruan tinggi, berbeda sama sekali dengan sekolah menengah
yang baru saja diselesaikan. Bangku kuliah, bukan bangku “baku liat-liat” menjadi sarana dalam
pengembangan ilmu pengetahuan. Memasuki perguruan tinggi bukan berarti melepaskan agama,
justru dengan berada di perguruan tinggi ekspresi keberagamaan dapat ditunjukkan dengan
pelbagai cara yang bertambah (Wekke, Hermawanto, & Ashrori, 2016). Jika sebelumnya hanya
dalam bentuk ritual semata, bisajadi mahasiswa meyakini bahwa demonstrasi merupakan bagian
dari kesalehan sosial. Ketika memilih untuk turun dan demonstrasi, itu juga merupakan bagian
dari kesalehan. Bukan untuk mendaku, tetapi untuk menyembah pada Yang Kuasa. Bukan
menyembah pada pemilik modal, tetapi Pemilik Semesta Alam.
Silahkan lihat perjalanan pendidikan tinggi keagamaan Islam (Mujahidah & Wekke,
2019). Perguruan tinggi ini tidak datang tiba-tiba. Tetapi sudah melampaui dekade. Sementara
itu ada tanggung jawab masa depan yang diemban untuk meneruskan ke masa depan (Wekke,
2018a). Sekaligus bertugas untuk mengawal alih status STAIN ke IAIN (Wekke, 2019a).
Kampus ini diperjuangkan oleh pelbagai lapisan masyarakat. Kita, dosen dan mahasiswa diantara
yang berkewajiban untuk menjaganya. Menjaga dalam arti seluas-luasnya, menjaga nama baik,
menjaga akreditasi, dan juga menjaga prestasi (Wekke, 2019b). Perguruan tinggi Islam, sebagai
ekspresi beragama masyarakat muslim juga dituntut untuk menjadi lembaga pendidikan
(Mulyono & Wekke, 2018a). Setelah sebelumnya, hanya berada pada ranah lembaga dakwah
saja.