Disusun Oleh:
Kelompok II
AIRMADIDI – MANADO
AGUSTUS, 2018
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas begitu besar
berkat, kasih, kekuatan, kesehatan, serta perlindungan yang telah diberikan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas “keperawatan dasar profesi “ terima kasih kepada teman-teman
DAFTAR ISI
INTRAVENA ............................................................................................................ 75
Pemasangan Selang atau Kateter Urin ....................................................................... 77
ENEMA ..................................................................................................................... 82
MEMBERIKAN MEDIKASI ................................................................................... 84
INTRADERMAL........................................................................................................ 84
SUBCUTANEOUS..................................................................................................... 85
INTRAMUSCULAR ................................................................................................... 87
PENGUKURAN SUHU TUBUH ............................................................................. 87
Memandikan klien di atas Tempat Tidur (Bed Bath) ................................................ 89
Oral Hygiene.............................................................................................................. 91
Oral hygiene pasien yang tidak sadar atau lemah ................................................. 91
Oral Hygiene perawatan gigi palsu ........................................................................ 93
Perineal care .............................................................................................................. 94
Wound Care ............................................................................................................... 97
Mengganti balutan kering ...................................................................................... 97
Mengganti Balutan Basah ke Kering ...................................................................... 99
Pemasangan Elekrokardiogram (EKG) ................................................................... 100
Posterior Lead EKG................................................................................................. 102
Pendidikan Kesehatan Reproduksi .......................................................................... 103
Pengertian
Tujuan
Alat
Pillow
Cap sputum
No Tindakan Rasional
1. Cuci tangan
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur
Bantu pasien untuk menemukan tempat yang nyaman Pengaturan posisi mengfasilitasi
5. dengan lutut di fleksikan ekspansi diagfragma
a. Duduk pada pinggir tempat tidur
b. Semi fowler, fowler, high fowler
Deep Breathing Exercise
6. Tempatkan 1 atau 2 tangan pasien pada abdomen tepat Hal ini memungkinkan pasien
dibawah tulang iga. merasakan naik dan turunnya perut
saat bernafas dalam-dalam
7. Minta pasien untuk menarik napas dalam secara perlahan Membantu mencegah hiperventilasi
melalui hidung. atau terengah-engah. Napas yang
lambat dan dalam memungkinkan
ekspansi paru-paru yang lebih
lengkap.
8. Minta pasien untuk menahan napas 2 sampai 3 detik, lalu Meningkatkan pengeluaran energi
hembuskan napas secara perlahan-lahan dengan mulut. yang tidak perlu dan tidak
mendorong ekspansi paru penuh.
9. Ulangi breathing exercise 3 sampai 5 kali Pengulangan memperkuat
pembelajaran.
Cough Exercise
10. Minta pasien untuk menarik napas dalam secara perlahan Pernapasan yang dalam
melalui hidung dan menghembuskan lewat mulut secara memperluas paru-paru sepenuhnya
perlahan sehingga udara bergerak di
belakang lendir untuk membantu
batuk
2
11. Tarik napas untuk ketiga kalinya dan tahan napas sampai 3 Pernapasan dalam menggerakkan
detik. Lalu batuk sepenuhnya selama 2 sampai 3 kali. sekresi di saluran pernapasan untuk
*tampung sputum pada cap sputum prn menstimulasi refleks batuk tanpa
usaha sukarela pada bagian pasien
12. Dokumentasi
Chest Physiotherapy
Pengertian
Fisioterapi dada merupakan suatu tindakan keperawatan yang terdiri atas turning,
1) Turning
paru. Prosedur ini dapat dilakukan sendiri oleh pasien atau dibantu oleh pemberi
layanan kesehatan. Turning dilakukan dengan cara meninggikan bagian atas tempat
Perkusi disebut juga clapping adalah menepuk-nepuk kulit dengan tenaga penuh
pada dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk.
Vibrasi adalah serangkaian getaran kuat yang dihasilkan oleh kedua tanggan yang
Tujuan:
Alat:
Prosedur
3) Postural drainage
Batuk dua atau tiga kali beruruttan setelah setiap kali berganti posisi.
postural drainage
4
lendir.
1. Bronchus apical lobus anterior kanan dan kiri atas dengan klien duduk di kursi,
2. Bronchus apical lobus posterior kanan dan kiri atas dengan klien duduk di kursi,
3. Bronchus lobus anterior kanan dan kiri atas dengan klien berbaring datar pada
4. Bronchus lobus lingual kiri atas dengan klien berbaring miring ke kanan dan lengan
di ats kepala pada posisi trendelenberg, dengan kaki tempat tidur ditinggikan 30
5. Bronchus lobus kanan tengah klien berbaring miring ke kiri dan tinggikan kaki
6. Bronchus lobus anterior kanan dan kiri bawah klien berbaring terlentang dengan
7. Bronchus lobus lateral kanan bawah kline berbaring miring ke kiri pada posisi
8. Bronchus lobus lateral kiri bawah klie berbaring miring ke kanan pada posis
9. Bronchus lobus superior kanan dan kiri bawah klien berbaring tengkurap dengan
10. Bronkhus basalis posterior kanan dan kiri klien berbaring tengkurap dalam posisi
Alat:
Bantal 2 atau 3
Tisu wajah
Kidney basin
Stethoscope
suction
Tempat sampah
oxygen
TERAPI OKSIGEN
Tujuan
Alat-alat
1. Nasal Canul, catheter nasal, simple mask, rebreathing mask with reservoar, non-
3. Alat pelembab
4. Air steril
PROSEDUR
Tindakan rasional
1. Periksa order untuk terapi oksigen, termasuk metode Pemberian oksigen harus sesuai dengan
pemberian dan laju aliran resep dokter laju aliran yang dinyatakan
yaitu liter permenit (L/menit)
2. Ucapkan salam terapeutik Penerapan komunikasi terapeutik dan
memudahkan kerjasama dengan klien
3. Jelaskan prosedur kepada klien. Penjelasan dapat mengurangi kecemasan
dari klien
4. cuci tangan Mengurangi penularan patogen
4. Mengkaji jika terjadi obstruksi saluran hidung, amati Jika saluran hidung terhambat, pengiriman
pola pernapasan klien oksigen akan menjadi tidak efektif
6. Jaga privasi pasien dengan menutup pintu atau Memberi privasi
screen
10
7. Atur ketinggian tempat tidur pasien sesuai Meningkatkan kenyamanan pada klien dan
kenyamanan perawat dalam mobilisasinya perawat
8. Pasang selang oksigen (nasal canul, catheter nasal, Membantu memperlancar proses
simple mask, rebreathing mask with reservoar, non- pernapasan pasien
rebreathing mask with reservoir, ventury mask)
sesuai indikasi dan hubungkan ke sumber oksigen
yang sudah dilembabkan
9. Atur kecepatan aliran oksigen sesuai indikasi yang Agar pasien mendapat jumlah oksigen yang
diprogramkan tepat
10. Letakkan ujung selang oksigen pada posisinya Meningkatkan kenyamanan pasien
dengan tepat dan sesuai kenyamanan pasien;
letakkan selang dibelakang kepala atau bawah dagu
11. Jika menggunakan nasal canula dan catheter nasal Penggunaan devise yang tepat sesuai fungsi
pada hidung pasien alat meningkatkan effisiensi, mencegah
terjadinya hypoxemia atau hyperoxemia
12. Simple mask, rebreathing mask, non- rebreathing Penggunaan alat yang tepat sesuai fungsi
mask dan ventury mask pada wajah (menutupi meningkatkan effisiensi, mencegah
hidung dan mulut) pasien terjadinya hypoxemia atau hyperoxemia
13. Periksa selang oksigen dan aliran sesuai program Menjamin keamanan dan kenyamanan
setiap 8 jam klien
14. Pertahankan sumber oksigen dan air pelembab terisi Untuk menghindari efek samping akibat
setiap waktu oxygen yang terlalu kering, dan
memberikan kenyaman kepada pasien
15. Observasi hidung, wajah, permukaan superior kedua Oksigen mask dan tubing terbuat dari
telinga, atau permukaan kulit lainnya yang plastik, karet atau silikon sehingga dapat
berhubungan dengan selang oksigen dari kerusakan menyebabkan iritasi
kulit. Lakukan evaluasi umum pada klien 15-30
menit pertama, bergantung pada kondisi klien
16. Cuci tangan Mencegah penularan patogen
17. Dokumentasikan metode pemberian oksigen, Dokumentasi yang lengkap dan tepat waktu
kecepatan aliran, respon pasien, dan pengkajian mencegah hilangnya data, membantu untuk
pernapasan penganan selanjutnya.
SUCTION
Tujuan:
1. Membantu mengeluarkan sekresi atau benda asing di saluran nafas pada pasien
yang lemah
Alat-alat:
Glove sterile
Glove unsterile
Y connector
PROSEDUR
NO TINDAKAN RASIONAL
1 Mempersiapkan alat-alat Meningkatkan efisiensi tindakan
2 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan Mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kerjasama/kepatuhan
3 Tutup screen Memberi privasi
4 Pastikan pasien berada dalam keadaan normal dan tidak Indikasi status kesehatan
ada kontraindikasi pada pasien
5 Cuci tangan, pakai gloves bersih Infection control
6 Atur ketinggian tempat tidur pasien Sesuai kenyamanan perawat dalam
mobilisasinya
7 Berikan pasien posisi yang benar: Gag reflex mencegah aspirasi. Posisi
kepala menoleh ke satu sisi atau
Tempatkan pasien sadar dengan reflex muntah (gag reflex) hiperekstensi leher memfasilitasi insersi
fungsional untuk penghisapan oral pada posisi semi fowler kateter kedalam orofaring atau
dengan kepala menoleh kesatu sisi. Atau tempatkan klien nasofaring secara berurutan.
tersebut untuk penghisapan nasal pada posisi semi fowler
dengan leher hiperekstensi.
8 Tempatkan klien yang tidak sadar pada posisi berbaring Posisi ini memungkinkan lidah untuk
miring, menghadap perawat. jatuh ke depan sehingga tidak akan
menghambat pemasukan kateter. Posisi
lateral memfasilitasi sekresi drainase
dari pharynx dan mencegah
kemungkinan aspirasi.
9 Tempatkan handuk diatas bantal atau dibawah dagu klien Mencegah linen tempat tidur atau baju
pasien basah dari sekret
10 Pilih tekanan penghisap yang tepat untuk klien dan tipe Menjamin tekanan negative yang aman
unit penghisap sesuai usia klien. Tekanan negative yang
berlebihan menimbulkan cedera pada
mukosa
12
PROSEDUR
NO TINDAKAN RASIONAL
8 Nyalaka peralatan penghisap dan atur regulator vakum Menjamin tekanan negative yang
pada tekanan negative yang sesuai aman sesuai usis klien. Tekanan
negative yang berlebihan
menimbulkan cedera pada mukosa
9 Jika diindikasikan, tingkatkan oksigen tambahan sampai mencegah hypoxia
100% atau sesuai progam dokter.
10 Sambungkan satu ujung selang penghubung ke mesin Memberi privasi
penghisap dan tempatkan ujung lain dilokasi yang
nyaman
11 Apabila menggunakan peralatan penghisap: Mempertahankan steril tehnik
PROSEDUR
NO TINDAKAN RASIONAL
8 Nyalakan peralatan pengisap dan ator regulator vakum pada Menjamin tekanan negative yang
tekanan negative yang sesuai aman sesuai usia klien. Tekanan
negative yang berlebihan
menimbulkan cedera pada mukosa
9 Hubunhan satu ujng selang penghubung dengan mesin
penghisap dan tempatkan ujung yang ditempat yang nyaman
10 Apabila menggunkan peralatan penghisap: Mempertahankan steril teknik
Buka bungkus peralatan. Apabila tersedia kasa steril, letakan
didada klien
Tujuan:
Untuk memberikan makanan cair atau obat-obatan cair bagi pasien yang
Untuk mengeluarkan cairan atau gas yang terdapat pada lambung (decompresion).
16
atau trauma.
NGT tube ukuran (Dewasa 16-18 Fr, Anak 12-14 Fr, Bayi 6 Fr)
Syringe ukuran 10 atau 20 cc
Jelly
1 pinset anatomis
1 Kidney basin/bengkok
Handuk dan Tisue
Plester
Gunting
Stetoskop
Glove steril
Spatel lidah (tounge blade)
Penlight
Segelas air putih
Klem
2. Metode Hanson: mula-mula, tanda silang pada panjang 50 cm, kemudian lakukan
1. Memasnag syringe (spuit) pada ujung NGT yang terbuka dan meletakan diagdrama
stetoskop pada kuadran kiri atas abdomen klien. Selanjutnya suntikan sekitar 10-20
3. Memasukan ujung selang NGT yang terbuka kedalam mangkuk berisi air. Adanya
gelembung udara menunjukan selang masuk kedalam paru dan tidak adanya
PROSEDUR
No Tindakan Rasional
1 Kaji kembali riwayat medis klien untuk mengetahui apakah klien pernah
menjalani operasi hidung atau memiliki riwayat
perdarahan dari hidung.
2 Kaji tingkat kesadaran dan kemampuan memahami Mengurangi kecemasan klien dan
meningkatkan kerjasama
3 Jelaskan Prosedur yang akan dilakukan. Membantu Klien memahami prosedur dan
mengurangi kecemasan serta menignkatkan
kerjasama atau kepatuhan klien.
4 Siapkan perlengkapan, letakan tisue, semangkuk Meningkatkan efisiensi prosedur yang akna
air, dan bengkok ditempat prosedur dilakukan.
5 Siapakan lingkungan, tutup screen, naikan tempat Agar klien merasa aman dengan proseduryang
tidur dan tempatkan klien pada posisi fowler atau akan dilakukan. Posisi diatur sedemikian rupa
semi fowler, kecuali ada kontra indikasi. agar agar memudahkan perawat dalam
melaukan prosedur
6 Tutupi Dada dengan Handuk Antisipasi apabila klien mengalami muntah
agar tidak mengotori baju klien.
7 Cuci Tangan dan Pakai Gloves Prosedur dilakukan dengan teknik Steril
8 Kaji Lubang Hidung dengan penlight, Minta klien Untuk menentukan seberapa panjang selang
membuang discharge dari hidung kemudian NGT yang akan dimasukan
anjurkan klien bernafas sambil menutup hidung
secara bergantian.
9 Dengan NGT, ukur jarak dari batang hidung ke Untuk mementukan seberapa panjang selang
cuping telinga lalu ke xipoid procesus di sternum NGT yang akan dimasukan.
dan tandai jarak ini pada selang dengna sepotong
plester.
10 Lumasi 4 inch (10 cm) dari ujung selang dengan Untuk mempermudah saat selang NGT
pelumas yang larut dalam air. dimasukan
11 Ekstensikan kepala pasien dan masukan selang Mencegah terjadinya Iritasi.
yang telah ditentukan secara perlahan –lahan.
18
12 Minta klien menundukan kepala kedepan saat Menutupnya glottis mengurangi resiko selang
selang sudah masuk ke nasofaring. Jika klien tetap masuk ke trakea.
terstimulasi untuk muntah, berhenti sebentar.
13 : Dorong selang masuk lagi beberapa inci sambil Denagn menelan akan membantu saat selang
menyuruh klien menelan air/ minum air. NGT dimasukan melewati oropharyx
14 Tarik selang segera mungkin jika ada tanda-tanda Mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut
tekanan pada pernapasan (susah bernapas)
15 Masukan selang sampai pada tanda ikatan plester. Untuk memastikan selang NGT sudah masuk
Cek kembali dengan menggunakan penlight dan sampai kelambung.
meminta klien membuka mulut.
16 Apabila selang tidak dapat masuk pada setiap untuk mengecek posisi selang NGT
gerakna menelan, tarik sedikit selang dan inspeksi
posisi selang dengan menggunakan spatel lidah dan
senter.
17 Pastiakn selang berada ditempat yang benar Untuk memastikan selang NGT telah masuk
dengnan cara: a) Aspirasi cairan lambung sampai kelambung.
b) Auskultasi suara udara yang dimasukan dengna
cara pasang syringe yang telah berisi udara kurang
lebih 10 ml, kemudian pasang stetoskop diatas
epigastrium pasien. Lalu suntikan udara sambil
mendengarkan suara “Blib”.
18 Fiksasi selang NGT dengan memplesternya Mencegah agar Ngt tidak mudah terlepas.
kebatang hidung dengna cara:
a. Gunting plester sepanjang 7,5 cm dan potong
memanjang bagian tengah plester sepanjang 5 cm
dan biarkan 2,5 cm utuh.
b. Tempelkan bagian plester yang utuh pada batang
hidung dan tarik kedua ujung plester kearah bawah,
kemudian mengelilingi sealng dan diletakan
kembali kepangkal hidung.
19 Rapihkan pasien dan atur kembali posisi pasien Agar pasien merasa nyaman dengna
serta rapikan peralatan yang telah digunakan. lingkungan disekitarnya.
20 Evaluasi keadaan pasien setelah tindakan pemasang Untuk memastikan kondisi pasien setelah
NGT prosedur
21 Buka gloves dan cuci tangan. Mencegah penyebaran mikroorganisme.
22 Dokumentasikan Prosedur Dokumentasi yang akurat dan tepat waktu
mencegah hilangnya data serta memberi
informasi untuk penanganan selanjutnya.
Tujuan:
19
1. Melepaskan selang NGT karena kondisi klien membaik (sesuai order dokter)
2. Melepaskan selang NGT sesuai dengna waktu pergantian NGT (7 hari/ sesuai
keterangan produk)
Alat-alat
1. Gloves bersih
2. Kidney basin
3. Tissue
4. Alkohol sponge
PROSEDUR
No Tindakan Rasional
1 Jelaskan Prosedur Kepada Klien
Membantu Klien memahami Prosedur
dan mmengurangi kecemasan serta
meningkatkan kerjasama atau kepatuhan
klien
2 Cuci tangan dan gunakan Gloves Bersih Prosedur dilakukan dengan teknik bersih
3 Tutup screen dan atur posisi nyaman Memberi privasi kepada klien
4 Basahi dengan alkohol Sponge dan buka plester Mempermudah melepaskan plester
secara perlahan
5 Anjurkan klien menarik nafas sambil NGT diatrik Merupakan teknik relaksasi agar klien
secara perlahan dan kontinu (pastikan NGT tidak merasa rileks dan membantu mengurangi
mengenai Klien dan linen nyeri ynag dirasaka.
6 Bersihkan lubang hidung klien dengna Menghindari akumulasi secret pada
menggunakn tissue hidung
7 Buka Gloves, singkirkan bahan-bahan yang sudah Mencegah penyebaran icroorganisme
terkontaminasi pada penampuang yang ditentukan
lalu cuci tangan
8 Tempatkan klien pada posisi yang nyaman Mengembalikan rasa nyaman klien
9 Dokumentasikan Prosedur Dokumentasi yang akurat dan tepat watu
mencegah hilangnya data serta memberi
informasi untuk penanganan selanjutnya
20
Tujuan :
1. Memasukkan nutrisi melalui NGT berdasarkan kebutuhan kalori yang telah diorder
Alat-alat :
1. Syiringe 50 cc
2. (lavine tube feeding) LTF atau makanan cair sesuai kebutuhan klien
3. Air minum
4. Gelas ukur
5. Stetoskop
6. Kidney basin
7. Tissue
8. Gloves bersih
PROSEDUR
Tindakan Rasional
1. Letakkan peralatan dekat dengan klien Memudahkan perawat melakukan
prosedur selanjutya
2. Auskultasi bising usus (bowel sound) Bising usus menandakan adanya
peristaltic dan kemampuan
saluran pencernaan untuk
mencerna nutrient.
3. Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedu dan tindakan yang akan Mengurangi ansietas
dilakukan
4. Cuci tangan dan kenakan gloves Mencegah tansmisi
mokroorganisme
5. Pasang perlak atau pengalas di dada klien Mencegah makanan
mengontaminasi tempat tidur atau
pakaian klien
6. Bantu klien memperoeh posisi semi fowler atau tinggikan kepala Menurunkan resiko aspirasi
tempat tidur 30 makanan kedalam paru
21
1) Bantu klien pada posisi bersandar dan mintak - klien merupakan partisipan
klien menutup matanya aktif dalam latihan
imajinasi terbimbing dan
2) Gunakan sentuhan hanya jika hal ini tidak harus memahami secara
membuat klien merasa terancam, bagi beberapa lengkap tentang apa yang
klien, sentuhan fisik mungkin mengganggu karena harus dilakukan dan hasil
kepercayaan budaya dan agama mereka akhir yang diharapkan
HEAD TO TOE
PENGKAJIAN FISIK
Definisi: Pengkajian fisik adalah langkah pertama dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengamati secara langsung keadaan klien dan menentukan adanya abnormalitas
yang menjadi masalah aktual maupun potensial yang perlu ditindaklanjuti secara medis.
Tujuan:
1. Mendapatkan data mengenai kesehatan klien baik aktual maupun potensial dan
2. Untuk mengobservasi secara langsung keadaan klien secara fisik dari kaki sampai
kepala.
3. Memvalidasi data subjektif yang didapat melalui wawancara (Delaune & Lander,
2002).
Peralatan:
24
Prosedur Awal
TINDAKAN RASIONALISASI
1. Beritahukan kepada klien mengenai 1. Biasanya mengkaji akan memakan waktu yang
prosedur dan buat janji pertemuan lama. Untuk meningkatkan kerjasama dan
dengan klien. Buat kontrak waktu. mengurangi kecemasan, serta membangun
hubungan saling percaya.
2. Wawancarari wayat kesehatan klien: 2. Mendapatkan data subjektif.
i. Sapa klien dengan namanya. i. Membina hubungan saling percaya dengan
ii. Pastikan klien tidak dalam keadaan klien.
cemas, nyeri atau ketidaknyamanan ii. Keadaan cemas, nyeri dan ketidaknyamanan
lainnya. akan membuat klien berfokus pada
iii. Atur ruang sesuai kenyamanan ketidaknyamanannya sehingga kemampuan
klien, atur pencahayaan dan berkomunikasinya terhalang.
seberapa jauh jarak perawat dengan iii. Ambil posisi dimana dapat terjadi kontak mata
klien. dengan klien dan yang mempermudah
iv. Gunakan teknik komunikasi percakapan
terapeutik dan tetap focus pada iv. Perhatian harus penuh pada klien, hindari
klien. menunduk untuk mencatat dan membaca data
v. Dengarkan secara aktif. v. Ada saatnya perawat berbicara, namun ketika
a. Anamnesa keluhan utama klien berbicara hindari menginterupsi.
(PQRST), jika ada. a. P = Problem (masalah utama)
b. Riwayat penyakit sekarang. Q = Quality (kualitas masalah)
c. Riwayat penyakit dahulu. R = Radius (penyebaran)
d. Riwayat kecelakaan. S = Severity (tingkat keparahan)
e. Alergi T = Time (waktu terjadinya masalah)
25
4. Tekstur dan kadar minyak. 4. Rambut yang tipis, rapuh, dan kusam
Normalnya: Tipis, rata/lurus, kasar, mengindikasikan malnutrisi, hipertiroidisme,
tebal, atau keriting. Bercahaya dan hipotiroidisme, kimia, atau infeksi.
lentur.
5. Perhatikan dan catat jika ada gangguan 5. Pediculuc capitis, P. coporis, dan P. pubis adalah
serangga (kutu). jenis-jenis kutu yang sering menempel pada kepala,
Normalnya kulit bebas serangga (kutu). badan, dan rambut pubis. Telur-telurnya adalah nit
yang avoit berwarna putih.
Kulit kepala: Inspeksi dan Palpasi
Area Pengkajian/Temuan Normal Temuan Pokok
1. Bagi rambut berulang-ulang sampai 1. Vasikel minyak (acne/jerawat) atau kelainan bentuk
semua bagian kulit kepala diinspeksi, karena trauma.
untuk menemukan adanya bagian yang
terkelupas ataupun bekas luka (jaringan
parut). Kulit kepala yang normal:
bercahaya, halus tanpa lesi/luka,
benjolan, dan massa.
2. Taruh jari pada kulit kepala dan inspeksi
ditengah ke arah bawah dan disisi-sisi
samping untuk menemukan adanya nyeri
tekan, lesi, benjolan, atau massa. Normal:
tidak merah atau terkelupas.
Wajah: Inspeksi
1. Inspeksi roman muka, ekspresi, bentuk, 1. a. Asimetris mengidentifikasikan kerusakan saraf
dan apakah alis simetris atau tidak, lipatan kranial VII, stroke, atau Bell’s palsy. b. Pelipis,
nasolabial, posisi hidung, mata, dan mata, dan pupil yang cekung mengidentifikasikan
telinga. dehidrasi dan malnutrisi.
Normalnya: Dapat berbentuk oval, bulat,
atau segi empat. Roman muka dan
pergerakannya simetris.
2. Inspeksi wajah untuk melihat 2. Cuping telinga anterior dan sudut sudut rahang
kesimetrisan, dan menemukan adanya atas yang bengkak dan gembung dapat
gerakan, gerakan infolunter, edema dan mengidentifikasikan pembesaran kelenjar parotis
massa. (mumps/parotis epidemika).
3. Minta klien memberikan ekspresi senang, 3. Mengkaji fungsi saraf trigeminus baik motorik
sedih, marah, menggembungkan pipi. maupun sensorik.
Minta klien menutup mata dan dan
sentuhkan kapas kesebelah bibir, pipih
dan dahi, sambil menanyakan apakah
sentuhan dapat terasa dengan klien
mengatakan “terasa” ketika kapas
disentuhkan. Kapas juga dapat diganti
dengan tajam tumpul.
Tes tajam tumpul: perkenalkan terlebih
dahulu mana yang tajam dan mana yang
tumpul, lalu minta klien tutup mata dan
lakukan prosedur seperti kapas dengan
memberikan perbedaan tajam dan tumpul.
Minta klien mengidentifikasi apakah
bagian tajam atau tumpul yang
disentuhkan.
Mata: Inspeksi dan Palpasi
1. Struktur anatomis eksternal:
29
a. Amati kelopak mata atas. Kelopak a. Kelopak mata atas normalnya tidak menutupi
mata atas normalnya menutupi iris. pupil.
b. Cek apakah ada inflamasi, kerak, b. Tapi kelopak yang merah dengan sisik kekuning-
edema, atau massa pada mata dan kuningan disebabkan oleh inflamasi kelopak mata
kelopak mata. Mata dan kelopak (blepharitis). Adanya inflamasi, kerak, edema,
mata normalnya bebas dari atau massa mengindikasikan hordeolum akut
inflamasi, kerak, edema, dan massa. (tembel), infeksi nyeri dan merah pada folikel
c. Inspeksi dan palpasi kelenjar dan rambut dibulu mata; chalazion (lesi inflamatori
kantung lakrimal, apakah ada kronis pada kelenjar meibomian); atau karsinoma
pembengkakan. Jiak air mata keluar sel basal (papula dengan batas seperti mutiara dan
berlebihan: bagian tengahnya adalh luka yang menurun) pada
1) Cek adanya penyumbatan kelopak mata.
pada saluran nasolacrimal c. Pembengkakan pada kantung lakrimal
dengan menekan inner orbital mengindikasikan dacryocystitis (inflamasi atau
rim pada kantung lakrimal. tumor. Aliran balik air mata ke puncta
2) Inspeksi penyumbatan saluran mengindikasikan penyumbatan saluran air mata.
dengan meraba kantung d. Konjungtiva yang berwaran merah terang dengan
lakrimal dan amati regurgitasi kerak yang mengeluarkan cairan terjadi pada
cairan. Kelenjar lakrimal konjungtivitis (infeksi menular yang menyerang
normalnya tidak teraba. Air konjungtiva). Itu bisa disebabkan oleh bakteri,
mata mengalir tanpa hambatan virus, atau alergi. Kongjungtiva yang pucat
dari kelenjar lakrimal ke biasanya mengindikasikan anemia. Bintik-bintik
kornea dan konjungtiva dank e merah terang pada konjungtiva yang bisa
saluran lakrimal. disebabkan oleh trauma atau peningkatan tekanan
d. Inspeksi bulbar dan palpebral vena yang tiba-tiba yang kemungkinan
conjunctiva pada kantung lakrimal disebabkan karena batuk, bersin, terapi
dan sklera. antikoagulan, dan hipertensi yang tidak
1) Instruksikan klien untuk terkontrol.
melihat kedepan sementara e. Area yang luka dan berwarna keabu-abuan pada
kelopak mata bawah ditekan kornea adalah abnormal; dapat disebabkan oleh
dengan ibu jari. infeksi bakteri. Arcus senilis, sebuah degenerasi
2) Lihat warna, kemerahan, bilateral yang jinak pasa kornea perifer dan
bengkak, eksudat, atau benda variasi normal pada klien yang sudah menua,
asing. Bulbar terlihat seperti cincin abu-abu yang kabur, dengan
[‘….konjungtiva, menutupi lebar 2 mm disekitar limbus. Kekeruhan lensa
sclera,”] normalnya (kehilangan transparansi) terjadi pada klien
transparan dengan pembuluh- dengan katarak, yang biasanya disebabkan oleh
pembuluh darah halus yang penuaan. Pupil yang keruh terjadi pada katarak.
terlihat. Palpebral Jika sudut menjadi sempit, atau drainage tidak
conjungtiva, menutupi bagian adekuat, tekanan cairan aqueous pada ruang
dalam kelopak mata bagian anterior meningkant, dan glaukoma timbul.
atas dan bawah, dan
normalnya berwarna merah f. Perubahan pada waktu dan keseragaman reaksi
muda dan lembab. Sklera pupil terjadi pada saat peningkatan tekanan
normal berwarna putih intrakranial, lesi pada safar kranial III, trauma,
dengan pembuluh-pembuluh dan pemakaian beberapa obat. Konstruksi pupil
darah superfisial dapat terjadi pada saat ada inflamasi iris atau karena
terlihat pada klien berkulit respon terhadap obat (mis. Pilocarpine atau
terang dan berwarna biru morphine). Dilatasi pupil terjadi saat trauma,
keabu-abuan atau kuning gangguan neurologis, glaukoma, atau sebagai
dengan bintik-bintik coklat respon pada obat ( mis. Atropine).
kecil pada klien berkulit gelap.
e. Inspeksi kornea, lensa, pupil, iris, dan
ruang anterior.
30
2. Palpasi auricle diantara ibu jari dan jari 2. Nyeri pada auricle biasa terjadi pada otitis eksterna
telunjuk, amati dan catat jika ada luka akut (infeksi telinga luar). Nyeri tekan pada
atau nyeri tekan dengan menggerakan mastoid diasosiasikan dengan inflamasi telinga
auricle ke atas dan bawah. Dengan jari tengah (mastoiditis). Pembengkakan atau nyeri
telunjuk dan jari tengah, palpasi ujung tekan pada tragus mengindikasikan inflamasi pada
mastoid, amati dan catat apabila ada nyeri telinga tengah atau luar. Keloid (jaringan parut)
tekan. Normalnya auricle kokoh, halus, pada ciping telinga dapat disebabkan oleh karena
dan tidak ada luka dan nyeri. penusukan pada telinga (mis. anting-anting).
Discharge berwarna kuning atau hijau bisa
mengindikasikan infeksi.
3. Pengkajian Otoskopik. 3. Pertambahan serumen, subtansi yang lembab dan
a. Pilih speculum yang paling pas seperti lilin, yang mengeras, kering, dan berwarna
dengan kanan telinga klien. kining-coklat gelap pada waktu memadat, dapat
b. Miringkan kepala klien kearah mengakibatkan kehilangan pendengaran yang
berlawanan dengan telinga yang sementara. Kanal yang bengkak dan merah
dikajidan luruskan kanal telinga ditambah dengan adanya discharge
dengan memegang dan menarik mengindikasikan adanya inflamasi. Pembengkakan
auricle ke atas lalu ke belakang dan dan terjadinya nodul yang tidak nyeri memberikan
sedikit membuka apabila klien kesan adanya osteoma (tumor jinak yang terdiri
berusia lebih dari tiga tahun. Untuk dari jaringan tulang). Membrane tympani yang
bayi dan anak-anak dibawa tiga merah dan menonjol mengindikasikan ostitis
tahun, tarik auricle ke bawah dan media purulen akut; warna putih pada membrane
kebelakang. tympani disebabkan oleh pus pada telinga tengah.
c. Pegang otoskop dengan tangan Perforasi membran tympani disebabkan oleh
dominan, sandarkan bagian belakang infeksi atau trauma. Bekas luka dapat disebabkan
tangan dominan pada wajah klien, oleh infeksi telinga kronis. Tympanostomy dapat
dan masukkan speculum dengan dilakukan untuk otitis media dengan efusi yang
perlahan. lama.
d. Periksa adanya earwax, benda asing,
discharge, sisik, kemerahan, dan
pembengkakan pada kanal. Jika ada
wax atau benda asing, hentikan
pemeriksaan dan rujuk ke spesialis.
e. Inspeksi membrane tympani dengan
memasukan spekulum sedikit ke
bawah dan ke depan. Jika membrane
tidak terlihat, tarik auricle perlahan
untuk meluruskan kanal.
f. Identifikasi warna, reflex cahaya,
umbo, malleus pendek dan panjang.
Perhatikan dan catat jika ada
ferforasi, lesi, tonjolan atau retraksi
pada membran, dilatasi pembuluh
darah, gelembung, atau level cairan.
g. Tarik speculum perlahan dan ulangi
prosedur pada telinga yang satunya
lagi. Adanya serumen, zat yang
berupa lilin dan berwarna kuning atau
coklat, pada telinga adalah normal.
Kanal telinga normalnya kering dan
berwarna merah muda. Membran
tympani normalnya tembus cahaya
dan berwarna mutiara abu-abu.
Refleks cahaya dapat terlihat di
35
rusuk lateral. Minta klien menarik napas permukaan yang bergesekan, seperti yang terdapat
dalam, amati pemishan yang terjadi pada pada emfisema subkutan)terjadi pada saat udara
ibu jari pada saat terjadi ekspansi, raba keluar dari paru – paru dan terjebakpada jaringan
jarak dan kesimetrisan pergerakan. subkutan.Krepitu akan teraba seperti bunyi
c. Palapsi tactile fremitus. Ulangi langkah gemeicik pada semua kondisi yang mengganggu
yang telah didiskusikan sebelumnya untuk pleura (Mis. pneumotoraks atau pembedahan
posterior atau palpasi tactile toraks)
fremitus,angkat payudara (Pada wanita)
bila perlu. Perhatikan bahwa fremitus
biasanya berkurang atau bahkan tidak ada
pada precordium.
Sama pada temuan normal palpasi
posterior.
3. Perkusi permukaan anterior secara sistematis. 3. Bunyi dullness pada jaringan paru
a. Perkusi apeks paru –paru kanan 2 sampai mengindikasikan area yang berisi air atau benda
3 kali: Ulangi padaa apeks paru –paru pada (Mis. pneumonia dan tumor) Karena
kiri.Lanjutkan kebawah,perkusi pada pneumonia kahas terjadi padi lobus kanan
setiap celah intercostal dari kanan kekiri tengah,maka payudara harus dibuka agar kondisi
bpada posisi yang sama di kedua sisi. ini tidak terlewat pada waktu diadakan perkusi.
Pisahkan payu dara bila perlu.
b. Kaji setiap area dada
1) Area paru – paru yang resionan
2) Cardiac dullness daerah celah
intercostal ketiga sampai kelima
didada kiri klien
3) Liver dullness: Letakan jari
pleximeter sejajar dengan batas atas
yg diperkirakan akan berbunyi dull
pada garis midklavikula
kanan:perkusi kebawah.
4) Gastric air bubble: ulangi prosedur
untuk liver dullness pada sisi kiri.
Bunyi resonan akan terdengar pada
paru –paru ( Hiperresonan pada
anak- anak dan orang dewasa yang
kurus). Jantung, Liver, dan Lambung
akan mehasilkan bunyi dull. Tulang
rusuk akan menghasilkan bunyi flat.
4. Auskuslitasi permukaan anterior: Instruksikan 4. Penurunan bunyi napas disebabkan oleh ketidak
klien untuk bernapas melalui mulut dan mampuan untuk menarik dan membuang napas
bandingkan kesimetrisan area mulut pada dalam (Mis.emfisema atau oleh obstruksi:
paru-paru,dari atas kebawah. atelectasis atau benda asing) Tidak adanya bunyi
a. Dengarkan bunyi napas.perhatikan napas misalnya pada empyema, Hemotoraks,
intensitas dan identifikasi variasi dari pneumotoraks, atau pneumonektomi
normal.
b. Identifikasi suara tambahan pada setiap
lokasi dinding dada dan waktu yang
diperlukan untuk siklus respirasi.
c. Jika bunyi napas menghilang,minta klien
untuk bernapas kuat dan cepat dengan
mulut terbuka. Bunyi anterior: bronkial,
bronkoveikular dan vesicular. Dada yang
besar akan menghasilkan penurunan
bunyi napas.
46
B. Jantung
Pengkajian Abdomen
a. Awali dengan meletakan diafragma ke duajam setelah anestesi general.. Bising usus
RLQ. Dengarkan frekuensi dan hipoaktif yang tidak normal dapat menginidikasikan
karakeristik bising usus selama satu berkurangnya motilitas pada usus,seperti yang
menit penuh. terjadi pada iritasi peritoneal atau ileus paralitik.
b. Ulangi langkah a,Lanjukan dengan Tidak adnya bising usus (tidak ada yang terdengar
systematis pada RUQ, LUQ dan LLQ. selama 5 menit) dapat merupakan tanda ileus
c. Dengarkan paling tdak 5 menit sebelum paralitik, peritonltis, atau adanya obstruksi. Bising
menyimpulkan tidak adanya bising usus. usus hiperaktif 9 (bunyi gurgling yang kuat dan
Bising usus normalnya adalah high- dapat terdengar tanpa stetoskop dan yang mirip
pitchead sounds, terdengar setiap 5 – 15 dengan menggeram: bunyi ini juga disebut
detik dengan karakteristik seperti bunyi borborygmi) dapat terdengar pada diare atau lapar.
gulrgling pada keempat kuadran Bunyi yang terdengar seperti dorongan high-
abdomen sebagi hasil pergerakan udara pitched, atau seperti bunyi tingling mengindikasikan
dan cairan didalam Gastrointestinal adanya udara atau cairn yang ditekan ini biasa
tract. Bising usus selalu bias terdengar terjadi pada tahapan awal penyumbatan usus bila
pada area katup ileocecal. terdengar pada area sebelum usus yang tersumbat.
3. Auskultasi aorta,epigastric,arteri renal, dan 3. Bunyi bruit pada pembulu darah abdominal adalah
arteri femoral dengan bel stetoskop. Amati hasil dari turbulensi aliran darah dan
adanya bunyi bruits pada setiap area. mengindikasikan aortic aneurysm atau adanya
Normalnya tidak ada yang terdengar. obstruksi parsial (mis. stenosis renal atau femoral)
4. Perkusi dalam kuadran dengan sistematis. 4. Dullness pada lambung atau intenstin
Awali perkusi pada RLQ kemudian pindah mengindikasikan adanya massa,tumor, kelebihan
ke atas RLQ lalu ke LUQ dan kebawah ke lemak, ascites (akumulasi cairan yang berlebihan
LLQ. Perhatikan perubahan dari tympany ke pada rongga abdominal), usus yang penuh atau
dullness. Tympani terdengar karena adanya bladder yang penuh. Hiperresonans: organ dengan
udara pada lambung dan usus, Dullness udara berlebihan.
terdengar pada adanya organ (mis. liver).
5. Perkusi organ 5. Kelainan bunyi dapat mengindikasikan pembesaran
a. Liver – Perkusi paru-paru kanan digaris ataupun pengecilan. Lanjutkan pemeriksaan
midklavikula lalu kebawah sampai radiography atau ultrasonography bila perlu.
terdengar bunyi dullness. Tandai dengan
pena.kemudian,perkusi keatas dari
region umbilicus digaris midklavikula
sampai terdengar bunyi dullness.Tandai
dengan pena. Ini adalah ukuran liver,
normalnya 6-12cm.
b. Lambung –perkusi LUQ normalnya
akan terdengar timpani.
c. Jika klienmemiliki keluhan dengan
bladder,perkusi dari 5 cm diatas
symphysis pubis. Normalnya, full
bladder akan menghasilkan bunyi
dullness dan bladder kosong akan
menghasikan bunyi tympani.
6. Lakukan palpasi ringan jangan pernah 6. Adanya nyeri tekan dan peningkatan temperature
palpasi pada area dimana bruit terdengar. kulit dapat mengindikasikan inflamasi.massa yang
a. Suruh klien untuk batuk,jika klien besar mungkin berhubungan dengan tumor,feses,atau
merasakan adanya nyeri seperti ditusuk pembesaran organ.
pada salah satu kuadran, palpasi kuadran
tersebut paling terakhir.
b. Dengan menempatkan tangan klien pada
posisi horizontal, gunakan jari-jari
untuk menekan dinding abdominal 1cm
kebawah pada keempat kuadran. Mulai
50
a. Lakukan tes Allen untuk menentukan a. Warna pucat yang lama pada saat salah satu arteri
patensy nadi radialis dan ulna. ditekan secara manual mengindikasikan
Instruksikan klien untuk menyandarkan penyumbatan pada arteri yang lain contohnya
tangan ke pangkuan. ulna.
1) Tekan nadi radial dan ulna secara
bersamaan.
2) Tekan nadi dan instruksikan klien
untuk membuka tangan.
3) Perhatikan warna telapak tangan.
4) Lepaskan salah satu nadi dan
perhatikan warnanya.
5) Lalu langkah 1-4 diulangi untuk
arteri yang lain pada tangan yang
sama.
Kuku: Inspeksi dan Palpasi
Area Pengkajian/Temuan Normal Temuan pokok
1. Perhatikan dan catat warna, bentuk dan 1. Lihat pada tabel 2 untuk melihat abnormalitas dan
tekstur kuku. variasi pada kuku
2. Tes pengisian kapiler (capillary refill) 2. Jika warna lambat kembali maka diindikasikan
dengan menekan dua atau lebih kuku adanya kerusakan sirkulasi. Normalnya, warna
diantara ibu jari dan jari telunjuk. Catat kuku akan kembali merah mudah kurang dari 2
derajat kepucatan dan kembalinya warna ke detik.
normal. Saat tekanan dilepaskan, warna
akan kembali ke normal dengan cepat.
3. Inspeksi jaringan sekeliling kuku untuk 3. Paronychia (inflamasi kulit disekeliling kuku).
menemukan adanya lesi. Jaringan sekeliling
normalnya utuh tanpa ada luka.
4. Inspeksi dan palpasi nadi perifer bilateral, 4. Hilangnya pulse mengindikasikan adanya
dengan pola yang sistematis pada ekstremitas penyumbatan pada arteri; mis. Buerger’s disease
atas (brakial, radial, ulna). Amati kecepatan, (thromboangitis obliterans).
kualitas, irama, dan volume pulse. Jika pulse
tidak teraba, gunakan Doppler atau stetoskop
ultrasound untuk mengeraskan bunyi.
Adanya kesamaan dan kesimetrisan pada
pulse bilateral adalah temuan yang normal.
Kuku yang Clubbing: hypoxia Koilonychia (Spoon Beau’s line: ditandai Paronychia:
normal: yang menyebabkan Nail/kuku sendok): dengan depresi kuku ditandai dengan
memiliki sudut lebih dari ditandai oleh kurva transversal; inflamasi pada
sudut antara 180o. Antara kuku cekung; diasosiasikan diasosiasikan dengan bagian dasar kuku
kuku dan dan dasar kuku; dengan anemia cedera dan infeksi (dapat membentuk
dasar kuku kuku teraba elastis defisiensi besi. sistemik yang para. bengkak, merah
kuran lebih saat dipalpasi. dan lunak/lembek;
160o; kuku (cortesy Robert A. diasosiasikan
teraba kuat Silverman, MD, dengan trauma atau
dan Pediatric infeksi lokal.
kokoh/keras Dermatology
saat Georgetown
dipalpasi. University dalam
53
Tindakan Rasional
1. Inspeksi kedua kaku dari pangkal paha dan 1. Adanya edema atau luka adalah indikasi venous
pantat sampai pada kaki. Amati adanya stasis. Nyeri tekan atau sakit, panas, merah atau
pembersaran vena, kemerahan atau peruahan warna mengindikasikan tromboflebitis
perubahan warna, dan luka pada vena superficial. Vena yang membeesar dan berkelok-
saphenous. Normalnya kulit utuh, tidak kelok adalah varises
adanya pembesaran/kongesti dan rasa
sakit.
2. Kaji nodus inguinal superficial. 2. Jika ada nodus yang teraba, perhatikan dan catat
a. Tempatkan klien pada posisi supine. ukurannya, bentuknya, konsistensinya, apakah nyeri
Jika klien menderita obessitas, jika ditekan dan mobilitasnya. Nodus yang
letakkan pada posisi frog-leg untuk membesar, keras dan nyeri dapt mengindikasikan
mengakses nodus inguinal. infeksi atau penyakit metastasis.
b. Palpasi area pangkal paha, lalu ke
bawah bagian dalam paha.
3. Kaji pingul dan tulang belakang dengan 3. Iliac crests yang tidak sama dan lengkkungan lateral
klien pada posisi berdiri. pada torakal atau lumbar mengideikasikan skoliosis.
a. Inspeksi kesimetrisan pantat dan Dagu yang bengkok ke bawah menyentuh dada
ujung iliaka (iliac crests). disertai protusi perut mengindikasikan kyphosis
b. Amati postur dan gaya berjalan klien. (bentuk konveks yang berlebihan pada vertebra
Amati posis tubuh dan hubungannya torakal). Benuk konkaf yang berlebihan pada
dengan kaki; foot drop; berjalan lumbar mengindikasikan lordosis.
dengan kaki terseret atau pincang;
lengkungan pada servikal, torakal,
atau lumbar.
c. Tempatkan klien pada posisi supine
dan palpasi pinggul.
d. Tes ROM. Iliac crests dan pantat
normanya simetris. Cara berdiri
lurus, dengan perataan sejajar pada
pinggul dan bahu. Gaya berjalan
natural, dengan lengan berayun bebas
pada sisi tubuh dan kepala diatas
tubuh. Tulang belakang: servikal
konkaf, torakal konveks dan lumbar
konkal seperlunya.
4. Kaji lutut. 4. Deviasi lutut kea rah dalam seara bilateral adalah
a. Inspeksi contour, perataan, dan indikasi genu valgum (knock knees). Deviasi lutut
deformitas; atrofi pada otot kea rah luar secara bilateral adalah indikasi genu
kuardisep; dan hilangnya lubang varum (bow legs). Penebalan, bogginess, dan
normal disekitar patella. pembengkakan mengidikasikan efusi synovial
b. Palpasi kantung suprapatellar pada (cairan sendi synovial yang berlebihan).
setiap sisi kuadrisep. Perhatikan
aadanya nyeri tekan, penebalan, atau
bogginess. Tekan kantung supratellar.
c. Palpasi setiap sisi patella terutama
pada sendi dan pada bagian dekat
54
1. Inspeksi mons pubis dan vulva. Pengang 1. Ecchymosis pada mons pubis atau labia dapat
paha sebelum perineum (sangat sensitive berhubungan dengan cedera tumpul atau penyiksaan
dan lembut). yag disengaja. Ruam pada mons pubis atau labia
b. Amati warna kulit dan konsisi mons bisa karena banyak sebab (mis.kontak dengan
pubis dan vulva. dermatitis atau kuku). Pembengkakanpada labia
c. Buka labia mayora dengan ibu jari dan dapat berkaitan dengan hematoma, bartholin’s cyst,
telunjuk pada tangan dominan. Amati atau penyumbatan pada aliran limfatik. Area yang
warna, lesi atau adanya trauma. rusak pada kulit berhubungan dengan perlukaan
d. Palpasi labia diantara ibu jari dan atau aberasi sekunder dari infeksi atau trauma.
telunjuk pada tangan dominan untuk Adanya massa yang tidak nyeri, gatal atau
melihat adanya pembengkakan, pertubuhan kembang kol harus diduga sebagai
indurasi, nyeri atau discharge dari keganasan. Pembesaran vena (varises) pada labia
bartholin gland. Kulit sekitar mons bisa dihubungkan denga predisposisi congenital,
pubis normalnya bersih kecuali nevi berdir terlalu lama, atau kehamilan.
dan distribusi rambut. Labia mayoura
dan minora normalny simetris, dengan
permukaan yang licin atau keriput ,
tidak rusak dan sedikit lebih
berpigmen,l tetapi bebas dari
ecchymosis, excoriations, nodul,
pembengkakan, ruam, lesi.sebaceous
cysts (nodul yag kurang dari 1cm,
tidak nyeri, dan berwarna kuning) bisa
ada.
2. Inspeksi kondisi klitoris dengan ibu jari 2. Klitoris yang membesar (hipertrrofi)
dan telunjuk tangan domina: buka labia mengindikasikan prseudohermafroditisme pada
minora secara lateral untuk mengekspos wanita yang disebabkkan oleh kelebiha androgen.
prepusium klitoris. Amati ukuran dan Klitoris adalah tempat lesi chancre yang paling
kondisi. Normalnya ±2 cm panjangnya dan sering.
diameternya 0,5 cm; tidak ada lesi
3. Dengan ibu jari dan telunjuk pada tangan 3. Discharge dnegan warna apa saja menindikasikan
dominan, buka labia minora secara lateral infeksi saluran kencing, pembengkakan atau
untuk mengekspos urethra untuk kemerahan di sekitar saluran urethra
menginspeksi bentuk, warna dan ukuran. mengindikasikan kemungkinan adanya infeksi pada
Hindari menyentuh saluran urethra karena skene’s glands, urethral caruncle atau karsinoma
akan mengakibakan nyeri dan spasme atau prolapsus pada mukosa urethra.
dpada urethra. Normal: berada ditengah,
pembukaan yang terbelah, bebbas dari
discharge, pembengkakan, atau
kemerahan: kira-kira ukurannya sebesar
ercis/kacang polong.
4. Dengan tetap membuka labia minora, 4. Warna puct dan kering menjunjukkan adanya atrofi
inspeksi introitus vagina: susruh klien karena steroid topical atau karena penuaan.
untuk mengejan utnuk mengamati patensi Discharge yang berau busuk dnegan warna dapa
dan adanya tonjolan. Mukosa pintuk masuk saja mengindikasikan vainiis atau servisitis.
normalnya berwarna merah muda dan Rovekan eksternal pada pintu masuk vagina dapat
lembab dnegan discharge pui yan mengindikasikan trauma pada aktivitas seksual atau
gmengandung kumpulan-kumpulan sel penyiksaan seksual. Tonjolan pada dinding anterior
epitel. Tidak bau busuk dan tidak ada mendindikasikan cystocele (protrusi kandung kemih
tonjolan. ke dinding vagina) karena kelemahan jaringan dan
ligament penyangga.
5. Inspeksi perineum dan anus. Amati testur 5. Adanya fisura atau robekan adalah hasil dari area
dan warna perineum juga warna dan yang trauma, abses, atau episiotomy yan gtidak
57
bentuk anus. Perineum normalnya adalah esmbuh. Pembesaran venan pada area anus
licin, utuh dan sedikit gelap. Anus mengindikasikan hemorid eksternal (dialtasi vena
bervariasi dari warna pink gelap sampai pada pleksus hemoroid inferior yang diselubungi
cokla, mengerut dan biasanya ada skin tags dengan kulit anus).
Genitalia eksternal dan anus (pria): inspeksi
dan palpasi.
Posisi klien supine, dengan kaki dibuka sedikit, Jika klien susah mengambil posis supine, angkat kepala
atau pada posisi berdiri. Pakai gloves sedikit.
1. Kaji glans penis saluran urethra, dan
skrotum. a. Pria yang tidak disunat beresiko untuk mendapat
a. Instruksikan klien yang tidak disunat phimosis (kulit khatan tidak bisa tertarik pada glans
untuki menarik kulit khatan. Inspeksi penis). Paraphimosis terjadi saat kulit katan yang
permukaan anterior dan posterior ditarik mengakibatkan konstriksi prosimal pada
sambil mengangkat penis. Amati glans dan pada penis distal sampai ke kulit khatan
adanya lesi menjadi bengkak dan gangrene. Priapism adalah
ereksi penis patologis yan terus menerus
b. Palpasi batangpenis dengan ibbu jari b. Tidak adanya denyutan menindikasikan insufisiensi
dan dua jari pertama untuk mengkaji vascular yang diasosiasikan dengan penyakit
denyutan, nyeri tekan, pembengkakan, sistemik, trauma local, atau penyakit yang
massa, atau plak. menhalangi aliran darah.
c. Inspeksi saluran urethra. Perhatikan c. Saluran yang terbuka pada bagian dorsal (epipadias)
loksi dan arna dan amati adanya terjadi terutama karena chordee (defek congenital
discharge yang disebabkan oleh lengkungan ventral pada
penis). Defek congenital, epispadias, dan
hypospadias (defek congenital dimana saluran
membuka pad bagian baah penis) mengakibatkan
saluran keluar tisak berada pada tempatnya.
d. Inspeksi skrotum denan d. dan e. Pembengkakan unilateral yang tidak nyeri
menyampingkan penis untuk mengkaji disertai dengan nodul yang tidak keras dan kokoh
kulit skrotum. Angkat bagian dapt mengindikasikan cancerus masas. Testis yang
posterior. Perhatiklanadanya lesi, membesar dan sangat sensitive mengiidikasikan
inflamasi, dan pembengkakan. torsi testis. Epeididmis yang bengkak, nyeri diserai
e. Awali palpasi skrotum dengan dengan adanya indurasi, mendindikasikan
menyampingkan skrotum kanan epididimitis. Kulit skrotum yang hangat , nyeri pada
dengan perlahan, menggunakan ibu tekanan dan engkat akut mengidikasikan orchitis (
jari dan kkudua jari pertama. inflamasi pada testis) yang diasosiasikan dengan
Lanjutkan ke epididimis, lalu ke parotitis epidemika. Pembesaran, kemerahan dan
spermatic cord dari epididimis, dank e retraksi pada skrotum yang tidak disertai degna
cincin eksternal. Perhatikan adanya masssa yang teraba mengindikasikan edema
konsistensi, adanya neri tekan atau pada skrotum. Massa dengan ukuran sebesar buah
masa. Ulangi pada sisi kiri. pir pada skrotum (hidrokel)mengakibatkan kulit
terengang dan erlihat bercahaya da erythematous
karena akumulasi cairan antara dua lapisan tunica
vaginalis. Warna kebirubiruan pada massa di
skrotum yang menghilang pda saat klien berada
posisi supine adalah varikokel. Testis yang tidak
turun (cryptorchidism) biasnya hanya pada
unilateral. Testis tetap berada pada kanal inguinalis.
f. Ajarkan pemeriksaan testis sendiri f. Mendeteksi kanker testis secara didni sehingga dapat
pada klien. Kulit khatan akan tertarik ditangani dengan cepat
dengan mudah . glans penis bervariasi
dalam ukuran dan bentuknya.
Sejumlah smegma (substansi “cottage
cheese” yang berwarna putih) bisa
58
1. Pengertian ROM
dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal,
dan frontal. ROM adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya
2. Tujuan ROM
3. Jenis-jenis ROM
a. ROM Aktif
sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Kekuatan oto 75%. Sendi yang
digerakan pada ROM aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai
b. ROM Pasif
ROM pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang
klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot
50%. ROM Pasif diindikasikan untuk pasien semikoma dan tidak sadar,
atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total
atau pasien dengan paralisis ekstrimitas total. Sendi yang digerakkan pada
ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstrimitas
mandiri.
bahwa
ke atas.
k. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari setiap jari-jari tangan pada tangan
yang sama.
c. Siku
d. Lengan Bawah
e. Pergelangan tangan
g. Ibu jari
h. Pinggul
i. Lutut
j. Mata kaki
k. Kaki
l. Jari-jari kaki
Pemberian Posisi
Alat-alat
1. Pillow
tubuh.
4. Trochanter roll : selimut yang diletakan diatas bokong dan digulung berlawanan arah
jarum jam
5. Hand roll : menjaga tangan dan jari-jari tangan dalam posisi fungsional
No Tindakan Rasional
1 Persiapkan alat-alat yang digunakan meningkatkan efisiensi tindakan
2 Minta bantuan pada perawat lain (PRN) mengurangi beban dan mencegah cedera pada
pasien
3 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan mengurangi kecemasan dan meningkatkan
kerjasama
4 Tutp pintu atau screen memberi privasi
5 Lakukan hand washing mengurangi penyebaran MO
6 Atur posisi sesuai dan kenyamanan perawat menjaga mekanika tubuh yang tepat
dalam melakukan prosedur
7 Atur posisi klien disisi bed (MIKA,klien di menjaga kesejajaran tubuh pasien dapat
posisikan ke sisi kiri dan sebaliknya) dipertahankan
8 Tekuk kaki yang tidak terkena kasur (bilah mengurangi fleksi atau hiperekstensi pada dan
MI-KA kaki kiriklienyang ditekuk dan ketegangan punggung.
sebaliknya)
9 Tempatkan tangan perawat pada bahu dan mengurangi fleksi lateral leher
punggung klien dan miringkan pasien
kearah perawat yang memgang bahu dan
pangggung pasien ( bilah MI-KA posisi
65
Posisi Prone
Tujuan: memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut, membantu
No Tindakan Rasional
1 Lakukan prosedur 1-7
2 Atur pasien dalam posisi lateral mempertahankan kesejajaran tubuh
3 Letakkan bantal tipis dibawah abdomen mengurang ketegangan pada punggung bawah
dekat diafragma
4 Putar kepala pasien pada satu sisi dan mengurangi fleksi leher
letakkan bantal tipis
5 Atur lengan fleksi setinggi bahu disamping mempertahankan kesejajaran tubuh
6 Sokong kaki dengan dua atau tiga bantal memungkinkan pergelangan kaki dorsifleksi,
untuk menaikkan jari kaki kutut menjadi fleksi dan relaksasi.
7 Lakukan prosedur1-5
Tujian:
1. Mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi prone (telungkup) yang
tidak tepat
2. Mencegah penekukan beberapa area seperi pangkal sendi dan tulang belakang
No Tindakan Rasional
66
Pengertian: pengaturan posisi tempat tidur dengan menaikkan kepala dan dada setinggi
(15º-45º unuk semifowler, 45º-90º fowler dan 90º high fowler) tanpa fleksi lutut
Tujuan:
No Tindakan Prosedur
1. Lakukan prosedur awal 1-7
2 Tinggikan bagian kepala tempat tidur meningkatkan kenyamanan dan mendukung
sehingga 15/30 (semifowler), 45-90 (fowler), ventilasi, beristirahat
dan 90 dari kepala tempat tidur (high fowler)
3 Letakkan bantal kecil dibawah paha dan mencegah penyembuhan arteri popliteal dari
bantal dibawah punggung (PRN) tekanan berat, menyokong vertebrata lumbal,
menurunkan fleksi pada vertebra
4 Letakkan bantal, gulungan kecil mencegah penekanan tumi dari matras dalam
dipergelangan kali jangka waktu lama, mencegah decubitus
5 Lakukkan prosedur akhir 1-5
Alat-alat :
1. Pillow
67
2. Footboard
3. Sand bags
4. Trochanter roll
5. Hand roll
6. Restrain
7. Bed
Tujuan :
Peralatan
2. Tempat tidur
3. Linen pengangkat
4. Scoop stretcher
5. Restrain
6. Wheelchair
7. Stretcher
Bed - chair
10. Tekuk lutut perawat selama menurunkan klien ke kursi Mencegah cedera akibat
mekanika tubuh tidak tepat
11. Atur posisi nyaman klien di kursi dan rapikan lingkungan Meningkatkan kenyamanan dan
kerapian
12. Lakukan hand washing.
Bed- wheelchair
No Tindakan Rasional
1. Persiapkan alat-alat Meningkatkan efisiensi tindakan
2. Lakukan handwashing Mengurangi penyebarah mo
3. Tempatkan klien pada posisi datar di tempat tidur dengan Mempertahankan keamanan
kondisi roda terkunci
4. Miringkan klien sesuai prosedur posisi lateral Menyiapkan ruang untuk
memasukkan alat pengangkat
5. Masukkan linen pengangkat melewati tubuh secara Memudahkan tindakan
memanjang dari belakang bahu sampai paha klien mengangkat
6. Kembalikan pasien ke posisi terlentang di sisi tempat tidur Menyiapkan klien dengan posisi
dimana stretcher berada sesuai untuk mengangkat
7. Pastikan roda strectcher terkunci, sejajar, dan dekat dengan Menjamin keamanan
tempat tidur klien
8. Satu atau dua perawat berada di kanan dan kiri klien dan salng Menjamin keamanan,
berhadapan menghindari cedera
9. Masing-masing perawat memegang pada pinggiran linen
pengangkat
11. Jika jangkauan perawat tidak sampai, maka boleh naik ke atas
tempat tidur klien
12. Instruksikan klien untuk menyilangkan kedua tangannya di Membantu memindahkan klien
depan dada dan memgfleksikan kepalanya tanpa cedera pada angota tubuh
lainnya; mencegah hiperkstensi
leher
13. Secara bersamaan perawat yang bertugas mengangkat dan Gerakan memindahkan secara
menarik ke stretcher bersama mencegah cedera
14. Atur posisi nyaman klien di stretcher dan rapikan lingkungan Meningkatkan kenyamanan dan
pasien kerapihan
15. Lakukan hand washing dan dokumentasi
71
Kalori adalah suatu pengukuran untuk menyatakan jumlah energy dalam makanan
yang akan di gunakan untuk tubuh. Tubuh memerlukan kalori untuk melakukan setiap
beberapa faktor seperti, berat badan dan tinggi badan orang tersebut.
Untuk menghitung kebutuhan kalori ada caranya yaitu jenis kelamin, usia, tinggi,
berat badan, komposisi tubuh, level aktivitas hingga keadaan tubuh orang tersebut. Berikut
1. Langkah pertama
Kita menghitung jumlah BMR yang terdapat didalam tubuh kita, BMR meerupakan
energy yang dibutuhkan saat kita tidak melakukan aktivitas atau saat kita sedang
istirahat dalam satu hari. Cara menghitung BMR laki-laki dan perempuan berbeda.
Contoh: Seorang anak perempuan bernama sari umur 20 tahun, berat badan 45kg,
tinggi badan 150cm, dan level aktivitas yang dilakukan sari sedang, tentukan BMR
nya.
= 1.263
Jadi dapat disimpulkan energy yang dibutuhkan sari pada tidak melakukan aktivitas
2. Langkah Kedua
Setelah mengetahui nilai BMRnya, lalu kita harus mengetahui nilai aktivitas yang
sebagai berikut:
73
a) Tidak aktif = 1,2. Pada level ini kategori aktivitasnya yaitu tidak
olahraga dua kali dalam sehari, termsuk latihan fisik ekstra berat. Pada
contoh diatas dapat disimpulkan bahwa nilai level aktivitas yang dimiliki
sari yaitu 1,55 karena sari melakukan aktivitas sehari-hari dalam kategori
sedang.
3. Langkah ketiga
Langkah terakhir yaitu memasukan nilai BMR dan nilai level aktivitas kedalam
kalori jadi dapat disimpulkan bahwa kebutuhan energy sari dalam satu hari
yaitu 1.967,65 kalori yang dipengaruhi beberapa faktor yaitu jenis kelamin,
No Tindakan Rasional
1 Cuci tanyan Mencegah penyebarab mikroorganisme
2 Beri salam dan Tanya nama pasien atau lihat
ID band pasien
3 Jelaskan prosedur yang dilakukan Mengurangi kecemasan dan meningkatkan kerja
sama atau kepatuhan
4 Beri kesempatan kepada kepada pasien untuk Efesiensi tindakan
BAB atau BAK sebelum makan
74
Pengambilan Darah
Tujuan:
1. Untuk mendapatkan sampeldarah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk
dilakukan pemeriksaan
No Tindakan
1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan: sarung tangan, syringe, perlak, kapas alcohol, turniket,
plester, tabung dan pendokumentasian.
2 Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data yang ada
3 verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat
4 Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas
5 Minta pasien mengepalkan tangan
6 Pasang turniket kiria-kira 10cm diatas lipatan siku
7 Pilih bagian vena cephalic; lakukan palpasi untuk memastikan posisi vena, vena teraba seperti
pipa kecil, elastic dan memiliki dinding tebal.
8 Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol dan biarkan kering.
Kulit yang sudah bersih jangan di pengang lagi
9 Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas, jika jarum telah masuk ke
dalam vena, akan terlihatn darah masuk kedalam semprit.
10 Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan
tangannya.
11 Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera Tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu
plester selama kira-kira 15 menit.
12 Rapikan pasien dan lakukan pendokumentasian
75
INTRAVENA
Tujuan:
1. Memasukan cairan dan obat ke dalam tubuh melalui jarum berlapis kateter plastic
Alaat-alat:
4. Selang intravena
5. Alcohol swab
6. Turniket
9. Plester
10. Tiang IV
No. Tindakan
1 Persiapkan alat-alat yang akang digunakan
2 Cek identitias pasien dan jelaskan prosedur yang akan digunakan
3 Jaga privasi pasien dengan menutup pintu atau screen
4 Pastikan pasien dalam keadaan normal dan tidak ada kontraindikasi pada pasien
5 Cuci tangan
76
25 Lihat aliran balik selalui selang jarum kupu-kupu atau bilik aliran balik darah di
ONC, yang telah mengidentifikasi bahwa jarum telah memasuki vena, rendahkan
jarum sampai hamper menyentuh kulit. Masukkan lagi kateter sekitar seperempat
inci ke dalam vena dan kemudian longgarkan stylet (bagian pangkal jarum yang
dimasukkan ke vena). Lanjutkan masukkan kateter yang fleksibel atau jarum kupu-
kupu sampai hub berada di tempat pungsi vena
26 Stabilkan kateter dengan salah satu tangan, lepaskan turniket dan lepaskan stylet dari
ONC
27 Hubungkan adapter jarum infus ke hub ONC atau jarum. Jangan sentuh titik masuk
adapter jarum atau bagian dalam hub ONC
28 Lepaskan klem penggeser untuk memulai aliran infus dengan kecepatan tertentu
untuk mempertahankan kepatenan selalng iv
29 Fiksasi kateter IV atau jarum:
a. Tempelkan plester kecil (1,25) dibawah hub kateter dengan sisi perekat kea
rah da silangkan pester diatas hub
b. Berikan sedikit laruran atau saleb pada tempat pungsi vena.
c. Tempelkan plester kecil yang kedua langsung silangkan ke hub kateter
d. Letakkan bantan transparan diatas tempat pungsi vena.
e. Fiksasi selang infus ke kateter dengan sepotong plester berukuran 2,5cm
30 Atur kecepatan aliran IV per menit
31 Buang sarung tangan dan cuci tangan
32 Tulis di catatan perawat tentang, cairan, tempat insersi, kecepatan aliran, ukuran dan
tipe IV atau jarum dan waktu dimulai.
Tujuan:
4. Mengeluarkan urine sisa dari bladder bila kontraksi bladder tidak maksimal
5. Mengosongkan bladder secara berkala untuk mencegah beser, decubitus, luka beda,
dll.
Alat-alat :
78
2. Perlengkapan kateter steril; cotton ball, larutan antiseptic, forceps, air, lubrikan ,
wadah steril
4. Urine cup
5. Aquades/air steril
7. Gunting
8. Plester
9. Syringe 10cc
14. Handuk
1. Instruksikan pasien untuk melipat kedua tangan dan meletakkan di belakang kepala
2. Tangan nondominan, pegang penis dengan perlahan dan tarik kulit khatan (jika ada)
3. Dengan tangan dominan gunakan forecep bersihkan glans penis dari meatus uretra
secara melingkar ke bawah dengan cotton ball yang telah diberi povidone-iodine atau
7. Masukkan ujung kateter ke dalam meatus uretra 17,5-22,5 cm pada dewasa dan 5-7,5
cm pada anak-anak atau sampai urine keluar (masukkan kateter samapai percabangan
8. Hubungan kembali syringe yang sudah terisi dengan air steril pada port
9. Kembangkan balon retensi dengan air steril sesuai anjuran pabrik atau order dokter
10. Instruksikan pasien untuk melaporkan segera apabila ada ketidaknyamanan, tekanan
11. Jika ada keluhan, hentikan prosedur, lempiskan balon, dan masukan kateter lebih ke
12. Jika klien terus mengeluhkan adanya nyeri pada saat balon dikembangkan, cabut
13. Jika balon sudah dikembangkan, tarik kateter dengan perlahan, sampai balonretensi
berada tersangkut di leher bladder (tahanan akan terasa apabila balon sudah pada
tempatnya).
14. Lakukan pengambilan urine dengan menggunakan cup urine bila ada order dokter
16. Letakan urine bag di bawah level bladder. Jangan taruh dilantai. Ikat selang urine bag
20. Pastikan bel pemanggil dalam jangkauan klien dan bedside rails terpasang
21. Memberitahukan pada klien bahwa prosedur telah selesai dan perawat menginggalkan
ruangan
1. Instruksikan pasien untuk melipat kedua tangan dan meletakan di belakang kepala
2. Buka labia minora dengan jari tangan nondominan dan lihat saluran uretra
3. Sambil menahan labia terbuka dengan tangan nondominan, pakai forcep untuk
mengambil cotton ball yang sudah direndam pada povidone-iodine, dan berishkan
mukosa periuretra
4. Gunakan satu gerakan menggosok kebawah untuk satu cotton ball, lalu buang ke
kidney basin
6. Tetap buka labia dengan tangan non dominan sampai kateter dimasukkan
7. Pegang kateter dengan tangan dominan masukkan kateter 5-7,5 cm dewasa, dan 2,5
8. Lepaskan labia dan pegang kateter dengan aman menggunakan tangan tidak dominan
81
9. Gunakan tangan dominan untuk menghubungkan kembali syringe yang sudah terisi
10. Kembangkan balon retensi dengan air steril sesuai anjuran pabrik atau anjuran dokter
11. Instruksikan pasien untuk melaporkan segera apabila ada ketidaknyamanan, tekanan
12. Jika ada keluhan, hentikan prosedur, kempiskan balon, minta klien untuk melakukan
13. Jika klien terus mengeluhkan adanya nyeri pada saat balon dikembngkan, cabut
14. Jika balon sudah dikembangkan, tarik kateter dengan perlahan sampai balon retensi
berada/tersangkut di leher bladder (tahanan akan terasa apabila balon sudah pada
tempatnya).
15. Lakukan pengambilan urin dengan menggunakan cup urin bila ada order dokter untuk
pemeriksaan urin
17. Letakan urine bag dibawah level bladder ikat urin bag untuk mencegah selang atahu
kateter tertarik
21. Pastikan bel pemanggil dalam jangkauan klien dan bedside rails terpasang
22. Memberitahukan pada klien bahwa prosedur telah selesai dan perawat menginggalkan
ruangan
82
ENEMA
Cairan yang digunakan : air biasa, air sabun, NaCl 0,9% atau larutan hipertonik (fossen,
gliserin)
Tujuan :
1. Menghilangkan konstipasi
a. Enema Tinggi : cairan dimasukkan dari rektum sampai kolon ascendent, ketinggian
Alat-alat :
2. Wadah larutan
4. Cairan enema
7. Jeli pelumas
8. Dispossible pad
9. Gloves bersih
10. Bedpan
12. Tissue
PROSEDUR
13. Buka klem, biarkan larutan masuk secara perlahan Menstimulasi keluarnya selang rectum
dengan ketinggian 30-45cm di atas pinggul pasien
untuk enema tinggi dan 7,5 cm di atas pinggul pasien
untuk enema rendah, tahan posisi selang sampai
semua larutan selesai dimasukkan
14. Rendahkan kantung dan klem jika pasien merasa Menghindari kram abdomen
kram, lanjutkan jika keluhan hilang
15. Klem selang jika semua larutan selesai dimasukkan, Mencegah masuknya udara ke rektum,
tarik selang enema dengan perlahan, letakkan tissue meningkatkan kebersihan
pada ujung selang
16. Anjurkan pasien menahan larutan 5-10 menit atau Menahan larutan lebih lama akan
lebih lama sampai berbaring di tempat tidur meningkatkan stimulasi peristaltik dan
defekasi lebih efektif
17. Bersihkan kantung enema dan selang dengan sabun Mencegah penyebaran mikroorganisme
dan air hangat (jika bukan kantung enema dispossible)
18. Bantu posisikan kliien di bedpan atau antar ke kamar Posisi jongkok dapat meningkatkan defekasi
mandi
19. Observasi konsistensi dan warna feses Memantau cairan yang dikeluarkan
20. Bantu klien membersihkan area rektum Memberikan rasa nyaman
21. Cuci tangan Mencegah penyebaran mikroorganisme
22. Pastikan bel pemanggil dalam jangkauan pasien, bed Menjamin keamanan dan kenyamanan pasien
side rail terpasang, klien aman dan nyaman
23. Beritahu pasien prosedur telah selesai Memberikan waktu klien untuk istirahat
24. Dokumentasi : tipe enema, jumlah larutan yang Mengkomunikasikan informasi yang
digunakan, warna, jumlah dan konsitensi feses berhubungan pada semua anggota tim
kesehatan
MEMBERIKAN MEDIKASI
INTRADERMAL
Alat-alat :
1. Kartu obat
2. Syringe, needle
3. Alcohol swab
4. Gloves
SUBCUTANEOUS
shock
2 Cuci tangan Mengurangi transmisi mikroorganism
3 Mengikuti 5 benar dalam pemberian obat Keselamatan klien
4 Sediakan obat dalam bentuk ampul atau vial: bawah
obat keruangan klien dan letakkan di tempat bersih
5 Periksa identitas klien
6 Jelaskan prosedur Mengurangi kecemasan dan meningkatkan
kerjasama
7 Berikan posisi nyaman dan sediakan privasi Membuat otot menjadi rileks, dan menurunkan
8 Pakai gloves Mencegah kontak dengan darah dan cairan
tubuh klien
9 Pilih dan bersihkan Menyediakan absorpsi dari obat ketika
- Kaji kult klien dari bruises, kemerahan, terjadi infeksi pada jaringan yang sehat
jaringan keras, atau kulit yang rusak.
- Bersihkan kulit dengan alcohol swab:
- Menghilangkan
bersihkan dari dalam keluar mikroorganisme
10. Persiapan untuk injeksi
- Keluarkan jarum dan keluarkan segaja jenis - Mencegah udara masuk ke jaringan
udara dalam syringe; check dosis dari subkutan
syringe - Mengurangi resiko untuk insiden
- Dengan tangan dominan, tahan syringe kontaminasi dari jarum
seperti darts antara ibu jari dan jari - Memastikan jarum masuk ke jaringan
telunjuk subkutan
- Cubit jaringan subkutan dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
dengan tangan non dominan. Jika klien
mempunyai jaringan subkutan yang besar,
lebarkan jaringan.
11 Memasukkan injekasi - Memasukkan dengan cepat
- Masukkan jarum dengan cepat dengan dapat menurunkan tingkat
sudut 45 °
- Lepaskan jaringan subkutan dan pengang
kecemasan klien dan
laras jarum suntik dengan tangan non mengurangi ketidak nyamanan
dominan - Indikasi jarum masuk ke
- Dengan tangan dominan, aspirasi dengan pembuluh darah
menarik plunger dengan perlahan. Keculai - Mencegah injeksi medikasi
ketika memasukkan antikoagulan injeksi
- Jika terdapat darah, cabut jarum . buang
masuk pada darah, yang dapat
pada tempatnya menyebabkan absopsi menjadi
- Injeksi medikasi secara perlahan jika tidak cepat dan dapat membahayakan
terdapat darah. klien
- Cabut jarum dengan cepat dan usapkan area - Menyediakan penyebaran dari
yang diinjeksi dengan alcohol swab
medikasi pada jaringan dan
- Dilarang menggunakan kembali jarum
suntik. Buang jarum suntik di tempatnya absorpsi
12. Berikan posisi nyaman
13. Lepaskan glove dan cuci tangan Mengurangi penyebaran
mikroorganisme
14. Dokumentasi, rute, tempat dan waktu injeksi. Menyediakan dokumentasi bahwa
medikasi telah dimasukkan.
87
15. Observasi klien dari efek samping Memperingati perawat pada reaksi
hypersensitivitas.
INTRAMUSCULAR
No Tindakan Rasional
1 Persiapkan alat-alat Efisiensi tindakan
2 Cek identitas, jelaskan prosedur Mencegah ansietas
3 Tutup pintu/screen Menjaga privasi klien.
4 Cuci tangan, gunakan gloves Mencegah penyebaran mikroorganisme
6 Cek program obat Meningkatkan keamanan klien
7. Siapkan dosis obat yg tepat dari ampul atau vial. Memastikan dosis yg tepat untuk pemberian
Periksa dengan teliti, pastikan semua udara dalam obat
syringe dikeluarkan
Tempatkan klien pada posisi yg tepat untuk Menyediakan akses untuk tempat injeksi
melakukan injeksi,
7 Pilih tempat injeksi yg tepat, inspeksi adanya Memudahkan absorbsi obat, mencegah trauma
memar, peradangan, atau edema di permukaan kulit pada jaringan tubuh
8 Bersihkan area kulit yg akan diinjeksi Membersihkan kulit dari mikroorganisme
menggunakan alcohol swab dengan gerakan
melingkar dalam ke luar, biarkan kulit mongering
10 Dengan perlahan insersi jarum pada sudut 90֯, Memastikan injesi tepat pada otot
lakukan aspirasi, jika tidak ada darah, lakukan
injeksi secara perlahan. Tunggu sampai 10 detik,
tarik dengan lembut jarum dari area injeksi
11 Lepas gloves, cuci tangan Mencegah penyebaran mikroorganisme
12 Catat pada karut obat, dokumentasikan hasil yg Mencegah hilangnya data
didapatkan
Alat-alat
2. Lubrikan (rectal)
3. Gloves unsterile
4. Tissue
Oral :
a. Bersihkan termometer menggunakan air Mencegah penyebaran mikroorganisme
dingin (jika termometer air raksa)
b. Bersihkan/keringkan termometer dengan Membersihkan dari area yang paling bersih
tissue dimulai dari bagian bulb (ujung) sampai area yang kurang bersih
sampai ke pangkal
c. Baca termometer, tempatkan pada 35,5֯C Termometer harus berada di bawah suhu
(jika termometer air raksa), nyalakan tubuh normal untuk mendapatkan hasil yang
termometer digital akurat
d. Tempatkan termometer di mulut klien Pengukuran di pembuluh darah yang besar di
tepatnya di bawah lidah di kantung bawah lidah.
sublingual. Instruksikan klien untuk
menahan bibir tertutup
e. Tunggu 3-5 menit untuk termometer air Mendapatkan hasil yang akurat
raksa, tunggu sampai adanya bunyi “beep”
pada termometer digital
f. Ambil termometer, bersihkan menggunakan Membersihkan dari area yang paling bersih
tissue dari pangkal ke ujung sampai ke area yang kurang bersih
g. Lihat hasil yang ditunjukkan pada Memastikan hasil yang akurat
thermometer
h. Tempatkan kembali pada 35,5֯C untuk Mencegah penyebaran mikroorganisme
termometer air raksa, bersihkan dengan air
dingin, simpan kembali termometer
i. Beritahu klien hasil bacaan termometer Meningkatkan partisipasi klien
j. Lepas gloves, cuci tangan Mencegah penyebaran mikroorganisme
k. Dokumentasikan hasil yang didapatkan Menyediakan perbandingan data
Rektal :
a. Tempatkan klien pada posisi sims dengan Mendapatkan posisi yg benar, lutut
lutut atas difleksikan difleksikan dapat merelaksasi otot
b. Bersihkan termometer menggunakan air Mencegah penyebaran mikroorganisme
dingin
c. Bersihkan/keringkan termometer dengan Membersihkan dari area yang paling bersih
tissue dimulai dari bagian bulb (ujung) sampai area yang kurang bersih
sampai ke pangkal
d. Berikan jeli pada ujung termometer Memfasilitasi kemudahan saat termometer
dimasukkan
e. Instruksikan klien untuk mengambil napas Membantu relaksasi spingter anal.
dalam. Masukkan termometer dengan Meningkatkan kenyamanan
lembut ke dalam anus : bayi 1,2cm, dewasa
3,5cm
f. Tunggu 3-5 menit Mendapatkan hasil yang akurat
g. Bersihkan sekresi yg ada pada termometer Mencegah penyebaran mikroorganisme
menggunakan tissue
h. Baca hasil pengukuran pada termometer Menyediakan partisipasi klien
dan beritahu klien hasilnya
i. Sambil memegang termometer pada salah Mencegah iritasi kulit, memberikan
satu tangan, bersihkan area anal klien kenyamanan pada klien.
menggunakan tissue. Kembalikan klien
pada posisi nyaman
j. Bersihkan termometer menggunakan air Mencegah penyebaran mikroorganisme
dingin, kembalikan di tempat penyimpanan
k. Lepas gloves, cuci tangan Mencegah penyebaran mikroorganisme
l. Dokumentasikan hasil yg didapatkan Menyediakan perbandingan data
89
Aksila :
a. Bersihkan termometer menggunakan air Mencegah penyebaran mikroorganisme
dingin (jika termometer air raksa)
b. Bersihkan/keringkan termometer dengan Membersihkan dari area yang paling bersih
tissue dimulai dari bagian bulb (ujung) sampai area yang kurang bersih
sampai ke pangkal
c. Baca termometer, tempatkan pada 35,5֯C Termometer harus berada di bawah suhu
(jika termometer air raksa), nyalakan tubuh normal untuk mendapatkan hasil yang
termometer digital akurat
d. Buka baju klien, biarkan hanya salah satu Menjaga privasi klien, mencegah bacaan yg
sisi bahu dan lengan yang diexpose, salah
pastikan kulit di bagian aksila kering
e. Tempatkan termometer di bagian tengah Meletakkan termometer pada pembuluh
aksila sambal tangan klien diletakkan di darah di aksila, mempertahankan termometer
bagian dada di tempat yg tepat.
f. Biarkan termometer selama 6-8 menit untuk Mendapatkan hasil yg akurat
termometer air raksa, tunggu sampai adanya
bunyi “beep” pada termometer digital
g. Ambil termometer, baca hasil yg Meningkatkan partisipasi klien
didapatkan. Informasikan kepada klien hasil
yg didapatkan
h. Bersihkan kembali termometer Mencegah penyebaran mikroorganisme,
menggunakan air dingin, keringkan dengan membersihkan dari area yang paling bersih
tissue dari bagian pangkal sampai ujung, sampai area yang kurang bersih
kembalikan termometer di tempat
penyimpanan
i. Bantu klien merapikan pakaian Memberikan kenyamanan
j. Lepas gloves, cuci tangan Mencegah penyebaran mikroorganisme
k. Dokumentasikan hasil yg didapatkan Menyediakan perbandingan data
Membran Timpani :
a. Bantu klien dalam posisi sims Memudahkan akses ke telinga
b. Miringkan kepala klien di salah satu sisi, Menyediakan akses ke dalam telinga.
untuk dewasa tarik dengan lembut bagian Mencegah trauma pada bagian luar telinga
daun telinga ke atas lalu ke belakang, untuk
anak tarik ke bawah lalu ke belakang.
Tempatkan termometer di dalam telinga
c. Ambil probe setelah hasil bacaan terlihat, Mencegah terjadinya kerusakan
tempatkan di tempat penyimpanan
d. Informasikan pada klien hasil bacaan Meningkatkan partisipasi klien
e. Bantu klien pada posisi yg nyaman Memberikan kenyamanan pada klien
f. Lepas gloves, cuci tangan Mencegah penyebaran mikroorganisme
g. Dokumentasikan hasil yg diharapkan Menyediakan perbandingan data
Tujuan:
Alat-alat:
1. Towel 8. Bedpan
2. Washlap #2 9. Urinal
PROSEDUR
Tindakan Rasional
1. Persiapkan alat-alat yang digunakan (isi dengan air hangat Menigkatkan efisiensi tindakan
secukupnya)
2. Jelaskan prosedure yang akan dilakukan Mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kerjasama
3. Persiapkan lingkungan. Tutup pintu/ jendela/ tirai, atur suhu Mencegah pasien kedinginan dan
ruangan, sediakan waktu untuk pasien eliminasi. memberikan privasi kepada klien
4. Cuci tangan dan gunakan glove Mengurangi penyebaran MO
5. Turunkan side rail diarah terdekat perawat dan side rail yang Mencegah hal yang tidak diinginkan dan
satu tetap diangkat. Posisikan klien sesuai kenyamanan pasien dan mendukung mekanisme tubuh yang baik
kenyamanan perawat dalam memobilisasi.
6. Tutup tubuh klien dengan selimut mandi (blanket dan blanket Memberikan privasi, mencegah
sheet dilipat sampai dibagian kaki bawah) dan letakkan towel kedinginan dan mencegah basah dan
dibawah kepala klien kotor
9. Tanyakan klien tentang penggunaan sabun untuk wajah Menghargai klien dalam menggunakan
produk perawatan wajah sesuai pilihanya
10. Bersihkan bilas dan keringkan seluruh wajah
11. Buka baju (dari tangan yang terpasang iv), letakkan towel Gosokan yang tegas menstimulasi
dibawah lengan dan bersihkan seluruh lengan dengan cara sirkulasi
memanjang sampai dengan axilla
12. Celupkan tangan klien di baskom yang berisi air dan sabun, Meningkatkan efisien dalam
gosok tangan, sela-sela jari dan juga kuku. membersihkan
Bersihkan – bilas dan keringkan
Tanyakan penggunaan lotion atau bedak.
13. Bersihkan dada dan perut. Lipat selimut mandi sampai daerah Meningkatkan sirkulasi
umbilical. Bersihkan dengan cara memanjang. (perhatikan daerah
lipatan-lipatan)
14. Gulug selimut mandi sampai daerah supra pubic, tutup daerah Meningkatkan kenyamanan dan
dada denga towel, kemudian bersihkan daerah abdomen dengan keamanan
cara memanjang. (mencegah linen basah)
15. Bantu klien untuk posisi prone(tengkurap) atau lateral Meningkatkan kenyamanan dan
(miring), (sesuai kesanggupan klien), letakkan towel sepanjang keamanan
sisi klien yang dekat dengan perawat.
16. Jaga klien tetap tertutup dengan meletakkan selimut diatas Mmemberikan privacy dan mencegah
bahu hingga kaki. kedinginan
17. Bersihkan – bilas- keringkan punggung dari leher ke koksigis Memperlancar sirkulasi
menggunakan gosokan yang panjang dan tegas.
18. Beri perhatian khusu pada lipatan bokong dan anus. Daerah bokong dan anus lembab dan
banyak MO
19. kenakan pakaian klien dimulai dari bagian ekstrimitas atas ( Memudahkan tindakan dan menurunkan
terlebih dahulu dipasang daerah yang cedera / terpasang iv) rentang gerak
20. Buka celana, keluarkan kaki yang terjauh lipat selimut sampai Meningkatkan kenyamanan dan
garis tengah. mencegah pasien kedinginan
21. Tekuk lutut klien dengan meletakkan tangan anda di bawah Mendukung sendi dan ekstrimitas selama
tungkai dan saat memegang tumit klien, tinggikan tugkai dan pengangkatan dan mencegah ketegangan
geserkan handuk mandi memanjang di bawah tungkai.
(mendukung sendi, mencegah ketegangan dan keletihan)
22. Bersihkan – bilas- keringkan kaki menggunakan gosokan yang Meperlancar sirkulasi
panjang dan tegas dari pangkal paha bagian luar ke ujjung kaki
kemudian dari ujung kaki ke paha bagian dalam.
23. Perineal care
24. Gunakan lotion bila disukai
25. Dokumentasi Dokumentasi yang akurat dan tepat waktu
mencegah hilangnya data serta memberi
informasi untuk penanganan selanjutnya.
Oral Hygiene
Perawatan mulut untuk klien tidak sadar merupakan tantangan khusus. Banyak
klien tidak memiliki atau mengalami peurunan reflex muntah sehingga sekresi cenderung
Alat-alat:
4. Handuk
5. Kidney basin
9. Gloves unsterile
No Tindakan Rasional
1. Persiapkan alat-alat Meningkatkan efisiensi tindakan
2. Jelas prosedur Mengurangi kecemasan
3. Tutup pintu/screen Memberi privasi
4. Cuci tangan Mengurangi penyeberan MO
5. Pakai gloves unsterile Mengurangi penyebaran MO
6. Atur posisi nyaman dan ketinggian tempat tidur pasien Meningkatkan kenyamanan
pasien dan perawat
7. Pindahkan pasien mendekati sisi tempat tidur yang dekat Pengaturan kepala yang sesuai
dengan perawat; pastikan kepala klien dipuar kearah kasur mencegah aspirasi
8. Letakkan handuk dibawah wajah pasien dan letakkan kidney Mencegah linen menjadi kotor
asin dibawah dagu pasien
9. Masukkan toungue spatle yang bberbantal dengan epat dan Mencegah klien mengigit jari
lembut diantara geraham belakang perawat; menyediakan
kemudahan dirongga mulut
10. Bersihkan ulut dengan menggunakan sikat atau tounguw spatle Tindakan penggosokan
yang dkilembabkan dengan NaCl/ antiseptic dan air mengangkat partikel makanan
a. Berihkan permukaan mengunyah bagian dalam diantara gigi bagian dalam, luar
b. Bersihkan bagian permukaan luar gigi gigi dan permukaan geraham
c. Usap bagian dasar mulut dan sebelah dalam pipi Pengulangan pembilasan
d. Sikat lidah tapi hindari reflex muntah mengangkat kotoran yang
terlepas
93
13. Nyalakan mesin sution ( yang sudah disambungkan dengan Mengangkat sekresi yang tersisa
sution tube) dan suction sekresi yang mengumpul selama
pembersihan
14. Keringkan dan berikan jeli larut air pada bibir (dapat Melubrikasi bibir, mencegah
menggunakan madu) kering dan retak
15. Rapikan kembali peralatan Menjamin lingkungan yang
bersih dan rapih
16. Beritahu pasien prosedur sudah selesai,
17. Lepaskan gloves dan cuci tangan Mengurangi penyebara MO
18. Dokumentasi
Tujuan:
Alat:
4. tissue
5. kidney basin
6. handuk
9. gloves unsterile
Perineal care
Alat-alat:
1. Baskom
95
2. Sabun
3. Wash lap
4. Selimut mandi
5. Towel
6. Bedpan
7. Disposable pad
8. Tissue
9. Keidney basin
Tindakan Rasional
1. Persiapkan alat-ala yang digunakan Meningkatkan efisiensi tindakan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kerja sama
3. Tutup pintu atau screen Memberi privasi
4. Lakukan hand washing Mengurangi penyebaran MO
5. Cek vital sign klien (PRN) Indikasi status kesehatan
6. Pakai glove unsterile Mengurangi penyebaran MO
7. Atur posisi nyaman dan ketinggian tempat tidur Meningkatkan kenyamanan dan
mencegah ketegangan pada oto
8. Bantu klien pada posisi tidur miring letakan towel Mencegah pemaparan tubuh yang tidak
sepanjang sisi badan klien dan pertahankan klien agar perlu
tertutup selimut
9. Jika ada feses ambil tissue toilet dan bersihkan dengan Mengurangi transmisi MO dari anus ke
sekali usapan dan buang urethra atau genitalia
10. Bersihkan bokong dan anus dari depan kebelakang
11. Bersihkan bilas dengan teliti dan keringkan secara tepat
12. Perawatan perineal Wanita
a. Ganti glove jika sudah kotor
b. Letakan disposable pad dibawah bokong klien Melindungi kasur dari basah dan kotoran
dengan posisi klien supine
c. Bantu klien dlam posisi dorsal Memudahkan akses ke genitalia
d. Lipat linen tempat tidur paling atas kearah kaki Membuka perineum untuk akses yang
lebih mudah
e. tempat tidur dan angkat baju klien sampai diatas Meningkatkan keamanan, suhu air yang
daerah genitalia sesuai mencegah terbkarnya perineum
f. Lipat ujung-ujung samping sekitar tungkai dan Memudhkan akses ke genitalia, terbuka
dibawah pinggang secara maksimal
g. Naikan bed said rail tempat tidur,isi baskom dengan Meningkatkan keamanan , suhu air yang
air hangat dan letakan di over bed said table sesuai mencegah terbakarnya perineum
96
h. Turunkan bad said rail dan bantu klien memfleksikan Memudahkan akses ke genitalia, terbuka
lutut dan pisahkan kedua kaki terbuka secara maksimal
r. Jika klien berada diatas bedpan, siram dengan air Pembilasan mengangkat sabun dan MO
hangat di atas daerah perineum lebih efektif daripada pengusapan
s. Kringkan daerah perineum secara merata Lembab merupakan tempat MO
t. Minta klien miring untuk memperoleh posisi nyaman Posisi miring menyediakan akses daerah
anus untuk pembersihan
13. Perawatan perineal pria
a. Ganti sarung tangan ( prn ) jika sudah kotor Mengurangi penyebaran MO
b. Letakan disposible pad dibawah bokong klien Mencegah basa dan kotor pada kasur
dengan posisi klien supine
c. Naikan bed side rail, isi baskom dengan air hangat Meningkatkan kenyamanan
dan letakan di ove bed table
d. Turun ujung atas selimut mandi dibawah perineum Handuk mencegah lembab yang
klien dan secara lembut angkat penis dan letakan berkumpul pada inguinal
handuk mandi di bawahnya
e. Secara lembut raih tangkai penis, jika klien tidak di Penaganan yang lembut mengurangi
sirkumsisi, Tarik kulit luarnya peluan ereksi. Sekresi membuat MO
berkumpul dibawah lipatan kulit
f. Cuci kepala penis pertama-tama pada meatus uretra
g. Gunakan gerkan melingkar, bersihkan dari meatus Mencegah infeksi, masuknya MO ke
kearah luar dan kebawah tabgkai ulang dengan was meatus uretra
lap yang bersih sampai penis bersih
h. Bilas dan keringkan secara lembut Retraksi kulit luar dapat mengetarkan
sekitar kepala penis dapat menyebabkan
edema
97
i. Cuci tangkai penis dengan usapan lembut tetapi Pijatan yang keras pada penis
tegas kearah bawah menyebabkan ereksi yang dapat
menyebabkan malu pada klien dan
perawat
j. Bilas dan keringkan penis secara merata Kondisi lembab berlebihan menyebabkan
bertumpuknya MO
k. Instruksikan klien untuk membuka kaki sedikit Memudahkan akses ke jaringan skrotum
l. Secara lembut bersihkan skrotum Tekanan keras pada skrotum membuat
klien kesakitan
m. Angkat secara hati-hati dan bersihkan lipatan kulit Sekresi berkumpul di daerah lipatan kulit
dibawahnya, bilas dan keringkan
n. Minta klien miring, untuk memperoleh posisi Posisi miring menyediakan akses daerah
nyaman anus mudah untuk bersihkan
14. Jika klien mengalami inkontensia feses atau urin Melindungi kulit dari lembab yang
gunakan salep pelindung kulit pada anus dan kulit berlebihn dan toksin dari urin da feses
perineum
15. Rapihkan dan bersihkan peralatan yang telah digunakan Menjamin lingkungan bersih dan rapih
16. Pastikan bel pemanggil dalam jangkaun klien bed dalm Menjamin komunikasi, keamanan dan
posisi rendah dan bed side rail dalam posisi terpasang kenyamanan klien
17. Beritahu klien prosedur telah selesai perawat Memberi kesempatan klien untuk istirahat
meninggalkan ruangan
18. Lepaskan glove jika menggunakan dan lakukan hand Mengurangi penyebaran MO
washing
19. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan Memastikan keakuratan dan ketepatan
kondisikan permukaan genitalia eksternal serta kulit waktu dokumentasikan perawata,
sekitar terhadap kemerahan, bengkak kotoran atau iritasi memberi informasi yang tepat untuk
setelah pemebersihan penanganan selanjutnya
Wound Care
Tujuan:
3. Pengendalian pendarahan
Definisi:
Balutan kering melindungi luka dengan drainase minimal dari kontaminasi mikroorganisme.
Alat-alat:
- Gloves steril
- Baskom steril
- Saleb antiseptic
2. Normal saline
3. Gloves bersih
5. Bantalan abdomen
PROSEDUR
Tindakan Rasional
1.Siapkan alat, tutup tirai dan tempatkan klien pada Memudahkan tindakan, mempertahankan privasi
posisi nyaman klien
2. Ambil plastik sampah dan tempatkan plastik Mencegah kontaminasi yang tidak disengaja pada
dalam jangkauan kerja permukaan luar plastic
3. Cuci tangan dan gunakan gloves bersih Menghilangkan mikroorganisme di permukaan kulit
4. Gunakan gloves dan lepaskan plester dan Gloves mencegah transmisi organisme dari balutan
balutan dari luka kemudian buang pada plastik kotor
sampah
5. Buka balutan steril dan gunakan gloves steril Siapkan semua peralatan dan agar balutan steril
tidak terkontaminasi
6. Inspeksi luka. Perhatikan kondisi, tempatkan Menentukan status penyembuhan luka
drain, integritas jahitan dan karakter drainase.
7. Bersihkan luka dengan larutan normal saline Mencegah kontaminasi area yang sebelumnya
menggunakan kasa yang basah dalam larutan bersih. Arah tekanan pembersih mencegah
a. Gunakan kasa yang baru untuk introduksi organisme dalam luka
usapan pembersih
b. Bersihkan dari area yang kurang
terkontaminasi ke area terkontaminasi
8. Berikan saleb antiseptic (mengunakan teknik Pemberian secara langsung pada balutan dapat
seperti pembersihan) menghambat drainase
9. Berikan balutan steril kering pada insisi atau sisi a. Menjamin luka tertutup semua
lka dan mencegah terlalu banyak
a. Pasang balutan dalam waktu memegang balutan pada luka
bersamaan dan usahan tangan pada klien
bagian luar balutan b. Meningkatkan absorbs tepat
b. Pasang kasa tennan kendur (4x4) atau terhadap drainase
telfa sebagai lapisan kontak c. Balutan sekitar drain
mengamankan penempatan
99
c. Jika ada drain, ambil kasa 4x4 atau d. Melindungi luka dadri masuknya
kotak agar pas mengitarinya mikroorganisme
d. Pasang bantalan yang lebih tebal atau
bantalan abdomen
10. Tutup balutan dengan plester, perban atau Menjamin penutupan lengkap dengan pemajanan
pengikat mikroorganisme
11. Lepaskan gloves dan cuci tangan. Mengurangi transmisi mikroorganisme
12. Catat observasi luka, balutan dan drainase Dokumen yang akurat dan tepat waktu memberi
tahu personel tentang adanya perubahan kondisi
luka.
Definisi:
Balutan basah ke kering adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan debridemen.
Alat-alat:
a. Gloves steril
d. Kasa bersih-tipis
f. Baskom steril
g. Saleb antiseptic
3. Gloves bersih
5. Plastic antiair
PROSEDUR
100
Tindakan Rasional
1.Siapkan alat, tutup tirai dan tempatkan klien pada Memudahkan tindakan, mempertahankan privasi
posisi nyaman klien
2. Ambi kantung sekali pakai dan tempatkan dekat Agar tidak menyebrangi area steril ketika
perawat melakukan tindakan
3. Cuci tangan Menghilangkan mikroorganisme di permukaan kulit
4. Letakan bantalan pada bagian bawah klien Mencegah mengotori linen tempat tidur
5. Gunakan masker, gloves dan gown anti lembab Mencegah transmisi organisme infeksius
jika ada cipratan luka
6. Lepaskan plester dari ujung dan tarik dengan Mengurangi tegangan pada jahitan atau tepi luka
perlahan
7. Angkat balutan dengan tangan yang telah Agar tidak terkena mikroorganisme dari balutan
menggunakan gloves
8. Observasi karakter dan jumlah drainase pada Memberi perkiraan kehilangan drainase dan
balutan pengkajian kondisi luka
9. Buang balutan kotor pada wadah yang tepat, Mengurangi transmisi organism ke orang lain
hindari kontaminasi dari luar wada
10. Siapkan peralatan balutan steril. Tuangkan Lapisan kasa yang kotak harus secara total basah
larutan antiseptic ke dalam baskom steril dan untuk meningkatkan kemampuan absorpsi balutan
tambahkan kasa
11. Pakai gloves steril Memungkinkan tidak menyebarkan
mikroorganisme dari tangan
12. Inspeksi luka. Perhatikan kondisi, penempatan Menentukan status penyembuhan luka
drain, integritas jaringan, dan karakteristik
drainase.
13. Dengan menggunakan pingset dan cotton balls, Mencegah terkontaminasi jari yang menggunakan
bersihkan luka dengan larutan antiseptic yang gloves, arah pembersihan mencegah introduksi
direspkan. Bersihkan dari are yang kurang organisme ke dalam luka
terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi
14. Pasang kasa berlubang kecil yang basah Berikan kasa steril kering 4x4 di atas kasa basah
langsung pada permukaan luka dan sebagai lapisan absorben untuk menarik
kelembapan dari permukaan kulit
15. Tutup dengan kasa, atau bantalan abdomen Kasa atau bantalan melindungi luka dari
mikroorganisme
16. Berikan plester diatas balutan atau ikat dengan Memberi sokongan pada luka dan menjamin
perban penutupan lengkap
17. Lepaskan gloves dan cuci tangan. Mengurangi transmisi mikroorganisme
18. Catat observasi luka, balutan dan drainase Dokumen yang akurat dan tepat waktu memberi
tahu personel tentang adanya perubahan kondisi
luka.
Tujuan:
4. Gangguan-gangguan elekrolit
5. Perikarditis
Alat:
1. Mesin EKG
2. Plat elekrode:
3. Kertas EKG
5. Tissue
6. Pulpen
Karena lokasi dari jantung bagian posterior, perubahan diikuti dengan kerusakan
miokardial tidak timbul pada EKG standar sehingga harus menggunakan lead EKG
posterior.
Biasanya posterior lead EKG digunakan bersamaan dengan EKG standar dan hanya
No. Tindakan
1. pemasangan elektroda dada posterior
a. V7: sejajar dengan V6 di interkostal kelima,
posterior garis aksila
b. V8: terletak pada garis midscapular interkostal ke
lima, diantara V7 dan V9
c. V9: bagian kiri pada spinal column pada interkostal
ke lima, sejajar dengan V6
103
Pengertian
Kesehatan reproduksi merupakan sehat secara fisik, mental dan sosial termasuk
semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan
Tujuan
agar terhindar dari permasalahan dan berbagai penyakit menyangkut organ reproduksi.
Daftar Pustaka
Asmadi. (2008). Teknik prosedural keperawatan : konsep dan aplikasi kebutuhan dasar
klien. Jakarta: Salemba Medika.
Bickley, L. S. (2007). Guide to physical examination and history taking. 9th ed. Lippincott
Eilliams & Wilkins: Philadelphia.
Budiarti, F. (2014, Maret 21). SOP terapi oksigen. Retrieved Agustus 15, 2018, from
http/fitria-budiarti-fkp13.web.unair.ac.id/artikel_detail-94746-maret-SOP TERAPI
OKSIGEN.html
Delaune, C. S., & Ladner, K. P. (2002). Fundamentals of Nursing Standards & Practice
(2nd ed.).Kusyati, dkk. (2011). Keterampilan dan Prosedur Laboratorium
Keperawatan Dasar. Semarang: EGC.
Delaune, S. C. & Ladner, P. K. (2002). Fundamentals of Nursing: Standart & Practice. 2nd
ed. Delmar Thomson Learning: USA.
Gregorius, S., Argyriou, G., Larios, G. & Rigopoulos, D. (2008). Nail disorders and
systemic disease: What the nails tell us. August 2008 . Vol 57, No. 8 :509-514.
Retrieved from:
http://.jfponline.com/Pages.asp?AID=6492&issue=August%202008&UID=
Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Salemba Medika. Retrieved Agustus 15, 2018, from
http://books.google.co.id/books?id=G3KXne150qQC&pg=PA249&lpg=PA249&dq=
jenis+dan+ukuran+oksigen&source=bl&ots=zvWsvooQ4Z&sig=OoMz65GFRpigC
QxzdH8Pj-
eewmo&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjXm9zVv0_cAhuLbrnoKHY_ZDtI4ChDoAT
AFegQIBhAB#v=twopage&q=jenis%20dan%20ukuran%20ok
Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A., & Hall, A. M. (2018). Essentials for nursing
practice. Missouri: Elsevier.
Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan,
Edisi 4. Jakarta: EGC
Priharjo, R. (2005). Pengkajian fisik keperawatan. Edisi 2. Penerbit buku kedokteran, EGC:
Jakarta.
Sorrentino, S. A., & Remmert, L. N. (2018). Mosby's essentials for nursing assistant.
Missouri: Elsevier.
Sparks-Ralph, S. & Taylor, C. M. (2005). Nursing diagnosis reference manual. 6th ed.
Lippincott Eilliams & Wilkins: Philadelphia.
Videbeck, S. L. (2005). Psychiatric mental health nursing. 2nd ed. Lippincott Eilliams &
Wilkins: Philadelphia.