Anda di halaman 1dari 24

BAB III

STUDI KASUS

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn.Is
No. RM : 0-13-60-XX
Usia : 68 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tgl. MRS : 6 Januari 2019
Tgl. Pengkajian : 8 Januari 2019
Jam pengkajian : 09.00 Wita
Alamat : Komplek Wirayuda
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pendidikan Terakhir : S2
Pekerjaan : Tenaga administrasi perusahaan swasta
Diagnosa medis : PPOK
Dokter yang merawat :Dr.Hasan Zain.,Sp.Pd

B. KELUHAN UTAMA
Saat MRS : Batuk
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan masih batuk berlendir,sesak,malam
susah tidur,mual dan tidak ada nafsu makan.

C. RIWAYAT PENYAKIT
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan batuk disertai sesak nafas.
2. Riwayat Penyakit Dahulu

45
31

Pasien mengatakan sejak usia 20 tahunan menderita asma dan sakit


mag diderita sejak sekitar 2 tahun yang lalu.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit
keturunan ataupun menular.
Genogram :

Asma Asma Usia Tua Usia


Tua

68 KCL TBC

Keterangan :
: Laki-laki : Garis perkawinan
: Perempuan : Tinggal serumah
/ : Sudah meninggal : Garis keturunan
: Klien

4. Riwayat Sosial
Pasien mempunyai hubungan yang baik dengan tetangga
dilingkungan disekitar rumah meskipun pasien jarang dirumah
karena harus bekerja dengan mengendarai sepeda motor setiap hari
disalah satu perusahaan swasta sebagai tenaga administrasi. Pasien
merupakan pensiunan PNS.hingga saat ini pasien seorang perokok
aktif dengan menghabiskan 1 sampai 2 bungkus perhari.
32

D. KEADAAN UMUM
1. Kesadaran : Composmentis
Scale Coma Glosgow : GCS 15 E.4 V.5 M.6
2. Tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/80 MmHg
b. Nadi : 80 X/Menit
c. Pernapasan : 26 X/Menit
d. Suhu : 36.4 °C
e. SPo2 : 98% Nasal Kanul 4 Liter/Menit

E. PEMERIKSAAN FISIK

Tabel 1.1 Pemeriksaan fisik


Area
No. Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan
1 Kepala dan Kulit Bentuk kepala bulat, distribusi rambut merata, rambut
berwarna hitam beruban, kulit kepala bersih, tidak teraba
masa abnormal, warna kulit pucat,turgor kulit lembab tidak
ada edema.
2 Mata Bentuk mata normal, tidak ada pembesaran bola mata,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor
2mm/2mm dan bereaksi terhadap cahaya, klien tidak
menggunakan alat bantu mata, terdapat lingkar hitam di
bawah mata
3 Hidung Bentuk hidung simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada
nyeri tekan
4 Bibir dan Mulut Warna bibir kemerahan, mukosa bibir kering, mukosa
dalam mulut tidak ada lesi, jumlah gigi lengkap.terdapat
karang gigi,tidak ada gangguan pengecapan,tonsil tampak
merah.
33

5 Telinga Bentuk normal, posisi simetris, tidak ada massa abnormal,


tidak ada perdarahan, tidak ada produksi serumen yang
berlebihan, tidak ada penurunan fungsi pendengaran.
6 Leher Tidak ada kaku kuduk, tidak ada pembesaran JVP, tidak
ada lesi, tidak ada deviasi trakea dan tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid.
7 Dada 1) Jantung
I :
bentuk dada simetris, warna kulit normal, tidak ada
jejas, ictus cordis tidak tampak.
P :
letak ictus cordis normal, teraba pada ICS 5 mid
clavikula
P :
Suara Perkusi pekak, batas jantung normal.
 Kanan atas, ICS II linea parasternalis dekstra
 Kanan bawah, ICS IV line parasternalis dekstra
 Kiri atas, ICS II linea parasternalis sinistra
 Kiri bawah, ICS IV linea medio clavicularis sinistra
A :
Bunyi jantung I (lub) di trikuspid dan mitral,
Bunyi jantung II (dub) di aortic dan pulmunal.
2) Paru-Paru
I:
Pengembangan dada simetris, tidak menggunakan otot
bantu pernapasan.
P:
Tidak ada nyeri tekan, vocal premitus sama kiri dan kanan
P:
Perkusi sonor pada paru bagian kiri dan kanan.
34

A:
Suara napas ronchi pada paru kiri dan kanan dan wheezing
pada fase ekspirasi.
8 Axilla Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, luka lecet,
ataupun kelainan.
9 Abdomen I : Bentuk perut normal, tidak ada distensi abdomen,
tidak ada edema
A : Bising usus 10 x/menit
P : Nyeri tekan epigastrium
P : hypertympani
10 Genetalia dan Tidak ada nyeri pada saat BAK ataupun BAB
Anus Tidak ada haemoroid
11 Ektremitas atas Tidak ada kontraktur dan deformitas, tidak ada nyeri tekan
dan bawah ekstremitas atas dan bawah, tidak ada luka, tidak ada
edema pada ekstremitas atas dan bawah.
5555 5555
5555 5555

F. PENGKAJIAN 11 POLA KESEHATAN GORDON


1. Persepsi Terhadap Kesehatan – Manajemen Kesehatan
a. Keadaan Sebelum Sakit
Pasien mengatakan selama ini sebagai perokok aktif, dan
menggunakan rokok sejak SLTP, hingga saat ini pasien bisa
menghabiskan 1-2 bungkus rokok perhari dan tidak pernah
berhenti bila meghisap rokok.
b. Keadaan Saat Ini
Pasien mengatakan saat ini masih batuk berlendir dan sesak agak
berkurang.
Masalah : Perilaku kesehatan cenderung berisiko
35

2. Pola Aktivitas dan Latihan

Table 2.1 Pola aktivitas


NO AKTIVITAS SKOR
1 Makan/Minum 0
2 Mandi 0
3 Berpakaian/Berdandan 0
4 Toileting 0
5 Berpindah 2
6 Berjalan 0
7 Naik tangga 1

Keterangan :
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu orang lain/pengawasan
3 = dibantu orang lain, pengawasan, dan alat bantu
4 = tidak mampu
Alat bantu : tongkat/ splint/ brace/ kursi roda/ pispot/ walker/
kacamata/ dan lain-lain :
Masalah : intoleransi aktifitas.

3. Pola Istirahat dan Tidur


a. Keadaan Sebelum Sakit
Pasien mengatakan “sebelum masuk rumah sakit pasien jarang
tidur siang, karena bekerja, terkecuali bila libur sekitar jam 13.00-
14.00 wita dan tidur malam sekitar jam 21.00-05.00 wita tetapi
kadang tidak menentu”
36

b. Keadaan Saat Ini


Pasien mengatakan “ setelah dirawat dirumah sakit saya sulit
untuk tidur siang dan malam karena lingkungan yang baru,
ditambah dengan sering batuk.
Masalah : Gangguan pola tidur

4. Pola Nutrisi
a. Keadaan Sebelum Sakit
Pasien mengatakan” sebelum sakit memang jarang makan yang
teratur apalagi bila suasana pekerjaan sedang sibuk”
b. Keadaan Saat Ini
Pasien mengatakan” saat ini tidak ada nafsu makan, perasaan saat
ini perut terasa mual dan liur terasa asam”
Masalah : Resiko kurang pemenuhan nutrisi.

5. Pola Eliminasi
a. Keadaan Sebelum Sakit
Pasien mengatakan” setiap subuh biasanya selalu BAB dan BAK
biasanya tergantung dari banyaknya minum”
b. Keadaan Saat Ini
Selama di Rumah Sakit pasien BAB 2 kali dengan konsistensi
keras, BAK sering berwarna kuning.
Masalah : tidak ada masalah pada pola eliminasi.

6. Pola Kognitif – Perceptual


a. Keadaan Sebelum Sakit
Pasien mengatakan” kadang ada rasa kekhawatiran bila batuk dan
sesak”
b. Keadaan Saat Ini
Pasien mengatakan” tahu tentang penyakit yang diderita”
Masalah : tidak ada masalah pada kognitif perceptual.
37

7. Pola Konsep Diri


a. Keadaan Sebelum Sakit
Pasien mengatakan”kehidupan saya masih normal-normalnya dan
masih melakukan semua aktivitas dengan sendiri”
b. Keadaan Saat Ini
Harga diri : Pasien mengatakan bahwa klien merupakan
makhluk ciptaan Tuhan yang berharga.
Ideal diri : Pasien mengatakan ideal dirinya sebagai
seorang laki-laki
Peran : Pasien mengatakan berperan sebagai suami
dari istrinya dan sebagai orang tua bagi anak-
anaknya
Identitas diri : Pasien mengatakan mensyukuri semua yang
ada padanya dan tidak ingin merubah apapun
dari tubuhnya.
Citra diri : Pasien mengatakan suka dengan hal-hal yang
berkaitan dengan perempuan.
Masalah : tidak ada masalah pada konsep diri.

8. Pola Koping
a. Keadaan Sebelum Sakit
Pasien mengatakan” saya sudah terbiasa menghadapi berbagai
masalah, saya tidak mau memikirkan masalah yang belum jadi
masalah”
b. Keadaan Saat Ini
Pasien mengatakan “saat ini saya hanya menganggap sakit ini
diberikan agar saya bisa beristirahat sejenak, meskipun pikiran
saya masih memikirkan pekerjaan”
Masalah : ketidakefektifan koping
38

9. Pola Seksualitas – Reproduksi


a. Keadaan Sebelum Sakit
Tidak dilakukan pengkajian
b. Keadaan Saat Ini
Tidak dilakukan pengkajian
Masalah : tidak dilakukan pengkajian.

10. Pola Peran – Hubungan


a. Keadaan Sebelum Sakit
Pasien mengatakan” mudah tersinggung”
b. Keadaan Saat Ini
Pasien tampak banyak diam bila tidak diajukan pertanyaan.
Masalah : tidak ada masalah pola peran hubungan

11. Pola Nilai dan Kepercayaan


a. Keadaan Sebelum Sakit
Pasien mengatakan selalu beribadah 5 waktu baik dikantor
maupun dirumah
b. Keadaan Saat Ini
Saat ini pasien hanya mampu berdoa dan keluarga juga
mendoakan untuk kesembuhan pasien.
Masalah : tidak ada masalah pola nilai dan kepercayaan.
39

II. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Nama : Tn.IS Tanggal : 6 Januari 2019
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 2.2 Pemeriksaan Laboratorium
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN ANALISA
RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 15.0 14,0 – 18,0 g/dl Hemoglobin adalah
molekul protein pada
eritrosit (sel darah merah)
yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen dari
paru-paru ke seluruh tubuh
dan membawa
karbondioksida dari
seluruh tubuh ke paru-
paru.
Eritrosit 4.750.000 4,0 – 10,5 ribu/µl Eritrosit atau sering
disebut sel darah merah,
adalah bagian darah
dengan komposisi
terbanyak di dalam darah.
Fungsi utamanya adalah
sebagai tempat
metabolisme makanan
untuk dapat menghasilkan
energi serta mengangkut
O2 (oksigen) dan CO2
(karbon dioksida).
Leukosit 15.200 4,50 – 6,00 juta/µl Leukosit atau sel darah
putih berasal dari sumsum
tulang dan beredar di
seluruh aliran darah. Yang
merupakan bagian penting
dalam sistem kekebalan
tubuh kita. Leukosit
mampu menghasilkan
antibodi untuk melawan
organisme asing (virus,
bakteri, dan parasit)
sebagai pertahanan
terhadap infeksi,
merespons alergi
40

Hematokrit 45.00 42.00 – vol% Hematokrit atau biasa


52.00 disingkat Ht merupakan
perbandingan antara
proporsi volume sampel
darah Anda dengan sel
darah merah (eritrosit).
Jadi pengukuran ini bisa
dihubungkan dengan
tingkat kekentalan darah.
Semakin tinggi
presentasenya berarti
semakin tinggi kekentalan
darahnya, atau sebaliknya.
Trombosit 282.000 150 – 450 ribu/µl Trombosit merupakan
bagian dari sel darah yang
berfungsi membantu
dalam proses pembekuan
darah dan menjaga
integritas vaskuler.
RDW-CV 11,5- 14,7 % RDW merupakan suatu
hitungan matematis yang
menggambarkan jumlah
anisositosis (variasi ukuran
sel) RDW adalah cerminan
dari nilai koefisien variasi
dari distribusi volume sel
darah merah.
MCV, MCH, MCHC
MCV 89.9 80-97 Fl Mean Corpuscular Volume
(MCV) merupakan salah
satu pemeriksaan darah
yang menunjukkan volume
rata-rata satu sel darah
merah dibandingkan
dengan volume sel darah
merah keseluruhan dalam
darah.
MCH 31.6 27-32 Pg Mean Corpuscular
Hemoglobin (MCH)
merupakan salah satu jenis
pemeriksaan yang ada
pada darah, di mana akan
dinilai massa dari
hemoglobin dari satuan sel
darah merah yang ada di
tubuh.
41

MCHC 35.2 32-38 % MCHC adalah perhitungan


rata-rata konsentrasi
hemoglobin di
dalameritrosit.
Peningkatan MCHC
(hiperkromia)
terdapatpadakondisi di
mana hemoglobin
abnormal terkonsentrasi di
dalameritrosit, MCHC
merupakan hal penting
dalam mengevaluasi
anemia dan kelainan
hematologik lain.
HITUNG JENIS
Basofil % 0,0-1,0 %
Eusinofil % 1,0-3,0 %
Gran % 50,0-70,0 %
Limfosit % 25,0-40,0 %
Monisit % 3,0-9,0 %
Basofil # <1 ribu/µl
Eusinofil # <3 ribu/µl
Gran # 2,50-7,00 ribu/µl
Limfosit # 1,25-4,0 ribu/µl
MID # 0,30-1.00 ribu/µl
PROTHROMBIN TIME
Hasil PT 9,9-13,5 detik
INR -
Control normal -
PT
Hasil APTT 22,2-37,0 detik
Control normal -
APTT
KIMIA
GULA DARAH
Gula darah 107 < 200 mg/dl Tes glukosa darah
sewaktu berfungsi untuk mengukur
kadar gula dalam darah
yang disebut glukosa.
Glukosa berasal dari
makanan yang
mengandung karbohidrat
yang berfungsi sebagai
sumber energi untuk
tubuh. Insulin merupakan
42

hormon yang membantu


sel-sel tubuh dalam
memanfaatkan glukosa.
HATI
SGOT 20 0-46 U/l SGOT (serum glutamic
oxaloacetic transaminase)
adalah enzim yang
biasanya ditemukan pada
hati (liver), jantung, otot,
ginjal, hingga otak.
Sementara
SGPT 25 0-45 U/l SGPT (serum glutamic
pyruvic transaminase)
adalah enzim yang paling
banyak terdapat di dalam
hati, meski begitu dalam
beberapa organ lain ada,
tapi dalam jumlah yang
sedikit. Kedua enzim ini
memiliki tugas yang sama,
yaitu membantu mencerna
protein dalam tubuh.
GINJAL
Ureum 34 10-50 mg/dl Ureum merupakan produk
sisa dari metabolism
protein yang secara normal
dipindahkan dari darah ke
ginjal. Jumlah ureum
dalam darah ditentukan
oleh diet protein dan
kemampuan ginjal
mengekskresikan urea.
Jika ginjal mengalami
kerusakan, urea akan
terakumulasi dalam darah.
Peningkatan urea plasma
menunjukkan kegagalan
ginjal dalam melakukan
fungsi filtrasinya
Creatinin 0,6 0,7-14 mg/dl Kreatinin adalah produk
protein otot yang
merupakan hasil akhir
metabolisme otot yang
dilepaskan dari otot
dengan kecepatan yang
43

hampir konstan dan


diekskresi dalam urin
dengan kecepatan yang
sama. Kreatinin
diekskresikan oleh ginjal
melalui kombinasi filtrasi
dan sekresi,
konsentrasinya relatif
konstan dalam plasma dari
hari ke hari, kadar yang
lebih besar dari nilai
normal mengisyaratkan
adanya gangguan fungsi
ginjal
ELEKTROLIT
Natrium 132 135-146 mmol/l Pemeriksaan Natrium
adalah untuk mengetahui
kadar Natrium (Na) dalam
darah. Natrium berperan
penting dalam menjaga
keseimbangan air dan
elektrolit dalam tubuh,
mengontrol tekanan darah,
dan kerja sistem syaraf dan
otot.
Pemeriksaan Natrium
dapat digunakan untuk
menilai keseimbangan
asam basa, dehidrasi,
sindrom nefrotik, gagal
jantung kongestif dan
keadaan klinis lainnya.
Kalium 3,4 3,4-5,4 mmol/l Pemeriksaan Kalium (K)
adalah untuk mengetahui
kadar kalium dalam darah .
Kalium adalah elektrolit
dan mineral tubuh yang
penting untuk
keseimbangan air dan
elektrolit dalam tubuh,
berperan dalam kerja
syaraf dan otot.
Pemeriksaan Kalium dapat
menilai kondisi tubuh
seperti hipertensi, penyakit
ginhalm aritmia
44

jantung,dan kelainan
lainnya.
Clorida 95-100 mmol/l
III. PATWAY KASUS MASALAH KEPERAWATAN
Faktor predisposisi Etiologi Faktor presipitasi
Genetic Emfisema Perokok aktif Tidak menerima perubahan
Usia Asma Bronchiale Kecanduan nikotin status kesehatan
Jenis kelamin Terpajan polusi udara
Pola hidup
Perilaku kesehatan
cenderung beresiko
System imunitas menurun
Nikotin
(sistem pernafasan)
Karbondioksida
Nitrogen Efek adiftif dan psikoaktif

Berisiko infeksi penyakit Penumpukan lendir /sekresi Toleransi dan keterikatan fisik
Inflamasi
paru kronis

Ketidakefektifan koping
Obstruksi/batuk Sputum meningkat
Penurunan pemasukan oral dan tidak dapat
dikeluarkan Reaksi batuk
Ketidak efektifan bersihan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang jalan nafas
dari kebutuhan tubuh Difusi ventilasi Gangguan pola tidur
terganggu

Tindakan pemasangan IV Kateter


Expansi paru
menurun
Benda asing
Kompensasi tubuh untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dengan meningkatkan
Resiko frekuensi pernafasan
trauma vaskuler, iritasi

Kontraksi otot pernafasan penggunaan


energy untuk pernafasan meningkat

Intoleransi aktivitas

45
46

IV. DRUG STUDY


Table 2.3 Drug study
Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Konsiderasi Perawat
mengurangi respon hipersensitivitas terhadap Metilprednisolon
Moon face Mengobservasi respon
peradangan, alergi, dan tukak lambung, osteoporosis, gangguan
Tukak lambung pasien apakah terdapat
Sanexon 3 X menekan sistem imun, psikiatrik, glaukoma sudut tertutup
Hipertensi sakit kepala, tensi yang
125 Mg terapi simtomatik ataupun terbuka, infeksi parasit
Sakit kepala tiba-tiba abnormal, nyeri
terhadap reaksi (amebiasis), infeksi jamur (mikosis
lambung dan moon face.
peradangan sistemik), penyakit infeksi akibat virus
diare, nyeri perut,
sembelit, mual dan Sebealum pemberian
 Penyakit hati muntah, peningkatan pumvitor lakukan
kelebihan produksi asam  Rendahnya kadar magnesium dalam serum transaminase, verifikasi terhadap
lambung, peradangan darah alkali fosfatase, dan pemeriksaan laboratorium
Pumvitor
karena iritasi asam  Osteoporosis atau kepadatan mineral bilirubin, kreatinin serum khususnya peningkatan,
3 X 40 Mg
lambung, tukak lambung tulang rendah dan resiko kerusakan serum transaminase, alkali
dan tukak usus besar,  Tinja berdarah atau hitam ginjal, pusing, sakit fosfatase, dan bilirubin,
 Sering sakit dada mulas disertai mengi kepala dan vertigo kreatinin serum dan resiko
kerusakan ginjal.
47

diusahkan diminum dalam


waktu yang sama setiap
 Sirosis hati (kerusakan hati) dan  Epigastralgia (Nyeri
hari nya. Jika tidak sengaja
defisiensi enzim sistationin sintetase ulu hati)
lupa meminum
obat batuk yang  Gagal ginjal berat (bersihan kreatinin <  Mual (Mual)
VECTRINE Kaps 300 mg,
digunakan untuk 25 mL/menit)  Muntah (muntah)
disarankan untuk segera
Vectrin mengencerkan dahak  Fenilketonuria (kelainan genetika  Tinja longgar
meminumnya begitu
3 X 1 Tablet yang disebabkan oleh langka yang muncul sejak lahir)  Kolitis spasmodik
teringat jika jadwal dosis
produksi lendir yang  Aktif ulkus peptikum (penyakit maag (kejang radang usus)
berikutnya tidak terlalu
berlebihan. atau lambung)  Sakit kepala
dekat. Jangan mengganti
dosis yang terlewat dengan
menggandakan dosis pada
jadwal berikutnya.
mengobati tukak (luka) Tidak boleh diberikan untuk pasien Mual, muntah, dan tidak Pada penggunaan nutrisi
pada usus 12 jari yang memiliki riwayat hipersensitif enak perut.Sakit enteral, obat ini boleh
(Duodenum). Sukralfat terhadap sukralfat dan komponen lain perut.Konstipasi digunakan dengan jarak
Inpepsa
bekerja dengan dalam obat.Jangan menggunakan obat (sembelit), diare.Gatal- minimal 1 jam sebelum
3 X 1 Cth
membentuk lapisan ini pada pasien gagal ginjal kronis gatal, ruam pada atau 2 jam setelah
pelindung pada tukak mengingat resiko nefropati yang kulit.Susah tidur pemberian nutrisi.
untuk melindunginya diinduksi oleh aluminium.Tidak (insomnia).Pening,
48

dari asam, garam dianjurkan untuk anak < 14 tahun. mengantuk, sensasi
empedu, dan enzim berputar.Sakit kepala.
pencernaan yang
membuat luka semakin
parah.
Efek samping yang
paling sering ditemui
melebarkan saluran
adalah tremor (getaran
napas, sehingga
pada jari – jari yang tidak
diindikasikan untuk
dapat dikendalikan), rasa
asma dan penyakit paru
gugup, dan kesulitan Lakukan observasi keadaan
obstruktif kronik penderita gangguan jantung dengan nadi
tidur. Efek samping yang pasien terhadap adanya
Salbutamol (bronkitis kronik dan cepat, pasien dengan riwayat alergi atau
lebih jarang antara lain tremor yang tidak dapat
3 X 10 mg emfisema). Obat ini pernah mengalami riwayat
mual, demam, muntah, dikendalikan, reaksi alergi,
dapat meredakan gejala hipersensitivitas dengan obat ini.
sakit kepala, pusing, mimisan dan berkeringat.
asma ringan, sedang atau
batuk, keram otot, reaksi
berat dan digunakan
alergi, mimisan,
untuk pencegahan
peningkatan napsu
serangan asma.
makan, mulut kering, dan
berkeringat.
49

 Obat ini tidak dianjurkan untuk anda


berikan kepada seseorang yang mana ia
terindikasi memiliki riwayat mual tanpa muntah, sakit Member edukasi tentang
hipersensitifitas. perut, perut kembung, Efek samping dari
 Obat Cernevit juga tidak dianjurkan reaksi alergi, obat Cernevit akan
Cernevit untuk diberikan kepada seseorang yang mengkonsumsi obat ini semakin meningkat jika
multivitamin harian
3 X 1 vial mana ia diketahui memiliki alergi dalam jangka waktu yang obat ini dikonsumsi oleh
terhadap kandungan dari obat Cernevit. lama, maka kemungkinan seseorang yang merupakan
 Selain itu, obat ini juga tidak boleh besar akan mengalami pecandu alkohol maupun ia
diberikan kepada pasien yang penyakit diare merupakan perokok.
terindikasi memiliki riwayat
hipervitaminosis.
50

IV.ANALISA DATA
NO. DATA PROBLEM ETIOLOGI
1 Ds. Ketidak efektifan Nikotin
Pasien mengatakan batuk berlendir bersihan jalan nafas
Inflamasi
Do.
Auskultasi : Suara napas Ronchi pada
Penumpukan lendir
paru kiri dan kanan dan wheezing pada /sekresi
fase ekspirasi
Obstruksi/batuk

2 Ds. Gangguan pola tidur Inflamasi


Pasien mengatakan “ setelah dirawat
dirumah sakit saya sulit untuk tidur siang Sputum meningkat dan
dan malam, karena lingkungan yang tidak dapat dikeluarkan
baru, ditambah dengan sering batuk.
Do. Reaksi batuk
 Terdapat lingkar hitam di bawah mata
 Tampak kurang tidur
 Wajah pasien tampak lesu dan pucat
3 Ds. Intoleransi aktivitas Sputum meningkat dan
Pasien mengatakan badan terasa lemah tidak dapat dikeluarkan
Dan kurang mampu beraktivitas seperti
biasanya Difusi ventilasi terganggu

Do. Expansi paru menurun


 Pasien tampak lemah
 Aktivitas dengan bantuan orang lain Kompensasi tubuh untuk
 Respirasi : 26 X/Menit memenuhi kebutuhan

 SPo2 : 98% Nasal Kanul 4 oksigen dengan

Liter/Menit meningkatkan frekuensi


pernafasan

Kontraksi otot pernafasan


penggunaan energy untuk
pernafasan meningkat
51

NO. DATA PROBLEM ETIOLOGI


4 Ds. Ketidakefektifan Nikotin
Pasien mengatakan saya masih ragu-ragu koping ,karbondioksida,nitrogen
untuk melakukan aktivitas karena kalau
banyak bergerak biasanya batuk Efek adiftif dan
psikoaktif
Do.
Bertanya kepada perawat tentang Toleransi dan
tindakan utama bila terjadi batuk dan karakteristik
sesak
5 Ds. Ketidakseimbangan Etiologi
Pasien mengatakan” saat ini tidak ada nutrisi kurang dari
Penumpukan lendir
nafsu makan,bila makan paling banyak kebutuhan tubuh /sekresi
hanya 3-4 sendok saja, perasaan saat ini
Penurunan pemasukan
perut terasa mual dan liur terasa asam” oral
Do.
Palpasi : nyeri tekan epigastrium
Perkusi : hypertympani

6 Ds. Perilaku kesehatan Faktor presipitasi


Pasien mengatakan saat ini masih cenderung berisiko
perokok aktif dan merasa terganggu
dengan batuk dan sesak nafas Tidak menerima
Do. perubahan status
 Hasil laboratorium leukosit 15.200 kesehatan
juta/ul
 Auskultasi : suara napas wheezing
pada fase ekspirasi
 Respirasi : 26 X/Menit
 SPo2 : 98% Nasal Kanul 4
Liter/Menit
52

NO. DATA PROBLEM ETIOLOGI


7 Factor resiko penusukan IV kateter yang Resiko trauma vaskuler Penumpukan lendir
tidak adekuat
Penurunan pemasukan
oral

Tindakan pemasangan IV
kateter

Benda asing
53

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mucus berlebihan ditandai

dengan Suara napas Ronchi pada paru kiri dan kanan dan wheezing pada fase ekspirasi

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kendala lingkungan ditandai dengan terdapat

lingkar hitam di bawah mata,tampak kurang tidur ,wajah pasien tampak lesu dan pucat.

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan kebutuhan oksigen ditandai

dengan,pasien tampak lemah, aktivitas dengan bantuan orang lain , respirasi : 26 X/Menit,

SPo2 : 98% Nasal Kanul 4 Liter/Menit

4. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan kurang percaya diri dalam kemampuan

mengatasi masalah/ragu, ditandai dengan , pasien bertanya kepada perawat tentang

tindakan utama bila terjadi batuk dan sesak

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan diet

kurang ditandai dengan, nyeri tekan epigastrium, hypertympani.

6. Resiko trauma vaskuler dengan factor resiko penusukan IV kateter yang tidak adekuat.

7. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan peyalahgunaan zat ditandai

dengan , hasil laboratorium leukosit 15.200 juta/ul, auskultasi : suara napas wheezing pada

fase ekspirasi, respirasi : 26 X/Menit , SPo2 : 98% Nasal Kanul 4 Liter/Menit

Anda mungkin juga menyukai