NIM : 406161010
JUDUL JURNAL : Comparison study of bupivacaine versus bupivacaine with fentanyl for
section cesarean
1. Pendahuluan
– Latar Belakang
Teknik anestesia regional semakin sering digunakan dalam seksio sesarea,
karena anestesia regional dipercaya memiliki komplikasi yang lebih sedikit
dibandingkan anestesia umum. Hipotensi maternal pasca anestesi spinal adalah hal
yang sering terjadi pada operasi section cesarean. Bupivacaine adalah amino-amida
yang digunakan sebagai pilihan anestesi lokal. Penambahan opioid sebagai anestesi
local diperkenalkan sejak tahun 1979 dengan intratekal morfin. Morfin bekerja di
reseptor opioid di substansia gelatinosa pada dorsal spinal cord. Mereka bekerja
secara sinergis tanpa menambahkan simpatik blok. Fentanyl sebagai lipofilik opioid
memiliki onset yang cepat . pemberian fentanyl dapat meningkatkan kualitas
anesthesia, meningkatkan analgesia paska operasi dan menjanjikan hemodinamik
yang lebih stabil.
2. Metode Penelitian
– Populasi Penelitian
– Populasi Target
Semua wanita hamil yang menjalani seksio sesarea dengan anestesia spinal
– Populasi Terjangkau
60 wainta hamil yang telah di jadwalkan untuk operasi cesarean secara elektif
– Kriteria Inklusi
Pasien ASA I dan II
Profil koagulasi yang normal
Usia 18-30 tahun
Berat badan 45 -70 kg
Tinggi badan 145-160 cm
Mengisi inform consent
– Kriteria Eksklusi
Pasien dengan:
ASA III dan IV
Infeksi pada tempat penusukan jarum
Koagulopati/ dalam penggunaan obat antikoagulan
Penyakit neurologis
Deformitas muskuloskeletal
Gangguan kardiovaskular dan respirasi
Pasien tidak kooperatif
Alergi terhadap obat anestesi
Gangguan pada kehamilan
b. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi eksperimental randomisasi. Dibagi
menjadi 2 grup. Grup pertama hanya menggunakan bupivacaine dan yang kedua
menggunakan bupivacaine dan fentanyl.
c. Besar Sampel
• Besar Sampel : 60 orang
tidak dijelaskan cara penghitungan sampel
• Perbedaan
– Grup 1 : grup dengan injeksi intratekal hiperbarik bupivacaine 0.5% sebanyak
2 ml (10 mg)
– Grup 2 : grup dengan injeksi intratekal hiperbarik bupivacaine 0.5% i.6 ml
(8mg) + fentanyl 0.4ml (20 mcg)
Persamaan
– Dilakukan teknik anestesi spinal yang sama
– Dikondisikan pada suhu yang sama baik di OK maupun di RR
– Diberikan cairan RL 10ml/kgbb (preload)
– Ranitidine 50 mg IV
– Metoclopramide 10 mg IV
– Pitocin 10 IU drip setelah bayi lahir
d. Pengambilan Data
Frekuensi pengambilan data :
– Intra-operatif
– Post-anestesi
– Monitoring efek samping
Variabel yang diukur :
– Intra operatif : monitor kesadaran pasien dan saturasi oksigen, level blok
sensoris (pin prick test) , penilaian motor blok (digunakan skala bromage),
penilaian setiap 15 menit dari awal mulai motor blockade sampai
hilangnya motor blockade meliputi : denyut nadi dan tekanan darah setiap
2 menit pada 20 menit pertama kemudian setiap 15 menit sampai akhir
operasi dilanjutkan setiap 30 menit sampai pasien mengeluh nyeri. Visual
Analogue scale jika >4 anestesi umum akan masuk dan pasien di
eksklusikan. APGAR score bayi pada 1 menit dan 5 menit pertama.
– Post operatif : monitor level kesadaran, RR, saturasi oksigen setiap 15
menit, sensori level dan motor bloksetiap 15 menit sampai hilang
blockade. Denyut nadi dan tekanan darah setiap 30 menit sampai pasien
terasa nyeri. Durasi efektifitas dari analgesic dimulai dari awal pemberian
injeksi.
Cara pengukuran
– Status hemodinamik diukur menggunakan mesin
– Pemantauan dilakukan oleh anestesiologis di PACU (Post Anesthesia
Care Unit)
– Skala bromage
– VAS (visual analogue scale)
Validitas dan reliabilitas pengukuran
– Penelitian ini valid, karena sudah disetujui dan disahkan oleh Research
Council of Jahrom University of MedicalSciences dan Ethics
Committee
– Penelitian ini bersifat reliable karena penelitian ini dilakukan oleh ahli
anestesi yang sama.
e. Pengolahan Data
• Uji statistik
Uji statistik yang digunakan sudah sesuai, yaitu:
– Univariate analysis
• Tt-tests (continuous variables)
• Chi-square tests (categorical variables).
• P value < 0.05 statistically significant
• Perangkat program yang digunakan untuk menganalisa data open Epi software
3. Hasil Penelitian
Karakteristik Data
Sensori blockade : mean dari “time of onset” sensori blok dari kedua grup
dibandingkan dengan cara pin prick test terjadi kehilangan sensasi pada kedua lutut.
peak level biasa pada T4-T6, penambahan fentanyl pada hiperbarik bupivakain tidak
menambah ketinggian dari blockade anestesi. Waktu untuk mencapai peak level
analgesia lebih cepat pada grup bupivakain+fentanyl. Waktu untuk terjadi regresi
dermatom (recovery pada sensori blok) lebih lama pada pasien dengan grup
bupivakain dan fentanyl. Durasi efektivitas dari sensori blok lebih lama pada grup
dengan bupivakain dan fentanyl.
Motor blok : onset motor blockade pada grup bupivakain lebih cepat daripada grup
bupivakain+fentanyl tetapi secara statistic tidak signifikan. Pada kedua grup rata-rata
motor blok terjadi antara onset 50-70 detik. Fentanyl tidak punya efek motor
blockade. semua pasien memiliki blockade grade III.
Ketika menambahkan zat additive pada obat intrathecal maka keamanan bayi
menjadi sangat penting. Pada penelitian ini tidak ditemukan neonatal depression.
Rata-rata APGAR score pada kedua grup hampir sama.
Baseline denyut nadi dan tekanan darah pada kedua grup berbeda. Fentayl
menyebabkan bradikardiakarena stimulasi sentral nervus vagal. Tidak ada ibu pada
kedua grup yang mengalami bradikardia, mungkin karena dosis yang digunakan
sangat kecil. Terdapat perbedaan yang signifikan pada denyut nadi maksimum. Pada
pasien dengan bupivakain dan fentanyl peningkatan denyut nadi yang signifikan
tidak terjadi, mungkin karena efikasi fentanyl yang menghilangkan nyeri visceral.
Fentanyl terbukti mempunyai kualitas yang lebih baik untuk analgesia surgical dan
lebih sedikit terjadi insidens hipotensi.
8. Kesimpulan
• Saran
Dalam penelitian seharusnya mencantumkan faktor perancu atau hal yang bisa
menjadi pengganggu dalam penelitiannya beserta cara pengendaliannya sehingga
pembaca bisa menarik kesimpulan dengan jelas dari hasil penelitian
• Penelitian ini valid, karena memiliki kesesuaian antara ketepatan alat ukur
penelitian dengan isi hasil penelitian
• Penelitian ini memiliki aspek importancy, karena semakin lama semakin banyak
tindakan seksio yang dilakukan, dan kejadian menggigil termasuk salah satu
masalah yang sering muncul setelah dilakukannya anestesi spinal
• Penelitian ini bersifat applicable di Indonesia dan dapat digeneralisasi, baik dari
segi ekonomis maupun dari ketersediaan alat ukur penelitian.