Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PALEONTOLOGI

“Fosil sebagai indikator kedalaman”

Disusun oleh:
Kevin Ardian Nur-111.190.067
Novrizal Dwi Yusrian-111.190.068
Steven Octavianus-111.190.076
Dika Putra Permana-111.190.084
Ichnofossils sebagai indicator kedalaman:

Fasies Sedimen

Fasies sedimen adalah asosiasi karakteristik fitur batuan sedimen yang terkait dengan
lingkungan sedimen yang berbeda. Dengan menerapkan konsep itu untuk melacak
kumpulan fosil, kita mendapatkan ichnofasiat yang merupakan kumpulan karakteristik
ichnotaxa berbeda yang sering ditemukan bersama dalam lingkungan tertentu.
Dinamakan "ichnofacies" berdasarkan beberapa karakteristik ichnofossil. Grafik di
atas menunjukkan urutan di dekat pantai berbatu. Di dekat pantai berpasir, kita melihat
tipikal berikut ini
Psilonichnus:

Lingkungan transisi di pedalaman, gundukan, dan supratidal. Ichnofossil yang umum


termasuk jalur vertebrata dan lubang artropoda (seperti yang dibuat hari ini oleh
kepiting hantu.) Tidak terdapat pada lingkungan laut, terdapat pada sandy backshore
sehingga ichnofosil ini tidak bisa dijadikan indikator kedalaman.

Skolithos:

Zona intertidal transisi ke laut dangkal, tapi di atas dasar gelombang normal. Khas
lingkungan dengan kondisi yang berubah dengan cepat (pasang surut, badai, dll.) Di
mana makhluk membutuhkan perlindungan dengan cepat. Karakteristik oleh:
• Sedimen yang frekuensinya tinggi
• Lubang dalam tetapi sering kali ditinggalkan atau diperbaiki.
• ichnofosil yang biasa dijumpai
 Skolithos - A.k.a. "piperock." Liang vertikal panjang sederhana.
terakhir muncul di zaman Cretaceous.
 Ophiomorpha - Liang vertikal yang diperkuat oleh pelet tinja.
Ophiomorpha dibuat oleh Callianassa hantu udang,
 Diplocraterion - Liang berbentuk U yang dibuat oleh organisme
berbentuk cacing seperti cacing biji (enteropneusts).

Sama seperti psilonichus, ichnofosil ini tidak bisa dijadikan indikator kedalaman pada
laut karena berada di zona transisi.

Cruziana Ichnofacies:

Berada pada lingkungan laut dangkal. Umummnya ichnofossilnya adalah lubang


horizontal dangkal: jejak bekas organisme bergerak (locomotion) and jejak bekas
lubang galian hewan untuk mencari makan (feeding traces), termasuk:
 Cruziana - Trilobite feeding traces.
 Thalassinoides - jaringan terowongan dangkal - tempat tinggal dan tempat
mencari nurisi (makan) pada sedimen

Ichnofosil ini biasanya terdapat di zona sub-litoral, bisa dipakai untuk menentukan
rentang kedalaman.

Zoophycos Ichnofacies:

Terdapat pada lingkungan laut dalam yang terkait dengan kadar oksigen yang lebih
rendah, sedimen tebal, dan bahan organik yang lebih tinggi. Biasanya ditandai oleh
lumpur dan pasir berlumpur. Umumnya ichnofossil yang ditemukan adalah jejak bekas
lubang galian hewan untuk mencari makan (feeding traces) tiga dimensi yang terkubur
dalam sedimen tebal, termasuk:

 Zoophycos - Feeding traces kompeks 3 dimensi


 Phycosiphon – Feeding traces yang bercabang
 Spirophyton – Feeding traces berbentuk spiral

Ichnofosil ini umunya berada di zona bathyal dengan kedalaman sekitar 200m-4000m.
Nereites Ichnofacies:

Berada pada lapisan sedimen di lingkungan abyssal, sering dikaitkan dengan turbidit,
lumpur pelagis laut dalam, dan oksigen rendah. Ichnofossils yang khas adalah jejak
makan (feeding traces) berkelok-kelok di dasar laut, lubang horisontal dangkal,
termasuk:

 Nereites – jejak berkelok tak beraturan


 Paleodictyon – jaringan lubang dangkal berbentuk hexagonal

Ichnofosil ini umumnya ditemukan di laut pada zona dalam abysal yaitu zona dengan
kedalaman lebih dari 4000m.

Anda mungkin juga menyukai