Anda di halaman 1dari 86

KERJA PRAKTIK

ANALISA PERMASALAHAN PENGOPERASIAN INLET


VALVE UNIT 3 PADA PT. PJB UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Oleh:

Muhammad Syariful Hadi NRP. 3210151014

Dosen Pembimbing:

Ir. Joke Pratilastiarso, M.T.


NIP. 196209201988031002

PROGRAM STUDI D4 SISTEM PEMBANGKIT ENERGI


DEPARTEMEN TEKNIK MEKANIKA DAN ENERGI
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2018
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK

ANALISA PERMASALAHAN PENGOPERASIAN


INLET VALVE UNIT 3 PADA PT. PJB UP BRANTAS
PLTA SUTAMI

PT. PJB UP Brantas PLTA Sutami, Malang, Jawa Timur


Tanggal : 2 Juli – 28 September 2018

Oleh :

Muhammad Syariful Hadi 3210151014

Surabaya , 30 September 2018


Menyetujui :

Dosen Pembimbing Koordinator Kerja Praktik

Ir. Joke Pratilastiarso, M.T. Rif’ah Amalia, S.T., M.T.


NIP. 196209201988031002 NIP. 2000000687
Mengetahui :
Ketua Program Studi Sistem Pembangkit Energi

Ir. Joke Pratilastiarso, M.T


NIP. 196209201988031002

ii
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK

ANALISA PERMASALAHAN PENGOPERASIAN


INLET VALVE UNIT 3 PADA PT. PJB UP BRANTAS
PLTA SUTAMI

PT. PJB UP Brantas PLTA Sutami, Malang, Jawa Timur


Tanggal : 2 Juli – 28 September 2018

Oleh :

Muhammad Syariful Hadi 3210151014

Surabaya , 30 September 2018

Menyetujui :
Pembimbing Kerja Praktik

Ari Widjajanto
NIP 7192102 JA

iii
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

ABSTRAK

Peranan energi terbarukan dalam sasaran Kebijakan Energi Nasional


2025 menyumbang sebesar 10% dari total kebutuhan energi nasional
meliputi energi air, angin, matahari, biomassa, dan panas bumi [3].
Diantara sumber-sumber energi terbarukan tersebut, energi air memiliki
lebih banyak keuntungan untuk dijadikan tumpuan dalam pemenuhan
kebutuhan energi, diantaranya: pasokan air yang melimpah, tidak
menghasilkan polusi yang berbahaya bagi lingkungan, dan biaya
operasional yang lebih murah dibandingkan dengan penggunaan bahan
bakar fosil. Oleh karena itu dalam pengoperasiannya sebuah PLTA
(Pembangkit Listrik Tenaga Air) memerlukan pemeliharaan dan juga
peningkatan kualitas operasional pada peralatan pembangkit. Salah satu
peralatan PLTA yang memiliki peran vital adalah Inlet Valve dimana
berfungsi sebagai alat yang meneruskan air dari pipa pesat (penstock)
untuk selanjutnya memutar turbin. Inlet Valve yang digunakan di PLTA
Sutami berjenis butterfly valve, dimana jenis valve ini umum digunakan
untuk mengatur debit aliran dengan tekanan operasi yang rendah hingga
menengah pada debit yang tinggi [7]. Valve jenis ini pada umumnya
dioperasikan dengan sistem minyak hidrolis atau menggunakan
penggerak motor. Mengingat dari pentingnya alat ini, Inlet Valve
diharapkan selalu dapat beroperasi setiap saat. Pada kerja praktik ini
dilakukan penelitian untuk menganalisa faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kendala dalam pengoperasian Inlet Valve diantaranya
adalah kondisi servo motor, sistem minyak hidrolis, sistem pelumasan,
dan sistem kontrol. Keseluruhan faktor kemudian akan dianalisa
menggunakan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
sehingga didapatkan kesimpulan mengenai kesalahan yang dapat terjadi
pada proses, langkah pemeliharaan yang dapat dilakukan, serta langkah
perbaikan yang harus dilakukan sehingga dapat meningkatkan kualitas
operasional.

Kata kunci : Pembangkit Listrik Tenaga Air, Inlet Valve, Butterfly Valve,
Failure Mode and Effect Analysis.

iv
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................... i


Halaman Pengesahan PENS ............................................................... ii
Halaman Pengesahan PLTA Sutami .................................................. iii
Abstrak ............................................................................................. iv
Daftar Isi............................................................................................ v
Kata Pengantar ................................................................................. vii
Daftar Gambar .................................................................................. ix
Daftar Tabel ...................................................................................... xi
Daftar Lampiran............................................................................... xii
Bab I Pendahuluan ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................ 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................ 2
1.4 Ruang Lingkup Pembahasan ................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................. 3
Bab II Gambaran Umum Perusahaan ................................................. 5
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan .................................................... 5
2.2 Struktur Organisasi PLTA Sutami ........................................... 7
2.3 Hak dan Wewenang ................................................................ 8
2.4 Lokasi PLTA Sutami ............................................................ 10
2.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ................................ 11
2.6 Budaya Perusahaan dan Etika Profesi 5S .............................. 11
Bab III Hasil Kegiatan Kerja ............................................................ 15
3.1 Bidang Kegiatan ................................................................... 15
3.1.1 Proses Pembangkitan Listrik Pada PLTA Sutami ............ 15
3.1.2 Sarana Prasarana PLTA Sutami ...................................... 17
3.1.3 Bidang Penempatan Kerja Praktik................................... 36
3.2 Kontribusi ............................................................................. 37
3.2.1 Inlet Valve....................................................................... 37
3.2.2 Solenoid Valve ................................................................ 40
3.2.3 Sistem Minyak Hidrolis .................................................. 41
3.2.4 Distributing Valve .......................................................... 45
3.2.5 Servo Motor .................................................................... 46
3.2.6 Sistem Operasi Inlet Valve .............................................. 47
3.2.7 Analisa Kondisi Operasional........................................... 49
3.2.8 Analisa Menggunakan Metode FMEA ............................ 54
3.2.8 Langkah Pemeliharaan .................................................... 58

v
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

3.3 Korelasi Kegiatan KP dengan Mata Kuliah ...........................61


Bab IV Kesimpulan dan Saran ........................................................63
4.1 Kesimpulan ...........................................................................63
4.2 Saran .....................................................................................64
Daftar Pustaka ..................................................................................65

vi
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kegiatan kerja praktik ini dengan baik. Kegiatan
kerja praktik ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
kurikulum di lembaga pendidikan Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya.
Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan kegiatan kerja
praktik ini masih banyak hal yang belum sempurna. Hal ini dikarenakan
terbatasnya kemampuan yang penulis miliki, namun demikian penulis
berharap kiranya kegiatan kerja praktik ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak, terutama baagi rekan-rekan sesama peserta kerja
praktik di PLTA Sutami, terlebih bermanfaat bagi penulis sendiri.
Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
membimbing penulis selama melaksanakan kerja praktik dan selama
proses penyusunan laporan ini, yaitu kepada :
1. Orang tua dan keluarga penulis yang selalu mendoakan dan
memberikan dorangan baik secara moral maupun material
dalam penyusunan laporan kerja praktik.
2. Bapak Gito selaku Kepala PLTA Sutami atas pengarahan
dan pemberian motivasi selama melaksanakan kerja praktik.
3. Bapak Ari Widjajanto selaku pembimbing lapangan yang
telah banyak memberikan wawasan tentang segala hal
mengenai sistem mekanik dan kelistrikan di PLTA Sutami.
4. Bapak Ir. Joke Pratilastiarso, M.T. selaku Ketua Program
Studi D-IV Sistem Pembangkit Energi, Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya, sekaligus sebagai Dosen
Pembimbing kerja praktik ini.
5. Bapak Dr. Zainal Arief, S.T., M.T. selaku direktur
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
6. Ibu Rif’ah Amalia, S.T., M.T. selaku koordinator kerja
praktik ini.
7. Ibu Fifi Hesty Sholihah, S.ST., M.T. selaku Dosen Wali.
8. Saudara Mustaghfiri sebagai rekan yang telah banyak
membantu saya selama masa kerja praktik ini.
9. Seluruh rekan-rekan dari Universitas Negeri Malang, SMK
Brantas Karangkates, SMKN 1 Wonoasri, SMKN 1

vii
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Trenggalek yang telah banyak membantu selama kegiatan


kerja praktik ini berlangsung.
10. Seluruh Engineer, Staff, Security, dan CS di PLTA Sutami
yang telah banyak membantu selama melaksanakan kerja
praktik.
11. Seluruh Dosen, rekan-rekan, dan tenaga kependidikan
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya khususnya di
Program Studi D-IV Sistem Pembangkit Energi. Dan
seluruh pihak yang telah membantu serta bekerjasama
selama kerja praktik berlangsung, mohon maaf penulis tidak
dapat menyebutkan satu-persatu karena keterbatasan
halaman.

Penulis menyadari laporan kerja praktik ini masih sangat jauh


dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
maupun saran yang membangun agar dikemudian hari penulis
dapat membuat laporan yang lebih baik. Penulis mengharapkan
semoga laporan kerja praktik ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang membaca.

Malang, 28 September 2018

Penulis

viii
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Potensi energi nasional (non fosil) .................................. 1


Gambar 2.1 Logo PT. PJB ................................................................. 5
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PLTA Sutami ................................... 8
Gambar 2.3 Lokasi PLTA Sutami .................................................... 10
Gambar 2.4 Power House PLTA Sutami .......................................... 10
Gambar 3.1 Skema Proses Pembangkitan Listrik di PLTA Sutami ... 16
Gambar 3.2 Saluran Pelimpah PLTA Sutami.................................... 18
Gambar 3.3 Intake Gate PLTA Sutami ............................................. 18
Gambar 3.4 Surge Tank PLTA Sutami ............................................. 19
Gambar 3.5 Pipa Pesat PLTA Sutami ............................................... 20
Gambar 3.6 Turbin Francis PLTA Sutami ....................................... 21
Gambar 3.7 Inlet Valve PLTA Sutami .............................................. 22
Gambar 3.8 Generator PLTA Sutami ............................................... 23
Gambar 3.9 Baterai PLTA Sutami .................................................... 24
Gambar 3.10 Kompresor In Door PLTA Sutami .............................. 25
Gambar 3.11 Lubrication Oil Tank PLTA Sutami ............................ 26
Gambar 3.12 Governor Press Tank PLTA Sutami ............................ 27
Gambar 3.13 Governor Sump Tank PLTA Sutami ............................ 28
Gambar 3.14 Grease Pump PLTA Sutami ........................................ 28
Gambar 3.15 Reducing Valve PLTA Sutami..................................... 29
Gambar 3.16 Strainer PLTA Sutami ................................................ 30
Gambar 3.17 Cooling Tank PLTA Sutami ........................................ 31
Gambar 3.18 Kompresor Out Door PLTA Sutami ............................ 32
Gambar 3.19 Disconnecting Switch PLTA Sutami ........................... 33
Gambar 3.20 Trafo Utama PLTA Sutami ......................................... 34
Gambar 3.21 Emergency Diesel Generator PLTA Sutami ................ 35
Gambar 3.22 Inlet Valve tipe Butterfly ............................................. 37
Gambar 3.23 Komponen Butterfly Valve .......................................... 38
Gambar 3.24 Inlet Valve & By-Pass Valve ....................................... 39
Gambar 3.25 Solenoid Valve ............................................................ 40
Gambar 3.26 Sistem Minyak Tekan Governor ................................. 42
Gambar 3.27 Flowchart Sistem Kerja Minyak Governor ................. 44
Gambar 3.28 Distributing Valve ....................................................... 45
Gambar 3.29 Piston Hydraulic Motor .............................................. 46
Gambar 3.30 Limit Switch Control Valve & Indikator Posisi Valve .. 48
Gambar 3.31 MCC Unit 3 ................................................................ 50
Gambar 3.32 Push Button Governor Sump Tank Unit 3.................... 50

ix
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Gambar 3.33 Valve Governor Pressure Tank Unit 3 .........................51


Gambar 3.34 Push Button Kompresor...............................................51
Gambar 3.35 Valve menuju Distributing Valve .................................52
Gambar 3.36 Soleneoid 21s ..............................................................52

x
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar PLTA yang dikelola oleh UP Brantas ...................... 6


Tabel 3.1 Data Bendungan PLTA Sutami ......................................... 17
Tabel 3.2 Data Saluran Pelimpah PLTA Sutami ............................... 17
Tabel 3.3 Data Intake Gate PLTA Sutami ........................................ 19
Tabel 3.4 Data Surge Tank PLTA Sutami......................................... 19
Tabel 3.5 Data Pipa Pesat PLTA Sutami .......................................... 20
Tabel 3.6 Data Turbin PLTA Sutami ............................................... 21
Tabel 3.7 Data Inlet Valve PLTA Sutami ......................................... 21
Tabel 3.8 Data Generator PLTA Sutami .......................................... 22
Tabel 3.9 Data Baterai PLTA Sutami ............................................... 23
Tabel 3.10 Data Kompresor In Door PLTA Sutami .......................... 24
Tabel 3.11 Data Lubrication Oil Tank PLTA Sutami........................ 25
Tabel 3.12 Data Governor Press Tank PLTA Sutami ....................... 26
Tabel 3.13 Data Governor Sump Tank PLTA Sutami ....................... 27
Tabel 3.14 Data Grease Pump PLTA Sutami ................................... 28
Tabel 3.15 Data Reducing Valve PLTA Sutami ................................ 29
Tabel 3.16 Data Kompresor Out Door PLTA Sutami ....................... 31
Tabel 3.17 Data Disconnecting Switch PLTA Sutami ....................... 32
Tabel 3.18 Data Trafo Utama PLTA Sutami .................................... 33
Tabel 3.19 Data Emergency Diesel Generator PLTA Sutami ........... 34
Tabel 3.20 Parameter Severityy ........................................................ 55
Tabel 3.21 Parameter Occurance ..................................................... 55
Tabel 3.22 Parameter Detection ....................................................... 56
Tabel 3.23 Hasil Perhitungan FMEA ................................................ 57
Tabel 3.24 Kegiatan Kerja Praktik ................................................... 61

xi
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Diagram Minyak Tekan PLTA Sutami...........................66


Lampiran 2 Sistem Minyak Tekan Penggerak Inlet Valve .................67
Lampiran 3 Flowchart Sistem Operasi Inlet Valve ............................68
Lampiran 4 Check List Pemeliharaan Peralatan Governor Sump Tank
Unit 3 ............................................................................69
Lampiran 5 Check List Pemeliharaan Peralatan Inlet Valve & By-Pass
Valve ............................................................................70
Lampiran 6 Check List Pemeliharaan Peralatan Air Compressor
In Door .........................................................................71
Lampiran 7 Check List Pemeliharaan Peralatan Governor Pressure
Tank Unit 3 ...................................................................72
Lampiran 8 Tabel Perhitungan FMEA ..............................................73
Lampiran 9 Riwayat Penulis .............................................................74

xii
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tenaga listrik merupakan sumber daya energi yang sudah


menjadi kebutuhan dasar bagi masyarkat saat ini, baik untuk
keperluan industri maupun rumah tangga. Hal ini terjadi karena
perkembangan teknologi yang semakin maju dan sebagian besar
menggunakan energi listrik sebagai sumber tenaganya. Konsumsi
energi listrik di Indonesia cenderung mengalami peningkatan tiap
tahunnya, untuk tahun 2005 berdasarkan blue print Pengelolaan
Energi Nasional 2005-2025 yang dikeluarkan oleh Kementrian
Energi dan Sumber Daya Mineral konsumsi listrik nasional mencapai
25.76 GW dan diperkirakan akan terus meningkat kedepannya.
Tenaga air sebagai salah satu sumber energi terbarukan memiliki
peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan energi listrik ini,
dengan kapasitas yang telah terpasang sebesar 4.2 GW [3]
diharapkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dapat terus
beroperasi dan menjadi salah satu sumber energi primer kedepannya.

Gambar 1.1 Potensi energi nasional (non fosil) 2005

PLTA Sutami memiliki kapasitas pembangkitan sebesar 3x35


Mega Watt menjadikannya sebagai pembangkit listrik tenaga air
dengan daya pembangkitan terbesar di area Jawa Timur, oleh karena
itu PLTA Sutami memiliki tugas sebagai penyangga beban untuk
area Jawa Timur khusunya bagian selatan. Mengingat peran vital
yang diemban, hal ini mengharuskan PLTA Sutami selalu pada
kondisi siap beroperasi kapanpun. Dalam pengoperasiannya PLTA
sendiri memiliki beberapa peralatan yang bekerja secara terintegrasi

1
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

satu sama lain, salah satunya adalah Inlet Valve yang berfungsi
sebagai media untuk mengalirkan air dari Penstock menuju Turbin
Air. Inlet Valve merupakan komponen yang dikategorikan sebagai
Critical Purpose karena memiliki peran vital dalam keseluruhan
operasional PLTA, maka dari itu diperlukan perawatan secara
berkala untuk memastikan kondisi inlet valve selalu dalam kondisi
siap beroperasi. Adapun bila terjadi permasalahan dalam
pengoperasian inlet valve ini harus segera dilakukan tindakan yang
tepat untuk menangani permasalahan tersebut. Pada kerja praktik ini
penulis melakukan analisa terhadap faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kerja dari inlet valve meliputi : kondisi seleniod,
tekanan dan laju alir oli pada sistem pneumatik, bukaan throttle oli,
bypass valve, dan sistem kendali inlet valve. Penulis juga
memberikan saran sebagai langkah penyelesaian apabila terjadi
gangguan pada inlet valve dikemudian hari.

1.2 Perumusan Masalah


Inlet valve unit 3 pada PLTA Sutami mengalami kegagalan operasi,
dimana pengoperasian inlet valve ini menjadi satu pada proses
operasi persiapan (preparation) meliputi proses pendinginan
pelumas pada bearing turbin air, sistem operasi hidrolis dari oli dan
udara. Pada kondisi akan beroperasi bypass valve tidak mau
membuka penuh, dan ketika sistem operasi hidrolis sudah siap motor
penggerak inlet valve tidak bekerja.

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dilaksanakannya kerja praktik ini bagi penulis pribadi adalah
memahami seluruh perlatan yang ada di PLTA mulai dari prinsip
kerja, kegunaan, pemeliharaan, dan perbaikan apabila terjadi
kerusakan. Secara spesifik penulis melakukan analisa terhadap
permasalahan inlet valve yang terjadi di PLTA Sutami untuk
selanjutnya hasil analisa penulis dapat digunakan pihak PLTA
sebagai refrensi dalam melakukan pemeliharaan dan perbaikan di
kemudian hari.

1.4 Ruang Lingkup Pembahasan


Metode yang digunakan penulis untuk melakukan analisa
permasalahan inlet valve adalah wawancara kepada bidang operasi,
bidang engineering, dan kepala PLTA untuk mengetahui hambatan
yang terjadi di lapangan. Selanjutnya penulis mempelajari prinsip

2
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

kerja dan parameter-parameter yang menunjukkan bahwa kondisi


inlet valve dalam keadaan baik. Analisa yang dilakukan penulis
menggunakan seluruh rekap data operasional inlet valve meliputi
kondisi motor penggerak, kondisi bypass valve, laju alir oli, dan
tekanan pada penstock dan spiral casing. Secara teoritis penulis
menggunakan literatur berkaitan dengan motor AC 3 fasa, sistem
hidrolis fluida, sistem perpipaan dan katup, prinsip kerja sensor,
prinsip kerja sistem kendali yang digunakan. Untuk memberikan
kesimpulan penulis menggunakan metode FMEA (failure mode and
effect analysis).

1.5 Sistematika Penulisan


Pada buku laporan ini penulis membagi pembahasan dalam beberapa
bab yakni :

1. Bab 1 berisi pendahuluan, pada bab ini penulis menjelaskan


mengenai latar belakang dilakukannya kerja praktik di PLTA
Sutami, gambaran permasalahan yang ditemukan di lapangan,
beserta tujuan dan manfaat yang diperoleh setelah melakukan
kerja praktik.

2. Bab 2 berisi gambaran umum perusahaan, pada bab ini penulis


menjelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur
organisasi yang diterapkan, tugas pokok dan fungsi dari masing-
masing bagian, lokasi perusahaan, pelaksanaan fungsi kesehatan
dan keselamatan kerja (K3) dan etika profesi yang digunakan
oleh pegawai PLTA Sutami.

3. Bab 3 berisi hasil kegiatan kerja, pada bab ini penulis


menjelaskan mengenai bidang penempatan selama masa kerja
praktik, beserta analisa yang dilakukan terhadap permasalahan
yang terjadi di lapangan berupa kendala pengoperasian inlet
valve unit 3.

4. Bab 4 berisi kesimpulan dan saran, pada bab ini penulis


menjelaskan mengenai hasil akhir dari apa yang dilakukan
selama masa kerja praktik, serta memberikan saran kedepannya
bagi pembaca apabila melakukan kerja praktik di PLTA Sutami.

3
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

4
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT. Pembangkitan Jawa Bali

Gambar 2.1 Logo PT. PJB

Pada tahun 1945 dibentuk perusahaan listrik dan gas negara.


Setelah itu pada tahun 1965 perusahaan ini dipisah antara perusahaan
listrik dan perusahaan gas. Kemudian perusahaan tersebut dinamakan
dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan status sebagai
perusahaan umum. Pada tahun 1982 pembangunan dimulai dari Jawa-
Bali dengan pemisahan unit sesuai fungsinya, yaitu unit PLN
pembangkit dan penyaluran.
Pada tahun 1994 status PLN dirubah menjadi persero. Pada
tahun 1995 dilakukan pengembangan di dalam PT. PLN dengan
membentuk dua anak perusahaan di bidang pembangkitan yang
bertujuan memisahkan misi sosial dan misi komersial yang diemban.
Tepat pada tanggal 3 Oktober 1995 berdirilah PT. Pembangkit Tenaga
Jawa-Bali II atau yang lebih dikenal dengan nama PLN PJB II. Tujuan
utama didirikannya PT. PLN PJB II adalah untuk menyelenggarakan
usaha kelistrikan yang bermutu tinggi serta handal berdasarkan prinsip
industri dan niaga yang sehat dan efisien. Pada tahun 2000 PT. PLN
PJB II berubah nama menjadi PT. Pembangkitan Jawa-Bali. Saat ini
PT. PJB memiliki 13 unit pembangkit dengan kapasitas terpasang
6.536 MW dan aset setara kurang lebih Rp. 41.5 triliyun.

5
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Unit Pembangkitan Nilai Daya Terpasang


PLTA Sengguruh Unit 1 dan 2 2 x 14,5 MW
PLTA Sutami 3 x 35 MW
PLTA Wlingi 2 x 27 MW
PLTA Lodoyo 1 x 4,5 MW
PLTA Tulungagung 2 x 18 MW
PLTA Selorejo 1 x 4,48 MW
PLTA Mandalan Unit 1 1 x 5,6 MW
PLTA Mandalan Unit 3, 4 dan 5 3 x 5,8 MW
PLTA Siman Unit 1, 2 dan 3 3 x 3,6 MW
PLTA Giringan Unit 1 dan 2 2 x 0,9 MW
PLTA Giringin Unit 1 1 x 1,4 MW
PLTA Golang Unit 1,2 dan 3 3 x 0,9 MW
PLTA Ngebel 1 x 2,2 MW
PLTA Wonorejo 1 x 6,5 MW
PLTA Ampelgading 2 x 5 MW
Tabel 2.1 Daftar PLTA yang dikelola oleh UP Brantas

Salah satu unit pembangkitan yang dimiliki oleh PT. PJB adalah
UP Brantas dengan total 13 PLTA yang dikelola hingga saat ini. Salah
satunya adalah PLTA Sutami. PLTA Sutami berlokasi di Desa
Karangkates , Kecamatan Sumber Pucung, Kabupaten Malang dengan
kapasitas 3 x 35 MW yang beroperasi sejak 4 April 1973 hingga
sekarang. Pembangunan PLTA Sutami dilakukan dalam beberapa
tahap, yakni :

1. Pembangunan tahap pertama :


Tahap pertama merupakan tahap pembangunan bendungan
Karangkates dan bangunan pelengkap yang dirancang oleh
konsultan Nippon Koei Co. Ltd pada tahun 1959. Pembangunan
dilaksanakan pada tahun 1964 dengan pengawasan kontraktor
Kajima Construction Co.Ltd dan diresmikan pada 2 Mei 1972.
Yang selanjutnya dilakukan pembangunan Pusat Listrik Tenaga
Air unit 1 dan unit 2 yang dimulai pada bulan Februari 1970 dan
selesai pada Agustus 1973 yang dikolaborasi oleh 2 perusahaan
, Sakai Iron Work Co.Ltd dan Tokyo Shibaura Electric Co.Ltd
yang diresmikan pada tanggal 4 September 1973 oleh Presiden
Soeharto.

2. Pembangunan tahap kedua :

6
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Tahap kedua yaitu melakukan pembangunan bendungan Lahor


dan bangunan pelengkapnya yang ditangani oleh Badan
Pelaksana Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai
Brantas dengan pengawasan Konsultan Nippon Coei. Co.Ltd
yang diresmikan pada 12 September 1977 oleh Presiden
Soeharto. Serta pembangunan unit 3 yang ditangani oleh 2
perusahaan yang sama, yaitu Sakai Iron Work Co.Ltd dan Tokyo
Shibaura Electric Co.Ltd yang diresmikan pada tanggal 23 April
1976 oleh Menteri PUTL Prof. Dr. Ir. H. Sutami.

Pada awal beroperasi unit pembangkit ini bernama PLTA


Karangkates. Namun untuk mengenang jasa Prof. Dr. Ir.Sutami
sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL)
Republik Indonesia. Secara resmi pada tanggal 16 April 1981 oleh
Presiden Soeharto dirubah namanya menjadi Bendungan
Karangkates dan PLTA Sutami.

2.2 Struktur Organisasi PLTA Sutami

STRUKTUR ORGANISASI
PENANGGUNG JAWAB 5S
PT. PJB UP. BRANTAS
PLTA SUTAMI

GITO
(Korwil Sutami)

ARI W.
DWI SASONO SUTIAWAN
S. NANANG E.
M. DARIS
(Pokja
(Pokja (Pokja
(Pokja K3 & Pemeliharaan
Administrasi Pemeliharaan (Pokja Produksi)
Lingkungan) Listrik &
& Keuangan) Mesin)
Control)

M. ZUHRO W. ARIEF EKO DHIMAS A.R NURIS M. M. SYAIFUL

7
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

STRUKTUR ORGANISASI
5S PLTA SUTAMI POKJA
OPERASI/PTODUKSI

M. DARIS S

HARIYONO ARFAAN R. KURNIA ARIE M. SYAIFUL B.

ARDY FERY FATKHUR R RINALDI

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PLTA Sutami

2.3 Hak dan Wewenang

1. Kepala PLTA
Kepala PLTA bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan
yang dilakukan oleh pegawai PLTA Sutami, melakukan
pengawasan agar kondisi PLTA selalu siap sedia beroperasi,
serta melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait
dengan proses pembagkitan tenaga listrik oleh PLTA Sutami.

2. Administrasi
Administrasi bertugas melakukan perekapan data, mengelola
dokumen dan menyimpannya secara terstruktur, serta
melayani perihal kebutuhan atau sumber daya yang
dibutuhkan karyawan untuk bekerja.

3. Operator
Operator bertugas untuk mengoperasikan seluruh peralatan
yang digunakan dalam proses pembangkitan tenaga listrik,
juga melakukan patrol check secara berkala untuk
mengamati kondisi kerja dari setiap peralatan, dan
menuliskannya dalam bentuk laporan operasi. Operator juga
bertugas untuk mengkoordinasikan jumlah daya yang
dibangkitkan dengan pihak-pihak terkait seperti Area
Pengatur Beban (APB), dan Perusahaan Jasa Tirta (PJT).

8
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

4. LK3
Bidang Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
bertugas untuk memastikan kondisi lingkungan kerja yang
ada di area PLTA Sutami layak dan nyaman untuk bekerja.
Adapun tugas lainnya adalah memastikan seluruh pekerja
yang bekerja di area PLTA Sutami memakai Alat Pelindung
Diri sesuai standar operasional.

5. Pemeliharaan
Pemeliharaan dibagi menjadi 2 bidang, yaitu : kelistrikan dan
mesin. Untuk tugas dari kedua bidang pemeliharaan sama
yakni melakukan perawatan berkala terhadap seluruh
peralatan yang ada di PLTA Sutami serta melakukan
perbaikan apabila terjadi kerusakan pada peralatan tersebut.

6. Gudang
Pihak gudang bertugas untuk melakukan perawatan dan
pendataan terhadap peralatan ataupun logistik yang
diperlukan oleh PLTA Sutami.

7. Security
Pihak keamanan bertugas untuk mengamankan area PLTA
Sutami selama 24 jam, melakukan tindakan pencegahan
terhadap seluruh aktivitas yang dapat mengganggu kondisi
operasional PLTA. Serta melakukan penindakan apabila
terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat umum
di sekitar area PLTA Sutami.

8. Cleaning Service
Pihak kebersihan di PLTA Sutami dibagi menjadi 2, yaitu :
kebersihan bagian luar (area sekitar PLTA Sutami) dan
kebersihan bagian dalam (area power house dan area bagian
pemeliharaan). Dalam pelaksanaanya pihak kebersihan
bertugas untuk menjaga area PLTA Sutami agar selalu dalam
kondisi bersih dan nyaman untuk aktifitas bekerja.

9
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

2.4 Lokasi PLTA Sutami

PLTA Sutami terletak di Desa Karangkates, Kecamatan Sumber


Pucung, Kabupaten Malang – Jawa Timur 65165

Gambar 2.3 Lokasi PLTA Sutami

Gambar 2.4 Power House PLTA Sutami

10
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

2.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Tenaga kerja merupakan modal utama dalam menjalankan suatu
usaha, pun termasuk dalam bidang pembangkitan tenaga listrik
sehingga para tenaga kerja ini harus mendapatkan jaminan kesehatan
dan keselematannya saat bekerja. Tak terkecuali PLTA Sutami, demi
menunjang terciptanya suasana lingkungan pekerjaan yang aman dan
sehat PLTA Sutami juga melaksanakan beberapa program untuk
mencapai tujuan tersebut. Salah satu usaha yang dilakukan adalah
dibentuknya bidang LK3 (Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja) dengan tugas untuk memastikan setiap pekerjaan yang
dilaksanakan oleh karyawan PLTA Sutami berjalan sesuai dengan
standar operasi yang sudah ditetapkan, memastikan kondisi area kerja
layak, serta mengawasi agar seluruh karyawan selalu menggunakan
Alat Pelindung Diri saat melakukan pekerjaan. Bidang LK3 juga
bertugas mengelola lingkungan kerja agar selalu dalam kondisi yang
baik, karena suatu lingkungan kerja memiliki bermacam-macam
potensi bahaya. Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Kerja
merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan, sehingga dalam
pelaksanaannya ketiga komponen tersebut harus bersinergi dan
terpadu.

2.6 Budaya Perushaan dan Etika Profesi 5S


PT. PJB memiliki budaya perusahaan yakni PJB way. PJB way
merupakan tekad, sikap, dan perilaku yang dimiliki oleh seluruh
karyawan PT. PJB dalam melaksanakan misi untuk mencapai visi
perusahaan. PJB way dikenal dengan PJB way satu, lima, sebelas yang
merupakan perwujudan dari satu tekad, lima sikap, dan sebelas
perilaku.
Tekad :
Menjadi produsen listrik terpercaya kini dan mendatang

Sikap :
1. Integritas : kepribadian karyawan yang etis dan selalu
memperjuangkan kebenaran melalui kejujuran,
kedisiplinan, tanggung jawab, dan dedikasi yang tinggi
dengan membela perusahaan dan memberikan teladan.
2. Keunggulan : sikap profesional setiap karyawan yang
memiliki komitmen tinggi untuk mencapai hasil terbaik
yang mampu melampaui target yang ditetapkan melalui
inovasi serta prbaikan berkelanjutan.

11
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

3. Kerjasama : usaha karyawan untuk menyatukan


kemampuan dan menggali potensi setiap orang melalui
sinergi dan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama
dengan berprilaku emapti, proaktif, percaya, dan terbuka.
4. Pelayanan : sikap dan perilaku tenaga kerja yang ramah
menebar salam, santun, ikhlas, dan proaktif dalam melayani
demi kepuasan pelanggan.
5. Sadar lingkungan : peran aktif karyawan untuk melestarikan
lingkungan alam, lingkungan kerja, dan lingkungan usaha,
menjaga hubungan baik dengan mitra kerja, masyarakat,
menciptakan suasan kerja yang sehat dan menyenangkan
serta mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja.

Perilaku :
1. Kepemimpinan yang visioner
2. Keunggulan menurut pelanggan
3. Pembelajaran perorangan dan prusahaan
4. Menghargai tenaga kerja dan mitra
5. Kegesitan
6. Fokus pada masa depan
7. Mengelola inovasi
8. Manajemen berdasarkan fakta
9. Pertanggungjawaban kemasyarakatan

Adapula penerapan prinsip 5S di lingkungan kerja PT. PJB. 5S


adalah prinsip penataan dan pemeliharaan dalam budaya kerja yang
berasal dari Jepang. Prinsip ini juga yang digunakan oleh para
pegawai PT. PJB tak terkecuali di PLTA Sutami. 5S bertujuan untuk
menjaga efektifitas waktu dan tenaga untuk meningkatkan
produktivitas dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. 5S adalah
singkatan dari Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke. Dalam istilah
Indonesia lebih dikenal sebagai 5R yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,
Rajin. Seiri (Ringkas) merupakan kegiatan memilah barang yang
masih digunakan dan barang yang tidak digunakan lagi. Barang yang
masih dapat digunakan ditempatkan pada tempat yang disediakan
sedangkan barang yang tidak dipakai akan dibuang. Seiton (Rapi)
adalah menempatkan barang/peralatan sesuai dengan posisi yang telah
ditetapkan sehingga mudah dicari serta aman saat akan diperlukan.
Seiso (Resik) adalah membersihkan area kerja dan peralatan yang
digunakan sehingga lingkungan lebih nyaman dan peralatan terjaga

12
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

kondisinya. Seiketsu (Rawat) merupakan kegiatan merawat dan


menjaga area kerja tetap bersih dan terawat sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Shitsuke (Rajin) adalah kedisiplinan dan sadar
diri akan etika kerja pada diri masing-masing pekerja. Sehingga
masing-masing pekerja disiplin dalam menjalankan 5S sesuai dengan
standar, saling menghormati, memiliki rasa malu jika melakukan
pelanggaran dan selalu senang melakukan perbaikan secara terus
menerus.

13
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

14
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

BAB III
HASIL KEGIATAN KERJA PRAKTIK

3.1 Bidang Kegiatan


3.1.1 Proses Pembangkitan Listrik Pada PLTA Sutami
PLTA Sutami merupakan pembangkit listrik tenaga air
yang memanfaatkan aliran air dari Sungai Berantas, namun
dalam pemanfaatannya aliran Sungai Brantas ini terlebih dahulu
dibendung. Maksud dari penggunaan bendungan ini adalah
untuk menyimpan volume air yang lebih banyak agar mampu
digunakan untuk mengoperasikan PLTA secara berkelanjutan.
Selanjutnya air yang telah ditampung tersebut akan dialirkan ke
penstock (pipa pesat) melalui headrace tunnel. Aliran air yang
melalui penstock akan diarahkan menuju inlet valve yang
selanjutnya digunakan untuk memutar turbin air. Terdapat pula
surge tank yang digunakan dalam instalasi aliran air ini sebagai
peralatan proteksi dari fenomena waterhammer yang dapat
merusak penstock.
Setelah air melewati inlet valve maka air akan memutar
turbin. Turbin yang digunakan di PLTA Sutami merupakan jenis
turbin francis. Fungsi dari turbin ini adalah merubah energi
potensial dari aliran air menjadi energi mekanik berupa putaran.
Turbin dihubungkan dengan generator, sehingga saat turbin
berputar maka juga akan memutar generator. Putaran dari
generator inilah yang kemudian menghasilkan energi listrik.
Listrik yang dihasilkan dari genrator selanjutnya akan dialirkan
menuju main transformer untuk dinaikkan tegangannya menjadi
154kV untuk selanjutnya ditransmisikan ke sistem transmisi
Jawa-Madura-Bali.

15
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Gambar 3.1 Skema Proses Pembangkitan Listrik di PLTA Sutami

Dalam pengoperasiannya PLTA Sutami memiliki dua sistem


yang dapat digunakan, yaitu : sistem operasi lama, dan sistem
operasi baru. Kedua sistem ini dapat digunakan secara
bergantian, pada operasional normal sistem yang digunakan
menggunakan sistem operasi baru, dimana sistem telah
terintegrasi menggunakan perangkat PLC (Programmable Logic
Control) yang dapat dioperasikan melalui perangkat komputer.
Sedangkan untuk sistem operasi yang lama masih menggunakan
rangkaian relai dan masih belum terintegrasi satu sama lain.
Penggunaan dual system ini dimaksudkan agar dengan sistem
operasi yang baru lebih efisien dalam segi pengoperasian dan
apabila terjadi gangguan, peralatan masih dapat dioperasikan
secara manual menggunakan sistem operasi lama.

16
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

3.1.2 Sarana Prasarana PLTA Sutami


Dalam proses pembangkitan listrik di PLTA Sutami terdapat
beberapa sarana prasarana yang digunakan, diantaranya :

1. Bendungan
Bendungan berfungsi sebagai tempat penampungan air dari
berbagai sungai dan sumber air mengalir.

Type Rock Fill


Panjang puncak 823,5 m
Lebar puncak 13,7 m
Tinggi 97,5 m
Lebar dasar 400 m
Volume 6.156.000 m3
Elevasi puncak 279 m
Tabel 3.1 Data Bendungan PLTA Sutami

2. Saluran Pelimpah
Saluran Pelimpah berfungsi untuk melimpahkan air waduk
saat terjadi kelebihan elevasi maksimal yang telah
ditetapkan pada kondisi normal, untuk mencegah banjir, dan
mencegah rusaknya bendungan akibat meluapnya air banjir
melalui puncak serta untuk menjaga kestabilan air waduk.

Type Open cut memakai pintu air


Panjang Saluran 460 m
Kapasitas 1600 m3/detik
Panjang jembatan beton 12 m
Lebar jembatan beton 9,3 m
Panjang jembatan baja 12 m
Lebar jembatan baja 9,3 m
Tabel 3.2 Data Saluran Pelimpah PLTA Sutami

17
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Gambar 3.2 Saluran Pelimpah PLTA Sutami

3. Intake Gate
Intake Gate (tiga set Intake Gate) terdiri dari gate leaf
dengan bypass valve, house guide frame. Intake Gate
berfungsi untuk menutup dan membuka air yang akan
masuk menuju ke turbin.

Gambar 3.3 Intake Gate PLTA Sutami

18
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Type Fixed Gradian


Lebar dan tinggi 3,4 m
Bahan SM.SL-B-SS41
Berat 80,816 ton
Maksimal head 43,9 m
Tinggi angkat 47 m
Operation speed normal 1 m/menit
Operation speed darurat 4 m/menit
Tabel 3.3 Data Intake Gate PLTA Sutami

4. Surge Tank
Surge Tank berfungsi meredam tekanan air yang tiba-tiba
terjadi pada pipa pesat apabila debit air yang masuk ke
turbin berkurang atau berhenti. Surge Tank merupakan
bagian pengaman PLTA jika terjadi perubahan tekanan baik
karena perubahan elevasi waduk , tekanan gelombang dan
terjadinya fenomena waterhammer akibat penutupan katup
secara tiba-tiba.

Diameter Surge Tank 7m


Tinggi 50 m
Jumlah 3 buah
Tabel 3.4 Data Surge Tank PLTA Sutami

Gambar 3.4 Surge Tank PLTA Sutami

19
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

5. Pipa pesat (penstock)


Pipa pesat merupakan pipa yang digunakan untuk
mengalirkan air dari bendungan menuju inlet valve.
Jumlah 3 jalur
Diameter dalam 3,400mm - 3,200 mm
Berat 616,175 ton
Tinggi tekanan maksimal 133,069 m
Bahan SM 41B, SM 50B
Tebal pipa 11 - 19 mm
Tabel 3.5 Data Pipa Pesat PLTA Sutami

Gambar 3.5 Pipa Pesat PLTA Sutami

6. Turbin
Turbin adalah alat untuk merubah energi kinetik air menjadi
energi putar, yang kemudian tenaga putar ini ditransmisikan
melalui poros ke generator. Untuk turbin sendiri dikontrol
dengan Governor Hydrolik. PLTA Sutami menggunakan
jenis turbin francis untuk ketiga unit operasinya. Turbin
francis merupakan turbin dengan kontruksi air mengalir ke
runner dengan arah radial dan keluar dengan arah aksial,
perubahan arah terjadi ketika air melewati runner.

Type Vertical Francis – IRS


Efektif head 78 m
Max discharge 45,7 m3/detik
Max Ouput 36 MW
Putaran 250 rpm

20
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Standart Specification JEC-151 (1968)


Run away speed 456 rpm
Jumlah 3 unit
Tabel 3.6 Data Turbin PLTA Sutami

Gambar 3.6 Turbin Francis PLTA Sutami

7. Inlet Valve
Inlet Valve berfungsi untuk mengalirkan atau menghentikan
aliran air yang menuju ke turbin. Pada waktu turbin
beroperasi Inlet Valve terbuka penuh dan pada waktu tidak
beroperasi Inlet Valve tertutup. Inlet valve digerakkan oleh
Servo Motor yang bekerja secara hidrolis. Inlet Valve juga
dilengkapi dengan Bypass Valve yang dipasang secara
paralel.

Type Butterfly
Diameter 3,2 m
Panjang 1,2 m
Kapasitas Servo Motor 62.000 kg.m
Pergeseran Volume Katup Utama : 246 liter
Katup Bypass : 4,15 liter
Tabel 3.7 Data Inlet Valve PLTA Sutami

21
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Gambar 3.7 Inlet Valve PLTA Sutami

8. Generator
Generator adalah sebuah alat yang menghasilkan energi
listrik dari sumber energi mekanik, secara umum sesuai
dengan prinsip induksi elektromagnetik. PLTA Sutami
memiliki 3 unit pembangkit utama yang terletak dilantai B2
dimana turbin berada dibawah lantai B2 tersebut. Generator
dapat dilihat langsung dari ruang operator (kontrol). Pada
masing-masing generator terdapat sebuah Upper Bearing
yang terletak diatas rotor dan Lower Bearing yang letaknya
dibawah.

Type Kvc Vertical Shaft Semi Umberella


Kapasitas 39.000 kVa
Tegangan 11 Kv
Frekuensi 50 Hz
Form RCU
Type TAK
Putaran 250 rpm
Ampere 2047 A
Jumlah 3 Unit
Pole 24 pole salient pole
Pendingin recirculating air cooler
Phase 3 phasa
Power factor 0,9
Tabel 3.8 Data Generator PLTA Sutami

22
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Gambar 3.8 Generator PLTA Sutami

9. Baterai
Baterai pada PLTA Sutami digunakan untuk fungsi
penerangan lampu indikator, sebagai sumber daya relai yang
ada di pembangkit, untuk penerangan darurat pada ruang
kontrol, dan fungsi utamanya sebagai sumber penguat
medan ketika generator mulai beroperasi.

Merk SAFT
Larutan Elektrolit Ni-Cd
Tipe SCM 319-IEC
Jumlah Cell 85
Tegangan Cell 1.3 V
Tegangan Nominal 110.5 V
Kapasitas 310 AH
Tabel 3.9 Data Batetai PLTA Sutami

23
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Gambar 3.9 Baterai PLTA Sutami

10. Auto Voltage Regulator


AVR berfungsi untuk menjaga agar tegangan output
generator tetap konstan, karena perubahan beban sangat
mempengaruhi nilai tegangan output. Prinsip kerjanya
adalah AVR mengatur arus penguatan medan (eksitasi) pada
exciter, apabila tegangan output generator berkurang maka
arus yang dialirkan menuju exciter akan diperbesar, berlaku
pula sebaliknya. Tegangan kerja dari AVR bernilai 220 V
DC, bersumber dari genearator DC Shunt yang terpasang
satu poros dengan genrator utama.

11. Kompresor In Door


Kompresor In Door berguna untuk menghasilkan udara
bertekanan tinggi, yang selanjutnya akan digunakan untuk
sistem pneumatik, hidrolis, dan sistem pengereman
generator. Alat bantu ini sendiri dapat dioperasikan secara
manual (langsung pada lapangan), ataupun secara otomatis.

Manufaktur TOSHIBA
Daya 22 kW
Tegangan 380 V
Speed 970 rpm
Rating Continuos
Tabel 3.10 Data Kompresor In Door PLTA Sutami

24
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Gambar 3.10 Kompresor In Door PLTA Sutami

12. Lubrication Oil Tank


Lubrication Oil Tank merupakan alat bantu unit pembangkit
yang terdiri dari 2 unit, yakni unit A dan B. Dimana masing-
masing dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis.
Gunanya untuk menampung minyak pelumasan yang akan
di supplai menuju Upper Bearing dan Turbine Bearing
untuk melumasi, mengurangi gesekan, melindungi dari
korosi, dan mengalirkan panas.

Manufaktur TOSHIBA
Tipe STL-1600
Kapasitas 1520 liter
Tegangan 380 V
Arus 3.4 A
Speed 1420 rpm
Kapasitas 60 liter/menit
Tekanan Kerja 0.5 MPa
Tabel 3.11 Data Lubrication Oil Tank PLTA Sutami

25
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Gambar 3.11 Lubrication Oil Tank PLTA Sutami

13. Governor Press Tank


Governor Pressure Tank merupakan alat bantu unit
pembangkit yang terdiri dari 1 unit. Dimana dapat
dioperasikan secara manual maupun otomatis. Gunanya
untuk menggerakkan alat-alat hidrolik. Alat ini berisi fluida
kerja berupa udara dan minyak, untuk mengondisikan
tekanan dari fluida kerja governor press tank disuplai udara
bertekanan dari kompresor in door.

Manufaktur TOSHIBA
Tipe PTO 4800
Kapasitas total 4800 liter
Kapasitas udara 2800 liter
Kapasitas minyak 2000 liter
Tekanan kerja 25 bar
Tabel 3.12 Data Governor Pressure Tank PLTA Sutami

26
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Gambar 3.12 Governor Press Tank PLTA Sutami

14. Governor Sump Tank


Governor Sump Tank merupakan alat bantu unit pembangkit
yang terdiri dari 2 unit, yakni unit A dan B. Dimana masing-
masing dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis.
Gunanya untuk menampung minyak hidrolik yang akan di
supplai menuju Pressure Tank.

Manufaktur TOSHIBA
Kapasitas 4000 liter
Tipe Motor TIKK (Motor Induksi)
Tegangan 380 V
Arus 77 A
Speed 970 rpm
Rating Continuos
Tabel 3.13 Data Governor Sump Tank PLTA Sutami

27
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Gambar 3.13 Governor Sump Tank PLTA Sutami

15. Grease Pump


Grease Pump merupakan alat bantu unit pembangkit yang
terdiri dari 1 unit. Dimana dapat dioperasikan secara manual
maupun otomatis. Gunanya untuk mengalirkan grease
(Pelumas) pada peralatan yang bergesekan antara lain Inlet
Valve, Bypass Valve, Guide Collector Ring, dan Guide
Vane. Peralatan ini dilengkapi dengan Check Valve untuk
mencegah tekanan air menuju ke Grease Pump.

Gambar 3.14 Grease Pump PLTA Sutami

Manufaktur ISHIKAWAYIMA
Tipe SKA-121
Tekanan 100 bar
Kapasitas 2 liter
Tabel 3.14 Data Grease Pump PLTA Sutami

28
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

16. Reducing Valve


Reducing valve adalah peralatan/katup yang mengurangi
tekanan air dari pipa pesat dari 9 kg/cm2 diturunkan
menjadi 6 kg/cm2 menuju tandon (cooling tank) untuk
dipakai sebagai air pendingin unit generator. Apabila salah
satu reducing valve beroperasi (misalnya unit A) air tidak
cukup untuk pemakain (level air cooling tank mengalami
penurunan dan terjadi alarm) maka dapat diatasi dengan
menambah pengoperasian reducing valve yang satunya,
yaitu unit B). Apabila air cooling tank tidak cukup saat
reducing valve telah beroperasi dua unit (unit A&B dapat
diatasi dengan membuka valve by pass cooling tank.
Manufaktur KANTO VALVE
Inlet Pressure 9.35 – 6.05 bar
Outlet Pressure 4.2 bar
Debit 15600 liter/menit
Differential Pressure 5.15 – 1.85 bar
Valve Size 10 B 250
Tabel 3.15 Data Reducing Valve PLTA Sutami

Gambar 3.15 Reducing Valve PLTA Sutami

29
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

17. Strainer
Strainer merupakan alat bantu unit pembangkit yang terdiri
dari 2 unit yakni unit A dan B. Dimana masing-masing dapat
dioperasikan secara manual maupun otomatis. Gunanya
untuk menyaring air pendingin dari Cooling Tank yang akan
dialirkan menuju ke Heat Exchanger (Radiator, Cooler
Governoor Sump Tank, Cooler Lubrication Sump Tank,
Cooler Trush dan Lower Bearing) dan Shaft Shield.

Gambar 3.16 Strainer PLTA Sutami

18. Cooling Tank


Cooling Tank memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
menampung air untuk pendingin pembangkit, mensuplai air
pendingin ke Radiator, mensuplai air pendingin ke Oil
Cooler Governor Sump Tank, mensuplai air pendingin ke
Oil Cooler Lubricant Sump Tank, mensuplai air untuk Fire
Hydrant & toilet.

30
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Gambar 3.17 Cooling Tank PLTA Sutami

19. Kompresor Out Door


Kompresor Out Door berfungsi untuk mengisi udara
bertekanan di tangki udara dengan tekanan 30 kg/cm2 ,
melalui komponen reducing udara dirubah tekanannya
menjadi 15 kg/cm2 untuk keperluan membuka/menutup
peralatan transmisi, contoh : PMS 189 B, PMS 189 L, PMT
152.

Manufaktur TOSHIBA
Tipe CDW 55H
Tekanan Maksimal 32.5 bar
Discharge 270 liter/menit
Displacement 475 liter/menit
Speed 950
Daya 5.5 kW
Tabel 3.16 Data Kompresor Out Door PLTA Sutami

31
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Gambar 3.18 Kompresor Out Door PLTA Sutami

20. Disconnecting Switch


Peralatan ini dipergunakan sebagai penghubung / pemisah
sistem rangkaian listrik dalam keadaan tak berbeban pada
tegangan 11 kv dan 154 kv.
Operasi Pneumatik
Tipe THR 4A - 15
Arus 800 A
Tegangan 168 kV
Tabel 3.17 Data Disconnecting Switch PLTA Sutami

32
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Gambar 3.19 Disconnecting Switch PLTA Sutami

21. Trafo Utama (Main Transformator)


Trafo utama terdiri dari 3 transformator satu fasa dimana
lilitannya terendam dalam minyak. Fungsi dari Main
Transformator adalah untuk menaikkan tegangan yang
dihasilkan generator utama ke tegangan transmisi 154 kV.

Type DA/FA (self cooled)


Kapasitas rata – rata 19.500 kVA
Frekuensi 50 Hz
Tegangan rata - rata primer 11 kV
Tegangan rata - rata sekunder 154 kV
Tegangan impendansi 4,87% atau 9,73%
Standart JEC-168 (1966)
Tipe pendingin ONAN/ONAF
Suhu puncak 500 C
Hubungan kumparan Y/∆
Tabel 3.18 Data Trafo Utama PLTA Sutami

33
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Gambar 3.20 Trafo Utama PLTA Sutami

22. Emergency Diesel Generator


Peralatan bantu unit pembangkit yang digunakan untuk
membangkitkan daya untuk mengoperasikan peralatan
seperti Intake Gate, Inlet Valve, dan Kompresor apabila
PLTA mengalami berhenti operasi total.
Tipe Mesin Direct Fuel Injection,
Turbo Charge
Daya Mesin 240 PS
Speed 1500 rpm
Daya Generator 160 kW
Tegangan 220/380 V
Faktor Daya 0.8 lagging
Rating Continuous
Tabel 3.19 Data Emergency Diesel Generator PLTA Sutami

34
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Gambar 3.21 Emergency Diesel Generator PLTA Sutami

35
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

3.1.3 Bidang Penempatan Kerja Praktik

Bidang kegiatan yang ditempati penulis selama


melaksanakan kerja praktik di PLTA Sutami adalah bidang
pemeliharaan dengan fokus pada bidang kelistrikan dan sistem
kontrol. Pada bidang pemeliharaan ini memiliki tugas utama
yakni melakukan pengecekan dan perawatan secara berkala
terhadap peralatan-peralatan yang berkaitan dengan sistem
kelistrikan dan sistem kontrol di PLTA Sutami. Contoh dari
pekerjaan yang dilakukan seperti melakukan perawatan
bulanan terhadap generator, baterai, dan transformator.
Adapula tugas dari bidang pemeliharaan ini adalah apabila
terjadi gangguan pada operasi unit maka harus segera
melakukan perbaikan hingga unit dapat beroperasi kembali.
Selama masa kerja praktik penulis mempelajari secara
keseluruhan peralatan-peralatan apa saja yang digunakan
dalam operasional sebuah PLTA, mulai dari jenis peralatan,
prinsip kerja, pengoperasiannya, hingga bagaimana perawatan
yang dilakukan. Dari sekian banyak peralatan, penulis memilih
untuk mempelajari secara lebih rinci inlet valve. Dikarenakan
inlet valve merupakan salah satu perlatan penting dalam proses
pembangkitan listrik di PLTA, maka dari itu diperlukan sebuah
pemahaman mengenai bagaimana prinsip kerjanya,
komponen-komponen penyusunnya, metode perawatan yang
harus dilakukan, dan metode perbaikan apabila terjadi
kerusakan. Maka dari itu penulis melakukan analisa terhadap
peralatan ini dengan tujuan untuk mengetahui dampak yang
ditimbulkan akibat pengoperasian secara terus menerus,
faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi operasionalnya,
hingga metode perawatan atau perbaikan yang dapat dilakukan
kedepannya.

36
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

3.2 Kontribusi
Kontribusi yang diberikan oleh penulis kepada pihak PT. PJB
UP Brantas berupa hasil analisa mengenai kendala pengoperasian inlet
valve unit 3 PLTA Sutami. Analisa ini berisi prinsip kerja dari inlet
valve, komponen-komponen penyusun inlet valve beserta penjelasan
mengenai fungsi tiap bagiannya, lalu pemetaan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kondisi operasional inlet valve, dan yang
terkahir kesimpulan berupa langkah perawatan atau perbaikan yang
dapat dilakukan kedepannya.

3.2.1 Inlet Valve

Gambar 3.22 Inlet Valve tipe Butterfly

Inlet Valve merupakan peralatan yang berguna untuk meneruskan


ataupun menghentikan aliran air dari pipa pesat (penstock) yang
menuju ke turbin air. Pemasangan inlet valve berada diantara penstock
dengan spiral casing. Pada PLTA Sutami inlet valve yang digunakan
berjenis butterfly, penggunaan valve jenis ini dikarenakan tipe
butterfly secara umum didunia industri memiliki keunggulan dalam
kondisi operasi aliran dengan debit yang tinggi dan tekanan rendah
hingga sedang. Selain itu valve jenis ini memiliki kelebihan dalam
mengatur jumlah debit yang dapat dialirkan karena konstruksinya
yang dirancang dapat menahan daya abrasi dari air melalui
mekanisme bukaan berdasarkan derajat posisi disc. Perubahan derajat
posisi disc ini diatur menggunakan sistem minyak hidrolis dari sistem

37
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

minyak governor. Untuk bagian-bagian dari inlet valve sebagai


berikut :

Gambar 3.23 Komponen Butterfly Valve

Secara garis besar fungsi komponen dari butterfly valve sebagai


berikut :
1. Body : merupakan bagian yang digunakan untuk
menyatukan seluruh komponen, lalu sebagai media untuk
pemasangan pada instalasi perpipaan.
2. Disc : bagian yang dapat berupa dari plat baja satu lapis
maupun dua lapis, befungsi sebagai media yang meghalangi
aliran air. Bagian ini dapat berubah posisinya, dari varaiasi
posisi disc ini yang menyebabkan perubahan debit aliran.

38
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

3. Stem : bagian ini merupakan poros utama untuk


menggerakkan disc.
4. Seat : bagian ini berfungsi sebagai sekat penghalang antara
bagian dalam valve dengan body.
5. Steam Packing & Bearing : bagian ini berfungsi sebagai
bantalan yang menahan gaya radial agar stem dapat
melakukan gerak rotasi.
6. Thrust Bearing : bagian ini berfungsi untuk menahan
resultan gaya aksial dari disc.

Dalam pengoperasiannya inlet valve ini juga dilengkapi dengan


bypass valve yang dipasang secara paralel (sejajar horizontal).
Fungsi dari bypass valve ini adalah untuk mengisi spiral casing
dengan air hingga penuh sebelum inlet valve dioperasikan. Hal
ini dilakukan agar saat inlet valve mulai dibuka perbedaan
tekanan antara sisi masuk dan keluar dari inlet valve tidak
mengalami perbedaan tekanan yang cukup besar, sehingga efek
kerusakan pada disc akibat momentum aliran air dapat
dikurangi. Pada PLTA Sutami inlet valve didesain dengan
kondisi operasi pada head maksimal 93.5 meter dan dapat
beroperasi menutup sempurna kurang dari 150 detik termasuk
operasi by-pass valve. Bahan pembuatan komponen-komponen
penyusun inlet valve ini sebagian besar merupakan baja cor,
material baja cor dipilih karena memiliki sifat ketahanan yang
baik dalam jangka waktu yang lama dan tidak mudah mengalami
korosi. Sistem kerja dari inlet valve sepenuhnya secara mekanik
menggunakan sistem hidrolis dari sistem minyak governor,
dimana akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.

Gambar 3.24 Inlet Valve & By-Pass Valve

39
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

3.2.2 Solenoid Valve

Pada sistem operasi inlet valve juga terdapat suatu komponen


solenoid valve. Komponen ini merupakan elemen kontrol yang
paling sering digunakan dalam suatu aliran fluida. Fungsi komponen
ini adalah untuk mengalirkan atau mencampurkan suatu fluida.
Penggunaan komponen ini banyak ditemui pada industri seperti :
minyak dan gas, petrokimia, pembangkit, pengolahan limbah, dan
sebagainya. Solenoid valve bekerja secara elektromekanikal dimana
terdapat kumparan (coil) sebagai penggeraknya. Ketika kumparan
tersebut mendapatkan suplai tegangan (AC / DC) maka kumparan
tersebut akan berubah menjadi medan magnet sehingga
menggerakkan piston (plunger) yang berada didalamnya. Dengan
terangkatnya piston ini maka akan membuka ruang bagi fluida untuk
mengalir.

Penggunaan solenoid valve di PLTA Sutami juga terletak pada


sistem pengoperasian inlet valve, dimana solenoid valve digunakan
sebagai komponen untuk menghentikan/mengalirkan minyak
bertekanan dari sistem minyak governor, yang selanjutnya
digunakan untuk mengoperasikan motor hidrolik. Soloneid valve
yang beroperasi untuk pengoperasian inlet valve ini memiliki kode
21s, dimana aliran minyak tekan dari komponen ini akan dialirkan
ke distributing inlet valve dan distributing bypass valve. Solenoid
ini mendapatkan daya dari tegangan 110V DC yang disuplai dari
sistem PLTA Sutami.

Gambar 3.25 Solenoid Valve 21s

40
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Untuk penjelasan mengenai bagian dari solenoid valve adalah


sebagai berikut:
1. Body Valve 6. Kabel Suplai
2. Inlet Port Tegangan
3. Outlet Port 7. Piston
4. Casing 8. Pegas
5. Coil 9. Orifice

3.2.3 Sistem Minyak Hidrolis

Sistem minyak yang digunakan untuk mengoperasikan Inlet Valve


adalah sistem minyak governor, dimana sistem ini terdiri dari
pompa, sump tank, saluran minyak, dan tangki tekan. Tangki tekan
merupakan sumber minyak untuk governor dan servomotor. Level
minyak pada tangki tekan dipertahankan dari 1/3 hingga ¼ dari
volume tangki pada saat motor akan bekerja hingga mencapai
kecepatan maksimum, kemudian unloader valve akan menghentkan
aliran minyak kedalam sump tank. Selanjutnya tekanan tersebut
akan membuka check valve dan akhirnya pompa dapat menaikkan
level minyak didalam tangki tekan. Jika terdapat dua pompa yang
dipakai/dipasang, maka akan ada pengaturan tambahan dari pegas
pilot valve. Pegas ini diatur untuk memilih pompa yang diinginkan
untuk melakukan siklus pemompaan secara normal/ pada operasi
normal. Pengambil alihan operasi oleh pompa lainnya biasanya
diatur berdasarkan batas yang lebih rendah, umumnya pompa
primer (lead pump) telah diatur untuk bekerja pada suatu level
minyak tekan yang rendah 5 hingga 10 found diatas pompa
cadangan (standby lag pump), jenis kontrol ini dinamakan “echelon
control”.

Pada sistem minyak governor, minyak yang digunakan umumnya


memiliki kekentalan dan kualitas yang sama seperti minyak pelumas
pada sistem bantalan (bearing) dari unit generator. Kekentalan
minyak yang dipilih biasanya akan tergantung pada temperatur
dimana governor akan bekerja, sebagai contoh kualitas 150 SS untuk
temperatur kerja yang rendah, 250 SS untuk temperatur kerja
sedang, dan 350 SS untuk temperatur kerja yang tinggi. Minyak
harus memiliki kualitas memiliki yang baik, menghilangkan udara
yang terbawa dengan cepat menjadi padat pada kondisi operasi

41
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

normal. Untuk jenis minyak yang digunakan pada sistem minyak


governor adalah U1 & U2 turalik 52 & U3 FBKL 140. Hal yang
sering menyebabkan berkurangnya kualitas minyak ini adalah
kontaminasi dan oksidasi. Ada beberapa indikasi visual yang dapat
terlihat dari menurunnya kualitas suatu minyak, diantaranya :
adanya lumpur, warna yang menggelap/tidak bening, sedimen atau
filter yang kotor. Untuk mengetahui secara jelas kondisi minyak
dapat dilakukan tes laboraturium dengan parameter seperti
kandungan uap lembab, kekentalan, berat jenis, titik leleh (flash
point), angka netralisasi serta adanya sedimentasi. Apabila kondisi
minyak sudah tidak memenuhi standar operasional maka minyak
harus dibuang dan dilakukan penggantian dengan minyak yang baru.

Gambar 3.26 Sistem Minyak Tekan Governor

42
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Secara umum gambaran sistem minyak governor yang digunakan


untuk mengoperasikan inlet valve adalah sebagai berikut :
1. Governor Sump Tank¸alat ini merupakan tempat penampungan
minyak yang digunakan dalam sistem hidrolis. Kapasitas
maksimalnya 4000 liter, dan dalam kondisi operasi volume dari
sump tank minimal 60% dari kapasitas maksimal.
2. Pompa, alat ini digunakan untuk mengalirkan minyak dari sump
tank menuju ke pressure tank. Jenis pompa yang digunakan
yakni sine curve gear pump dengan kapasitas pemompaan 500
liter/menit.
3. Kompresor In Door, alat ini digunakan untuk memberikan
injeksi udara bertekanan kedalam pressure tank. Tekanan udara
yang dihasilkan oleh kompresor mencapai 30 kg/cm2.
4. Governor Pressure Tank, alat ini digunakan untuk
mengondisikan agar minyak memiliki tekanan mencapai 24.5 –
26 kg/cm2. Mekanisme kerja dari alat ini adalah udara
bertekanan yang diinjeksikan oleh kompresor menekan volume
fluida didalam tank, dikarenakan tank berisi 2 jenis fluida yakni
udara dan minyak, maka minyak akan tertekan oleh udara yang
terkompresi hingga tekanannya meningkat dan dapat digunakan
untuk operasi.
5. Solenoid 21s, alat ini merupakan komponen kontrol yang
digunakan untuk mengalirkan maupun menghentikan aliran
minyak tekan.
6. Distributing Valve, alat ini merupakan komponen yang
digunakan untuk mengalirkan minyak untuk menggerakkan
motor hidrolik. Selain itu dikarenakan pengoperasian inlet valve
ini merupakan rangkaian dari bukaan by-pass valve kemudian
main valve alat ini berfungsi untuk mengalirkan minyak secara
berurutan ke masing-masing motor hidrolik.
7. Servo Motor, alat ini berfungsi mengubah tekanan dari minyak
menjadi tenaga putar. Jenis servo motor yang digunakan yakni
Piston Hydraulic Motor. Setelah menggerakkan servo motor
aliran minyak akan ditahan oleh distributing valve, sebagian lagi
akan kembali ke Governor Sump Tank dan siklus ini akan terus
berulang.

43
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Kompresor In
Door

Governor Sump Governor Distributing


Pompa Solenoid 21s Motor Hidrolik
Tank Pressure Tank Valve

Gambar 3.27 Flowchart Sistem Kerja Minyak Governor

Pada gambar lampiran 2 merupakan diagram pipa untuk sistem


penggerak dari inlet valve & bypass valve. Dimana merupakan
pipa dengan minyak bertekanan dari sistem minyak governor
dengan tekanan antara 24.5 kg/cm2 hingga 26 kg/cm2. Setelah
selenoid 21s bekerja maka minyak bertekanan akan mengalir
menuju komponen Distributing Inlet Valve & Distributing
Bypass Valve. Fungsi dari kedua komponen ini sama, yakni
sebagai media penghantar dari minyak bertekanan untuk
menggerakkan motor hidrolik yang selanjutnya akan
membuka/menutup inlet valve & bypass valve. Untuk sistem
kerja dari distributing valve ini adalah ketika solenoid 21s telah
bekerja maka minyak akan mengalir menuju distributing bypass
valve, lalu minyak akan menggerakkan piston motor hidrolik
pada bypass valve dengan tekanan 25 kg/cm2. Lama operasi dari
bukaan bypass valve ini kurang lebih selama 41 detik hingga
spiral casing terisi penuh dengan air. Apabila by-pass valve telah
terbuka penuh maka posisi piston pada gambar 3.28 berubah dari
posisi (S) menjadi (O), perubahan posisi piston ini menyebabkan
distributor by-pass valve mengirimkan tekanan melalui pipa 23-
08 untuk membuka distributing main valve, selanjutnya dengan
mekanisme yang sama main valve juga akan terbuka. Hal ini
Sesuai dengan persyaratan dimana tekanan air antara bagian sisi
masukan dari inlet valve dan sisi keluarannya harus sama apabila
akan membuka main valve. Saat posisi inlet valve telah terbuka
penuh maka posisi piston menyebabkan minyak yang berada
didalam pipa 23-03 menekan saluran didalam distributing main
valve dan mengaktifkan aliran drain pada pipa 24-01. Hal ini
menyebabkan aliran minyak pipa 23-11 teralihkan ke aliran
drain dan membuat posisi piston tertahan secara penuh dari
aliran minyak valve 20K. Mekanisme ini digunakan untuk
mempertahankan posisi piston tetap pada kondisi membuka

44
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

secara penuh tanpa harus mengalirkan minyak tekan secara terus


menerus. Lama proses pembukaan dari inlet valve hingga
terbuka secara penuh kurang lebih membutuhkan waktu 87 detik.
Untuk waktu total pengoperasian dari inlet valve ini
membutuhkan waktu sekitar 120 – 130 detik, hal ini sesuai
dengan standar operasi yang telah ditentukan yakni operasi
buka/tutup inlet valve tidak boleh lebih dari 150 detik.

3.2.4 Distributing Valve

Pada dunia industri distributing valve lebih dikenal sebagai


hydraulic flow divider dimana komponen ini digunakan sebagai
media untuk membagi aliran fluida maupun untuk menjalankan
operasi secara bertingkat (cascade). Prinsip kerjanya adalah satu
pipa masukan dapat mengoperasikan lebih dari satu alat secara
bergantian ataupun bersamaan. Seperti pada gambar 3.28 dimana
konstruksi dari hydraulic flow divider memiliki dua buah masukan
dan 2 buah keluaran, dan pada bagian dalam terdapat pegas yang
bisa bergerak pada arah horizontal. Hal ini dimaksudkan apabila
pegas mendapatkan gaya tekan dari suatu fluida maka pegas itu
dapat bergerak ke kanan ataupun ke kiri, dari posisi pegas inilah
bagian untuk mengalirkan fluida dari sisi luar dengan dalam
komponen dapat bertemu sehingga fluida dapat mengalir.

Gambar 3.28 Distributing Valve

45
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

3.2.5 Servo Motor

Servo motor merupakan sebuah aktuator mekanik yang merubah


aliran dan tekanan hidrolis menjadi torsi atau tenaga putaran. Alat
ini menjadi satu bagian dari sebuah sistem hidrolik selain silinder
hidrolik. Jika pompa hidrolik berfungsi untuk menghasilkan tekanan
dan aliran tertentu pada suatu sistem hidrolik, maka servo motor
bertugas merubah kembali tekanan hidrolik menjadi tenaga putar.
Servo motor dapat bekerja pada dua arah putaran motor sesuai
dengan kebutuhan penggunaan. Servo motor ini pula yang menjadi
penggerak dari disc pada butterfly valve sehingga dapat membuka
atau menutup.

Gambar 3.29 Piston Hydraulic Motor

Jenis servo motor yang digunakan di PLTA Sutami merupakan jenis


piston hydraulic motor dengan kapasitas mencapai 61600 kg.m.
Jenis piston ini merubah tekanan suatu aliran fluida menjadi tenaga
putar melalui mekanisme posisi piston, dimana apabila piston
menerima tekanan dari fluida maka piston akan berubah posisinya.
Perubahan posisi piston ini menyebabkan tuas yang dikopelkan
dengan piston akan bergerak dalam arah radial dan mengakibatkan
menutup/membukanya main valve. Keunggulan penggunaan jenis
servo motor ini adalah karena torsi yang dihasilkan besar dan relatif
konstan.

46
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

3.2.6 Sistem Operasi Inlet Valve

Untuk mekanisme pengoperasian inlet valve terdapat beberapa


tahap, yakni :
1. Memutar master control pada desk board dari posisi ”Stop”
menjadi “Inlet Valve”.
2. Bypass valve akan membuka.
3. Setelah Spiral Casing terisi penuh air, inlet valve akan
membuka sampai 100% dengan perkiraan waktu 110-120 detik.
4. Solenoid 21 S kerja load limit akan membuka 18-20%,
bergantung pada elevasi waduk.
5. Indikator “Stop” akan padam.
6. Indikator “Prepare” akan padam.
7. Saat inlet valve telah terbuka secara penuh, maka indikator
“Inlet Valve” akan menyala.

Pada gambar lampiran 3 merupakan diagram alur rangkaian proses


pengoperasian inlet valve. Pada gambar tersebut dijelaskan bahwa
agar dapat mengoperasikan inlet valve harus menyelesaikan proses
sebelumnya yakni “Preparing Complete” dimana pada gambar
disimbolkan dengan “1X”. 1X adalah penomoran untuk komponen
auxiliary relay for preparing dengan fungsi untuk mengetahui
apakah seluruh sistem yang termasuk dalam persiapan
pengoperasian PLTA sudah beroperasi. Rincian dari komponen
yang termasuk kedalam sistem prepare sebagai berikut :
1. 8D ON : Sumber tegangan DC untuk generator telah aktif
2. 8A ON : Sumber tegangan AC untuk generator telah aktif
3. 43-20 WC OPEN : Water Cooling Valve telah terbuka
4. 63Q1 : Tekanan minyak pada sistem minyak governor normal
5. 33BR : Brake Release, sistem pengereman pada generator
telah terlepas
6. 86-1, 86-2, 86-3 : Lockout relays telah direset
7. 20WCZ : Solenoid valve air pendingin telah bekerja
8. 63A1 : Tekanan udara untuk sistem pengereman normal 9.5 –
10.5 kg/cm2
9. 21l : Kondisi inlet valve tertutup secara penuh
10. 69WT : Air pendingin telah mengalir
11. 74l : Kondisi Guide Vane pada posisi terkunci
12. 69QBT : Minyak pelumasan pada bearing telah mengalir
13. 152- : Kondisi Generator Unit Circuit Breaker terbuka

47
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Apabila keseluruhan rangkaian sistem operasi prepare ini telah aktif


maka auxiliary relay for preparing (1X) baru bisa aktif, dan akan
ada indikator dengan menyalanya lampu “PREPARE” pada
deskboard di control room, baru dapat melanjutkan ke proses
selanjutnya yakni pengoperasian inlet valve. Apabila inlet valve
telah terbuka secara penuh maka akan ada komponen limit switch
yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal ke sistem operasi,
ditandai dengan indikator “INLET VALVE” pada main board di
ruang kontrol akan menyala, selanjutnya sistem akan melanjutkan
pada operasi berikutnya. Pada P&ID sistem minyak tekan limit
switch ini diberi tag number 21SZ ( limit switch control valve),
letaknya berada di bagian atas servo motor.

Gambar 3.30 Limit Switch Control Valve & Indikator Posisi Valve

48
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

3.2.7 Analisa Kendala Operasional

Seperti yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya, bahawa inlet
valve termasuk peralatan yang dikategorikan critical purpose karena
perannya yang sangat vital dalam proses pembangkitan di PLTA.
Namun peralatan ini pun pernah mengalami kendala dalam
pengoperasiannya, yakni by-pass valve yang tidak dapat membuka
secara penuh yang mengakibatkan main valve tidak dapat terbuka.
Pada pembahasan di bagian sistem hidrolis telah dijelaskan
bahwasannya pengoperasian inlet valve sepenuhnya secara mekanik
melalui mekanisme hidrolis dari sistem minyak governor. Pada
sistem minyak governor terdapat komponen distributing valve yang
berfungsi untuk menaglirkan minyak menuju servo motor, ketika
komponen ini tidak dapat mengalirkan minyak menuju motor maka
dapat dipastikan main valve maupun by-pass valve tidak dapat
terbuka. Untuk penanganan yang dilakukan ketika terjadi kendala
operasi inlet valve sebagai berikut:

1. Merubah sistem operasi dari “NEW” menjadi “OLD”, dimana


sistem pengoperasian peralatan di unit PLTA dapat
dioperasikan secara manual di lapangan.
2. Melakukan pemeriksaan tekanan dan level minyak pada
Governor Pressure Tank, dimana tekanan normal untuk
operasi bernilai 25 kg/cm2 dan level minyak 1085 mm. Karena
tekanan dan level normal, pemeriksaan dilakukan pada
peralatan selanjutnya. Namun apabila terjadi permasalahan
pada Governor Pressure Tank maka dapat dilakukan langkah
penanganan dengan mengoperasikan Governor Sump Tank dan
Kompresor In Door secara manual melalui langkah sebagai
berikut :

49
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

a. Memutar switch MCC unit 3 untuk pengoperasian Governor


Sump Tank dari auto menjadi manual

Gambar 3.31 MCC Unit 3

b. Mengoperasikan Governor Sump Tank Secara manual melalui


tombol yang terletak di lantai B3

Gambar 3.32 Push Button Governor Sump Tank Unit 3

50
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

c. Membuka penuh seluruh valve yang masuk menuju Goernor


Pressure Tank.

Gambar 3.33 Valve Governor Pressure Tank Unit 3

d. Mengoperasikan Kompresor In Door secara manual.

Gambar 3.34 Push Button Kompresor

e. Jika masih terdapat masalah pada tekanan dan level minyak di


governor pressure tank maka dapat dilakukan pemeriksaan pada
sumber tegangan 380V AC sebagai suplai dayanya maupun
kemungkinan adanya kebocoran minyak pada intalasi perpipaan.

51
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

3. Mengatur bukaan valve aliran minyak hidrolis yang menuju


distributing inlet valve & distributing by-pass valve. Letak
valve yang digunakan untuk mengatur aliran ini terdapat pada
dasar lantai B2.

Gambar 3.35 Valve menuju Distributing Valve

4. Mengoperasikan solenoid 21s secara manual, letak solenoid ini


terdapat pada bagian bawah Governor Cabinet di lantai B2

Gambar 3.36 Solenoid 21s

52
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

5. Langkah 3 & 4 terus diulangi hingga by-pass valve dapat


terbuka secara penuh dan main valve dapat terbuka. Hal ini
dilakukan karena dalam instalasi perpipaan minyak hidrolis
yang menuju distributing valve tidak terdapat flow meter &
pressure gauge untuk mengetahui kondisi aliran, sehingga
dilakukan pengaturan melalui metode trial & error.

Pada gambar lampiran 2 dijelaskan mengenai aliran sistem minyak


governor yang berkaitan dengan mekanisme penggerak main valve
& by-pass valve, dimana penggerak dari by-pass valve dikendalikan
oleh distributing valve sehingga kemungkinan penyebab kegagalan
operasi yang terjadi dapat disimpulkan menjadi 2, yakni kondisi
distributing valve yang mengalami kerusakan dikarenakan faktor
lama pemakaian dan bukaan valve yang tidak terbuka penuh
sehingga aliran minyak tidak mencapai tekanan kerjanya yakni 25
kg/cm2.

53
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

3.2.8 Analisa Menggunakan Metode FMEA

Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) merupakan suatu


prosedur secara terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah
sebanyak mungkin mode kegagalan (failure mode). Metode ini
merupakan salah satu tool yang digunakan dalam metode Lean Six
Sigma. Keunggulan metode FMEA ini adalah hemat biaya karena
dilakukan secara sistematis dan memiliki fokus pada penyebab yang
potensial dari sebuah kegagalan, dan juga hemat waktu karena lebih
tepat sasaran. Metode ini membantu untuk mengidentifikasi
potential failure mode yang didasarkan pada kejadian dan
pengalaman yang telah lalu yang berkaitan dengan produk atau
proses yang serupa. Dan potensi yang telah diidentifikasi akan
diklasifikasikan menurut besarnya potensi kegagalan dan
dampaknya terhadap proses.

Prosedur dalam penggunaan metode ini adalah sebagai berikut :


1. Menentukan batasan proses sesuai fokus yang akan diamati
2. Mendeskripsikan proses secara lengkap
3. Menentukan parameter dari tiap proses yang akan diamati
4. Mengidentifikasi potensi kegagalan dari tiap proses
5. Mempelajari penyebab kegagalan dari pengaruhnya
6. Menentukan langkah penanggulangan yang dapat diberikan
pada masing-masing potensi kegagalan

Untuk sistem penilaian dari identifikasi yang akan dilakukan


memiliki standar baku, yakni :
1. Tingkat Keparahan ( Severity (S))
Penilaian keseriusan dampak dari bentuk kegagalan
potensial.

Ranking Severity Deskripsi


10 Berbahaya tanpa Kegagalan sistem yang
peringatan menghasilkan efek sangat
berbahaya
9 Berbahaya dengan Kegagalan sistem yang
peringatan menghasilkan efek berbahaya
8 Sangat tinggi Sistem tidak beroperasi

54
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

7 Tinggi Sistem beroperasi tetapi tidak dapat


dijalankan
secara penuh
6 Sedang Sistem beroperasi dan aman tetapi
mengalami penurunan
performa sehingga
mempengaruhi output
5 Rendah Mengalami penurunan kinerja
secara bertahap
4 Sangat rendah Efek yang kecil pada performa
system
3 Kecil Sedikit berpengaruh pada kinerja
system
2 Sangat kecil Efek yang diabaikan pada kinerja
system
1 Tidak ada efek Tidak ada efek

Tabel 3.20 Parameter Severity

2. Keterjadian (Occurance (O))


Intensitas potensi kegagalan menyebabkan kegagalan suatu
proses.
Ranking Occurrence Diskripsi
10 sangat tinggi Sering gagal
9
8 Tinggi Kegagalan yang berulang
7
6 Sedang Jarang terjadi kegagalan
5
4 Rendah Sangat kecil terjadi kegagalan
3
2 Tidak Pernah Hampir tidak ada kegagalan
Tabel 3.21 Parameter Occurane

55
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

3. Deteksi (Detection (D))


Penilaian dari kemungkinan alat/proses tersebut dapat
mendeteksi penyebab potensial terjadinya suatu bentuk
kegagalan.

Ranking Detection Deskripsi


10 Tidak pasti Perawatan preventif tidak mampu mendeteksi
penyebab potensial kegagalan dan mode
kegagalan.
9 Sangat Kecil Perawatan preventif memiliki kemungkinan
“very remote” untuk mampu mendeteksi
penyebab potensial kegagalan dan mode
kegagalan.
8 Kecil Perawatan preventif memiliki kemungkinan
“remote” untuk mampu mendeteksi penyebab
potensial kegagalan dan mode kegagalan
7 Sangat Perawatan preventif memiliki kemungkinan
Rendah rendah mendateksi penyebab potensial
kegagalan
6 Rendah Perawatan preventif memiliki kemungkinan
rendah untuk mendeteksi penyebab potensial
atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan
5 Sedang Perawatan preventif memiliki kemungkinan
“Moderate” untuk mendeteksi penyebab
potensial kegagalan dan mode kegagalan
4 Menengah Perawatan preventif memiliki kemungkinan
Keatas “Moderately High” untuk mendeteksi penyebab
potensial kegagalan dan mode kegagalan
3 Tinggi Perawatan preventif memiliki kemungkinan
tinggi untuk mendeteksi penyebab potensial
kegagalan
2 Sangat Perawatan preventif memiliki
Tinggi kemungkinan sangat tinggi untuk
mendeteksi penyebab kegagalan
1 Hampir pasti Perawatan preventif akan selalu mendeteksi
penyebab potensial kegagalan dan mode
kegagalan
Tabel 3.22 Parameter Detection

56
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

4. Nomor Prioritas Resiko (Risk Priority Number (RPN))


Angka prioritas resiko yang didapatkan dari perkalian
Severity, Occurance, dan Detection. Angka ini pula yang
menjadi kesimpulan tingkat prioritas pemeliharaan suatu
alat/proses dikarenakan kemungkinannya untuk mengalami
kegagalan.

𝑅𝑃𝑁 = 𝑆𝑒𝑣𝑒𝑟𝑖𝑡𝑦 𝑥 𝑂𝑐𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑐𝑒 𝑥 𝐷𝑒𝑡𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛

Begitu pula FMEA yang digunakan untuk menganalisa inlet valve


ini, penulis merincikan beberapa elemen sebagai potential failure
yang selanjutnya akan dibobotkan berdasarkan parameter yang ada
untuk selanjutnya disimpulkan. Dalam memperoleh data yang
dipergunakan untuk melakukan analisa, penulis melakukan
wawancara ke bidang pemeliharaan dan bidang operasi mengenai
parameter-parameter yang telah penulis susun. Form penilaian yang
digunakan oleh penulis disertakan dalam lampiran. Untuk hasil
perhitungan FMEA sebagai berikut :

No. Peralatan Fungsi RPN


1 Governor Tangki penyimpanan minyak untuk 36.33
Sump Tank sistem hidrolis
2 Kompresor In Menginjeksi udara bertekanan ke 18.75
Door Governor Pressure Tank
3 Governor Sumber minyak bertekanan untuk 15.17
Pressure Tank sistem hidrolis
4 Solenoid 21s Komponen kontrol aliran minyak 22
5 Distributing Menyalurkan minyak menuju servo 13.33
Valve motor
6 Auxiliary Elemen kontrol untuk sistem 30.33
relay for operasi “Prepare”
preparing
7 Servo Motor Penggerak disc main valve & disc 24
by-pass valve
Tabel 3.23 Hasil Perhitungan FMEA

Berdasarkan tabel 3.20 dari 7 peralatan yang termasuk dalam sistem


pengoperasian inlet valve, masing-masing peralatan memiliki nilai
RPN (Risk Priority Number) yang berbeda. Semakin besar nilai
RPN suatu peralatan maka menandakan semakin riskan peralatan

57
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

tersebut mengalami kerusakan atau gangguan, sehingga harus


mendapatkan prioritas yang lebih dari segi pemeliharaan. Untuk
tingkat prioritas pemeliharaan peralatan sebagai berikut :
1. Governor Sump Tank
2. Auxiliary relay for preparing
3. Servo Motor
4. Solenoid 21s
5. Kompresor In Door
6. Governor Pressure Tank
7. Distributing Valve

3.2.9 Langkah Pemeliharaan


Setelah mengetahui fungsi dan kemungkinan kegagalan dari
masing-masing perlatan yang termasuk dalam sistem pengoperasian
inlet valve, langkah selanjutnya adalah menentukan pemeliharaan
maupun perbaikan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
kegagalan operasi. Salah satu bentuk pemeliharaan yang dapat
dilakukan adalah pencegahan (preventive maintenance), diantaranya
adalah pemeliharaan berkala yang terjadwal seperti membersihkan
peralatan dan penggantian suku cadang untuk mencegah terjadinya
kerusakan mesin secara mendadak yang dapat mengganggu
kelancaran operasi. Pemeliharaan ini biasanya dilakukan dalam
jangka waktu harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Penulis
membagi langkah pemeliharaan pada tiap peralatannya agar lebih
mudah dalam proses pelaksanaannya.

1. Governor Sump Tank


a. Pemeliharaan harian
- Periksa kerja dari Water Contamination.
- Periksa level minyak didalam Governor Sump Tank.
- Periksa kebocoran minyak pada instalasi perpipaan.
b. Pemelihraan tahunan
- Flushing minyak.
- Pengambilan contoh minyak untuk dikirim ke
laboratorium setiap 6 bulan sekali.
- Apabila hasil laboraturium ada rekomendasi bahwa
minyak tidak bisa dipakai, maka dilaksanakan
penggantian.

58
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

2. Auxiliary relay for preparing


a. Pemeliharaan tahunan
- Bersihkan tutup panel relai.
- Bersihkan komponen-komponen relai dari debu /
kotoran.
- Ukur tegangan output DC to DC
- Injeksi sekunder pada posisi setting dan bandingkan
hasilnya dengan karakteristik dalam buku
panduannya.

3. Servo Motor
a. Pemeliharaan bulanan
- Periksa kebocoran air pada seal dibagian poros
penggerak disc.
- Periksa kebocoran minyak pada instalasi perpipaan.
- Bandingkan lama waktu membuka dari main valve &
by-pass valve dalam jangka waktu 3 bulan terakhir
untuk memprediksi kondisi piston (L-Packing) masih
baik apa tidak.

4. Solenoid 21s
a. Pemeliharaan bulanan
- Bersihkan solenoid dari debu / kotoran.
- Periksa kondisi pegas yang menggerakkan handle
solenoid.
- Periksa bagian koil apakah terdapat uap air atau
bocoran minyak yang dapat mempengaruhi kerja
solenoid.
- Periksa sumber daya DC 110V yang menyuplai
solenoid.

59
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

5. Kompresor In Door
a. Pemeliharaan harian
- Bersihkan area sekitar kompresor in door.
- Lakukan pengosongan air pada separator agar tidak
terjadi kontaminasi pada bagian dalam kompresor.
b. Pemeliharaan bulanan
- Bersihkan magnet kontaktor.
- Megger motor untuk mengetahui besar isolasi belitan.
- Ukur tegangan dan arus kerja dari motor.

6. Governor Pressure Tank


a. Pemeliharaan harian
- Periksa level minyak didalam tangki.
- Periksa tekanan minyak didalam tangki.
- Pastikan seluruh valve dalam kondisi terbuka penuh.
- Pastikan relay tekanan dan relay temperatur dalam
kondisi normal.

7. Distributing Valve
a. Pemeliharaan bulanan
- Periksa kebocoran minyak pada instalasi perpipaan.
- Periksa kondisi sambungan antara pipa dengan body
valve.
- Bandingkan lama waktu membuka dari main valve &
by-pass valve dalam jangka waktu 3 bulan terakhir
untuk memprediksi kondisi valve masih baik apa tidak.

60
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

3.3 Korelasi Kegiatan Kerja Praktik dengan Mata Kuliah


Berikut merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
penulis selama masa kerja praktik beserta keterkaitannya dengan
materi kuliah yang telah diperoleh :

No. Kegiatan Deskripsi Materi kuliah


yang terkait
1. Safety Briefing Peserta kerja praktik Kesehatan dan
diberikan pengarahan Keselamatan
mengenai peraturan Kerja
yang harus ditaati saat
berada di unit
2. Mempelajari Mempelajari fungsi dari Workshop
sistem operasi peralatan serta sistem Desain Sistem
dari PLTA kendali yang digunakan Kontrol
3. Pengoperasian Mengoperasikan motor Praktik Mesin
Intake Gate untuk mengangkat gate AC
4. Perbaikan unit Memasang power Praktik
komputer supply CPU Rangkaian
Listrik
5. Penanganan Mereset alarm Workshop
alarm kontaminasi gas pada Transformator
transformator transformator lokal
lokal
6. Pengujian Melakukan uji tegangan Workshop
kualitas minyak tembus pada minyak Transformator
transformator transformator
7. Pemeliharaan Melakukan Workshop
generator pembersihan dan Generator
eksitasi penggantian pada brush
exciter
8. Patrol check Melakukan peninjauan Manajemen
lapangan terkait kondisi Perawatan
kerja peralatan
9. Belajar P&ID Mempelajari diagram Workshop
PLTA Sutami pipa dan instrumentasi Perpipaan dan
PLTA Sutami Instrumentasi
Tabel 3.24 Kegiatan Kerja Praktik

61
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

62
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan mulai dari bab 1
hingga bab 3, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. PLTA Sutami merupakan pembangkit listrik tenaga air dengan
kapasitas terbesar di Jawa Timur yakni 3x35 MW.
2. PLTA Sutami memiliki peran vital sebagai penyangga tegangan
pada jaringan 150 KV untuk Jawa Timur area selatan.
3. Inlet Valve termasuk kedalam peralatan dengan kategori critical
purpose dikarenakan perannya yang sangat penting dalam proses
pembangkitan listrik di PLTA.
4. Diperoleh penyebab kegagalan operasi Inlet Valve adalah kondisi
Distributing Valve dan bukaan Valve yang menuju Distributing
Valve tidak mengalirkan minyak sesuai dengan tekanan kerja.
5. Dengan menggunakan metode FMEA diperoleh urutan prioritas
pemeliharaan peralatan yang termasuk dalam sistem operasi inlet
valve, yaitu : Governor Sump Tank, Auxiliary relay for preparing,
Servo Motor, Solenoid 21s, Kompresor In Door, Governor
Pressure Tank, dan Distributing Valve.

63
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

4.2 Saran

4.2.1. Saran Bagi Peserta Kerja Praktik


1. Mahasiswa lebih aktif untuk bertanya kepada pembimbing
dan lebih aktif disetiap kegiatan yang diagendakan.
2. Mahasiswa lebih disiplin dalam hal waktu kedatangan
maupun kepulangan.
3. Mahasiswa lebih memantapkan topik kerja praktik dari awal
kegiatan kerja praktik.

4.2.2. Saran Bagi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

1. Menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan.


2. Lebih mengkoordinasi dalam pelaksanaan kerja praktek.
3. Melakukan monitoring dan pengawasan yang lebih intensif
kepada mahasiswa peserta kerja praktik.
4. Mengarahkan dan meningkatkan kemampuan mahasiswa
sebelulm kerja praktik berlangsung.

4.2.3. Saran Bagi PT PJB UP Brantas PLTA Sutami

1. Pemakaian APD (alat pelindung diri) harus lebih


diperhatikan, mengingat masih banyak pegawai yang kurang
menerapkan pemakaiannya dengan benar untuk keselamatan
kerja.
2. Melakukan pengarahan kepada peserta kerja praktik sesuai
dengan bidang keahlian.

64
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Nippon Koei. Co. Ltd, (1972). Operation And Machine Manual
Karangakates Power Station.
[2]. PLTA Sutami, (1972). Pedoman Operasi Pusat Listrik Sutami.
[3]. Nippon Koei. Co.Ltd, (1972). Generating Equipment for Karang
Kates Hydro-Electric Power Station.
[4]. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia, (2006). Blueprint Pengelolaan Energi Nasional
2006-2025.
[5]. Nurlailah Badariah, dkk, (2015). Penerapan Metode Failure
Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Expert System (Sistem
Pakar). e-ISSN : 2460-8416.
[6]. Tahara, Haruo & Sularso, (2000). Pompa dan Kompresor. PT.
Pradnya Paramita.
[7]. Rafiuddin Syam, (2013). Dasar Dasar Teknik Sensor.
Universitas Hasanuddin.

65
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

LAMPIRAN
Lampiran 1 (Diagram Minyak Tekan PLTA Sutami)

66
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Lampiran 2 (Sistem Minyak Tekan Penggerak Inlet Valve)

67
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Lampiran 3 (Flowchart Sistem Operasi Inlet Valve)

68
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Lampiran 4 (Check List Pemeliharaan Peralatan Governor Sump Tank


Unit 3)

69
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Lampiran 5 (Check List Pemeliharaan Peralatan Inlet Valve & By-Pass


Valve Unit 3)

70
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Lampiran 6 (Check List Pemeliharaan Peralatan Air Compressor Indoor)

71
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Lampiran 7 ( Check List Pemeliharaan Peralatan Governor Pressure


Tank Unit 3)

72
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Lampiran 8 (Tabel Perhitungan FMEA)

73
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PJB
UP BRANTAS PLTA SUTAMI

Lampiran 9
RIWAYAT PENULIS

Penulis dilahirkan di kota Surabaya pada tanggal 25 April 1997. Penulis


merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang memiliki cita-cita
sebagai pengusaha di bidang teknologi panel surya. Memulai pendidikan
dasar di SDN Kesimantengah pada tahun 2003 hingga 2009, lalu
melanjutkan pendidikan tingkat tengah di SMPN 1 Dlanggu pada tahun
2009 hingga 2012. Untuk pendidikan tingkat atas penulis bersekolah di
SMAN 1 Sooko Mojokerto dan lulus pada tahun 2015. Saat ini penulis
tengah menempuh pendidikan di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
pada program studi D-IV Sistem Pembangkit Energi. Penulis juga
merupakan mahasiswa yang aktif pada kegiatan organisasi, yakni sebagai
Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan pada tahun 2017-2018 dan sebagai
Hakim Dewan Konstitusi Mahasiswa pada tahun 2018-2019. Penulis juga
aktif sebagai asisten lab mekanika fluida, dimana penulis juga sedang
melakukan penelitian mengenai pompa hidram. Pada buku ini penulis
menjelaskan mengenai analisa permasalahan pengoperasian inlet valve
dan langkah pemeliharaannya. Besar harapan penulis melalui buku ini
pembaca dapat memahami secara mudah mengenai bagian-bagian inlet
vale beserta mekanisme pengoperasiannya, langkah penanganan apabila
terjadi gangguan dan langkah pemeliharaan yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya kegagalan serupa. Apabila ada hal yang perlu
didiskusikan dengan penulis dapat menghubungi melalui akun Linkedin
maupun nomor telepon di 085258326903.

74

Anda mungkin juga menyukai